Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR


DIREKTORAT BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BUKU KE-7
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN ASET DAN KINERJA
SISTEM IRIGASI (PAKSI)
MODUL INDEKS KINERJA SISTEM IRIGASI (IKSI)
JARINGAN UTAMA FISIK

2019
KATA PENGANTAR

Penyusunan Buku Petunjuk Teknis (Juknis) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem
Irigasi (PAKSI) ini dilakukan guna melengkapi penggunaan Buku Utama Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) PAKSI terkait upaya mendukung pelaksanaan pengelolaan aset
irigasi (PAI) dan pengukuran indeks kinerja sistem irigasi (IKSI) dalam waktu yang
sama dalam setiap DI yang ada.

Buku Juknis PAKSI ini menjelaskan panduan pelaksanaan PAI dan IKSI dalam suatu
DI tentang semua fasilitas yang terbangun terkait Jaringan Utama Fisik di setiap DI.

Diharapkan dengan tersusunnya Buku Juknis PAKSI Modul Jaringan Utama Fisik
ini, upaya peningkatan fungsi layanan air yang maksimal dan optimal dalam setiap DI
guna mendukung sasaran peningkatan ketahanan pangan dan pendapatan pertanian
masyarakat petani dapat terlaksana dengan baik.

Demikian disampaikan, semoga buku yang disiapkan ini dapat memberikan manfaat.
Semua masukan dan koreksi demi penyempurnaan penyusunan Juknis PAKSI
Jaringan Utama Fisik di kemudian hari, sangat dihargai dan diucapkan terima kasih
sebelumnya.

Jakarta, Juli 2019


Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
1. LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1
1.1. Dasar Hukum ........................................................................................................... 1
1.2. Gambaran Umum..................................................................................................... 1
1.2.1. Maksud dan Tujuan ............................................................................................. 1
1.2.2. Ruang Lingkup ..................................................................................................... 2
1.2.3. Istilah dan Defenisi ............................................................................................. 2
2. PENERIMA MANFAAT ................................................................................................ 7
3. METODOLOGI .............................................................................................................. 8
3.1. Metode Pelaksanaan ............................................................................................... 8
3.1.1. Tahapan Pelaksanaan ......................................................................................... 8
3.1.2. Penelusuran Jaringan Utama Fisik di Tingkat DI ........................................ 9
3.1.3. Penentuan Kinerja dan Biaya Aset Irigasi (Jaringan Utama Fisik) ..........13
3.2. Waktu Pelaksanaan ................................................................................................14
4. LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................................14
5. PENUTUP .....................................................................................................................14
5.1. Kesimpulan..............................................................................................................14
5.2. Saran .........................................................................................................................14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 01. Urutan Pelaksanaan Ideal Kegiatan Infrastruktur Bidang


Keirigasian per Daerah Irigasi............................................................ 8

Gambar 02. Bagan Alur Inventarisasi Aset Irigasi.................................................. 11

Gambar 04. Lembar Formulir Nilai Aset Irigasi....................................................... 13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 01. Kondisi Bangunan/Jaringan..................................................................... 11

Tabel 02. Fungsi Bangunan/Jaringan...................................................................... 12

Tabel 03. Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Utama
Fisik............................................................................................ 15

iv
1. LATAR BELAKANG
1.1. Dasar Hukum
Petunjuk teknis (Juknis) kegiatan penelusuran dan penentuan aset Jaringan
Utama Fisik Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) dilakukan
berdasarkan pada:
a. UU Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan;
b. UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
11/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Jaringan Reklamasi
Rawa Pasang Surut;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
12/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
14/PRT/M/2015, tentang Kriteria & Penetapan Status Daerah Irigasi;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
16/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Rawa Lebak;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
17/PRT/M/2015, tentang Komisi Irigasi;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
23/PRT/M/2015, tentang Pengelolaan Aset Irigasi;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
30/PRT/M/2015, tentang Pengembangan & Pengelolaan Sistem Irigasi;
m. Peraturan Daerah tentang Irigasi di provinsi dan kabupaten/kota yang
bersangkutan; dan
n. Dan kebijakan lainnya yang terkait.

1.2. Gambaran Umum


Buku Petunjuk Teknis (Juknis) Penelusuran dan Penentuan Biaya Aset Jaringan
Utama Fisik ini disusun sebagai bagian dari Buku Utama PAKSI yang akan
digunakan sebagai acuan dan penuntun pelaksanaan penelusuran jaringan
irigasi di tingkat Daerah Irigasi (DI) secara bersama-sama baik untuk kegiatan
Pengelolaan Aset Irigasi dan Pengukuran Kinerja Sistem Irigasi yang sebelumnya
dilakukan secara terpisah.

Sebagaimana telah disebutkan dalam Buku Utama PAKSI, pelaksanaan


penelusuran Jaringan Utama Fisik menggunakan sistem aplikasi e-PAKSI yang
menggabungkan komponen PAI dan komponen IKSI. Sistem aplikasi yang
disiapkan untuk kegiatan penelusuran, penentuan biaya aset dan sistem
informasi untuk Bangunan Utama mengacu pada semua variabel dan paramater
yang disebutkan secara detail dalam tabel-tabel yang tertera dalam Juknis ini.

1.2.1. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari penyiapan Buku Juknis Penelusuran Jaringan Utama
Fisik ini adalah terlaksananya kegiatan penelusuran jaringan irigasi di tingkat
DI guna mendukung pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi dan

1
penilaian kinerja sistem irigasi yang efektif dan efisien dengan menggunakan
Juklak dan Sistem Aplikasi yang sama serta dilaksanakan dalam satu kegiatan
yang sama pula.

Sedangkan tujuan dari penyiapan dokumen ini adalah:


a. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi di
tingkat DI untuk kegiatan pengelolaan aset irigasi dan pengukuran kinerja
sistem irigasi Jaringan Utama Fisik; dan
b. Menyiapkan variabel dan parameter Jaringan Utama Fisik bagi penyiapan
sistem aplikasi dan sistem informasi PAKSI.

1.2.2. Ruang Lingkup


Buku Juknis ini memuat petunjuk penelusuran Jaringan Utama Fisik baik
untuk kegiatan pengelolaan aset irigasi dan pengukuran kinerja sistem irigasi di
tingkat DI.

Pada bagian metodologi memuat gambaran umum tahapan pelaksanaan


kegiatan, penelusuran jaringan irigasi di tingkat DI, penentuan kinerja dan biaya
aset, dan waktu pelaksanaan. Adapun penjelasan detail pelaksanaan
penelusuran dan penggunaan alat ukur pelaksanaan yang dijelaskan dalam
bentuk tabel disampaikan dalam bagian metodologi.

Pada bagian akhir dari Buku Juknis ini adalah penjelasan terkait lokasi
pelaksanaan kegiatan dan penutup.

1.2.3. Istilah dan Defenisi


1) Pengelolaan Aset Irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai
tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air
irigasi dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan pengelolaan aset
irigasi seefisien mungkin.
2) Aset adalah segala sesuatu yang dimiliki seseorang atau suatu
badan/instansi yang mempunyai nilai. Dalam hal aset irigasi yang
dimaksudkan adalah jaringan irigasi dan pendukung pengelolaan irigasi.
3) Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya
yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi yang
memungkinkan untuk memberikan pelayanan.
4) Yang dimaksud dengan pendukung pengelolaan irigasi, antara lain
kelembagaan pengelolaan irigasi, sumber daya manusia, dan fasilitas
pendukung seperti bangunan kantor, telepon, rumah jaga, gudang
peralatan, lahan, dan kendaraan.
5) Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya,
bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
6) Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran sekunder, saluran pembuangnnya, bangunan bagi, bangunan bagi
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.

