Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V


PABRIK KELAPA SAWIT SEI INTAN

Disusunoleh:
Erik Santoso Sihombing
NPM : 15 06 08565

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2018
i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan praktek kerja
lapangan. Laporan praktek kerja lapangan ini disusun dalam rangka memenuhi
kegiatan kerja praktek lapangan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Intan PT.
Perkebunan Nusantara V. Dan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di
Program Studi Teknik Industri Universitas Atmajaya Yogyakarta. Penyusunan
laporan praktek kerja lapangan ini tidak lepas dari bantuan:
General Manager Bapak Hery Augusman
Manager Bapak Syahrul Qamar Lubis
Maskep Bapak Tengku Azhar
Asissten Teknik Pabrik Bapak Abel Taringan
Asissten Pengendalian Mutu Bapak Dedy Abnego Sitanggang
Asissten Pengolahan I Bapak Dwimas Anggoro
Asissten Pengolahan II Bapak Fitra Dani
Dan Bapak/Ibuk Karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam plaksanaan praktek kerja lapangan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam tulisan ini.

Sei Intan, 21 Juli 2018

Erik Santoso Sihombing

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i

SURAT KETERANGAN ........................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................. 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan KP ................................................... 2

BAB 2 Tinjauan Umum Perusahaan

2.1. Sejarah singkat perusahaan ................................................................ 3

2.2. Struktur Organisasi .............................................................................. 5

2.3. Manajemen Perusahaan...................................................................... 5

BAB 3 Tinjauan Sistem Perusahaan

3.1. Proses Bisnis Dapartement ................................................................. 12

3.2. Produk Dihasilkan................................................................................ 13

3.3. Proses Produksi .................................................................................. 13

3.4. Tata Letak Fasilitas Produksi ............................................................... 30

BAB 4 Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa

4.1. Latar belakang pemilihan bagian ......................................................... 32

4.2. Tujuan ................................................................................................ 32

4.3. Manfaat .............................................................................................. 32

4.4. Alur Pekerjaan Mahasiswa ................................................................. 33

4.5. Usulan Tinjauan dari Mahasiswa ......................................................... 38

v
BAB 5 Kesimpulan dan Saran

5.1.Kesimpulan .......................................................................................... 40

5.2. Saran .................................................................................................. 40

Lampiran

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma


Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa
Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja
praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
1. Mengenali ruang lingkup perusahaan
2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
4. Mengamati perilaku system
5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
6. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.

1
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini akan dilaksanakan selama 30 hari kerja terhitung mulai
tanggal 18 Juni 2018 sampai dengan 21 Juli 2018 di PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA V SEI INTAN, Desa Sei Intan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi
Riau. Pelaksanaan Kerja Praktek tersebut kemudian akan dilanjutkan dengan
penyusunan laporan Kerja Praktek dan penilaian serta ujian Kerja Praktek.

2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara V (Persero), yang selanjutnya disebut


“Perusahaan”, pada awalnya merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 10
tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Penyetoran Modal Negara
Republik Indonesia untuk pendirian Perusahaan. Pada awalnya merupakan
konsolidasi proyek-proyek pengembangan kebun eks PT Perkebunan (PTP) II,
PTP IV dan PTP V di Provinsi Riau.
Anggaran Dasar Perusahaan diaktakan oleh Harun Kamil SH., Notaris di
Jakarta dengan Akta No. 38 tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-
8333.HT.01.01TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996 serta Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No. 8565/1996.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan terakhir sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 72 tahun
2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke
dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
Nusantara III yang mengalihkan 90% saham PTPN V dari milik Negara menjadi
milik PTPN III. Perubahan struktur saham ini merubah status Perusahaan dari
BUMN menjadi Anak Perusahaan Holding BUMN Perkebunan dengan PTPN III
sebagai Champion.Perubahan tersebut diatas dituangkan dengan Akta No. 26
tanggal 23 Oktober 2014 dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan, SH. M.Kn. Notaris
di Jakarta Selatan. Dan telah mendapat pengesahan dari Menkumham RI melalui
Surat Nomor: AHU-10531.40.20.2014 tanggal 04 November 2014. Perusahaan
per Desember 2014 memiliki kebun inti sawit dengan total luas areal tanaman
seluas 78.340,09 Ha dengan komposisi TM seluas 57.419,60 ha, TBM seluas
17.540,09 ha, TB/TU/TK seluas 2.736, areal bibitan seluas 127,40 ha dan areal
non produktif seluas 517 ha. Perusahaan juga memiliki kebun inti karet dengan
total luas areal 8.184 ha dengan komposisi TM seluas 5.215 ha, TBM seluas
2.898 ha, TB/TU/TK seluas 68 ha dan bibitan seluas 3 ha. Untuk mengolah
komoditi kelapa sawit, Perusahaan memiliki 12 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

3
dengan total kapasitas olah terpasang sebesar 570 ton TBS per jam dengan
hasil olahan berupa minyak sawit dan inti sawit. Kemudian untuk mengolah lanjut
komoditi inti sawit, Perusahaan memiliki 1 unit Pabrik Palm Kernel Oil dengan
kapasitas terpasang sebesar 400 ton inti sawit/hari dengan hasil olahan berupa
Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM).
Kebun Inti Sei Intan merupakan salah satu unit usaha perkebunan kelapa
sawit yang berada di bawah pengelolaan PT. Perkebunan Nusantara-V
Pekanbaru-Riau dan termasuk dalam Strategic Bussines Unit (SBU) Sei Rokan.
Secara geografis kebun Inti Sei Intan terletak di Kec. Kunto Darussalam. Kab
Rokan Hulu sekitar 171 km arah Utara Kota Pekanbaru dan 60 km arah barat
kota pasir pangaraian.
PKS Sei Intan merupakan salah satu sub-unit usaha dibawah manajemen
Kebun Inti Sei Intan. PKS Sei Intan dibangun pada tahun 1989 dan beroperasi
tahun 1991 dan berkapasitas olah 30 ton/jam. Lokasi pabrik secara keseluruhan
menempati areal seluas 13,06 hektar termasuk instalasi pengolahan air limbah.

4
2.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan susunan dan hubungan antara komponen
bagian-bagian dan posisi dalam suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi memiliki fungsi sebagai berikut :

Gambar 2.1. Stuktur Organisasi PKS Sei Intan

2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi PTPN V
Menjadi perusahaan agribisnis terintegrasi yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
b. Misi PTPN V
Mengelola agro industri kelapa sawit dan karet secara efisien
bersama mitra untuk kepentingan stakeholder.
1. Penerapan prinsip-prinsip good corporate govermance, kriteria minyak
sawit yang berkelanjutan penerapan standar industri dan pelestarian
lingkungan guna menghasilkan produk yang dapat diterima oleh
pelanggan.

