Anda di halaman 1dari 26

Firmandika Harda Hafizh Daru

No. Badge 2094933 No. MT 19.08.018

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ON THE JOB TRAINING II MANAGEMENT TRAINEE
PT PUPUK INDONESIA

Dengan judul:
INTEGRASI PROSES BISNIS ANTAR UNIT KERJA DI PT. PETROKIMIA GRESIK

Oleh:
Hafizh Daru Teguh Utama
No. Badge: 19.08.018

Disetujui dan disahkan sebagai salah satu syarat kelulusan Program On the Job
Training II
PT. Pupuk Indonesia (persero)

Gresik, 10 Februari 2019


Pembimbing,

Firmandika Harda
No. Badge 2094933

Mengetahui,
Departemen Inspeksi Teknik,
Manager,

Teguh Rachmadi
No. Badge 2924720
2
3
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan OJT II dengan judul :
Integrasi Proses Bisnis Antar Unit Kerja di PT. Petrokimia Gresik.

OJT yang dilakukan ini adalah salah satu bentuk program wajib bagi tahap
calon karyawan. Pada kesempatan ini, manajemen trainee diharapkan dapat
mengenal perusahaan anggota holding PT Pupuk Indonesia dan memahami
integrasi proses bisnis yang terjadi antar unit kerja yang berkaitan. Ditinjau dari
beberapa segi dan teori yang telah didapat selama di bangku kuliah serta
pengalaman yang didapat. Semoga laporan yang kami susun ini dapat menambah
ilmu, bagi pembaca.

Gresik, 03 Maret 2019

Hafizh Daru Teguh Utama

4
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................................................vi
BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..................................................................................1
1.1 SEJARAH SINGKAT PT. PETROKIMIA GRESIK..............................................................1
1.2 STRUKTUR ORGANISASI.....................................................................................................2
1.3 VISI, MISI, DAN BUDAYA PT. PETROKIMIA GRESIK.....................................................4
1.3.1 VISI......................................................................................................................................4
1.3.2 MISI......................................................................................................................................4
1.3.3 TATA NILAI / BUDAYA....................................................................................................4
BAB II PENDAHULUAN....................................................................................................................6
2.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................6
2.2 BATASAN MASALAH DAN RUANG LINGKUP.................................................................8
2.3 TUJUAN DAN MANFAAT.......................................................................................................8
BAB III METODOLOGI......................................................................................................................9
3.1 TAHAPAN PENELITIAN.........................................................................................................9
3.2 DIAGRAM ALIR........................................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................11
4.1 INSPEKSI TEKNIK.................................................................................................................11
4.1.1 PROSES BISNIS DEPARTEMEN INSPEKSI TEKNIK.............................................11
4.2 NON DESTRUCTIVE TEST (NDT)......................................................................................16
4.3 DESTRUCTIVE TEST............................................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................18
5.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................18
5.2 SARAN.....................................................................................................................................18

5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perubahan status perusahaan PT Petrokimia Gresik
……………………..2
Gambar 1.2 Diagram Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik……………………...3
Gambar 3.1 Flowchart On the Job Training dalam pemahaman proses bisnis
Departemen…………………………………………………………………………...…….10
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Departemen Inspeksi Teknik……………………….15

Gambar 4.2 Proses Bisnis Turn Arround …………………………………………………………………….16


Gambar 4.3 Alur Proses Predictive Preventive Maintenance (PPM)………………...18
Gambar 4.4 Inspection Plan………………………………………………………….......19
Gambar 4.5 Alur Proses Pelaksanaan WO ………………………………………….....19
Gambar 4.6 Alur Proses Pengelolaan Persediaan …………………………………….20

6
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nilai-Nilai Perusahaan
…………………………………………………………..4

7
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 SEJARAH SINGKAT PT. PETROKIMIA GRESIK


Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan demi tercapainya kesejahteraan
masyarakat, Pemerintah berupaya memajukan sektor pertanian dengan cara
meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemenuhan pupuk yang berkualitas.
Sesuai Keputusan Presiden Nomor 260 Tahun 1960 dan ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, awal berdirinya PT Petrokimia Gresik ditandai dengan adanya Proyek
Petrokimia Surabaya sebagai Proyek Prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional
Semesta Berencana Tahap I (Tahun 1961 – 1969).

