Disusunoleh:
Erik Santoso Sihombing
NPM : 15 06 08565
2018
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan praktek kerja
lapangan. Laporan praktek kerja lapangan ini disusun dalam rangka memenuhi
kegiatan kerja praktek lapangan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Intan PT.
Perkebunan Nusantara V. Dan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di
Program Studi Teknik Industri Universitas Atmajaya Yogyakarta. Penyusunan
laporan praktek kerja lapangan ini tidak lepas dari bantuan:
General Manager Bapak Hery Augusman
Manager Bapak Syahrul Qamar Lubis
Maskep Bapak Tengku Azhar
Asissten Teknik Pabrik Bapak Abel Taringan
Asissten Pengendalian Mutu Bapak Dedy Abnego Sitanggang
Asissten Pengolahan I Bapak Dwimas Anggoro
Asissten Pengolahan II Bapak Fitra Dani
Dan Bapak/Ibuk Karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam plaksanaan praktek kerja lapangan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam tulisan ini.
iv
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
v
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
5.1.Kesimpulan .......................................................................................... 40
Lampiran
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
1
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
Kerja Praktek ini akan dilaksanakan selama 30 hari kerja terhitung mulai
tanggal 18 Juni 2018 sampai dengan 21 Juli 2018 di PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA V SEI INTAN, Desa Sei Intan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi
Riau. Pelaksanaan Kerja Praktek tersebut kemudian akan dilanjutkan dengan
penyusunan laporan Kerja Praktek dan penilaian serta ujian Kerja Praktek.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3
dengan total kapasitas olah terpasang sebesar 570 ton TBS per jam dengan
hasil olahan berupa minyak sawit dan inti sawit. Kemudian untuk mengolah lanjut
komoditi inti sawit, Perusahaan memiliki 1 unit Pabrik Palm Kernel Oil dengan
kapasitas terpasang sebesar 400 ton inti sawit/hari dengan hasil olahan berupa
Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM).
Kebun Inti Sei Intan merupakan salah satu unit usaha perkebunan kelapa
sawit yang berada di bawah pengelolaan PT. Perkebunan Nusantara-V
Pekanbaru-Riau dan termasuk dalam Strategic Bussines Unit (SBU) Sei Rokan.
Secara geografis kebun Inti Sei Intan terletak di Kec. Kunto Darussalam. Kab
Rokan Hulu sekitar 171 km arah Utara Kota Pekanbaru dan 60 km arah barat
kota pasir pangaraian.
PKS Sei Intan merupakan salah satu sub-unit usaha dibawah manajemen
Kebun Inti Sei Intan. PKS Sei Intan dibangun pada tahun 1989 dan beroperasi
tahun 1991 dan berkapasitas olah 30 ton/jam. Lokasi pabrik secara keseluruhan
menempati areal seluas 13,06 hektar termasuk instalasi pengolahan air limbah.
4
2.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan susunan dan hubungan antara komponen
bagian-bagian dan posisi dalam suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Visi PTPN V
Menjadi perusahaan agribisnis terintegrasi yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
b. Misi PTPN V
Mengelola agro industri kelapa sawit dan karet secara efisien
bersama mitra untuk kepentingan stakeholder.
1. Penerapan prinsip-prinsip good corporate govermance, kriteria minyak
sawit yang berkelanjutan penerapan standar industri dan pelestarian
lingkungan guna menghasilkan produk yang dapat diterima oleh
pelanggan.
5
2. Menciptakan keunggulan kompetitif dibidang sumber daya manusia
berdasarkan praktek-praktek terbaik dan sistem manajemen sumber
daya manusia terkini guna meningkatkan kompetensi inti perusahaan.
2.3.2. Ketenagakerjaan
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan
dengan tenaga kerja. Ketenagakerjaan yang ada pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Intan berkaitan dengan hal-hal berikut ini:
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya yang manusia yang digunakan dalam pekerjaan di Pabrik PKS
Sei Intan menggunakan Karyawan Tetap. Karyawan di perusahaan ini
diberikan upah gaji seperti pegawai negri karena merupakan bagian dari
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
6
c. Pembagian Jam Kerja
Hari kerja resmi dalam 1 minggu di kantor pusat pekanbaru dan kantor
perwakilan jakarta adalah 5 hari kerja, sedangkan untuk SBU/Kebun/Pabrik 6
hari kerja. Waktu kerja resmi bagi yang melaksanakan ketentuan 5 hari dalam
seminggu adalah rata-rata 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.Waktu kerja
resmi bagi yang melaksanakan ketentuan 6 hari dalam seminggu dalam rata-
rata 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. Waktu kerja malam hari adalah 6 jam
per satu hari dan 35 dalam seminggu.
