Anda di halaman 1dari 40

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KEMENTERIAN


KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

NOMOR : 01/Per/DEP.1/IV/2016

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PETUGAS PENYULUH


KOPERASI LAPANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN


USAHA KECIL DAN MENENGAH

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas dan


kuantitas koperasi, maka perlu dilakukan kegiatan
penyuluhan secara intensif;
b. bahwa untuk mewujudkan maksud dan tujuan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, salah satunya diperlukan tenaga yang
kompeten sebagai Petugas
Penyuluh Koperasi Lapangan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu ditetapkan
Peraturan Deputi Bidang Kelembagaan, Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Petugas Penyuluh
Koperasi Lapangan (PPKL).
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian (Lembar Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


1
Nomor 4866);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Anggaran Dasar Koperasi
((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3580) ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran
Koperasi oleh Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1994 Nomor 24 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3549) ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha simpna Pinjam oleh Koperasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3591) ;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang
tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
9. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2015 tentang Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 106);
10.Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
08/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah;
11.Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
10/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Kelembagaan
Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1489);
12.Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
02/Per/M.KUKM/I/2016 tentang Pendampingan
Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 181)

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


2
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DEPUTI BIDANG
KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM
PETUGAS PENYULUH KOPERASI
LAPANGAN (PPKL)

Pasal 1
Tujuan Peraturan Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah ini adalah untuk menetapkan program
Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) sebagai acuan bagi
pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan program PPKL.

Pasal 2
Tujuan Peraturan Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana dimaksud pada Pasal 1,
program PPKL yang sudah ada perlu disempurnakan dengan maksud
untuk :
1. Meningkatkan output penyuluhan perkoperasian sebagaimana
tersebut dalam Lampiran surat keputusan ini ;
2. Meningkatkan kelancaran pembinaan, bimbingan, dan penyuluhan
perkoperasian oleh SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota dan stakeholder
lainnya;
3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi PPKL

Pasal 3
Uraian lengkap pedoman pelaksanaan program Petugas Penyuluh
Koperasi Lapangan (PPKL), sebagaimana yang tercantum dalam lampiran
peraturan ini terdapat beberapa form laporan antara lain : 1. form 1
tentang rekapitulasi koperasi terbina oleh koordinator;
2. form 2 tentang data koperasi terbina oleh PPKL;
3. form 3 tentang data koperasi tidak aktif;
4. form 4 tentang data koperasi yang sudah menyelenggarakan RAT;
5. form 5 tentang kertas kerja pencapaian kinerja PPKL;
6. form 6 tentang Contoh surat penugasan PPKL
7. form 7 tentang laporan penyuluhan perkoperasian kepada kelompok
masyarakat;
8. form 8 tentang laporan pertumbuhan koperasi baru; 9. form 9 rencana
kerja PPKL
yang keseluruhan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


3
Pasal 4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di J a k a r t a pada
tanggal 12 April 2016
DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN

CHOIRUL DJAMHARI, Ph.D

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


4
Lampiran : Peraturan Deputi Bidang
Kelembagaan, Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
Nomor : 01/Per/Dep.1/IV/2016
Tentang : Pedoman Pelaksanaan
Program Petugas Penyuluh
Koperasi Lapangan (PPKL)

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


5
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PETUGAS PENYULUH
KOPERASI LAPANGAN (PPKL)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pembangunan perkoperasian dalam 5 (lima) tahun ke


depan telah diatur dalam RPJM 2015-2019 dan Nawacita. Nawacita
butir 6 (meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional) dan butir 7 (mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik) memberi arah
jelas terhadap pembangunan Koperasi. Pembangunan Koperasi
diarahkan pada strategis, yaitu: pangan, energi, kelautan, industri,
pariwisata , dan sektor produktif lain yaitu konsumsi dan simpan
pinjam. Karena itu arah pembinaan Koperasi, ditekankan pada ;

a. Pemberdayaan Koperasi yang bergerak di sektor pangan (dalam


arti luas), energi, kelautan, industri dan pariwisata ;
b. Pemberdayaan koperasi pada sektor konsumsi, simpan pinjam
dan lainnya;
c. Pendataan koperasi tidak aktif.

Pembangunan koperasi dikonsentrasikan pada penguatan aspek


kelembagaan, usaha dan pengembangan partisipasi keanggotaan
untuk mewujudkan Koperasi yang sehat, mandiri dan berkembang
melalui kerjasama ekonomi Anggota. Semua ini mendorong
peningkatan peran dalam penciptaan kesejahteraan anggota, dan
masyarakat berdasar nilai dan prinsip Koperasi.

Dukungan pemberdayaan Koperasi ditentukan oleh Perangkat


Daerah (PD) yang menangani Koperasi dan UMKM, terutama
Kabupaten/Kota dan Provinsi. Perangkat Daerah menghadapi
keterbatasan, antara lain ; aparatur Pembina yang kurang kompeten
dan mutasi aparat pembina menyebabkan menjadi kurang
konsentrasi.

Sebagai langkah mengintensifkan pembinaan dan


pengembangan koperasi di lapangan, diperlukan sejumlah tenaga.
Mereka dituntut memiliki kompetensi agar mampu melakukan
kegiatan penumbuhan dan pengembangan koperasi. Langkah yang
dilakukan dengan menyelenggarakan program penyuluhan secara
intensif, ditempuh melalui Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan
(PPKL). PPKL dikonsentrasikan pada penyuluhan : koperasi di sektor
strategis, pengembangan koperasi sektor produktif lain (konsumsi
dan simpan pinjam), dan pendataan koperasi tidak aktif serta tugas
penyuluhan lain.

Keberadaan PPKL menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk


m
Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..
6
elakukan perubahan secara sistematis, terstruktur dan
berkelanjutan. Untuk maksud tersebut para Petugas Penyuluh
Koperasi Lapangan (PPKL) sebagai tenaga profesional, diberi tugas
oleh pejabat untuk melaksanakan tugas penyuluhan perkoperasian.
PPKL mempunyai keleluasaan untuk mengembangkan kegiatannya
dengan menggunakan pedoman ini sebagai acuannya.

B. RUANG LINGKUP

Pedoman teknis PPKL ini sebagai acuan penyelenggaraan fungsi dan


tugas PPKL, dengan lingkup sebagai berikut ;
1. Pendahuluan
2. Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL)
3. Rekruitmen Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) yang
baru
4. Monitoring dan Evaluasi.
5. Penutup

BAB II PETUGAS PENYULUH KOPERASI LAPANGAN (PPKL)

A. KEDUDUKAN, TUJUAN, INDIKATOR KINERJA.

1. Kedudukan

a. Kedudukan kepegawaian PPKL adalah Pegawai Pemerintah


dengan Perjanjian Kerja (honorer Non PNS) yang dinyatakan
dalam surat pernyataan tenaga Non-PNS dalam setiap tahun
anggaran.
b. Tenaga PPKL bertugas berdasarkan surat keputusan
(perjanjian kerja) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
anggaran dan dapat diangkat kembali sesuai kebutuhan dan
hasil evaluasi.
c. Untuk tenaga PPKL tahun 2016 (hasil rekruitmen tahun
2012, 2013, 2014 dan 2015) dan tahun selanjutnya diangkat
kembali oleh Kementerian Koperasi dan UKM berdasarkan
pemenuhan persyaratan dan masa kerja PPKL pada Bab II
butir B.
d. Tenaga PPKL tahun anggaran 2016, dan tahun selanjutnya,
diangkat berdasarkan rekruitmen oleh Deputi bidang
Kelembagaan.

