Anda di halaman 1dari 35

2021

PT.
BERKAT
BUMI
PERSAD
LAPORAN PENGEMBANGAN &
A
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PPM) TAHUN 2021
SK IUP PRODUKSI NO.188.45/174/2010

Jl.Semoga Indah I No.111 Rt.14 Kel.Lanjas


Muara Teweh
Kab. Barito Utara, Prov. Kalimantan Tengah
(0519) 23141
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT - Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan Program Pengembangan & Pemberdayaan
Masyarakat tahun 2021 PT. Berkat Bumi Persada (BBP) dapat terselesaikan.

Laporan ini bertujuan untuk melaporkan kepada Kementrian Energi Sumber Daya
Mineral, tentang rencana kegiatan program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat di wilayah kerja PT. Berkat Bumi Persada di Desa Lemo 1 & 2 , Desa
Pendreh Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.

Adapun laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi pihak pemerintah
dalam mengawasi usaha kegiatan pertambangan yang telah direncanakan dalam
RKAB Tahun 2021 dan manajemen perusahaan dalam mengelola program
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang lebih baik dan terencana. Kami
meminta maaf jika dalam pelaporan Triwulan ini ada kekurangan dan kami akan
review kembali program PPM ini pada tahun 2022 yang akan datang.

Demikian laporan ini Kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama semua pihak
yang telah membantu di ucapkan terima kasih.

Muara Teweh, Januari 2022


PT. BERKAT BUMI PERSADA

HULDI, S.Sos
General Manager
DAFTAR ISI

i. Sambutan General Manager


ii. Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
a. Latar Belakang …………………………………………………….
b. Maksud & Tujuan ………………………………………………..
c. Dasar Hukum ………………………………………………………
d. Landasan Kebijakan …………………………………………….
Bab 2 Profil Wilayah
a. Gambaran Umum Wilayah Terdampak ………………………..
b. Kondisi Masyarakat Saat ini …………………………………………
1. Pendidikan………………………………………………………………..
2. Kesehatan…………………………………………………………………
3. Peningkatan Pendapatan Riil dan Pekerjaan…………….
4. Kemandirian Ekonomi………………………………………………
5. Sosial Budaya…………………………………………………………..
6. Lingkungan……………………………………………………………….
7. Infrastruktur…………………………………………………………….
Bab 3 Rencana & Realisasi Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Penerima Manfaat ………………………………………………………..
b. Rencana Program ………………………………………………………….
c. Waktu Pelaksanaan Program Tahunan PPM …………………
d. Rencana Pembiayaan …………………………………………………..
Bab 4 Kriteria Keberhasilan & Kendala Program Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat
a. Kriteria Keberhasilan Pendidikan………………………………….
b. Kriteria Keberhasilan Kesehatan…………………………………..
c. Kriteria Keberhasilan Pendapatan Riil & Pekerjaan………
d. Kriteria Keberhasilan Kemandirian Ekonomi………………..
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT. Berkat Bumi Persada adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan batubara berkantor pusat di Jl. Mangga Dua Raya Blok H1 No.21
Komp Bahan Bangunan, Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat. Mempunyai konsesi
pertambangan di Desa Lemo I dan Desa Pendreh, Kec. Teweh Tengah, Kab. Barito
Utara, Prov. Kalimantan Tengah. Adapun status perizinan dari PT. Berkat Bumi
Persada adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Perusahaan :

No. Data Perusahaan Keterangan


1. Nama Perusahaan PT. Berkat Bumi Persada
2. Penanggung Jawab Siwin Wijaya (Direktur)
3. Alamat Kantor Site Jl. Semoga Indah I No.111 Rt.14 Rw.04 Kel.
4. SK. Kuasa Pertambangan Lanjas
5. Eksplorasi Kec.Teweh Tengah, Kab. Barito Utara
SK. IUP Operasi Produksi Prov. Kalimantan Tengah 73812
SK Bupati Barito Utara
No.188,45 / 108 / 2007 Tgl.10 April 2007
SK Bupati Barito Utara
No.188,45 / 174 / 2010 Tgl. 24 Maret 2010
Luasan = 4,677 Ha

Struktur Organisasi Site PT. Berkat Bumi Persada seperti terlihat pada gambar di
bawah.

PPM sendiri di dalam struktur di atas masuk dalam divisi HRGA yang langsung
ditunjuk kepada staf untuk fokus mengurusi program PPM PT. Berkat Bumi Persada.
Maksud dan Tujuan
B.1
Laporan PPM Tahun 2021 masih mengacu pada Rencana Induk PPM PT. Berkat Bumi
Persada yang sudah dikonsultasikan oleh Dinas ESDM yang dimaksudkan untuk
memberikan panduan bagi pemangku kepentingan baik perusahaan, pemerintah
daerah, dan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta
monitoring dan evaluasi program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di
wilayah terdampak operasi.
B.2
Secara khusus tujuan RI-PPM PT.Berkat Bumi Persada yaitu :
1. Memberikan pemahaman secara menyeluruh kepada seluruh pemangku
kepentingan kunci baik pemerintah, swasta dan masyarakat terkait kondisi
terkini dan kondisi yang diharapkan dalam pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat di sektor pertambangan mineral dan batubara yang dilaksanakan
oleh PT.Berkat Bumi Persada.
2. Penyelarasan arah kebijakan pembangunan daerah dan desa dengan rencana
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat PT.Berkat Bumi Persada
dalam rangka efektivitas, efisiensi, pengintegrasian, dan optimalisasi
sumberdaya di sektor pertambangan mineral dan batubara.
3. Memberikan panduan kepada PT.Berkat Bumi Persada dalam Menyusun
Rencana Induk PPM berupa arah kebijakan pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat di sektor pertambangan mineral dan batubara
berupa visi, misi, strategi, sasaran, dan program PPM di sekitar tambang