Kontrak pembangunan proyek ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964


dan mulai dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 1964. Proyek Petrokimia
Surabaya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 Juli 1972,
yang selanjutnya tanggal 10 Juli diabadikan sebagai Hari Jadi PT Petrokimia Gresik.

PT Petrokimia Gresik berlokasi di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur


menempati lahan seluas 450 hektar. Pada awal berdirinya, perusahan ini
memproduksi Amoniak, Pupuk Urea dan Pupuk ZA. Anak Perusahaan PT Pupuk
Indonesia (Persero) ini bertransformasi menuju perusahaan ‘Solusi Agroindustri’
untuk mendukung tercapainya program Ketahanan Pangan Nasional, dan kemajuan
dunia pertanian. Selain itu, PT Petrokimia Gresik juga memiliki bidang usaha lainnya
seperti industri kimia, industri pestisida, perdagangan pupuk, jasa pendidikan dan
pengembangan, jasa rancang bangun dan perekayasaan, jasa konstruksi, jasa
manajemen, jasa konsultasi, jasa pengoperasian pabrik dan jasa analisis kimia.

Struktur Pemegang Saham PT Petrokimia Gresik adalah PT Pupuk Indonesia


(Persero) yang memiliki 2.393.033 lembar saham atau senilai Rp2.393.033.000.000
(99,9975%) dan Yayasan Petrokimia Gresik yang memiliki 60 lembar saham atau
senilai Rp60.000.000 (0,0025%).

Secara kronologis perubahan status perusahaan PT Petrokimia Gresik dapat dilihat


Pada Gambar 1.1.

8
Gambar 1. 1 Perubahan status perusahaan PT Petrokimia Gresik

 Tahun 1964, Proyek Petrokimia Surabaya dilaksanakan oleh Cosindit SpA dari
Italia yang ditunjuk sebagai kontraktor utama.
 Tahun 1971, Status badan usaha dari Proyek Petrokimia Surabaya diubah
menjadi Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan PP No. 55 Tahun 1971.
 Tahun 1972, Peresmian hari jadi Perum Petrokimia Gresik pada tanggal 10 Juli
 Tahun 1975, Status badan usaha PT Petrokimia Gresik diubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan PP No.14 Tahun 1975.
 Tahun 1997, PT Petrokimia Gresik menjadi anggota holding dengan PT Pupuk
Sriwijaya (Persero) sebagai induknya berdasarkan PP No.28 tahun 1997.
 Tahun 2012 – Sekarang, PT Petrokimia Gresik menjadi anggota holding dengan
PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai induknya berdasarkan SK Kementrian
Hukum & HAM Republik Indonesia nomor: AHU-17695.AH.01.02 Tahun 2012.

1.2 STRUKTUR ORGANISASI


Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 0709/B/0T.00.02/30/SK/2019
Tanggal 19 November 2019, struktur organisasi PT Petrokimia Gresik terdiri dari 5
direktorat yang dipimpin oleh seorang direktur, yaitu:

1. Direktorat Utama dipimpin oleh Rahmad Pribadi


2. Direktorat Pemasaran dipimpin oleh Digna Jatiningsih
3. Direktorat Produksi dipimpin oleh I Ketut Rusnaya
4. Direktorat Teknik dan Pengembangan dipimpin oleh Arif Fauzan
5. Direkturat Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Umum dipimpin oleh Dwi
Ary Purnomo

Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Gambar 1.2.

9
Gambar 1.2 Diagram Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik

10
1.3 VISI, MISI, DAN BUDAYA PT. PETROKIMIA GRESIK
1.3.1 VISI
“MENJADI PRODUSEN PUPUK DAN PRODUK KIMIA LAINNYA YANG
BERDAYA SAING TINGGI DAN PRODUKNYA PALING DIMINATI
KONSUMEN

1.3.2 MISI
o Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program
swasembada pangan.
o Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha perusahaan.
o Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional
dan berperan aktif dalam community development.

