Anda di halaman 1dari 36

BUPATI SITUBONDO

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SITUBONDO


NOMOR TAHUN 2018

TENTANG

PEMBERIAN INSENTIF DANPEMBERIAN KEMUDAHAN


PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 278 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Pasal 7 Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian
Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di
Daerah, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Pemberian Insentif dan Kemudahan kepada Masyarakat
dan Penanam Modal;
b. bahwa penanaman modal/investasi merupakan salah
satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang
menciptakan lapangan kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran dan meningkatkan kemampuan daya beli
masyarakat;
c. bahwa dalam rangka meningkatkan investasi, perlu
dilakukan upaya penciptaan iklim investasi dan iklim
usaha yang mendukung terwujudnya investasi di
Kabupaten Situbondo melalui pemberian insentif dan
pemberian kemudahan penanaman modal;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
-2-

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten/ Kota Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4724);
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 4866);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pemberian Insentif dan Kemudahan
Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4861);
-3-

10. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar


Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang
Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman
Modal;
11. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar
Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang
Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman
Modal;
12. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
930);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURANBUPATI TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN


KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Situbondo.


2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Situbondo.
4. Pemberian Insentif adalah dukungan dari Pemerintah
Daerah kepada Penanam Modal dalam rangka mendorong
peningkatan Penanaman Modal di Daerah.
-4-

5. Pemberian Kemudahan adalah penyediaan fasilitas dari


Pemerintah Daerah kepada Penanam Modal untuk
mempermudah setiap kegiatan Penanaman Modal dalam
rangka mendorong peningkatan Penanaman Modal di
Daerah.
6. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan
menanam modal, baik oleh Penanam Modal Dalam Negeri
maupun Penanam Modal Asing untuk melakukan usaha
di wilayah Kabupaten Situbondo.
7. Penanam Modal adalah perseorangan atau badan usaha
yang melakukan Penanaman Modal yang dapat berupa
Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal
Asing.
8. Masyarakat adalah individu dan/atau kelompok
Masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari
berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-
nilai yang berlaku umum yang tercatat sebagai penduduk
suatu wilayah atau daerah.
9. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro.
10. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukancabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil.
11. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan, dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.
12. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
-5-

13. Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disebut


PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan
dan non perizinan yang mendapatkan pendelegasian atau
pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi
yangmemiliki kewenangan perizinan dan non perizinan
yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap
permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen
yang dilakukan dalam satu tempat.
14. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan
PemerintahDaerah melalui penetapan berbagai peraturan
perundangundangandan kebijakan di berbagai aspek
kehidupanekonomi agar penanam modal memperoleh
pemihakan,kepastian, kesempatan, perlindungan, dan
dukunganberusaha yang seluas-luasnya.
15. Laporan Kegiatan Penanaman Modal yang
selanjutnyadisingkat LKPM adalah laporan berkala yang
disampaikanoleh perusahaan mengenai perkembangan
pelaksanaanpenanaman modalnya dalam bentuk tata
cara sesuai denganketentuan yang berlaku.

Pasal 2

(1) Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini yaitu sebagai


pedoman dalam pemberian insentif dan kemudahan
penanaman modal.
(2) Tujuan pemberian insentif dan pemberian kemudahan
penanaman modal adalah:
a. Menciptakan daya tarik dan daya saing bagi penanam
modal maupun calon penanam modal;
b. Memperluas akses dunia usaha atas data dan
informasi penanaman modal;
c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah;
d. Menciptakan lapangan kerja;
e. Mendorong meningkatnya investasi; dan
f. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

BAB II
BENTUK INSENTIF DAN KEMUDAHAN

Pasal 3

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif dan


kemudahan kepadacalon penanam modal.
-6-

(2) Pemberian Insentif dan Kemudahan kepada Penanam


Modal dilakukan berdasarkan asas yang meliputi:
a. Kepastian hukum;
b. Kesetaraan;
c. Transparansi;
d. Akuntabilitas;
e. Efektif dan efisien; dan
f. Responsibilitas.

Pasal 4

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif dalam


bentuk:
a. Pengurangan, keringanan atau pembebasan Pajak
Daerah yaitu:
1. Pajak Hotel;
2. Pajak Restoran;
3. Pajak Hiburan;
4. Pajak Reklame;
5. Pajak Penerangan Jalan;
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
7. Pajak Parkir;
8. Pajak Air Tanah;
9. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;
dan/atauPajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan.
b. Pengurangan, keringanan atau pembebasan Retribusi
Daerah yaitu:
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
2. Izin Gangguan; dan
3. Izin Trayek.
c. Pemberian dana stimulan; dan
d. Pemberian bantuan modal.
(2) Pemberian dana stimulan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf c, ditujukan kepada pelaku usaha mikro,
usaha kecil, usaha menengah dan koperasi.
(3) Pemberian dana stimulan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) untuk perkuatan modal dalam keberlangsungan
dan pengembangan usaha mikro, usaha kecil, usaha
menengah dan koperasi.
(4) Pemberian bantuan modal sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf d dilakukan dengan penyertaan modal dan
aset.
(5) Untuk pemberian insentif dalam bentuk pemberian dana
stimulan dan pemberianbantuan modal disesuaikan
dengan kemampuan keuangan Daerah dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
-7-

Pasal 5

(1) Pemerintah Daerah memberikan kemudahan dalam


bentuk :
a. Penyediaan data dan informasi peluang usaha
penanaman modal;
b. Penyediaan lahan atau lokasi;
c. Pemberian bantuan teknis;
d. Percepatan pemberian perizinan; dan
e. Penyediaan sarana dan prasarana.
(2) Penyediaan data dan informasi peluang usaha
penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, antara lain :
a. Peta potensi ekonomi daerah;
b. Rencana tata ruang wilayah kabupaten; dan
c. Rencana strategis dan skala prioritas daerah.
(3) Penyediaan lahan atau lokasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, berupa informasi atau arahan
tentang kawasan prioritas pengembangan ekonomi
daerah sesuai peruntukannya.
(4) Pemberian bantuan teknis, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, ditujukan kepada usaha mikro, usaha
kecil, usaha menengah dan koperasi berupa :
a. Bimbingan teknis;
b. Pelatihan;
c. Tenaga ahli;
d. Kajian; dan
e. Studi kelayakan.
(5) Percepatan pemberian perizinan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, dilakukan oleh Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) untuk mempersingkat waktu, dengan
biaya yang murah, prosedur secara tepat dan cepat,
didukung sistem informasi online.
(6) Penyediaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud
pada (1) huruf e, antara lain :
a. Jaringan listrik;
b. Jalan;
c. Transportasi;
d. Jaringan telekomunikasi; dan
e. Jaringan air bersih.
(7) Penyediaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) disesuaikan kemampuan Daerah dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
-8-

Pasal 6

(1) PemberianinsentifdankemudahankepadaPenanam Modal


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan 5 disesuaikan
dengan kemampuan keuangan dan kebijakan pemerintah
daerah.
(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan satu atau lebih
insentif dan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) kepada Penanam Modal di daerah.
(3) Pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal
kepada Penanam modal ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
(4) Jangka waktu pemberian insentif kepada Masyarakat
dan/atau Penanam Modal paling lama 3 (tiga) tahun.