C. Dasar Hukum
1. Undang-undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
No.104, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4421)
2. Undang-undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No.67, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No.4724)
3. Undang-undang Republik Indonesia No.26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No.68, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No.4725)
4. Undang-undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 No.106,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4756);
5. Undang-undang Republik Indonesia No.04 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
No.4, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4959);
6. Undang-undang Republik Indonesia No.03 Tahun 2020 tentang Perubahan UU
No.04 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Perubahan
pada Pasal 108);
7. Undang-undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 No.104, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
No.5059);
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
10.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan
Kelima atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 28, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6186);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan dan Pelaksanaan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5142);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
tambang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5305);
15. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 132) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun
2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 289);
16. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 41 Tahun 2016
tentang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1879);
17. Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 11 Tahun 2018
tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, dan Pelaporan pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 295);
18. Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 50 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan
Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1591);
19. Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 26 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 596);
20. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 1824 Tahun 2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat;
D. Landasan Kebijakan
Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri ESDM berkaitan dengan PPM
A. Peraturan Menteri ESDM No.11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian
Wilayah Perizinan dan Pelaporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan
Minerba Pasal 61 :
1. Pemegang IUP dan IUPK Wajib Menyusun, melaksanakan dan
menyampaikan laporan pelaksanaan program PPM sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Permen ESDM 25/2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan
Batubara Bab XII Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), Pasal
38, Ayat 1-8 :
1. Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK
Operasi Produksi wajib menyusun rencana induk program PPM dengan
berpedoman pada cetak biru (blue print) yang ditetapkan oleh Gubernur.
2. Dokumen rencana induk program PPM disusun bersamaan dengan
penyusunan studi kelayakan dan dokumen lingkungan hidup sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Dokumen rencana induk program PPM berlaku untuk masa operasi
sampai tutup tambang.
BAB II
PROFIL WILAYAH

A. Gambaran Umum Wilayah Terdampak

Lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi PT. BBP secara administrasi
masuk dalam wilayah Desa Lemo I, Lemo II dan Desa Pendreh, Kecamatan Teweh
Tengah Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah dimana luasan operasi
produksi 4.677 ha.

Lemo adalah sebuah nama desa di wilayah Teweh Tengah, Berjarak sekitar 12
kilometer dari ibu kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan
Tengah, Indonesia. Lemo berasal dari nama kayu besar yg berdiri kokoh di muara
sungai lemo, nama kayu tersebut adalah JALEMO, Asal muasal penduduk desa lemo
adalah lemo dayak, yg pada perkembangannya datang para pedagang dari banjar
dengan memakai dayung singgah di kampung lemo, untuk berdagang, sehingga
pedagang banjar menikah dengan warga lemo dayak.

Seiring waktu berjalan, tumbuh sumbur perkembangan penduduk lemo


dayak, dan lahirlah keturunan perpaduan antar dayak dan banjar yang beragama
Islam, sehingga pada tahun 1899 dibagilah wilayah kampung lemo menjadi dua
bagian yaitu Kampoeng LEMO DAYAK (KAHARINGAN) dan kampoeng LEMO MELAYU
(MUSLIM). Sekarang Lemo Dayak menjadi Lemo I dan Lemo Melayu menjadi Lemo II.

Desa Lemo I memiliki luas wilayah 115,58 km² dengan jumlah penduduk 1.471
jiwa, Lemo II luas wilayah 116,30 km² dan memiliki jumlah penduduk 2.925 jiwa.
(BPS - Statistics of Barito Utara Regency).

Desa Pendreh terletak kurang lebih 10 kilometer ke arah utara kota Muara
Teweh, berdasarkan data dari BPS - Statistics of Barito Utara Regency, luas wilayah
desa Pendreh seluas 96,63 km² dan memiliki 2.138 jiwa. Desa Pendreh merupakan
desa dengan mayoritas penduduknya menganut agama kristen dan kaharingan.
Sumber utama perekonomian dari desa pendreh adalah berkebun dan berladang.
Peta Situasi Daerah Terdampak :

B. Kondisi Saat Ini

Kondisi saat ini dalam artian pada saat dokumen ini disusun, kami bagi dalam
program utama PPM berdasarkan kepmen ESDM No.1824 K/30/MEM/2018.

1. Pendidikan
Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan di Ring 1 seperti yang tertera pada
Tabel 2.1 di bawah ini.
Nama Desa
No. Fasilitas Pendidikan Lemo Lemo
Pendreh
I II
1. TK / MI / Sederajat 1 2 -
2. SD / Sederajat 2 4 4
3. SMP / MTSN / Sederajat - 1 1
4. SMA / MAN / Sederajat - 1 -

2. Kesehatan
Sarana Kesehatan saat ini yang berada di wilayah Ring 1

Nama Desa
Fasilita
N
s Le
o Le
Keseh m Pend
. m
atan o reh
oI
II

1 Puskes
- 1 -
. mas

2 Puskes 2 2 1
. mas
Pemba
ntu

Tempa
t
3
Prakte - 2 -
.
k
Bidan

Posyan
4
du 2 4 1
.
Balita

Posyan
5
du 1 1 -
.
Lansia

3. Peningkatan Pendapatan Riil dan Pekerjaan


Struktur Perekonomian nasional telah mengalami pergeseran mulai tahun
1992 dimana sektor Pertanian yang semula mendominasi perekonomian
nasional digantian oleh sektor industry pengolahan.