2
7) Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter, dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter,
serta bangunan pelengkapnya.
8) Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
9) Petani pemakai air adalah semua petani yang mendapat nikmat dan manfaat
secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi termasuk irigasi
pompa yang meliputi pemilik sawah, pemilik penggarap sawah,
penggarap/penyakap, pemilik kolam ikan yang mendapat air dari jaringan
irigasi, dan pemakai air irigasi lainnya.
10) Perkumpulan Petani Pemakai Air, selanjutnya disebut P3A adalah
kelembagaan pengelola irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam
suatu daerah palayanan irigasi yang dibentuk oleh petani pemakai air
sendiri secara demokratis termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
11) Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air, selanjutnya disebut GP3A
adalah kelembagaan yang dapat dibentuk oleh dan untuk gabungan
beberapa P3A yang berada pada daerah layanan/blok sekunder, atau satu
daerah irigasi.
12) Induk Perlumpulan Petani Pemakai Air, selanjutnya disebut IP3A adalah
kelembagaan yang dapat dibentuk oleh dan untuk gabungan beberapa GP3A
yang berada pada satu daerah irigasi atau pada tingkat induk/primer.
13) Komisi Irigasi Kabupaten/Kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi
antara wakil pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani
pemakai air tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada
kabupaten/kota.
14) Komisi Irigasi Provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat
daerah irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil
komisi irigasi kabupaten/kota yang terkait.
15) Komisi Irigasi Antarprovinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi
antara wakil pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi irigasi
provinsi yang terkait, wakil perkumpulan petani pemakai air, dan wakil
pengguna jaringan irigasi di suatu daerah irigasi lintas provinsi.
16) Profil Sosio Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan, selanjutnya disebut PSETK
adalah gambaran informasi atau data mengenai keadaan sosial, ekonomi,
teknis, dan kelembagaan pada suatu daerah irigasi yang dibutuhkan oleh
Kelembagaan Pengelola Irigasi (KPI) untuk perencanaan program
pemberdayaan organisasi P3A/GP3A/IP3A dalam meningkatkan kinerja
pengelolaan irigasi partisipatif.
17) Kelompok Pendamping Lapangan, selanjutnya disebut KPL adalah tenaga
Pemerintah Daerah yang bertugas di lapangan terdiri dari unsur pertanian,
unsur pengairan dan unsur Pemerintah Kecamatan/Desa yang mempunyai
tugas pokok memfasilitasi program pemberdayaan organisasi
P3A/GP3A/IP3A.
18) Tenaga Pendamping Masyarakat, selanjutnya disebut TPM adalah tenaga
yang dibutuhkan untuk mendampingi masyarakat petani pemakai air dan
pengurus P3A/GP3A/IP3A menuju peningkatan kinerja pengelolaan irigasi
partisipatif.

3
19) Bangunan Waduk (Reservoir) adalah suatu bangunan yang berfungsi
menampung air di musim hujan, serta memanfaatkan air tersebut pada
waktu tertentu untuk keperluan irigasi, air minum, air industri dan
sebagainya.
20) Bendungan adalah bangunan air yang dibuat sebagai bagian dari bangunan
waduk yang dilengkapi dengan fasilitas bangunan pengambilan, bangunan
pelimpah, serta perlengkapan lain untuk mendukung pemanfaatan air di
waduk dan instrumentasi keamanan bendungan.
21) Bendung adalah bangunan yang letaknya melintang di sungai dengan fungsi
utama menaikkan muka air sungai atau menjamin elevasi minimum
permukaan air sungai supaya air dapat dipergunakan untuk mengairi sawah
yang direncanakan atau untuk keperluan lain.
22) Pengambilan Bebas adalah bangunan yang terletak di pinggir sungai dengan
tugas menyadap/mengalirkan air dari tepi sungai ke saluran pembawa
dengan bebas tanpa dibendung.
23) Saluran Pembawa adalah saluran yang berfungsi untuk membawa air dari
bangunan pengambilan/sumber air, untuk keperluan irigasi, air minum, air
industri dan sebagainya.
24) Saluran Drainase (Pembuang) adalah saluran yang berfungsi untuk
membuang kelebihan air di sawah baik akibat hujan atau kesalahan operasi
ke saluran yang lebih besar atau sungai atau langsung ke laut. Pada daerah
pegunungan banyak terjadi saluran pembawa berfungsi juga sebagai saluran
drainasi dari daerah-daerah yang elevasinya lebih tinggi dari saluran.
25) Saluran Primer (Saluran Induk) Pembawa adalah saluran yang letaknya
dimulai dari bangunan pengambilan atau sumber air sampai ke bangunan
bagi yang membagi air ke saluran-saluran sekunder. Pada daerah irigasi
yang relatif kecil, saluran primer tersebut tidak ada dan yang ada adalah
saluran sekunder yang langsung membagi-bagi air melalui bangunan sadap
ke saluran tersier.
26) Saluran Sekunder Pembawa adalah saluran yang letaknya dimulai dari
bangunan bagi dan berfungsi membagi/membawa air ke saluran-saluran
tersier.
27) Ruas Saluran pada jaringan pembawa adalah bagian dari saluran yang
dimulai dari bangunan utama dan berakhir di bangunan utama berikutnya.
28) Bangunan Utama pada jaringan pembawa adalah bangunan yang berfungsi
membagi air dari saluran yang satu ke saluran yang lain.
29) Bangunan Pelengkap adalah bangunan pada jaringan pembawa yang
berfungsi bukan untuk membagi air dari saluran dan oleh karenanya tidak
mempunyai pengaruh terhadap debit air di saluran.
30) Jalur Penelusuran adalah rute perjalanan survei inventarisasi yang untuk
jaringan pembawa dimulai dari hulu saluran ke arah hilir.
31) Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi
untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan,
irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
32) Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
33) Sistem irigasi utama meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen
irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia pada
jaringan irigasi utama (primer dan sekunder).

4
34) Sistem irigasi tersier meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen
irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia dalam
petak tersier.
35) Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
36) Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya
yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
37) Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya,
bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
38) Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
39) Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter,
serta bangunan pelengkapnya.
40) Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan
irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan,
menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi
pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
41) Petak Tersier adalah bagian dari daerah irigasi yang mendapat air irigasi dari
satu bangunan sadap tersier dan dilayani oleh satu jaringan tersier.
42) Petak Kuarter adalah bagian dari petak tersier yang mendapat air dari boks
tersier/kuater dan dilayani oleh satu saluran kuarter.
43) Pengembangan dan pengelolaaî sistim irigasi partisipatif (PPSIP) adalah
penyelenggaraan irigasi berbasis peran serta masyarakat petani mulai dari
pemikiran awal, pengambilan keputusan, sampai dengan pelaksanaan
kegiatan pada tahapan perencanaan, pembangunan, peningkatan, operasi,
pengembangan, dan rehabilitasi.
44) Penelusuran jaringan irigasi, adalah kegitan pemeriksaan bersama dengan
P3A/GP3A/IP3A, dari hulu sampai ke hilir untuk mengamati kondisi dan
fungsi jaringan irigasi dengan periode 6 bulanan pada saat pengeringan dan
awal musim hujan atau sesuai dengan kebutuhan.
45) PSETK (Profil Sosio Ekonomi Teknik dan Kelembagaan) adalah analisis dan
gambaran keadaan sosial ekonomi,teknis dan kelembagaan yang terdapat
pada satu atau sebagian daerah irigasi dalam kurun waktu tertentu.
46) Masyarakat petani pemakai air adalah kelompok masyarakat yang bergerak
dalam bidang pertanian, baik yang telah tergabung dalam organisasi
perkumpulan petani pemakai air maupun petani lainnya yang belum
tergabung dalam organisasi perkumpulan petani pemakai air.
47) Induk perkumpulan petani pemakai air (IP3A) adalah kelembagaan sejumlah
P3A yang bersepakat bekerja sama untuk memanfaatkan air irigasi dan
jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok
primer,atau satu daerah irigasi.
48) Gabungan perkumpulan petani pemakai air (GP3A) adalah kelembagaan
sejumlah P3A yang bersepakat bekerjasama memanfaatkan air irigasi dan

5
jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa
blok sekunder atau satu daerah irigasi.
49) Perkumpulan petani pemakai air (P3A) adalah kelembagaan pengelolaan
irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam satu petak tersier atau
desa yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis,
termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
50) Peta daerah irigasi adalah peta yang menggambarkan batas daerah irigasi
dan tata letak saluran induk & sekunder, bangunan air, pembagian areal
layanan irigasi, batas wilayah kerja antara lain : wilayah kerja
UPTD/pengamat, wilayah kerja mantri/juru pengairan, wilayah
kabupaten/kota, wilayah provinsi, dalam skala 1 : 10.000 atau 1 : 5.000.
51) Peta Petak tersier, adalah peta yang menggambarkan / menunjukkan segala
informasi, lokasi dan arah saluran pembawa / pembuang, bangunan utama
/ pelengkap, jalan batas petak tersier, saluran yang dapat diairi berdasarkan
keadaan topografi daerah tersebut, dalam skala 1 : 5.000 atau 1 : 2.000.
52) Skema Jaringan Irigasi adalah sketsa yang menggambarkan letak dan nama-
nama saluran induk & sekunder, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap,
bangunan sadap, dan bangunan lainnya yang ada disetiap ruas dan panjang
saluran, petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan
yang masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur.
53) Skema Jaringan irigasi tersier adalah sketsa yang menggambarkan letak dan
nama-nama saluran tersier, bangunan sadap, boks tersier, boks kuarter dan
bangunan lainnya yang ada disetiap ruas dan panjang saluran, petak
kuarter dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing-
masing dilengkapi dengan nomenklatur.
54) Skema Bangunan, adalah sketsa yang menggambarkan letak dan nama
nama saluran induk dan sekunder, Bendung, bangunan bagi, bangunan
bagi/sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkap lainnya.
55) Skema Bangunan tersier, adalah sketsa yang menggambarkan letak dan
nama nama saluran tersier, boks tersier, boks kuarter, dan bangunan
pelengkap lainnya.
56) Gambar purna laksana (as built drawing) adalah gambar kerja purna/pasca
konstruksi untuk saluran maupun bangunan.
57) Bangunan utama, adalah bangunan pengambilan/penampungan air yang
berfungsi menyadap air pada sumbernya yang digunakan untuk irigasi
(Bendungan, bendung, Free intake, Station Pompa).
58) Bangunan bagi, adalah bangunan yang terletak pada saluran
primer/sekunder yang berfungsi membagi air ke saluran sekunder lainnya.
59) Bangunan sadap, adalah bangunan yang terletak di saluran primer /
sekunder yang dapat memberi air langsung ke petak tersier.
60) Bangunan Bagi / sadap, adalah kombinasi kedua bangunan diatas.
61) Bangunan pengatur muka air, adalah bangunan yang dibuat di saluran,
yang berfungsi untuk mengatur elevasi muka air sesuai dengan yang
dikehendaki.
62) Bangunan pelengkap/silang, adalah bangunan yang ada dijaringan irigasi
diluar bangunan utama dan bangunan bagi/sadap misal : gorong-gorong,
talang siphon dll.
63) Gorong-gorong, adalah bangunan yang mengalirkan air irigasi yang
melintasi, dibawah bangunan lain (jalan, saluran).