BAB III
KRITERIA

Pasal 7

Pemberian insentif dan pemberian kemudahan diberikan


kepada penanam modal yang sekurang-kurangnya memenuhi
paling sedikit 4 (empat) dari beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan
masyarakat;
b. Penyerapan tenaga kerja lokal paling sedikit 75% (tujuh
puluh lima perseratus) dari jumlah keseluruhan pekerja;
c. Menggunakan sebagian besar sumberdaya lokal;
d. Memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan publik;
e. Memberikan kontribusi dalam peningkatan Produk
Domestik Regional Bruto;
f. Berwawasan lingkungan dan berkelanjutan;
g. Termasuk skala prioritas tinggi;
h. Termasuk pembangunan infrastruktur;
i. Melakukan alih teknologi;
j. Melakukan industri pionir;
k. Berada didaerah terpencil, daerah tertinggal, atau daerah
perbatasan;
l. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan
inovasi;
m. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau
koperasi; dan
n. Industri yang menggunakan barang modal, mesin atau
peralatan yang diproduksi di dalam negeri.
-9-

BAB IV
DASAR PENILAIAN PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN

Pasal 8

Dasar penilaian pemberian insentif dan kemudahan


menggunakan variabel dan skala prioritas sebagaimana
tercantum dalam Lampiran A dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB V
TATA CARA PERMOHONAN

Pasal 9

(1) Permohonan insentif dan/atau kemudahan diajukan oleh


pimpinan perusahaan kepada Bupati c.q. Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu.
(2) Pengajuan permohonan insentif dan/atau kemudahan
dilakukan dengan tata cara:
a. Bagi penanam modal baru, pemohon mengajukan
surat permohonan tertulis dalam Bahasa Indonesia,
dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran B dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini, dengan
melampirkan:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti
identitas diri yang sah dari pemohon;
2. Profil perusahaan yang paling sedikit berisi visi,
misi, lingkup usaha, susunan Direksi dan
manajemen perusahaan, serta fotokopi dokumen
legalitas perusahaan;
3. Bentuk insentif dan/atau kemudahan yang
dimohonkan;
4. Surat kuasa bermeterai cukup jika permohonan
diwakilkan;
5. Fotokopi KTP atau bukti identitas diri yang sah
dari penerima kuasa jika permohonan diwakilkan;
dan
6. Fotokopi Nomor Induk Berusaha.
b. Bagi penanam modal yang telah beroperasi, pemohon
mengajukan surat permohonan secara tertulis dalam
Bahasa Indonesia dengan melampirkan:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti
identitas diri yang sah dari pemohon;
-10-

2. Bentuk insentif dan/atau kemudahan yang


dimohonkan disertai alasan;
3. Surat kuasa bermeterai cukup jika permohonan
diwakilkan;
4. Fotokopi KTP atau bukti identitas diri yang sah
dari penerima kuasa jika permohonan diwakilkan
5. Fotokopi Nomor Induk Berusaha;
6. Fotokopi Izin Usaha.
7. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
terakhir.
c. Bagi penanam modal yang akan melakukan perluasan
usaha, pemohon mengajukan surat permohonan
tertulis dalam Bahasa Indonesia, dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran C dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini, dilampiri dengan :
1. Fotokopi KTP atau bukti identitas diri yang sah
dari pemohon;
2. Profil rencana perluasan perusahaan yang paling
sedikit berisi visi, misi, lingkup usaha, susunan
Direksi dan manajemen perusahaan, serta fotokopi
dokumen legalitas perusahaan;
3. Neraca perusahaan 2 (dua) tahun terakhir dan
perhitungan rugi laba perusahaan 2 (dua) tahun
terakhir;
4. Perkembangan usaha yang berisi kapasitas usaha
dan pemasaran produk per tahun untuk waktu 2
(dua) tahun terakhir;
5. Lingkup usaha yang berisi jenis dan kapasitas
usaha sekarang dan yang akan diperluas;
6. Bentuk insentif dan/atau kemudahan yang
dimohonkan;
7. Surat kuasa bermeterai cukup jika permohonan
diwakilkan;
8. Fotokopi KTP atau bukti identitas diri yang sah
dari penerima kuasa jika permohonan diwakilkan;
9. Fotokopi Izin Usaha atau Izin Prinsip Perluasan
Penanaman Modal; dan
10. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
terakhir.
(3) Untuk pemberian insentif dalam bentuk pengurangan,
keringanan atau pembebasan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a dan huruf b dikoordinasikan oleh Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Situbondo.
-11-

BAB VI
VERIFIKASI DAN PENILAIAN

Pasal 10

(1) Tim Verifikasi dan Penilaian ditetapkan dengan


Keputusan Bupati
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan
oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu.
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai
tugas:
a. Melakukan verifikasi usulan dan pengecekan
kelengkapan persyaratan yang harus dipenuhi;
b. Melakukan penilaian terhadap masing-masing kriteria
secara terukur;
c. Menggunakan matriks penilaian untuk menentukan
bentuk dan besaran pemberian insentif dan/atau
kemudahan;
d. Menetapkan bentuk dan besaran insentif dan/atau
kemudahan yang akan diberikan;
e. Menyampaikan rekomendasi kepada Bupati untuk
ditetapkan menjadi penerima insentif dan/atau
kemudahan;
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan penanaman modal yang
memperoleh insentif dan/atau kemudahan; dan
g. Mensosialisasikan ketentuan pemberian insentif
dan/atau kemudahan yang berlaku di Daerah.