2. Tujuan dan Indikator Kinerja PPKL.

a. PPKL bertujuan untuk membantu Dinas Koperasi dan UKM


kabupaten/kota dan Dinas Koperasi dan UKM provinsi dalam
melakukan penyuluhan koperasi di sektor produktif,
konsumif, simpan-pinjam, dan pendataan koperasi serta

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


7
tugas-tugas penyuluhan lainnya.

b. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditetapkan indikator


kinerja :
1) Jumlah koperasi yang menangani usaha di sektor
pangan (dalam arti luas), kelautan, energi, industri dan
pariwisata, menurut skala usaha ;
2) Jumlah koperasi yang menangani usaha konsumsi,
menurut skala usaha ;
3) Jumlah koperasi yang menangani usaha simpan pinjam
dan/atau usaha simpan pinjam koperasi, pola
konvensional dan syariah, menurut skala usaha
4) Jumlah koperasi tidak aktif, dan direncanakan
dibubarkan.
5) Jumlah koperasi yang menyelenggarakan rapat anggota
tahunan (RAT) ;
6) Tugas penyuluhan lain yang ditetapkan Dinas KUKM
kabupaten/Kota, Dinas KUKM provinsi.

c. Skala usaha sebagaimana tersebut di atas, menggunakan


kriteria yang berlaku pada Undang-undang Nomor 20 tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai
berikut ;
1) Usaha mikro adalah usaha yang memperoleh
pendapatan tahunan setinggi-tingginya Rp 300.000,000,-
(tiga ratus juta rupiah)
2) Usaha kecil adalah usaha yang memperoleh pendapatan
tahunan lebih Rp 300.000,000,- (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
3) Usaha menengah adalah usaha yang memperoleh
pendapatan tahunan lebih Rp 2.500.000.000,- (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp
50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).
4) Usaha besar adalah usaha yang memperoleh pendapatan
tahunan lebih Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar
rupiah).
3. Sasaran PPKL

Sasaran tugas PPKL yaitu :


a. Penyuluhan koperasi dan anggota masyarakat.
b. Penyuluhan untuk pengembangan koperasi dan/atau anggota
masyarakat yang akan membentuk koperasi.

B. SYARAT DAN MASA KERJA

1. Tenaga PPKL pada saat aktif, memenuhi syarat ;

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


8
a. Berusia maksimal 50 tahun
b. Mempunyai dedikasi, dan minat terhadap pemberdayaan
koperasi.
c. Aktif, jujur dan kreatif dalam menjalankan tugas penyuluhan
koperasi
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Rekomendasi hasil evaluasi PPKL oleh Kementerian Koperasi
dan UKM.

2. Masa kerja PPKL, berakhir jika :

a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri atas permohonan sendiri
c. Jangka waktu perjanjian kerja berakhir di setiap akhir tahun
anggaran, dan/atau melebihi ketentuan batas usia.
d. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai PPKL berdasarkan hasil
evaluasi Kementerian Koperasi dan UKM, dengan
memperhatikan pertimbangan Dinas KUKM kabupaten/kota.
e. Melakukan perbuatan tercela yang merugikan koperasi
binaan dan instansi terkait.
f. Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pengurangan jumlah PPKL.
g. Tidak cakap jasmani dan/ atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban sesuai perjanjian kerja
yang disepakati

C. PENEMPATAN PPKL

1. Tenaga PPKL dimaksudkan untuk membantu Dinas Koperasi


dan UKM kabupaten/kota dalam rangka menjangkau
pemberdayaan Koperasi yang ada di wilayah kabupaten/Kota.
2. Secara selektif, tenaga PPKL berada di kabupaten/kota tertentu,
yang dinilai memiliki keterbatasan personil.
3. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi berkoordinasi dengan Dinas
Koperasi dan UKM Kabupaten/ Kota mengatur penempatan
tenaga PPKL untuk mencapai indikator kinerja sebagaimana
ditetapkan diatas.
4. Bagi daerah yang memiliki program PPKL dan/atau program
penyuluhan lain dengan penamaan lain, yang dibiayai dengan
dana APBD I dan/atau APBD II, dapat diperhitungkan sebagai
bagian program penyuluhan perkoperasian secara Nasional.
Kementerian Koperasi dan UKM, dapat mengakomodir dalam
tugas-tugas tenaga PPKL.

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


9
D. TUGAS DAN FUNGSI PPKL

1. Fungsi PPKL

PPKL berfungsi membantu Dinas Koperasi dan UKM


kabupaten/Kota, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi dalam hal :
a. penyuluhan koperasi
b. pendataan koperasi
c. penyuluhan anggota masyarakat yang akan bergabung dan
atau mendirikan koperasi.

2. Tugas PPKL

a. Tugas Pokok PPKL terutama, dalam hal :


1) Melakukan tugas penyuluhan, konsultasi dan bimbingan
Koperasi untuk mencapai tujuan dan indikator kinerja
PPKL dalam lingkup kabupaten/kota dan provinsi.
2) Melakukan tugas penyuluhan dan pendataan koperasi
dalam lingkup kabupaten/kota dan provinsi.
3) Mendorong Koperasi melaksanakan RAT.
4) Melakukan tugas penyuluhan kepada anggota
masyarakat yang akan bergabung dan/ atau mendirikan
koperasi.

b. PPKL bersama koordinator PPKL membuat rencana kerja


pelaksanaan penyuluhan setiap bulan, sebagaimana indikator
kinerja

c. Untuk mampu menyelenggarakan tugas tersebut di atas,


PPKL dapat memperoleh ;
1) Kesempatan pelatihan PPKL, secara garis besar antara
lain : fungsi perangkat organisasi koperasi (POK),
organisasi dan pengelolaan usaha, tata cara pengelolaan
(manajemen) koperasi, pengembangan usaha koperasi
dan akuntansi koperasi.
2) Pembinaan dari aparatur Dinas Koperasi dan UKM
kabupaten/kota dan Dinas Koperasi dan UKM provinsi
dalam hal ; teknik penyuluhan, konsultasi dan
bimbingan di bidang fungsi perangkat organisasi
koperasi (POK), organisasi dan usaha, pengembangan
usaha, akuntansi dan keuangan koperasi.
3) Pembinaan dari aparatur Dinas Koperasi dan UKM
kabupaten/kota dan Dinas Koperasi dan UKM provinsi
dalam pendataan koperasi.