1.3.3 TATA NILAI / BUDAYA


Safety (Keselamatan) - Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta
pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional.

Innovation (Inovasi) - Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis

Integrity (Integritas) - Mengutamakan integritas di atas segala hal.

Synergistic Team (Tim yang Sinergis) - Berupaya membangun semangat kelompok


yang sinergistik.

Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan) - Memanfaatkan profesionalisme


untuk peningkatan kepuasan pelanggan.

Tabel 1. Nilai-Nilai Perusahaan


F-I-R-S-T
Safety (Keselamatan) Mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja serta pelestarian
lingkungan hidup dalam setiap kegiatan
operasional.
Innovation (Inovasi) Meningkatkan inovasi untuk
memenangkan bisnis.

11
Integrity (Integritas) Mengutamakan integritas di atas segala
hal.
Synergistic Team (Tim yang Sinergis) Berupaya membangun semangat
kelompok yang sinergistik.
Customer Satisfaction (Kepuasan Memanfaatkan profesionalisme untuk
Pelanggan) peningkatan kepuasan pelanggan.

12
BAB II
PENDAHULUAN

2.1 LATAR BELAKANG


PT Petrokimia Gresik sesuai sejarahnya, adalah perusahaan yang dibentuk demi
meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara pemenuhan pupuk yang
berkualitas. Secara tidak langsung adalah perusahaan yang dibebankan negara
untuk memiliki bisnis utama produksi pupuk. Sebagai perusahaan, selain
memastikan produksi berjalan baik dan produk terjual dengan baik, tentunya tetap
mengedepankan bentuk asalnya sebagai badan usaha untuk mendapatkan profit
melalui bisnisnya.

Menurut Undang-undang No.3 Tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha
yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetapd an terus-menerus dan
yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba [3]. Sementara itu,
usaha yang disebutkan dalam hal ini adalah produksi dan penjualan pupuk sebagai
bisnis inti untuk memperoleh keuntungan di PT Petrokimia Gresik.

Untuk tercapainya tujuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang optimal,


tentunya diperlukan bisnis yang efektif dan efisien. Hal tersebut dapat diidentifikasi
dengan cara mengetahui proses bisnis yang terjadi di dalam perusahaan.

Menurut Mathias Weske[4], sebuah proses bisnis terdiri dari suatu set kegiatan
melakukan koordinasi di dalam sebuah organisasi dan lingkungan secara teknis.
Kegiatan ini bersama-sama mewujudkan tujuan bisnis yang akan dicapai. Setiap
proses bisnis ditetapkan oleh organisasi tunggal, tetapi juga dapat berinteraksi
dengan proses bisnis yang dilakukan perusahaan lain.

Proses bisnis tidak hanya dijadikan untuk standar operasional tetapi menjadi salah
satu faktor penentu kelancaran dalam penggunaan waktu dan biaya agar menjadi
lebih efisien. Dengan adanya proses bisnis yang baik menjadikan arus informasi
lebih cepat sehingga membantu dalam pengambilan keputusan yang terbaik di
dalam organisasi tersebut. Hal tersebut karena proses bisnis merupakan suatu
konsep penting dalam memfasilitasi kolaborasi yang efektif[5].

13
Dari penjelasan tersebut, penguasaan proses bisnis dan pemahaman keterkaitan
proses bisnis terhadap bisnis utama perusahaan, akan lebih mudah untuk
diidentifikasi. Dan selanjutnya, akan lebih mudah untuk terjadi kolaborasi dan
koordinasi dalam menciptakan proses bisnis yang efektif dan efisien, sehingga dapat
meningkatkan ruang improvisasi yang pada akhirnya memenuhi tujuan perusahaan
serta meningkatkan keuntungan.

