REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL
DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI
KHUSUS NONFISIK PENINGKATAN KAPASITAS
KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH.
-3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
PENGGUNAAN DAK NONFISIK PK2UKM
Pasal 2
(1) Penggunaan DAK Nonfisik PK2UKM untuk membiayai
kegiatan Pelatihan dan Pendampingan yang terdiri
atas:
a. persiapan dan penyelenggaraan Pelatihan
termasuk akomodasi dan konsumsi
pelaksanaan kegiatan;
b. uang saku harian dan biaya transportasi peserta
Pelatihan;
c. honorarium dan biaya perjalanan Widyaiswara,
Fasilitator, Instruktur atau Pengajar;
d. biaya rekrutmen dan seieksi tenaga
pendamping;
e. honorarium tenaga pendamping;
f. honorarium koordinator tenaga pendamping;
g. biaya transportasi dan/atau operasional
Pendampingan;
h. biaya transportasi dan/atau perjalanan dinas
dalam rangka koordinasi, sinkronisasi,
pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi DAK
Nonfisik PK2UKM; dan
i. biaya penunjang yang meliputi bahan praktek,
alat tulis kantor, honorarium pengelola
-7
BAB III
PENANGGUNGJAWAB DAN PELAKSANA KEGIATAN
Pasal 3
(1) Penanggungjawab kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM
yaitu SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupaten/Kota
yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah pada Provinsi atau Kabupaten/Kota.
(21 Kepala SKPD/PD/OPD Provinsi yang melaksanakan
urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat menunjuk
Kepala UPID yang melaksanakan kegiatan DAK
Nonfisik PK2UKM.
(3) Kepala UPTD yang melaksanakan kegiatan DAK
Nonfisik PK2UKM sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna Anggaran sesuai
peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
Penyelenggaraan Pelatihan meliputi:
a. Kurikulum dan materi;
b. jenis Pelatihan;
C. peserta Pelatihan;
d. Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengaj ar
8
Bagian Kedua
Kurikulum dan Materi Pelatihan
Pasal 5
(1) Kurikulum Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf a disusun berdasarkan ienis Pelatihan
yang dibutuhkan.
(2) Kurikulum Pelatihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus;
b. pokok bahasan/sub pokok bahasan;
c. metodologi;
d. alat bantu;
e. alokasi waktu; dan
f. evaluasi.
(3) Struktur Kurikuium Pelatihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari kelompok materi umum,
kelompok materi inti dan kelompok materi penunjang.
(4) Alokasi waktu Pelatihan dalam satu hari mencakup 8
(delapan) jam pelajaran.
(5) Satu jam pelajaran adalah 45 (empat puluh lima)
menit.
(6) Kegiatan Pelatihan paling sedikit dilaksanakan
sebanyak 24 jarrr pelajaran.
Pasal 6
(1) Materi Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf a disusun berdasarkan pokok bahasan dan
sub pokok bahasan untuk menunjang pencapaian
tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus.
(2) Materi Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat disusun dalam bentuk Modul, bahan bacaan
maupun handout.
-9
Bagian Ketiga
Jenis Pelatihan
Pasal 7
(1) Jenis Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b meliputi:
a. perkoperasian;
b. kewirausahaan;
c. keterampilan teknis;
d. manajerial;
e. kompetensi berdasarkan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia; dan
f. teknologi informasi.
(2) Jenis Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Bagian Keempat
Peserta Pelatihan
Pasal B
Bagian Kelima
Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar
Pasal 9
(1) Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d
merupakan tenaga kompeten yang berasal dari
akademisi, praktisi, dan pelaku usaha.
(2) Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar
sebagaimana dimaksud ayat (1) berasal dari
akademisi, praktisi, dan pelaku usaha yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki keahlian di bidangnya sesuai dengan
jenis Pelatihan;
b. memiliki sertifikat komoetensi untuk Pelatihan
-11
Bagian Keenam
Sarana dan Prasarana Pelatihan
Pasal 10
(1) Sarana dan prasarana Pelatihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf e digunakan dalam
mendukung proses pembelajaran dan disesuaikan
dengan kebutuhan Pelatihan.