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


10
E. PENGANGGARAN

1. Penggangaran

a. Penganggaran program PPKL dibebankan pada Anggaran


Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Koperasi dan
UKM.
b. Tenaga penyuluh perkoperasian yang di angkat oleh
Pemerintah daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Kab/ Kota.
c. Khusus untuk pembiayaan honorarium PPKL (hasil
rekruitmen 2012, 2013, 2014 dan 2015) dan tahun anggaran
selanjutnya, melalui pembiayaan dekonsentrasi.
d. Pembiayaan program PPKL hasil rekruitmen baru,
dibebankan pada anggaran APBN Kementerian Koperasi dan
UKM.
e. Pembiayaan kegiatan program PPKL lain kecuali disebutkan
khusus, dibebankan pada APBN Kementerian Koperasi dan
UKM.
f. Pembayaran/pencairan honorarium PPKL dan Koordinator
PPKL pada anggaran dekonsentrasi dibayarkan dengan
melampirkan laporan pelaksanaan tugas yang disampaikan
oleh PPKL dan Koordinator PPKL diwilayahnya.

2. Penetapan Surat Keputusan PPKL.

a. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi menetapkan Surat


Keputusan tentang penetapan PPKL dan penetapan tentang
koordinator PPKL, berikut lampiran nama-nama PPKL dan
koordinator di wilayahnya;
b. Deputi Bidang Kelembagaan, menerbitkan Surat Keputusan
tentang penetapan PPKL baru dan koordinator PPKL, berikut
lampiran nama-nama PPKL dan koordinator.

3. Pergantian PPKL.

PPKL dapat diganti karena alasan :


a. PPKL mengundurkan diri disertai dengan surat pernyataan
pengunduran diri secara sukarela tanpa menuntut hak
apapun di atas surat bermaterai, selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sebelum tanggal pengunduran diri.
b. PPKL dinilai tidak menunjukkan kinerja sebagaimana yang
diharapkan selama bertugas pada tahun sebelumnya,
dibuktikan dengan laporan hasil penilaian.
d. Berdasarkan pertimbangan yang dimaksud butir a dan/ atau
b, Deputi Bidang Kelembagaan memberikan kewenangan
kepada Dinas KUKM Provinsi untuk mengirimkan minimal 2

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


11
(dua) orang calon pengganti.
e. Deputi Bidang Kelembagaan berhak memutuskan calon
pengganti dimaksud.

F. TENAGA KOORDINATOR PPKL DAN PEMBINAAN

1. Koordinator PPKL

a. Setiap Dinas Koperasi dan UKM provinsi dan Dinas Koperasi


dan UKM Kabupaten/Kota menetapkan 1 (satu) orang tenaga
koordinator, yang berasal dari Dinas tersebut.
b. Tugas tenaga koordinator Provinsi dan Kabupaten/Kota;
1) Mengkompilasi laporan PPKL setiap bulan di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota
2) Melakukan pengendalian kegiatan PPKL setiap bulan di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
3) Melakukan Supervisi, monitoring, dan evaluasi program
PPKL setiap bulan di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
4) Melakukan tugas-tugas administratif di bidang PPKL.

2. Pembinaan.

a. Pembinaan program PPKL dilakukan secara koordinatif dan


terpadu sesuai wilayah keanggotaan koperasi berdasarkan
Perundang-undangan oleh :
1) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Cq. Deputi Bidang Kelembagaan.
2) Dinas Koperasi dan UKM Provinsi.
3) Dinas Koperasi dan UKM kabupaten/kota.

b. PPKL menjalin komunikasi dan kerjasama dengan sesama


PPKL, penyuluh instansi lain dan aparatur instansi lain,
untuk ;
1) Peningkatan kualitas dan pelaksanaan penyuluhan
perkoperasian;
2) Pertukaran pengetahuan dan pengalaman di bidang
penyuluhan perkoperasian;
3) Menggunakan teknologi informasi (Media sosial, Milling
List dan bentuk teknologi informasi lain), untuk
peningkatan kualitas, pertukaran informasi dan urusan
penyuluhan lain.

c. PPKL memperoleh kesempatan mengembangkan kemampuan


diri, melalui antara lain ;
1) Kesempatan melakukan ekspose pengalaman dan
ketrampilan di bidang penyuluhan perkoperasian, pada
b
Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..
12
erbagai acara perkoperasian dan penyuluhan.
2) Penyampaian pengalaman dan pembekalan melalui
media tertulis, elektronik dan media lain di bidang
penyuluhan perkoperasian.

BAB III REKRUITMEN PETUGAS PENYULUH KOPERASI LAPANGAN


(PPKL) BARU

A. SYARAT, MEKANISME DAN TATA CARA.

1. Rekruitmen PPKL baru tahun 2016 dan tahun selanjutnya


merupakan proses pemilihan calon tenaga PPKL menjadi tenaga
PPKL.
2. Tahapan Rekruitmen dilakukan melalui :
a. Tahapan perencanaan,
b. Pengumuman lowongan
c. Pelamaran
d. seleksi
e. Pengumuman hasil seleksi dan
f. Pengangkatan dan penetapan menjadi PPKL
3. Persyaratan calon tenaga PPKL baru, yaitu ;
a. Warga Negara Indonesia
b. Memiliki pendidikan formal minimal D3 atau sederajat,
diutamakan berlatar belakang ekonomi, dibuktikan dengan
surat keterangan lulus (ijasah) yang dilegalisir.
c. Berusia antara 22 tahun sampai dengan 35 tahun,
dibuktikan dengan keterangan desa/kelurahan atau
dibuktikan dengan KTP asli.
d. Mampu mengoperasikan komputer (Microsoft Office).
e. Mempunyai dedikasi, dan minat terhadap pemberdayaan
koperasi, dibuktikan dengan penyusunan paper pribadi
tentang perkoperasian.
f. Melampirkan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK)
asli.
g. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat
keterangan sehat dari klinik atau kantor kesehatan
setempat.
4. Calon yang dinyatakan lulus ditetapkan dalam Surat Keputusan
Deputi Bidang Kelembagaan.

B. HONORARIUM

PPKL baru menerima honor dari Kementerian Koperasi dan UKM


sesuai ketentuan Keuangan Negara yang berlaku.

