Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KEGIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, q Januari 2019


Nomor : 03 Dep.Slrl2Or9
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Penyampaian Juknis Penggunaan DAK Nonfisik pK2UKM
Kepada Yth.
Kepala Dinas yang membidangi
Koperasi dan UKM
Provinsi/D.I
Di
Seluruh Indonesia
Menyusuli surat Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Nomor
525/SM/XIl20t9, tanggal 2 November 2018, perihal Penyampaian Rincian Alokasi DAK
Nonfisik PK2UKM per Daerah Tahun 2019, yang ditujukan kepada Gubernur seluruh
Indonesia, bersama ini terlampir kami sampaikan Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha
Kecil Dan Menengah Nomor 14 Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1BB5), Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PK2UKM) sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan Pelatihan dan Pendampingan melalui pemanfaatan DAK
Nonfisik PK2UKM bagi SKPD IPDIOPD Provinsi atau Kabupaten/Kota yang melaksanakan
urusan Koperasi dan UKM penerima DAK Nonfisik pK2UKM TA 2019.

Selanjutnya, mohon Saudara dapat meneruskan luknis DAK Nonfisik PK2UKM


tersebut kepada Kabupaten/Kota Penerima DAK Nonfisik PK2UKM TA 2019 di wilayah
Saudara.
Demikian kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terimakasih.

Deputi Bidang Pengembangan


Sumber Manusia

i NuryafiJ sE, M.Si


P. 19670311 199203 1 001
Tembusan Yth. :

Jl. H.R. Rasuna Said Kav.3 -4 KotakPos 177,621,384 Te|p.5204366-74,52992777,52992999,52992885 Fax,5204383


http://www,depkop. go. id E-mail :datin@depkop, go, id Jakarla 1 2940
MENTERI KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1.4 TAHUN 2OI8
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK
PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAFI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Koperasi dan usaha Kecil


dan Menengah Nomor 19 I Per I M KUKM I XI I 2016
.

tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi


Khusus Nonfisik Peningkatan Kapasitas Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah dalam pelaksanaannya
tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan
kebutuhan peningkatan kapasitas Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah sehingga perlu diganti;
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 59 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang


Dana Perimbangan, Menteri teknis menetapkan
petunjuk teknis penggunaan Dana Alokasi Khusus;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
-2

Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecii dan


Menengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa3$;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OI4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2Ol5 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol5 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 56791;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a757 );
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor I4O,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a578);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL
DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI
KHUSUS NONFISIK PENINGKATAN KAPASITAS
KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH.
-3

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Usaha Mikro adalah usaha ekonomi produktif milik
perorangan danf atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana yang
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
3. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak iangsung dari Usaha Menengah atau
Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
4. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana yang dimaksud
dalam undang-undang yang mengatur Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah.
5. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut dengan
Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
4

lndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
6. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas otonomi
daerah dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
negara kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
8. Dana Alokasi Khusus Nonfisik Peningkatan Kapasitas
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang
selanjutnya disingkat DAK Nonfisik PK2UKM adalah
Dana yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara kepada daerah dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan peningkatan
kapasitas koperasi dan usaha kecil dan menengah
yang merupakan urusan daerah.
9. Satuan Kerja Perangkat Daerah/Perangkat
DaerahlOrganisasi Perangkat Daerah Provinsi atau
Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat
SKPD/PDi OPD Provinsi atau KabupatenlKota adalah
perangkat daerah yang melaksanakan urusan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
lo. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya
disingkat UPID adalah organisasi yang melaksanakan
kegiatan teknis operasional danlatau kegiatan teknis
penunjang tertentu pada Dinas yang
menyelenggarakan uru.san Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah.
11. Pelatihan adalah pemberian pembelajaran secara
praktis dalam waktu yang relatif singkat oleh
-5

seseorang yangahli kepada peserta dengan tujuan


meningkatkan pemahaman, keterampilan,
pengetahuan maupun sikap nilai yang benar dalam
bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
t2. Pendampingan adalah proses peningkatan
produktivitas dan daya saing Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah melalui bimbingan, konsultasi dan
advokasi yang dilakukan oleh tenaga pendamping.
13. Tenaga Pendamping adalah seseorang yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh
kepala SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan urusan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah serta diserahi tugas melakukan
bimbingan, konsultasi, dan advokasi pada kegiatan
DAK Nonfisik PK2UKM.
14. Modul adalah bahan ajar tertulis yang diperuntukkan
sebagai bahan materi peserta Pelatihan.
15. Kurikulum adalah seperangkat rencana yang meiiputi
tujuan instruksional umum dan khusus, pokok
bahasan dan subpokok bahasan, pengaturan materi
Pelatihan, instruktur, media, metode dan waktu yang
diperlukan, evaluasi sebagai pedoman
penyelenggaraan Pelatihan.
16. Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diangkat sebagai pejabat fungsional dengan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan
kegiatan mendidik, mengajar dan melatih Pegawai
Negeri Sipil, Evaluasi dan Pengembangan Diklat pada
Lembaga Diklat Pemerintah.
17. Fasilitator, Instruktur atau Pengajar adalah seseorang
yang memiliki kemampuan dan kompetensi sesuai
dengan bidangnya dalam rangka pelaksanaan
Pelatihan.
18. Kelompok Strategis adalah kelompok masyarakat yang
mempunyai potensi usaha yang layak untuk
dikembangkan.
6

