PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
INFRASTRUKTUR PEMBASAHAN
GAMBUT DAN ALAT PEMANTAU
TINGGI MUKA AIR LINGKUP
BADAN RESTORASI GAMBUT
Badan Restorasi Gambut
@ 2018
Alamat : Gedung Kementerian Sekretariat Negara Lantai 2
Jl. Teuku Umar No. 10 JAKARTA 10350 Telp (021) 31901268
Badan Restorasi Gambut, Republik Indonesia.
1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemerintah telah menetapkan badan khusus yang bertanggung jawab
di dalam mengkoordinasi, memfasilitasi dan mengimplementasi
restorasi gambut di 7 (tujuh) provinsi bergambut yakni Sumatera
Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat dan Papua melalui penetapan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pembentukan Badan
Restorasi Gambut (BRG). BRG diberikan mandat untuk merestorasi
minimal 2 (dua) juta hektar lahan gambut bekas terbakar tahun 2015
dan terdegradasi dalam kurun waktu 2016-2020.
Bahwa dalam rangka percepatan pemulihan kerusakan ekosistem dan
pengembalian fungsi hidrologis gambut; maka Badan Restorasi Gambut
telah melaksanakan salah satu program restorasi hidrologi gambut
melalui Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut
(PIPG), dengan antara lain melalui pembuatan sekat kanal (canal
blocking) pembangunan sumur bor (deep wells), dan pengurugan kanal
(backfield canal bloking) serta Alat Pemantau Tinggi Muka Air (AP-TMA).
Mengingat Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG) yang telah di
bangun oleh Badan Restorasi Gambut tersebut masuk dalam kategori
Konstruksi Ringan dengan masa manfaat untuk maksimal sampai
dengan 3 tahun, maka diperlukan Pemeliharaan dan Perbaikan, agar
masa manfaat dari Infrastruktur Pembasahan Gambut tersebut, dapat
memiliki manfaat lebih dari umur ekonomis, maka diperlukan Petunjuk
Pelaksanaan untuk melakukan Pemeliharaan dan Perbaikan atas
Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG) dan Alat Pemantau Tinggi
Muka Air (AP-TMA) dimaksud.
Untuk itu, Petunjuk Pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan
Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG) dan Alat Pemantau Tinggi
Muka Air (AP-TMA) lingkup Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan petunjuk dan panduan
dalam pelaksanaan kegiatan persiapan, pelaksanaan dan pengawasan
anggaran sehingga tujuan Pemeliharaan dan Perbaikan tercapai secara
optimal.
Ruang Lingkup
Petunjuk Pelaksanaan ini mencakup uraian sebagai berikut:
1. Perencanaan Kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan IPG dan AP-
TMA.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan IPG dan AP-
TMA.
3. Pembayaran Kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan IPG dan AP-TMA.
4. Verifikasi Dan Pertanggungjawaban Kegiatan Pemeliharaan dan
Perbaikan IPG dan AP-TMA.
Dasar Pelaksanaan
2.1. Persiapan
Keterangan:
*) 1. Setiap 25 unit IPG Sekat Kanal, ditunjuk 1 orang personil
Petugas Pemeliharaan Sekat Kanal.
2. Setiap 50 unit IPG Sumur Bor, ditunjuk 1 orang personil
Petugas Pemeliharaan Sumur Bor.
Prosedur Verifikasi.
Meneliti jumlah tagihan dan ketersediaan anggaran yang
tercantum pada RAB;
Meneliti jumlah buruh/kerjantara pada daftar hadir dan daftar
pembayaran (untuk harian)
Meneliti besaran upah kerja/kerjantara per hari (untuk harian)
Meneliti kebenaran dan kesesuaian antara SPK dengan Berita
acara pemeriksaan (untuk borongan).
Meneliti besaran nilai tagihan dan membandingkan dengan
Standar Biaya Kegiatan.
Meneliti kelengkapan dokumen pendukungnya, yaitu: tanda
bukti pengeluaran dan dokumen pendukung yang diwajibkan.
Badan Restorasi Gambut, Republik Indonesia.
28
Kebenaran pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran
Kebenaran perhitungan pemotongan pajak (bila ada) pada
daftar nominatif.
Penulisan jumlah uang, huruf dan tujuan pembayaran serta
pengesahan dari pejabat yang berwenang.
5.1.2.Pembayaran Tim Ahli/ Tim Pelaksanaan/Tim Lainnya.
Honorarium ini diberikan kepada seseorang yang diberi tugas
untuk melaksanakan kegiatan Pelaksanaan/administratif dan
menunjang kegiatan tim dalam kegiatan swakelola.
Besaran jumlah honorarium tenaga ahli/tenaga Pelaksanaan dan
tenaga lainnya sebagaimana diatur dalam standar biaya.
