Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI
PT. ARU MI

Oleh ;
IMAM MUHAMMAD F 11824735

IQBAL SAMBAS S 11824737

MUHAMMAD RIFQY AL 11824745

KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PERMESINAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
KOTA BANDUNG
2019

0
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dan membuat sebuah laporan kegiatan PKL.
Laporan PKL penulis berjudul “Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Di
PT. ARU MI”.
Kami sangat menyadari bahwa kegiatan PKL dan penulisan laporan PKL
ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Tatang Gunawan, M. M. Pd, selaku kepala sekolah SMKN 2
BANDUNG.
2. Ibu Dra. Hj. Ekowati C. M. Pd, selaku Penanggung Jawab Praktik Kerja
Lapangan.
3. Bapak M. Iqbal Wikusno, selaku direktur PT. ARU MI.
4. Bapak Yudi, selaku manager operation PT. ARU MI yang membantu kami.
5. Bapak Nurdin, selaku kepala Quality Control, juga pembimbing selama
masa Praktik Kerja Lapangan
6. Bapak Agus, selaku pembimbing di mesin CNC
7. Seluruh Staf dan Karyawan PT. ARU MI.
8. Teristimewa kepada Ayah, Ibu, dan Keluarga yang memberikan dukungan
materil dan moril.

Bandung, Desember 2019

Penyusun

1
LEMBAR PENGESAHAN

Bandung, 24 Desember 2019

Menyetujui :
Perusahaan
Pembimbing,
Pimpinan,

_________________ __________________

Mengetahui :

Kepala Sekolah, Penanggung Jawab PKL,

Drs. TATANG GUNAWAN, M.M.Pd. Dra. Hj. EKOWATI C. M.Pd.


NIP 19630327 198803 1 008 NIP. 19630420 198903 2 008

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1


LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
1.1.Latar belakang ................................................................................................ 4
1.2.Tujuan Praktik Kerja Lapangan ..................................................................... 4
1.3.Latar Belakang Penulisan Laporan ................................................................. 5
1.4.Tujuan Penulisan Laporan .............................................................................. 5
1.5. Tentang Peusahaan ......................................................................................... 6
1.6.Lokasi Perusahaan .......................................................................................... 6
1.7.Struktur Organisasi ......................................................................................... 7
1.8.Bidang Usaha ................................................................................................... 8
BAB II PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/DUDI ............................ 22
2.1.Kegiatan yang Dilakukan dan Kompetensi yang Didapat .............................. 22
2.2.Masalah yang Di Alami.................................................................................. 26
2.3.Faktor Penyebab Masalah ............................................................................. 27
2.4.Upaya Penanggulangan Masalah ................................................................... 27
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 39
3.1.Kesimpulan.................................................................................................... 40
3.2.Saran ............................................................................................................. 40

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Praktik Kerja Laporan (PKL) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia Usaha atau Dunia industri, kegiatan
tersebut sebagai suatu upaya peningkatan ataupun untuk meningkatkan siswa-siswi
Sekolah menengah Kejuruan (SMK) dengan kompetensi keahlian yang telah dipilih
serta sesuai dengan bidangnya.
Praktik Kerja Laporan (PKL) ini juga merupakan salah satu kurikulum yang
harus ditempuh oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), supaya
mendapatkan pengalaman yang lebih luas mengenai dunia industri dan menambah
wawasan sehingga ilmu yang belum siswa-siswi pelajari di sekolah bisa kiata
dapatkan di dunia industri serta menjadikan gambaran untuk suatu saat siswa-siswi
kerja pada dunia industri yang sesungguhnya.
Sekolah menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga yang memiliki
suatu kegitan wajib yaitu kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah sebuah kegiatan yang memiliki tingkatan penting dan
akan memberikan pengalaman yang akan digunakan dimasa yang akan datang oleh
siswa-siswi. dengan pengalaman terjun langsung di dunia usaha atau dunia industri
itu akan meningkat mental siswa-siswi pada saat bekerja nanti.