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


13
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI

A. MONITORING DAN EVALUASI

1. Koordinator PPKL Dinas Koperasi dan UKM kabupaten/kota


memonitor laporan pelaksanaan kegiatan PPKL, sesuai indikator
kinerja yang ditetapkan dalam pedoman ini.
2. Koordinator PPKL Dinas Koperasi dan UKM Provinsi memonitor
laporan pelaksanaan kegiatan PPKL di provinsi dan PPKL dari
kabupaten/kota, sesuai indikator kinerja yang ditetapkan dalam
pedoman ini.
3. Kementerian Koperasi dan UKM, cq Deputi Bidang Kelembagaan
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PPKL yang
dilaporkan koordinator PPKL Provinsi, dan/atau koordinator
kabupaten/kota sesuai indikator kinerja yang ditetapkan.

B. METODE PELAKSANAAN

1. Koordinator PPKL Kab/ Kota melakukan monitoring dan


evaluasi dengan cara :
a. Menerima dan mengumpulkan laporan PPKL di Wilayahnya
b. Mengevaluasi laporan PPKL yang diterima.
c. Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi.
d. Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada
Koordinator Provinsi, dengan tembusan Deputi Bidang
Kelembagaan.

2. Koordinator PPKL Provinsi melakukan monitoring dan evaluasi


dengan cara :
a. Menerima dan mengumpulkan laporan PPKL/koordinator
PPKL
Kab/ Kota di Wilayahnya
b. Mengevaluasi laporan PPKL/koordinator PPKL Kab/Kota di
Wilayahnya.
c. Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi.
d. Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada Deputi
Bidang Kelembagaan.

C. PELAPORAN

Mekanisme pelaporan tugas PPKL sesuai dengan indikator yang


ditetapkan dalam pedoman ini disampaikan kepada Deputi Bidang
Kelembagaan terdiri atas :

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


14
1. Rekapitulasi Koperasi Terbina oleh Koordinator PPKL (Form - 1),
berisi rekap koperasi terbina pada bulan yang bersangkutan ;
2. Jumlah koperasi terbina (Form - 2), berisi data per koperasi
yang dibina oleh petugas PPKL pada bulan yang bersangkutan ;
3. Data koperasi tidak aktif (Form - 3), berisi data per koperasi
tidak aktif pada bulan yang bersangkutan;
4. Jumlah koperasi yang sudah menyelenggarakan RAT (Form - 4),
berisi data koperasi yang sudah menyelenggarakan RAT pada
bulan yang bersangkutan ;
5. Kertas kerja Pencapaian kinerja PPKL (Form - 5), berisi
pencapaian kinerja PPKL per koperasi yang terbina (dilaporkan
setiap semester).
6. Laporan penyuluhan perkoperasian kepada kelompok
masyarakat (Form - 7), berisi laporan penyuluhan perkoperasian
kepada kelompok masyarakat oleh PPKL pada bulan yang
bersangkutan;
7. Laporan pertumbuhan koperasi baru (Form - 8), berisi
pertumbuhan koperasi baru (dilaporkan sekali pada akhir
tahun yang bersangkutan);
8. Rencana kerja PPKL (Form - 9), berisi rencana kerja PPKL
selama 1 (satu) tahun (dilaporkan sekali pada awal tahun
yang bersangkutan) ;
9. Rekapitulasi laporan penyuluhan koperasi lain yang ditugaskan
Dinas koperasi dan UKM kabupaten/kota dan Dinas koperasi
dan UKM provinsi pada bulan yang bersangkutan.

D. CARA PENYAMPAIAN LAPORAN

Cara penyampaian laporan diatur sebagai berikut ;


1. Secara on-line melalui alamat email :
ppkl.kementeriankukm@gmail.com sesuai format yang telah
disediakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Cq. Deputi
Bidang Kelembagaan, selambat-lambatnya tanggal 10 pada
bulan berikutnya.
2. Secara manual (surat atau pengiriman dokumen lain) ke
Kementerian Koperasi dan UKM Cq. Deputi Bidang
Kelembagaan, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4 Kuningan - Jakarta
Selatan kode pos 12940, selambat-lambatnya tanggal 10 pada
bulan berikutnya.

E. KEGUNAAN LAPORAN DAN PENILAIAN KINERJA PPKL

1. Monitoring dan evaluasi laporan hasil PPKL berguna bagi Dinas


Koperasi dan UKM kabupaten/kota, Dinas Koperasi dan UKM
provinsi dan Kementerian Koperasi dan UKM untuk ;
a. Pembinaan koperasi di sektor strategis, konsumtif dan
simpan pinjam

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


15
b. Rencana pembubaran koperasi oleh pemerintah.
c. Pendirian koperasi baru.

2. Penilaian Kinerja
a. Penilaian kinerja PPKL bertujuan untuk menjamin
objektivitas prestasi kerja PPKL
b. Penilaian kinerja PPKL berdasarkan Laporan hasil
pelaksanaan tugas dan dapat pula mempertimbangkan
pendapat koordinator, rekan kerja dan PPKL lain.
c. Hasil penilaian kinerja PPKL menjadi pertimbangan
pengangkatan tahun berikutnya.
d. Hasil penilaian dapat dimanfaatkan untuk memberi peringkat
prestasi kerja PPKL serta pemberian penghargaan.

3. Penghargaan sebagaimana dimaksud diatas dapat berupa


pemberian :
a. Tanda kehormatan
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau
acara
kenegaraan

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


16
BAB VI PENUTUP

Petunjuk teknis ini menjadi pedoman bagi PPKL, Koordinator PPKL


Dinas Koperasi dan UKM kabupaten/kota, Koordinator PPKL Dinas
Koperasi dan UKM Provinsi dan Deputi Bidang Kelembagaan,
Kementerian Koperasi dan UKM.

Jakarta, April 2016


DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN

CHOIRUL DJAMHARI, Ph.D

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


17
FORM – 1

LAPORAN KOORDINATOR PPKL


BULAN ………….. TAHUN 2017

NO URAIAN

A UMUM

1 Provinsi Kalimantan Timur

2 Kabupaten/kota Berau

3 Nama Koordinator Rudiansyah, S. AB

4 Petugas PPKL Rijal Rasyidin, SE

Petugas PPKL Rijal Rasyidin, SE

B JUMLAH KOPERASI AKTIF

Jumlah Koperasi 352 unit

a. Aktif 276 unit

b. Tidak aktif 76 unit

C JUMLAH KOPERASI DI ANGGOTA (orang) Vol Jumlah Jumlah Karya Kriteria


SEKTOR STRATEGIS*) Usaha Equitas Aset wan Usaha
< 1.000 >1.000 (orang)
(RpJuta) (Rp juta) (Rp.juta) (MKMB)
1. Jumlah koperasi di sektor
pangan
2. Jumlah koperasi di sektor
energy
3. Jumlah koperasi di sektor
kelautan
4. Jumlah koperasi di sektor
industri
5. Jumlah koperasi di sektor
pariwisata

D JUMLAH KOPERASI DI SEKTOR KONSUMTIF DAN SIMPAN PINJAM*)

1. Koperasi di sektor
konsumtif

2. Jumlah Koperasi simpan-


pinjam (KSP)

a. KSP konvensional

b. USP konvensional

c. KSP Syariah

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


18
d. USP syariah

E JUMLAH KOPERASI DI
SEKTOR LAINNYA
F KOPERSI YANG SUDAH
RAT
...............Unit

…………….., ................ 2017.