Namun tidak demikian halnya dengan daerah Kalimantan Tengah dan


khususnya Kab. Barito Utara. Di Kabupaten Barito Utara sector pertanian
masih sector yang masih dominan, meskipun peranannya turun tiap
tahunnya. dominasi sektor ini karena didukung oleh sumber daya alam yang
tersedia yakni relatif luasnya lahan pertanian yang digarap petani, termasuk
subsektor perkebunan terutama karet rakyat yang hampir disetiap desa di
wilayah Kabupaten Barito Utara mengusahakannya secara turun temurun.

Kontribusi dan peranan sector pertanian terhadap PDRB pada tahun 2007
kontribusinya sebesar 29,49 %, pada tahun 2008 tercatat 29,09%, tahun 2009
menjadi 27,56%, pada tahun 2010 turun menjadi 25,84% dan pada tahun
2011 menjadi 24,62% dan pada tahun 2012 turun lagi menjadi sebesar
23,32%. Subsektor yang dominan terhadap turunnya peran sector pertanian
ini adalah subsector kehutanan.

Data BPS Barito Utara, contributor terbesar kedua terhadap perekonomian


barito utara adalah sector pertambangan dan penggalian. Pada tahun 2012
peranan sector ini terhadap PDRB Kab. Barito Utara sebesar 23,11% atau
mengalami kenaikan dari tahun 2011 sebesar 22,96% pada tahun 2012
sebesar 21,78%. Dari sector pertambangan dan penggalian ini subsector yang
mempunyai share terbesar adalah subsector pertambangan dengan batubara
sebagai komoditi utamanya.

4. Kemandirian Ekonomi

Pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui wadah koperasi, usaha micro,


kecil dan menengah, (KUMKM) selama ini menghadapi beberapa
permasalahan, yaitu terbatasnya kualitas SDM pelaku koperasi dan UMKM
termasuk aparatur Pembina koperasi dan UMKM, permodalan baik dana
maupun sarana dan prasarana usaha serta pemasaran. Berbagai upaya
dilakukan pemerintah, diantaranya adalah melakukan konsultasi dan
koordinasi, pembinaan, pengawasan, peningkatan kualitas kelembagaan dan
audit serta sosialisasi / penyuluhan, Pendidikan, dan pelatihan teknis sesuai
dengan kebutuhan para pelaku KUMKM melalui pameran dan kegiatan
lainnya.

5. Sosial Budaya
Penduduk asli yang berada di wilayah Kec.Teweh Tengah adalah masyarakat
Suku Dayak, suku Dayak yang terdapat dan bermukim diwilayah Desa Lemo I
dan Lemo II sendiri juga terdiri dari beberapa Suku Dayak, antara lain Dayak
Bakumpai, Dayak Maanyan. Sedangkan suku adat lainnya adalah Suku Banjar
dan Suku Jawa.

Umumnya agama yang dianut oleh masyarakat Suku Dayak Bakumpai secara
mayoritas keberadaannya lebih banyak menganut atau memeluk agama
islam. Sedangkan Suku Dayak Maanyan menganut Hindu Kaharingan.

Berdasarkan data hasil pemetaan social yang dilakukan dapat dilihat jumlah
tempat ibadah yang berada di wilayah kerja PT. BBP pada table dibawah ini.

N Nama Desa
o T
. anaga
Keseh L L Pen
atan e e dreh
m m
oI o
II

1 Masjid 1 2 2
.

2 Surau 1 3 -
. /
Mush
olla

3 Gereja 1 1 1
.

4 Pura - - -
.

5 Wihar - - -
. a

6 Klente - - -
. ng

7 Balai 1 1 1
. Basara
h

Kebudayaan Dayak yang menjadi ruh nilai-nilai budaya di Barito Utara saat ini
sudah cukup memperoleh apresiasi yang baik dari masyarakat. Hal ini terlihat
dari tingkat partisipasi masyarakat utamanya generasi muda dalam
melestarikan dan mengembangkan budaya local. Meskipun dari sisi kuantitas
masih perlu ditingkatkan karena sangat dipengaruhi oleh dampak masuknya
arus budaya global, namun bukan berarti tidak ada generasi dalam
transformasi seni dan tradisi Barito Utara. Potensi kesenian dan adat istiadat
serta system nilai yang ada di masyarakat merupakan daya Tarik tersendiri
bagi wisatawan. Oleh karena itu pelestarian mutlak harus dilakukan untuk
menjamin kesinambungan, namun bukan berarti seni dan tradisi menjadi
sesuatu yang tidak dapat dijadikan sebuah potensi pariwisata khusus bagi
Kab.Barito Utara. Kekayaan inilah yang menjadikan Barito Utara kaya akan
potensi budaya sehingga layak untuk dikembangkan.

Saat ini kebudayaan yang masih dilestarikan di wilayah Ring I PT. BBP adalah
kebudayaan Japen, Tari Geneng dan Hadrah.

6. Lingkungan
Kualitas lingkungan hidup sangat penting bagi kehidupan manusia.untuk
menjaga kelangsungan hidupnya, manusia juga membutuhkan kondisi udara
yang segar, air yang bersih, lingkungan yang nyaman, dan kondisi-kondisi
lingkungan yang berkualitas. Untuk mengetahui kondisi lingkungan hidup
digunakan indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang telah disepakati
sebagai ukuran indicator kualitas lingkungan hidup apakah dalam kondisi baik
atau buruk.