1.2.Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Secara umum Praktik Kerja Lapangan dilakukan untuk memeberi
kesempatan bagi siswa/i untuk mengenal dan mengetahui dunia industri,
memperoleh wawasan tentang dunia kerja, memperkokoh kesesuaian antara
sekolah dengan dunia kerja, meningkatkan proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas profesional.

4
Adapun tujuan khususnya, diantaranya:
1. Membantu siswa memahami pengertian PKL.
2. Memahami karakter pelanggan serta persaingannya dalam dunia
usaha.
3. Memberi motivasi agar siswa serius dan bersemangat dalam
mencapai cita-cita.
4. Meningkatkan kecakapan mandiri dalam bekerja, serta percaya diri
menghadapi masalah yang dialami dalam dunia kerja.
5. Menambah wawasan dan keahlian siswa yang tidak diperoleh di
sekolah
6. Memberikan latihan kepada siswa untuk sikap siap mental dalam
menghadapi dunia kerja.
7. Membantu siswa dalam memahami etika, juga tata tertib.
1.3.Latar Belakang Penulisan Laporan
Untuk mengumpulkan data, guna kepentingan sekolah dan khususnya untuk
kami sendiri dan juga untuk membantu kelancaran peningkatan pengetahuan siswa
tingkat selanjutnya.
1.4.Tujuan Penulisan Laporan
Berdasarkan jumlah kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan pengumpulan
data-data yang dilakukan oleh kami, maka maksud dan tujuan penulisan laporan
Praktik Kerja Lapangan, adalah :
1. Sebagai bukti telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
2. Untuk memenuhi tugas yang diberikan pembimbing produktif.
3. Untuk melatih kemampuan siswa dalam menulis laporan.
4. Agar siswa/i mampu mempelajari, memahami, memantapkan, serta
mengembangkan ilmuyang dipelajari disekolah dan menerapkannya di
dunia kerja.
5. Agar siswa dapat menuangkan pikiran ke dalam tulisan.
6. Sebagai laporan dari hasil PKL yang telah dilaksankan secara tertulis.
7. Agar siswa mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan dari
sekolah yang berhubungan dengan hasil prakerin.

5
1.5. Tentang Peusahaan

Kata ARU MI sendiri mempunyai singkatan, yaitu ARU MANUFAKTUR


INDONESIA. PT. ARU MI bergerak dalam bidang jasa manufaktur pembuatan
alat-alat pemesinan sera spare part nya dari bahan Logam Dasar, Steels Bar, Tube
Casting dan non logam berkualitas dengan Standar JIS. Dengan keahlian yang
dimiliki perusahaan bekerja sama dengan berbagai pihak, baik lembaga pemerintah
maupun swasta untuk saling mendukung dalam mewujudkan usaha manufaktur
dalam negeri.

1.6.Lokasi Perusahaan
Jl. Panembakan No. 212 kec. Paadasuka, Cimahi

6
1.7.Struktur Organisasi

7
1.8.Bidang Usaha
Berikut profile mengenai kemampuan PT. ARU MI di bidangnya:
1. Produk Permesinan dan Jasa
a. Usaha kami ditujukan untuk melayani jasa permesinan dan
pembuatan produk-produk mesin khusus sesuai pesanan
customer.
b, Rekayasa produksi mesin-mesin khusus dan peralatan untuk
industri sesuai pesanan, antara lain:
 Berbagai macam komponen untuk industri (pabrik).
 Komponen automotif.
 Komponen pertanian.
 Komponen Pertambangan.
 Komponen farmasi.
 Komponen alat kontruksi.
c. Fasilitas mesin produksi
 Mesin Lathe (bubut)
 Mesin Bor Frais vertikal
 Mesin Bor Frais Horizontal
 Mesin Milling
 Mesin Drilling
 Mesin Grinding

8
Gambar 1.1 Mesin CNC LATHE DAN CNC MILLING

9
2. Produk Casting

Di bidang produk Casting : (Gray Cast Iron, Spheroidal Graphite Cast Iron,
Alloyed Cast Iron, Malleable Cast Iron, Cast Steel) PT. ARU MI bekerja sama
dengan beberapa perusahaan peleburan baja di daerah Klaten, Solo, Jawa Tengah.
Untuk menghasilkan produk-produk kebutuhan industri sesuai spesifikasi dan
standar yang diinginkan customer seperti produk cating untuk :
- Industri otomotif
- Industri kelistrikan
- Industri petrokimia
- Industri pertambangan
- Industri alat-alat mesin
- Komponen kontruksi, dll.