KEPALA DINAS/ PETUGAS PPKL


KOORDINATOR PPKL

…………………………….
NIP. ……………………… (............................)

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


19
PETUNJUK PENGISIAN FORM - 1 REKAPITULASI JUMLAH
KOPERASI TERBINA

I. Form - 1 adalah isian rekapitulasi koperasi yang dilaporkan pada bulan


berjalan. Form-1 berisi : koperasi produktif, koperasi konsumtif, koperasi
simpan pinjam dan data lain.
II. Form - 1, bagi koperasi yang sudah dilaporkan pada bulan sebelumnya,
tidak perlu dilaporkan pada bulan selanjutnya.
III. Apabila Petugas PPKL lebih dari satu orang dalam satu kabupaten/kota,
atau provinsi, maka cukup mengisi satu form-1.
IV. Tata cara pengisian Lampiran : koperasi produtif sebagai berikut :

A. UMUM
1. Provinsi : diisi provinsi tempat PPKL bekerja.
2. Kabupaten/kota : diisi kabupaten/kota tempat
PPKL
bekerja.
3. Nama koordinator PPKL : diisi nama koordinator PPKL
4. Nama petugas PPKL : diisi nama petugas PPKL

B. JUMLAH KOPERASI
a. Jumlah koperasi : diisi jumlah koperasi keseluruhan di kab/kota
tempat PPKL bekerja
b. Aktif : diisi jumlah koperasi aktif
c. Tidak aktif : diisi jumlah koperasi tidak aktif. C. JUMLAH KOPERASI

DI SEKTOR STRATEGIS.

adalah koperasi yang bergerak di 5 (lima) sektor strategis sebagaimana


ditetapkan dalam RPJM 2015-2019 yaitu ; pangan, energi, kelautan,
industri dan pariwisata.

1. Jumlah koperasi di sektor pangan/pertanian : adalah koperasi yang


bergerak di sektor pangan (dalam arti luas) yaiu : koperasi tanaman
pangan, koperasi peternakan, koperasi coklat, koperasi kopi, koperasi
perkebunan, koperasi kehutanan, dan agroindustsri lain.

a. Kolom Anggota : anggota < 1.000, diisi apabila jumah anggota


kurang dari 1.000 orang

Kolom anggota : > 1.000 orang, diisi apabila jumlah anggota lebih
dari 1.000 orang.

b. Kolom Volume usaha (dalam Rp juta) diisi jumlah Volume usaha.

c. Kolom Equitas (dalam Rp juta) diisi jumlah Equitas dalam neraca.

d. Kolom Aset (dalam Rp juta) diisi jumlah Aset dalam neraca.

e. Kolom Karyawan diisi jumlah Karyawan koperasi.

f. Kolom Usaha Mikro, kecil, menengah dan besar (UMKMB) diisi


usaha Mikro, atau Kecil atau Menengah, atau Besar, sesuai kriteria
UMKM berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang
UMKM. Jika volume usaha masuk kategori usaha mikro (UM) diisi
UM ; usaha kecil diisi UK ; usaha menengah diisi UM ; dan usaha

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


20
besar diisi UB.

Kriteria usaha sebagai berikut ;

 Usaha mikro adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


setinggi-tingginya Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)

 Usaha kecil adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


lebih dari Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

 Usaha menengah adalah usaha yang memperoleh pendapatan


tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar
rupiah).

 Usaha besar adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


lebih dari Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

2. Jumlah koperasi di sektor energi : adalah koperasi yang bergerak di


sektor energi antara lain hasil tambang, mikro hidro, dll. Pengisian
kolom anggota, volume usaha, equitas dan aset, karyawan dan kriteria
UMKMB sebagaimana tersebut diatas.

3. Jumlah koperasi di kelautan : adalah koperasi yang bergerak di sektor


kelautan antara lain perikanan, pengolahan hasil perikanan, budidaya
ikan dll. Pengisian kolom anggota, volume usaha, equitas, aset,
karyawan dan kriteria UMKMB sebagaimana tersebut diatas.

4. Jumlah koperasi di industri : adalah koperasi yang bergerak di sektor


industri antara lain industri, kerajinan dll. Pengisian kolom anggota,
volume usaha, equitas, aset, karyawan dan kriteria UMKMB
sebagaimana tersebut diatas.

5. Jumlah koperasi di pariwisata : adalah koperasi yang bergerak di


sektor pariwisata antara lain homestay, jasa pariwisata, travel, dll.
Pengisian kolom anggota, volume usaha, equitas, aset, karyawan dan
kriteria UMKMB sebagaimana tersebut diatas.

D. JUMLAH KOPERASI DI SEKTOR KONSUMTIF DAN SIMPAN PINJAM.

adalah koperasi yang berusaha di sektor konsumtif dan sektor simpan


pinjam.

1. Jumlah koperasi di sektor konsumtif : adalah koperasi yang bergerak di


sektor konsumtif.

a. Kolom Anggota : anggota < 1.000 orang, diisi apabila jumlah


anggota kurang dari 1.000 orang

Kolom anggota : jumah > 1.000, diisi apabila jumlah anggota lebih
dari 1.000 orang

b. Kolom Volume usaha (dalam Rp juta) diisi jumlah Volume usaha.

c. Kolom Equitas (dalam Rp juta) diisi jumlah Equitas dalam neraca.

d. Kolom Aset (dalam Rp juta) diisi jumlah Aset dalam neraca.

e. Kolom Karyawan diisi jumlah Karyawan koperasi.

f. Kolom Usaha Mikro, kecil, menengah dan besar (UMKMB) diisi


usaha Mikro, atau Kecil atau Menengah, atau Besar, sesuai kriteria

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


21
UMKM berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang
UMKM. Jika volume usaha masuk kategori usaha mikro (UM) diisi
UM ; usaha kecil diisi UK ; usaha menengah diisi UM ; dan usaha
besar diisi UB.
Kriteria usaha sebagai berikut ;

 Usaha mikro adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


setinggi-tingginya Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)

 Usaha kecil adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


lebih dari Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

 Usaha menengah adalah usaha yang memperoleh pendapatan


tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar
rupiah).