Untuk tenaga ahli perseorangan sebesar setengah dari standar
tenaga ahli sebagaimana diatur dalam standar biaya Kementerian
LHK.
Dokumen yang harus dilakukan verifikasi, antara lain:
Surat Penetapan/Penunjukan sebagai tenaga ahli/tenaga
Pelaksanaan/tenaga lainnya dari pejabat yang berwenang.
Daftar pembayaran dan Kebenaran perhitungan pemotongan
pajak.
Kuitansi penutup yang diketahui oleh pejabat yang berwenang.
Prosedur Verifikasi.
Meneliti Kebenaran Surat Penunjukan tenaga Penunjukan
sebagai tenaga ahli/tenaga Pelaksanaan/tenaga lainnya dari
pejabat yang berwenang.
Meneliti jumlah tagihan dan ketersediaan anggaran yang
tercantum pada RAB;
Meneliti jumlah kesesuaian anatar nama dalam SK Penunjukan
dengan Daftar pembayaran.
Meneliti besaran honorarium per bulan (OB).
Meneliti besaran nilai tagihan dan membandingkan dengan
Standar Biaya Kegiatan.
Meneliti kelengkapan dokumen pendukungnya, yaitu: tanda
bukti pengeluaran dan dokumen pendukung yang diwajibkan.
Kebenaran pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran
Kebenaran perhitungan pemotongan pajak (bila ada) pada
daftar nominatif.
Penulisan jumlah uang, huruf dan tujuan pembayaran serta
pengesahan dari pejabat yang berwenang.
r. Prosedur Verifikasi.
1. Meneliti kebenaran ST dan SPD, termasuk Visum.
2. Meneliti kebenaran dan keabsahan bukti-bukti, Transport dan
penginapan
3. Meneliti jumlah tagihan dan ketersediaan anggaran yang
tercantum pada RAB;
4. Meneliti besaran nilai tagihan dan kebenaran perhitungan
membandingkan dengan Standar Biaya Kegiatan.
5. Meneliti kelengkapan dokumen pendukungnya, antara lain:
Ticket, boarding pass, kwitansi penginapan, kwitansi charter
mobil, Daftar Pengeluaran Riil dll.
6. Kebenaran pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran.
7. Penulisan jumlah uang, huruf dan tujuan pembayaran serta
pengesahan dari pejabat yang berwenang.
5.3. Pembayaran Perjalanan Dinas Paket Meeting dalam dan luar kota.
Pengeluaran untuk membelanjai kegiatan perjalanan dinas dalam
rangka kegiatan rapat, pertemuan, seminar, FGD dan sejenisnya
yang dilaksanakan di luar kota Satker/Ormas/Pokmas pelaksana
swakelola.
Jenis biaya yang dapat dibiayai antara lain meliputi:
1. Biaya transportasi peserta, panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun luar
kota;
2. Biaya paket meeting (fullboard, fullday, dan halfday);
3. Uang saku peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber
baik yang berasal dari dalam kota maupun luar kota, untuk
rapat dalam kantor di luar jam kerja;
Catatan:
a) Satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor belum termasuk
kosumsi rapat;
b) Terhadap peserta rapat tidak diberikan uang lembur dan uang
makan lembur;
c) Bagi peserta yang berasal dari luar unit penyelenggara dapat
diberikan uang transpor sepanjang kriteria pemberian uang
transport terpenuhi;
d) Pelaksanaan kegiatan rapat di-dalam Kantor unit penyelenggara
yang dilaksanakan pada hari kerja:
1) peserta rapat dari unit penyelenggara tidak dapat diberikan
uang transport;
2) peserta rapat di-luar unit penyelenggara dapat diberikan
uang transport.
5.5.4.Perpajakan.
a. Kewajiban Bendahara pemerintah selain mendaftarkan diri
sebagai wajib pajak adalah melakukan pemotongan, pemungutan
dan penyetoran serta melaporkan pajak.
b. Pemotongan pajak penghasilan atas penghasilan sehubungan
dengan pekerjaan,jasa, dan kegiatan yang diterima oleh orang
pribadi (Pph pasal 21dan Pph Pasal 26).Tarif pph atas penghasilan
yang di kenai pph yang bersifat final berupa honorarium atau
imbalan tidak tetap dan teratur lainnya yang menjadi beban APBN
dan di bayarkan PNS (termasuk CPNS) adalah sebagai berikut :
- Sebesar 0 % (Nol Persen) dari jumlah bruto honorariumatau
imbalan lainnya bagi PNS Golongan I dan Golongan II,
Anggota TNI dan Anggota POLRI golongan pangkat Tamtama
dan Bintara, dan pensiunan