10
3. Jasa Perbaikan
Di jasa perbaikan, mempunyai kemampuan dengan dukungan berbagai fasilitas
seperti peralatan welding, mesin kenvensional dan CNC based. Serta tenaga ahli
dibidang perbaikan mesin-mesin elektrik, generator, motor traksi, turbin dan
peralatan pendukungnya.

11
4. Jasa Tempa dan Stamping
Di jasa ini pengembangan mesin tempa dan stamping, mesin pembuatan dies serta
dukungan tenaga ahli untuk memberikan layanan dengan produk berkualitas,
penyerahan tepat waktu dan harga kompetitif.
Dengan peralatan permesinan yang dimiliki dan dukungan dari penyedia akan
bahan baku yang bisa bekerja sama serta tenaga ahli yang berpengalaman mampu
untuk mengoptimalkan atau mengembangkan proses produksi untuk menghasilkan
beragam keutuhan peralatan khusus.

12
Layanan Customer

Work Shop dan Marketing Company akan melayani secara personal dan menjalin
relasi yang baik dengan customer. Customer dapat memesan produk, layanan
bahkan harga yang bersaing sesuai dengan kebutuhan.
Pekerjaan yang PT. ARU MI rutin pasok spare partnya sampai saat ini :
1. Pembuatan Jig (Alat Bantu), untuk Ring Piston perusahaan Jepang PT. NT
Piston Ring Indonesia di kawasan Industri Suryacipta Karawang, merupakan
perusahaan gabungan ring kelas dunia antara NPR dan TPR. Perusahaan
kami selalu di audit untuk memenuhi standar internasional.

2. Pembuatan Hanger Bracket (gantungan) untuk pabrik Hand Glove (sarung


tangan karet, plastik dan latek) untuk keperluan kedokteran, pabrik kimia,
obat-obatan dengan orientasi Export dari PT. ARISTA LATINDO (Bogor)
dan PT. ABBER GUMMI MEDICAL (Siduarjo, Surabaya).

JOB ORDER LAINNYA :

3. PT. UNITED TRACTOR


(Pemberat mesin fork lift) Tahun 2006
4. PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA
(Spare part pompa angguk) Tahun 2008
(Proyek jembatan gantung) Tahun 2006
5. PT. ADITEC CAKRA WIYASA
(BURNER) Tahun 2006
6. PT. INDOSTRAITS ANCHOR
(Jangkar) Tahun 2005

13
7. PT. DOK KODJA BAHARI
(Spare part perkapalan) Tahun 2008
8. PT, NOGOPATMOLO
(Spare part galangan) Tahun 2009
9. PT. INDONESIA MARINA
(Shipyard spare part galangan) Tahun 2010
10. PT. KERETA API, PERSERO
(Rem blok metalik) Tahun 2009
11. PT. INKA, PERSERO
(Draft Gear) Tahun 2011
12. PT. BHINEKA CIPTA YASA
(Andas baja) Tahun 2011

14
13. PT. EKA SURYA ALAM
(Andas baja) Tahun 2011
14. PT. CHEVRON
(Stopple Fitting) Tahun 2011

Berikut ini adalah produk-produk casting yang mampu PT. ARU MI produksi :