MEKANISME DAN TATA KERJA


TIM VERIFIKASI DAN PENILAIAN

Pasal 11

(1) Permohonan insentif dan kemudahan diajukan pemohon


kepada Bupati c.q. Kepala Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Terpadu dan diverifikasi oleh Tim Verifikasi
dan Penilaian dalam suatu rapat koordinasi.
(2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak
diterimanya permohonan insentif dan kemudahan
secara lengkap dan benar.
(3) Tim Verifikasi dan Penilaian dapat melakukan
kunjungan ke lokasi pemohon insentif dan kemudahan
jika dipandang perlu.
-12-

(4) Hasil koordinasi dilaporkan kepada Bupati sebagai dasar


dan rekomendasi dalam menetapkan penanam modal
yang memperoleh insentif dan kemudahan.
(5) Hasil Rekomendasi Tim Verifikasi dan Penilaian
ditetapkan dengan Keputusan Bupati paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan Tim
Verifikasi dan Penilaian.
(6) Pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) dilaksanakan atau dikoordinasikan oleh
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu setelah
perusahaan memperoleh Nomor Induk Berusaha.
(7) Format Rekomendasi Tim Verifikasi dan Penilaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) menggunakan
format Lampiran C dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(8) Format Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) menggunakan Lampiran D dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VII
PELAPORAN DAN EVALUASI

Pasal 12

(1) Penanam modal yang menerima insentif dan/atau


kemudahan PenanamanModal menyampaikan laporan
kepada Bupati palingsedikit 1 (satu) tahun sekali.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
palingsedikit memuat:
a. Laporan penggunaan insentif dan kemudahan;
b. Pengelolaan usaha; dan
c. Rencana kegiatan usaha.
(3) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran E dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 13

Bupati/Walikota menyampaikan laporan perkembangan


pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman
modal di daerahnya kepada gubernur secara berkala setiap
1 (satu) tahun sekali
-13-

Pasal 14

(1) Pemerintah Daerah melakukan evaluasi terhadap


kegiatanPenanaman Modal yang memperoleh insentif
dan/ataukemudahan.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan
1 (satu) tahun sekali.
(3) Evaluasi dilakukan atas dasar :
a. Laporan tertulis yang disampaikan oleh penerima
insentif dan kemudahan;
b. Kunjungan ke lokasi usaha penerima insentif dan
kemudahan.
(4) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) sebagai
dasar pembinaan dan pengawasan.

Pasal 15

Pemberian Insentif dan kemudahandapat ditinjau kembali


apabilaberdasarkan hasil evaluasi tidak lagi memenuhi
kriteriaatau bertentangandenganketentuanperaturan
perundang-undangan.

BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 16

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan


terhadap Pemberian Insentif dan/atau kemudahan
kepada Masyarakat dan/atau Penanam Modal.

(2) Bupati dalam melakukan pembinaan dan pengawasan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengkoordinasikan dan membentuk Kelompok Kerja
Pembinaan dan Pengawasan Pemberian Insentif
dan/atau Kemudahan kepada Masyarakat dan/atau
Penanam Modal untuk meningkatkan kerja sama antar
pemangku kepentingan.
(3) Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
-14-

BAB X
SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 17

(1) Penanam Modal yang melanggar ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 12 dikenakan sanksi
administrasi.
(2) Sanksi administrasi yang dikenakan berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Pembatasan kegiatan usaha;
c. Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
penanamanmodal; atau
d. Pencabutan izin usaha dan/atau fasilitas
penanamanmodal.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Situbondo.

Ditetapkan di Situbondo
pada tanggal ..................
BUPATI SITUBONDO,

ttd

DADANG WIGIARTO
-15-

LAMPIRAN A :
PERATURAN BUPATI SITUBONDO
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN PENANAMAN
MODAL

DASAR PENILAIAN PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN


PENANAMAN MODAL

a. Variabel penilaian pemberian insentif dan kemudahan

No. VARIABEL INDIKATOR PARAMETER *) NILAI *)

1 2 3 4 5

1. Kontribusi Penanam modal a. Tingkat rata-rata pendapatan 1


terhadap Dapat memberikan karyawanperbulannyadibawahUpah
Peningkatan dampak terhadap MinimumKabupaten (UMK);
Pendapatan peningkatan b. Tingkat rata-rata 2
Masyarakat pendapatan rata- pendapatankaryawan per bulannya
rata masyarakat samadengan UMK;
c. Tingkat rata-rata pendapatan 3
karyawanperbulannyadiatas UMK.
2. Penyerapan Penggunaan tenaga a. Penyerapantenagakerjalocalkurang 1
Tenaga kerja local dalam dari 30 % (tigapuluh per seratus);
Kerja Lokal usahanya baik b. Penyerapantenagakerjalokal antara 2
sebagai tenaga kerja 30 % (tiga puluhsatu
produksi maupun perseratus)sampaidengan60 %(enam
manajerial puluhper seratus);
c. Penyerapantenagakerjalokal lebih 3
dari 61 % (enampuluh satu per
seratus).
3. Penggunaan Penanam modal a. Rasio total biaya bahan baku dari 1
Sumberdaya menggunakan bahan sumber lokal yang digunakan
Lokal baku lokal lebih terhadap total kebutuhan bahan
besar dibandingkan baku kurang dari 10 % (sepuluh
bahan baku yang per seratus);
diambil dari luar b. Rasio total biaya bahan baku dari 2
daerah yang sumber lokal yang digunakan
digunakan dalam terhadap total kebutuhan bahan
kegiatan usahanya baku antara 11 % - 30 % (sebelas per
seratus sampai dengan tiga puluh
perseratus);
c. Rasio biaya bahan baku dari sumber 3
lokal yang digunakan terhadap total
kebutuhan bahan baku lebih dari 30
% (tiga puluh perseratus).
-16-

No. VARIABEL INDIKATOR PARAMETER *) NILAI *)

1 2 3 4 5

4. Kontribusi Penanam modal a. Belum ada kontribusi dana CSR; 1


terhadap Melaksanakan b. Kontribusi dana CSR kurang dari 5 2
Peningkatan penyaluran dana %/Tahun (lima per seratus per
Pelayanan dari program tahun) dari keuntungan bersihnya;
Publik Tanggjungjawab c. Kontribusi dana CSR 5 % / Tahun 3
Sosial/CorporateSoci (lima per seratus per tahun) dari
al Responsbility keuntungan bersihnya;
(CSR) secara rutin
di Kulon Progo.
5. Kontribusi Peningkatan a. Pertumbuhan nilai total produksi 1
terhadap realisasi investasi penanam modal meningkat rata-rata
Pajak kurang 5 % / tahunnya (lima per
Daerah dan seratus per tahun)
Retribusi b. Nilai total produksi penanam modal 2
Daerah meningkat antara 5 % - 10 % /tahun
(lima per seratus sampai dengan
sepuluh per seratus per tahun);
c. Nilai total produksi penanammodal 3
meningkat lebih dari 10 % /
tahun (sepuluh per seratus per
tahun).
6. Berwawasan Badan Usaha/ a. Penanam Modal tidak memiliki 1
Lingkungan Penanam Modal dokumen Analisis Dampak
dan Yang menerapkan Lingkungan (AMDAL) / Upaya
Berkelanjutan prinsip-prinsip Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
keseimbangan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
keadilan, serta Hidup UKL-UPL / Surat Pernyataan
pemanfaatan Kesanggupan Pengelolaan
sumber daya (alam) Lingkungan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (SPPL);
dan taat pada
b. Penanam Modal memiliki Dokumen 2
rencana tata ruang
AMDAL/UKL-UPL/SPPL
yang telah
namunbelumdilaksanakan;
ditetapkan
c. Penanam Modal memiliki dokumen 3
AMDAL/UKL-UPL/SPPLdan sudah
dilaksanakan.