19. Monitoring dan Evaluasi adalah kegiatan untuk


memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
secara berkala dalam bentuk supervisi, pendataan,
dan pelaporan.
20. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah.
21. Deputi adalah Deputi Bidang Pengembangan Sumber
Daya Manusia pada Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah.

BAB II
PENGGUNAAN DAK NONFISIK PK2UKM

Pasal 2
(1) Penggunaan DAK Nonfisik PK2UKM untuk membiayai
kegiatan Pelatihan dan Pendampingan yang terdiri
atas:
a. persiapan dan penyelenggaraan Pelatihan
termasuk akomodasi dan konsumsi
pelaksanaan kegiatan;
b. uang saku harian dan biaya transportasi peserta
Pelatihan;
c. honorarium dan biaya perjalanan Widyaiswara,
Fasilitator, Instruktur atau Pengajar;
d. biaya rekrutmen dan seieksi tenaga
pendamping;
e. honorarium tenaga pendamping;
f. honorarium koordinator tenaga pendamping;
g. biaya transportasi dan/atau operasional
Pendampingan;
h. biaya transportasi dan/atau perjalanan dinas
dalam rangka koordinasi, sinkronisasi,
pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi DAK
Nonfisik PK2UKM; dan
i. biaya penunjang yang meliputi bahan praktek,
alat tulis kantor, honorarium pengelola
-7

keuangan, modul atau bahan ajar, spanduk,


dokumentasi, publikasi, fotokopi dan
penggandaan, training kit serta sertifikat.
(21 Penggunaan DAK Nonfisik PK2UKM tidak dapat
digunakan selain untuk kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

BAB III
PENANGGUNGJAWAB DAN PELAKSANA KEGIATAN

Pasal 3
(1) Penanggungjawab kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM
yaitu SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupaten/Kota
yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah pada Provinsi atau Kabupaten/Kota.
(21 Kepala SKPD/PD/OPD Provinsi yang melaksanakan
urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat menunjuk
Kepala UPID yang melaksanakan kegiatan DAK
Nonfisik PK2UKM.
(3) Kepala UPTD yang melaksanakan kegiatan DAK
Nonfisik PK2UKM sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna Anggaran sesuai
peraturan perundang-undangan.

BAB IV
PENYELENGGARAAN PELATIHAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4
Penyelenggaraan Pelatihan meliputi:
a. Kurikulum dan materi;
b. jenis Pelatihan;
C. peserta Pelatihan;
d. Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengaj ar
8

e. sarana dan prasarana Pelatihan; dan


f. panitia penyelenggara.

Bagian Kedua
Kurikulum dan Materi Pelatihan
Pasal 5
(1) Kurikulum Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf a disusun berdasarkan ienis Pelatihan
yang dibutuhkan.
(2) Kurikulum Pelatihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus;
b. pokok bahasan/sub pokok bahasan;
c. metodologi;
d. alat bantu;
e. alokasi waktu; dan
f. evaluasi.
(3) Struktur Kurikuium Pelatihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari kelompok materi umum,
kelompok materi inti dan kelompok materi penunjang.
(4) Alokasi waktu Pelatihan dalam satu hari mencakup 8
(delapan) jam pelajaran.
(5) Satu jam pelajaran adalah 45 (empat puluh lima)
menit.
(6) Kegiatan Pelatihan paling sedikit dilaksanakan
sebanyak 24 jarrr pelajaran.

Pasal 6
(1) Materi Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf a disusun berdasarkan pokok bahasan dan
sub pokok bahasan untuk menunjang pencapaian
tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus.
(2) Materi Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat disusun dalam bentuk Modul, bahan bacaan
maupun handout.
-9

(3) Materi Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan


sikap.
(41 Materi Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
komposisinya lebih diutamakan pada aspek
keterampilan.

Bagian Ketiga
Jenis Pelatihan

Pasal 7
(1) Jenis Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b meliputi:
a. perkoperasian;
b. kewirausahaan;
c. keterampilan teknis;
d. manajerial;
e. kompetensi berdasarkan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia; dan
f. teknologi informasi.
(2) Jenis Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan sasaran


peserta Peiatihan.
(3) Kebutuhan dan sasaran Pelatihan sebagaimana
dimaksud ayat (2) diprioritaskan untuk pendidikan
dan latihan perkoperasian.