JIG Spare Part Ring Piston PT. NTRI & PT. NPR

15
16
Spare Part mesin sarung tangan latex

17
18
19
20
21
BAB II
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/DUDI

2.1 IMAM MUHAMMAD F


1. Kegiatan yang Dilakukan dan Kompetensi yang Didapat
2. Masalah yang Di Alami

2.1.Kegiatan yang Dilakukan dan Kompetensi yang Didapat


1. Menjadi Quality Control
Quality Control (QC) memiliki arti sebagai pengendali mutu. Setiap
perusahaan biasanya memliki QC, karena QC sendiri berperan penting dalam setiap
perusahaan. Tugas umum Quality Control yaitu memeriksa kualitas atau mutu serta
menguji produk sesuai dengan standar garis besar.
Bagi kami menjadi Quality Control adalah pekerjaan yang membutuhkan
tanggung jawab yang cukup besar, juga ketelitian yang hebat. Bukan hal yang
mudah, ketika kami diperintahkan untuk memeriksa kelayakan, mengecek ukuran,
juga kualitas dari benda yang telah dioperasikan.
a. Memeriksa kelayakan dan kualitas benda
Pekerjaan yang dilakukan ketika menjadi Quality Control salah satunya
adalah memeriksa kelayakan benda. Pemeriksaan ini dilakukan agar
produk saat digunakan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai
Quality Control kami memiliki kewenangan dalam menerima (accept)
ataupun menolak (reject) produk hasil produksi yang akan dipasarkan.
Tidak peduli sesulit apapun produk tersebut, jika tidak memenuhi
kelayakan maka QC dapat menolaknya.
Ketika menjadi Quality Control, kami memeriksa seluruh permukaan
produk hasil produksi, produk tidak boleh rusak, keropos/bolong, juga
tidak boleh memiliki pori-pori yang terlihat besar.
Beberapa arsip yang kami ambil :

22
b. Mengecek ukuran benda
Selain memverifikasi kualitas produk, kami juga menganalisis ukuran
benda sesuai standar yang ada dan menulis ukurannya pada lembar check
sheet yang disediakan. Produk yang kami analisis juga bermacam-macam,
ada Lapping Sleeve, Shingane Sozai, Shijime, dll. Tipe dari produknya pun
bermacam-macam. Berikut beberapa check sheet dan tabel dimensi yang
kami arsip :

Alat yang kami biasa gunakan untuk mengukur produk tersebut, yaitu:
1. Jangka Sorong Digital
Kegunaan jangka sorong secara umum adalah untuk mengukur suatu
benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk mengukur sisi dalam suatu
benda yang biasanya berupa lubang dengan cara diulur; untuk mengukur
kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan/menusukkan bagian pengukur.

23
Jangka sorong yang biasa kami gunakan berupa jangka sorong digital.

2. Mikrometer Sekrup
Secara umum fungsi mikro meter sekrup adalah untuk mengukur
diameter atau ketebalan sebuah benda yang memiliki ukuran kecil.
Umumnya alat ukur ini sering digunakan untuk mengukur besaran panjang,
ketebalan benda, dan diameter luar benda. Dengan tingkat ketelitian yang
tinggi tersebut tidak heran jika banyak orang lebih memilih menggunakan
mikrometer dibandingkan dengan jangka sorong.

3. Pengukur tinggi manual (Height Gauge Manual)


Suatu alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian atau memeriksa
ukuran tinggi benda kerja, juga dapat digunakan sebagai penanda atau
pelukis pada bagian benda yang diukur atau garis gambar.

24
2. Mempelajari Mesin CNC
Selain menjadi Quality Control, kami juga mempelajari mesin CNC. Mesin
CNC yang kami pelajari adalah mesin bubut CNC. Mesin CNC (Computer
Numerical Control) merupakan mesin yang dikendalikan dengan cara memasukkan
program numeric, mesin perkakas ini dilengkapi dengan sistem mekanik dan
kontrol berbasis komputer. Mesin CNC menunjukkan perkembangan teknologi
tidak hanya pada industri komunikasi dan komputer saja. Namun juga berkembang
pesat pada industri manufaktur. Hadirnya mesin ini memberikan manfaat yang
besar bagi industri manufaktur.
Pada kegiatan ini, kami hanya melakukan prmbubutan permukaan benda
dan mengikir sisi-sisi permukaan yang kasar tanpa memasukkan program.