6
64) Talang, adalah bangunan yang mengalirkan air irigasi, melintas lembah/
sungai/ saluran, bisa tertutup atau terbuka, digunakan manakala waking
cukup aman.
65) Siphon, adalah bangunan yang mengalirkan air, berada dibawah sungai /
saluran / jalan, digunakan manakala elevasi muka air banjir terlalu dekat
dengan dasar saluran.
66) Talang Siphon, adalah bangunan kombinasi dari kedua bangunan diatas.
67) Bangunan terjun, adalah bangunan pematah energi yang ada pada saluran
irigasi, dibuat manakala kemiringan medan jauh lebih besar dari kemiringan
saluran.
68) Got miring, adalah bangunan pematah energi merupakan saluran dengan
pasangan yang mempunyai kemiringan lebih besar dari kemiringan saluran,
digunakan bila pembuatan bangunan terjun tidak memungkinkan.
69) Pelimpah, adalah bangunan pengamanan yang ada disaluran/sungai yang
berfungsi untuk melewati air pada saat elevasi m.a saluran melebihi elevasi
m.a rencana
70) Boks Tersier adalah bangunan bagi di saluran tersier untuk membagi air ke
seluruh petak tersier dan kuarter melalui saluran tersier/kuarter
71) Boks Kuarter adalah bangunan bagi di saluran tersier untuk membagi air ke
petak kuarter melalui saluran kuanter
72) Saluran tersier adalah saluran pembawa yang mendapat air dari bangunan
sadap pada saluran sekunder/induk untuk mengairi satu petak tersier.
73) Saluran kuarter adalah saluran pembagi/bagi yang mendapat air dari boks
tersier/kuarter pada saluran tersier untuk mengairi satu petak kuarter.
74) Saluran pembuang tersier adalah saluran alam/buatan yang terletak di dan
antara petak-petak tersier untuk menampung air /buangan dari saluran
pembuang kuarter dan sering merupakan batas antara petak-petak tersier.
75) Saluran pembuang kuater adalah saluran buatan yang terletak di dalam
petak tersier berfungsi untuk menampung air kelebihan /buangan dari areal
persawahan dan membuang air ke saluran pembuang tersier.
76) Saluran pembawa utama adalah saluran irigasi yang berfungsi membawa air
dari bangunan utama/pengambilan sampai bangunan sadap terakhir yang
terdiri dari saluran primer dan sekunder, termasuk saluran suplesi dan
saluran muka.
77) Saluran pembawa tersier adalah saluran irigasi yang berfungsi membawa air
dari bangunan sadap tersier di jaringan utama sampai boks bagi kuarter
yang terakhir atau saluran tersier.

2. PENERIMA MANFAAT
Adapun target penerima manfaat dari penyiapan Buku Juknis ini adalah:
a. BBWS/BWS;
b. Dinas PU SDA Provinsi;
c. Dinas PU SDA Kabupaten; dan
d. Surveyor dan pihak lain membutuhkannya.

7
Tahap 1. Tahap 2. Tahap 3.
PSETK SID/DED Konstruksi

Tahap 8.
Persiapan Update
Tahap 4.
PSETK ≤ 2 Tahun POP

Tahap 7. Tahap 6. Tahap 5.


IKSI PAI OP

Gambar 01) Urutan Pelaksanaan Ideal Kegiatan Infrastruktur Bidang Keirigasian per
Daerah Irigasi

3. METODOLOGI
3.1. Metode Pelaksanaan
3.1.1. Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi dan penentuan biaya aset di tingkat DI
merupakan tahapan tindak lanjut dari kegiatan PSETK, SID/DED, rehabilitasi
dan bangun baru atau peningkatan yang telah dilakukan sebelumnya (lihat
gambar 01), dan dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan:
Tahapan persiapan terdiri atas i) kegiatan penyiapan administrasi dan
keuangan yang dibutuhkan pada saat kegiatan penelusuran di lapangan, ii)
kegiatan penyiapan alat dan kebutuhan penelusuran di lapangan seperti
android survei, meter rol, blanko survei, peta jaringan dan bangunan irigasi,
dokumen perencanaan setiap DI apabila tersedia, iii) penyiapan tim
penelusuran lapangan seperti surveyor, juru pengamat irigasi, dan petani
(P3A dan Poktan), iv) penentuan waktu pelaksanaan penelusuran, dan v)
kegiatan pelatihan tim penelusuran sebelum pelaksanaan penelusuran
jaringan irigasi di lapangan.
b. Tahapan Pelatihan Tim:
Pelatihan tim penelusuran sangat dibutuhkan agar pelaksanaan
penelusuran dapat dilakukan secara benar dan tepat terlebih pada
penggunaan Android survey dan tabel-tabel penuntun yang ada dalam Buku
Juknis.

Karena dalam kegiatan penelusuran, pihak petani (P3A dan Poktan) juga
terlibat maka kegiatan pelatihan perlu dilakukan guna meningkatkan
kapasitas petani dalam kegiatan penelusuran maupun dalam kegiatan
keseharian petani sebagai sumber utama bagi pemerintah terkait kondisi
bangunan dan jaringan setiap hari di setiap DI yang ada.
c. Tahapan Pengambilan Data:
1) Pengumpulan Data Sekunder:

8
Sebelum ke lapangan, tim penelusuran harus mengumpulkan data-data
sekunder seperti:
 Data indentitas DI;
 Data ketersediaan air;
 Data skema jaringan dan bangunan irigasi serta peta DI kalau
tersedia;
 Data lahan;
 Data desain saluran dan bangunan; dan
 Data harga satuan untuk setiap bangunan dan jaringan karena ada
kaitan dengan perkiraan biaya rehabilitasi atau bangun baru dan
peningkatan.
2) Pembuatan Jalur dan Jadwal Penelusuran
Setelah memperoleh data skema jaringan dan bangunan irigasi, maka
tim penelusuran dapat membuat jalur penelusuran yang akan
mempermudah kegiatan pengukuran kinerja PAKSI dan dimensi aset
irigasi.
3) Pengumpulan Data Primer:
Tim penelusuran akan melakukan kegiatan penelusuran jaringan irigasi
menggunakan android survei, serta dibantu dengan meter rol guna
menentukan dimensi dari setiap bangunan dan saluran yang ditinjau.

Setiap data yang diambil disimpan dalam sistem aplikasi yang disiapkan
dalam android survei serta dicatat dalam blanko survei apabila
diperlukan seperti status tambahan yang tidak disiapkan dalam android
survei.

Dalam kegiatan penelusuran, tim penelusuran akan menggunakan


tabel-tabel yang disebutkan dalam Buku Juknis ini sebagai acuan
menilai semua bangunan dan jaringan yang ditinjau di lapangan.

3.1.2. Penelusuran Jaringan Utama Fisik di Tingkat DI


Kegiatan penelusuran jaringan utama fisik dalam Juknis ini terbagi dalam
beberapa bagian kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan penelusuran untuk inventarisasi aset jaringan utama fisik; dan
b. Kegiatan penelusuran untuk penilaian kinerja sistem irigasi jaringan utama
fisik.