5
2. Menciptakan keunggulan kompetitif dibidang sumber daya manusia
berdasarkan praktek-praktek terbaik dan sistem manajemen sumber
daya manusia terkini guna meningkatkan kompetensi inti perusahaan.

2.3.2. Ketenagakerjaan

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan
dengan tenaga kerja. Ketenagakerjaan yang ada pada PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Intan berkaitan dengan hal-hal berikut ini:
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya yang manusia yang digunakan dalam pekerjaan di Pabrik PKS
Sei Intan menggunakan Karyawan Tetap. Karyawan di perusahaan ini
diberikan upah gaji seperti pegawai negri karena merupakan bagian dari
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

b. Prosedur Perekrutan Karyawan


Proses pencarian atau perekrutan tenaga kerja baru di PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Intan dilakukan dengan bantuan pihak ketiga yaitu LPP
yang berkantor di Yogyakarta, pihak PT Perkebunan Nusantara V Sei Intan,
menerima karyawan yang diseleksi oleh LPP dan kemudian dilakukan
training selama 3 bulan untuk menjadi karyawan outsourcing, dan 1 tahun
training untuk menjadi karyawan tetap, dan untuk pekerja tingkat operator
dilakukan perekrutan dari masyarakat dengan persetujuan dari kantor pusat.

6
c. Pembagian Jam Kerja
Hari kerja resmi dalam 1 minggu di kantor pusat pekanbaru dan kantor
perwakilan jakarta adalah 5 hari kerja, sedangkan untuk SBU/Kebun/Pabrik 6
hari kerja. Waktu kerja resmi bagi yang melaksanakan ketentuan 5 hari dalam
seminggu adalah rata-rata 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.Waktu kerja
resmi bagi yang melaksanakan ketentuan 6 hari dalam seminggu dalam rata-
rata 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. Waktu kerja malam hari adalah 6 jam
per satu hari dan 35 dalam seminggu.
Dalam hal yang menyangkut teknik produksi yang sifatnya insedentil dan atau
darurat demi kepentingan perusahaan yang bersifat menentukan dapat
dilakukan perubahan waktu kerja setelah dibaha melalui waktu bipartit.
Jam kerja yang berlaku di Pabrik Kelapa Sawit Sei Intan PT. Perkebunan
Nusantara V sebagai berikut :
1. Bagian Kantor
Bagian kantor di berlakukan 1 shift

Tabel 2.1 Shift kerja kantor

A. Hari Senin s/d Kamis


Pukul 07.00 – 09.00 : Kerja aktif

Pukul 09.00 – 10.00 : Istirahat

Pukul 10.00 – 12.00 : Kerja aktif

Pukul 12.00 – 14.00 : Istirahat

Pukul 14.00 – 16.00 : Kerja aktif

B. Hari Jumat
Pukul 07.00 – 09.00 : Kerja aktif

Pukul 09.00 – 10.00 : Istirahat

Pukul 10.00 – 12.00 : Kerja aktif

C. Hari Sabtu
Pukul 07.00 – 09.00 : Kerja aktif

Pukul 09.00 – 10.00 : Istirahat

7
Pukul 10.00 – 14.00 : Kerja aktif

2. Bagian Pengolahan
Bagian pengolahan diberlakukan 2 shift setiap hari.

Tabel 2.2 Shift Kerja Pengolahan

A. Shift 1 dari jam 07.00 s/d 19.00

B. Shift 2 dari jam 19.00 s/d 07.00

3. Bagian Penjaminan Mutu


Bagian pengolahan diberlakukan 2 shift setiap hari.

Tabel 2.3 Shift Kerja Pengendalian Mutu

A. Shift 1 dari jam 07.00 s/d 19.00

B. Shift 2 dari jam 19.00 s/d 07.00


4. Bagian Teknik
diberlakukan 1 shift setiap hari
Tabel 2.4 Shift Kerja Teknik
Dari jam 07.00 s/d 16.00 dan aktif saat
malam ketika terjadi masalah

d. Sistem Pengupahan
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan memiliki sistem pengupahan yang
akan dibayarkan pada setiap bulan tepatnya dipertengah bulan setiap
tanggal 25. Pembayaran untuk karyawan tetap dibayarkan melalui rekening
masing-masing karyawan, sedangkan untuk karyawan outsourcing untuk gaji
dibagikan melalui kantor administrasi. Besaran nilai upah yang diterima
tentunya disesuaikan dengan tingkat jabatan yang ditambahkan dengan
tunjangan-tunjangan lain. Untuk jabatan atau tingkatan pekerja di PT
Perkebunan Nusantara V Sei Intan ini, mengikuti sistem golongan seperti
pegawai negeri.

8
Pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan selain mendapatkan gaji pokok
para karyawan atau pekerjanya juga mendapatkan tunjangan-tunjangan lain.
Tunjangan yang didapatkan oleh para karyawan dan pekerja di PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Intan adalah sebagai berikut:

1. Tunjangan Hari Raya (IdulFitri)


2. Bonus Akhir Tahun
3. Premi Pencapaian Target Produksi
2.3.3. Fasilitas yang diterima oleh karyawan

Dalam rangka memberikan kepuasan dan rasa nyaman pada para pekerja
pihak PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan memberikan beberapa fasilitas.
Fasilitas ini digunakan dan didapatkan oleh para pekerja untuk meningkatkan
produktivitasnya. Fasilitas yang diterima oleh karyawan PT. Perkebunan
Nusantara V adalah sebagai berikut:
a. Tunjangan Hari Raya (THR)
Tunjangan Hari Raya atau THR diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara V
sebagai kewajiban perusahaan untuk memberikan tunjangan ketika akan
bertepatan dengan hari raya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ini sesuai
dengan Permen No.04/Men/1994 tentang pemberian tunjangan hari
raya.Dan diberikan kepada karyawan paling lambat 7 hari sebelum hari raya.

b. Jaminan kesehatan (melalui BPJS)


PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan mewajibkan setiap pekerja atau
karyawannya memiliki asuransi. Salah satu yang digunakan oleh perusahaan
adalah jaminan kesehatan melalui BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan
kesehatan ini diberikan untuk melindungi para pekerja terutama bagi para
pekerja dilingkungan pabrik karena dalam area pabrik banyak sekali kegiatan-
kegiatan yang berbahaya. Bagi para pekerja yang berada di office juga
diberikan jaminan kesehatan karena tidak menunutup kemungkinan bekerja
area office akan mengunjungi area-area pabrik,sehingga tetap perlu diberikan
jaminan.