 Usaha besar adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


lebih dari Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

2. Jumlah koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak di


sektor simpan pinjam. Pengisian kolom anggota, volume usaha,
equitas, aset, karyawan dan kriteria UMKMB sebagaimana tersebut
diatas.

a. KSP Konvensional : diisi jika usaha koperasi adalah simpan pinjam


pola konvensional

b. USP konvensional : diisi jika salah satu usaha koperasi adalah


simpan pinjam pola konvensional

c. KSP syariah : diisi jika usaha koperasi adalah simpan pinjam pola
konvensional

d. USP syariah : diiisi jika salah satu usaha koperasi adalah simpan
pinjam pola syariah

E. KOPERASI YANG SUDAH RAT.

Koperasi yang sudah RAT : diisi jumlah koperasi yang sudah


melaksanakan RAT

*). Jika koperasi adalah koperasi serba usaha (multi purpose cooperative) maka
menggunakan volume usaha terbesar (terbanyak) sebagai pedomannya. Contoh : satu
koperasi mempunyai usaha waserda volume usaha Rp 3 juta, dan usaha simpan pinjam
Rp 2 juta maka masuk koperasi konsumtif dengan total volume usaha tetap diisi Ro 5 juta.

FORM - 2

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


22
KERTAS KERJA PPKL
JUMLAH KOPERASI TERBINA
BULAN ………….. TAHUN 2017

NO URAIAN

A UMUM

1 Provinsi

2 Kabupaten/kota

3 Koordinator PPKL

4 Petugas PPKL

5 Nama koperasi

6 Badan Hukum

B JUMLAH KOPERASI DI ANGGOTA Vol Jumlah Jumlah Karya MASUK


SEKTOR STRATEGIS *) Usaha Ekuitas Aset wan (UMKMB)
< 1000 >1.000 (Rpjuta) (Rp. Juta) (Rp. Juta) (orang)

1. Jumlah koperasi di sektor


pangan
2. Jumlah koperasi di sektor
energy
3. Jumlah koperasi di sektor
kelautan
4. Jumlah koperasi di sektor
pariwisata
5. Jumlah koperasi di sektor
industri

C JUMLAH KOPERASI DI SEKTOR KONSUMTIF DAN SIMPAN PINJAM *)

1. Koperasi di sektor
konsumtif
2. Jumlah Koperasi
simpanpinjam (KSP)
a. KSP Konvensional
b. USP Konvensional
c. KSP Syariah
d. USP Syariah
D JUMLAH KOPERASI DI
SEKTOR LAINNYA
E TANGGAL PELAKSANAAN
RAT

…………….., ................ 2017.

KOORDINATOR PPKL PETUGAS PPKL

…………………………….
NIP. ……………………… (..................................)

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


23
PETUNJUK PENGISIAN FORM - 2 JUMLAH KOPERASI TERBINA

I. Form - 2 adalah isian untuk setiap koperasi sektor produktif, yaitu 5 (lima)
sektor pangan, energi, kelautan, pariwisata dan industri. Jika dalam satu
bulan teridentifikasi koperasi produktif, maka melaporkan data rinci ke 5
(lima) koperasi poduktif tersebut, misal : koperasi A, B, C, D dan E.

II. Koperasi produktif, konsumtif, serta simpan pinjam yang sudah


dilaporkan pada bulan sebelumnya, tidak perlu dilaporkan pada bulan
selanjutnya.

III. Setiap petugas PPKL wajib mengisi satu persatu koperasi dalam Form-2

IV. Tata cara pengisian Lampiran : koperasi produktif sebagai berikut :

A. UMUM

1. Provinsi : diisi provinsi tempat PPKL bekerja.

2. Kabupaten/kota : diisi kabupaten/kota tempat


PPKL
bekerja.

3. Nama koordinator PPKL : diisi nama koordinator PPKL

4. Nama petugas PPKL : diisi nama petugas PPKL

5. Nama koperasi : diisi Nama Koperasi sesuai Daftar Umum


Koperasi

6. Nomor Badan Hukum : ditulis nomor badan hukum sesuai Daftar


Umum Koperasi : nomor, tanggal, tahun badan hukum
koperasi.
B. JUMLAH KOPERASI DI SEKTOR STRATEGIS.
adalah koperasi yang berusaha di 5 (lima) sektor strategis sebagaimana
ditetapkan dalam RPJM 2015-1019 yaitu ; pangan, energi, kelautan,
industri dan pariwisata.

1. Jumlah koperasi di sektor pangan/pertanian : adalah koperasi yang


bergerak di sektor pangan (dalam arti luas) yaiu : koperasi tanaman
pangan, koperasi peternakan, koperasi coklat, koperasi kopi, koperasi
perkebunan, koperasi kehutanan, dan agroindustsri lain.

a. Kolom Anggota : anggota < 1.000, diisi apabila jumah anggota


kurang dari 1.000 orang
Kolom anggota : > 1.000 orang, diisi apabila jumlah anggota lebih
dari 1.000 orang.

b. Kolom Volume usaha (dalam Rp juta) diisi jumlah Volume usaha.

c. Kolom Equitas (dalam Rp juta) diisi jumlah Equitas dalam neraca.

d. Kolom Aset (dalam Rp. juta) diisi jumlah Aset dalam neraca.

e. Kolom Karyawan diisi jumlah Karyawan koperasi.

f. Kolom Usaha Mikro, kecil, menengah dan besar (UMKMB) diisi


usaha Mikro, atau Kecil atau Menengah, atau Besar, sesuai kriteria
UMKM berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang
UMKM. Jika volume usaha masuk kategori usaha mikro (UM) diisi

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


24
UM ; usaha kecil diisi UK ; usaha menengah diisi UM ; dan usaha
besar diisi UB.

Kriteria usaha sebagai berikut ;

 Usaha mikro adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


setinggi-tingginya Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)

 Usaha kecil adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


lebih dari Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

 Usaha menengah adalah usaha yang memperoleh pendapatan


tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar
rupiah).

 Usaha besar adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


lebih dari Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

2. Jumlah koperasi di sektor energi : adalah koperasi yang bergerak di


sektor energi antara lain : koperasi hasil tambang, koperasi kelistrikna,
koperasi mikro hidro, dll. Pengisian kolom anggota, volume usaha,
equitas dan aset, karyawan dan kriteria UMKMB sebagaimana tersebut
diatas.

3. Jumlah koperasi di kelautan : adalah koperasi yang bergerak di sektor


kelautan antara lain : koperasi perikanan, koperasi pengolahan hasil
perikanan, dll. Pengisian kolom anggota, volume usaha, equitas, aset,
karyawan dan kriteria UMKMB sebagaimana tersebut diatas.

4. Jumlah koperasi di industri : adalah koperasi yang bergerak di sektor


industri antara lain : koperasi industri dan kerajinan dll. Pengisian
kolom anggota, volume usaha, equitas, aset, karyawan dan kriteria
UMKMB sebagaimana tersebut diatas.

5. Jumlah koperasi di pariwisata : adalah koperasi yang bergerak di


sektor pariwisata antara lain : koperasi homestay, koperasi jasa
pariwisata, koperasi travel, dll. Pengisian kolom anggota, volume
usaha, equitas, aset, karyawan dan kriteria UMKMB sebagaimana
tersebut diatas.