Untuk kedua kegiatan dimaksud, masing-masing secara detail dapat dijelaskan


sebagai berikut:
a. Inventarisasi aset jaringan utama fisik:
Dalam kegiatan penentuan inventarisasi aset irigasi hal-hal yang diperlukan
diketahui adalah sebagai berikut:
1) Aset irigasi terdiri dari beberapa jenis yakni:
i. Aset jaringan irigasi yang secara fungsional yang terdiri dari a)
jaringan pembawa, dan b) jaringan pembuang; dan
ii. Aset pendukung pengelolaan aset irigasi yang terdiri dari a)
kelembagaan, b) sumber daya manusia (SDM), c) bangunan gedung,
d) peralatan OP, dan e) lahan.
2) Langkah-langkah kegiatan inventarisasi aset irigasi:

9
i. Pengumpulan data umum dikumpulkan seperti data DI dan data
ketersediaan air;
ii. Pengumpulan data aset jaringan seperti bangunan utama, bangunan
pelengkap pembawa, saluran, bangunan drainase, dan jaringan
irigasi air tanah (apabila ada);
iii. Pengumpulan data aset pendukung;
iv. Dalam proses pengumpulan data digunakan formulir isian yang
disiapkan sebagaimana dapat dilihat dalam Permen PUPR tentang
PAI, dan memperhatikan kode-kode yang diperlukan. Untuk
implementasi di tingkat lapangan Buku Juknis 7 tentang
penggunaan Aplikasi Android dapat digunakan; dan
v. Alur kegiatan inventarisasi aset irigasi yang dilakukan setiap tahun
dan 5 (lima) tahun sekali dapat dilihat dalam gambar 02.

Terkait kegiatan penentuan aset jaringan utama fisik, maka hal-hal yang
diperlukan adalah: i) data umum, ii) dimensi bangunan, iii) foto
bangunan, iv) umur bangunan, v) nilai aset, vi) kondisi bangunan, vii)
fungsi bangunan, dan viii) usulan pekerjaan OP, perbaikan, bangun
baru atau peningkatan.
3) Kode Aset Irigasi:
Untuk kepentingan sistem informasi PAKSI khususnya untuk kegiatan
inventarisasi aset irigasi, maka diperlukan kode-kode seperti:
i. Kode kabupaten/kota;
ii. Kode wilayah sungai;
iii. Kode daerah irigasi; dan
iv. Kode aset irigasi.

Lebih lanjut terkait kode-kode dimaksud dapat dilihat dalam Lampiran I


bagian A, B, dan C Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang
Pengelolaan Aset Irigasi.
4) Pengisian Formulir Aset Irigasi:
Formulir dan petunjuk pengisian formulir aset irigasi dapat dilihat dalam
Lampiran I bagian D Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang
Pengelolaan Aset Irigasi.
5) Dimensi Aset Irigasi:
Terkait dengan dimensi aset irigasi, maka dalam kegiatan inventarisasi
irigasi dimensi-dimensi yang harus diketahui adalah sebagai berikut:
i. Debit (Q) = m3/dtk;
ii. Jarak = m;
iii. Panjang/lebar/tinggi = m;
iv. Kemiringan dasar saluran = m/m (tanpa dimensi); dan
v. Koordinat geografi = derajat desimal.
6) Kondisi & Fungsi Aset Irigasi:
Dalam kegiatan inventarisasi aset irigasi berdasarkan Permen PUPR No.
23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi, maka klafikasi kondisi
fisik aset irigasi dapat dilihat dalam tabel 01, sedangkan untuk
klasifikasi aset irigasi dapat dilihat dalam tabel 02.
b. Penilaian kinerja PAKSI:
1) Tim penelusuran wajib memahami dan menggunakan semua tabel
penuntun yang disiapkan dalam Juknis ini;

10
2) Tabel 01 menjelaskan secara detail tentang klasifikasi kondisi aset yang
terdiri dari kondisi i) Baik (B), ii) Rusak Ringan (RR), iii) Rusak Sedang
(RS), iv) Rusak Berat (RB), dan iv) Rusak Total (RT), yang mengacu pada
Permen PUPR tentang PAI;
3) Tabel 02 menjelaskan secara detail tentang klasifikasi fungsi aset yang
terdiri dari fungsi i) Baik (B), ii) Kurang (K), iii) Sedang (S), iv) Buruk
(BR), dan v) Tidak Berfungsi (TB), yang mengacu pada Permen PUPR No.
23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi. Selain tim
penelusuran, tabel 01 juga dipakai dalam menyiapkan sistem aplikasi e-
PAKSI oleh tim IT;
4) Tabel 3 pada lampiran menjelaskan kriteria dan bobot penilaian kinerja
sistem irigasi untuk Jaringan Utama Fisik.

Persiapan

Pengisian Form di
Kantor

Survei Lapangan

Perekaman Koordinat Pengisian Form


GPS & Foto Lapangan

Validasi
Data

Pemasukan ke Data
Storage

Stop

Gambar 02) Bagan Alur Inventarisasi Aset Irigasi


(Sumber: Modifikasi dari Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015)

Tabel 01) Kondisi Bangunan/Jaringan


Tingkat Kerusakan Indikator Umum
Baik (B) = 0% - 10%  Aset masih baru dibangun.
 Aset baru direhab.

11
 Aset baru ditingkatkan (upgraded).
 Aset baru diganti.
 Aset baru selesai pemeliharaan.
 Aset belum terjadi perubahan bentuk.
 Aset tidak rusak/rusak sangat ringan (mis: retak rambut,
dan lain-lain)
Rusak Ringan (RR) =  Aset kondisi fisiknya kurang sempurna/kerusakan ringan.
10% - 20%  Aset belum mengalami penurunan fungsi yang berarti.
Rusak Sedang (RS) =  Aset kondisi fisiknya mengalami kerusakan sedang.
20% - 40%  Aset mengalami penurunan fungsi yang namun tidak
berarti.
Rusak Berat (RB) =  Aset kondisi fisiknya mengalami kerusakan berat.
40% - 80%  Kerusakan yang terjadi mempengaruhi fungsi aset.
 Perlu perbaikan secepatnya.

Tabel 02) Fungsi Bangunan/Jaringan


Penurunan Fungsi Indikator Umum
Baik (B) = 0% - 10% Aset berfungsi dengan sempurna sesuai desain.
Kurang (K) = 10% -  Aset masih dapat berfungsi namun tidak maksimal.
20%  Belum menimbulkan pengaruh terhadap kinerja layanan
irigasi.
Sedang (S) = 20% -  Aset tidak berfungsi sebagian.
40%  Penurunan fungsi aset mempengaruhi kinerja layanan
irigasi sebagian.
Buruk (BR) = 40% -  Aset masih dapat berfungsi tetapi sangat kurang
80% sempurna.
 Aset sudah mulai menimbulkan pengaruh terhadap kinerja
layanan irigasi.

Terkait tabel 01 dan 02, detail penjelasannya dapat dilihat dalam Buku
1.

5) Nilai Aset Irigasi:


Nilai aset irigasi dihitungkan menggunakan lembar formulir yang ada
pada Lampiran I bagian D Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang
Pengelolaan Aset Irigasi.

12
Gambar 03) Lembar Formulir Nilai Aset Irigasi
(Sumber: Modifikasi dari Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015)

3.1.3. Penentuan Kinerja dan Biaya Aset Irigasi (Jaringan Utama Fisik)
Setelah semua data diambil di lapangan, kegiatan validasi atau pengecekan
kembali semua data yang ada di back office seperti: i) konsistensi nama-nama
bangunan dan saluran, ii) kebenaran informasi mengenai kondisi, fungsi, tahun
pelaksanaan rehabiltasi, dan lain sebagainya, iii) penyusunan atau

13
pengelompokan file serta keterangan harus benar dan tepat alokasinya, dan iv)
lain-lain.

Penentuan kinerja dan biaya aset dilakukan secara otomatis oleh sistem
informasi yang telah dibangun. Terkait keakuratan biaya aset irigasi, sifat
informasi yang dapat diberikan adalah masih dalam tingkatan perkiraan kasar
yang akan digunakan untuk kepentingan alokasi biaya OP maupun rehabilitasi,
bangun baru atau peningkatan.

3.2. Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan kegiatan PAKSI bagi kegiatan penelusuran jaringan irigasi
dan penentuan biaya aset irigasi setiap tahun, dimana dimulai dari kegiatan
pelaksanaan Baseline PAI dan IKSI dalam satu kegiatan yang sama yakni PAKSI
serta kegiatan updating PAI dan IKSI secara bersamaan setiap tahun setelah
pelaksanaan Baseline.

4. LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Adapun lokasi pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi dan penentuan biaya
aset irigasi adalah seluruh DI baik untuk kewenangan pusat, kewenangan
provinsi, maupun kewenangan kabupaten/kota.

5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Pelaksanaan kegiatan penelusuran jaringan irigasi dan penentuan biaya aset
irigasi bagi jaringan utama fisik baik itu bendung tetap, bendung gerak,
bendung gerak karet, pengambilan bebas, dan pompa irigasi adalah
merupakan bagian dari kegiatan PAKSI (Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem
Irigasi) yang dilakukan dalam waktu yang sama dengan menggunakan
sistem informasi dan aplikasi Android Survey yang sama, dan disebutkan
dengan e-PAKSI;
b. Pemaduan pelaksanaan pengelolaan aset irigasi dan pengukuran kinerja
sistem irigasi khususnya pada jaringan utama fisik menggunakan metode
yang lebih sederhana sebagaimana tertera dalam tabel 03; dan
c. Sistem aplikasi Android Survey dipakai dalam kegiatan penelusuran jaringan
irigasi dan semua variabel yang dimasukkan ke dalam sistem aplikasi
dimaksud mengacu kepada tabel 03 yang sederhana.