25
2.2.Masalah yang Di Alami
Karena Prakerin termasuk kegiatan pelatihan untuk mencari pengalaman
dan ilmu baru, tentu kami mengalami beberapa masalah selama tiga bulan ini.
Namun dengan keinginan “kami bisa”, sehingga masalah-masalah itu dapat kami
pecahkan. Beberapa masalah yang kami alami, yaitu:
a. Kesulitan dalam memahami/membaca ukuran, banyaknya ukuran yang
perlu diperiksa membuat kami sedikit bingung.
b. Kurangnya teliti dalam memeriksa benda dan mengukur benda, hal ini juga
dikarenakan beberapa alat ukur yang kurang presisi, sehingga membuat
ukuran benda kurang tepat.
c. Melakukan kesalahan ketika diperintahkan memeriksa kelayakan benda
d. Banyaknya barang yang tidak layak produksi (keropok/berlubang, ukuran
tidak sesuai, dan lainnya.

26
2.3.Faktor Penyebab Masalah
Faktor dari masalah-masalah tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama,
faktor manusia, seperti tidak teliti, sulit memahami. Kedua, faktor alat ukur atau
mesin, seperti alat ukur yang sudah tidak presisi.

2.4.Upaya Penanggulangan Masalah


Kesulitan-kesulitan yang kami alami berhasil kami lewati, kuncinya adalah
berani bertanya. Bagaimanapun juga, masalah akan terpecahkan jika kita memiliki
kemauan juga niat. Praktik Kerja Lpangan ini merupakan kegiatan agar siswa/i
mendapatkan pengalaman yang lebih luas mengenai dunia kerja. Sama halnya
dengan sekolah, selama tiga bulan ini kita mecari ilmu, maka jangan disia-siakan.

27
2.2 IQBAL SAMBAS S
1. Kegiatan yang Dilakukan dan Kompetensi yang Didapat
2. Masalah yang Di Alami

2.1.Kegiatan yang Dilakukan dan Kompetensi yang Didapat


1. Menjadi operator mesin bubut bagian bubut dalam

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda
gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

28
Komponen – Komponen Utama Mesin Bubut
Kepala Tetap (Headstock)
Kepala tetap terletak pada bagian sebelah kiri mesin bubut. Pada bagian ini
terdapat spindel yang berfungsi untuk memutar benda kerja. Pada bagian
headstock juga terdapat tuas – tuas yang berguna untuk mengatur kecepatan
putar spindel.

Gambar 1. Kepala Tetap.

Kepala Lepas (Tailstock)


Kepala lepas terletak pada bagian sebelah kanan mesin bubut. Kepala lepas
berfungsi pada pekerjaan bubut dengan dua center, untuk menghindari
benda kerja bengkok pada saat proses pembubutan, misalnya pada
pekerjaan pembubutan As dan kepala lepas juga dapat dipasangi mata bor
untuk pekerjaan pengeboran.

29
Gambar 2. Kepala Lepas.

Eretan (Carriage)
Carriage merupakan penopang dan pembawa pahat bubut.
Pada Carriage terdapat eretan melintang dan eretan kombinasi yang berguna
untuk mengatur gerak dan posisi pahat. Pada carriage juga terdapat tool
holder dan juga tuas menggerakkan carriage secara manual maupun
otomatis.

Gambar 3. Carriage.

Meja Mesin (Lathe Bed)


Lathe bed merupakan kerangka mesin bubut. Di bagian atasnya terdapat
kepala lepas dan carriage.

Gambar 4. Meja Mesin.

Parameter Proses Bubut


Dalam proses pembubutan terdapat elemen dasar proses bubut yang dapat
diketahui atau dihitung dengan menggunakan rumus yang dapat diturunkan
dari gambar kerja. Kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut :

30
Benda Kerja :
𝑑𝑜 = diameter mula (mm)
𝑑𝑚 = diameter akhir (mm)
𝑙𝑡 = panjang pemesinan (mm)
Pahat :
𝑥𝑟 = sudut potong utama (◦)
𝛾𝑜 = sudut geram (◦)
Mesin Bubut :
𝑎 = kedalaman potong (mm)
𝑓 = gerak makan (mm/r)
𝑛 = putaran poros utama (rpm)
Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut :
a. Kecepatan Potong :