Dikutip dari dokumen Blueprint PPM Kalteng 2019, IKLH selalu di atas IKLH
Nasional. IKLH Kalimantan pada tahun 2016 adalah 68,27. Nilai ini lebih tinggi
dari IKLH Nasional yang sebesar 62,96. sedangkan IKLH Provinsi Kalimantan
Tengah nilainya 67,50. IKLH Kalimantan Tengah menduduki No.3 sepulau
Kalimantan di bawah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Nilai IKLH
Kalimantan Tengah merupakan agregasi dari nilai Indeks kualitas air (IKA)
sebesar 50,52; Indeks kualitas udara (IKU) sebesar 84,04; dan nilai indeks
tutupan hutan (ITH) sebesar 67,84.

Permasalahan lingkungan di Kab.Barito Utara antara lain pencemaran udara,


permasalahan sampah, drainase bantaran sungai barito, sanitasi dan
pencemaran air tanah serta manajemen penanggulangan bencana.

Pencemaran di ring 1 bisa dibilang tidak ada, karena dengan jarak area
pertambangan aktif serta industry besar lainnya cukup jauh dan 80% wilayah
masih didominasi oleh hutan dan kebun, sehingga udara yang berada di
daerah Desa Lemo I, Lemo II, dan Desa Pendreh masih belum tercemar.

permasalahan sampah yang erat kaitannya dengan bantaran Sei.Barito dan


sanitasi yaitu kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah di
Sei.Barito dikarenakan pemukiman terpusat di pinggir Sei.Barito. Dilain sisi
tiga desa tersebut (Lemo I, Lemo II, Pendreh) tidak memiliki tempat
pembuangan akhir (TPA Sampah), ditambah prilaku turun-temurun
membuang sampah di bantaran sungai.

7. Infrastruktur
Infrastruktur dasar yang dianggap penting dalam hubungannya dengan
tingkat kesejahteraan adalah infrastruktur energi, air bersih, dan sanitasi serta
aksesbilitas untuk infrastruktur tersebut. Kualitas jalan yang menghubungkan
daerah sekitarnya serta akses jalan ke pedesaan, jembatan, drainase,
penerangan jalan/listrik, sarana Pendidikan serta Kesehatan dan sarana
lainnya demi terwujudnya infrastruktur yang memadai dan menunjang
peningkatan perekonomian.
Saat ini di wilayah Ring I akses menuju kota Muara Teweh sudah mengalami
kemajuan yang cukup signifikan, artinya jalan penghubung sudah sangat baik.
Namun yang masih menjadi kendala adalah di Desa Lemo I dan Lemo II masih
terpisahkan dengan Sei.Barito Utara yang memiliki lebar badan sungai hampir
100 meter, dan hingga saat ini masih belum ada jembatan penghubung
walaupun sampai laporan ini dibuat sudah ada proyek pembuatan jembatan
penghubung yang terlihat sudah ada pembangunan tiang-tiang pancang
jembatan. Oleh karena itu untuk saat ini masyarakat Desa Lemo I dan II masih
menggunakan akses penyebrangan menggunakan perahu air (feri) yang
dikelola oleh perorangan atau kelompok, baik itu jasa penyebrangan
kendaraan roda 2 maupun roda 4.

C. Arah kebijakan PPM Provinsi

Dalam rangka pelaksanaan PPM PT.BBP mengacu pada arah kebijakan yang
tertuang dalam blueprint PPM Prov. Kalimantan Tengah tahun 2019-2021.
berdasarkan visi misi pemerintah Kalimantan Tengah maka dirumuskan
“Kalteng Maju, Mandiri dan Adil untuk Kesejahteraan segenap Masyarakat
menuju Kalteng BERKAH (Bermartabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah, dan
Harmonis), maka dirumuskan visi PPM Kalimantan Tengah yaitu “mewujudkan
kesejahteraan yang adil dan berkelanjutan masyarakat sekitar tambang
menuju Kalteng yang BERKAH”.

Berdasarkan visi tersebut, maka dirumuskan misi yang dilakukan oleh PT.BBP
sebagai badan usaha pertambangan :
1. Meningkatkan kualitas dan daya saing sumberdaya manusia di sekitar
tambang dalam bidang Pendidikan dan Kesehatan;
2. Meningkatkan dan menumbuhkan usaha ekonomi masyarakat sekitar
pertambangan berbasis potensi local dan pengembangan kewilayahan;
3. Melibatkan msyarakat setempat dalam pengelolaan pertambangan;
4. Menjaga kualitas lingkungan hidup yang dapat mendukung
penghidupan keberlanjutan masyarakat sekitar tambang;
5. Mendorong pengembangan social dan budaya masyarakat sekitar
tambang;
6. Mendorong peningkatan kualitas kelembagaan masyarakat sekitar
tambang;
7. Meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur yang mendukung
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