C. JUMLAH KOPERASI DI SEKTOR KOSUMTIF DAN SIMPAN PINJAM.


adalah koperasi yang berusaha di sektor konsumtif dan sektor simpan
pinjam.

1. Jumlah koperasi di komsumtif : adalah koperasi yang bergerak di


sektor komsumtif.

a. Kolom Anggota : diisi anggota <0-1.000 orang, apabila kurang


1.000 orang
Kolom anggota : diisi jumah > 1.000, apabila lebih 1.000 orang

b. Kolom Volume usaha (dalam Rp juta) diisi jumlah Volume usaha.

c. Kolom Hutang dan Equitas (dalam Rp juta) diisi jumlah Modal dan
Equitas.

d. Kolom Karyawan diisi jumlah Karyawan koperasi.

e. Kolom Usaha Mikro, kecil, menengah dan besar (UMKMB) diisi


usaha Mikro, atau Kecil atau Menengah, atau Besar, sesuai kriteria

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


25
UMKM berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang
UKM.

f. Usaha mikro adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


setinggi-tingginya Rp 300.000,000,- (tiga ratus juta rupiah)

g. Usaha kecil adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


lebih Rp 300.000,000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan Rp
2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

h. Usaha menengah adalah usaha yang memperoleh pendapatan


tahunan lebih Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar
rupiah).

i. Usaha besar adalah usaha yang memperoleh pendapatan tahunan


lebih Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

2. Jumlah koperasi di simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak di


sektor simpna pinjam. Pengisian kolom anggota, volume usaha, modal
dan equitas, karyawan dan UMKMB sebagaimana tersebut diatas.

a. KSP Konvensional : diisi jika usaha koperasi adalah simpan pinjam


pola konvensional

b. USP konvensional : diisi jika salah satu usaha koperasi adalah


simpan pinjam pola konvensional

c. KSP syariah : diisi jika usaha koperasi adalah simpan pinjam pola
konvensional

d. USP syariah : diiisi jika salah satu usaha koperasi adalah simpan
pinjam pola syariah.

D. JUMLAH KOPERASI DI SEKTOR LAINNYA


Jumlah koperasi di sektor lain : diinsi jumlha koperasi dliar (B)dan (C) E.

JUMLAH KOPERASI RAT :

Koperasi yang sudah RAT : diisi tanggal penyelenggaraan RAT untuk


tahun buku sebelumnya

*). Jika koperasi adalah koperasi serba usaha (multi purpose cooperative) maka
menggunakan volume usaha terbesar (terbanyak) sebagai pedomannya.
Contoh : satu koperasi mempunyai usaha waserda volume usaha Rp 3 juta,
dan usaha simpan pinjam Rp 2 juta maka masuk koperasi konsumtif dengan
total volume usaha tetap diisi Ro 5 juta.

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


26
Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..
27
3

KOPERASI TIDAK AKTIF KOPERASI ………… TAHUN 2017

NO IDENTITAS

1 PROVINSI

2 KABUPATEN/KOTA

3 NAMA KOORDINATOR PPKL

4 NAMA KOPERASI

5 TAHUN BADAN HUKUM

6 ALAMAT

7 PENGURUS

a. Ketua

b. Sekretaris

c. Bendahara

8 PENGAWAS

a. Ketua

b. Anggota

c. Anggota

9 ANGGOTA

a. Aktif Orang

b. Tidak aktif Orang

c. Jumlah Orang

10 MANAJER Orang

11 KARYAWAN

a. Pria Orang

b. Wanita Orang

c. Jumlah Orang

12 USAHA

a. Usaha simpan pinjam

b. Usaha produksi

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


28
c. Usaha

d. Usaha

13 KEUANGAN

a. Volume usaha (2016) Rp

b. Asset (2016) Rp

c. Hutang dan Modal

1. Hutang Rp

2. Modal (equity) Rp

………………......................... 2017

KOORDINATOR PPKL PETUGAS PPKL

............................ (...............................)

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


29
PETUNJUK PENGISIAN FORM - 3
KOPERASI TIDAK AKTIF
I. Form - 3 adalah isian untuk masing-masing koperasi tidak aktif. Jika
dalam satu bulan teridentifikasi 5 (lima) koperasi tidak aktif, maka
melaporkan data rinci 5 (linma) koperasi tidak aktif tersebut. Contoh :
koperasi A, B, C, D dan E.
II. Koperasi tidak aktif yang sudah dilaporkan pada bulan sebelumnya,
tidakperlu dilaporkan pada bulan selanjutnya.
III. Setiap petugas PPKL wajib mengisi satu persatu koperasi dalam Form -
3.
IV. Tata cara pengisian Form - 3 : koperasi tidak aktif, sebagai berikut :
1. Provinsi : ditulis provinsi tempat PPKL bekerja.
2. Kabupaten/kota : ditulis kabuapten/Kota tempat PPKL vekerja.
3. Nama koordinator PPKL : ditulis nama koordinator PPKL.
4. Nama koperasi : ditulis Nama Koperasi sesuai Daftar Umum
Koperasi.
5. Tahun Badan Hukum : ditulis lengkap sesuai Daftar Umum Koperasi
:
nomor, tanggal, tahun badan hukum
koperasi.
6. Alamat : ditulis alamat domisili kopeasi.
7. Pengurus :
a. Ketua : ditulis nama Ketua, jika masih aktif
b. Sekretaris : ditulis nama Sekretaris, jika masih aktif.
c. Bendahara : ditulis nama Bendahara, jika masih aktif
8. Pengawas ;
a. Ketua : ditulis nama Ketua, jika masih aktif
b. Anggota : ditulis nama Anggota, jika masih aktif.
c. Anggota : ditulis nama Anggota, jika masih aktif
9. Anggota :
a. Aktif : ditulis jumlah anggota yang masih aktif
b. Tidak aktif : ditulis jumlah anggota yang tidak aktif.
c. Jumlah : Jumlah aktif ditambah tidak aktif.
10. Manajer : ditulis nama Manajer, jika masih aktif.
11. Karyawan
a. Pria : ditulis nama karyawan pria, jika masih aktif
b. Wanita : ditulis nama karyawan wanita jika masih aktif.
c. Jumlah : jumlah pria ditambah wanita
12. Usaha
a. Usaha simpan pinjam: dikasih tanda (v) jika masih aktif
b. Usaha produksi : dikasih tanda (v) jika masih aktif :
c. Usaha …………. : dikasih tanda (v) jika masih aktif
13. Volume usaha
a. Volume usaha (201..) : ditulis jumlah Volume Usaha tahun 201..

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


30
b. Asset (201..) : ditulis jumlah asset tahun 201..
c. Kewajiaban (201..) : ditulis jumlah asset tahun 201,,
1. Hutang : ditulis jumlah hutang pada pihak ketiga
2. Modal (equity) : ditulis jumlah modal (equity)

*). Jika sudah tidak aktif, maka tidak perlu ditulis.