7. Skala Badan a. Usaha Penanam Modal tidaksesuai 1


Prioritas Usaha/Penanam dengan
Tinggi Modal yang PembangunanJangkaPanjangDaerah(
usahanya berada PJPD)/RencanaPembangunanJangka
dan/atau sesuai Menengah
dengan rencana Daerah(RPJMD)/RencanaStrategisSa
pembangunan tuanKerjaPerangkatDaerah (Renstra
SKPD;
ekonomi daerah.
b. Usaha Penanam Modal sesuai 2
dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) namun tidak masuk
dalam dokumen
PJPD/RPJMD/Renstra SKPD;
c. Usaha Penanam Modal sesuai 3
dengan RTRW dan masuk dalam
dokumen PJPD/RPJMD/Renstra
SKPD.
-17-

No. VARIABEL INDIKATOR PARAMETER *) NILAI *)

1 2 3 4 5

8. Bidang Usaha Penanam Modal a. Penanam modal yang dalam 1


Pembangun yang mendukung usahanya
Infrastruktur pemerintah daerah menyertakanpembangunantidakmen
dalam penyediaan yertakanpembangunanfasilitassosial
sarana dan (fasos) danfasilitas umum (fasum);
prasarana yang b. Penanam modal yang 2
dibutuhkan oleh dalamusahanyamenyertakanpemban
masyarakat gunanfasosdanfasum memperoleh
dukungan dana dari APBD;
c. Penanam modal yang 3
dalamusahanyamenyertakanpemban
gunanfasosatau fasum.
9. Melakukan Penanam Modal a. Belum ada transfer teknologi 1
Alih Teknologi yang memberikan kepada pemerintah daerah maupun
kesempatan kepada kepada masyarakat;
pemerintah daerah b. Transfer teknologi kepada 2
dan masyarakat pemerintah daerah dan masyarakat
dalam dilakukan dengan dukungan dana
meningkatkan APBD;
pengetahuan dan c. Transfer teknologi kepada 3
penerapan teknologi pemerintah daerah dan masyarakat
yang digunakan
dilakukan dengan pembiayaan
oleh penanam
penuh dar penanam modal
modal
10. Merupakan Penanam Modal yang a. Usaha penanam modal bukan jenis 1
Industri membuka jenis usaha baru dan tidak memiliki
Pioner keterkaitan kegiatan usaha yang luas
usaha baru yang
(keterkaitan ke depan dan ke
memiliki keterkaitan
belakang) dan tidak mendukung
kegiatan usaha yang pengembangan Produk Unggulan
luas, memberi nilai Daerah (PUD)
tambah dan b. Usaha penanam modal adalah jenis 2
memperhitungkan usaha baru yang memiliki
eksternalitas yang keterkaitan kegiatan usaha yang luas
terjadi, (keterkaitan ke depan dan ke
belakang) tapi tidak mendukung
memperkenalkan
pengembangan PUD
teknologi baru, serta c. Usaha penanam modal adalah jenis 3
memiliki nilai usaha baru yang memiliki
strategis dalam keterkaitan kegiatan usaha yang luas
mendukung (keterkaitan ke depan dan ke
pengembangan belakang) dan mendukung
produk unggulan pengembangan PUD
daerah
11. Berlokasi di Penanam Modal yang a. Lokasi proses produksi dari penanam 1
Daerah bersedia dan mampu modal berada di pusat wilayah atau
Terpencil, mengembangkan pinggiran (sub urban);
Tertinggal atau kegiatan usahanya di b. Lokasi proses produksi dari penanam 2
Perbatasan daerah yang modal berada di Desa tertinggal atau
aksesibilitasnya perbatasan;
masih sangat c. Lokasi proses produksi dari penanam 3
terbatas, daerah modal berada di Desa terpencil.
marginal, dan/atau
perbatasan
-18-

No. VARIABEL INDIKATOR PARAMETER *) NILAI *)

1 2 3 4 5

12. Melaksanakan Kegiatan usahanya a. Tidak ada kegiatan penelitian dan 1


Penelitian, bergerak di bidang pengembangan (litbang) dan inovasi
Pengembangan penelitian dan dalam peningkatan nilai tambah
dan inovasi pengembangan, (PUD;
inovasi teknologi b. Ada kegiatan litbang dan inovasi 2
dalam mengelola namun tidak terkait dengan
potensi daerah pengembangan PUD;
c. Ada kegiatan litbang dan inovasi 3
namun yang terkait erat dengan
pengembangan PUD.
13. Bermitra Melakukan a. Penanam Modal belum melakukan 1
dengan Usaha kemitraan dengan kemitraan;
Mikro Kecil pengusaha mikro b. Penanam Modal melakukan 2
dan Koperasi kecil dan koperasi kemitraan dalam bidang produksi
atau pemasaran dari Usaha Mikro
Kecil dan Koperasi saja;
c. Penanam modal melakukan 3
kemitraan dalam bidang produksi
dan pemasaran hasil dari Usaha
Mikro Kecil dan Koperasi.
14. Menggunakan a. Penanam modal belum 1
Barang Modal, menggunakan barang modal, mesin
Mesin Atau atau peralatan produksi dalam
Peralatan negeri;
Dengan b. Penanam modal menggunakan 2
Kandungan barang modal, mesin atau peralatan
Lokal produksi dalam negeri kurang dari
50 % (lima puluh per seratus);
c. Penanam modal menggunakan 3
barang modal, mesin atau peralatan
produksi dalam negeri lebih dari 50
% (lima puluh per seratus).