D. Kajian Pengembangan Wilayah


Sebelum terbentuknya blueprint PPM Kalimantan Tengah, PT.BBP telah
melaksanakan kegiatan PPM di wilayah kerja, namun dalam pelaksanaannya
tentu masih harus tetap dilakukan evaluasi agar dalam pelaksanaan PPM
semakin baik dan dalam perencanaan program berikutnya dapat sesuai
dengan kebutuhan masyarakat serta mengacu pada dokumen blueprint yang
telah dibuat oleh Gubernur Kalimantan Tengah pada tahun 2019.
Berdasarkan hasil pemetaan social yang telah dilakukan oleh tim PT.BBP di 3
(tiga) desa yang masuk dalam Ring I wilayah kerja PT.BBP secara umum dapat
dirangkum berdasarkan permasalahan dan isu-isu strategis yang berkembang
saat dokumen ini dibuat.
1. Permasalahan
Permasalahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah aspirasi masyarakat
secara umum yang didapatkan dari hasilSosial Mapping.
a. Pendidikan
- Sedikitnya sarana dan prasarana penunjang dalam belajar membuat
masyarakat memiliki keterampilan dan pengetahuan yang rendah;
- Keterbatasan pengembangan ekstrakurikuler membawa dampak
tidak berkembangnya kegiatan di sekolah;
- Strata ekonomi secara umum yang kurang mampu serta pola
pemikiran yang masih menganut adat istiadat terutama bagi Wanita
mengakibatkan banyaknya siswi yang tidak melanjutkan Pendidikan
ke perguruan tinggi.
b. Kesehatan
- Biaya operasional ambulance desa Lemo I masih belum mencukupi
dengan dana desa yang dimiliki;
- Pola hidup yang kurang baik dalam hal membuang sampah
dibantaran sungai telah dilakukan sudah lama dan secara turun
menurun, dilain sisi mereka tidak memiliki tempat pembuangan akhir
di masing-masing desa;
- Kegiatan posyandu sudah berjalan menggunakan dana desa, namun
penunjang dalam kegiatan tersebut belum memadai;
- Masih banyak masyarakat yang belum memiliki BPJS Kesehatan.
c. Tingkat Pendapatan Riil atau Pekerjaan
- Masyarakat secara umum masih memanfaatkan sumber daya alam
yang ada di sekitar mereka, sehingga pola untuk melakukan usaha
selain berdagang masih rendah;
- Sebagian masyarakat mulai menganggap bekerja dengan perusahaan
pertambangan lebih menjanjikan dibandingkan dengan Bertani,
berkebun, atau berwirausaha.
d. Kemandirian Ekonomi
- Pola pikir memanfaatkan sumber daya alam yang ada yang melekat
membuat masyarakat di sekitar tambang belum bisa mandiri dalam
segi ekonomi.
e. Sosial dan Budaya
- Menurunnya minat terhadap kesenian dan kebudayaan local dan
bergeser ke kesenian modern dikarenakan keterbatasan sarana dan
prasarana.
f. Lingkungan
- Pemukiman yang berpusat di sekitaran bantaran Sei.Barito
mengakibatkan jarak antar rumah sangat padat;
- Air bersih yang dipergunakan untuk minum dan makan secara umum
berasal dari Sei.Barito.
- Jamban dan sampah banyak dijumpai di bantaran Sei.Barito yang
mana air mereka gunakan untuk minum dan mandi.
g. Kelembagaan komunitas masyarakat dalam menunjang kemandirian PPM
- Sedikitnya kelembagaan yang berada di desa menyebabkan kurang
berkembang dan belum mandirinya pemberdayaan masyarakat
sekitar.
h. Pembangunan Infrastruktur yang menunjang PPM
- Infrastruktur yang menunjang PPM masih belum memadai, bahkan
bisa dikatakan belum ada.

2. Isu Strategis
Isu-isu strategis didapatkan dari permasalahan yang dirangkum sebelumnya,
sehingga mendapatkan isu-isu strategis yang dapat dijadikan program dalam
pembuatan Rencana Induk Pemberdayaan Masyarakat sekitar wilayah kerja PT.BBP,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan
- Bagi masyarakat yang kurang mampu, nilai Rp.600.000 s/d Rp.800.000
untuk biaya masuk SMP atau SMA masih dirasa cukup tinggi;
- Sarana Bermain dan Edukasi untuk PAUD / TK masih kurang;
- Belum adanya Ekstrakurikuler Bahasa inggris dan pelatihan computer
dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang;
- Biaya Pendidikan ke perguruan tinggi yang masih sangat mahal sehingga
sedikitnya lulusan SMA yang melanjutkan pendidikannya.
b. Kesehatan
- Belum pernah dilakukan penyuluhan tentang hidup sehat;
- Program Foging yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah pada saat
darurat demam berdarah tidak dilakukan secara periodic.
- Kurangnya pengetahuan tentang manfaat BPJS dan cara registrasi
kepesertaan.
- Manajemen biaya operasional ambulance desa yang masih kurang baik;
- Masyarakat di sekitar tambang sudah sangat lama tidak mendapatkan
pelatihan kader posyandu.
c. Tingkat Pendapatan Riil atau Pekerjaan
- Belum adanya pelatihan, pembinaan dan pemberdayaan yang
menyentuh pendapatan riil dan keterampilan kerja;
- Lahan yang masih tersedia disekitar pemukiman belum dimanfaatkan
dengan maksimal dibidang perkebunan, atau budidaya lainnya seperti
menanam sayuran, palawija, dan tanaman jangka Panjang yang bernilai
ekonomi tinggi.
d. Kemandirian Ekonomi
- Peningkatan ekonomi perkebunan dan pertanian perlu dilakukan dengan
memberikan mereka modal usaha, akses dan keterampilan dalam
mengolahnya.
- Peningkatan budidaya ikan sungai belum dimanfaatkan dengan maksimal
sehingga perlu diberikan pemahaman, pemberian modal kerja guna
terbentuknya kelompok-kelompok nelayan keramba ikan dan kolam.
e. Sosial dan Budaya
- Sanggar kesenian sudah terbentuk namun tidak memiliki pelatih
professional serta alat music tradisional yang sulit didapatkan;
- Bimbingan dalam hal keagamaan masih kurang khususnya dalam
pelaksanaan Rukun Kematian dalam agama Islam.
f. Lingkungan
- Baru-baru ini sudah dibuat jalan provinsi yang menghubungkan
Kab.Barito Utara dengan ibu kota provinsi Kalimantan Tengah,
Palangkaraya;
- Pengetahuan tentang pola hidup sehat masih kurang;
- PDAM yang ada saat ini masih dirasa belum maksimal dalam hal
memenuhi pelayannya.
g. Kelembagaan Komunitas Masyarakat dalam menunjang kemandirian PPM
- Perlu dilakukan penguatan kelembagaan sehingga tidak hanya dibentuk
tetapi dijalankan;
- Penambahan Lembaga dalam guna membantu terlaksananya program-
program PPM yang telah dibuat;
- Perlu dilakukan peningkatan kapasitas manajemen BUMDesa.
h. Pembangunan Infrastruktur yang menunjang PPM
- Keterbatasan informasi dan dana menyebabkan banyak infrastruktur
penunjang PPM masih belum maksimal.