(2) Sarana dan prasarana Pelatihan sebagaimana
dimaksud ayat (1) menggunakan sarana dan
prasarana SKPD/PD/OPD Provinsi atau
Kabupaten/Kota dan UPTD yang melaksanakan
kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM.
-r2 -
Bagian Ketujuh
Panitia Penyelenggara
Pasal 11
BAB V
PENDAMPINGAN
Pasal 12
(1) Pendampingan dilakukan oleh Tenaga Pendamping
pada saat peserta Pelatihan mengikuti Pelatihan dan
setelah peserta mengikuti Pelatihan.
(2) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berasal dari lingkungan dunia usaha, akademisi,
praktisi, danlatau berpengalaman di bidang
Pendampingan DAK Nonfisik PK2UKM.
(3) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia;
b. sehat jasmani dan rohani; dan
c. tingkat pendidikan minimal Diploma 3.
(4\ Dalam hal pada kawasan perbatasan, daerah
terdepan, daerah terluar dan daerah tertinggal tidak
tersedia calon Tenaga Pendamping yang memenuhi
persyaratan tingkat pendidikan minimal Diploma 3
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, dapat
ditetapkan Tenaga Pendamping yang berpendidikan
minimal SMA atau sederajat.
(s) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertugas:
a. mengidentifikasi permasalahan peserta
Pelatihan yang akan didampingi;
b. menyusun rencana kerja pelaksanaan
Pendampingan kepada peserta pasca Pelatihan;
c. memberikan bimbingan, konsultasi advokasi
dan pendataan database peserta Pelatihan; dan
d. melakukan evaluasi serta melaporkan hasil
pelaksanaan tugas secara berkala kepada
kepala SKPD/PD/OPD Provinsi atau
KabupatenlKota dan UPTD melalui koordinator
pendamping.
-14 -
Pasal 13
(1) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 harus melalui tahap seleksi yang dilakukan
oleh SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupaten f Kota
dan UPTD yang melaksanakan kegiatan DAK Nonfisik
PK2UKM sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Tenaga Pendamping yang teiah diseleksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) selanjutnya ditetapkan
melalui surat keputusan kepala SKPD/PD/OPD
Provinsi atau Kabupatenf Kota yang
menyelenggarakan urusan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah.
(3) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menandatangani kontrak perjanjian kerja dalam
batas waktu sesuai tahun anggaran DAK Nonfisik
PK2UKM.
(4) Dalam hal berdasarkan penilaian dan evaluasi kepala
SKPD/PD/OPD Provinsi atau KabupatenfKota dan
UPID yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah ditemukan pendamping tidak
melaksanakan tugas sesuai kontrak maka dapat
dilakukan penggantian pendamping tanpa melalui
seleksi.
Pasal 14
(1) Tenaga Pendamping sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) sebelum melaksanakan tugas
pendampingan dilakukan pembekalan oleh
SKPD/PD/OPD Provinsi atau KabupatenlKota dan
-15
Pasal 15
(1) Tenaga pendamping sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) dalam melaksanakan tugas diberikan
honorarium.
(2) Honorarium tenaga pendamping sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan paling tinggi sebesar
Rp3.200.000,-/bulan (tiga juta dua ratus ribu rupiah
per bulan) untuk Provinsi dan sebesar Rp2.600.000,-
/bulan (dua juta enam ratus ribu rupiah per bulan)
untuk Kabupaten/Kota.
(3) Besaran Tenaga Pendamping
honorarium
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan keputusan Gubernur/ Bupati/Walikota.