Sebagai management trainee PIHC yang diharapkan akan menjadi bagian dari
manajemen suatu perusahaan, memiliki pengetahuan tentang penguasaan proses
bisnis akan menjadi nilai tambah tersendiri. Secara historis, MT-4 ini dibentuk dari
rekrutmen bersama yang dilakukan oleh Kementrian Badan Usaha Milik Negara
bersama dengan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) pada bulan Maret 2019
silam. Di dalamnya terdapat calon-calon karyawan yang akan menempati
perusahaan-perusahaan anggota holding PIHC (termasuk PIHC), yaitu:

1. Pupuk Indonesia Holding Company

2. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri)

3. PT Petrokimia Gresik (PKG)

4. PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC)

5. PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT)

6. PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)

7. PT Rekayasa Industri (Rekind)

Menimbang pentingnya pemahaman penguasaan proses bisnis tersebut, maka


setiap peserta MT diwajibkan untuk mematuhi kurikulum yang telah disusun untuk
melakukan On the Job Training pada 2 perusahaan berbeda sebelum perusahaan
penempatannya. Hal ini akan menambah wawasan bagi peserta MT dan diharapkan
dapat memberi nilai tambah bagi perusahaan penempatannya. Pada kasus ini
perusahaan yang ditinjau adalah PT Petrokimia Gresik.

14
2.2 BATASAN MASALAH DAN RUANG LINGKUP
Batasan masalah dari On the Job Training bagi Management Trainee sebagai
berikut:

1. Sistem yang ditinjau adalah proses bisnis yang dilakukan di 2 unit kerja:
Departemen Pemeliharaan dan Inspeksi Teknik beserta integrasinya dengan
unit kerja lain dalam kompartemen Pemeliharaan PT Pupuk Petrokimia
Gresik.
2. Hal-hal yang ditinjau namun tidak berkaitan dengan tema utama integrasi
proses bisnis antar unit kerja disertakan dalam lampiran laporan.

2.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun tujuan dari pelaksanaan On the Job Training bagi Management
Traineesebagai berikut :

1. Memahami proses bisnis yang ada di departemen inspeksi beserta integrasi


dengan unit kerja terkait di PT Petrokimia Gresik
2. Mengetahui diskripsi tugas pokok dan fungsi yang ada di departemen dan
integrasi terhadap unit terkait

Manfaat yang didapat dari laporan On the Job Training ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai catatan tentang pelaksanaan On the Job Training I dan referensi


pribadi bagi Management Trainee untuk keperluan penulisan laporan-laporan
selanjutnya.
2. Menjadi bahan pertimbangan / referensi untuk perbaikan (improvement)
integrasi proses bisnis dalam unit terkait di PT Petrokimia Gresik.
3. Menjadi bahan pertimbangan / referensi untuk evaluasi kinerja inspeksi di
Pabrik PT. Petrokimia Gresik.
4. Menjadi bahan penilaian pelaksanaan On the Job Training I di PT Petrokimia
Gresik.

15
BAB III
METODOLOGI

Kegiatan yang dilakukan dalam On the Job Training dan pembuatan laporan
ini diantaranya:

3.1 TAHAPAN PENELITIAN


1. Studi literatur

Studi literatur dilakukan sebelum dan sesudah On the Job Training


dengan cara membaca literatur yang berkaitan dengan proses bisnis, tugas
pokok departemen, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penulisan laporan
On the Job Training. Studi literatur dilakukan melalui penelusuran buku,
literatur, dan dokumen yang ada di perusahaan atau sumber-sumber lain.

2. Observasi lapangan

Observasi lapangan dilakukan dengan mengamati langsung ke


lapangan untuk memperoleh gambaran nyata mengenai bisnis proses di
departemen dan hubungan dengan departemen terkait.

3. Wawancara dan diskusi

Untuk mencari keterangan lengkap, dilakukan diskusi dan wawancara


dengan narasumber yang kompeten di bidangnya masing-masing.

4. Pengumpulan data

Data yang diperlukan dapat diperoleh dari hasil observasi lapangan,


wawancara dan diskusi, serta data sekunder yang diperoleh baik dari control
room dan kantor departemen Inspeksi PT. Petrokimia Gresik

5. Pembahasan

Setelah melihat kondisi eksisting dan mendapatkan data, maka dapat


dilakukan analisis dan pembahasan mengenai operasional lapangan
perusahaan secara objektif. Dalam pembahasan ini dapat dilakukan evaluasi
dari data yang diperoleh dan kemudian menarik kesimpulan yang disertai
dengan saran.