b. Skala prioritas pemberian insentif


Skala Penentuan Prioritas Pemberian Insentif :
1. Skor nilai antara 14 sampai dengan 23 = Prioritas Rendah.
Pengurangan retribusi dan pajak untuk setiap penanam modal
diberikan paling banyak sebesar 5 % (lima per seratus) dari total
perkiraan atau realisasi pembayaran pajak dan retribusi pembayaran
pajak dan retribusi dari penanam modal.
2. Skor nilai antara 24 sampai dengan 33 = Prioritas Sedang.
Pengurangan retribusi dan pajak untuk setiap penanam modal antara
6 % (enam per seratus) sampai dengan 10 % (sepuluh per seratus)
dari total perkiraan atau realisasi pembayaran pajak dan retribusi
dari penanam modal.
3. Skor nilai antara 34 sampai dengan 42 = Prioritas Tinggi.
Pengurangan retribusi dan pajak untuk setiap penanam modal antara
11 % (sebelas per seratus) sampai dengan 15 % (lima belas per
-19-

seratus) dari total perkiraan atau realisasi pembayaran retribusi dari


penanam modal.

c. Syarat-syarat Pembebasan Pembayaran Retribusi.


Suatu usaha akan diberikan pembebasan pembayaran retribusi sampai
masa berlakunya izin berakhir, apabila :
1. Usahanya mengalami pailit yang dinyatakan dengan putusan
pengadilan;
2. Usahanya terkena bencana alam yang menyebabkan kerugian lebih
dari 50 % (lima puluh per seratus dari total nilai modal usahanya,
tidak termasuk tanah;
3. Usahanya terkena bencana alam yang menyebabkan tidak dapat
menjalankan usahanya selama 12 (dua belas) bulan mulai saat
bencana alam terjadi; dan/atau
4. Usahanya mengalami relokasi yang disebabkan terkena kegiatan
pembangunan untuk kepentingan umum (fasos atau fasum), dengan
mempertahankan karyawan sebelumnya, serta jenis usaha tidak
mengalami perubahan.

d. Jangka Waktu dan Frekwensi Pemberian Insentif.


1. Penanam modal baru :
diberikan paling banyak 4 (empat) kali dalam jangka waktu 5 tahun
sejak memperoleh izin prinsip penanaman modal
2. Penanam Modal Lama
diberikan paling banyak 2 (dua) kali saat usaha penanam modal
mengalami kerugian dan/atau mengalami kepailitan.
-20-

LAMPIRAN B :
PERATURAN BUPATI SITUBONDO
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN PENANAMAN
MODAL

FORMAT

PERMOHONAN INSENTIF/KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL


BAGI PENANAM MODAL BARU

Nomor : Kepada :
Lamp : 1 (satu) bendel Yth. Bupati Situbondo
Perihal : Permohonan c.q. Kepala Badan Penanaman
Insentif/Kemudahan Modal dan Perizinan Terpadu
Penanaman Modal di -
SITUBONDO

Dengan hormat, bersama ini kami mengajukan Permohonan


Insentif/Kemudahan Penanaman Modal dengan data sebagai
berikut :
Nama Perusahaan : .......................................................................
Alamat Perusahaan : .......................................................................
Telp................................................................
Nama Pimpinan : .......................................................................
Alamat Pimpinan : .......................................................................
Telp................................................................
Alamat Lokasi : .......................................................................
Perusahaan Telp...............................................................

Adapun jenis insentif/kemudahan penanaman modal yang


kami mohonkan adalah sebagai berikut :
1. Insentif :
a. Pengurangan, keringanan atau pembebasan Pajak
Daerah;
b. Pengurangan, keringanan atau pembebasan Retribusi
Daerah;
c. Pemberian dana stimulan; dan/atau
-21-

d. Pemberian bantuan modal.

2. Kemudahan:
a. Penyediaan data dan informasi peluang usaha
penanaman modal;
b. Penyediaan lahan atau lokasi;
c. Pemberian bantuan teknis;
d. Percepatan pemberian perizinan; dan/atau
e. Penyediaan sarana dan prasarana

Bersama ini kami lampirkan :


1. Fotokopi KTP/Identitas diri;
2. Profil perusahaan, berisi :
a. Visi;
b. Misi;
c. Lingkup usaha;
d. Legalitas perusahaan;
e. Susunan direksi dan manajemen perusahaan; dan
f. Foto kopi dokumen legalitas perusahaan.
3. apabila permohonan diwakilkan melampirkan surat kuasa
bermeterai cukup dan fotokopi KTP/Identitas diri penerima
kuasa;
4. Fotokopi Nomor Induk Berusaha; dan
5. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).

Situbondo, ........................ 2018


Pemohon

.................................

Catatan :
Lingkari jenis insentif/kemudahan penanaman modal yang dimohon
-22-

LAMPIRAN C :
PERATURAN BUPATI SITUBONDO
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN PENANAMAN
MODAL

FORMAT

PERMOHONAN INSENTIF/KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL


BAGI PENANAM MODAL AKAN MELAKUKAN USAHA

Nomor : Kepada :
Lamp : 1 (satu) bendel Yth. Bupati Situbondo
Perihal : Permohonan c.q. Kepala Badan Penanaman
Insentif/Kemudahan Modal dan Perizinan Terpadu
Penanaman Modal di -
SITUBONDO

Dengan hormat, bersama ini kami mengajukan Permohonan


Insentif/Kemudahan Penanaman Modal dengan data sebagai
berikut :
Nama Perusahaan : .......................................................................
Alamat Perusahaan : .......................................................................
Telp................................................................
Nama Pimpinan : .......................................................................
Alamat Pimpinan : .......................................................................
Telp................................................................
Alamat Lokasi : .......................................................................
Perusahaan Telp...............................................................

Adapun jenis insentif/kemudahan penanaman modal yang


kami mohonkan adalah sebagai berikut :
1. Insentif :
a. Pengurangan, keringanan atau pembebasan Pajak
Daerah;
b. Pengurangan, keringanan atau pembebasan Retribusi
Daerah;
c. Pemberian dana stimulan; dan/atau
d. Pemberian bantuan modal.
-23-

2. Kemudahan:
a. Penyediaan data dan informasi peluang usaha
penanaman modal;
b. Penyediaan lahan atau lokasi;
c. Pemberian bantuan teknis;
d. Percepatan pemberian perizinan; dan/atau
e. Penyediaan sarana dan prasarana

Bersama ini kami lampirkan :


1. Fotokopi KTP/Identitas diri;
2. Profil perusahaan, berisi :
a. Visi;
b. Misi;
c. Lingkup usaha;
d. Legalitas perusahaan;
e. Susunan direksi dan manajemen perusahaan; dan
f. Foto kopi dokumen legalitas perusahaan.
3. Neraca perusahaan 2 (dua) tahun terakhir dan
perhitungan rugi laba perusahaan 2 (dua) tahun terakhir
4. Perkembangan usaha yang berisi kapasitas usaha dan
pemasaran produk per tahun untuk waktu 2 (dua) tahun
terakhir;
5. Lingkup usaha yang berisi jenis dan kapasitas usaha
sekarang dan yang akan diperluas;
6. Apabila permohonan diwakilkan melampirkan surat kuasa
bermeterai cukup dan fotokopi KTP/Identitas diri penerima
kuasa;
7. Fotokopi Nomor Induk Berusaha; dan
8. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).