Pasal 16
(1) Dalam hal mendukung kelancaran tugas
Pendampingan se bagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (5), SKPD/PD/OPD Provinsi atau
Kabupaten/Kota dan UP|D yang menyelenggarakan
urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dapat
menunjuk pejabat di lingkungan SKPD/PD/OPD
Provinsi atau KabupatenfKota dan UPTD sebagai
koordinator pendamping sesuai dengan perbandingan
jumlah dan sebaran Tenaga Pendamping.
(2) Koordinator pendamping sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai tugas:
a, menyLrsun program kerja Pendampingan;
b. melakukan pembinaan;
c. memberikan penilaian atas kinerja Tenaga
Pendamping;
d. melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi
-16 -
kegiatan;
e. melakukan koordinasi dan sinkronisasi; dan
f. melaporkan kegiatan Pendampingan kepada
kepala SKPD/PD/OPD Provinsi atau
Kabupatenf Kota dan UPTD.
(3) Laporan kegiatan koordinator pendamping
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f
merupakan kompilasi laporan setiap pendamping
dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Koordinator pendamping sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh kepala SKPD/PD/OPD
Provinsi atau Kabupaten/Kota dan UPTD
mendapatkan honorarium sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB VI
ALOKASI ANGGARAN
Pasal 17
Besaran DAK Nonfisik PK2UKM pada masing-masing
Provinsi/KabupatenlKota ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB VII
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Monitoring dan Evaluasi
Pasal 18
Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
-t7
Pasal 19
(1) Deputi melakukan Monitoring dan Evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 terhadap
Pelaksanaan kegiatan DAK Nonfisik PK2UKM pada
Provinsi / Kabupaten / Kota.
(2) Kepala SKPD/PD/OPD Provinsi dan UPTD melakukan
Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 terhadap Pelaksanaan kegiatan DAK
Nonfisik PK2UKM pada Kabupaten I Kota.
(3) Hasil Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dijadikan
pertimbangan dalam usulan pengalokasian DAK
Nonfisik PK2UKM oleh Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah pada tahun berikutnya.
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 20
(1) Kepala SKPD/PD/OPD Provinsi atau Kabupaten I Kota
dan UPID yang melaksanakan urusan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Provinsi/KabupatenlKota
menyampaikan laporan realisasi penggunaan DAK
Nonfisik PK2UKM setiap tahap kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa yang berlaku.
(2) Gubernur melalui kepala SKPD/PD/OPD Provinsi dan
UPTD yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah provinsi wajib menyampaikan
laporan semester yang memuat pelaksanaan kegiatan
DAK Nonfisik PK2UKM kepada Menteri dengan
tembusan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam
Negeri.
-18
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 2 1
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
19lPerlM.KUKM/XIIl2016 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Peningkatan
Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2064),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
-19 -
Pasal 22
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal '2L Desember 20L8
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 20LB
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
u
l-i
A
v'-
'i O
z
J
l
LU
==
FF
LIJ
;E
3
AV.r{ Kv r co a
.-)
i'--(9
=
i!'u =? z = z
Z z4 H<
-(
'6 Iu J
F.;
IIJ J
-^
,q
x Aa z @ @Y:
/!.{
r-.,1 s
.r X O
s2
*
d.ri^J z tYt
X-
l-lr /1
v
* ooF'g H az l-l
D qt^q
q oifig
--HV
e
.
l
-J
co Vi+
z N-
E hi'; 6 46fl 5 z zI
ln
hlm
Fq
'n co 3^o P ZK
H 5 3'E
E;
Cg r--{ ;1 ,::
v Z;
cL <
. \V l
>M
; ci oJ( d q' o
zU z
vd )=A,o (-.{i
H =fi cL
99
F * Si'=Fi T H
zl- i z 5
l=(-d
co
.Y q.! <6 z
li+ PC
r- ir-rXOZ+ tn
v z
=z
q= do. #g
Yz S
5
f,E - bo 1= LU
.ii;!r!u-c HE
Ets O P{ d g6
H s F PH tZ z
Hh5HH
.Y^v;.\v.vUJ=
F{'!<-C-l<YZ f
<H
z=
LJ (/) =
ZE z
u*z
-oz J
l
co
ta
f, r
v,
f z
- S
f
6 co
o
-
'6
z
o z F'-
do .c
z '=-
E-U (,
-'; z
o
z i:(!