16
3.2 DIAGRAM ALIR
Untuk mencapai tujuan On the Job Training dengan baik, maka perlu
dibuat perencanaan alur penelitian. Alur penelitian ditunjukkan dengan diagram
alir penelitian berikut ini :

Gambar 3.1 Flowchart On the Job Training dalam pemahaman proses bisnis
Departemen

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 INSPEKSI TEKNIK


Departemen inspeksi Teknik bertujuan untuk memastikan akan keamanan
dan kepuasan pihak pengguna dalam menggunakan produk/jasa. Departemen ini
memiliki tanggung jawab atas peralatan statik, perpipaan & struktural di pabrik I, II,
dan III pada saat onstream, dan shutdown/turn around. Begitu juga dengan
equipment rotating. Metode inspeksinya adalah Non-Destructive Test (NDT) dan
atau Destructive Test (DT). Instrumen yang digunakan untuk melakukan inspeksi
adakalanya perlu dilakukan kalibrasi. Berikut adalah struktur organisasi dari
departemen inspeksi teknik: Departemen Inspeksi
Teknik

Staff Istek Korosi &


Staff Istek Pabrik II Staff Istek Pabrik I Staff Istek Khusus Staff Istek Pabrik III Staff Istek Pelabuhan
Metalurgi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Departemen Inspeksi Teknik

- Istek Pabrik I : Amoniak, Urea, ZA 1 & III, Utilitas I, Produk


Samping
- Istek Pabrik II : PF-1, PF-II, NPK-Phonska I, II, III, ZK, NPK-
Granulasi I, II, III, IV, Utilitas II
- Istek Pabrik III : PA, SA/SU, CR, AIF3, ZA II
- Istek Khusus : Keberterimaan Barang, Rotating Equipment,
Kalibrasi
- Istek Korosi & Metalurgi : Proteksi katodik, Inspeksi Penerimaan Barang,
Coating
- Istek Pelabuhan : Dermaga & Fasilitasnya, Conveyor dari
Pelabuhan ke Pabrik, dan Bangunan Gudang

4.1.1 PROSES BISNIS DEPARTEMEN INSPEKSI TEKNIK


Terdapat empat tipe proses bisnis yang melibatkan departemen inspeksi
teknik, yaitu alur turn arround, alur perencanaan dan penjadwalan PPM, alur
pelaksanaan WO, pelaporan, dan evaluasi rutin, alur proses pengelolaan
persediaan. Berikut penjelasannya:
18
a. Turn Around

Gambar 4.2 Proses Bisnis Turn Arround

19
Turn Around memiliki empat tahapan, inisiasi dan perencanaan,
pra-turn around, turn around, dan post turn around. Proses inisiasi dan
perencanaan merupakan proses perencanaan turn around yang
membutuhkan waktu 1 tahun. Perencanaan tersebut berdasarkan
evaluasi pelaksanaan preventive maintenance dan predictive
maintenance. Pada tahap tersebut akan menentukan strategi, man
power, stok produksi, pengadaan kebutuhan material dan jasa, dan
juga dokumen-dokumen pendukung. Kemudian ketika sudah
mendekati jadwal yang ditentukan maka dilakukan man power
management, memastikan material dan jasa pendukung dan
melakukan shutdown pabrik sampai kondisi equipment mencapai
temperatur dan tekanan yang diinginkan. Ketika perbaikan dan inspeksi
dilakukan dapat disebut sebagai tahap proses turn around. Perbaikan
dan inspeksi telah dilaksanakan, kemudian bagian inspeksi akan
membuat rekomendasi ketika terdapat permasalahan yang ditemukan.
Dan kemudian dilakukan serah terima equipment-equipment kepada
produksi untuk dilakukan start-up. Pada saat yang bersamaan bagian-
bagian eksekutor melakukan pembuatan laporan. Bagian manajemen
TA akan melaporkan biaya TA, sasaran TA, laporan closed WO dari
TA, laporan evaluasi kinerja tim, dan laporan evaluasi sasaran pada
bagian manajemen pabrik.