Bagian Keempat
Peserta Pelatihan

Pasal B

(1) Peserta Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


4 huruf c ditetapkan oleh SKPD/PD/OPD Provinsi
atau KabupatenlKota dan UPTD yang melaksanakan
urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
berdasarkan identifikasi kebutuhan Pelatihan dan
sasaran peserta Pelatihan.
-10

(2) Peserta Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat


terdiri atas:
(1)
a. pengurus Koperasi, pengawas Koperasi, anggota
Koperasi, pengelola Koperasi dan dewan
pengawas syariah Koperasi;
b. pelaku Usaha Mikro;
c. pelaku Usaha Kecil;
d. wirausaha pemula; dan/atau
e. Kelompok Strategis.
(3) Peserta Pelatihan sebagaimana dimaksud ayat (2\
untuk setiap 1 (satu) angkatan minimal berjumlah 25
(dua puluh lima) orang.
(4) Dalam hal terdapat daerah yang ditetapkan sebagai
kawasan perbatasan, daerah terdepan, daerah terluar,
daerah tertinggal, dan kawasan ekonomi khusus agar
SKPD/PD/OPD Provinsi atau KabupatenlKota dan
UPTD yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah memprioritaskan penetapan
peserta Pelatihan yang berasal dari kawasan
perbatasan, daerah terdepan, daerah terluar, daerah
tertinggal, dan kawasan ekonomi khusus.

Bagian Kelima
Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar

Pasal 9
(1) Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d
merupakan tenaga kompeten yang berasal dari
akademisi, praktisi, dan pelaku usaha.
(2) Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar
sebagaimana dimaksud ayat (1) berasal dari
akademisi, praktisi, dan pelaku usaha yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki keahlian di bidangnya sesuai dengan
jenis Pelatihan;
b. memiliki sertifikat komoetensi untuk Pelatihan
-11

kompetensi berbasis Standar Kompetensi Kerja


Nasional Indonesia;
c. memiliki bahan/Modul; dan
d. sehatjasmani dan rohani.
(3) Pejabat SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupatenl Kota
dan UPTD yang menyelenggarakan urusan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah dapat menunjuk
Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar
yang berasal dari pejabat SKPD/PD/OPD Provinsi
atau KabupatenfKota dan UPTD yang mempunyai
kompetensi di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah.
(4) Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (3)
bertugas:
a. menyiapkan rencana pembelajaran dan materi
ajar;
b. memberikan materi pembelaj aran;
c. melakukan evaluasi terhadap hasil capaian
tujuan pembelajaran; dan
d. melakukan evaluasi terhadap kemampuan
peserta setiap mengikuti materi ajaran yang
diberikan.

Bagian Keenam
Sarana dan Prasarana Pelatihan

Pasal 10
(1) Sarana dan prasarana Pelatihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf e digunakan dalam
mendukung proses pembelajaran dan disesuaikan
dengan kebutuhan Pelatihan.
(2) Sarana dan prasarana Pelatihan sebagaimana
dimaksud ayat (1) menggunakan sarana dan
prasarana SKPD/PD/OPD Provinsi atau
Kabupaten/Kota dan UPTD yang melaksanakan
kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM.
-r2 -

(3) Dalam hal sarana dan prasarana Pelatihan pada


SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupaten/Kota dan
UPTD yang melaksanakan kegiatan DAK Nonfisik
PK2UKM tidak dapat digunakan dengan pertimbangan
tertentu, kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM dapat
dilaksanakan ditempat lain yang representatif meliputi
hotel, wisma, perguruan tinggi, dan tempat pertemuan
lainnya.

Bagian Ketujuh
Panitia Penyelenggara

Pasal 11

(1) Panitia penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 4 huruf f berasal dari dan ditetapkan dan/atau
ditugaskan oleh SKPD/PD/OPD Provinsi atau
Kabupaten/Kota dan UPTD yang melaksanakan
kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM.
(2) Panitia penyelenggara DAK Nonfisik PK2UKM
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas:
a. mengkoordinir pelaksanaan Pelatihan;
b. menyiapkan panduan Pelatihan;
c. menyiapkan substansi materi dan tenaga
Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau
Pengajar;
d. menyelesaikan kelengkapan administrasi;
e. menyusun database peserta, tenaga
pendamping, Widyaiswara, Fasilitator,
Instruktur atau Pengajar secara terpilah;
f. melaksanakan evaluasi terhadap proses
Pelatihan; dan
g. menyusun laporan kegiatan.
-13