Dimana, d = diameter rata-rata, yaitu :

b. Kecepatan Makan :
𝑣𝑓=𝑓.𝑛 (𝑚/𝑚𝑖𝑛) ……………………………………………………………… (2.3)
c. Kedalaman Potong :

d. Waktu Pemotongan :
𝑡𝑐= 𝑙𝑡𝑣𝑓 (𝑚𝑖𝑛)⁄…………………………………………………………………. (2.5)
e. Kecepatan penghasilan geram : 𝑍=𝐴.𝑉 dimana, penampang geram
sebelum terpotong 𝐴=𝐹.𝑎 (𝑚𝑚3), maka :
𝑍=𝑓.𝑎.𝑣 (𝑐𝑚3min )⁄……………………………………………………………(2.6)
Macam Pembubutan
Jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakaan mesin bubut antara lain :

31
Membubut Lurus
Ada dua cara membubut lurus, yaitu pembubutan memanjang (sejajar benda
kerja) dan pembubutan permukaan rata (facing) untuk menghasilkan
pembubutan permukaan datar pada benda kerja.

Gambar 5. Membubut Lurus.

Membubut Alur
Untuk membuat alur, digunakan pahat bubut pengalur. Pahat ini berbentuk
lurs, bengkok, berjenjang ke kanan atau kekiri. Bentuk-bentuk pahat ini
antara lain :

Gambar 6. Membubut Alur.

Mengebor
Pembubutan ini digunakan untuk pembubutan lubang pada benda kerja.

Gambar 7. Mengebor.

32
Membubut Dalam
Pembubutan ini digunakan untuk memperbesar lubang pada benda kerja.

Membuat Ulir
Membuat ulir menggunakan pahat khusus seperti : pahat ulir segitiga, segi
empat, trapesium, bulat, dan bentuk lainnya. Pekerjaan ini dapat membuat
ulir dalam maupun ulir luar pada benda kerja.

Gambar 8. Membubut Ulir.

2.2.Masalah yang Di Alami


Karena Prakerin termasuk kegiatan pelatihan untuk mencari pengalaman
dan ilmu baru, tentu kami mengalami beberapa masalah selama tiga bulan ini.
Namun dengan keinginan “kami bisa”, sehingga masalah-masalah itu dapat kami
pecahkan. Beberapa masalah yang kami alami, yaitu:
a. Kesulitan dalam memahami eretan atas .
b. Kurangnya teliti dalam memeriksa benda yang masih bergoyang , hal ini
juga dikarenakan karna kontras cahaya yang kurang
c. Melakukan kesalahan ketika diperintahkan menyeting benda
d. Banyaknya barang yang tidak layak produksi (keropok/berlubang)
membuat pahat gampang patah dan ukuran bubut dalam berubah

2.3.Faktor Penyebab Masalah


Faktor dari masalah-masalah tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama,
faktor manusia, seperti tidak teliti, sulit memahami. Kedua, faktor mesin, seperti
pahat patah , kecepatan terlalu cepat , kecepatan pemakanan terlalu rendah .

33
2.4.Upaya Penanggulangan Masalah
Kesulitan-kesulitan yang kami alami berhasil kami lewati, kuncinya adalah
berani bertanya. Bagaimanapun juga, masalah akan terpecahkan jika kita memiliki
kemauan juga niat. Praktik Kerja Lpangan ini merupakan kegiatan agar siswa/i
mendapatkan pengalaman yang lebih luas mengenai dunia kerja. Sama halnya
dengan sekolah, selama tiga bulan ini kita mecari ilmu, maka jangan disia-siakan.

34
2.3 MUHAMMAD RIFQY AL
1. Kegiatan yang Dilakukan dan Kompetensi yang Didapat
2. Masalah yang Di Alami

2.1.Kegiatan yang Dilakukan dan Kompetensi yang Didapat


1. Menjadi operator mesin frais

Mesin frais adalah mesin perkakas yang gerak utamanya adalah berputar. Mesin
frais mampu mengerjakan pemakanan permukaan dan sisi tegak. Pada mesin frais
vertikal sumbu utama spindelnya tegak lurus dengan meja mesin.