9
c. Kerja Sama
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan bekerja sama dengan Bank BRI.
Karyawannya diberikan fasilitas rekening Bank BRI agar mempermudahkan
dalam memberikan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya.

d. Klinik kesehatan
Fasilitas klinik juga diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan
yang merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesehatan para
karyawannya. Fasilitas ini selain dapat digunakan untuk pengobatan, Klinik
juga menyediakan obat-obatan yang mendukung untuk mengobati keluhan-
keluhan penyakit ringan yang dialami karyawan. Terdapat tim khusus diklinik
ini yang selalu siap siaga dalam menanggulangi jika adanya kecelakaan
kerja yang dialami pekerja.

e. Tempat Ibadah (Masjid & Gereja)


Fasilitas yang diberikan selain untuk kebutuhan jasmani, namun PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Intan juga memberikan fasilitas bagi kebutuhan
rohani para karyawannya. Tempat ibadah diberikan pada keriyawan yang
ingin menunaikan kewajibannya beribadah.

f. Mess (Perumahan Karyawan)


PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan juga memberikan fasilitas berupa
perumahan Karyawan yang letaknya berada di lingkungan pabrik pengolahan
PT Perkebunan Nusantara V Sei Intan. Pemberian fasilitas ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi pekerja.
g. SafetyTools
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan dalam upayanya meningkatkan
keamanan dan keselamatan kerja dari para karyawan terutama pada area
pengolahan.PT.Perkebunan Nusantara V Sei Intan memberikan fasilitas alat-
alat pelindungan diri terhadap kecelakaan. Fasilitas utama yang diterima
semua karyawana dalah berupa sepatu boot, sarung tangan, Helm
Protection, ear plug. PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan juga
memberikan alat-alat perlindungan dari kecelakaan yang diberikan melalui
bagian devisi K3., supaya para pekerja selalu ingat dalam bekerja selalu
mengutamakan kesehatan, dan keselamatan kerja.

10
h. Internet
PT. Perkebunan Nusantara V Sei Intan Dalam usahanya meningkatkan
produktivitas dari karyawan, memberikan fasilitas berupa layanan internet.
Fasilitas ini tentunya hanya digunakan untuk kegiatan- kegiatan yang
memiliki kepentingan bagi perusahaan.

11
BAB 3

TINAJUAN SISTEM PERUSAHAAN

Pada bagian bab 3 ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis sistem
perusahaan dan produk yang dihasilkan beserta proses-proses produksinya

3.1. Proses Bisnis Departemen

Proses Bisnis PT. Perkebunanan Nusantara V Sei Intan

Timbangan Sortasi Pengolahan Quality control Storage Mobil distribusi Administrasi

St. Water Inpeksi kualitas Membuat


Menimbang Menerima TBS treatment CPO masuk ke CPO dibawa
Start minyak CPO laporan
TBS masuk Fraksi 1 storage / menggunakan
dan kernel produksi
penyimpanan mobil Tangki
CPO
St. boiler
Ya
TBS sesuai CPO
kriteria ? Sesuai
Control panel
kriteria ?
tidak
Ya
St. Loading ramp
TBS ditolak

St. Sterilizer

St. Rantaian

St. Tressting
Tidak

St. Screw press

Minyak/Nut

Nut CPO
St. St.
kernel klarifikasi
End

Gambar 3.1. Proses Bisnis Sei Intan

12
3.2. Produk yang dihasilkan

Produksi dan Produktivitas Komoditas tanaman yang dihasilkan PKS PTPN


V Sei intan antara lain:

a. Crude Palm Oil (CPO)


Crude Palm Oil (CPO) adalah hasil dari minyak kelapa sawit yang
memiliki standard kriteria mutu di pabrik PKS Sei Intan ini. Mutu CPO
yang di targetkan yaitu :

Tabel 3.1 Sasaran Mutu CPO

Kadar kotoran maksimum 0,020 %

Kadar air maksimum 0,20 %

Asam lemak bebas maksimum 4,50 %

b. Inti sawit (kernel)


Inti sawit (kernel) adalah bagian dari inti sawit, dimana inti ini memiliki
standard kriteria mutu di pabrik PKS Sei Intan ini. Mutu Inti yang
ditargetkan yaitu :
Tabel 3.2 Sasaran Mutu Inti
Kadar kotoran maksimum 7,00 %

Kadar air maksimum 7,00 %

3.3. Proses Produksi


a. Timbangan
Timbangan di PKS Sei Intan disebutJembatan Timbangan. Jembatan
timbangan ini digunakan unutuk menimbang Tandan Buah Segar (TBS), dan
juga menimbang hasil produksi, seperti CPO, Buah Sawit, Kernel/Inti Sawit.
Kapasitas muatan jembatan timbangan ini dalah 60 Ton atau 60.000 Kilogram
(Kg). Simbol yang digunakan untuk harga buah sawit ada 2 yaitu:
1. A1
A1 adalah harga tertinggi,biasanya kode ini hanya untuk buah plasma
2. B1
B1 adalah harga lebih rendah,dan biasanya digunakan pada buah
masyarakat,karena buahnya tidak terlalu bagus.

13
Karakteristik Jembatan Timbangan adalah sebagai berikut :
a) Kapasitas : 60 Ton atau 60.000 Kg .
b) Merk,Type, dan Nomor Serie : GSC , 9700 ,1100208 .
c) Skala terkecil : 10 Kilo gram .
d) Kelas Timbangan : III .
e) Minimum Timbangan : 200 Kilogram .
Alat dan bahan yangdibutuhkan pada stasiun Penimbangan adalah sebagai
berikut :
a) Jembatan Timbang.
b) Komputer beserta Software penimbangan.
c) Printer.
d) Formulir resi penimbangan.
e) Buku.
f) Pulpen.

Gambar 3.2. Timbangan


b. Sortasi
Sortasi adalah pemilihan buah layah olak terhadap Tandan Buah Segar,
buah dengan mutu yang lebih rendah atau buah yang mentah akan
dikembalikan kembali kepada supplier/pemasok. Kriteria buah normal adalah
sebagai berikut:
1. TBS dengan Fraksi 0.0 Buah Mentah
2. TBS dengan frakis 0 Buah Mengkal brondolan < 5
3. TBS dengan fraksi 1 buah Matang brondolan > 5
Supplier/pemasok PT. Perkebunan Nusantara-V ada 3 yaitu:

14
1. Buah Kebun Inti,yaitu kebun Sungai Intan dan Sungai Rokan.
2. Buah Plasma
3. Buah dari Masyarakat/Pihak ke-3.

Gambar 3.3 Sortasi

c. Stasiun Loading Ramp


Loading Ramp adalah alat yang digunakan untuk menampung buah,
memisahkan pasir yang ada pada buah.Setelah itu sawit dimasukkan ke dalam
Lori. Pada PKS Sei Intan terdapat 20 Pintu Hopper. Pintu Hopper digerakkan
dengan Pompa Hydrolic untuk membuka pintu. Dalam Satu Pintu Hopper
memiliki kapasitas 12,5 – 15 Ton. Pintu Hopper ini digunakan untuk menampung
buah ke dalam lori, dimana jumlah Lori di PKS ada 66 lori dengan kapasitas satu
lori adalah 2,5 Ton.

