Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

Program : Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana


Daerah
Kegiatan : Kajian Potensi Sumber Daya Yang Terkait Dengan Investasi
Pekerjaan : Penyusunan Kajian Potensi investasi dan Produk Unggulan
Kota Pekanbaru

DINAS PENANAMAN MODAL


DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KOTA PEKANBARU
2019
1. LATAR BELAKANG

1.1. Dasar Hukum


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4724);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4846);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir
dengan Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5357);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017
tentang Inovasi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 206, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6123);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2017 Tentang
Percepatan Pelaksanaan Berusaha;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun
2016 tentang Pedoman Nomenklatur Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1906);
11. Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan
Fasilitas Penanaman Modal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 934);
12. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Pekanbaru tahun 2005-2025;
13. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota
Pekanbaru
14. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun
2017-2022; dan
15. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 260 Tahun 2017 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Pekanbaru.

1.2. Gambaran Umum


Terbukanya interaksi secara logal, khususnya di bidang ekonomi,
yang diperkuat dengan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
pada tahun 2015, merupakan sebuah tantangan dan peluang bagi seluruh
daerah yang ada di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi-
potensi yang dapat digali untuk meningkatkan perekonomian lokal, yang
pada gilirannya dapat menunjang perekonomian nasional.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal, disebutkan bahwa untuk mempercepat
pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan ekonomi
Indonesia diperlukan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi
menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal
baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk sumberdaya daerah.
Kota Pekanbaru sebagai salah satu kota besar di Indonesia
diharapkan mampu menyumbangkan perekonomian untuk negara dan juga
untuk kesejahteraan masyarakatnya.Kota ini memiliki Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) terbesar kedua di Provinsi Riau setelah Kabupaten
Bengkalis, dengan nilai 64,76 milyar1. Hal ini menunjukkan besarnya
penghasilan di Kota Pekanbaru. Namun, dengan jumlah PDRB yang tinggi
tersebut bukan berarti Kota Pekanbaru tidak lagi memiliki masalah
perekonomian.
Hingga pada tahun 2017, masih ada lebih dari 33 ribu jiwa yang
dikategorikan sebagai masyarakat miskin di Kota Pekanbaru. Tingkat
pengangguran di Kota Pekanbaru sebesar 8,91 persen dari jumlah penduduk
usia produktif. Permasalahan ini menjadi tantangan untuk diselesaikan oleh
Pemerintah Kota Pekanbaru. Selain itu, Kota Pekanbaru dengan PDRB
yang tinggi, tetap berkeinginan meningkatkan pendapatan daerahnya agar
tidak tertinggal dari kota-kota lainnya.
Untuk memajukan sektor-sektor perekonomian daerah di Kota
Pekanbaru, memerlukan adanya dukungan investasi untuk peningkatan nilai
ekonomi. Namun, sebelum itu, perlu adanya keyakinan untuk menanamkan
investasi di sektor-sektor perekonomian yang potensial dan berpeluang.
Dalam upaya untuk meyakinkan kegiatan investasi tersebut, perlu adanya
kajian yang mendalam untuk menggali potensi dan peluang investasi pada
sektor-sektor perekonomian terpilih, sehingga dapat meminimalisir resiko

1 Sementara Provinsi Riau merupakan provinsi yang memiliki nilai PDRB terbesar kelima se-
Indonesia, dengan nilai sebesar 705,68 triliun pada tahun 2017 (BPS Provinsi Riau, 2018).
kerugian bagi para investor, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Hal ini sesuai dengan misi ke-5 Walikota Kota Pekanbaru, yaitu:

“Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan


meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa, dan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas yang
memadai dan iklim usaha yang kondusif”.