Dalam hal yang menyangkut teknik produksi yang sifatnya insedentil dan atau
darurat demi kepentingan perusahaan yang bersifat menentukan dapat
dilakukan perubahan waktu kerja setelah dibaha melalui waktu bipartit.
Jam kerja yang berlaku di Pabrik Kelapa Sawit Sei Intan PT. Perkebunan
Nusantara V sebagai berikut :
1. Bagian Kantor
Bagian kantor di berlakukan 1 shift
B. Hari Jumat
Pukul 07.00 – 09.00 : Kerja aktif
C. Hari Sabtu
Pukul 07.00 – 09.00 : Kerja aktif
7
Pukul 10.00 – 14.00 : Kerja aktif
2. Bagian Pengolahan
Bagian pengolahan diberlakukan 2 shift setiap hari.
d. Sistem Pengupahan
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan memiliki sistem pengupahan yang
akan dibayarkan pada setiap bulan tepatnya dipertengah bulan setiap
tanggal 25. Pembayaran untuk karyawan tetap dibayarkan melalui rekening
masing-masing karyawan, sedangkan untuk karyawan outsourcing untuk gaji
dibagikan melalui kantor administrasi. Besaran nilai upah yang diterima
tentunya disesuaikan dengan tingkat jabatan yang ditambahkan dengan
tunjangan-tunjangan lain. Untuk jabatan atau tingkatan pekerja di PT
Perkebunan Nusantara V Sei Intan ini, mengikuti sistem golongan seperti
pegawai negeri.
8
Pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan selain mendapatkan gaji pokok
para karyawan atau pekerjanya juga mendapatkan tunjangan-tunjangan lain.
Tunjangan yang didapatkan oleh para karyawan dan pekerja di PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Intan adalah sebagai berikut:
Dalam rangka memberikan kepuasan dan rasa nyaman pada para pekerja
pihak PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan memberikan beberapa fasilitas.
Fasilitas ini digunakan dan didapatkan oleh para pekerja untuk meningkatkan
produktivitasnya. Fasilitas yang diterima oleh karyawan PT. Perkebunan
Nusantara V adalah sebagai berikut:
a. Tunjangan Hari Raya (THR)
Tunjangan Hari Raya atau THR diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara V
sebagai kewajiban perusahaan untuk memberikan tunjangan ketika akan
bertepatan dengan hari raya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ini sesuai
dengan Permen No.04/Men/1994 tentang pemberian tunjangan hari
raya.Dan diberikan kepada karyawan paling lambat 7 hari sebelum hari raya.
9
c. Kerja Sama
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan bekerja sama dengan Bank BRI.
Karyawannya diberikan fasilitas rekening Bank BRI agar mempermudahkan
dalam memberikan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya.
d. Klinik kesehatan
Fasilitas klinik juga diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan
yang merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesehatan para
karyawannya. Fasilitas ini selain dapat digunakan untuk pengobatan, Klinik
juga menyediakan obat-obatan yang mendukung untuk mengobati keluhan-
keluhan penyakit ringan yang dialami karyawan. Terdapat tim khusus diklinik
ini yang selalu siap siaga dalam menanggulangi jika adanya kecelakaan
kerja yang dialami pekerja.
10
h. Internet
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan Dalam usahanya meningkatkan
produktivitas dari karyawan, memberikan fasilitas berupa layanan internet.
Fasilitas ini tentunya hanya digunakan untuk kegiatan- kegiatan yang
memiliki kepentingan bagi perusahaan.
11
BAB 3
Pada bagian bab 3 ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis sistem
perusahaan dan produk yang dihasilkan beserta proses-proses produksinya
St. Sterilizer
St. Rantaian
St. Tressting
Tidak
Minyak/Nut
Nut CPO
St. St.
kernel klarifikasi
End
12
3.2. Produk yang dihasilkan
13
Karakteristik Jembatan Timbangan adalah sebagai berikut :
a) Kapasitas : 60 Ton atau 60.000 Kg .
b) Merk,Type, dan Nomor Serie : GSC , 9700 ,1100208 .
c) Skala terkecil : 10 Kilo gram .
d) Kelas Timbangan : III .
e) Minimum Timbangan : 200 Kilogram .