(o> a) e
UJ :Z
- bo
o
z (o(o
- - zU
s c -:z (J
(o
qJ -Q
Q-6 -O E.
ln
IIJ (o(o
U
c.) -
(o =o
u<
T-
z - -z
u^
'{= jj
vt
cr9 - (o
ro
Za1
d.
3
(J N
CJ
ao
U
\f,
>v
z
Lampiran III
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 Tahun 2Q1"8
Tanggal 2I Desember 2018
Tentang : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Aiokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menensah
NAMAPROVTNST/KAB/KOTA :
t
2
10
v^(-1 4
IE, ;>
;s E
6
5
o
4\
^
$ :t
b gE E
4
zU z'lFl
' .i
;
_q :E
?s F4
E
<{
=v:|Jl >
F=:rri
>.o-
1S:,-]
.
i
\-/
.t
J1 .T
r co
tr os l
z
\o:<,
;z:(n
svfr('-FI I v
F f,i-l
E i-" U
:Z Fl<
se i: z
< v U
-
U
X .Q'A
IJN F o
z = )
X
g F$
€
LJJLIJ:-iA
f- vJ frl
-
sz U)
f-r
E
EY
. ou:i
fi
ff
p trJ (,
>z
z tll \J
ila
oz
\l
\ Fr
Sv
.oF'; uo .ij
d 9> i/.
v
.- ln-
u- r1 cd \< I r'l
l
ft N.gE-
gx
H
Ei
>tu L!
r,
4^
k
boo iri
H E9
lrl
3:#E z&
XNF'*rE ?a
F i rEfr Efl
z
f .ed Tg Ea (,
z
d
EsnKE& R$ >o
f, F] EU z6
.*r
.H H Y zz
0 RnF Efl
"E
Uv
=
v)
! $E sE $E
E il
E
z
66
<A Iz
Qv
4Q o
EEz z
UJ
o v)
U
z (n
a
p
a
E
v ,-s
Y?,
Q sfr
v <^-
o gx
Fl
>!
o
z
a z
t{ 5
D :Z
n.
Ft S:
FI
H
*>
xd o:
z:
E s> LLJ
^:
:
SE d.:
E6 -)oF: i
lJl
fr>
o-<
rn
ts
F1
lJ.J a\
i
:
:
vti
Z-\:
z 4:
U
z
Lampiran V
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 Tahun 2OIB
Tanggal 2I Desember 2OIB
Tentang : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
PENDAHULUAN
a Dasar Penetapan Penugasan (dilampiri Surat Penetapan Tenaga pendamping)
dari Kepala Dinas yang membidangi Koperasidan UMKM diTingkat Provinsi/Kabupaten/Kota)
b, Tujuan Kegiatan Pendampingan
c, Gambaran Umum Tentang Data Koperasi dan UMKM di Wilayah Tugas Pendampingan
5 PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
a Jadwal Kerja Pendampingan
b Hambatan Selama Pendampingan
c Hasil dan Kemajuan Pendampingan Pasca Pelatihan
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran VI
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 Tahun 2Ol8
Tanggal 2l Desember 2OIB
Tentang : Petunjuk reknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, usaha Kecil dan Menengah
SISTEMATIKA
LAPORAN KOORDINATOR PEN DAMPING
DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK
PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
1 PENDAHULUAN
a Dasar Penetapan Penugasan (dilampiri surat penetapan Tenaga pendamping)
dari Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UMKM di Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota)
b. Tujuan l(egiatan Pendampingan
c. Gambaran Umum Tentang Data Koperasi dan UMKM diWilayah Tugas Pendampingan
3 PERMASALAHAN DI LAPANGAN
4 PEMECAHAN MASALAH
4 PENUTUP
a Dokumentasi
b Kesimpulan
c Saran
TEMPAT, TGL/BLN/TAHUN
KOORDINATOR PENDAMPING
REPUBLIK INDONESIA
4
. PUSPAYOGA
z
(9
z o
t E
IJJ $
(,
u
V4
a Y z
frl
0)bo
H
E ;> J
U)
-n z
n
b0 lp ,-1
trir*
oxr1 il
in! ral
b '6,9 aw g
iat I ib .t E
s-di zU
N u' a)
dr
gd
ai
As
H
qb
tI, ^ lt{ Y
.r Q
ii. I
av)
z
ng gp. 2 co
aa)
zz
q oo :,9
ix H
Z
o s <fr]
MZ
7 E F9g E Flo
E
; iEdx
n'-j z= u) o d
9.2
3 €.eH' a
v!