BAB V
PENDAMPINGAN

Pasal 12
(1) Pendampingan dilakukan oleh Tenaga Pendamping
pada saat peserta Pelatihan mengikuti Pelatihan dan
setelah peserta mengikuti Pelatihan.
(2) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berasal dari lingkungan dunia usaha, akademisi,
praktisi, danlatau berpengalaman di bidang
Pendampingan DAK Nonfisik PK2UKM.
(3) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia;
b. sehat jasmani dan rohani; dan
c. tingkat pendidikan minimal Diploma 3.
(4\ Dalam hal pada kawasan perbatasan, daerah
terdepan, daerah terluar dan daerah tertinggal tidak
tersedia calon Tenaga Pendamping yang memenuhi
persyaratan tingkat pendidikan minimal Diploma 3
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, dapat
ditetapkan Tenaga Pendamping yang berpendidikan
minimal SMA atau sederajat.
(s) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertugas:
a. mengidentifikasi permasalahan peserta
Pelatihan yang akan didampingi;
b. menyusun rencana kerja pelaksanaan
Pendampingan kepada peserta pasca Pelatihan;
c. memberikan bimbingan, konsultasi advokasi
dan pendataan database peserta Pelatihan; dan
d. melakukan evaluasi serta melaporkan hasil
pelaksanaan tugas secara berkala kepada
kepala SKPD/PD/OPD Provinsi atau
KabupatenlKota dan UPTD melalui koordinator
pendamping.
-14 -

(6) Laporan hasil pelaksanaan tugas pendamping


sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf d
mengikuti format sebagaimana tercantum daiam
Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III, Lampiran IV,
dan Lampiran V yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 13
(1) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 harus melalui tahap seleksi yang dilakukan
oleh SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupaten f Kota
dan UPTD yang melaksanakan kegiatan DAK Nonfisik
PK2UKM sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Tenaga Pendamping yang teiah diseleksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) selanjutnya ditetapkan
melalui surat keputusan kepala SKPD/PD/OPD
Provinsi atau Kabupatenf Kota yang
menyelenggarakan urusan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah.
(3) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menandatangani kontrak perjanjian kerja dalam
batas waktu sesuai tahun anggaran DAK Nonfisik
PK2UKM.
(4) Dalam hal berdasarkan penilaian dan evaluasi kepala
SKPD/PD/OPD Provinsi atau KabupatenfKota dan
UPID yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah ditemukan pendamping tidak
melaksanakan tugas sesuai kontrak maka dapat
dilakukan penggantian pendamping tanpa melalui
seleksi.

Pasal 14
(1) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) sebelum melaksanakan tugas
pendampingan dilakukan pembekalan oleh
SKPD/PD/OPD Provinsi atau KabupatenlKota dan
-15

UPTD yang menyelenggarakan urusan Koperasi,


Usaha Kecil dan Menengah pada Provinsi.
(2) Tenaga Pendamping dari KabupatenlKota wajib
mengikuti kegiatan pembekalan sebagaimana
dimaksud ayat (1).

Pasal 15
(1) Tenaga pendamping sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) dalam melaksanakan tugas diberikan
honorarium.
(2) Honorarium tenaga pendamping sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan paling tinggi sebesar
Rp3.200.000,-/bulan (tiga juta dua ratus ribu rupiah
per bulan) untuk Provinsi dan sebesar Rp2.600.000,-
/bulan (dua juta enam ratus ribu rupiah per bulan)
untuk Kabupaten/Kota.
(3) Besaran Tenaga Pendamping
honorarium
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan keputusan Gubernur/ Bupati/Walikota.

Pasal 16
(1) Dalam hal mendukung kelancaran tugas
Pendampingan se bagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (5), SKPD/PD/OPD Provinsi atau
Kabupaten/Kota dan UP|D yang menyelenggarakan
urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dapat
menunjuk pejabat di lingkungan SKPD/PD/OPD
Provinsi atau KabupatenfKota dan UPTD sebagai
koordinator pendamping sesuai dengan perbandingan
jumlah dan sebaran Tenaga Pendamping.
(2) Koordinator pendamping sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai tugas:
a, menyLrsun program kerja Pendampingan;
b. melakukan pembinaan;
c. memberikan penilaian atas kinerja Tenaga
Pendamping;
d. melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi
-16 -

kegiatan;
e. melakukan koordinasi dan sinkronisasi; dan
f. melaporkan kegiatan Pendampingan kepada
kepala SKPD/PD/OPD Provinsi atau
Kabupatenf Kota dan UPTD.
(3) Laporan kegiatan koordinator pendamping
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f
merupakan kompilasi laporan setiap pendamping
dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Koordinator pendamping sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh kepala SKPD/PD/OPD
Provinsi atau Kabupaten/Kota dan UPTD
mendapatkan honorarium sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB VI
ALOKASI ANGGARAN

Pasal 17
Besaran DAK Nonfisik PK2UKM pada masing-masing
Provinsi/KabupatenlKota ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB VII
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu
Monitoring dan Evaluasi

Pasal 18
Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
-t7

Pasal 19
(1) Deputi melakukan Monitoring dan Evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 terhadap
Pelaksanaan kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM pada
Provinsi / Kabupaten / Kota.
(2) Kepala SKPD/PD/OPD Provinsi dan UPTD melakukan
Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 terhadap Pelaksanaan kegiatan DAK
Nonfisik PK2UKM pada Kabupaten I Kota.
(3) Hasil Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dijadikan
pertimbangan dalam usulan pengalokasian DAK
Nonfisik PK2UKM oleh Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah pada tahun berikutnya.