Alat dan bahan yangdibutuhkan pada stasiun Penimbangan adalah sebagai
berikut :
a) Jembatan Timbang.
b) Komputer beserta Software penimbangan.
c) Printer.
d) Formulir resi penimbangan.
e) Buku.
f) Pulpen.
14
1. Buah Kebun Inti,yaitu kebun Sungai Intan dan Sungai Rokan.
2. Buah Plasma
3. Buah dari Masyarakat/Pihak ke-3.
15
d. Stasiun Rebusan
Di dalam PKS Sei Intan ini menggunakan 3 (tiga) Rebusan, dimana
kapasitas dalam satu rebusan dapat menampung 10 lori. Dimana lori
dimasukkan ke dalam rebusan dengan menggunakan tangga rebusan/centi level.
Rebusan ini disebut juga dengan Sterillizer. Rebusan ini berfungsi sebagai:
1. Mempermudah/melepasnya brondolan dari tandan.
2. Melunakkan daging buah.
3. Mempermudah melepasnya kulit daging dari Nutt/dari Intinya.
4. Menonaktifkan Enzim Dipase
16
Waktu perebusan dilakukan selama 95-120 Menit ,tetapi bisa tergantung
kondisi buah dan tekanan. Jika tekanan tidak mencapai yang seharusnya maka
waktu perebusan akan semakin lama.
e. Stasiun Rantaian
Stasiun Rantaian adalah lori yang berisi TBS atau buah yang sudah direbus
ditarik dengan menggunakan Cupstand, kemudian dinaikan dengan
menggunakan alat Hoisting Crane untuk mengangkat lori ke atas.
17
Gambar 3.7 Tressing
Didalam digester buah di aduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah
terpisah dari biji.Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di
dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yangdikaitkan
pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses
pelumatan diperlukan panas 90-95ºC yang diberikan dengan cara
menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel.Proses pengadukan
selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengeperesan (screw press).
18
Gambar 3.8. Screw press
Minyak kasar (crude oil) yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan
vibrating screen. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan beberapa bahan
asing seperti pasir, serabut dan bahan – bahan yang masih mengandung minyak
dan dapat dikembalikan ke digester. Vibrating screen terdiri 2 tingkat saringan
denga luas permukaan 2 m2. Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh,
sedangkan tingkat bawah memakaisaringan 40 mesh. Padatan yang tertahan
pada ayakan akan dikembalikan ke digester melalui conveyor, sedangkan
minyak dipompakan ke crude oil tank.
Temperatur Pressan adalah 90 - 95 ºC, sedangkan kapasitas pressan
adalah press pertama dan kedua kapasitasnya 15.000 Kg, sedangkan pressan
ketiga dan keempat kapasitasnya adalah 17.000 Kg. Setelah itu, masuk ke
Check Back Conveyor (CBC).Kemudian masuk ke Depericaper untuk dipisahkan
antara Nutt dan fibre. Fibre digunakan untuk bahan bakar Boiler, sedangkan Nutt
akan diambil intinya. Seteleh itu Nutt masuk melalui Polishing Drum untuk
dipoles. Nutt masuk melalui Nutt Transport untuk memisahkan batu-batu dan
besi-besi yang terikut. Kemudian Nut Hopper digunakan untuk menampung Nutt
masuk ke dalam Riple Mill untuk dipecahkan Nutt sehingga menjadi Inti dan
Cangkang.
Kemudian masuk menuju LTDS I untuk memisahkan cangkang dan inti,
sedangkan LTDS II berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti yang sudah
utuh, dimana prinsip kerjanya menghisap di dalam proses. Inti yang memiliki
lebih tinggi akan turun ke bawah, sedangkan cangkang akan terhisap akan
digunakan bahan bakar Boiler.
19
h. Stasiun Klarifikasi
Prinsip stasiun klarifikasi ini adalah proses pemurnian minyak didalam tangki
pemisah adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan
sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air. Pada tahapan ini
dihasilkan dua jenis bahan yaitu crude oil dan sludge. Minyak yang dari pressan
masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah
seperti lumpur, dan lain-lain.