Gambar 3.4. Loading Ramp

Transfer Carriage digunakan untuk memindahkan lori, mampu menampung


dengan kapasitas 3 lori. Proses pemindahan dilakukan dengan menggunakan
Tali Nilon, Cupstand, dan Bollard. Bollard digunakan untuk
memutar/menggerakkan dan menggurung tali untuk menarik lori. Transfer
Carriage digerakkan oleh pompa Hydrolic Geard box.

15
d. Stasiun Rebusan
Di dalam PKS Sei Intan ini menggunakan 3 (tiga) Rebusan, dimana
kapasitas dalam satu rebusan dapat menampung 10 lori. Dimana lori
dimasukkan ke dalam rebusan dengan menggunakan tangga rebusan/centi level.
Rebusan ini disebut juga dengan Sterillizer. Rebusan ini berfungsi sebagai:
1. Mempermudah/melepasnya brondolan dari tandan.
2. Melunakkan daging buah.
3. Mempermudah melepasnya kulit daging dari Nutt/dari Intinya.
4. Menonaktifkan Enzim Dipase

Gambar 3.5. Perebusan


Di dalam buah terdapat Enzim Lipase supaya Asam Lemak Bebas (ALB)
tidak naik. Batas indikator ALB adalah 5 ALB, dengan mengeluarkan 12% air.
Jika buah di tahan lebih lama maka Enzim ALB akan naik. Suhu
rebusan/Sterillizer adalah 135ºC dengan tekanan 2,8 – 3 kg/cm2 .
Proses perebusan dilakukan dengan Triplepeak / Tiga Puncak yaitu:
1. Puncak Pertama:1 ½ kg/cm3 tekanan.
2. Puncak Kedua :2 ½ kg/cm3 tekanan.
3. Puncak Ketiga : 2.8-3 kg/cm3 tekanan.
Tiga puncak maksudnya adalah pada waktu perebusan lima menit pertama
belum ada perubahan.Jika tekanan sudah mencapai 1,5 maka uapnya akan
dibuang , dan dikembalikan ke nol (0). Selanjutnya jika tekanan sudah mencapai
2,5 uapnya juga akan dibuang, dan jika sudah mencapai 2,8 maka akan ditahan
dan ditunggu dalam waktu 45 menit. Di dalam rebusan terdapat tiga pipa,yaitu:
1. Inlet adalah memasukkan Steam/ Uap selama dua menit.
2. Outlet/Exhaus , adalah membuang steam dengan ukuran 8 inch.
3. Kondensat, adalah membuang air 12 % selama dua menit.

16
Waktu perebusan dilakukan selama 95-120 Menit ,tetapi bisa tergantung
kondisi buah dan tekanan. Jika tekanan tidak mencapai yang seharusnya maka
waktu perebusan akan semakin lama.

e. Stasiun Rantaian
Stasiun Rantaian adalah lori yang berisi TBS atau buah yang sudah direbus
ditarik dengan menggunakan Cupstand, kemudian dinaikan dengan
menggunakan alat Hoisting Crane untuk mengangkat lori ke atas.

Gambar 3.6 Rantain


f. Stasiun penebah / Treshing
Buah yang dinaikkan dengan menggunakan Hoisting Crane akan Dituang
kedalam thresser melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah
rebus.kemudian diangkut dengan elevator. Kemudian dibanting dengan
mengggunakan Tresser untul memipil berondolan. Pemipilan dilakukan dengan
membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putarann 23-25 rpm.
Buah yang terpisah akan terjatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh Fruit
elevator dan dibawa dengan Distribting Conveyor untuk didistribusikan ke unit-
unit Digester , dan TBR (Tandan Buah Rebus) dilewatkan dengan menggunakan
Empty Bunch Conveyor untuk dibakar menjadi abu dengan menggunakan
Insenerator.

17
Gambar 3.7 Tressing

Didalam digester buah di aduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah
terpisah dari biji.Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di
dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yangdikaitkan
pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses
pelumatan diperlukan panas 90-95ºC yang diberikan dengan cara
menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel.Proses pengadukan
selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengeperesan (screw press).

g. Stasiun Screw Press


Pengeperesan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
daging buah, massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada
tekanan 50 - 60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90 -
95ºC sebanyak 7% TBS (maksimal) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang
viscositasnya tinggi. Dari pengeperesan tersebut akan diperoleh minyak kasar
dan ampas serta inti.

18
Gambar 3.8. Screw press
Minyak kasar (crude oil) yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan
vibrating screen. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan beberapa bahan
asing seperti pasir, serabut dan bahan – bahan yang masih mengandung minyak
dan dapat dikembalikan ke digester. Vibrating screen terdiri 2 tingkat saringan
denga luas permukaan 2 m2. Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh,
sedangkan tingkat bawah memakaisaringan 40 mesh. Padatan yang tertahan
pada ayakan akan dikembalikan ke digester melalui conveyor, sedangkan
minyak dipompakan ke crude oil tank.
Temperatur Pressan adalah 90 - 95 ºC, sedangkan kapasitas pressan
adalah press pertama dan kedua kapasitasnya 15.000 Kg, sedangkan pressan
ketiga dan keempat kapasitasnya adalah 17.000 Kg. Setelah itu, masuk ke
Check Back Conveyor (CBC).Kemudian masuk ke Depericaper untuk dipisahkan
antara Nutt dan fibre. Fibre digunakan untuk bahan bakar Boiler, sedangkan Nutt
akan diambil intinya. Seteleh itu Nutt masuk melalui Polishing Drum untuk
dipoles. Nutt masuk melalui Nutt Transport untuk memisahkan batu-batu dan
besi-besi yang terikut. Kemudian Nut Hopper digunakan untuk menampung Nutt
masuk ke dalam Riple Mill untuk dipecahkan Nutt sehingga menjadi Inti dan
Cangkang.
Kemudian masuk menuju LTDS I untuk memisahkan cangkang dan inti,
sedangkan LTDS II berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti yang sudah
utuh, dimana prinsip kerjanya menghisap di dalam proses. Inti yang memiliki
lebih tinggi akan turun ke bawah, sedangkan cangkang akan terhisap akan
digunakan bahan bakar Boiler.

19
h. Stasiun Klarifikasi
Prinsip stasiun klarifikasi ini adalah proses pemurnian minyak didalam tangki
pemisah adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan
sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air. Pada tahapan ini
dihasilkan dua jenis bahan yaitu crude oil dan sludge. Minyak yang dari pressan
masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah
seperti lumpur, dan lain-lain.