4

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


31
JUMLAH KOPERASI YANG SUDAH MELAKSANAKAN RAT
TAHUN BUKU.......

NO IDENTITAS

1 PROVINSI Kalimantan Timur

2 KABUPATEN/KOTA Berau

3 NAMA KOORDINATOR PPKL Rudiansyah

4 NAMA PPKL Rijal Rasyidin

5 DATA KOPERASI YANG MELAKSANAKAN RAT :

NO NAMA KOPERASI NO DAN TANGGAL BH ALAMAT TANGGAL RAT

1 KSP. Mulia Jl. AKB. Sanipah I 25/03/2017

2 Kop. Libra Jl. AKB. Sanipah I

3 KSP. Berau Jaya Jl. Ramania TanjungRedeb 26/03/2017

4 KPRI. Pengayoman Rutan Tanjung Redeb 31/03/2017

5 Kop. Mina Harapan Sambaliung 03/02/2017


Nelayan

Mengetahui :

Koordinator PPKL Pelaksana Tugas


PPKL Prov/Kab/Kota........

(Rudiansyah, S. AB) ( Rijal Rasyidin, SE )

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


32
PETUNJUK PENGISIAN FORM - 4 JUMLAH KOPERASI
MELAKSANAKAN RAT

I. Form - 4 adalah isian untuk jumlah koperasi melaksanakan RAT.


II. Setiap petugas PPKL wajib mengisi satu persatu koperasi RAT dalam
satu kabupaten/kota
III. Tata cara pengisian Lampiran :

1. Provinsi : diisi provinsi tempat PPKL


bekerja.
2. Kabupaten/kota : diisi kabupaten/kota tempat
PPKL
bekerja.
3. Nama koordinator PPKL : diisi nama koordinator PPKL
4. Nama petugas PPKL : diisi nama petugas PPKL 5. Data
koperasi :
- Nama koperasi : diisi nama setiap koperasi yang RAT
- No dan Tgl BH : diisini nomor dan BH koperasi
yang bersangkutan.
- Alamat : diisi alamat koperasi
- Tanggal RAT : diisi tanggal penyelengaraan RAT

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


33
FORM - 5

KERTAS KERJA PENCAPAIAN KINERJA PPKL


(Laporan Per Semester )

NO IDENTITAS
1 PROVINSI Kalimantan Timur
2 KABUPATEN/KOTA Berau
3 NAMA KOORDINATOR PPKL Rudiansyah, S. AB
4 NAMA KOPERASI KSP. Mulia
5 NO DAN TGL BADAN HUKUM
6 ALAMAT Jl. AKB. Sanipah I Tanjung Redeb
Kondisi sebelum pembinaan Kondisi setelah pembinaan
Kondisi Keterangan/Jumlah Kondisi Keterangan/Jumlah
1. Jumlah anggota 1. Jumlah anggota
2.Jumlah Omset/ vol 2.Jumlah Omset/
usaha vol usaha
3.Jumlah Aset 3.Jumlah Aset
4.Jumlah ekuitas 4.Jumlah ekuitas

5.Jumlah SHU 5.Jumlah SHU


Kendala yang dihadapi Upaya mengatasi kendala
1. ............................................................. 1. .............................................................
2. ............................................................. 2. .............................................................
3. .............................................................
4. ............................................................. 3. .............................................................

4. .............................................................

Mengetahui
Koordinator PPKL Pelaksana Tugas
PPKL Prov/Kab/Kota........

(.........................) ( Nama PPKL )

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


34
FORM - 6

CONTOH
SURAT PENUGASAN PPKL

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama (PPKL) : Rijal Rasyidin, SE
Keperluan : Pendataan Koperasi di Kabupaten Berau

Telah melakukan kunjungan/pembinaan pada koperasi yang menjadi binaan PPKL pada :
a. Hari : .........................................................
b. Tanggal : ..........................................................
c. Bulan : ..........................................................
d. Tahun : ..........................................................
Bentuk kegiatan : ........................................................................................
........................................................................................
Koperasi yang dikunjungi :
Nama koperasi / Personal : ........................................................................................ Jabatan :
........................................................................................ Alamat :
........................................................................................

Mengetahui :

Pengurus/Pengelola/ Pejabat Pelaksana Tugas


Koperasi : .......................... PPKL Prov/Kab/Kota...........

( .................................... ) ( Rijal Rasyidin, SE )

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


35
FORM - 7

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


36
LAPORAN PENYULUHAN PERKOPERASIAN
KEPADA KELOMPOK MASYARAKAT OLEH PPKL

Jumlah
No Bulan Nama Kelompok Alamat Hadir Ket

Mengetahui .........,..............................
Koordinator PPKL Pelaksana Tugas
PPKL Prov/Kab/kota .........

(.........................) ( Nama PPKL )

FORM - 8

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


37
Pertumbuhan Koperasi Baru (diisi pada akhir tahun)

CATATAN PERTUMBUHAN KOPERASI BARU


Kondisi sebelum pembinaan Kondisi setelah pembinaan
Nama Kelompok Jumlah Jumlah Anggota
Anggota Nama Koperasi

Kendala yang dihadapi Upaya mengatasi kendala


1. ......................................... 1. ............................................................. 2.
...................... 2. ............................................................. 3.
............................................................... .............................................................
3. 4. .............................................................
...............................................................

4. ...............................................................

Mengetahui
Koordinator PPKL Pelaksana Tugas
PPKL Prov/Kab/Kota........

(.........................) ( Nama PPKL )

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


38
RENCANA KERJA PPKL

1. Rencana pembinaan

a. Melakukan Pendataan
1) Pendataan Koperasi Terbina
2) Pendataan Koperasi Tidak Aktif
3) Pendataan Koperasi yang RAT
b. Melakukan tugas Penyuluhan pada Koperasi
c. Melakukan tugas Penyuluhan lainnya (kelompok masyarakat)

2. Jadwal Kegiatan :

Kegiatan Bulan
No Jan Feb Mar April Mei dst

T R T R T R T R T R T R
1. Pendataan Koperasi :
- Koperasi Terbina
- Koperasi Tidak Aktif
- Koperasi RAT
2. Penyuluhan pada
koperasi :
3. Tugas Penyuluhan
lainnya pada
kelompok masyarakat

Keterangan :
T = Target
R = Realisasi

Mengetahui : ....................,........... 20xx

Koordinator PPKL Pelaksana Tugas


PPKL Prov/Kab/Kota ...........

( .........................) (.........................)

FORM - 9

Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..


39
Asdep. 1.5.1 ….……/……….. Dep. 1.5 ….……/……….. Dep.1.3 ….……/………..
40

Anda mungkin juga menyukai