BAB III
RENCANA & REALISASI
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Rencana Program
Rencana PPM berisi program yang dibentuk dalam pelaksanaan yang diarahkan
dengan memberikan strategi pengelolaan, dan program-program prioritas
sebagai bentuk dukungan PT.BBP terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat di wilayah pemberdayaan. Program-program RI PPM yang
dirumuskan berdasarkan pada blueprint Provinsi Kalimantan Tengah, diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Program Pendidikan
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan yang bertujuan meningkatkan
mutu dan kualitas Pendidikan, membuka akses Pendidikan bagi masyarakat di
wilayah pemberdayaan, meningkatkan sarana dan prasarana Pendidikan dan
memperbaiki kualitas tenaga pengajar. PT.BBP berkontribusi dalam
membantu pemerintah membangun kualitas sumber daya manusia yang
berkelanjutan.

2. Program Kesehatan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat
sekitar wilayah tambang.

3. Program Tingkat Pendapatan Riil atau Pekerjaan


Program ini bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat, sector ekonomi
hijau, serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat sekitar tambang.

4. Program Kemandirian Ekonomi


Program ini meliputi pemberdayaan mata pencaharian alternatif bagi
masyarakat, pembentukan kewirausahaan local dan penguatan organisasi
yang sudah terbentuk. Program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi
bertujuan mengembangkan ekonomi local.

5. Program Sosial dan Budaya


Bertujuan untuk mendorong pengembangan social dan budaya masyarakat
sekitar tambang serta pengembangan budaya local yang berbasis pada
kearifan local sehingga terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang rukun,
damai dan sejahtera di msyarakat sekitar.

6. Program Lingkungan
Program lingkungan hidup yang dapat mendukung penghidupan
berkelanjutan masyarakat sekitar tambang serta terjaganya kualitas
lingkungan hidup pada wilayah sekitar pertambangan.

7. Program Kelembagaan
Program ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas kelembagaan
masyarakat yang berada di sekitar pertambangan.

8. Program Pembangunan Infrastruktur


Program ini bertujuan lebih ke arah kontribusi dalam pembangunan sarana
dan prasarana penunjang sehingga sarana infrastruktur penunjang PPM di
sekitar tambang dapat meningkat.

B. Rencana Pelaksanaan PPM Tahunan

Secara prinsip Rencana Induk PPM dibuat menyesuaikan dengan program-


program pada buku Blueprint PPM sector Pertambangan Kalimantan Tengah
periode tahun 2019 – 2021. Namun demikian Rencana Induk PPM PT.BBP tetap
dibuat dalam periode 5 (lima) tahun yaitu mulai 2020 – 2024 dimana setiap
tahunnya akan dilakukan evaluasi dari hasil kegiatan pada tahum sebelumnya
serta penyesuaian dengan program-program yang ada pada Blueprint periode
selanjutnya. Jika dana yang tidak terpakai dikarenakan salah satu program tidak
berjalan, maka dana tersebut akan dipergunakan untuk tahun berikutnya.

Tabel Rencana Induk PPM PT.BBP Tahun 2020 – 2024


C. Hasil Konsultasi Pemangku Kepentingan & Sosial Mapping 2021
Berdasarkan hasil konsultasi yang telah dilakukan di 3 (tiga) desa wilayah kerja
PT.BBP, didapatkan beberapa usulan diantaranya :
1. Bantuan beasiswa untuk Siswa / Siswi yang kurang mampu;
2. Perlunya bantuan insentif untuk para tenaga pengajar mulai tingkat PAUD,
TK, dan SD yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas Pendidikan
sehingga kualitas manusia juga semakin meningkat;
3. Perlunya dibangun Fasilitas Air Bersih / Sumur Bor dititik-titik strategis untuk
memenuhi kebutuhan primer masyarakat desa;
4. Bantuan program pertanian dan perkebunan seperti penanaman bibit jagung
hybrida dan budidaya Jahe Merah;
5. Pengembangan sanggar seni, olahraga, pembinaan usia muda, dan
pelestarian budaya Dayak dan Melayu;
6. Bantuan bibit ikan dan keramba untuk kelompok budidaya ikan keramba;
7. Skala prioritas pencari kerja dari Desa Ring I, II, dan III agar dipekerjakan
sesuai dengan keahliannya;
8. memberikan pelatihan keterampilan mandiri seperti Montir, Operator, dan
Menjahit;
9. Pengembangan dan modal usaha untuk UMKM / Kerajinan rumah tangga;
10. Senam Sehat yang dilakukan rutin setiap minggu dengan menghadirkan
instruktur senam;
11. Perusahaan dan Pemerintah desa Bersama-sama dengan masyarakat
melakukan pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi terkait
penyelenggaraan PPM lebih baik dengan cara membentuk kelembagaan
pelaksanaan PPM.