Hingga saat ini pembangunan dan pergerakan ekonomi yang terjadi


di Kota Pekanbaru, 90 persennya berasal dari dana masyarakat atau
investasi dari masyarakat. DPMPTSP Kota Pekanbaru, tahun ini
menargetkan investasi yang masuk ke kota ini bisa mencapai angka Rp.
4 triliun. Ini merupakan target global, yaitu gabungan investasi penanaman
modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Meski target ini cukup
besar, namun bagi DPMPTSP optimis bisa terealisasi mengingat para
investor terus diberi kemudahan dalam berinvestasi di Kota Pekanbaru.
DPMPTSP Kota Pekanbaru merupakan penyelenggara pelayanan
terpadu satu pintu (one stop service) untuk melaksanakan sebagian urusan
pemerintah daerah kota dalam bidang pelayanan perizinan dan non-
perizinan secara terpadu serta penanaman modal dengan berprinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan, dan kepastian.
DPMPTSP dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor
9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Pekanbaru dan Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 260 Tahun 2017
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata
Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Pekanbaru.
DPMPTSP mempunyai visi “Terwujudnya Pekanbaru Menjadi Kota
Tujuan Investasi Melalui Pelayanan Perizinan dan Non-Perizinan Secara
Prima”, dan hendak diwujudkan melalui beberapa butir misi berikut:

1. Menciptakan iklim investasi yang kondusif;


2. Meningkatkan sarana prasarana dan kualitas SDM aparatur pelayanan;
3. Mewujudkan prinsip good governance dalam pelayanan perizinan dan
non-perizinan;
4. Melakukan penataan dan penyempurnaan sistem dan prosedur
pelayanan;
5. Meningkatkan intensitas pengendalian pelaksanaan penanaman modal.
DPMPTSP merupakan pendukung tugas Walikota dalam bidang
pelayanan perizinan dan non-perizinan secara terpadu serta penanaman
modal, termasuk di dalamnya mengundang investasi sebanyak-banyaknya.

Pada hakekatnya, penanaman modal merupakan kegiatan yang


dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah, pihak swasta, dan institusi
lain baik dari luar maupun dalam negeri agar pertumbuhan ekonomi yang
diinginkan dapat tercapai. Secara sederhana kegiatan penanaman modal
merupakan pendapatan yang dibelanjakan oleh perusahaan atau lembaga
pemerintah untuk barang-barang modal yang akan digunakan untuk kegiatan
produktif. Dengan demikian, peran penanaman modal menjadi strategis
dalam suatu perekonomian. Tanpa penanaman modal yang cukup tidak
dapat diharapkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan serta peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Kebijakan penanaman modal yang
tepat diharapkan dapat menjadi pemicu perluasan kesempatan kerja di suatu
daerah.

1.3. Alasan Dilaksanakannya Penelian


Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
investasi, dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada urusan
mikro, kecil dan menengah, perlu dilakukan penyederhanaan
penyelenggaraan pelayanan terpadu sesuai Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim
Investasi. Terkait upaya percepatan pemberantasan korupsi, disebutkan
oleh hasil studi yang dilakukan bahwa terdapat beberapa permasalahan
dalam proses perizinan di Indonesia, lain:

1. Biaya untuk pengurusan izin cukup tinggi;


2. Prosedur perizinan yang masih berbelit-belit;
3. Persyaratan perizinan cukup banyak dan rumit; dan
4. Waktu dan penyelesaian izin yang cukup lama dan tidak pas.

Pengembangan penanaman modal merupakan kebijakan yang


membawa dampak ekonomi cukup luas, yaitu terjadinya peningkatan jumlah
barang dan jasa, penciptaan nilai tambah, penggunaan tenaga kerja, dan
sumberdaya ekonomi lainnya, peningkatan pendapatan masyarakat, serta
sebagai sumber pendapatan daerah berupa pajak dan retribusi.
Pengembangan penanaman modal di daerah, selain untuk meningkatkan
kapasitas ekonomi daerah yang secara langsung akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara umum, juga akan berdampak positif bagi
peningkatan kapasitas fiskal daerah.
Pada tingkat nasional, kebijakan pengembangan penanaman modal
diarahkan untuk: (1) mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan
meningkatkan iklim penanaman modal; (2) mendorong foreign direct
investment (FDI) untuk memperbaiki daya saingekonomi nasional,
meningkatkan kapasitas infrastruktur fisik, membangun penanaman modal
dalam kerangka pelaksanaan demokrasi ekonomi yang diperuntukkan bagi
kesejahteraan seluruh masyarakat; dan (3) meningkatkan realisasi
penanaman modal ke seluruh Indonesia.
Konsep dasar pengembangan penanaman modal tentu diarahkan
pada peningkatan produktivitas secara agregat. Untuk mencapai itu,
diperlukan dukungan iklim penanaman modal yang kondusif, antara lain:

1. Adanya kepastian, kestabilan dan keamanan;


2. Stabilitas makro ekonomi (inflasi, suku bunga dan kurs, sistem moneter
dan fiskal yang sustainable);
3. Reformasi birokrasi, perpajakan, kebijakan, aturan;
4. Penyediaan infrastruktur yang cukup (listrik, air, pelabuhan, jalan, dsb);
5. Tenaga kerja yang mengacu pada produktivitas;
6. SDM, pendidikan, kesehatan, disiplin, motivasi;
7. Setiap daerah harus fokus pada sektor industri unggulan; dan
8. Menjalin kerjasama sinergis antar daerah.
Kegiatan pengembangan penanaman modal, sangat terkait dengan
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah. Konsepsi pembangunan
ekonomi daerah, menurut Lincoln Arsyad (1999:122) memiliki tujuan:

1. Menciptakan lapangan kerja;


2. Mencapai stabilitas ekonomi daerah; dan
3. Mengembangkan basis ekonomi yang beragam.

Lapangan kerja diperlukan agar penduduk mempunyai penghasilan


untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Agar lapangan kerja dapat
tercipta, diperlukan persyaratan antara lain tersedianya lahan, modal,
prasarana. Stabilitas ekonomi daerah perlu dipertahankan agar pelaku
usaha dan masyarakat dapat melakukan berbagai upaya secara terencana.
Stabilitas ekonomi mencakup inflasi yang rendah, adanya peraturan usaha
yang jelas disertai penegakan hukum yang konsisten, dan tidak adanya
gangguan keamanan.
Setiap daerah dalam suatu negara mempunyai tujuan yang sama,
yaitu menemukan cara untuk menciptakan lapangan kerja yang luas untuk
memberikan penghasilan dan menaikkan kualitas hidup bagi masyarakat.
Walaupun pemerintah pusat memainkan peran penting dalam
pengembangan ekonomi melalui undang-undang, kebijakan fiskal, dan
kebijakan pembangunan, namun keberhasilan atau kegagalan
perkembangan ekonomi daerah sering tergantung pada apa yang terjadi
pada tingkat kawasan.
Kemampuan daerah untuk menggunakan sumberdaya alam dan
bakat lokal untuk mendukung inovasi yang kuat adalah kunci penggerak
pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh sebab itu, langkah pertama yang harus
dilakukan oleh pemerintah daerah adalah mengenali kekuatan inovasi yang
menciptakan keberhasilan usaha, seperti kemampuan untuk
mentransformasi gagasan dan pengetahuan baru dalam membuat barang
atau pelayanan yang berkualitas. Inovasi yang tak henti-hentinya
menciptakan produk bernilai tinggi akan memperluas perdagangan dan
penguasaan pasar, dengan demikian memberi manfaat bagi perusahaan
dan pekerja dengan keuntungan yang lebih besar, upah lebih tinggi. Untuk
mencapai tujuan pembangunan ekonomi daerah tersebut, maka strategi
pembangunan ekonomi daerah yang perlu dilakukan adalah: pengembangan
fisik/lokalitas, pengembangan dunia usaha, pengembangan SDM, dan
pengembangan masyarakat (Lincoln Arsyad, 1999).
Pengembangan fisik dilakukan antara lain dengan menyediakan lahan
untuk kegiatan usaha, pengaturan tata ruang untuk berbagai kegiatan
penduduk, menyediakan prasarana dan sarana seperti jalan, pelabuhan,
listrik, air bersih. Pengembangan dunia usaha dilakukan antara lain dengan
menciptakan iklim usaha yang baik melalui penetapan kebijakan dan
peraturan yang memudahkan pelaku ekonomi untuk menjalankan usahanya,
menyediakan informasi mengenai perijinan, kebijakan dan rencana
pemerintah daerah, sumber-sumber pendanaan, dan lain lain; mendirikan
media konsultasi bagi pengusaha dan masyarakat mengenai peluang usaha,
masalah-masalah yang dihadapi, dan lain-lain. Sementara itu,
pengembangan SDM dilakukan antara lain dengan pelatihan dan
pendidikan. Pengembangan ekonomi masyarakat dilakukan terutama
dengan memberdayakan masyarakat agar mampu memanfaatkan peluang
yang ada dan mengatasi persoalan ekonomi yang dihadapi secara mandiri.
2. MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Maksud
Pekerjaan Penyusunan Kajian Potensi Investasi dan Produk
Unggulan Kota Pekanbaru ini memiliki maksud untuk memperbaharui
gambaran potensi dan peluang investasi di Kota Pekanbaru dari penelitian
sebelumnya pada tahun 2017 sebagai Acuan bagi calon investor untuk
berinvestasi di kota pekanbaru.