5.2. Saran
Guna meningkatkan kemampuan pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi dan
penentuan aset irigasi sebagaimana yang secara lengkap dijelaskan dalam Buku
Juknis ini, maka disarankan sebagai berikut:
a. Perlu dilaksanakan kegiatan TOT (Training of Trainer) kepada staf
pemerintah baik di tingkat BBWS/BWS, Dinas PU SDA Provinsi dan
Kabupaten/Kota; dan
b. Pelaksanaan training bagi pelaksanaan kegiatan di tingkat DI, konsultan,
petani (P3A dan Poktan).

14
Tabel 03. Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Utama Fisik (lihat Lampiran)

15
Tabel 03. Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Utama Fisik

Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
2 Saluran Pembawa 10

2.1 Kapasitas tiap Saluran 5 1 Profil setiap Profil pada beberapa Profil pada beberapa Profil pada setiap ruas
cukup untuk membawa (50) saluran ruas mengalami saluran mengalami mengalami perubahan dan
debit kebutuhan / memenuhi perubahan kecil perubahan dan penurunan kapasitas berkurang lebih dari
Rencana maksimum kapasitas sehingga kapasitas kapasitas berkurang lebih 40% dari kapasitas rencana
(Primer dan Sekunder) rencana berkurang 20% dari 40% dari kapasitas
rencana

2 Di sepanjang Terdapat sadap liar dan Terdapat beberapa sadap Terdapat banyak sadap liar
(40) ruas saluran bocoran relative kecil liar dan bocoran yang dan bocoran yang secara
tidak terdapat yang sedikit berpengaruh terhadap kuantitas mempengaruhi
sadap liar dan berpengaruh terhadap kapasitas saluran. Efisiensi kapasitas rencana.
tidak terdapat kapasitas saluran, antara 60% -70%. Efisiensi dibawah 60%
bocoran, Efisiensi antara 80% - Terdapat satu Terdapat satu pengambilan
Efisiensi 90%. Terdapat satu pengambilan liar pada liar pada setiap 50 m panjang
memenuhi yg pengambilan liar pada setiap 100 m panjang saluran
disyaratkan setiap 200 m panjang saluran
>90% saluran
3 Tidak terdapat Endapan dan atau erosi Endapan erosi banyak Endapan atau erosi
(10) endapan atau sedikit berpengaruh berpengaruh terhadap berpengaruh besar tehadap
erosi yang terhadap kapasitas kapasitas saluran 20% - kapasitas saluran
berpengaruh saluran antara 10%- 40% dari kapasitas saluran > 40%
terhadap 20% dari kapasitas rencana
kapasitas saluran rencana
saluran =<10%
dari kapasitas
saluran rencana

2.2 Tinggi Tanggul cukup 2 1 Tanggul Tanggul mempunyai Tanggul mempunyai Tanggul tidak stabil, tinggi
untuk menghindari (90) mempunyai stabilitas yang baik, stabilitas yang kurang baik, jagaan tidak aman untuk
limpahan setiap saat stabilitas yang tinggi jagaan masih tinggi jagaan masih cukup elevasi air maksimum selama
selama pengoperasian baik, tinggi cukup aman untuk aman untuk elevasi air operasi dan musim
jagaan yg aman elevasi air maksimum maksimum selama operasi hujan,(tinggi jagaan tersisa) :
untuk mencegah selama operasi dan dan musim hujan,(tinggi - Saluran tanah < 10 cm
air melimpah musim hujan,(tinggi jagaan tersisa) : - Saluran pasangan < 5 cm
(over topping) jagaan tersisa) : - Saluran tanah 10-20 cm atau melimpas
selama masa - Saluran tanah 20-30 - Saluran pasangan 10-15
operasi dan cm cm
musim hujan - Saluran pasangan
(tinggi jagaan 15-20 cm
1
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
tersisa) :
- Saluran tanah
> 30 cm
- Saluran
pasangan >
20 cm

2 Lereng/ Lereng/ dinding Lereng/ dinding tanggul Lereng/ dinding tanggul luar
(10) dinding tanggul luar dan / luar dan/atau dalam dan/atau terdapat longsor
tanggul luar atau dalam terdapat terdapat longsor >20- >40% dan banyak tumbuhan
dalam kondisi longsor <20% dan 40% dan tumbuhan liar liar
utuh dan tidak tumbuhan liar
ada tumbuhan
liar
2.3 Pelaksanaan Perbaikan 3 1 Perbaikan Perbaikan saluran Perbaikan saluran dalam Perbaikan saluran dalam
dan atau /Pemeliharaan (100) saluran dalam dalam kondisi jelek dan kondisi jelek dan sedang kondisi jelek dan sedang yang
Saluran telah selesai kondisi jelek dan sedang telah telah diselesaikan tahun ini dapat diselesaikan tahun ini <
sedang telah diselesaikan tahun ini baru mencapai 60 - <80% 60%
diselesaikan mencapai 80% – <90%
tahun ini
mencapai 90-
100%

3 Bangunan pada Saluran 9


Pembawa

3.1 Bangunan pengatur 2 1 Semua pintu Semua pintu pembagi Sebagian pintu pembagi Semua pintu pembagi dan
(Bagi/bagi sadap/sadap (30) pembagi dan dan atau bagi sadap dan atau bagi sadap tidak atau bagi sadap tidak bisa
lengkap dan berfungsi) atau bagi sadap dapat dioperasikan dapat dioperasikan dan dioperasikan secara mekanis
a Setiap saat dan pada 1 dapat berfungsi dengan baik sebagian berfungsi dengan dan atau hidrolis.
setiap bangunan saluran dioperasikan secara mekanis dan baik secara mekanis dan
induk dan sekunder berfungsi atau hidrolis, sedikit atau hidrolis, bocoran pada
dengan baik bocoran pada pintu pintu >20%-40%
secara mekanis antara 10%-20%.
dan atau
hidrolis.
2 Tubuh Tubuh bangunan Tubuh bangunan terdapat Tubuh bangunan
(30) bangunan dalam terdapat retakan retak struktural (rekahan) pecah/jebol/growong/roboh
kondisi utuh dan rambut dan terdapat dan terdapat pancaran air / dan terdapat tingkat bocoran
tidak terdapat bocoran kecil/rembesan bocoran < 10% debit aliran melebihi >10% debit aliran
bocoran air

2
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
3 Sayap sayap dalam keadaan sayap terdapat retakan Terdapat banyak
(10) bangunan masih utuh, tetapi terdapat struktural (rekahan)/pecah retakan/patahan/pecah-
baik dalam retakan kecil sehingga dibeberapa tempat pecah/jebol,growong,roboh
kondisi utuh air bisa merembes

4 Tidak ada bekas Terdapat bekas Terdapat bekas gerusan di Terdapat gerusan di lantai hilir
(10) gerusan di lantai gerusan di lantai hilir yg lantai hilir yg terus yg terus menerus dan
hilir yg terus belum membahayakan menerus dan membahayakan konstruksi
menerus dan konstruksi membahayakan konstruksi
membahayakan
konstruksi
5 Tanggul Tanggul mempunyai Tanggul mempunyai Tanggul tidak stabil, sudah
(10) mempunyai stabilitas yang baik, stabilitas yang kurang baik, terjadi retakan melintang atau
stabilitas yang tidak ada retakan sudah mulai ada retakan memanjang, ada alur,
baik, tidak ada melintang, memanjang, melintang atau amblesan >40 cm, dan banyak
retakan mulai ada alur, sedikit memanjang, mulai ada tumbuhan liar
melintang, amblesan antara 10 -20 alur, amblesan antara 20-
memanjang, cm, dan terdapat sedikit 40 cm, dan terdapat sedikit
tidak ada alur, tumbuhan liar tumbuhan liar
amblesan dan
tidak ada
tumbuhan liar
6  Tersedia  Tersedia papan  Tersedia papan operasi  papan operasi dalam kondisi
(10) papan operasi operasi yang namun kondisi kurang rusak atau tidak ada papan
dan masih kondisinya kurang jelas dibaca dan ada operasi
baik jelas dibaca kerusakan  Pencatatan data operasi
 Papan  Papan tersebut tidak  Papan tersebut tidak tidak ada
tersebut rutin selalu diisi data rutin diisi data opersi
diisi data operasi dengan dengan benar
operasi benar
dengan benar

b Pada setiap sadap tersier 1 1 Semua pintu Semua pintu pembagi Sebagian pintu pembagi Semua pintu pembagi dan Kuantitatif
(30) pembagi dan dan atau bagi sadap dan atau bagi sadap tidak atau bagi sadap tidak bisa pintu
atau bagi sadap dapat dioperasikan dapat dioperasikan dan dioperasikan secara mekanis
dapat berfungsi dengan baik sebagian berfungsi dengan dan atau hidrolis.
dioperasikan secara mekanis dan baik secara mekanis dan
berfungsi atau hidrolis, sedikit atau hidrolis, bocoran pada
dengan baik bocoran pada pintu pintu >20%-40%
secara mekanis antara 10%-20%.
dan atau
hidrolis.