Gambar 3.9 Klarifikasi

Minyak yang dari Pressan masuk melalui Oil Gutter menuju Sand Trap Tank
/penebak pasir, untuk memisahkan pasir yang terikut pada minyak. Minyak
tersebut masuk ke sand trap tank untuk mengendapkan partikel-partikel yang
mempunyai densitas tinggi. Sand trap tank adalah sebuah bejana yang
berbentuk silinder tegak.
Kemudian minyak lanjut menuju DoubleDeck untuk melakukan proses
pengayakan, karena minyak bagian atas dari sand trap tank masih mengandung
serat dan sedikit kotoran dialirkan ke ayakan. Proses pengayakan ini bertujuan
untuk memisahkan padatan–padatan ,seperti serabut, selanjutnya masuk ke
grude oil tank yang berupa cairan untuk memisahkan solid /ampas yang terikut.
Selanjutnya masuk ke Oil Tank untuk ditampung kemudian dilanjutkan ke
CST (Continu Safety Stock)/VCT (Vertikal Continu Tank),dimana sebelumnya
dilewatkan ke buffer tank agar aliran minyak masuk ke CST tidak terlalu kencang.
CST bertujuan untuk mengendapkan lumpur berdasarkan perbedaan berat
jenisnya. Dimana kapasitasnya adalah 90 Ton dan temperaturnya 90 - 95ºC.
Disinilah terjadi proses pemisahan Minyak, dan terdapat tiga lapisan yaitu:
1. Lapisan atas terdapat minyak sekitar 8-10%,

20
Minyak diambil dari CST dengan menggunakan Skimmer menuju Oil Tank
untuk ditampung.Dalam oil tank juga terjadi pemanasan 75-80ºC dengan
tujuan mengurangi kadar air. Minyak dari Oil Tank akan masuk ke Vacum
Dryer untuk mengeringkan minyak dengan mengurangi kadar air dari dalam
minyak dengan menurunkan tekanan dalam tabung hingga 760 Mmhg.
Proses kerja Vacum Dryer adalah sebagai berikut:
a) Memisahkan air yang masih terkandung di dalam minyak.
b) Bekerja berdasarkan tekanan Vacum (-0,6 - -0,8 BAR)
c) Maksimum kadar air dalam minyak adalah 0,20 %.
Setelah dari Vacum Dryer minyak dipompakan ke Storage Tank sebagai
tempat penyimpanan/penampungan minyak sebelum didistribusikan dengan
menggunakan Mobil Tangki. Suhu simpan dalam storage tank (tangki
timbun) dipertahankan antara 45-55ºC. Setiap hari dilakukan dengan
pengujian mutu. Hal ini bertujuan agar kualitas CPO yang dihasilkan tetap
terjamin sampai tiba waktunya pengiriman.
2. Lapisan tengah terdapat sludege sekitar 8-10 %, dan
Sludge dari CST/ VCT masuk menuju Bros Stainer yang digunakan untuk
memisahkan fibre-fibre halus, setelah itu masuk ke dalam Sand Cyclone
yang berfungsi untuk menangkap pasir dengan menggunakan pompa.
Setelah itu masuk ke Buffer Tank untuk menampung sludge yang telah
disaring Sand Ccyclone dalam menjaga kontinu feeding ke separator
maupun decanten.
Kemudian menuju Vibro Single Deck yang berfungsi untuk menyaring /
memisahkan ampas-ampas halus, solid. Kemudian masuk ke Sludge
Tank,dan di olah menjadi Selat Separator / Low Speed (8-10%). Low Speed
digunakan untuk mengambil minyak yang tertinggal dalam Sludge Di dalam
Low Speed terdapat minyak dan air. Minyak akan masuk ke Sludge
DrainTank, sedangkan Air akan masuk ke Parit.
3. Lapisan bawah terdapat Nos (Non Oil Solid).
Nos adalah hasil endapan yang didalamnya terdapat lumpur minyak dan air.

i. Storage
Fungsi dari storage tank (tangki timbun) dalam proses pengolahan kelapa
sawit sampai menjadi CPO adalah untuk penyimpanan sementara minyak
produksi yang dihasilan sebelum dikirim.

21
Gambar 3.10. Storage

Storage Tank harus rutin dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan


kondisi Steam Oil harus dilakukan secara rutin supaya temperatur nya terjaga,
selain itu apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan
naiknya kadar air pada CPO dan terganggunya proses pengolahan pabrik
minyak kelapa sawit/proses produksi industri kelapa sawit.

j. Stasiun Kernel
Setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil dan Fiber. Fiber
tersebut akan masuk ke stasiun Kernel (alur proses pengolahan pabrik kelapa
sawit). Setelah itu, masuk ke Cake Breaker Conveyor (CBC). Kemudian masuk
ke Depericaper untuk dipisahkan antara Nut dan Fibre. Fibre digunakan untuk
bahan bakar Boiler, sedangkan Nut akan diambil intinya. Seteleh itu Nut masuk
melalui Polishing Drum untuk dipoles. Nut masuk melalui Nut Transport untuk
memisahkan batu-batu dan besi-besi yang terikut. Kemudian Nut Hopper
digunakan untuk menampung Nut masuk ke dalam Riple Mill untuk dipecahkan
Nut sehingga menjadi Inti dan Cangkang.Kemudian masuk menuju LTDS I dan
LTDS II untuk memisahkan cangkang dan inti dimana prinsip kerjanya adalah
pemisahan dengan sistem kering (Hisapan). Inti yang memiliki berat jenis lebih
tinggi akan turun ke bawah, sedangkan cangkang akan terhisap akan digunakan
bahan bakar Boiler.

22
Gambar 3.11. St. Kernel

Hydro cyclone digunakan untuk memisahkan cangkang dan inti yang belum
terpisah dengan sistem basah. Intiselanjutnya msauk ke dalam Kernel Silo untuk
dimasak dengan menggunakan steam sehingga mutunya sesuai dengan norma
dan masuk ke bulk silo untuk mempermudah proses pengiriman.

3.4. Stasiun Pembantu Proses Produksi PKS Sei Intan


a. Stasiun Water Treatment
Jenis bahan kimia yang dipakai dalam Water Treatement adalah Al sulfat
dan Soda. Bahan kimia Al sulfat dimasukkan ke dalam air sebanyak 40 Kg,
sedangkan Soda diberikan 20 Kg dalam waktu 1 x 12 Jam. Kegunaan bahan
kimia pada water treatment adalah untuk menjernihkan air, karena jika tidak
diberikan bahan kimia maka airnya akan kuning. Dosis bahan kimia disesuaikan
dengan mutu air, sedangkan Tekanan air adalah 2 Kg. Kapasitas Bak Sedimen,
Water Tank, dan Feed Tank adalah minimal 3/4.