Minyak yang dari Pressan masuk melalui Oil Gutter menuju Sand Trap Tank
/penebak pasir, untuk memisahkan pasir yang terikut pada minyak. Minyak
tersebut masuk ke sand trap tank untuk mengendapkan partikel-partikel yang
mempunyai densitas tinggi. Sand trap tank adalah sebuah bejana yang
berbentuk silinder tegak.
Kemudian minyak lanjut menuju DoubleDeck untuk melakukan proses
pengayakan, karena minyak bagian atas dari sand trap tank masih mengandung
serat dan sedikit kotoran dialirkan ke ayakan. Proses pengayakan ini bertujuan
untuk memisahkan padatan–padatan ,seperti serabut, selanjutnya masuk ke
grude oil tank yang berupa cairan untuk memisahkan solid /ampas yang terikut.
Selanjutnya masuk ke Oil Tank untuk ditampung kemudian dilanjutkan ke
CST (Continu Safety Stock)/VCT (Vertikal Continu Tank),dimana sebelumnya
dilewatkan ke buffer tank agar aliran minyak masuk ke CST tidak terlalu kencang.
CST bertujuan untuk mengendapkan lumpur berdasarkan perbedaan berat
jenisnya. Dimana kapasitasnya adalah 90 Ton dan temperaturnya 90 - 95ºC.
Disinilah terjadi proses pemisahan Minyak, dan terdapat tiga lapisan yaitu:
1. Lapisan atas terdapat minyak sekitar 8-10%,
20
Minyak diambil dari CST dengan menggunakan Skimmer menuju Oil Tank
untuk ditampung.Dalam oil tank juga terjadi pemanasan 75-80ºC dengan
tujuan mengurangi kadar air. Minyak dari Oil Tank akan masuk ke Vacum
Dryer untuk mengeringkan minyak dengan mengurangi kadar air dari dalam
minyak dengan menurunkan tekanan dalam tabung hingga 760 Mmhg.
Proses kerja Vacum Dryer adalah sebagai berikut:
a) Memisahkan air yang masih terkandung di dalam minyak.
b) Bekerja berdasarkan tekanan Vacum (-0,6 - -0,8 BAR)
c) Maksimum kadar air dalam minyak adalah 0,20 %.
Setelah dari Vacum Dryer minyak dipompakan ke Storage Tank sebagai
tempat penyimpanan/penampungan minyak sebelum didistribusikan dengan
menggunakan Mobil Tangki. Suhu simpan dalam storage tank (tangki
timbun) dipertahankan antara 45-55ºC. Setiap hari dilakukan dengan
pengujian mutu. Hal ini bertujuan agar kualitas CPO yang dihasilkan tetap
terjamin sampai tiba waktunya pengiriman.
2. Lapisan tengah terdapat sludege sekitar 8-10 %, dan
Sludge dari CST/ VCT masuk menuju Bros Stainer yang digunakan untuk
memisahkan fibre-fibre halus, setelah itu masuk ke dalam Sand Cyclone
yang berfungsi untuk menangkap pasir dengan menggunakan pompa.
Setelah itu masuk ke Buffer Tank untuk menampung sludge yang telah
disaring Sand Ccyclone dalam menjaga kontinu feeding ke separator
maupun decanten.
Kemudian menuju Vibro Single Deck yang berfungsi untuk menyaring /
memisahkan ampas-ampas halus, solid. Kemudian masuk ke Sludge
Tank,dan di olah menjadi Selat Separator / Low Speed (8-10%). Low Speed
digunakan untuk mengambil minyak yang tertinggal dalam Sludge Di dalam
Low Speed terdapat minyak dan air. Minyak akan masuk ke Sludge
DrainTank, sedangkan Air akan masuk ke Parit.
3. Lapisan bawah terdapat Nos (Non Oil Solid).
Nos adalah hasil endapan yang didalamnya terdapat lumpur minyak dan air.
i. Storage
Fungsi dari storage tank (tangki timbun) dalam proses pengolahan kelapa
sawit sampai menjadi CPO adalah untuk penyimpanan sementara minyak
produksi yang dihasilan sebelum dikirim.