Gambar 1. Mesin frais

35
Komponen-Komponen Mesin Frais

Gambar 2. Bagian-bagian mesin frais. a) Horizontal milling. b) vertical milling.


Keterangan :
Ø Column (Tiang) merupakan tempat spindel terpasang, didalamnya terdapat gigi
sistem transmisi penggerak spindel.
Ø Knee diatasnya terpasang saddle, knee terpasang pada peluncur yang ada pada
column. Knee dapat digeserkan naik dan turun pada column.
Ø Saddle. Saddle terpasang pada peluncur yang ada pada knee, sehingga saddle
dapat digeserkan pada knee untuk melakukan gerakan melintang dari meja.
Ø Meja. Tempat dimana benda kerja dipasang dengan penjepit. Meja terpasang
diatas peluncur dari saddle, sehingga bisa digeser-geser.
Ø Over Arm terpasang pada knee dan dapat digerakkan maju dan mundur, unutk
mengatur panjang lengan sesuai ukuran benda kerja yang difrais.
Ø Arbor adalah tempat perkakas frais dipasang. Arbor terpasang pada spindel
sehingga ikut berputar besama spindel.
Ø Spindel utama. Dipasang didalam knee, berfungsi sebagai pemutar perkakas
frais/ alat potong.
Parameter Pemotongan Mesin Frais
Parameter pemotongan diperlukan agar proses produksi berjalan sesuai dengan
perencanaan. Parameter pemotongan antara lain : kecepatan potong, putaran
spindel, dalam pemakanan, gerak makan pergigi, kecepatan penghasilan geram
dan waktu pemesinan.

36
Gambar 3. Parameter pemotongan.
Keterangan :
Benda kerja :
W : lebar pemotongan (mm)
lw : panjang pemotongan (mm)
a : kedalaman pemotongan (mm)
Pahat Frais :
d : diameter luar (mm)
z : jumlah gigi
kr : sudut potong utama
Mesin Frais :
n : putaran poros utama (putaran/menit)
vf : kecepatan makan (mm/put)

Kecepatan Potong
untuk menentukan kecepatan potong ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
antara lain :
Ø Material benda kerja
Ø Material pisau frais
Ø Diameter pisau
Ø Kehalusan permukaan yang diinginkan
Ø Dalam pemakanan/pemotongan
Persamaan untuk cutting speed :

Keterangan :
𝑣 : cutting speed
𝑑 : diameter pisau
𝑛 : putaran spindel utama

37
Putaran Pisau
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan putaran pisau mesin frais
antara lain :
Ø Material yang akan di frais
Ø Bahan pisau frais
Ø Diameter frais

Feed
feed merupakan gerak makan pisau frais terhadap benda kerja. Faktor –faktor
yang perlu diperhatikan antara lain :
Ø Dalam pemakanan
Ø Material benda kerja
Ø Tipe permukaan finishing yang diinginkan
Ø Tipe pisau frais

Dalam Pemotongan
Pemotongan pada mesin frais tergantung pada jenis pemakanan yang dilakukan.
Pemakanan dalam proses frais antara lain pemakanan kasar dan pemakanan halus
(finishing). pemakanan kasar bertujuan untuk memotong benda kerja sesuai
dengan yang direncanakan, sedangkan pemakanan halus berfungsi untuk proses
finishing benda kerja.

Gerak Makan Per Gigi (fz)


Gerak makan pergigi dapat dihitung dengan persamaan berikut :
𝑓𝑧=𝑣𝑓𝑧.𝑛 ⁄(mm/gigi) ……………………………………………………………….
(2.8)

Waktu Pemotongan/Pemakanan
Waktu pemotongan dapat dihitung dari persamaan berikut :
𝑡𝑐=𝑙𝑡𝑣𝑓⁄
(min)…………………………………………………………………………(2.9)
Keterangan :
𝑙𝑡=𝑙𝑣+𝑙𝑤+𝑙𝑛 (mm)
lv = 1 , untuk mengefrais datar
lv ≥ 0 untuk mengefrais tegak
lv ≥ 0 untuk mengefrais datar
ln d/2 untuk mengefrais tegak