\
E5v
d
b-
xi
A u
o
Y
.,o /-[i _o
*c.t H jl (d F j!H A
ii g 2i
'Fq* E#^ U)
d U) s
>d,
:_e'3E"
H-qs tfi
M
<
>>5
qj f d E I
E
Efl 'a 9P a
'AEbd{H P
F E HE il,-i s
sE e:
N
H E4F fl -fl Ea
irfr
f'l Fl z
d
a
HT 6
o
Y )
lrl fr u
a-- I g.
J
za F. U
3fl
H- h oX
s
oa
E( zp J
J<M a trfl
4Pr
Ei
e 0 a
F z =g
.o9 a
v o o
o ilA
z g
o
o
z a
frl E N
tu o
o t
X z E
a F
s - @
h U N
z Y
o
o N
z o
M
o
a E
b0
o
!!
6
o
a
.9
q hI b0
Y o
g d
E 'A'A I
't s
a E
ooo
5
uz
o<z OY
Y<
N
<tr
(LJ
Yf,
(/)m o
z N
N 4 EBz
zl{,^
ot!
gHU
4
F5l
D 2
F
D
*z
*s
zl. o
5[FFO
U
Fd
Bf,
I
D
ts
F
o
*3 F
hr
H'l
4
ID
X
F
e
a
tF d
P2 a
E6
z z
o
z+t
trE a
::D F
HF !E
E
6
8 EE
E ts'l=.U
A
F
ts
D YlEnFl
\cR
F
u X2,T
F'
= PDEH
3
. 7
E x
xH FUF
o
PRrn q F'r2
6'z
otr s dN XF g HE$B
P z
qF
dA
tr X:Dl'::NFBH
i.i!.U)D
-t
BF Hi;E
r'6E F[::<s
3e b'EgE
:E
20<
[! rn
d
D :Hzc.FEEr.
tnn'ti
2Z uF
'l
' b H'-r HxF
qF-l
wFl F-I a
F P g :-;t
FD
X q :g
06'H
Sooq
H
(/)TCFY,
zo f-l
VJ
FT1 h
F ug
frE ff
r\ Lrj
'-
\)=F ^ P
F
D
F
H ;E
6'P b'
g
B O HB F
F- X
o
P
F ilu
g, H F
z /n
U
>
ii
so
- ai th\+
(D
Fi
2z
"E
XT
Uu- Fl
3
a
F
R
H
s5
pS
n\
5
.. p :dl? F
Zxi'o
n
HP
<uq B
th z A'::
s4 p
g
E r.B F'
O :l
a
(-
or
ts|\
\H
D
F F,
D
>
E tra
bt
uq
g
-_
- AE
Ni
+N
;F t
F'
F2 c
z H\
XJ
da
PH
oE
itE P SE,
5
z ^d a
z F'
tr
f 1
P
z
E
z al
(9 zr,l
z o ztrl
tu
U
Y 2.
o a
J
q) O
'I
-i
FJ* a rl
il,^crx zz Y
V
Y]
t d! ov z <z
.< E
5 H '+o .oQ
C)
F Vd
ts.-Yi.\ =E
2 o: D
==
sE {*
:g
E
z
>L
zZ.