21
Gambar 3.10. Storage
j. Stasiun Kernel
Setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil dan Fiber. Fiber
tersebut akan masuk ke stasiun Kernel (alur proses pengolahan pabrik kelapa
sawit). Setelah itu, masuk ke Cake Breaker Conveyor (CBC). Kemudian masuk
ke Depericaper untuk dipisahkan antara Nut dan Fibre. Fibre digunakan untuk
bahan bakar Boiler, sedangkan Nut akan diambil intinya. Seteleh itu Nut masuk
melalui Polishing Drum untuk dipoles. Nut masuk melalui Nut Transport untuk
memisahkan batu-batu dan besi-besi yang terikut. Kemudian Nut Hopper
digunakan untuk menampung Nut masuk ke dalam Riple Mill untuk dipecahkan
Nut sehingga menjadi Inti dan Cangkang.Kemudian masuk menuju LTDS I dan
LTDS II untuk memisahkan cangkang dan inti dimana prinsip kerjanya adalah
pemisahan dengan sistem kering (Hisapan). Inti yang memiliki berat jenis lebih
tinggi akan turun ke bawah, sedangkan cangkang akan terhisap akan digunakan
bahan bakar Boiler.
22
Gambar 3.11. St. Kernel
Hydro cyclone digunakan untuk memisahkan cangkang dan inti yang belum
terpisah dengan sistem basah. Intiselanjutnya msauk ke dalam Kernel Silo untuk
dimasak dengan menggunakan steam sehingga mutunya sesuai dengan norma
dan masuk ke bulk silo untuk mempermudah proses pengiriman.
23
Nitrogen (N) 22,29 2,45
Abu (A) 3,19 1,8
Kapasitas boiler adalah 20 Kg3. Jenis boiler yang terdapat pada pabrik ada
dua yaitu Takuma dan Vikes. Bahan utama boiler adalah air, apabila air kosong
maka boiler akan meledak. Kegunaan air pada boiler adalah untuk merubah air
menjadi steam. Control air ada tiga yaitu High Water Level, Normal Water Level,
dan Low Water Level
c. Kamar Mesin
Power plant digunakan sebagai pembantu dalam perjalanan proses
pengolahan kelapa sawit dan sebagian penghidupannya listrik diperumahan PKS
yang dari pembangkit listrik tenaga uap, tekanan kerja pada turbin uap berkisar
antara 17-19 kg/cm, dan turbin uap dapat menghasilkan listrik bekisar 650 Kw.
Steam yang masuk ke BPV di tampung sementara yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk pemanasan dalam proses pengolahan kelapa sawit, tekanan
pada BPV dipertahankan bekisar 3,5 kg/cm. Pada kamar mesin juga dilengkapi
dengan diesel generating set (genset) yang berfungsi sebagai pembangkit
tenaga listrik apabila turbin tidak dapat dioperasikan.
24
Gambar 3.14 Kamar Mesin
d. Laboratorium
Laboratorium pada proses produksi adalah sebagai pemantauan mutu dari
segala hal. Mutu dari kelapa sawit adalah membuat kesesuaian standar dari
minyak hasil produksi dengan spesifikasi mutu CPO yang sudah ditentukan
secara baku dan berlaku secara umum pada banyak PKS serta harus memenuhi
keinginan dan kriteria pembeli.
25
e. Bengkel Industri
Perawatan adalah hal yang sangat penting bagi suatu alat dengan tujuan
utama untuk membuat alat tersebut memiliki availability atau ketersediaan yang
tinggi untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam proses produksi. Tugas
perawatan ini ini diemban oleh bagian maintenance, selain itu bagian
maintenance juga menjalankan operasional whorkshop/bengkel kerja untuk
melaksanakan fabrikasi.
a. Peralatan Produksi
Peralatan produksi adalah input non manusia dan fisik yang digunakan untuk
produksi nilai ekonomi, seperti fasilitas, mesin, alat, pendapatan infrastruktur dan
pendapatan alami.Peralatan produksi yang terdapat di PTPN V Sei Intan.