2.2. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah menyusun buku kajian yang membahas
tentang analisis kebutuhan (need assessment) dan rumusan kebijakan
strategis yang perlu ditempuh dalam rangka percepatan peningkatan
penanaman modal di Kota Pekanbaru. Secara spesifik tujuan Penyusunan
Kajian Potensi Investasi dan Produk Unggulan Kota Pekanbaru ini adalah:

1. Mengklasifikasikan sektor-sektor perekonomian yang potensial di Kota


Pekanbaru;
2. Mengidentifikasi faktor-faktor produksi di setiap sektor perekonomian
yang potensial sesuai unggulan daerah, yaitu perindustrian,
perdagangan, dan jasa;
3. Mengidentifikasi peluang pasar terhadap beberapa potensi daerah
terpilih, khususnya di sektor perindustrian, perdagangan, dan jasa;
4. Menjabarkan peluang investasi di Kota Pekanbaru; dan
5. Menyusun Laporan Kajian Potensi dan Peluang Daerah Kota
Pekanbaru.

3. SASARAN

Sasaran dari Pekerjaan Penyusunan Kajian Potensi Investasi dan Produk


Unggulan Kota Pekanbaru adalah:

1. Teridentifikasinya sektor-sektor basis dan non-basis di Kota Pekanbaru;


2. Teridentifikasinya pergeseran sektor perekonomian Kota Pekanbaru terhadap
sektor perekonomian Provinsi Riau;
3. Terklasifikasinya sektor-sektor perekonomian (perindustrian, perdagangan,
dan jasa) berdasarkan pertumbuhannya;
4. Teridentifikasinya ketersediaan faktor-faktor produksi sebagai modal dalam
kegiatan perekonomian yang potensial dan berpeluang;
5. Terpetakannya permintaan terhadap hasil dari sektor perekonomian yang
potensial dan berpeluang, baik secara lokal maupun global;
6. Teridentifikasinya kompetisi pasar dari sektor perekonomian yang
potensial dan berpeluang, khususnya sektor perindustrian, perdagangan, dan
jasa;
7. Terpetakannya peluang produk-produk lokal di Kota Pekanbaru;
8. Teridentifikasinya Produk Unggulan Daerah (PUD) Kota Pekanbaru; dan
9. Teridentifikasinya peluang investasi di Kota Pekanbaru.

4. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penyusunan kajian ini adalah sebagai berikut :


A. Tahap Persiapan
1) Pemahaman pekerjaan;
2) Kajian awal data-data sekunder, termasuk dokumen-dokumen rencana
daerah di Kota Pekanbaru;
3) Penyusunan metodologi pelaksanaan pekerjaan;
4) Penyusunan rencana rinci pekerjaan;
5) Identifikasi kebutuhan data, baik data sekunder maupun data primer;
6) Persiapan teknis pengambilan data;
7) Penyusunan model hasil pekerjaan; dan
8) Penyusunan Laporan Pendahuluan.