LO
)z
EV
e;
NC
z
o
o
o
-
!d-- YUr =>
-;A <0- 6
'o 6fti o U)
E :E d ;r
e Fe- ti
LY
od
ftl
o.
o z
53E@H
3'e FE
E E'3
-doq^or+E
M
S ir Y
a
a
ftl
'6 5;g Bb
Y;-
(1
PNEcto u- z
E_ g .v
o.q2 h o
o .H
p
6
=BEx'P.
65Hi
Et
-QPFI A -= ^d &
=
E
o
Fi:^ -'. gt
lrJ
= f'l I
T zz
N
,=e .P Z
od
E€eeF
6b6Eb
JO.ZFF
EXi..
E( :<
F
E
I
iE36
4-rvrn,
r.\ qa l{ Fl
-tu<>
I 6,2
(ilgF
(5
6+
F=
@
XFSE 5v
Y
idEEB
Fr
SUE$ z
EEFS
AE Y
a
2 =
zU
XO L
6X z
E
J
z uJ
o Y
z 2.
zuJ
Q
a c
F
v 5
J
q F
f
v (L
E
Fl U
F
z .i
o
o
=
E
zu
= N (L
z E.
o
F
z
t
o
o
o
(L
Y
V o
z N o o @
a
z
5
U
f.
5
o
T ats]
Jd
zrn
EO
oq z
- z2 Y
M oa
aJ o'i 1
a
6 ME I !!J
>B
q
6M
sF
9e!
d
u
F
o
VV ;i
<{ Y
S u =
=o
#E
fi H;
.0.)
M xd
HI, v G:
EJ
}
Z 2 m v)
d dE A =
4): fls
:* 2 3
a
oc
9; Z
5 i^fr
7-i
g U
o
o
E'9
fl: o<
d
!6
ff=
ilg
nQii
2
<
d
U
-&g dA
A
Il
.ZE
i trd
XOIFH
I
Fl
F
E
eo
le*qFA
<;
X6
Q@'"i:
i{i ll'
.ioXJ'F^
V
Y
El
V
tOHH oz
hN= r Y
!dHtrF < g"
EanE^6
x>tdp* ts J<
P=
FU
!!,.1
zz t- J
ccF-:.
t! sd+o rn ( o
Z
P
o
z
4i
*iE$E E{
s&tEE ar
# E
>cl
6E H E =
5a
NV
A <o
FV z= N
11 q: xt
M<:
Efr:
;v
E
friiz
v.v44
z
irds
F<
za* ti
o
\-o
FVV
il, v
FFE
c': F
H
ti =
J
F<F
EXH F
'i
AZ,/ I
ti E
=
C/HF
tr
4Z
fr El X
4A
tiY o
4i{ A
AA F z
oh
F H
Y
az E
n
Y zu
z
a
a
v
H z
V 2=
z<
F UJ
v)
X
V
A
Fl
=
{z 5
6
^
u
=
=
z
;o-
Y z N
o
Lampiran XI
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 Tahun 2018
Tanggal 21 Desember 2olg
Tentang : Petunjuk reknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
SISTEMATII(A
LAPORAN AKHIR PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK
PENIGI{ATAN KAPASITAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
TAHUN ANGGARAN..................
pRovrNsr/ r{ABUPATEN/ KOTA.................
I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan Penulisan Laporan
LAMPIRAN
1 Realisasi Anggaran dan Realisasi Output
2 Data Peserta Diklat
3 Data Pendamping
4 Data Fasilitator/Instruktur pelatihan
5 Jadwal Pelatihan
(
a\__
SPAYOGA