20
b. Alur Penjadwalan dan Perencanaan PPM
PPM dilakukan untuk meminimalisir adanya breakdown
maintenance. Breakdown maintenance akan memberikan dampak
kerugian yang besar. Berikut alur proses bisnis PPM:

Penentuan jadwal preventive maintenance ini berdasarkan


mechanical catalogue equipment dan inspection plan risk priority dari
hasil RBI. Disana akan disebutkan terkait rentang waktu sebaiknya
dilakukan maintenance baik penggantian spare part sampai
penggantian oli. Namun untuk predictive ini berdasarkan suatu kondisi.
Misalkan terjadi potensi kegagalan pada equipment dan pabrik tidak
bisa shutdown karena kebutuhan produksi, sehingga dilakukan
monitoring. Berikut contoh inspection plan:

21
Gambar 4.4 Inspection Plan

c. Alur Pelaksanaan WO, Pelaporan dan Evaluasi Rutin


Inspeksi bekerja berdasarkan permintaan user dan atau inspection
plan. Contoh dari permintaan user adalah karena adanya indikasi
kebocoran, kegagalan, dll. Permintaan tersebut dikonversikan menjadi
WO. Berikut adalah alur proses prosesnya:

Gambar 4.5 Alur Proses


22
d. Alur Proses Pengelolaan dan Persediaan

Gambar 4.6 Alur Proses Pengelolaan Persediaan

Pada penerimaan barang, material berkategori A akan dilakukan


pengujian oleh Departemen Proslab. Sedangkan departemen inspeksi
terlibat dalam melakukan pengujian pada material kategori B. Contohnya
bahan konstruksi, logam, mekanik, listrik, instrument, karung plastik dll.
Contoh dari pengujian adalah tes komposisi material, uji tarik karung, dll.

4.2 NON DESTRUCTIVE TEST (NDT)


Teknik Pengujian Material Tanpa Merusak Benda Ujinya adalah pengujian
Non Destructive atau sering kita dengar dengan Non Destructive Testing atau NDT,
pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih
aman dan belum melewati batas toleransi kerusakan. Contoh-contoh NDT adalah
sebagai berikut:
 Visual Inspection (pengamatan visual)
 Dimensional Check
 Pengukuran Ketebalan
 Dye Penetrant Test

23
 Magnetic Particle Test
 Spark / Pinhole Test
 Radiography Test
 Ultrasonic Test
 Eddy Current Test
 Vibration Monitoring
 Hydrostatic/Pneumatic Test
 Vacuum Leak Test

4.3 DESTRUCTIVE TEST


Destuctive testing atau pengujian dengan cara merusak merupakan alat uji
pada meterial yang diuji cobakan dengan cara merusaknya. Tujuan dari destructive
testing adalah untuk memahami ketahanan suatu material dengan cara merusak
agar dapat mengetahui apakah material kuat jika di tekan, tarik, dan di lengkungkan
dsb sehingga menciptakan material yang berkualitas nantinya. Contoh dari
destructive test adalah sebagai berikut:
 Uji Tarik
 Uji Keras
 Uji Bending
 Uji Lelah
 Uji Mulur
 Uji Tekan
 Uji Impak
 Uji Korosi
 Uji Komposisi

24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Departemen inspeksi melakukan kegiatan inspeksi pada preventive
maintenance, predictive maintenance, corrective maintenance, turn around
dan penerimaan barang
2. Inspection plan dibuat berdasarkan perhitungan kuantitatif RBI

5.2 SARAN
1. Perlu adanya menciptakan safety culture dengan melakukan daily safety
awareness (DSA). Tiap personnel akan mengisi pertanyaan sebanyak 5
terkait safety dan akan ada penilaian. Penilaian tersebut akan terpampang
dalam satu grup pupuk Indonesia dan akan ada rankingnya. Dengan
melakukan kegiatan DSA tiap hari secara tidak sengaja akan membuat culture
yang baik.
2. Perlu adanya pemantauan standar RBI di pabrik 1, 2, dan 3 secara rutin dan
berkala
3. Perlu adanya SOP terkait konversi RBI ke inspection plan

25
26

Anda mungkin juga menyukai