B. Tahap Penyusunan Kajian


1) Pengumpulan data;
2) Analisis potensi investasi;
3) Analisis peluang investasi;
4) Analisis Produk Unggulan Daerah;
5) Penyusunan Laporan Antara; dan
6) Penyusunan Draft Laporan Kajian.

C. Tahap Akhir
1) Penyempurnaan hasil kajian; dan
2) Penyusunan Laporan Akhir.

5. KELUARAN/PRODUK PEKERJAAN
Keluaran atau produk yang dihasilkan dalam kajian ini adalah :

A. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat :


1) Latar Belakang;
2) Kajian Literatur;
3) Gambaran Umum Kota Pekanbaru;
4) Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan;
5) Model Hasil Pekerjaan;
6) Kebutuhan Data, dan;
7) Rencana Rincian Pekerjaan.

Laporan ini dipresentasikan dan didiskusikan kepada DPMPTSP Kota


Pekanbaru minimal sebanyak 1 (satu) kali, hasil diskusi dituangkan dalam
bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan
berikutnya.

Laporan Pendahuluan selambat-lambatnya disampaikan kepada pemberi


pekerjaan pada minggu ke-3 bulan pertama dari masa pekerjaan dengan
jumlah hardcopy Laporan Pendahuluan ini sebanyak 5 (lima) eksemplar.

B. Laporan Antara

Pada Laporan Antara, setidaknya memuat : Hasil Pengumpulan Data, Hasil


Analisis, dan Rencana Proses Akhir.

Pada Hasil Analisis setidaknya sudah ditentukan Sektor Potensial dan


Sektor Unggulan di Kota Pekanbaru, Identifikasi Faktor Produksinya,
Analisis Peluang Pasar, dan Analisis Produk Unggulan Daerah.

Pada Rencana Proses Akhir setidaknya dijelaskan proses untuk


mengidentifikasi potensi investasi berdasarkan Hasil Analisis.

Adapun draf laporan antara bisa disusun dengan susunan sebagai berikut

1) Latar belakang;
2) Tujuan dan sasaran;
3) Gambaran Umum Kota Pekanbaru;
4) Ruang lingkup studi;
5) Tinjauan kebijakan;
6) Fakta dan analisis;
7) Konsep pengembangan.

Laporan ini dipresentasikan dan didiskusikan kepada DPMPTSP Kota


Pekanbaru minimal sebanyak 1 (satu) kali, hasil diskusi dituangkan dalam
bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan
berikutnya.
Laporan Antara selambat-lambatnya disampaikan kepada pemberi
pekerjaan pada minggu ke-4 bulan kedua dari masa pekerjaan dengan
jumlah hardcopy Laporan Pendahuluan ini sebanyak 5 (lima) eksemplar.

C. Draft Laporan Akhir


Draft laporan akhir memuat :
1) Hasil pengumpulan data;
2) Hasil analisis dan proses akhir;
3) Penentuan sektor potensial untuk investasi di Kota Pekanbaru;
4) Identifikasi faktor produksinya sektor potensial; dan
5) Analisis peluang pasar.

Pada proses akhir sudah harus dijelaskan proses identifikasi peluang


investasi berdasarkan hasil analisis.

Laporan ini dipresentasikan dan didiskusikan kepada DPMPTSP Kota


Pekanbaru minimal sebanyak 1 (satu) kali, hasil diskusi dituangkan dalam
bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyempurnaan
Laporan Akhir.

Draft Laporan Akhir selambat-lambatnya disampaikan pada minggu ke-2


bulan ketiga dari masa pekerjaan dengan jumlah hardcopy dari Draft
Laporan Akhir ini adalah sebanyak 5 (lima) eksemplar.

D. Laporan Akhir

Laporan Akhir harus memuat daftar potensi dan peluang investasi serta
produk unggulan daerah Kota Pekanbaru, kesimpulan, dan rekomendasi
pemanfaatan hasil kajian. Laporan Akhir selambat-lambatnya disampaikan
pada minggu ke-3 bulan ketiga dari masa pekerjaan. Laporan ini
dipresentasikan kepada DPMPTSP Kota Pekanbaru minimal sebanyak 1
(satu) kali.

Jumlah hardcopy dari Laporan Akhir adalah sebanyak 5 (lima) eksemplar,


yang dikumpulkan setidaknya pada minggu ke-4 bulan ketiga dari masa
pekerjaan.

E. Executive Summary, sebanyak 5 (lima) eksemplar.

F. External hard disk dengan kapasitas penyimpanan data minimal 1 (satu)


terabyte yang berisikan seluruh laporan, hasil survei, dan executive
summary.

G. Laporan pelaksanaan pekerjaan (laporan mingguan, laporan bulanan dan


laporan realisasi pekerjaan).
6. NAMA ORGANISASI PENGADAAN JASA KONSULTANSI

Nama organisasi yang menyelenggarakan/ melaksanakan


Pekerjaan Penyusunan Kajian Potensi Investasi dan Produk Unggulan Kota
Pekanbaru adalah :

1. Nama Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Pekanbaru.
2. Pengguna Anggaran : F. Rudi Misdian, S.Pi

7. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


Sumber dana yang diperlukan untuk menyelenggarakan/
melaksanakan Pekerjaan Penyusunan Kajian Potensi Investasi dan Produk
Unggulan Kota Pekanbaru adalah dari APBD Kota Pekanbaru yang berada
pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2019 dengan perkiraan biaya sekitar
Rp.200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah).

8. LOKASI PEKERJAAN
Pekerjaan ini berlokasi di Kota Pekanbaru menggunakan pengumpulan
data primer dan sekunder dalam bentuk penelitan, survei dan focus grup
discusion (FGD) terhadap pelaku usaha dan instansi terkait.

9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan kalender
setelah terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
dengan dengan time schedule sebagai berikut :

Bulan I Bulan II Bulan III


Item Pekerjaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Pendahuluan
Presentasi Laporan Pendahuluan
Tahap Penyusunan Kajian
Presentasi Laporan Antara
Tahap Akhir
Presentasi Draft Laporan Akhir
Revisi/Penyempurnaan Hasil
Presentasi Laporan Akhir
Executive Summary
Penyerahan Keluaran Pekerjaan
10. KUALIFIKASI DAN TENAGA AHLI

10.1. Kualifikasi

Kualifikasi Penyedia yang diperlukan adalah :

a. Sertifikasi Bidang Usaha (SBU) bidang Non Konstruksi : Jasa Studi,


Penelitian dan Bantuan Teknik.
b. Memiliki paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa
konsultansi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir.
c. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau Nomor Induk
Berusaha (NIB).

10.2. Tenaga Ahli

Tenaga ahli pada pekerjaan ini terdiri dari Tenaga Ahli dan Tenaga
Pendukung berupa :

A. Tenaga Ahli, terdiri atas:

1) Tim Leader, sebanyak 1 (satu) orang dengan kualifikasi sebagai


berikut :

a. Berlatar belakang pendidikan formal minimal S2 di bidang


Administrasi Publik.
b. Pengalaman di bidang yang relevan minimal 5 tahun
c. Memiliki kemampuan dalam memimpin satu tim.

Team leader bertugas untuk mengkoordinir seluruh


tenaga ahli dan asisten tenaga ahli yang dilibatkan dalam
pekerjaan, menyusun rencana rinci pekerjaan, memastikan hasil
pekerjaan sesuai dengan KAK, dan mewakili tim
konsultan/perusahaan dalam pelaksanaan proses kegiatan.