Gambar 3.12 water treatment


b. Stasiun Boiler
Boiler adalah suatu alat berbentuk Bejana tertutup yang terbuat dari Baja
dan digunakan untuk menghasilkan steam/uap. Boiler berfungsi untuk
memproduksi Steam (uap panas) yang dapat digunakan untuk proses atau
kebutuhan selanjutnya. Untuk menghasilkan uap bertekanan pada boiler
diperlukan panas/kalor, panas ini berasal dari proses pembakaran bahan bakar
yang terjadi pada ruang bakar. Komposisi bahan bakar boiler sebagai berikut
Tabel 3.3 komposisi bahan bakar boiler
Nama Unsur Serabut Cangkang
Carbon (C) 40,15 61,34
Hidrogen (H) 4,25 3,25
Oksigen (O) 30,12 31,16

23
Nitrogen (N) 22,29 2,45
Abu (A) 3,19 1,8

Kapasitas boiler adalah 20 Kg3. Jenis boiler yang terdapat pada pabrik ada
dua yaitu Takuma dan Vikes. Bahan utama boiler adalah air, apabila air kosong
maka boiler akan meledak. Kegunaan air pada boiler adalah untuk merubah air
menjadi steam. Control air ada tiga yaitu High Water Level, Normal Water Level,
dan Low Water Level

Gambar 3.13 Boiler

c. Kamar Mesin
Power plant digunakan sebagai pembantu dalam perjalanan proses
pengolahan kelapa sawit dan sebagian penghidupannya listrik diperumahan PKS
yang dari pembangkit listrik tenaga uap, tekanan kerja pada turbin uap berkisar
antara 17-19 kg/cm, dan turbin uap dapat menghasilkan listrik bekisar 650 Kw.
Steam yang masuk ke BPV di tampung sementara yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk pemanasan dalam proses pengolahan kelapa sawit, tekanan
pada BPV dipertahankan bekisar 3,5 kg/cm. Pada kamar mesin juga dilengkapi
dengan diesel generating set (genset) yang berfungsi sebagai pembangkit
tenaga listrik apabila turbin tidak dapat dioperasikan.

24
Gambar 3.14 Kamar Mesin
d. Laboratorium
Laboratorium pada proses produksi adalah sebagai pemantauan mutu dari
segala hal. Mutu dari kelapa sawit adalah membuat kesesuaian standar dari
minyak hasil produksi dengan spesifikasi mutu CPO yang sudah ditentukan
secara baku dan berlaku secara umum pada banyak PKS serta harus memenuhi
keinginan dan kriteria pembeli.

Gambar 3.15 Laboratorium


Spesifiksai ini dapat ditentukan oleh produsen atau konsumen.Fungsi
laboratorium di pabrik kelapa sawit adalah :
1. Memeriksa kualitas CPO dan Kernel
2. Megnhitung berapa banyak hasil produksi yang hilang( losses) selama
proses
3. Menganalisa Raw water ( bahan baku air, yang pada umunya diperoleh dari
pembuatan waduk konvensial atau dari air sungai) dan boiler water.
4. Memonitor perubahan anaerobik dengan melakukan analisa rutin limbah
(PME, Palm Mill Effluent)

25
e. Bengkel Industri
Perawatan adalah hal yang sangat penting bagi suatu alat dengan tujuan
utama untuk membuat alat tersebut memiliki availability atau ketersediaan yang
tinggi untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam proses produksi. Tugas
perawatan ini ini diemban oleh bagian maintenance, selain itu bagian
maintenance juga menjalankan operasional whorkshop/bengkel kerja untuk
melaksanakan fabrikasi.

Gambar 3.16 Bengkel Industri


Secara umum perawatan terbagi menjadi schedule/Predictive Maintenance.
Predictive maintenance merupakan kegiatan atau tindakan perawatan terhadap
suatu unit dengan mengamati gejala-gejala yang terukur sehingga dapat
menghindarkan unit tersebut rusak pada saat beroperasi atau perawatan yang
dilakukan di masa mendatang yang telah direncanakan terlebih dahulu.

3.4. Fasilitas Produksi

a. Peralatan Produksi
Peralatan produksi adalah input non manusia dan fisik yang digunakan untuk
produksi nilai ekonomi, seperti fasilitas, mesin, alat, pendapatan infrastruktur dan
pendapatan alami.Peralatan produksi yang terdapat di PTPN V Sei Intan.
Tabel. 3.3 Peralatan Produksi
No. Nama Mesin Spesifikasi
1. Jembatan Timbangan Merek type : Avery/GSC , 9700
,1100208
Kapasitas max : 60 ton
Kapasitas min : 10 kg
Jumlah : 2

26
Sistem penimbangan : komputer
Kelas timbangan : III
2. Loading Ramp Kapasitas : 12.5 ton /pintu
Jumlah pintu : 20 pintu
Kapasitas max : 250 kg
Lebar pintu : 225 cm
Tinggi dari permukaan : 175 cm
3. Rebusan Jumlah : 3 unit
Merek : Wang Yuen Cluth Door
Kapasitas : 25 ton
Panjang : 2500 cm
Diameter : 200 cm
4. Auto Feeder Jumlah : 2 unit
Merek : Sumitomo
Kapasitas : 30 ton per jam
Desain : 1450 rpm
5. Thresser Jumlah : 2 unit
Merek : Renold
Kapasitas : 30 ton per jam
Putaran : 23 rpm
Panjang : 460 cm
Diameter : 200 cm
6. Below Thresser Jumlah : 1 unit
Merek : Brevini
Kapasitas : 30 ton per jam
7. Digester Jumlah : 4 unit
Merek : Apindo
Tinggi : 300 cm
Diameter : 13.000 cm
Kapasitas : 3.500 L/jam
8. Screw Press Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 10-15 ton/jam
Suhu di alat : 90-95ºC
Tekanan : 30-50 bar
Putaran : 12 rpm

27
9. Sand Trap Tank (STT) Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 4 ton
10. Vibro Double Dock Merek : Jinsheng
Desain : 1457 rpm380 volt
11. Crude Oil Tank (COT) Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 4 ton
12. Vertical Setting Tank Tinggi : 6,4
(VST) Diameter : 400 cm
Kapasitas : 90 ton
13. Oil Tank Kapasitas :10-12 m2
14. Vacum dryer Tekanan hampa : 680-720 mining

15. Sludge Tank Jumlah : 1 unit


Tinggi : 285 cm
Diameter : 240 cm
Kapasitas : 15 M3
16. Vibro Single Deck Merek : Sweco
Desain : 1450 rpm
17. Sand Cyclone Kapasitas : 8 ton/jam
18. Sludge Separator Merek : Alva Lava
Volume Sludge 3: 12-15 ton
Volume Sludge 4 : 12000 L/jam
19. Palm Oil Storage Kapasitas : 2055 ton
20. Nut Polising Drum Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 30 ton/jam
Panjang : 585 cm
Diameter : 50 cm
Putaran : 15 rpm
Desain : 1420 rpm
21. Nut Hopper Kapasitas : 30 m3
22. Ripple mill Kapasitas : 6 ton/jam
23. Light Tanera Dust Jumlah : 1 unit
Separator 1 Desain : 2920 rpm
24. Light Tanera Dust Jumlah : 1 unit