Situbondo, ........................ 2018


Pemohon

.................................

Catatan :
Lingkari jenis insentif/kemudahan penanaman modal yang dimohon
-24-

LAMPIRAN C :
PERATURAN BUPATI SITUBONDO
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN PENANAMAN
MODAL

FORMAT REKOMENDASI TIM VERIFIKASI DAN PENILAIAN

TIM VERIFIKASI DAN PENILAIAN PEMBERIAN INSENTIF


DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL
DI KABUPATEN KULON PROGO
Alamat Sekretariat : JL. PB. Sudirman No. 20 Situbondo, Telp. (0338)
672155

REKOMENDASI
NOMOR : ..................................

Berdasarkan Hasil Penilaian sebagaimana terlampir dalam Rekomendasi


ini, Tim Verifikasi dan Penilaian Pemberian Insentif dan Kemudahan
Penanaman Modaldi Kabupaten Kulon Progo memberikan rekomendasi
kepada :

Nama Perusahaan : ..................................................................................


Alamat Perusahaan : ..................................................................................
Telp..........................................................................
Nama Pimpinan : ..................................................................................
Alamat Pimpinan : ..................................................................................
Telp..........................................................................
Alamat Lokasi : ..................................................................................
Perusahaan Telp...........................................................................

Untuk mendapatkan insentif/kemudahan penanaman modal yang terdiri


dari :

a. ……………………………………….….....………................................................
b. ………………………………………......…………................................................

Frekuensi insentif/kemudahan diberikan sebanyak ........……….......…………


-25-

Jangka waktu insentif/kemudahan diberikan selama........….......………........

Situbondo, .............................
Ketua Tim Verifikasi dan Penilaian Pemberian
Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SITUBONDO,

Nama ..............................
Pangkat/Gol ....................
NIP. .................................
-26-

LAMPIRAN : REKOMENDASI TIM VERIFIKASI DAN PENILAIAN


NOMOR : ..............................

TIM VERIFIKASI DAN PENILAIAN PEMBERIAN INSENTIF


DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL
DI KABUPATEN KULON PROGO
Alamat Sekretariat : JL. PB. Sudirman No. 20 Situbondo, Telp. (0338)
672155

HASIL PENILAIAN

No Pendaftaran :...................................................................
Tanggal Pendaftaran :...................................................................
Jenis Layanan :...................................................................
Insentif yang dimohonkan : a.................................................................
No Pendaftaran : b.................................................................
No Pendaftaran : c..................................................................
Nama Perusahaan :....................................................................
Alamat Perusahaan :....................................................................
Jenis Layanan :Telp.............................................................
Nama Pimpinan :....................................................................
Alamat Pimpinan :....................................................................
Alamat Lokasi :....................................................................
Perusahaan :Telp.............................................................

a. Variabel Penilaian

No. VARIABEL INDIKATOR PARAMETER *) NILAI *)

1 2 3 4 5

1. Kontribusi Penanam modal a. Tingkat rata-rata pendapatan 1


terhadap Dapat memberikan karyawanperbulannyadibawahUpah
Peningkatan dampak terhadap MinimumKabupaten (UMK);
Pendapatan peningkatan b. Tingkat rata-rata 2
Masyarakat pendapatan rata- pendapatankaryawan per bulannya
rata masyarakat samadengan UMK;
c. Tingkat rata-rata pendapatan 3
karyawanperbulannyadiatas UMK.
2. Penyerapan Penggunaan tenaga a. Penyerapantenagakerjalocalkurang 1
kerja local dalam dari 30 % (tigapuluh per seratus);
-27-

Tenaga usahanya baik b. Penyerapantenagakerjalokal antara 2


Kerja Lokal sebagai tenaga kerja 30 % (tiga puluhsatu
produksi maupun perseratus)sampaidengan60 %(enam
manajerial puluhper seratus);
c. Penyerapantenagakerjalokal lebih 3
dari 61 % (enampuluh satu per
seratus).
3. Penggunaan Penanam modal a. Rasio total biaya bahan baku dari 1
Sumberdaya menggunakan bahan sumber lokal yang digunakan
Lokal baku lokal lebih terhadap total kebutuhan bahan
besar dibandingkan baku kurang dari 10 % (sepuluh
bahan baku yang per seratus);
diambil dari luar b. Rasio total biaya bahan baku dari 2
daerah yang sumber lokal yang digunakan
digunakan dalam terhadap total kebutuhan bahan
kegiatan usahanya baku antara 11 % - 30 % (sebelas per
seratus sampai dengan tiga puluh
perseratus);
c. Rasio biaya bahan baku dari sumber 3
lokal yang digunakan terhadap total
kebutuhan bahan baku lebih dari 30
% (tiga puluh perseratus).
4. Kontribusi Penanam modal a. Belum ada kontribusi dana CSR; 1
terhadap Melaksanakan b. Kontribusi dana CSR kurang dari 5 2
Peningkatan penyaluran dana %/Tahun (lima per seratus per
Pelayanan dari program tahun) dari keuntungan bersihnya;
Publik Tanggjungjawab c. Kontribusi dana CSR 5 % / Tahun 3
Sosial/CorporateSoci (lima per seratus per tahun) dari
al Responsbility keuntungan bersihnya;
(CSR) secara rutin
di Kulon Progo.
5. Kontribusi Peningkatan a. Pertumbuhan nilai total produksi 1
terhadap realisasi investasi penanam modal meningkat rata-rata
Pajak kurang 5 % / tahunnya (lima per
Daerah dan seratus per tahun)
Retribusi b. Nilai total produksi penanam modal 2
Daerah meningkat antara 5 % - 10 % /tahun
(lima per seratus sampai dengan
sepuluh per seratus per tahun);
c. Nilai total produksi penanammodal 3
meningkat lebih dari 10 % /
tahun (sepuluh per seratus per
tahun).
6. Berwawasan Badan Usaha/ a. Penanam Modal tidak memiliki 1
Lingkungan Penanam Modal dokumen Analisis Dampak
dan Yang menerapkan Lingkungan (AMDAL) / Upaya
Berkelanjutan prinsip-prinsip Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
keseimbangan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
keadilan, serta Hidup UKL-UPL / Surat Pernyataan
pemanfaatan Kesanggupan Pengelolaan
sumber daya (alam) Lingkungan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (SPPL);
dan taat pada
b. Penanam Modal memiliki Dokumen 2
rencana tata ruang
AMDAL/UKL-UPL/SPPL
yang telah
namunbelumdilaksanakan;
ditetapkan
c. Penanam Modal memiliki dokumen 3
AMDAL/UKL-UPL/SPPLdan sudah
dilaksanakan.
-28-