2) Ahli Geographic Information System (GIS) sebanyak 1 (satu)


orang dengan kualifikasi sebagai berikut :

a. Berlatar belakang pendidikan formal minimal S1 bidang


Geodesi/ Geologi/ Planologi.
b. Mampu untuk memasukkan spek ke ruangan dalam analisis,
serta mengkompilasi data-data kedalam peta.
c. Memiliki pengalaman di bidang yang relevan minimal 5
tahun.
3) Ahli Perencanaan Wilayah/Ekonomi Regional sebanyak 1
(satu) orang dengan kualifikasi sebagai berikut:

a. Berlatar belakang pendidikan formal minimal S2 bidang


Perencanaan Wilayah/Ekonomi Regional.

b. Memiliki pengalaman di bidang yang relevan minimal 5


tahun

4) Ahli Statistik dan Pengolahan Data sebanyak 1 (satu) orang


dengan kualifikasi sebagai berikut:

a. Berlatar belakang pendidikan formal minimal S2 bidang


Statistika/ Manajemen Operasi.

b. Memiliki pengalaman di bidang yang relevan minimal 5


tahun

5) Ahli Sosiologi Perkotaan sebanyak 1 (satu) orang kualifikasi


sebagai berikut:

a. Berlatar belakang pendidikan formal minimal S2 bidang


Sosiologi Perkotaan.

b. Memiliki pengalaman di bidang yang relevan minimal 5


tahun

B. Tenaga Pendukung, terdiri atas:

1) Asisten Ahli Perencanaan Wilayah/Ekonomi Regional sebanyak


1 (satu) orang;

2) Asisten Ahli GIS sebanyak 1 (satu) orang;

3) Asisten Ahli Statistik dan Pengolahan Data sebanyak 1 (satu)


orang;

4) Asisten Ahli Sosiologi Perkotaan sebanyak 1 (satu) orang; dan

5) Surveyor sebanyak 3 (tiga) orang.

11. PENDEKATAN METODOLOGI


Dalam rangka Penyusunan Kajian Potensi investasi dan Produk Unggulan
Kota Pekanbaru ini pekerjaan ini dilaksanakan dengan cara pelimpahan ke
konsultan secara umum. Dalam pelaksanaannya diperlukan metode yang tepat
dengan teknik-teknik analisis yang lazim.
A. Analisis Sektor Potensial

1) Sektor Potensial dan Yang Berpeluang

Untuk menganalisis sektor potensial dan yang berpeluang ini dapat


digunakan Analisis Sektor Basis dengan Location Quotient (LQ).
Analisis ini dapat membagi kegiatan perekonomian menjadi sektor
basis dan non basis.

Sektor basis adalah sektor dengan nilai keuntungan kompetitif yang


tinggi, sehingga mampu untuk bersaing dengan sektor yang sama
diluar daerahnya.

Analisis ini menggunakan data tenaga kerja atau Produk Domestik


Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah.
Dengan persamaan umum sebagai berikut :

/
=
/
dimana :
LQ = Location Quotient
Si = Jumlah sektor kegiatan ekonomi i di daerah yang diselidiki
S = Jumlah seluruh sektor kegiatan ekonomi di daerah yang diselidiki
Ni = Jumlah sektor kegiatan ekonomi i di daerah acuan yang lebih luas,
di mana daerah yang di selidiki menjadi bagiannya
N = Jumlah seluruh sektor kegiatan ekonomi di daerah acuan.

2) Analisis Pergeseran Sektor Perekonomian (Shift-Share)

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan kinerja sektor-sektor


dalam PDRB Kota Pekanbaru. Kinerja dari setiap sektor nantinya
akan menentukan apakah suatu sektor memiliki keunggulan
kompetitif atau sebaliknya.

Data yang digunakan adalah PDRB Atas Dasar Harga Konstan time
series minimal 5 (lima) tahun. Analisis shift-share memiliki tiga
komponen yaitu:

a) National Share;
b) Proportional Shift;dan
c) Differential-Shift

Dimana National Share untuk mengetahui pergeseran struktur


perekonomian suatu daerah yang dipengaruhi oleh pergeseran
perekonomian nasional. Proportional Shift adalah pertumbuhan nilai
tambah bruto suatu sektor dibandingkan total sektor ditingkat
nasional. Differential Shift atau Competitive Position adalah
perbedaan pertumbuhan perekonomian satu daerah dengan nilai
tambah bruto sektor yang sama di tingkat nasional.