28
Separator II Desain : 2920 rpm
25. Clay Bath Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 30 m3
Sistem : pemisahan berdasarkan
densitas
26. Kernel Silo Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 15 ton

b. Material Handling
Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang
dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tabel 3.3 Daftar Material Handling

No. Material Handling Spesifikasi


1. Lori buah Panjang : 250 cm
Kapasitas : 2.5 ton
Jumlah : ± 90 unit
2. Capstand Merek : Holrotd
Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 400 ton
3. Cages Transfer Carriage Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 3 lori
Merek : Rexroth SDN BHD
4. Hoisting Crane Jumlah : 2 unit
Merek :Demag
Kapasitas : 5 ton
5. Auto Feeder Jumlah : 2 unit
Merek : Sumitomo
Kapasitas : 30 tonper jam
Desain : 1450 rpm
6. Fruit Elevator Jumlah : 2 unit
Merek : SKG 132 WA

29
Kapasitas : 25 ton per jam
7. Fruit Cross Conveyor Panjang : 1100 cm
Jumlah : 1 unit
Desain :1420 rpm
8. Fruit Distributing Conveyor Merek/type : SKR 100 L4A
Jumlah : 1 unit
Panjang : 1350 cm
Desain : 1420 rpm
9. E.Bunch Horizontal Conveyor Panjang rantai : 7000 cm

10. Cake Breaker Conveyor Panjang : 35,6 m


Putaran : 70 rpm
Desain : 1450 rpm
12. Nut Conveyor Desain : 1430 rpm
13. Nut Transpot Fan Merek : Vennoelis
Kapasitas : 5 ton/jam
14. Craked mixture Conveyor Jumlah : 1 unit
15. Craked Mixture Elevator Jumlah : 1 unit
16. Kernel Transport Fan Merek : Elektrim
Desain : 1450 rpm
17. Dry Kernel Transport Fan Desain : 2940 rpm

c. Tata Letak Fasilitas Produksi


Dalam dunia industri manufaktur,tata letak secara nyata mempunyai peran
penting dalam meningkatkan kapasitas produksi terutama menyangkut efisiensi
waktu, tempat, dan biaya. Perancangan tata letak meliputi pengaturan tataletak
fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk
penempatan mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, dan
semua peralatan yang digunakan dalam proses operasi.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Intan PT. Perkebunan Nusantara V (PTPN V)
mengolah Tandan BuahSegar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak mentah atau
Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit (Palm Kernel) dengan kapasitas olah 30 ton
TBS/jam. PKS Sei Intan memiliki stasiun utama dan stasiun pendukung
berjumlah 11 stasiun untuk proses produksinya.Kapasitas pengolahan PKS
dihitung dari kemampuan PKS dalam mengolah TBS selama 1 jam. Berdasarkan

30
kemampuan mengolah TBS dan pertimbangan pabrikasi, PKS Sei Intan
tergolong dalam Interim line mill, yang mana pada saat ini PKS Sei Intan memiliki
kapasitas olah 30 ton TBS/jam. Sebuah PKS dengan kapasitas olah 30 ton
TBS/jam minimal membutuhkan pasokan bahan baku TBS sebanyak 600
ton/hari.Dalam menempatkan peralatan pabrik, tata letak alat proses,
penyimpanan bahan baku dan produk atau gudang, transportasi, laboratorium,
kantor harus di susun sedemikian rupa sehingga diperoleh koordinasi kerja yang
efisien. Untuk lebih jelasnya mengenai tata letak fasilitas pabrik dapat dilihat
pada gambar di bawah berikut :

Gambar 3.17 Layout PKS Sei Intan

31
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai tinjauan mahasiswa mengenai


analisis Material balance Tandan buah segar (TBS) dari Suplier TBS yang masuk
pada PKS PTPN V Sei Intan dan mengetahui potensi losis di dapartemen
pengolahan.

4.1. Latar Belakang Pemilihan Bagian


Pada saat ini persaingan di dunia industri semakin ketat, untuk itu berbagai
macam cara dilakukan untuk memenangkan persaingan. Tidak sedikit pula yang
kalah dalam persaingan sehingga banyak industri-industri di Indonesia gulung
tikar yang menyebabkan kerugian besar baik itu pihak perusahaan sendiri
maupun masyarakat yang bekerja didalamnya. Perusahaan PTPN V Sei Intan
dalam beberapa bulan terakhir ini sedang mengalami penurunan kapasitas
produksi minyak (rendemen). Rendemen adalah total kadar minyak dalam
Tandan buah segar (TBS). Rendemen yang sudah ditetapkan untuk dicapai
produksinya adalah 21,85%, tetapi dalam realisasinya perusahaan sangat sulit
untuk mencapai target rendemen tersebut. Untuk itu mahasiswa ditugaskan
melalui dapartement Quality Control mencari tau penyebab target rendemen
yang sulit untuk dicapai.

4.2. Tujuan
a. Mengetahui Rendemen TBS dari setiap suplier.
b. Mengetahui penyebab permasalahan apakah dari TBS atau dari Loses di
dapartement Pengolahan.
c. Menyelidiki total loses di Sludge Tank, dan air Condensate Rebusan.

4.3. Manfaat
a. Meningkatkan kuantitas produksi Crude Palm Oil (CPO).
b. Mengurangi Loses.
c. Meningkatkan profit perusahaan.

32
4.3. Alur dari Pekerjaan Mahasiswa
4.3.1. Analisis Material Balance
Berikut diagram block dari alur pekerjaan mahasiswa dibantu oleh tim kerja
dapartement Quality control.

Anailisis material balance TBS dari Suplier Sei Intan

sortasi laboratorium

Mengambil
Memanaskan
sampel buah Menimbang
start sampel 30
fraksi 1 dari TBS
gram di oven
setiap suplier

Merebus Melakukan
TBS di St. proses
Perebusan ekstarksi

Menimbang
Menimbang
kadar minyak
Tandan buah
hasil
rebus
ekstraksi

Membuah
Memupil
analisis data
berondolan,
dan
tangkos,
matarerial
kelopak
balance

Menimbang
brondolan,
tangkos,
kelopak

Mengambil
sampel 300
gr brondolan
dan tangkos

Memisahkan
daging buah
dan biji 300
gr.

Menimbang
daging buah
dan biji

Mengambil
sampe
daging dan
bijil 30 gram

End
Phase

Setelah melakukan proses dari ekstrasi diatas, maka di peroleh data dari
analisis data untuk digunakan sebagai dasar pembuatan Material balance.