3
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
2 Tubuh Tubuh bangunan Tubuh bangunan terdapat Tubuh bangunan
(30) bangunan dalam terdapat retakan retak struktural (rekahan) pecah/jebol/growong/roboh
kondisi utuh dan rambut dan terdapat dan terdapat pancaran air / dan terdapat tingkat bocoran
tidak terdapat bocoran kecil/rembesan bocoran < 10% debit aliran melebihi >10% debit aliran
bocoran air
3 Sayap sayap dalam keadaan sayap terdapat retakan Terdapat banyak
(10) bangunan masih utuh, tetapi terdapat struktural (rekahan)/pecah retakan/patahan/pecah-
baik dalam retakan kecil sehingga dibeberapa tempat pecah/jebol,growong,roboh
kondisi utuh air bisa merembes
4 Tidak ada bekas Terdapat bekas Terdapat bekas gerusan di Terdapat gerusan di lantai hilir
(10) gerusan di lantai gerusan di lantai hilir yg lantai hilir yg terus yg terus menerus dan
hilir yg terus belum membahayakan menerus dan membahayakan konstruksi
menerus dan konstruksi membahayakan konstruksi
membahayakan
konstruksi
5 Tanggul Tanggul mempunyai Tanggul mempunyai Tanggul tidak stabil, sudah
(10) mempunyai stabilitas yang baik, stabilitas yang kurang baik, terjadi retakan melintang atau
stabilitas yang tidak ada retakan sudah mulai ada retakan memanjang, ada alur,
baik, tidak ada melintang, memanjang, melintang atau amblesan >40 cm, dan banyak
retakan mulai ada alur, sedikit memanjang, mulai ada tumbuhan liar
melintang, amblesan antara 10 -20 alur, amblesan antara 20-
memanjang, cm, dan terdapat sedikit 40 cm, dan terdapat sedikit
tidak ada alur, tumbuhan liar tumbuhan liar
amblesan dan
tidak ada
tumbuhan liar
6  Tersedia  Tersedia papan  Tersedia papan operasi  papan operasi dalam kondisi
(10) papan operasi operasi yang namun kondisi kurang rusak atau tidak ada papan
dan masih kondisinya kurang jelas dibaca dan ada operasi
baik jelas dibaca kerusakan Pencatatan data operasi tidak
Papan tersebut Papan tersebut tidak Papan tersebut tidak rutin ada
rutin diisi data selalu diisi data operasi diisi data opersi dengan
operasi dengan dengan benar benar
benar

4
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
3.2 Pengukuran debit dapat 2.5 1 Bangunan Bangunan masih Bangunan berfungsi Bangunan tidak berfungsi
dilakukan sesuai dengan (80) masih berfungsi berfungsi mengukur mengukur debit namun mengukur debit dengan baik
rencana pengoperasian DI: 1 mengukur debit debit dengan baik tetapi tidak sempurna karena atau tidak sempurna (>40%).
pada bangunan dengan baik kurang sempurna banyaknya endapan
a pengambilan karena adanya lumpur (kesalahan baca <
(bendung/intake) endapan lumpur 40%)
dibagian hulu
bangunan (kesalahan
baca < 20%)
2 Terdapat papan Terdapat papan duga Terdapat papan duga Tidak terdapat papan duga
(20) duga yang dalam kondisi kurang dalam kondisi tidak dapat
masih baik jelas pembacaannya dibaca atau sebagian
kondisinya dan atau kurang tepat titik sudah rusak
tepat titik nolnya nolnya.
3 Terdapat Tabel Terdapat Tabel Terdapat Tabel Tidak terdapat Tabel
(20) pembacaan pembacaan debit pembacaan debit yang pembacaan debit
debit yang sudah dikalibrasi tetapi belum dikalibrasi
sudah dikalibrasi kurang tepat

b pada tiap bangunan 0,75 Idem Idem Idem Idem


pengukur (bagi, bagi
sadap, sadap)

c pada setiap sadap tersier 0,75 Idem Idem Idem Idem

3.3 Bangunan Pelengkap 2


berfungsi dan lengkap
a Pada Saluran Induk dan 0,8 1 Tidak terdapat Beberapa bagian Beberapa bagian terdapat Banyak terdapat bocor / retak /
Sekunder (30/ kebocoran terdapat sedikit kebocoran (pada lubang pecah (pada lubang syphon,
- Syphon 20*) (pada lubang kebocoran (pada syphon, lubang gorong- lubang gorong-gorong, kotak
- Gorong-gorong syphon, lubang lubang syphon, lubang gorong, kotak talang, pipa talang, pipa drainase) bocor
- Talang gorong-gorong, gorong-gorong, kotak drainase) atau ada antara >30%
- Cross Drain kotak talang, talang, pipa drainase) bocoran antara 20%-<30%
pipa drainase) atau ada bocoran
atau kondisi antara 10%-<20%
utuh dan tidak
ada bocoran
2 Fasilitas Fasilitas penguras Fasilitas penguras Fasilitas penguras tidak
(0/ penguras berfungsi dengan berfungsi dengan cukup berfungsi
10*) berfungsi cukup baik baik
dengan baik
3 Terdapat kisi- Terdapat kisi-kisi Terdapat kisi-kisi Tidak terdapat kisi-kisi
5
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
(10) kisi penyaring penyaring sampah penyaring sampah penyaring sampah (trashrack)
sampah (trashrack), kondisi baik (trashrack), kondisi 60% -
(trashrack) antara 80%-90% <80%

4 Konstruksi Konstruksi sayap dalam Konstruksi sayap dalam Terdapat banyak retakan /
(10) sayap masih keadaan utuh, tapi keadaan utuh, tapi patahan
baik seperti terdapat retakan ringan terdapat retakan yang
semula sehingga air bisa sedang sehingga air bisa
merembes merembes
5 Tidak ada bekas Terdapat kerusakan Terdapat kerusakan Terdapat kerusakan berat di
(15) kerusakan di ringan di lantai hilir yg sedang di lantai hilir dan lantai hilir dan membahayakan
lantai hilir yg belum membahayakan mulai membahayakan konstruksi
membahayakan konstruksi konstruksi
konstruksi
6 Tidak ada Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan dan
(20) tanda-tanda retak ringan namun retak dan longsor pada longsoran pada bangunan.
retak dan belum ada tanda bangunan.
longsor pada longsor pada
bangunan. bangunan.