3) Klasifikasi Tipologi Klassen


Tipologi Klassen merupakan salah satu alat analisis ekonomi regional
yang dapat digunakan untuk mengetahui klasifikasi sektor
perekonomian di Kota Pekanbaru.

Klasifikasi ini memerlukan data PDRB dan laju pertumbuhan PDRB


di Kota Pekanbaru. Tipologi Klassen dibagi menjadi empat kuadran,
yaitu:

- Kuadran I (cepat maju dan cepat tumbuh);


- Kuadran II (maju tapi tertekan);
- Kuadran III (berkembang dengan cepat);dan
- Kuadran IV (relatif tertinggal).

B. Identifikasi Faktor Produksi

1) Analisis Ketersediaan Sumberdaya Alam


Analisis ketersediaan sumber daya alam sebagai bahan baku
menggunakan GIS (Geographical Information System) untuk
memetakan sumber daya alam. GIS digunakan sebagai alat untuk
menganalisis ketersediaan bahan baku untuk sektor-sektor unggulan
dan potensial.

Pemetaan ini menggunakan data hasil produksi didaerah sekitar Kota


Pekanbaru yang dapat terjangkau. Pada analisis ini akan dihasilkan
peta jumlah bahan baku yang potensial dan jarak tempuhnya ke Kota
Pekanbaru.

2) Analisis Deskriptif Sumberdaya Manusia

Analisis ini menggambarkan seberapa besar sumberdaya manusia


yang dimiliki Kota Pekanbaru dan sekitarnya sebagai objek investasi.
Sumber daya manusia tiap sektor tentu berbeda-beda. Analisis ini
menggunakan data jumlah penduduk, jumlah kelulusan dari
universitas-universitas di Kota Pekanbaru dan sekitarnya.
3) Pemetaan Ketersediaan Infrastruktur dan Lahan sebagai
Sumberdaya Fisik
Ketersediaan infrastruktur sebagai sarana dan prasarana
pendukung dalam kegiatan sektor perekonomian di Kota Pekanbaru
tentunya harus diperhitungkan. Selain itu, ketersediaan lahan sebagai
wadah dalam melakukan kegiatan tersebut juga perlu
dipertimbangkan. Pemetaan untuk kedua komponen fisik ini dapat
dilakukan dengan menggunakan petajaringan dan peta tutupan lahan
di Kota Pekanbaru. Pertimbangan lain adalah rencana struktur dan
pola ruang Kota Pekanbaru.

4) Analisis Deskriptif Ketersediaan Informasi


Ketersediaan informasi sebagai salah satu faktor produksi akan
dijabarkan pada analisis ini. Ketersediaan informasi akan
memeberikan kemudahan bagi investor yang ingin menanamkan
modalnya di Kota Pekanbaru. Analisis ini membutuhkan data portal
informasi apa saja yang tersedia di Kota Pekanbaru, untuk setiap
sektor potensial.

C. Analisis Peluang Pasar

1) Pemetaan Permintaan dengan Analisis Supply


Analisis ini memberikan estimasi permintaan dari produk sektor-sektor
potensial di Kota Pekanbaru, baik secara lokal, maupun global.
Pemetaan permintaan membutuhkan jumlah satuan potential buyers
dari setiap sektor potensial.

2) Identifikasi Kompetisi Pasar dengan Analisis Demand


Analisis Demand yang dimaksud disini adalah analisis kompetitor yang
sudah beroperasi pada sektor yang sama. Tujuannya adalah untuk
menggambarkan seberapa besar kompetisi pasar di sektor tersebut,
jika investor ingin menanamkan modalnya di Kota Pekanbaru.

Penyusunan kajian ini sekurang-kurangnya mencakup semua


pendekatan diatas, baik analisis maupun hasilnya, potensi dan peluang
investasi sebagai keluaran dari kajian ini setidaknya menjelaskan:

Anda mungkin juga menyukai