7. Skala Badan a. Usaha Penanam Modal tidaksesuai 1


Prioritas Usaha/Penanam dengan
Tinggi Modal yang PembangunanJangkaPanjangDaerah(
usahanya berada PJPD)/RencanaPembangunanJangka
dan/atau sesuai Menengah
dengan rencana Daerah(RPJMD)/RencanaStrategisSa
pembangunan tuanKerjaPerangkatDaerah (Renstra
SKPD;
ekonomi daerah.
b. Usaha Penanam Modal sesuai 2
dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) namun tidak masuk
dalam dokumen
PJPD/RPJMD/Renstra SKPD;
c. Usaha Penanam Modal sesuai 3
dengan RTRW dan masuk dalam
dokumen PJPD/RPJMD/Renstra
SKPD.
8. Bidang Usaha Penanam Modal a. Penanam modal yang dalam 1
Pembangun yang mendukung usahanya
Infrastruktur pemerintah daerah menyertakanpembangunantidakmen
dalam penyediaan yertakanpembangunanfasilitassosial
sarana dan (fasos) danfasilitas umum (fasum);
prasarana yang b. Penanam modal yang 2
dibutuhkan oleh dalamusahanyamenyertakanpemban
masyarakat gunanfasosdanfasum memperoleh
dukungan dana dari APBD;
c. Penanam modal yang 3
dalamusahanyamenyertakanpemban
gunanfasosatau fasum.
9. Melakukan Penanam Modal a. Belum ada transfer teknologi 1
Alih Teknologi yang memberikan kepada pemerintah daerah maupun
kesempatan kepada kepada masyarakat;
pemerintah daerah b. Transfer teknologi kepada 2
dan masyarakat pemerintah daerah dan masyarakat
dalam dilakukan dengan dukungan dana
meningkatkan APBD;
pengetahuan dan c. Transfer teknologi kepada 3
penerapan teknologi pemerintah daerah dan masyarakat
yang digunakan
dilakukan dengan pembiayaan
oleh penanam
modal penuh dar penanam modal
10. Merupakan Penanam Modal yang a. Usaha penanam modal bukan jenis 1
Industri membuka jenis usaha baru dan tidak memiliki
Pioner keterkaitan kegiatan usaha yang luas
usaha baru yang
(keterkaitan ke depan dan ke
memiliki keterkaitan
belakang) dan tidak mendukung
kegiatan usaha yang pengembangan Produk Unggulan
luas, memberi nilai Daerah (PUD)
tambah dan b. Usaha penanam modal adalah jenis 2
memperhitungkan usaha baru yang memiliki
eksternalitas yang keterkaitan kegiatan usaha yang luas
terjadi, (keterkaitan ke depan dan ke
belakang) tapi tidak mendukung
memperkenalkan
pengembangan PUD
teknologi baru, serta c. Usaha penanam modal adalah jenis 3
memiliki nilai usaha baru yang memiliki
strategis dalam keterkaitan kegiatan usaha yang luas
mendukung (keterkaitan ke depan dan ke
pengembangan belakang) dan mendukung
produk unggulan pengembangan PUD
daerah
-29-

11. Berlokasi di Penanam Modal yang a. Lokasi proses produksi dari penanam 1
Daerah bersedia dan mampu modal berada di pusat wilayah atau
Terpencil, mengembangkan pinggiran (sub urban);
Tertinggal atau kegiatan usahanya di b. Lokasi proses produksi dari penanam 2
Perbatasan daerah yang modal berada di Desa tertinggal atau
aksesibilitasnya perbatasan;
masih sangat c. Lokasi proses produksi dari penanam 3
terbatas, daerah modal berada di Desa terpencil.
marginal, dan/atau
perbatasan
12. Melaksanakan Kegiatan usahanya a. Tidak ada kegiatan penelitian dan 1
Penelitian, bergerak di bidang pengembangan (litbang) dan inovasi
Pengembangan penelitian dan dalam peningkatan nilai tambah
dan inovasi pengembangan, (PUD;
inovasi teknologi b. Ada kegiatan litbang dan inovasi 2
dalam mengelola namun tidak terkait dengan
potensi daerah pengembangan PUD;
c. Ada kegiatan litbang dan inovasi 3
namun yang terkait erat dengan
pengembangan PUD.
13. Bermitra Melakukan a. Penanam Modal belum melakukan 1
dengan Usaha kemitraan dengan kemitraan;
Mikro Kecil pengusaha mikro b. Penanam Modal melakukan 2
dan Koperasi kecil dan koperasi kemitraan dalam bidang produksi
atau pemasaran dari Usaha Mikro
Kecil dan Koperasi saja;
c. Penanam modal melakukan 3
kemitraan dalam bidang produksi
dan pemasaran hasil dari Usaha
Mikro Kecil dan Koperasi.
14. Menggunakan a. Penanam modal belum 1
Barang Modal, menggunakan barang modal, mesin
Mesin Atau atau peralatan produksi dalam
Peralatan negeri;
Dengan b. Penanam modal menggunakan 2
Kandungan barang modal, mesin atau peralatan
Lokal produksi dalam negeri kurang dari
50 % (lima puluh per seratus);
c. Penanam modal menggunakan 3
barang modal, mesin atau peralatan
produksi dalam negeri lebih dari 50
% (lima puluh per seratus).