7 Konstruksi lantai Lantai pengaman Lantai pengaman Lantai pengaman bangunan


(15) pengaman bangunan pada dasar bangunan pada dasar pada dasar sungai mengalami
bangunan aman sungai nampak ada sungai nampak ada pengelupasan dan degradasi
terhadap pengelupasan ringan pengelupasan sedang dihilir lantai sehingga
gerusan yang tidak membahayakan (<40%) dan mulai membahayakan konstruksi.
terjadi pada konstruksi membahayakan
dasar sungai konstruksi.
- Jembatan 1 Jembatan masih Jembatan diatas Jembatan diatas bendung Jembatan mengalami
(60) kokoh, dimensi bendung mengalami mengalami kerusakan kerusakan 50% dan
masih sesuai kerusakan ringan sedang dan mengalami dikhawatirkan terjadi
rencana (retakan kecil) sedikit retakan yang tidak keruntuhan
menyebabkan keruntuhan
2 Konstruksi Konstruksi sayap dalam Konstruksi sayap dalam Terdapat banyak retakan /
(20) sayap masih keadaan utuh, tapi keadaan utuh, tapi patahan
baik seperti terdapat retakan ringan terdapat retakan yang
semula sehingga air bisa sedang sehingga air bisa
merembes merembes
3 Tidak ada Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan dan
(20) tanda-tanda retak ringan namun retak dan longsor pada longsoran pada bangunan
retak dan belum ada tanda bangunan
longsor pada longsor padabangunan
bangunan
- Terjunan 1 Tidak terdapat Tidak terdapat bocoran, Beberapa bagian terdapat Banyak terdapat bocor / retak /
6
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
- Pelimpah Samping (40) kebocoran atau ada bagian yang retak kebocoran atau bagian pecah pada mercu bangunan
- Drain inlet bagian yang sedikit pada mercu yang retak atau pecah pelimpah atau ambang
retak atau pecah bangunan pelimpah pada mercu bangunan terjunan
pada mercu atau ambang terjunan pelimpah atau ambang
bangunan terjunan
pelimpah atau
ambang terjunan
2 Tidak terdapat Terdapat kerusakan Terdapat kerusakan Terdapat kerusakan berat di
(20) kerusakan di ringan di lantai hilir dan sedang dilantai hilir dan lantai hilir dan
lantai hilir dan belum membahayakan mulai membahayakan membahayakan konstruksi
membahayakan konstruksi konstruksi
konstruksi
5 Konstruksi Konstruksi sayap dalam Konstruksi sayap dalam Terdapat banyak retakan /
(20) sayap masih keadaan utuh, tapi keadaan utuh, tapi patahan
baik seperti terdapat retakan ringan terdapat retakan yang
semula sehingga air bisa sedang sehingga air bisa
merembes merembes
8 Tidak ada Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan dan
(20) tanda-tanda retak ringan namun retak dan longsor pada longsoran pada bangunan.
retak dan belum ada tanda bangunan.
longsor pada longsor pada
bangunan. bangunan.
- Tangga cucian 1 Konstruksi Konstruksi bangunan Konstruksi bangunan Konstruksi bangunan terdapat
- Tempat mandi hewan bangunan masih masih dalam keadaan mengalami kerusakan retakan/patahan yang cukup
baik utuh tetapi terdapat pada bagian yang besar sehingga tidak berfungsi
retakan kecil retak/patah .
b Pada bangunan syphon, 1,2 1 Tidak ada Ada sumbatan Ada sumbatan Sumbatan sampah, sedimen
gorong-gorong, jembatan, (100) sumbatan sampah,sedimen sampah,sedimen namun mengganggu aliran air (aliran
talang, cross-drain tidak sampah, namun tidak cukup mengganggu aliran < 60%)
terjadi penyumbatan sedimen mengganggu aliran air air (aliran 60% - <80%)
(aliran 80%-90%)

3.4 Semua perbaikan 2,5 Masuk


bangunan pada saluran kesuma
pembawa telah selesai bangunan

a Perbaikan bangunan 1.25 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan masih mencapai Jumlah
pengatur (Bagi/bagi, (100) mencapai 90- mencapai 80% – <90% 60 - <80% kurang dari 60% bangunan
Sadap/sadap) 100% yang rusak
sedang/reali
sasi
perbaikan
7
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
b Mistar Ukur, skalaliter dan 0.375 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan masih mencapai Idem
tanda muka air (100) mencapai 90- mencapai 80% – <90% 60 - <80% kurang dari 60%
100%
c Papan Operasi 0.5 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan masih mencapai Idem
(100) mencapai 90- mencapai 80% – <90% 60 - <80% kurang dari 60%
100%
d Bangunan Pelengkap 0.375 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan masih mencapai idem
(100) mencapai 90- mencapai 80% – <90% 60 - <80% kurang dari 60%
100%

4 Saluran Pembuang dan 4


Bangunannya
4.1 Semua saluran 3
pembuang dan
bangunannya telah
dibangun dan tercantum
dalam daftar
pemeliharaan serta telah
diperbaiki dan berfungsi
:
a Saluran pembuang dan 2
. bangunannya yang telah
dibangun dan tercantum
dalam daftar pemeliharaan
:
1). Saluran pembuang 1 1 Pembangunan Pembangunan saluran Pembangunan saluran Pembangunan saluran
(100) saluran pembuang telah pembuang telah mencapai pembuang baru mencapai <80
pembuang telah mencapai 90 - <100% 80 - <90% %
selesai100%
2). Bangunan pada saluran 0,5 1 Pembangunan Pembangunan Pembangunan bangunan Pembangunan bangunan pada
pembuang (100) bangunan pada bangunan pada saluran pada saluran pembuang saluran pembuang baru
saluran pembuang telah telah mencapai 80 - <90% mencapai <80 %
pembuang telah mencapai 90 - <100%
selesai100%
3). Saluran gendong 0,35 1 Pembangunan Pembangunan saluran Pembangunan saluran Pembangunan saluran
(100) saluran gendong gendong telah gendong telah mencapai gendong baru mencapai <80
telah mencapai 90 - <100% 80 - <90% %
selesai100%
4). Bangunan pada saluran 0,15 1 Pembangunan Pembangunan Pembangunan bangunan Pembangunan bangunan pada
gendong (100) bangunan pada bangunan pada saluran pada saluran pembuang saluran pembuang baru
saluran pembuang telah telah mencapai 80 - <90% mencapai <80 %
pembuang telah mencapai 90 - <100%

8
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
selesai100%

b Semua saluran pembuang 1


dan bangunannya telah
diperbaiki dan berfungsi :
1). Saluran pembuang 0,5 1 Saluran Saluran pembuang Saluran pembuang telah Saluran pembuang telah
(60) pembuang telah telah diperbaiki dan diperbaiki dan berfungsi diperbaiki dan berfungsi baru
selesai berfungsi mencapai 90 mencapai 80 - <90% mencapai <80 %
diperbaiki dan - <100%
berfungsi 100%
2 Profil setiap Profil pada beberapa Profil pada beberapa Profil pada setiap ruas
(40) saluran ruas mengalami saluran mengalami mengalami perubahan dan
memenuhi perubahan kecil perubahan dan penurunan kapasitas berkurang lebih dari
kapasitas sehingga kapasitas kapasitas berkurang lebih 50% dari kapasitas rencana
rencana berkurang 20% dari 40% dari kapasitas
rencana
2). Bangunan pada saluran 0,25 1 Bangunan pada Bangunan pada Bangunan pada Saluran Bangunan pada Saluran
pembuang (60) Saluran Saluran pembuang pembuang telah diperbaiki pembuang telah diperbaiki dan
pembuang telah telah diperbaiki dan dan berfungsi mencapai 80 berfungsi baru mencapai <80
selesai berfungsi mencapai 90 - <90% %
diperbaiki dan - <100%
berfungsi 100%
2 Tidak ada Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan dan
(40) tanda-tanda retak ringan namun retak dan longsor pada longsoran pada bangunan
retak dan belum ada tanda bangunan
longsor pada longsor pada bangunan
bangunan
3). Saluran gendong 0,18 1 Saluran Saluran gendong telah Saluran gendong telah Saluran gendong telah
(60) gendong telah diperbaiki dan berfungsi diperbaiki dan berfungsi diperbaiki dan berfungsi baru
selesai mencapai 90 - <100% mencapai 80 - <90% mencapai <80 %
diperbaiki dan
berfungsi 100%
2 Profil setiap Profil pada beberapa Profil pada beberapa Profil pada setiap ruas
(40) saluran ruas mengalami saluran mengalami mengalami perubahan dan
memenuhi perubahan kecil perubahan dan penurunan kapasitas berkurang lebih dari
kapasitas sehingga kapasitas kapasitas berkurang lebih 50% dari kapasitas rencana
rencana berkurang 20% dari 40% dari kapasitas
rencana
4). Bangunan pada saluran 0,07 1 Bangunan pada Bangunan pada Bangunan pada Saluran Bangunan pada Saluran
gendong (60) Saluran Saluran gendong telah gendong telah diperbaiki gendong telah diperbaiki dan
gendong telah diperbaiki dan berfungsi dan berfungsi mencapai 80 berfungsi baru mencapai <80
selesai mencapai 90 - <100% - <90% %
diperbaiki dan
9
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
berfungsi 100%

2 Tidak ada Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan dan
(40) tanda-tanda retak ringan namun retak dan longsor pada longsoran pada bangunan
retak dan belum ada tanda bangunan
longsor pada longsor pada bangunan
bangunan

4.2 Tidak ada masalah banjir 1 1 Tidak terjadi Banjir menggenangi Banjir menggenangi Banjir menggenangi =>30%
yang menggenangi (100) masalah banjir <20% areal sawah dan =<30% area sawah dan area sawah dan ketinggian
yang serius ketinggian genangan ketinggian genangan 15 – genangan >20 cm
tinggi genangan 10 – 15 cm 20 cm
<10 cm
5 Jalan masuk / inspeksi 4
5.1 Jalan masuk ke bangunan 2 1 Prosentase Prosentase kondisi Prosentase kondisi Prosentase kondisi kerusakan kuantitatif
utama dalam kondisi baik (70) kondisi kerusakan di jalan kerusakan di jalan masuk di jalan masuk ke bangunan
kerusakan di masuk ke bangunan ke bangunan utama 21- utama >40%
jalan masuk ke utama 10-20% 40%
bangunan
utama <10%
2 Tidak terdapat Sebagian kecil terdapat Terdapat beberapa Banyak tanaman dan
(30) tanaman dan tanaman dan atau tanaman dan bangunan bangunan liar yang
bangunan liar bangunan liar tetapi liar yang mengganggu mengganggu
yang belum mengganggu
mengganggu
5.2 Jalan inspeksi dan jalan 1 1 Prosentase Prosentase kondisi Prosentase kondisi Prosentase kondisi kerusakan
setapak sepanjang saluran (70) kondisi kerusakan di jalan kerusakan di jalan inspeksi di jalan inspeksi dan setapak
telah diperbaiki kerusakan di inspeksi dan setapak dan setapak 21-40% >40%
jalan inspeksi 10-20%
dan setapak
<10%
2 Tidak terdapat Sebagian kecil terdapat Terdapat beberapa Banyak tanaman dan
(30) tanaman dan tanaman dan atau tanaman dan bangunan bangunan liar yang
bangunan liar bangunan liar tetapi liar yang mengganggu mengganggu
yang belum mengganggu
mengganggu
5.3 Setiap bangunan dan 1 1 Prosentase Prosentase Prosentase perbandingan Prosentase perbandingan
saluran yang dipelihara (100) perbandingan perbandingan jumlah jumlah bangunan dan jumlah bangunan dan saluran
dapat dicapai dengan jumlah bangunan dan saluran saluran yang dapat yang dapat diakses dengan

10
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
mudah bangunan dan yang dapat diakses diakses dengan mudah 50- mudah <50%
(Aksesibilitas inspeksi dan saluran yang dengan mudah 80- 79%
setapak) dapat diakses 100%
dengan mudah
80-100%

6 Kantor Perumahan dan 5


Gudang
6.1 Kantor memadai untuk :
a Ranting/Pengamat/UPTD 1 1 Kondisi kantor Kondisi kantor Kondisi kantor Pengamat / Kondisi kantor Pengamat /
(70) Pengamat / Pengamat / UPTD baik UPTD baik kurang baik UPTD baik tidak baik dan
UPTD baik dan cukup baik dan dan berfungsi (kerusakan kurang berfungsi (kerusakan
berfungsi berfungsi (kerusakan antara 21%-40%) >40%)
(kerusakan antara 10%-20%)
dibawah 10%)

2 Terdapat Terdapat peralatan Terdapat peralatan kantor Terdapat peralatan kantor


(30) peralatan kantor kantor yang cukup yang kurang memadai yang tidak memadai/kurang
yang memadai memadai (meja, kursi, (meja, kursi, almari, rak lengkap dan rusak (meja,
(meja, kursi, almari, rak buku buku administrasi, alat kursi, almari, rak buku
almari, rak buku administrasi, alat tulis, tulis, dll) administrasi, alat tulis, dll)
administrasi, dll)
alat tulis, dll)

b Mantri / juru pengairan 1 1 Kondisi kantor Kondisi kantor mantri / Kondisi kantor mantri / juru Kondisi kantor mantri / juru
(70) mantri / juru juru pengairan cukup pengairan kurang baik dan pengairan tidak baik dan
pengairan baik baik dan berfungsi berfungsi (kerusakan kurang berfungsi (kerusakan
dan berfungsi (kerusakan antara antara 21%-40%) >40%)
(kerusakan 10%-20%)
dibawah 10%)
2 Terdapat Terdapat peralatan Terdapat peralatan kantor Terdapat peralatan kantor
(30) peralatan kantor kantor yang cukup yang kurang memadai yang tidak memadai/kurang
yang memadai memadai (meja, kursi, (meja, kursi, almari, rak lengkap dan rusak (meja,
(meja, kursi, almari, rak buku buku administrasi, alat kursi, almari, rak buku
almari, rak buku administrasi, alat tulis, tulis, dll) administrasi, alat tulis, dll)
administrasi, dll)
alat tulis, dll)
6.2 Perumahan memadai
untuk :
a Ranting/Pengamat/UPTD 0,5 1 Kondisi rumah Kondisi rumah cukup Kondisi rumah Pengamat / Kondisi rumah Pengamat /
(70) Pengamat / Pengamat / UPTD baik UPTD kurang baik dan UPTD tidak baik dan kurang
UPTD baik dan dan berfungsi berfungsi (kerusakan berfungsi (kerusakan >40%)
berfungsi (kerusakan antara antara 21%-40%)

11
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
(kerusakan 10%-20%)
dibawah 10%)

2 Terdapat kamar Terdapat kamar tamu, Terdapat kamar tamu, Terdapat kamar tamu, kamar
(30) tamu, kamar kamar tidur dan kamar kamar tidur dan kamar tidur dan kamar mandi dan
tidur dan kamar mandi dan mandi dan perlengkapan perlengkapan lainnya yang
mandi dan perlengkapan lainnya lainnya yang kurang tidak memadai/rusak/tidak
perlengkapan yang cukup memadai memadai (meja, kursi, lengkap (meja, kursi, almari,
lainnya yang (meja, kursi, almari, dll) almari, dll) dll)
memadai (meja,
kursi, almari, dll)
c Mantri/Juru pengairan 0,5 1 Kondisi rumah Kondisi rumah mantri / Kondisi rumah mantri / juru Kondisi rumah mantri / juru
(70) mantri / juru juru pengairan cukup pengairan kurang baik dan pengairan tidak baik dan
pengairan baik baik dan berfungsi berfungsi (kerusakan kurang berfungsi (kerusakan
dan berfungsi (kerusakan antara antara 21%-40%) >40%)
(kerusakan 10%-20%)
dibawah 10%)
2 Terdapat kamar Terdapat kamar tamu, Terdapat kamar tamu, Terdapat kamar tamu, kamar
(30) tamu, kamar kamar tidur dan kamar kamar tidur dan kamar tidur dan kamar mandi dan
tidur dan kamar mandi dan mandi dan perlengkapan perlengkapan lainnya yang
mandi dan perlengkapan lainnya lainnya yang kurang tidak memadai/rusak/tidak
perlengkapan yang cukup memadai memadai (meja, kursi, lengkap (meja, kursi, almari,
lainnya yang (meja, kursi, almari, dll) almari, dll) dll)
memadai (meja,
kursi, almari, dll)
6.3 Gudang memadai untuk :
a Ranting/Pengamat/UPTD 1 1 Kondisi gudang Kondisi gudang Kondisi gudang Pengamat Kondisi gudang Pengamat /
(70) Pengamat / Pengamat / UPTD / UPTD kurang baik dan UPTD tidak baik dan kurang
UPTD baik dan cukup baik dan berfungsi (kerusakan berfungsi (kerusakan >40%)
berfungsi berfungsi (kerusakan antara 21%-40%)
(kerusakan antara 10%-20%)
dibawah 10%)
2 Fungsi gudang Fungsi gudang cukup Fungsi gudang kurang Fungsi gudang tidak memadai
(30) memadai untuk memadai untuk memadai untuk untuk menyimpan barang-
menyimpan menyimpan barang- menyimpan barang-barang barang perlengkapan
barang-barang barang perlengkapan perlengkapan bangunan ini bangunan ini
perlengkapan bangunan ini
bangunan ini

12
Nilai
Kondisi
Bobot NO/ Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek
No Uraian Baik Sekali Keterangan
Standar BP (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)%
(90 - 100)%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
b Bangunan Utama (BD) 0.5 1 Kondisi gudang Kondisi gudang untuk Kondisi gudang untuk Kondisi gudang untuk
(70) untuk bangunan bangunan utama cukup bangunan utama kurang bangunan utama tidak baik
utama baik dan baik dan berfungsi baik dan berfungsi dan kurang berfungsi
berfungsi (kerusakan antara (kerusakan antara 21%- (kerusakan >40%)
(kerusakan 10%-20%) 40%)
dibawah 10%)
2 Fungsi gudang Fungsi gudang cukup Fungsi gudang kurang Fungsi gudang tidak memadai
(30) memadai untuk memadai untuk memadai untuk untuk menyimpan peralatan
menyimpan menyimpan peralatan menyimpan peralatan operasi dan pemeliharaan
peralatan operasi dan operasi dan pemeliharaan
operasi dan pemeliharaan
pemeliharaan
c Skot balok dan 0,5 1 Kondisi gudang Kondisi gudang untuk Kondisi gudang untuk Kondisi gudang untuk
pelengkapan di (70) untuk bangunan bangunan skot balok bangunan skot balok bangunan skot balok tidak baik
bangunan lain skot balok baik cukup baik dan kurang baik dan berfungsi dan kurang berfungsi
dan berfungsi berfungsi (kerusakan (kerusakan antara 21%- (kerusakan >40%)
(kerusakan antara 10%-20%) 40%)
dibawah 10%)
2 Fungsi gudang Fungsi gudang cukup Fungsi gudang kurang Fungsi gudang tidak memadai
(30) memadai untuk memadai untuk memadai untuk untuk menyimpan peralatan
menyimpan menyimpan peralatan menyimpan peralatan operasi dan pemeliharaan
peralatan operasi dan operasi dan pemeliharaan
operasi dan pemeliharaan
pemeliharaan

13

Anda mungkin juga menyukai