C. Realisasi Program
1. Pendidikan
Dari beberapa program yang diusulkan dalam bidang Pendidikan yaitu
mengarah pada perbaikan mutu belajar mengajar dengan memberikan
insentif kepada tenaga pengajar dari tingkat PAUD sampai dengan SMA, yang
mana dapat menunjang proses belajar mengajar lebih baik lagi.

Selain itu juga untuk menunjang kegiatan belajar mengajar PT. Berkat Bumi
Persada juga memberikan bantuan beberapa buku pelajaran dan bacaan
lainnya, yang tidak hanya bisa digunakan oleh para siswa-siswi tetapi juga
terbuka untuk umum guna meningkatkan minat baca para pelajar dan
masyarakat pada umumnya.

Adapun bentuk kepedulian kami di bidang Pendidikan non formal salah


satunya adalah memberikan mushab-mushab Alquran untuk TPA yang
berada di desa-desa khususnya Ring I guna menumbuhkan minat baca dan
pembelajaran bacaan Alquran dari dini.
Dok. Penyerahan Bantuan AlQuran

2. Kesehatan
Dari hasil Program Mapping yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas
Kesehatan masyarakat desa perlunya di buat dibeberapa titik strategis yaitu
Fasilitas air bersih atau gardu air bersih yang merupakan salah satu kebutuhan
primer warga desa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Diharapkan
dengan menggunakan dan mengkonsumsi air yang layak dan bersih bisa
memperbaiki kualitas Kesehatan di tempat-tempat yang sangat masih
kekurangan air bersih.

Selain itu kami melihat perlunya juga Kesehatan yang bersifat personal
dilakukan dengan memfasilitasi masyarakat desa dan pelajar berprestasi
dalam bidang olahraga untuk mewujudkan masyarakat yang sehat secara
jasmani dan rohani dengan salah satunya mengadakan senam aerobic /
Zumba secara terjadwal.
Dok. Kegiatan Senam Aerobic/Zumba Desa Lemo 1 & 2

Hal ini juga sejalan dengan himbauan pemerintah dengan mengolahragakan


masyarakat dimasa pandemic guna menghentikan sebaran virus Covid-19
serta menjaga imun tubuh agar tetap bugar dan sehat.
Program Bidang Kesehatan juga kami berikan kepada para pelajar yang
berprestasi serta menunjang sarana dan prasarana olahraga yang dibutuhkan
baik itu dalam bentuk support akomodasi dalam mengikuti setiap event
kejuaraan maupun sarana penunjang Latihan pada olahraga-olahraga
tertentu.

Dok.Pembinaan terhadap Club Futsal dalam mengikuti tournament Futsal, Desa Lemo I
Dok. Pembinaan Pembalap Muda dalam mengikuti Event GrassTrack, Desa Pendreh

Dengan segala bentuk support yang diberikan kami berharap bisa ikut
berkontribusi atas prestasi para muda mudi di Desa dalam wilayah kerja PT.
Berkat Bumi Persada dengan selalu menunjang dan memfasilitasi setiap
kegiatan olahraga baik itu kegiatan yang dilakukan secara local bahkan event-
event skala nasional. Dan kami juga berharap dengan adanya program PPM ini
bisa menjaring atlit-atlit berprestasi dikemudian hari dengan lebih sering lagi
mengadakan tournament bekerjasama dengan pemerintah desa maupun
pemerintah daerah.
3. Tingkat Pendapatan Riil dan Pekerjaan
Dengan bertambahnya tingkat pengangguran akhir-akhir ini kami
merasa perlu memberikan dan membuka peluang usaha baru dengan
memberikan modal usaha kepada masyarakat yang tentunya sesuai dengan
potensi di wilayah masing-masing desa.
Salah satu potensi usaha yang menjanjikan di Desa Lemo I, Lemo II, dan
Pendreh adalah Budidaya Ikan Keramba dan Peternakan dan ini perlu
dikembangkan dan diedukasi. Hal ini juga menjadikan sesuatu hal yang positif
karena Sebagian kecil nelayan ikan tangkap sudah beralih ke budidaya ikan
keramba yang mana ini bisa menjaga ekosistem sungai menjadi terjaga
dengan mengurangi kebiasaan masyarakat menangkap ikan di sungai secara
illegal. Oleh karena itu program ini cocok untuk dikembangkan.
Dok. Bantuan Pakan Ikan Kelompok Nelayan Keramba “Tanggilan Jaya” Desa Pendreh

Dan Langkah pertama yang kami lakukan adalah dengan memberikan modal
usaha berupa sarana dan prasarana dalam budidaya ikan keramba baik itu
keramba, bibit, serta pakan ikan.

Dok. Pemberian Bibit Ikan dan Keramba Kelompok Kampung Gadang Jaya, Pendreh

Dengan hal ini kami PT. Berkat Bumi Persada berharap akan terbuka peluang
usaha yang lebar untuk menopang perekonomian keluarga serta membuka
lapangan kerja baru bagi kelompok-kelompok nelayan yang berada di Ring 1
wilayah kerja PT. Berkat Bumi Persada.

Dok. Pemberian Bibit Tanaman Jahe Merah, Desa Pendreh

4. Kemandirian Ekonomi
Yang kita tahu sendiri Sektor Kemandirian Ekonomi merupakan sector yang
manfaatnya bisa langsung berdampak dan dirasakan setiap masyarakat.
Sejalan dengan usaha dari pemerintah dengan memajukan perekonomian
mulai dari usaha kecil hingga yang berskala besar, yaitu dengan
memberdayakan para UMKM khususnya yang ada di daerah Ring 1 wilayah
kerja PT.Berkat Bumi Persada.