Bagian Kedua
Pelaporan

Pasal 20
(1) Kepala SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupaten I Kota
dan UPID yang melaksanakan urusan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Provinsi/KabupatenlKota
menyampaikan laporan realisasi penggunaan DAK
Nonfisik PK2UKM setiap tahap kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa yang berlaku.
(2) Gubernur melalui kepala SKPD/PD/OPD Provinsi dan
UPTD yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah provinsi wajib menyampaikan
laporan semester yang memuat pelaksanaan kegiatan
DAK Nonfisik PK2UKM kepada Menteri dengan
tembusan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam
Negeri.
-18

(3) Bupati/Walikota melalui Kepala SKPD/PD/OPD


KabupatenlKota yang melaksanakan urusan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah KabupatenlKota
wajib menyampaikan laporan semester yang memuat
pelaksanaan kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM kepada
Gubernur dengan tembusan Menteri, Menteri
Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri.
(4) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) dilakukan paling lama 14 (empat
belas) hari setelah semester yang bersangkutan
berakhir.
(s) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dan (3) adalah sebagaimana tercantum dalam


Lampiran VII, Lampiran VIII, Lampiran IX, Lampiran
X, dan Lampiran XI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 2 1
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19lPerlM.KUKM/XIIl2016 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Peningkatan
Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2064),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
-19 -

Pasal 22
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal '2L Desember 20L8

MENTERI KOPERASI DAN USAHA


KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK
INDONESIA,

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 20LB

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

BERITA N REpUBLIK INDONESIA TAHUN 20LB NOMOR 1885


Lampiran I
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Rl

|3I:1, to rahun 2018


+: il f5;; : pe+u Rfule f&"rfi
12 I tf ss u n a a n D a n a A o ka s i K h u s u s N o n ri s i k
I

Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

I DENTIFI KASI PERMASALAHAN

1,. Nama Peserta


2. Nomor Induk Kependudukan
3. Jenis l(elamin
4. Tempat Tanggal Lahir
5. Nama UMKM / Koperasi
6. Alamat UMKM / Koperasi
Provinsi/Kabupaten / Kota
No, Telp
7. Tanggal Pendirian UMKM / Koperasi
8. Nomor Badan Hukum Koperasi
9, Nomor Induk Koperasi
10. Nomor IUMK
1l-. Jabatan di UMKM / Koperasi
L2, Kondisi saat ini
Asset
Volume Usaha Tahun Teral<hir
Laba Usaha
ModalSendiri
Modal Luar
Jumlah Karyawan
13. Diklat yang pernah diikuti
14, Permasalahan yang dihadapi dalam
Pengembangan Usaha/pengelolaan
Koperasi
l-5. Kebutuhan Diklat
16, Rencana Usaha
16. Rekomendasi
17. Saran

Tanggal, Bulan, Tahun


Nama Petugas Pendamping Mengetahui Nama Peserta
Koordinator Penda m ping

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL


DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,
E
LU
:Z
(\
z
f
z
EI
+l-i I{Z
-v
z
*\'/ atl lr,l
q,b0 X
--
'\ O-
ri
HH t1
cal(- z co<
=> z
H
J
f Gz a
l<t co .'t
M. ,^A -o-
-
X'^ -; X
F6 EI
\,/
vlv

u
l-i
A

v'-
'i O
z
J
l
LU
==
FF
LIJ

;E
3
AV.r{ Kv r co a
.-)
i'--(9
=
i!'u =? z = z
Z z4 H<
-(
'6 Iu J
F.;
IIJ J
-^
,q
x Aa z @ @Y:
/!.{
r-.,1 s
.r X O
s2
*
d.ri^J z tYt
X-
l-lr /1
v

* ooF'g H az l-l

D qt^q
q oifig
--HV
e
.
l
-J
co Vi+
z N-
E hi'; 6 46fl 5 z zI
ln
hlm
Fq
'n co 3^o P ZK
H 5 3'E
E;
Cg r--{ ;1 ,::
v Z;
cL <
. \V l
>M
; ci oJ( d q' o
zU z
vd )=A,o (-.{i
H =fi cL

99
F * Si'=Fi T H
zl- i z 5
l=(-d
co
.Y q.! <6 z
li+ PC
r- ir-rXOZ+ tn
v z
=z
q= do. #g
Yz S
5
f,E - bo 1= LU

.ii;!r!u-c HE
Ets O P{ d g6
H s F PH tZ z
Hh5HH
.Y^v;.\v.vUJ=
F{'!<-C-l<YZ f
<H
z=
LJ (/) =
ZE z
u*z
-oz J
l
co
ta
f, r
v,
f z
- S
f
6 co

o
-
'6
z
o z F'-
do .c
z '=-
E-U (,
-'; z
o
z i:(!
(o> a) e
UJ :Z
- bo
o
z (o(o
- - zU
s c -:z (J
(o
qJ -Q
Q-6 -O E.
ln
IIJ (o(o
U
c.) -
(o =o
u<
T-

z - -z
u^
'{= jj
vt
cr9 - (o
ro
Za1
d.
3
(J N
CJ

ao
U
\f,
>v
z
Lampiran III
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 Tahun 2Q1"8
Tanggal 2I Desember 2018
Tentang : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Aiokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menensah

PELAKSANAAN PEN DAM


PI NGAN
DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

NAMA PETUGAS PENDAMPING :

NAMA PESERTA YANG DIDAMPINGI :

NAMAPROVTNST/KAB/KOTA :

NC HARt/TGL MATERI TEMPAT KERJASAMA KENDALA TINDAKLANJUT

t
2

10

MENGETAHUI TEMPAT, TGL/BLN/TAHUN


KOORDINATOR PENDAMPING TENAGA PENDAMPING

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


REPUBLIK INDONESIA
T
z
rt
v
V.- d
6 tn zf4
oh0-
rH
l*
f r'l
d
! n)
Y i=

v^(-1 4

IE, ;>
;s E
6
5
o
4\
^
$ :t
b gE E
4
zU z'lFl
' .i

;
_q :E
?s F4
E
<{
=v:|Jl >
F=:rri
>.o-
1S:,-]
.

i
\-/

.t
J1 .T
r co
tr os l
z
\o:<,
;z:(n
svfr('-FI I v
F f,i-l
E i-" U
:Z Fl<
se i: z
< v U
-
U
X .Q'A
IJN F o
z = )
X

g F$

LJJLIJ:-iA
f- vJ frl
-
sz U)
f-r

E
EY
. ou:i
fi
ff
p trJ (,
>z
z tll \J
ila
oz
\l
\ Fr

Sv
.oF'; uo .ij
d 9> i/.
v
.- ln-
u- r1 cd \< I r'l
l

ft N.gE-
gx
H
Ei
>tu L!
r,

4^
k
boo iri

H E9
lrl

3:#E z&
XNF'*rE ?a
F i rEfr Efl
z
f .ed Tg Ea (,
z
d
EsnKE& R$ >o
f, F] EU z6
.*r
.H H Y zz
0 RnF Efl
"E
Uv

=
v)

! $E sE $E
E il
E

z
66
<A Iz
Qv
4Q o
EEz z
UJ

o v)
U
z (n

a
p
a
E
v ,-s
Y?,
Q sfr
v <^-
o gx
Fl
>!
o
z
a z
t{ 5
D :Z
n.
Ft S:

FI
H
*>
xd o:
z:
E s> LLJ
^:
:

SE d.:
E6 -)oF: i
lJl
fr>
o-<
rn
ts
F1
lJ.J a\
i
:
:
vti
Z-\:
z 4:

U
z
Lampiran V
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 Tahun 2OIB
Tanggal 2I Desember 2OIB
Tentang : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

LAPORAN KEGIATAN PENDAMPINGAN


DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK
PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

PENDAHULUAN
a Dasar Penetapan Penugasan (dilampiri Surat Penetapan Tenaga pendamping)
dari Kepala Dinas yang membidangi Koperasidan UMKM diTingkat Provinsi/Kabupaten/Kota)
b, Tujuan Kegiatan Pendampingan
c, Gambaran Umum Tentang Data Koperasi dan UMKM di Wilayah Tugas Pendampingan

2 DATA PESERTA YANG DIDAMPINGI


a. Spesifikasi Peserta yang didampingi
a,2 Berasal dari Koperasi (Pengurus, Pengawas, Pengelola atau anggota Koperasi)
Berasal dari UMKM (Jenis Usaha, sl<ala usaha dsb)
b.2 Pelatihan dan Tahun Pelatihan yang diikuti peserta
b.3 Jumlah Peserta yang didampingi

3 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PESERTA PELATIHAN


a Data Umum Peserta (Gambaran Potensi Usaha)

4 TARGETYANG AKAN DICAPAI DALAM KEGIATAN PENDAMPINGAN


a contoh : Perencanaan Usaha, sumber Pembiayaan, Menyusun proposal Bisnis
Penyusunan Laporan Keuangan KUMKM, Kemitraan/pemasaran produk
Kelembagaan, Manajemen Organisasi, Kualitas produk, dsb
b Rencana Kerja Pelaksanaan Pendampingan selama 10 Bulan

5 PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
a Jadwal Kerja Pendampingan
b Hambatan Selama Pendampingan
c Hasil dan Kemajuan Pendampingan Pasca Pelatihan