38
Kecepatan Penghasil Geram
Kecepatan penghasil geram dapat dihitung dengan persamaan berikut :
𝑍=(𝑣𝑓.𝑎.𝑤)/1000 𝑐𝑚3 𝑚𝑖𝑛⁄…………………………………………………..
(2.10)

2.2.Masalah yang Di Alami


Karena Prakerin termasuk kegiatan pelatihan untuk mencari pengalaman
dan ilmu baru, tentu kami mengalami beberapa masalah selama tiga bulan ini.
Namun dengan keinginan “kami bisa”, sehingga masalah-masalah itu dapat kami
pecahkan. Beberapa masalah yang kami alami, yaitu:
a. Putaran mesin frais yang kurang jeli dalam pengaturan
b. Kurangnya teliti dalam memeriksa benda yang berlubang membuat pisau
frais gampang sekali patah dan tumpul
c. Melakukan kesalahan ketika diperintahkan menyeting mesin frais karna
masih takut dalam mengoprasikanya
d. Pergerakan arah pengefraisan searah yang di terapkan di sini membuat saya
kesulitan karna biasanya menggunakan pergerakan berlawanan arah

2.3.Faktor Penyebab Masalah


Faktor dari masalah-masalah tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama,
faktor manusia, seperti tidak teliti, sulit memahami. Kedua, faktor mesin frais,
seperti peralatan (jenis material ) , mesin (kualitas dan kelayakan) ,operator
(pengetahuan dan kondisi fisik ) dan alat ukur ( kualitas , ketelitian , kepresisian).

2.4.Upaya Penanggulangan Masalah


Kesulitan-kesulitan yang kami alami berhasil kami lewati, kuncinya adalah
berani bertanya. Bagaimanapun juga, masalah akan terpecahkan jika kita memiliki
kemauan juga niat. Praktik Kerja Lpangan ini merupakan kegiatan agar siswa/i
mendapatkan pengalaman yang lebih luas mengenai dunia kerja. Sama halnya
dengan sekolah, selama tiga bulan ini kita mecari ilmu, maka jangan disia-siakan.

39
BAB III
PENUTUP

Dari praktikum-praktikum yang telah kami lakukan, hasil yang begitu


dirasakan, yaitu semakin bertambahnya pengetahuan. Kami juga semakin mengerti
bagaimana suasana dunia industri/kerja, sebagai contoh sikap disiplin, sehingga
sikap yang kami lakukan disekolah bahwa disiplin itu harus memang benar.
Ada sebuah teori lagi yang kami rasa dapat dibenarkan berdasarkan
praktikum yang dilakukan yaitu bahwa hasil percobaan tidak akan selalu harus atau
dapat sama dengan teori yang ada. Hal ini, dikarenakan banyak faktor seperti hasil
pengamatan yang berbeda-beda.
Demikian laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini sebagai serangkai dari
percobaan yang kami lakukan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya pada semua
pihak yang bersangkutan.
Akhir kata, kami sangat mengharapkan kerja sama dari semua pihak dan
saran yang membangun di penyempurnaan laporan.

3.1.Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan prakerin ini, kami menyimpulkan bahwa kegiatan
ini sangat bermanfaat. Banyak hasil yang kami dapat selama 3 bulan ini, seperti
pengalaman bekerja, materi/ilmu baru, juga wawasan mengenai dunia industri.
Kegiatan prakerin ini berguna untuk mengembangkan apa yang sudah di
ajarkan di sekolah, dapat dikatakan sebagai pelengkap serta proses pematangan agar
siap terjun ke dunia kerja.

3.2.Saran
Untuk adik-adik sekalian, sebelum melaksanakan prakerin alangkah
baiknya untuk mempersiapkan diri lebih matang, khususnya materi yang di ajarkan
di sekolah, karena nantinya akan berhubungan dengan kegiatan prakerin.

40

Anda mungkin juga menyukai