Tabel. 3.3 Peralatan Produksi
No. Nama Mesin Spesifikasi
1. Jembatan Timbangan Merek type : Avery/GSC , 9700
,1100208
Kapasitas max : 60 ton
Kapasitas min : 10 kg
Jumlah : 2
26
Sistem penimbangan : komputer
Kelas timbangan : III
2. Loading Ramp Kapasitas : 12.5 ton /pintu
Jumlah pintu : 20 pintu
Kapasitas max : 250 kg
Lebar pintu : 225 cm
Tinggi dari permukaan : 175 cm
3. Rebusan Jumlah : 3 unit
Merek : Wang Yuen Cluth Door
Kapasitas : 25 ton
Panjang : 2500 cm
Diameter : 200 cm
4. Auto Feeder Jumlah : 2 unit
Merek : Sumitomo
Kapasitas : 30 ton per jam
Desain : 1450 rpm
5. Thresser Jumlah : 2 unit
Merek : Renold
Kapasitas : 30 ton per jam
Putaran : 23 rpm
Panjang : 460 cm
Diameter : 200 cm
6. Below Thresser Jumlah : 1 unit
Merek : Brevini
Kapasitas : 30 ton per jam
7. Digester Jumlah : 4 unit
Merek : Apindo
Tinggi : 300 cm
Diameter : 13.000 cm
Kapasitas : 3.500 L/jam
8. Screw Press Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 10-15 ton/jam
Suhu di alat : 90-95ºC
Tekanan : 30-50 bar
Putaran : 12 rpm
27
9. Sand Trap Tank (STT) Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 4 ton
10. Vibro Double Dock Merek : Jinsheng
Desain : 1457 rpm380 volt
11. Crude Oil Tank (COT) Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 4 ton
12. Vertical Setting Tank Tinggi : 6,4
(VST) Diameter : 400 cm
Kapasitas : 90 ton
13. Oil Tank Kapasitas :10-12 m2
14. Vacum dryer Tekanan hampa : 680-720 mining
28
Separator II Desain : 2920 rpm
25. Clay Bath Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 30 m3
Sistem : pemisahan berdasarkan
densitas
26. Kernel Silo Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 15 ton
b. Material Handling
Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang
dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
29
Kapasitas : 25 ton per jam
7. Fruit Cross Conveyor Panjang : 1100 cm
Jumlah : 1 unit
Desain :1420 rpm
8. Fruit Distributing Conveyor Merek/type : SKR 100 L4A
Jumlah : 1 unit
Panjang : 1350 cm
Desain : 1420 rpm
9. E.Bunch Horizontal Conveyor Panjang rantai : 7000 cm
30
kemampuan mengolah TBS dan pertimbangan pabrikasi, PKS Sei Intan
tergolong dalam Interim line mill, yang mana pada saat ini PKS Sei Intan memiliki
kapasitas olah 30 ton TBS/jam. Sebuah PKS dengan kapasitas olah 30 ton
TBS/jam minimal membutuhkan pasokan bahan baku TBS sebanyak 600
ton/hari.Dalam menempatkan peralatan pabrik, tata letak alat proses,
penyimpanan bahan baku dan produk atau gudang, transportasi, laboratorium,
kantor harus di susun sedemikian rupa sehingga diperoleh koordinasi kerja yang
efisien. Untuk lebih jelasnya mengenai tata letak fasilitas pabrik dapat dilihat
pada gambar di bawah berikut :
31
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.2. Tujuan
a. Mengetahui Rendemen TBS dari setiap suplier.
b. Mengetahui penyebab permasalahan apakah dari TBS atau dari Loses di
dapartement Pengolahan.
c. Menyelidiki total loses di Sludge Tank, dan air Condensate Rebusan.
4.3. Manfaat
a. Meningkatkan kuantitas produksi Crude Palm Oil (CPO).
b. Mengurangi Loses.
c. Meningkatkan profit perusahaan.
32
4.3. Alur dari Pekerjaan Mahasiswa
4.3.1. Analisis Material Balance
Berikut diagram block dari alur pekerjaan mahasiswa dibantu oleh tim kerja
dapartement Quality control.
sortasi laboratorium
Mengambil
Memanaskan
sampel buah Menimbang
start sampel 30
fraksi 1 dari TBS
gram di oven
setiap suplier
Merebus Melakukan
TBS di St. proses
Perebusan ekstarksi
Menimbang
Menimbang
kadar minyak
Tandan buah
hasil
rebus
ekstraksi
Membuah
Memupil
analisis data
berondolan,
dan
tangkos,
matarerial
kelopak
balance
Menimbang
brondolan,
tangkos,
kelopak
Mengambil
sampel 300
gr brondolan
dan tangkos
Memisahkan
daging buah
dan biji 300
gr.
Menimbang
daging buah
dan biji
Mengambil
sampe
daging dan
bijil 30 gram
End
Phase
Setelah melakukan proses dari ekstrasi diatas, maka di peroleh data dari
analisis data untuk digunakan sebagai dasar pembuatan Material balance.
33
Berikut data hasil ekstraksi yang dilakukan oleh mahasiswa dan tim
dapartement Quality control.