6 KESIMPULAN DAN SARAN


a Kesimpulan
b Saran

MENGETAHUI TEMPAT, TGL/BLN/TAHUN


KOORDINATOR PENDAMPING TENAGA PENDAMPING

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA
Lampiran VI
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 Tahun 2Ol8
Tanggal 2l Desember 2OIB
Tentang : Petunjuk reknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, usaha Kecil dan Menengah

SISTEMATIKA
LAPORAN KOORDINATOR PEN DAMPING
DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK
PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

1 PENDAHULUAN
a Dasar Penetapan Penugasan (dilampiri surat penetapan Tenaga pendamping)
dari Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UMKM di Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota)
b. Tujuan l(egiatan Pendampingan
c. Gambaran Umum Tentang Data Koperasi dan UMKM diWilayah Tugas Pendampingan

2 KINERJA KEGIATAN PENDAMPINGAN


a. Target Kegiatan Pendampingan (Koperasi dan UKM)
b, Pelaksanaan Pendampingan
c, Capaian Output Kegiatan Pendampingan
d. Capaian Outcome Kegiatan Pendampingan

3 PERMASALAHAN DI LAPANGAN
4 PEMECAHAN MASALAH

4 PENUTUP

a Dokumentasi
b Kesimpulan
c Saran

TEMPAT, TGL/BLN/TAHUN

KOORDINATOR PENDAMPING

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

4
. PUSPAYOGA
z
(9
z o
t E
IJJ $
(,
u
V4
a Y z
frl
0)bo
H

E ;> J
U)
-n z
n
b0 lp ,-1
trir*
oxr1 il
in! ral
b '6,9 aw g
iat I ib .t E
s-di zU
N u' a)
dr
gd
ai
As
H

qb
tI, ^ lt{ Y
.r Q
ii. I
av)
z
ng gp. 2 co
aa)
zz
q oo :,9
ix H
Z
o s <fr]
MZ
7 E F9g E Flo
E
; iEdx
n'-j z= u) o d
9.2
3 €.eH' a
v!
\
E5v
d

b-
xi
A u
o
Y
.,o /-[i _o
*c.t H jl (d F j!H A
ii g 2i
'Fq* E#^ U)
d U) s
>d,
:_e'3E"
H-qs tfi
M
<
>>5
qj f d E I
E
Efl 'a 9P a
'AEbd{H P
F E HE il,-i s
sE e:
N

H E4F fl -fl Ea
irfr
f'l Fl z
d
a

HT 6
o
Y )
lrl fr u
a-- I g.
J

za F. U

3fl
H- h oX
s
oa
E( zp J

J<M a trfl
4Pr
Ei
e 0 a
F z =g
.o9 a

v o o
o ilA
z g
o
o
z a
frl E N
tu o
o t
X z E
a F
s - @
h U N
z Y
o
o N
z o

M
o
a E

b0
o
!!
6
o

a
.9
q hI b0
Y o
g d
E 'A'A I

't s
a E
ooo
5
uz
o<z OY
Y<
N
<tr
(LJ
Yf,
(/)m o
z N
N 4 EBz
zl{,^
ot!
gHU
4
F5l
D 2
F
D

*z
*s
zl. o
5[FFO
U
Fd
Bf,
I
D
ts
F
o
*3 F
hr
H'l
4
ID
X
F
e
a
tF d
P2 a
E6
z z
o
z+t
trE a
::D F
HF !E
E
6
8 EE
E ts'l=.U
A
F
ts
D YlEnFl
\cR
F
u X2,T
F'
= PDEH
3
. 7
E x
xH FUF
o
PRrn q F'r2
6'z
otr s dN XF g HE$B
P z
qF
dA
tr X:Dl'::NFBH
i.i!.U)D
-t
BF Hi;E
r'6E F[::<s
3e b'EgE
:E
20<
[! rn
d
D :Hzc.FEEr.
tnn'ti
2Z uF
'l
' b H'-r HxF
qF-l
wFl F-I a
F P g :-;t
FD
X q :g
06'H
Sooq
H
(/)TCFY,
zo f-l
VJ
FT1 h
F ug
frE ff
r\ Lrj
'-
\)=F ^ P
F
D
F
H ;E
6'P b'
g
B O HB F
F- X
o
P
F ilu
g, H F
z /n
U
>
ii
so
- ai th\+
(D
Fi
2z
"E
XT
Uu- Fl
3
a
F
R
H
s5
pS
n\
5

.. p :dl? F
Zxi'o
n
HP
<uq B
th z A'::
s4 p
g
E r.B F'
O :l
a
(-
or
ts|\
\H
D
F F,
D
>
E tra
bt
uq
g
-_
- AE
Ni
+N
;F t
F'
F2 c
z H\
XJ
da
PH

oE
itE P SE,
5
z ^d a
z F'

tr
f 1

P
z
E
z al
(9 zr,l
z o ztrl
tu
U
Y 2.