33
Berikut data hasil ekstraksi yang dilakukan oleh mahasiswa dan tim
dapartement Quality control.

Tabel 4.1 Data Analisis Inti Sei Intan

Setelah melakukan analisis data, kemudian mahasiswa membuat material


balance untuk melihat hasil dari rendemen CPO pada Tandan buah segar (TBS).
Berikut ini adalah hasil dari material balance . (Terlampir)
Berdasarkan hasil dari data material balance diatas, data tersebut
menunjukkan rendemen AFD I = 15,77 ; AFD II = 20,77 ; AFD III = 14,99. Dari
angka tersebut bisa ditarik kesimpulan sementara bahwa rendemen belum
sesuai dari target yang diharapkan dari TBS yaitu sebesar 21,85 %. Secara data
ilmiah, data dari material balance ini belum bisa menjadi pedoman. karena
sampel yang diambil masih memiliki nilai eror yang tinggi.
4.3.2. Analisis Loses Dapartement Pengolahan
Analisis loses pada dapartement pengolahan juga diperlukan agar
mahasiswa mengetahui penyebab terjadinya rendemen tidak mencapai produksi
yang diharapkan.
Berikut diagram block dari alur pekerjaan mahasiswa dibantu oleh tim kerja
dapartement Quality control untuk mencari potensi loses tertinggi di departement
pengolahan.

34
Analisis Losis Pada Dapartemen Pengolahan

laboratorium

Mengambil
sampel sludge
Start
tank dan air
condensate

Mengambil
setiap sampel
sebanyak 10 ml

Melakukan
centrifuge untuk
mengetahui
kadar minyak
dalam sampel

Mencatat hasil
kadar minyak
dalam sampel

End
Phase

35
Setelah melakukan pengambilan sampel, berikut hasil kadar minyak yang
terdapat dalam slugde tank dan air condensate.
Tabel 4.2 Data Slugde Tank
Data hasil kadar minyak dalam Sludge tank

No. Waktu Kadar Gambar


Minyak
1 13.00 6%

2 14.00 8%

3 15.00 6%

36
Setelah mengetahui rata-rata kadar minyak dalam sludge tank, kemudian
mahasiswa mengambil sampel air condesate hasil dari stasiun rebusan, dan
didapatkan data sebagai berikut.
4.3. Data Air Condensate
Data hasil kadar minyak dalam air condensate

No. Waktu Kadar Gambar


Minyak
1 13.00 2%

2 14.00 1%

37
15.00 0,8 %

Dari data diatas dapat dilihat bahwa kadar minyak dalam Sludge Tank yaitu
6%, 8%, 6% . pengambilan data ini dilakukan selama selang waktu 1 jam. Jika
ditarik range-nya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar minyak dalam
slugde 5% - 8% . hasil dari sludge tank ini langsung dialirkan menuju limbah,
dimana seharusnya minyak tersebut diolah kembali oleh alat sludge sparator
sehingga norma yang terbuang seharusnya sekitar 0,8% - 1%. Namum karena
alat tersebut sedang mengalami gangguan teknis maka kadar minyak dalam
sludge 5% - 8% langsung terbuang ke limbah dan menjadi loses yang
berpengaruh pada rendemen harian. Total rendemen yang hilang jika dihitung
dengan persentase kadar minyak dalam sludge sebanyak 5 % yaitu :
Loses slugde :
= 5 % x 38 %
= 1,9 %
NB : Data 38 % diambil dari total slugde dalam CST, dimana dalam CST terdapat
kadar minyak, air, dan slugde.

38
Jika dibandingkan dengan norma loses yang seharus nya hilang yaitu sekitar
0,8% - 1%, maka loses rendemen seharusnya yaitu :
loses slugde :
= 1 % x 38 %
=0,38 %
Sehingga perbedaan loses yang terjadi sekitar 1,52 %. Angka ini lah
sementara yang langsung mempengaruhi tidak tercapainya target rendemen di
pabrik Sei Intan ini.
Setelah mengetahui potensi loses pada slugde, kemudian mahasiswa
ditugaskan untuk mengecek total loses pada air condansate yang ada pada
stasiun Rebusan. Jika dilihat data hasil pengambilan sampel yaitu sebesar 2% ;
1% ; 0,8% maka hasil ini tidak terlalu jauh dari norma loses air condensate yaitu
0,8% - 1%. Sehingga dari data diatas dapat ditarik kesimpulan sementara, total
loses CPO masih dalam batas norma yang ditargetkan atau tidak ada
permasalahan pada stasiun perebusan terkait loses CPO.

4.4. Usulan Tinjauan dari Mahasiswa terkait Hasil data analisis


Usulan dari mahasiswa terkait permasalahan kapasitas rendemen yang
terjadi di pabrik Sei Intan, jika ditinjau dari hasil material balance yaitu pihak
manajemen bisa melakukan peninjauan kembali terhadap hasil Tandan buah
segar yang di produksi oleh perusahaan PTPN V Sei Intan. dan perusahaan juga
menyelidiki kembali secara rutin total rendemen sebenarnya pada TBS yang
dihasilkan oleh PTPN V Sei intan sehingga bahan baku yang diterima oleh pabrik
memiliki kualitas yang baik dan dapat menghasilnya CPO yang diharapkan.
Usulan berikutnya terkait dengan loses yang terjadi pada dapartement
pengolahan dimana potensi loses tertinggi terdapat pada Sludge yang tidak
terolah dengan baik. Untuk itu mahasiswa mengusulkan untuk melakukan
peninjauan kembali terhadap alat pengolah sludge yaitu sludge sparator agar
diusulkan untuk mengganti alat atau memperbaiki cara kerja alat sehingga norma
loses sludge yang diharapkan hanya 0,8% - 1% dapat mencapai target. Dan
untuk stasiun perebusan tidak perlu ada perubahan karena kadar minyak dalam
air condensate masih sesuai norma.

39
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data material balance, dapat ditarik kesimpulan
sementara bahwa Tandan buah segar yang dihasilkan oleh PTPN V Sei Intan
masih jauh dari harapan rendemen mencapai 21,85 %. Terkait angka ini jika
dihubungkan dengan data statistik pengambilan sampel belum bisa dijadikan
pedoman karena tingkat eror dalam pengambilan data masih tinggi. Hal ini
karena mahasiswa memiliki keterbatasan waktu dalam melakukan material
balance secara rutin dan berkelanjutan.
Berdasarkan data dari potensi loses di dapartemen pengolahan maka dapat
disimpulkan bahwa potensi tertinggi loses terdapat pada sludge. Dimana loses
yang dihasilkan sludge terhadap rendemen sebesar 1,52 %. Jika ditotalkan loses
yang terjadi berdasarkan loses sludge dan toleransi norma loses pengolahan
sebesar 1,65% maka hasilnya adalah total loses rendemen yang terjadi setiap
hari yaitu sebesar 3,17%.

5.2. Saran
a. Peninjauan kembali pada kualitas TBS PTPN V Sei Intan.
b. Melakukan pergantian atau memperbaiki alat Sludge Sparator.
c. Meningkatkan inspeksi rutin terhadap setiap potensi loses di departemen
pengolahan

40
Lampiran

Gambar 1. Sampel Sludge

Gambar 2. Sampel Air Condensate

Anda mungkin juga menyukai