.......
SKOR NILAI

*) Lingkari parameter dan nilai yang sesuai

b. Skala Prioritas
Skor Nilai : ............................
Prioritas : ............................

c. Jenis Pemberian Insentif Penanaman Modal dalam bentuk :


1. Pengurangan, keringanan atau pembebasanpajak daerah;
2. Pengurangan, keringanan atau pembebasanretribusi daerah;
3. Pemberian dana stimulan; dan/atau
4. Pemberian bantuan modal.
-30-

d. Jenis Kemudahan Penanaman Modal dalam bentuk :


1. Penyediaan data dan informasi peluang usaha penanaman modal;
2. Penyediaan lahan atau lokasi;
3. Pemberian bantuan teknis;
4. Percepatan pemberian perizinan; dan/atau
5. Penyediaan sarana dan prasarana.

Frekuensi insentif dan/kemudahan diberikan sebanyak...................


Jangka waktu insentif diberikan selama ..........................................

Situbondo, .............................
Ketua Tim Verifikasi dan Penilaian Pemberian
Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SITUBONDO,

Nama ..............................
Pangkat/Gol ....................
NIP. .................................
-31-

LAMPIRAN D :
PERATURAN BUPATI SITUBONDO
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN PENANAMAN
MODAL

FORMAT KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO

BUPATI SITUBONDO
PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN BUPATI KABUPATEN SITUBONDO


NOMOR:

TENTANG

PEMBERIAN INSENTIF DANPEMBERIAN KEMUDAHAN


PENANAMAN MODAL BAGI ........................

BUPATI SITUBONDO,

Menimbang : a. bahwa .................;


b. bahwa ................;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Bupati Kulon Progo tentang
Penetapan Pemberian Insentif dan/atau Kemudahan
Penanaman Modal Bagi .................;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten/ Kota Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
-32-

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang


Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4866);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pemberian Insentif dan Kemudahan
Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4861);
10. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang
Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha
Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal;
11. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha
yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal;
-33-

12. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian
Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal
di Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 930);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

Memperhatikan: Rekomendasi Tim Verivikasi dan Penilaian Pemberian


Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal di Kabupaten
SitubondoNomor .....Tanggal .........

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Memberikan insentif dan/atau kemudahan penanaman


modal kepada ....................................
KEDUA : Jenis insentif/kemudahan yang diberikan terdiri dari
........
Frekuensi insentif/kemudahan diberikan sebanyak
...........
Jangka waktu insentif/kemudahan diberikan selama
.........
KETIGA : ..........................................................................................
..........................................................................................
KEEMPAT : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Situbondo
pada tanggal......................
BUPATI SITUBONDO

DADANG WIGIARTO

Salinan Keputusan Bupati ini disampaikan kepada Yth :


1. Inspektur Daerah Kabupaten Kulon Progo;
2. Kepala DPPKA Kabupaten Kulon Progo;
3. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten
Kulon Progo;
4. .................................................................;
5. Yang bersangkutan;
Untuk diketahui dan/atau dipergunakan sebagaimana mestinya.
-34-

LAMPIRAN E :
PERATURAN BUPATI SITUBONDO
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN PENANAMAN
MODAL

FORMAT

LAPORAN PENGGUNAAN INSENTIF/KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL

Nomor : Kepada :
Lamp : 1 (satu) bendel Yth. Bupati Situbondo
Perihal : Laporan Penggunaan c.q. Kepala Badan Penanaman
Insentif/Kemudahan Modal dan Perizinan Terpadu
Penanaman Modal
di -
SITUBONDO

Dengan hormat,
Bersama ini kami laporkan penggunaan insentif/kemudahan
penanaman modal yang telah diberikan sebagai berikut:
1. LAPORAN PENGGUNAAN INSENTIF/KEMUDAHAN
PENANAMAN MODAL
Nama Badan
Usaha

Bidang Usaha
umlah Tenaga
Kerja Tetap
Jenis Insentif 1. a.
yang Diperoleh b.
Jenis 1. a.
Kemudahan b.
yang Diperoleh
Nilai Omzet Omzet penjualan/nilai transaksi usaha
Penjualan sebelum diberikan
Sebelum dan insentif/kemudahan: Rp.............
Sesudah Omzet penjualan/nilai transaksi usaha
Diperoleh setelah diberikan insentif/kemudahan :
Insentif/ Rp.............
kemudahan
-35-

Penggunaan 1.
Pembelian Bahan Baku *)
Insentif 2.
Restrukturisasi Mesin Produksi *)
3.
Peningkatan Kesejahteraan
Karyawan *)
4. Penambahan Biaya Promosi
Produk *)
5. Lainnya.............................. *)
*) beri tanda O pada angka di depannya

2. PENGELOLAAN USAHA

BIDANG
SUMBER DAYA
MANUSIA

Peningkatan Jumlah Karyawan yang mengikuti


Kapasitas pelatihan khusus sebelum memperoleh
karyawan insentif /kemudahan ........... orang
melalui pelatihan Jumlah Karyawan yang mengikuti
tematik pelatihan khusus sesudah memperoleh
insentif/ kemudahan
Peningkatan Jumlah Karyawan yang mengikuti
Kapasitas pelatihan umum sebelum memperoleh
Karyawan insentif/ kemudahan ............ orang
Melalui Pelatihan Jumlah Karyawan yang mengikuti
Umum pelatihan umum sesudah memperoleh
insentif/ kemudahan .............. orang
BIDANG Volume produk yang dipasarkan
PRODUKSI sebelum memperoleh insentif/
kemudahan ....................
Volume produk yang dipasarkan
sesudah memperoleh insentif ......
BIDANG Volume produk yang dipasarkan
PEMASARAN sebelum diperoleh insentif/ kemudahan
 Orientasi pasar dalam 1
Provinsi............................
 Orientasi pasar luar Provinsi
..........................

Volume produk yang dipasarkan


sesudah diperoleh insentif/kemudahan
 Orientasi pasar dalam 1 Provinsi
..........................
 Orientasi pasar luar Provinsi
...........................
-36-

3. RENCANA KEGIATAN USAHA


a. Target produksi dan penjualan produk 3 tahun ke
depannya setelah diperoleh insentif /kemudahan
Tahun ke Volume Produksi Volume Penjualan
1
2
3

b. Bidang usaha lainnya (diversifikasi) yang akan


dikerjakan setelah memperoleh insentif/ kemudahan :
- Bidang perdagangan (sebutkan) ...................
- Bidang jasa (sebutkan) .................................
- Bidang pengolahan (sebutkan) .....................

c. Peningkatan kapasitas mesin/peralatan produk setelah


diperoleh insentif (beri tanda O)
- Melalui perbaikan mesin/peralatan
- Melalui penggantian sebagian mesin/peralatan

......................., ......................... 20.......


Pimpinan Perusahaan,

.................................

Anda mungkin juga menyukai