34
Analisis Losis Pada Dapartemen Pengolahan
laboratorium
Mengambil
sampel sludge
Start
tank dan air
condensate
Mengambil
setiap sampel
sebanyak 10 ml
Melakukan
centrifuge untuk
mengetahui
kadar minyak
dalam sampel
Mencatat hasil
kadar minyak
dalam sampel
End
Phase
35
Setelah melakukan pengambilan sampel, berikut hasil kadar minyak yang
terdapat dalam slugde tank dan air condensate.
Tabel 4.2 Data Slugde Tank
Data hasil kadar minyak dalam Sludge tank
2 14.00 8%
3 15.00 6%
36
Setelah mengetahui rata-rata kadar minyak dalam sludge tank, kemudian
mahasiswa mengambil sampel air condesate hasil dari stasiun rebusan, dan
didapatkan data sebagai berikut.
4.3. Data Air Condensate
Data hasil kadar minyak dalam air condensate
2 14.00 1%
37
15.00 0,8 %
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kadar minyak dalam Sludge Tank yaitu
6%, 8%, 6% . pengambilan data ini dilakukan selama selang waktu 1 jam. Jika
ditarik range-nya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar minyak dalam
slugde 5% - 8% . hasil dari sludge tank ini langsung dialirkan menuju limbah,
dimana seharusnya minyak tersebut diolah kembali oleh alat sludge sparator
sehingga norma yang terbuang seharusnya sekitar 0,8% - 1%. Namum karena
alat tersebut sedang mengalami gangguan teknis maka kadar minyak dalam
sludge 5% - 8% langsung terbuang ke limbah dan menjadi loses yang
berpengaruh pada rendemen harian. Total rendemen yang hilang jika dihitung
dengan persentase kadar minyak dalam sludge sebanyak 5 % yaitu :
Loses slugde :
= 5 % x 38 %
= 1,9 %
NB : Data 38 % diambil dari total slugde dalam CST, dimana dalam CST terdapat
kadar minyak, air, dan slugde.
38
Jika dibandingkan dengan norma loses yang seharus nya hilang yaitu sekitar
0,8% - 1%, maka loses rendemen seharusnya yaitu :
loses slugde :
= 1 % x 38 %
=0,38 %
Sehingga perbedaan loses yang terjadi sekitar 1,52 %. Angka ini lah
sementara yang langsung mempengaruhi tidak tercapainya target rendemen di
pabrik Sei Intan ini.
Setelah mengetahui potensi loses pada slugde, kemudian mahasiswa
ditugaskan untuk mengecek total loses pada air condansate yang ada pada
stasiun Rebusan. Jika dilihat data hasil pengambilan sampel yaitu sebesar 2% ;
1% ; 0,8% maka hasil ini tidak terlalu jauh dari norma loses air condensate yaitu
0,8% - 1%. Sehingga dari data diatas dapat ditarik kesimpulan sementara, total
loses CPO masih dalam batas norma yang ditargetkan atau tidak ada
permasalahan pada stasiun perebusan terkait loses CPO.
39
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data material balance, dapat ditarik kesimpulan
sementara bahwa Tandan buah segar yang dihasilkan oleh PTPN V Sei Intan
masih jauh dari harapan rendemen mencapai 21,85 %. Terkait angka ini jika
dihubungkan dengan data statistik pengambilan sampel belum bisa dijadikan
pedoman karena tingkat eror dalam pengambilan data masih tinggi. Hal ini
karena mahasiswa memiliki keterbatasan waktu dalam melakukan material
balance secara rutin dan berkelanjutan.
Berdasarkan data dari potensi loses di dapartemen pengolahan maka dapat
disimpulkan bahwa potensi tertinggi loses terdapat pada sludge. Dimana loses
yang dihasilkan sludge terhadap rendemen sebesar 1,52 %. Jika ditotalkan loses
yang terjadi berdasarkan loses sludge dan toleransi norma loses pengolahan
sebesar 1,65% maka hasilnya adalah total loses rendemen yang terjadi setiap
hari yaitu sebesar 3,17%.
5.2. Saran
a. Peninjauan kembali pada kualitas TBS PTPN V Sei Intan.
b. Melakukan pergantian atau memperbaiki alat Sludge Sparator.
c. Meningkatkan inspeksi rutin terhadap setiap potensi loses di departemen
pengolahan
40
Lampiran