o a
J
q) O
'I
-i
FJ* a rl
il,^crx zz Y
V

Y]
t d! ov z <z
.< E
5 H '+o .oQ
C)
F Vd
ts.-Yi.\ =E
2 o: D
==
sE {*
:g
E
z
>L
zZ.
LO
)z
EV
e;
NC
z
o
o
o
-
!d-- YUr =>
-;A <0- 6
'o 6fti o U)
E :E d ;r
e Fe- ti
LY
od
ftl
o.
o z
53E@H
3'e FE

E E'3
-doq^or+E
M
S ir Y
a
a
ftl
'6 5;g Bb
Y;-
(1

PNEcto u- z
E_ g .v
o.q2 h o
o .H
p
6
=BEx'P.
65Hi
Et
-QPFI A -= ^d &
=
E
o

Fi:^ -'. gt
lrJ

= f'l I
T zz
N
,=e .P Z
od

E€eeF
6b6Eb
JO.ZFF
EXi..
E( :<
F
E
I
iE36
4-rvrn,
r.\ qa l{ Fl
-tu<>
I 6,2
(ilgF
(5
6+
F=
@

XFSE 5v
Y
idEEB
Fr
SUE$ z
EEFS
AE Y
a
2 =
zU
XO L

6X z
E
J
z uJ
o Y
z 2.
zuJ
Q
a c
F
v 5
J
q F
f
v (L
E
Fl U
F

z .i
o
o
=
E
zu
= N (L
z E.
o
F
z
t
o
o
o
(L
Y

V o
z N o o @
a
z

5
U
f.
5
o
T ats]
Jd
zrn
EO
oq z
- z2 Y
M oa
aJ o'i 1
a
6 ME I !!J
>B
q
6M
sF
9e!
d
u
F
o
VV ;i

<{ Y
S u =
=o
#E
fi H;
.0.)
M xd
HI, v G:
EJ
}
Z 2 m v)
d dE A =
4): fls
:* 2 3
a
oc
9; Z
5 i^fr
7-i
g U
o
o
E'9
fl: o<
d

!6
ff=
ilg
nQii
2
<
d
U
-&g dA
A
Il
.ZE
i trd
XOIFH
I
Fl
F
E
eo
le*qFA
<;
X6
Q@'"i:
i{i ll'
.ioXJ'F^
V
Y
El
V
tOHH oz
hN= r Y
!dHtrF < g"
EanE^6
x>tdp* ts J<
P=
FU
!!,.1
zz t- J
ccF-:.
t! sd+o rn ( o
Z
P
o
z
4i

*iE$E E{
s&tEE ar
# E
>cl

6E H E =
5a
NV
A <o
FV z= N

11 q: xt
M<:
Efr:
;v
E
friiz
v.v44
z
irds
F<
za* ti
o
\-o
FVV
il, v
FFE
c': F
H
ti =
J
F<F
EXH F
'i

AZ,/ I
ti E
=
C/HF
tr
4Z
fr El X
4A
tiY o
4i{ A
AA F z
oh
F H
Y
az E
n
Y zu
z
a
a
v
H z
V 2=
z<
F UJ
v)
X
V
A
Fl
=
{z 5
6
^
u
=

=
z

;o-
Y z N
o
Lampiran XI
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 Tahun 2018
Tanggal 21 Desember 2olg
Tentang : Petunjuk reknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

SISTEMATII(A
LAPORAN AKHIR PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK
PENIGI{ATAN KAPASITAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
TAHUN ANGGARAN..................
pRovrNsr/ r{ABUPATEN/ KOTA.................

I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan Penulisan Laporan

II RENCANA DAN TARGET PELAI(SANAAN DAI( NONFISIK PICUKM


i Perencanaan
ii Penganggaran
iii Pelaksanaan

III HASIL PELAKSANAAN DAKNON FISIK PK2UKM


a. Capaian Per Kegiatan DAK NonJisik PK2UKM dan Output (Petatihan dan
b. Capaian Kinerja (Pelatihan dan Pendampingan)
c, Capaian outcorne Pelaksananaan DAK
d. Capaian Realisasi Keuangan

III PERMASALAHAN PELAKSANAAN DAK

IV MONITORING DAN EVALUASI


* Provinsi juga melaporkan monitoring dan evaluasi kab/kota
V PENUTUP
a. I(esimpulan dan Saran
b. Rekomendasi kebijakan Pelaksanaan DAK Nonfisik

LAMPIRAN
1 Realisasi Anggaran dan Realisasi Output
2 Data Peserta Diklat
3 Data Pendamping
4 Data Fasilitator/Instruktur pelatihan
5 Jadwal Pelatihan

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


REPUBLIK INDONESIA,

(
a\__

SPAYOGA

Anda mungkin juga menyukai