Dok. Bantuan Modal Usaha Tabung Gas 3Kg warga Desa Pendreh

Selain itu hal yang juga menjadi salah satu program kami adalah dari sector
kewirausahaan, dengan modal usaha yang diberikan diharapkan bisa
meningkatkan hasil dan mengembangkan usaha. Salah satunya adalah
memberikan modal usaha menjadi agen penyedia Gas LPG 3Kg.

5. Sosial dan Budaya


Sosial dan Budaya meliputi kepentingan social, budaya, dan keagamaan,
diantaranya sarana dan prasarana dalam bentuk tempat ibadah, sanggar
budaya, maupun kegiatan social berupa bantuan kemanusiaan dan bencana
alam. Di sector ini PT.Berkat Bumi Persada ikut berpartisipasi dalam
pembangunan tempat-tempat ibadah, maupun bantuan-bantuan keagamaan
lain.

Dok. Bantuan Material Pembangunan Gereja Sei Rahayu, Desa Pendreh


Bantuan dalam kegiatan keagamaan juga diberikan di moment-moment
keagamaan contohnya dalam perayaan Ibadah Qurban saat Hari Raya Idul
Adha pada Desa-Desa sekitar wilayah usaha pertambangan PT. Berkat Bumi
Persada.

Dok. Bantuan Hewan Qurban pada Hari Raya Idul Adha (Islam)
D. Rencana Pembiayaan
Untuk pengelolaan dari biaya PPM, dikelola oleh perusahaan dengan pola
pembiayaan tahun berjalan dan apabila masih terdapat sisa pembiayaan
program PPM pada akhir tahun berjalan maka biaya tersebut dapat digunakan
pada kegiatan tahun berikutnya dengan harapan semua anggaran yang telah
direncanakan dan disetujui akan terserap secara keseluruhan sehingga
pelaksanaan program PPM tersebut akan efektif dan efisien dan tidak
tumpeng tindih dengan Dana Desa atau APBD.

1. Sumber Pembiayaan
Berdasarkan Kepmen 1824 K/30/MEM/2018 Lampiran II, Pembiayaan PPM
Tahunan berasal dari biaya operasional Badan Usaha Pertambangan, dalam
hal ini adalah PT. Berkat Bumi Persada dan dicantumkan dalam RKAB.
2. Pola Pembiayaan Program
Pola Pembiayaan PPM dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal
kegiatan yang telah dibuat di dalam Rencana Induk. Permohonan penggunaan
dana PPM diajukan sebulan sebelum kegiatan dilaksanakan pada manajemen
PT. Berkat Bumi Persada.
Pembiayaan PPM di PT.Berkat Bumi Persada tidak terlepas dari budget pada RKAB
tahun berjalan dan dikeluarkan sesuai SOP Department Keuangan, pola pembiayaan
diberikan setiap Triwulannya melalui perwakilan kelompok masyarakat yang sudah
disepakati.
Rencana Pola Pembiayaan PPM adalah sebagai berikut :
1. PT.Berkat Bumi Persada sebesar 90% dari budget dalam satu tahun
2. Biaya juga dibantu oleh donasi usaha jasa dan Main Contractor / Sub
Contractor dari PT. Berkat Bumi Persada sebesar 10%.
Diharapkan terjadi take and give antara pemegang IUP dan pemegang IUJP serta
masyarakat sekitar tambang yang terdampak operasional kegiatan pertambangan.
Penyaluran dana PPM dilakukan melalui mekanisme penyaluran dana langsung
dalam hal ini lebih dalam bentuk penyerahan dana operasional dan akomodasi,
sedangkan penyaluran tidak langsung dimaksudkan jika peruntukan dalam Rencana
Induk PPM berupa benda atau barang semisal pengadaan bibit ikan, tanaman, atau
alat peraga lainnya.
BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN & KENDALA
PROGRAM PPM TAHUN 2021 PT. BBP

Kendala Program PPM Tahun 2021


- Mayoritas kendala dalam pelaksanaan program PPM di Tahun 2021 adalah
terkait dana yang masih terbatas dalam setiap aspeknya, sehingga
program harus kami pilah dan pilih yang mana yang menjadi prioritas dan
tepat sasaran.
- Adapun beberapa kendala yang sifatnya minor masih dapat diselesaikan
dengan baik dengan tetap berkoordinasi bersama aparatur desa maupun
warga dalam lingkungan wilayah usaha pertambangan PT.Berkat Bumi
Persada.

Keberhasilan Program PPM Tahun 2021


- Kami sangat bersyukur beberapa program yang dijalankan sangat berhasil
dan memuaskan, namun tidak luput dari kekurangan yang tentunya dalam
tahun-tahun kedepan akan diperbaiki lagi.
- Tanggapan positif dan antusias masyarakat dalam wilayah usaha
pertambangan PT.Berkat Bumi Persada akan program ini sangat besar,
dan mendapat apresiasi dari pemerintahan desa.
- Dengan program PPM ini kami berharap akan terbukanya lapangan kerja
dan pendapatan mandiri masyarakat desa, sehingga mampu untuk
memberikan penghasilan utama dalam setiap program yang kami berikan,
baik itu secara kelompok maupun perorangan.
PENUTUP

Demikian Laporan Program Pengembangan & Pemberdayaan Masyarakat


(PPM) Tahun 2021 ini kami buat sebagai bukti pelaksanaan dan implementasi atas
program tersebut dan juga sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan-perbaikan
program kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai