Anda di halaman 1dari 69

PT-PLA C 1.

1 - 2010

PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL
DAN
IRIGASI AIR TANAH DALAM

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR


DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN IR
DEPARTEMEN PERTANIAN
2010
KATA PENGANTAR dinas lingkup Pertanian di tingkat Kabupaten/Kota) sesuai
  dengan kondisi dan potensi di daerah masing-masing
 
Kegiatan Pengembangan Irigasi Air Tanah (Irigasi Air Buku pedoman ini dibagi menjadi 2 bagian, masing-

Tanah Dangkal dan Irigasi Air Tanah Dalam) dalam menunjang masing terdiri dari Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air

pembangunan pertanian merupakan salah satu bentuk upaya Tanah Dalam dan Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air

pengembangan sumber air irigasi untuk usaha pertanian, baik Tanah Dangkal. Oleh karena itu, penggunaan atau peman-

untuk sub-sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, faatan buku pedoman ini harus disesuaikan dengan jenis

maupun peternakan. kegiatan yang akan dilaksanakan di masing-masing daerah.

Petunjuk/pedoman teknis pengembangan irigasi air Demikian semoga pedoman ini dapat dijadikan sebagai

tanah dangkal dan dalam ini disusun dengan maksud untuk acuan/petunjuk oleh para pelaksana kegiatan dengan sebaik-

menjadi pedoman atau petunjuk atau acuan pelaksanaan bagi baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

para pelaksana kegiatan pengelolaan air, khususnya pengem-


bangan irigasi air tanah di daerah (Propinsi dan Kabupaten/
Jakarta, Januari 2010
Kota). Pedoman teknis ini diharapkan dapat membantu dan
mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan, terutama Direktur Pengelolaan Air,

dalam mengartikan dan merinci ketentuan-ketentuan teknis


di tingkat lapangan.

Dengan pertimbangan bahwa kondisi dan potensi antar


Ir. Tunggul Iman Panudju, M.Sc
daerah yang sangat bervariasi, maka pedoman teknis ini
NIP. 19580526 198703 1 002
harus dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Petunjuk
Pelaksanaan oleh Satker Propinsi (Dinas-dinas lingkup
Pertanian di tingkat Propinsi) dan selanjutnya dalam
bentuk Petunjuk Teknis oleh Satker Kabupaten (Dinas-  
 
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal i Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal ii
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal i Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal ii
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
BAGIAN I
DAFTAR ISI E. Pelatihan ..................................................19
PEDOMAN TEKNIS F. Pemanfaatan .............................................19
PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL G. Pembiayaan...............................................19
I. Waktu Pelaksanaan ......................................20
KATA PENGANTAR .................................................i V. MONITORING DAN EVALUASI ..............................21
DAFTAR ISI ........................................................ iii A. Indikator Kinerja.........................................21
I. PENDAHULUAN ................................................ 1 B. Monitoring dan Evaluasi.................................21
A. Latar Belakang ............................................ 1 C. Pelaporan .................................................22
B. Tujuan dan Sasaran....................................... 3 D. Pengendalian .............................................22
C. Pengertian ................................................. 4 DAFTAR PUSTAKA................................................24
II. PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL......... 6 LAMPIRAN
A. Persyaratan Lokasi........................................ 6
B. Persyaratan Petani/Kelompok .......................... 7  
III. KOMPONEN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL ............... 8  
A. Komponen Irigasi Air Tanah Dangkal................... 8  
 
1. Sumur ................................................. 8  
2. Pompa Air............................................. 9  
 
3. Jaringan Distribusi .................................. 9  
B. Kriteria Teknis ...........................................10  
IV. PELAKSANAAN................................................14  
 
A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana......14  
B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan  
 
Irigasi Air Tanah Dangkal ...............................17
C. Operasi dan Pemeliharaan .............................18
D. Pembinaan ................................................18
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal iii Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal iv
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal iii Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal iv
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
BAGIAN II
DAFTAR ISI E. Pembinaan ...............................................26
PEDOMAN TEKNIS F. Pemanfaatan .............................................26
PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DALAM G. Pembiayaan...............................................27
I. Waktu Pelaksanaan ......................................27
V. MONITORING DAN EVALUASI ..............................28
I. PENDAHULUAN ................................................ 1 A. Indikator Kinerja.........................................28
A. Latar Belakang ............................................ 1 B. Monitoring dan Evaluasi.................................28
B. Tujuan dan Sasaran....................................... 3 C. Pelaporan .................................................29
C. Pengertian ................................................. 4 D. Pengendalian ........................................... 298
II. PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DALAM ............ 7 LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK
A. Persyaratan Lokasi........................................ 8 MENENTUKAN TITIK LOKASI PENGEBORAN..................31
B. Persyaratan Petani ......................................10 DAFTAR PUSTAKA................................................33
III. KOMPONEN IRIGASI AIR TANAH DALAM..................11 LAMPIRAN
A. Komponen Irigasi Air Tanah Dalam....................11
1. Sumur ................................................11
2. Pompa Air dan Perlengkapannya.................12
3. Rumah Pompa/Genset.............................13
4. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) .................14
B. Kriteria Teknis ...........................................16
IV. PELAKSANAAN................................................19
A. Survey Investigasi dan Desain Sederhana ............19
B. Konstruksi/Pengembangan Irigasi Air Tanah
Dalam ......................................................23
C. Operasi dan Pemeliharaan .............................25
D. Pelatihan ..................................................25

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal v Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal vi
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal v Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal vi
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
BAGIAN I  permukaan tanahnya konstan. Pengambilan air tanah
PEDOMAN TEKNIS sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat
PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL meningkatkan produktivitas pertanian juga memung-
kinkan terjadinya akselerasi sirkulasi air tanah.
I. PENDAHULUAN Secara teroritis, berdasarkan pemanfaatannya, maka
ada dua jenis air tanah yaitu : (1) air tanah dangkal
A. Latar Belakang dan (2) air tanah dalam.

Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau,


waduk, embung dan lain-lain telah lama dilakukan Pengelompokan ini sangat erat kaitannya dengan
masyarakat. Namun demikian, karena kebutuhannya pemanfaatan air tanah dan kebutuhan
belum proporsional dibandingkan dengan infrastrukturnya. Bagi daerah yang mempunyai potensi
ketersediaannya terutama pada musim kemarau, sumber air tanah dangkal, pemanfaatannya akan lebih
maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada mudah karena infrastruktur yang diperlukan lebih
periode tersebut mengalami kekeringan. Berdasarkan sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh petani
fakta empirik tersebut, maka perlu dipikirkan setempat secara mandiri ataupun jika memerlukan
alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air dukungan masih pada tingkatan yang relatif terbatas.
tanaman dari sumber air yang lain. Air tanah Sumber air tanah dangkal umumnya terdapat di dalam
merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat lapisan-lapisan tanah yang tidak begitu dalam,
dikembangkan untuk pertanian. sehingga memungkinkan untuk diangkat ke permukaan
dengan menggunakan pompa.

Pertimbangannya, potensi air tanah di suatu wilayah


relatif tetap apabila tidak diusahakan, maka pengisian Pemanfaatan air tanah dangkal dari sumur-sumur yang
air tanah (water recharging) tidak terjadi secara diangkat dengan menggunakan pompa memerlukan
alamiah, karena beda potensial antara air tanah dan biaya tambahan, baik untuk pengadaan pompa
maupun pembuatan bangunan penampung (reservoir)
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 1 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 2
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 1 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 2
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
sebagai tandon air. Oleh karena itu, perlu adanya a. Terbangunnya irigasi air tanah dangkal
dukungan pembiayaan yang akan berasal dari jenis sebanyak 706 unit (alokasi per kabupaten
komoditas yang diusahakan petani dan kelompoknya berdasarkan DIPA dan POK dapat dilihat pada
sehingga keberlanjutan (sustainability) usaha pompa Lampiran 1).
dalam pendayagunaan air tanah dangkal dapat b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada
dipertahankan. Agar nilai manfaat air tanah dangkal lahan pertanian seluas 3.530 ha.
dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang mekanisme
c. Berkurangnya resiko kegagalan usahatani
pembayaran biaya operasional dan pemeliharaan (OP)
karena kekurangan air irigasi/kekeringan.
dalam kelompok (partisipasi petani), agar ketergan-
d. Meningkatnya produksi usahatani melalui
tungan kepada pemerintah dapat diminimalkan.
peningkatan areal tanam dan peningkatan
produktivitas.
B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan : C. Pengertian
Tujuan kegiatan Pengembangan Irigasi Air Tanah
1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah
Dangkal adalah :
atau batuan di bawah permukaan tanah.
a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi pada
2. Air Tanah Dangkal : air yang terdapat dalam
lahan pertanian, terutama pada lahan kering
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
dan tadah hujan.
tanah pada kedalaman < 30 meter.
b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas
3. Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan
tanam, dan produktivitas usaha tani.
pembuangan air untuk menunjang usaha
c. Meningkatkan kualitas produksi pertanian dan pertanian, termasuk di dalamnya irigasi air
pendapatan petani. permukaan, irigasi air tanah, irigasi tambak, dan
2. Sasaran : irigasi rawa.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 3 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 4
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 3 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 4
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
4. Sumber Air : tempat atau wadah air alami dan/
II. PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL 
atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun
di bawah permukaan tanah. Agar pengembangan irigasi air tanah dangkal dapat
berhasil dengan baik, maka pemilihan lokasi harus
5. Sumber Air Irigasi : tempat atau wadah air alami
dilakukan dengan tepat. Beberapa kriteria yang perlu
dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,
diperhitungkan antara lain :
ataupun di bawah permukaan tanah yang dapat
dipergunakan untuk irigasi.
A. Persyaratan Lokasi
6. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasar
garis lintang, garis bujur, dan ketinggian di atas 1. Di lokasi yang bersangkutan mempunyai potensi air
permukaan laut. tanah dangkal, baik kuantitas maupun kualitasnya.
7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan Potensi sumber air tanah dangkal yang tersedia
bangunan yang merupakan satu kesatuan dan paling tidak dapat memberikan air irigasi
diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran suplementer (supplementary irrigation) pada areal
irigasi air tanah yang mencakup penyediaan, seluas kurang lebih 5 hektar sesuai jenis komoditas
pengambilan, penyaluran dan pembagian. yang diusahakan.

8. Muka air bawah tanah : permukaan air tanah di 2. Di lokasi yang bersangkutan usahataninya sudah
dalam sumurbor dihitung dari muka tanah berkembang atau paling tidak daerah tersebut
setempat atau titik acuan lain. sesuai untuk pengembangan usaha tani tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan.
3. Pengembangan usaha tani di lokasi tersebut sering
mengalami kendala/masalah air/kekeringan.
4. Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah
hujan dan lahan kering kawasan tanaman pangan,
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 5 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 6
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 5 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 6
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
hortikultura, dan perkebunan. Untuk kawasan 3. Dalam pengelolaannya termasuk pemanfaatannya,
peternakan, digunakan untuk hijauan makanan sarana/fasilitas/peralatan irigasi air tanah dangkal
ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak. tidak boleh dikuasai secara perorangan tetapi
5. Dapat dikembangkan di lokasi Daerah Irigasi (DI) harus digunakan oleh anggota kelompok.
yang memiliki jaringan irigasi di mana kondisi
III. KOMPONEN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL
ketersediaan air pada musim kemarau tidak
mampu mengairi lahan usaha tani. A. Komponen Irigasi Air Tanah Dangkal
6. Lahan usaha tani yang akan mendapat pelayanan
Agar air tanah dangkal dapat dimanfaatkan untuk air
irigasi air tanah dangkal yang akan dibangun
irigasi, maka diperlukan upaya pengambilan/
adalah lahan milik petani.
pengangkatan ke permukaan tanah, misalnya dengan
pompa. Minimal ada tiga komponen yang diperlukan
B. Persyaratan Petani/Kelompok
agar air tanah dangkal tersedia untuk irigasi : (a)
1. Petani di lokasi memerlukan irigasi air tanah sumur (b) pompa air dan motor penggerak dan (c)
dangkal dan mampu memanfaatkan serta jaringan distribusi.
merawatnya dengan baik termasuk menyediakan
1. Sumur
dana operasional dan pemeliharaan yang
dibuktikan dari surat pernyataan kelompok tani Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu
atas nama petani. harus dibuat sumur sebagai tempat pengambilan.
2. Diprioritaskan pada kelompok tani/P3A yang sudah Sumur tersebut dapat
terbentuk atau akan membentuk kelompok tani/ berupa sumur gali (cara
P3A/P3AT apabila dibangun irigasi air tanah pengembangannya dengan
dangkal. digali) dan sumur bor/
sumur pantek (cara
pengembangannya dengan
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 7 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 8
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 7 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 8
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
dibor). Kedalaman sumur yang dibuat disesuaikan irigasi air tanah (JIAT), yang terdiri atas: saluran,
dengan kedalaman air tanah ( < 30 m ). bangunan pengatur berupa pintu dan boks pembagi,
bangunan pengatur debit dan katup penutup yang
2. Pompa Air berfungsi untuk mengatur arah aliran dalam pipa.
Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam Untuk mengurangi
tanah ke permukaan kehilangan air (water

tanah. Jenis pompa losses) dalam


penyaluran, JIAT perlu
air yang biasa
dibuat secara permanen
digunakan untuk air
dengan dilining ataupun
tanah dangkal pada
menggunakan sistim perpipaan. 
umumnya pompa
jenis sentrifugal.
Pompa air B. Kriteria Teknis
digerakkan dengan motor penggerak bertenaga diesel
atau bensin atau tenaga listrik atau tenaga angin Pengertian 1 unit irigasi air tanah dangkal berdasarkan
(kincir angin). Pompa air tanah dangkal bersifat luas layanan oncoran adalah sebagai berikut :
mobile (dapat dipindah-pindahkan), dimana 1 (satu) a. 1 (satu) buah pompa air dan motor penggeraknya
unit pompa air akan digunakan untuk melayani dengan 1 (satu) atau lebih sumur bor/sumur gali
beberapa sumur. termasuk saluran distribusinya, atau
b. 2 (dua) buah pompa air dan motor penggeraknya
3. Jaringan Distribusi
dengan 2 (dua) buah atau lebih sumur bor/sumur
Untuk mengalirkan air gali termasuk jaringan distribusinya.
dari pompa ke lahan
usahatani, maka perlu
dibangun jaringan
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 9 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 10
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 9 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 10
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Alternatif pilihan butir a atau b didasarkan pada kecu- ƒ dapat diterima petani, mudah dalam
kupan dana dan diuraikan dalam Rencana Anggaran perawatan dan suku cadang tersedia di pasar
Biaya (RAB). setempat.
ƒ Diutamakan telah memiliki/memenuhi SNI atau
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memiliki sertifikat hasil uji dari intansi atau
pengembangan irigasi air tanah dangkal antara lain : lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
pemerintah.
a. Sumur :

ƒ dapat dibuat dalam bentuk sumur gali atau


sumur bor. Diameter sumur gali dengan
diameter lebih kurang 1 meter. Bila struktur c. Pipa-pipa :
tanahnya labil, dinding sumur dapat diperkuat ƒ Pipa-pipa diperlukan untuk pipa selubung luar
dengan tembok atau buis beton. Untuk sumur (casing pada sumur bor), pipa/selang hisap,
bor/pantek, diameter selubungnya disesuaikan dan pembuangan.
dengan kondisi jenis pompanya.
ƒ Terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon)
ƒ Kedalaman sumur disesuaikan dengan keda- cukup kuat.
laman dan ketebalan lapisan akuifer.
ƒ Diutamakan yang telah memiliki SNI atau
b. Pompa air : sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga
ƒ tipe : sentrifugal atau axial. sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
ƒ penggerak : motor bertenaga diesel atau pemerintah.
bensin, tenaga listrik atau tenaga angin (kincir d. Jaringan Distribusi (JIAT)
angin). ƒ Penyempurnaan jaringan distribusi
dimaksudkan agar air yang dikeluarkan dari
pompa dapat dimanfaatkan seefisien dan
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 11 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 12
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 11 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 12
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
seefektif mungkin, dengan mengurangi
IV. PELAKSANAAN
kebocoran/ kehilangan air pada saluran
tersebut. Tahapan pengembangan irigasi air tanah dangkal
dapat dilaksanakan sebagai berikut :
ƒ Jaringan distribusi tersebut dapat berupa pipa
atau selang yang tahan bocor.
A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana

1. Survey Investigasi
ƒ Survey investigasi dimaksudkan untuk
mendapatkan calon lokasi dan petani yang
sesuai untuk pengembangan irigasi air tanah
dangkal, baik dari segi teknis maupun sosial.
ƒ Pelaksanaan survei investigasi dikoordinasikan
dengan instansi/Sub Dinas terkait terutama
dengan Sub Dinas yang menangani komoditas
yang akan dikembangkan.
ƒ Pelaksanaan survei investigasi dibiayai oleh
daerah (tidak termasuk dalam dana TP yang
dialokasikan) dan dilaksanakan oleh petugas
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama
dengan petugas Kecamatan.
ƒ Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi
persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kabupaten/Kota sebagai lokasi pengembangan
irigasi air tanah dangkal.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 13 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 14
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 13 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 14
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
ƒ Laporan hasil survei investigasi paling tidak letak/lokasi sumur (koordinat sumur),
memuat : kedalaman sumur, dan rancangan jaringan
a. Letak lokasi berdasarkan daerah irigasi yang akan dibangun. Satu hal yang
administratif dan koordinat lintang dan perlu diperhitungkan dalam penyusunan desain
bujur dengan menggunakan Global sumur air tanah dangkal sederhana yaitu dalam
Positioning System/GPS atau ekstrapolasi hal distribusi. Untuk menekan biaya
dari peta topografi yang tersedia. operasional dalam hal distribusi air, maka air
tanah dangkal yang telah diangkat dari
b. Kondisi usaha tani dan jenis komoditi yang
sumbernya dengan menggunakan pompa air
layak dikembangkan.
dapat ditampung pada posisi yang lebih tinggi
c. Gambar/sketsa saluran distribusi.
dibandingkan daerah layanan irigasinya dengan
d. Potensi air tanah dangkal untuk kebutuhan menggunakan bak penampung air (jika dananya
irigasi, meliputi kedalaman dan kapasitas mencukupi), sehingga dapat didistribusikan ke
pompa/air yang keluar dari mesin pompa. lahan usaha tani dengan gaya gravitasi.
e. Luas layanan oncoran (command area) yang 3. Kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin
akan diairi.
Berdasarkan hasil SID akan dapat diketahui
2. Desain/rancangan sederhana irigasi air tanah kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin yang
dangkal diperlukan. Data kedalamam dan potensi air
ƒ Rancangan/desain sederhana disusun untuk tanah, ketinggian bak penampung dari posisi
lokasi yang ditetapkan sebagai calon lokasi pompa air dan luas lahan oncoran dapat digunakan
pengembangan irigasi air taanah dangkal. untuk menetapkan spefisikasi pompa air,
spesifikasi motor penggerak pompa, jumlah dan
ƒ Rancangan/desain irigasi air tanah dangkal
spesifikasi kebutuhan pipa-pipa, dan
sederhana sekurang-kurangnya mencakup luas
pembangunan/perbaikan jaringan irigasi yang
lahan yang akan diairi (daerah oncoran),
diperlukan.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 15 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 16
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 15 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 16
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
C. Operasi dan Pemeliharaan
4. Kebutuhan anggaran
1. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi air
Meliputi perkiraan kebutuhan biaya untuk tanah dangkal diserahkan kepada petani/kelompok
pengadaan bahan, peralatan, pompa air dan tani.
perlengkapannya, pengembangan sumur,
2. Biaya operasi dan pemeliharaan irigasi air tanah
pemasangan pipa-pipa, dan pengembangan/
dangkal menjadi tanggungjawab petani/kelompok
perbaikan jaringan distribusinya. Perkiraan
tani sebagai penerima manfaat.
kebutuhan anggaran ini dijadikan acuan dalam
3. Besarnya iuran pelayanan irigasi yang dibutuhkan,
penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS).
ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah
anggota/kelompok tani.
B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi
Air Tanah Dangkal
D. Pembinaan
1. Pelaksanaan Konstruksi/pengembangan irigasi air
tanah dangkal dilaksanakan dengan pola Bansos 1. Pembinaan terhadap petani penerima manfaat
(dana ditransfer langsung ke rekening kelompok dilakukan Dinas “Pertanian” Propinsi dan
tani). Pola pelaksanaan Bansos mengikuti keten- Kabupaten/Kota secara berkelanjutan.
tuan yang ada dalam Pedoman Umum Bansos 2. Pembinaan antara lain meliputi teknik operasi dan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air. pemeliharaan irigasi air tanah dangkal, pemilihan
2. Pelaksanaan pengembangan irigasi air tanah komoditas yang diusahakan, teknik budidaya,
dangkal dilakukan berdasarkan kepada usulan yang panen, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran
diajukan oleh petani/kelompoktani seperti RUKK hasil, serta pengembangan usaha lainnya.
(Rencana Usulan Kerja Kelompok) setelah
mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kab/Kota
(contoh RUKK dapat dilihat pada Lampiran 2).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 17 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 18
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 17 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 18
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
E. Pelatihan I. Waktu Pelaksanaan

1. Petani/kelompok tani penerima manfaat diberikan Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan


pelatihan terutama teknis operasional dan irigasi air tanah dangkal mengacu pada jadwal palang
pemeliharaan jaringan irigasi air tanah. pelaksanaan sebagaimana terdapat pada Lampiran 3.
2. Pelatihan teknis operasi jaringan irigasi air tanah
dangkal dilaksanakan oleh pihak ketiga/pelaksana
pengadaan dan pemasangan irigasi air tanah.

F. Pemanfaatan

Dengan pertimbangan biaya investasi, operasi dan


pemeliharaan yang relatif tinggi, maka
pemanfaatannya harus dilakukan secara efektif dan
efisien.

G. Pembiayaan

Biaya yang tersedia untuk pengembangan irigasi air


tanah dangkal dipergunakan untuk pembuatan sumur
bor/gali, pengadaaan pipa-pipa, pompa air dan
perlengkapannya, jaringan irigasi/distribusi.
Kebutuhan biaya untuk SID dan pembinaan
disediakan dari APBD Propinsi, APBD Kabupaten/
Kota, dan partisipasi masyarakat.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 19 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 20
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 19 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 20
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
2. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir tahun.
V. MONITORING DAN EVALUASI

A. Indikator Kinerja C. Pelaporan

Beberapa indikator kinerja yang digunakan sebagai 1. Terdapat 2 (tiga) jenis laporan yang harus dibuat
ukuran untuk penilaian kinerja kegiatan yaitu Laporan Perkembangan dan Laporan Akhir.
Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal adalah 2. Laporan Bulanan memuat perkembangan
sebagai berikut : pelaksanaan kegiatan yang disusun setiap bulan,
1. Output : Terbangun dan berfungsinya irigasi berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai
air tanah dangkal. bulan berjalan. Laporan Bulanan dikirim ke Dinas
2. Outcome : Terjadinya peningkatan keter- Pertanian Propinsi dengan tembusannya
sediaan air irigasi untuk usaha tani disampaikan ke Pusat (Ditjen PLA dan Direkrotat
dengan memanfaatkan potensi air Pengelolaan Air). Laporan Bulanan disusun
tanah dangkal. mengacu pada Lampiran 4.1, 4.2 (diisi di tingkat
3. Benefit : Terjadinya peningkatan usaha Kabupaten/Kota) serta 4.3 dan 4.4 (diisi di
pertanian, seperti peningkatan luas tingkat Propinsi).
tanam, intensitas pertanaman (IP), 3. Laporan Akhir disusun setelah pelaksanaan
peningkatan produktivitas. pembangunan irigasi air tanah dangkal selesai,
4. Impact : Peningkatan produksi usahatani dan berisi seluruh rangkaian kegiatan Pelaksanaan
pendapatan petani. Pembangunan Irigasi Air Tanah Dangkal. Agar lebih
informatif dan komunikatif, Laporan Akhir agar
B. Monitoring dan Evaluasi dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi dari
setiap tahap kegiatan (kondisi sebelum kegiatan,
1. Monitoring pengembangan irigasi air tanah dangkal
saat dalam pelaksanaan dan setelah selesai
dilakukan secara swakelola oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan Propinsi.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 21 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 22
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 21 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 22
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
kegiatan). Laporan Akhir agar mengikuti outline  
seperti pada Lampiran 5.  
4. Laporan Bulanan dan Laporan Akhir disampaikan  

kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan Dan  

Air c.q Direktur Pengelolaan Air dengan alamat  


 
Direktorat Pengelolaan Air, Jl. Taman
Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta DAFTAR PUSTAKA
Selatan, dengan tembusan kepada Kepala Dinas  
Anonimous. Pedoman Teknis Konstruksi Jaringan Irigasi Air
”Pertanian” Propinsi.
Tanah Sistim Perpipaan. Dit. Irigasi. Ditjen Sumber
Daya Air. Departemen Pekerjaan Umum. 2004.
D. Pengendalian ---------------. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. 2004.
Dalam upaya mengurangi kesalahan yang terjadi Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.
dalam pelaksanaan pengembangan irigasi air tanah Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan.
Petunjuk Teknis Pengembangan Pompa Air Tanah
dangkal, maka perlu dilaksanakan pengendalian yang
Dangkal. Proyek Pengembangan Sumberdaya, Sarana
intensif. Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura.
pengembangan irigasi air tanah dangkal akan 1994/1995. Jakarta.
dilaksanakan dengan mengikuti acuan Sistem Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal
Pengendalian Internal (SPI) sebagaimana tercantum Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian.
2002. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi
pada Lampiran 6. Selanjutnya pelaksana di tingkat
Pompa. Jakarta.
propinsi dan kabupaten/kota dapat membuat Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal
daftar/check list pengendalian dengan mempedomani Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian.
check list yang tercantum pada Lampiran 6 dimaksud. 2004. Penyusunan Database Sarana Air Tanah Untuk
Irigasi Pertanian. Laporan Akhir. PT. Gita Rencana
  Multiplan. Jakarta.
  Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 23 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 24
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 23 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 24
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal 3 Nopember Lampiran 1

2000 tentang Prosedur Pemberian Izin Pengeboran REKAPITULASI KEGIATAN


dan Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (Lampiran V). PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL
ALOKASI KEGIATAN DALAM BENTUK TUGAS PEMBANTUAN
Jakarta. DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR, DITJEN PLA TAHUN 2010
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (editor).  
Hidrologi Untuk Pengairan. 2003. PT. Pradnya Sub Sektor
Jumlah
No Prop/Kab/Kota
Paramita. Jakarta. (Unit)
TP Horti Bun Nak
Prop. Jawa Barat
1 16 - - 3 19

Kab. Bandung 1 1

Kab. Ciamis 1 1 2

Kab. Garut 2 1 3

Kab. Subang 2 2
Kab. Tasikmalaya
3 3

Kota Tasikmalaya 2 2

Kab. Cirebon 3 3

Kab. Bogor 1 1

Kab. Bandung Barat 2 2

2 Prop. Banten 4 1 - - 5

Kab. Lebak 2 1 3

Kab. Serang 2 2

3 Prop. Jawa Tengah 29 - 19 10 58


Kab. Sukoharjo
2 2

Kab. Banyumas 3 3
Kab. Kendal
2 2

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 25 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 26
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 25 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 26
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Sub Sektor Sub Sektor
Jumlah Jumlah
No Prop/Kab/Kota No Prop/Kab/Kota
(Unit) (Unit)
TP Horti Bun Nak TP Horti Bun Nak
Kab. Grobogan
10 10 Kab. Tulungagung 5 5
Kab. Pati Kab. Lamongan
5 5 3 3

Kab. Kudus 5 2 7 6 Prop. NAD - - - 16 16


Kab. Pemalang Kab. Bireun
10 10 3 3
Kab. Rembang Kab. Aceh Timur
5 5 2 2
Kab. Blora Kab. Pidie Jaya
4 2 6 2 2
Kab. Purworejo Kab. Aceh Utara
3 3 4 4
Kab. Klaten Kab. Bener Meriah
2 2 5 5
Kab. Salatiga
3 3 7 Prop. Sumatera Utara 11 - 8 14 33

4 Prop. DIY 3 - 4 - 7 Kab. Dairi 1 1


Kab. Gunungkidul
3 3 Kab. Tanah Karo 2 2
Kab. Kulon Progo
4 4 Kab. Labuhan Batu 2 2 4
Kab. Labuhan Batu
5 Prop. Jawa Timur 9 4 17 8 38 Utara 3 2 5
Kab. Gresik
5 5 Kab. Langkat 2 2
Kab. Jombang
1 1 Kab. Simalungun 5 5

Kab. Mojokerto 1 1 Kab. Tapanuli Selatan 2 2

Kab. Pacitan 3 3 Kab. Nias Selatan 4 4


Kota Padang Lawas
Kab. Sampang 11 11 Utara 8 8
Kab. Situbondo
2 2 8 Prop Sumatera Barat 7 11 9 26 53
Kab. Banyuwangi
3 3 Kab. Agam 2 3 1 6
Kab. Tuban
4 4 Kab. Pasaman 2 5 7

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 27 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 28
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 27 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 28
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Sub Sektor Sub Sektor
Jumlah Jumlah
No Prop/Kab/Kota No Prop/Kab/Kota
(Unit) (Unit)
TP Horti Bun Nak TP Horti Bun Nak
Kab. Batanghari
Kab. Pesisir Selatan 2 4 6 2 2
Kab. Tanjab Barat
Kab. Solok 2 2 2 2 2 2 8

Kab. Tanah Datar 1 10 11 Kab. Muaro Jambi 2 2 3 7


Kab. Sarolangun
Kota Bukit Tinggi 2 2 4 2 6
Kab. Kerinci
Kota Padang Panjang 4 4 2 2 1 5
Kota Padang Kab. Tanjab Timur
7 7 2 2
Kab. Tebo
Kab. Solok Selatan 3 3 5 1 6

Kab. Pasaman Barat 1 1 Kab. Muara Bungo 2 2

Kab. Sijunjung 1 3 4 11 Prop. Sumatera Selatan 4 - 15 26 45

9 Prop. Riau 20 - 6 - 26 Kab. Musi Banyuasin 3 3

Kab. Bengkalis 2 2 Kab. Musi Rawas 4 4


Kab. Muara Enim
Kab. Indragiri Hilir 2 2 4 3 3 10
Kab. Ogan Komering
Kab. Indragiri Hulu 2 3 5 Ilir 4 4 8
Kab. Ogan Komering
Kab. Kampar 3 3 Ulu 4 3 7
Kota Lubuk Linggau
Kab. Kuantan Singingi 2 2 2 2

Kab. Pelalawan 2 2 Kab. Banyuasin 4 4

Kab. Rokan Hilir 3 3 Kab. Ogan Ilir 3 3

Kab. Rokan Hulu 2 2 Kab. Empat Lawang 4 4

Kab. Siak 2 2 12 Prop. Lampung 4 - 3 3 10

Kota Pekanbaru 3 3 Kab. Lampung Selatan 1 1


Kab. Tanggamus
10 Prop. Jambi 17 2 11 8 38 3 3

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 29 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 30
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 29 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 30
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Sub Sektor Sub Sektor
Jumlah Jumlah
No Prop/Kab/Kota No Prop/Kab/Kota
(Unit) (Unit)
TP Horti Bun Nak TP Horti Bun Nak
Kab. Lampung Tengah
3 3 Kab. Tapin 3 3
Kab. Pesawaran
3 3 Kab. Tanah Bumbu 3 3

13 Prop. Bengkulu 3 - 5 9 17 18 Prop. Kalimantan Timur 5 - - 14 19


Kab. Paser
Kab. Bengkulu Utara 3 3 6 4 4
Kota Balikpapan
Kab. Seluma 5 5 5 5
Kota Samarinda
Kab. Muko-Muko 4 4 3 3
Kab. Penajam Paser
Kab. Bengkulu Tengah 2 2 Utara 3 3
Kab. Kutai
14 Prop. Maluku Utara 5 - - - 5 Kertanegara 4 4
Kab. Halmahera
Selatan 5 5 19 Prop. Sulawesi Tengah - - 5 3 8
Kab. Poso
15 Prop. Kalimantan Barat 5 - - 10 15 5 5
Kab. Bengkayang Kota Palu
4 4 8 3 3

Kab. Landak 4 4 20 Prop. Sulawesi Selatan 24 4 4 16 48


Kab. Bantaeng
Kab. Sambas 1 2 3 2 3 3 8
Kab. Enrekang
16 Prop. Kalimantan Tengah - - - 13 13 8 8
Kab. Kapuas Kab. Gowa
3 3 3 3
Kab. Gunung Mas Kab. Jeneponto
3 3 2 2
Kab. Kotawaringin
Kab. Luwu
Timur 5 5 3 3
Kab. Maros
Kab. Murung Raya 2 2 3 3
Kab. Sidenreng
17 Prop. Kalimantan Selatan - - 6 8 14 Rappang 3 3
Kab. Sinjai
Kab. Barito Kuala 4 4 3 3
Kab. Tana Toraja
Kab. Kotabaru 4 4 3 1 4 2 10

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 31 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 32
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 31 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 32
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Sub Sektor Sub Sektor
Jumlah Jumlah
No Prop/Kab/Kota No Prop/Kab/Kota
(Unit) (Unit)
TP Horti Bun Nak TP Horti Bun Nak
Kab. Wajo Kab. Lombok Barat
5 5 4 4
Kab. Lombok Tengah
21 Prop. Sulawesi Tenggara 4 - - 2 6 3 3
Kab. Lombok Timur
Kab. Bombana 2 2 4 2 6
Kab. Muna Kab. Bima
2 2 2 2 4
Kab. Wakatobi Kab. Sumbawa
2 2 2 2
Kab. Dompu
22 Prop. Gorontalo - - 8 9 17 2 5 7
Kab. Boalemo
3 3 6 Kota Bima 3 3 6
Kab. Pahowato
5 3 8 Kab. Sumbawa Barat 3 2 5
Kab. Bone Bolango
3 3 27 Prop. NTT 18 26 5 17 66
Kab. Kupang
23 Prop. Kepulauan Riau - 3 - - 3 2 2
Kab. Timor Tengah
Kab. Bintan 1 1 Selatan 2 5 7
Kab. Alor
Kota Batam 2 2 2 2
Kab. Timor Tengah
24 Prop. Maluku 15 - 10 - 25 Utara 3 3
Kab. Maluku Tenggara
Kab. Lembata
Barat 5 5 3 3 10 16
Kab. Sumba Barat
Kota Tual 10 10 20 4 4
Kab. Rotendau
25 Prop. Bali 6 - - 7 13 3 3 5 11
Kab. Bangli Kab. Manggarai Barat
1 1 5 5
Kab. Buleleng
3 4 7 Kab. Ngada 5 5
Kab. Sumba Barat
Kab. Karangasem 3 3 Daya 1 1
Kota Denpasar
2 2 Kab. Sikka 5 5

26 Prop. NTB 9 3 9 16 37 Kab. Sumba Tengah 5 5

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 33 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 34
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 33 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 34
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Sub Sektor  
Jumlah  
No Prop/Kab/Kota
(Unit)
 
TP Horti Bun Nak
 
28 Prop. Papua 5 - 7 14 26  
 
Kab. Jayapura  
2 5 7
 
Kab. Biak Numfor
4 4  

Kab. Nabire 5 3 8

Kab. Mappi 5 5
Kab. Mamberamo
Tengah 2 2

29 Prop. Papua Barat 14 8 4 - 26


Kab. Manokwari
4 4
Kab. Sorong
4 3 7

Kab. Fak-Fak 4 4
Kota Sorong
4 3 7

Kab. Sorong Selatan 2 2 4


Jumlah Total 237 62 155 252 706
 
Ket : Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal Menunjang Sub Sektor :
ƒ Tanaman Pangan : 237 Unit
ƒ Hortikultura : 62 Unit
ƒ Perkebunan : 155 Unit
ƒ Peternakan : 252 Unit
 
 
 
 
 
 
 
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 35 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 36
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 35 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 36
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Lampiran 2 Lampiran 3
    Jadwal Palang
  CONTOH Pelaksanaan Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal T.A 2010
 
  RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK    
  PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DANGKAL  
TAHUN 2010
   
   
 
   
   
   
   
 
 
 
   
   
   
   
 
   
   
   
   
 
 
 
   
   
   
   
 
   
   
 
................., ……………..2010
 
   
 
 
 

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 37 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 38
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 37 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 38
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Lampiran 4.1 Lampiran 4.2
  Form PLA.02
` Form PLA.01 LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA 2010
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR Dinas : ……………………………..
T.A. 2010 Propinsi : ……………………………..
Subsektor : ……………………………..
Dinas : …………………………….. Program : ……………………………..
Bulan : ……………………………..
Kabupaten : ……………………………..
Pagu DIPA Realisasi
Provinsi : …………………………….. Keterangan
No. Dinas Kabupaten/Kota*) Aspek Kegiatan Keuangan Fisik Keuangan Fisik
Subsektor : …………………………….. (Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha)
Program : …………………………….. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan : …………………………….. 1 Dinas…………………….*) Pengelolaan Air
Kab/Kota ………………… 1. Rehab JITUT
Pagu DIPA Realisasi Lokasi Kegiatan 2. Rehab JIDES
Keterangan 3. TAM
No. Aspek Kegiatan Keuangan Fisik Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat
4. Irigasi Tanah Dangkal
(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan 5. Irigasi Tanah Dalam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 6. Air Permukaan
A. Pengelolaan Air 7. Pompa
1. Rehab JITUT 8. Embung
2. Rehab JIDES 9. Dam Parit
3. TAM 10. Sumur Resapan
11. P I P
4. Irigasi Tanah Dangkal
12. Balai Subak
5. Irigasi Tanah Dalam
13. Sekolah Lapang
6. Air Permukaan
2 Dinas…………………….*)
7. Pompa Kab/Kota …………………
8. Embung
9. Dam Parit 3 Dinas…………………….*)
10. Sumur Resapan Kab/Kota …………………
11. P I P
1. Rehab JITUT
12. Balai Subak
2. Rehab JIDES
13. Sekolah Lapang
3. TAM
4. Irigasi Tanah Dangkal
JUMLAH 5. Irigasi Tanah Dalam
Catatan : 6. Air Permukaan
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan 7. Pompa
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan
JUMLAH 8. Embung
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id 9. Dam Parit
10. Sumur Resapan
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)
11. P I P
4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll
12. Balai Subak
*) Coret yang tidak perlu 13. Sekolah Lapang
………………………., …………………………...…………. 2010

Ctt: 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel. Fax : 021 7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)
Penanggung jawab kegiatan Kabupaten
4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll
  *) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PLA. **) Coret yang tidak perlu ………………………., ……………………...………………. 2010

  Penanggung jawab kegiatan Propinsi

   
   
   
   
   
   
   
   
   
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 39 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 40
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 39 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 40
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Lampiran 4.3  
Lampiran 4.4
Form PLA.03
LAPORAN MANFAAT
KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006, 2007, 2008 dan 2009  
Dinas : ………………………………..
 
Form PLA.04
Kabupaten : ………………………………..
REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT
Provinsi : ………………………………..
KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006, 2007, 2008 dan 2009
Subsektor : ………………………………..
Tahun : ………………………………..
Dinas : ………………………………..
Provinsi : ………………………………..
No. Kegiatan Target Fisik DIPA Realisasi Fisik Manfaat
Subsektor : ………………………………..
1 2 3 4 5

No. Kegiatan Target Fisik Realisasi Fisik Manfaat


A. Aspek Pengelolaan Air

1 2 3 4 7
1 Rehab JITUT
2 Rehab JIDES
A. Aspek Pengelolaan Air
3 T A M
1. Rehab JITUT
4 Irigasi Tanah Dangkal
2. Rehab JIDES
5 Irigasi Tanah Dalam
6 Air Permukaan
3. TAM
7 Pompa 4. Irigasi Tanah Dangkal
8 Embung 5. Irigasi Tanah Dalam
9 Dam Parit 6. Air Permukaan
10 Sumur Resapan 7. Pompa
11 PIP 8. Embung
12 Balai Subak 9. Dam Parit
13 Sekolah Lapang 10.Sumur Resapan
11.P I P
12.Balai Subak
13.Sekolah Lapang

Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan Catatan :
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel
3. Manfaat harus terukur, contoh : via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id
a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, 3 Manfaat harus terukur, contoh :
sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha,
b. Rehab JUT/JAPROD sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton
Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton b. Rehab JUT/JAPROD
sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000; Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton
c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000;
Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha
kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat
kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton

………….…………, ………………………… 2010


………………., ………………….…………. 2010

Penanggungjawab Kegiatan Kabupaten


  Penanggungjawab Kegiatan Propinsi
     
   
   
   
   
   
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 41 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 42
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 41 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 42
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
  Lampiran 5

 
Outline Laporan Akhir

I. PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran
 
II. PELAKSANAAN 
A. Lokasi (administratif dan koordinat)
B. Masukan
C. Tahap Pelaksanaan
D. Masalah
E. Pemecahan Masalah
 
III. HASIL 
 
IV. MANFAAT 
 
V. DAMPAK 
 
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 43 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 44
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 43 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 44
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Lampiran 6
Daftar Isian (check list)
Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Irigasi Air Tanah

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


I PERSIAPAN
1. Juklak Ada/tidak ada
2. Juknis Ada/tidak ada
3. Organisasi/kelembagaan Ada/tidak ada
4. SID
4.1. Calon lokasi
a. Apakah di lokasi tersebut benar-benar memerlukan irigasi Ya/tidak
air tanah dangkal
b. Apakah ada potensi sumber air tanah dangkal Ada/tidak ada
c. Debit air mencukupi untuk mengembangkan komoditi yg Cukup/tidak
diusahakan cukup
d. Apakah calon lokasi mudah diakses Ya/tidak
e. Apakah calon lokasi dilengkapi dengan titik koordinat Ya/tidak
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 1
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 1


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


f. Apakah calon lokasi diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas Ya/tidak

4.2. Calon Petani


a. Apakah petani berdomisili di lokasi kegiatan Ya/tidak
b. Apakah sdh terbentuk kelompok tani Ya/tidak
c. Apakah kelompok tani mempunyai respon positif terhadap
kegitan ini Ya/tidak
d. Apakah calon petani diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas Ya/tidak

4.3. Desain Sederhana


a. Apakah sudah disusun desain . Sudah/belum

5. RAB
a. Apakah telah disusun RAB kegiatan Sudah/belum
b. Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya Sudah/belum
c. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Sudah/belum
d. Apakah RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Sudah/belum
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 2
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 2


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
e. Apakah mekanisme pencairan rekening kelompok melalui "contra sign" Ya/tidak
f. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak Ya/tidak
6. SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran Ada/tidak ada
7. SK Tim Teknis /Koorlap Ada/tidak ada

III PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti desain Ya/tidak
2. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti jadwal palang Ya/tidak
3. Hasil pelaksanaan (irigasi air tanah) telah dimanfaatkan Sudah/belum
IV MONEV DAN PELAPORAN
4.1. Monitoring
a. Apakah sudah dibuat pedoman monitoring Sudah/belum
b. Apakah sudah dibuat jadwal monitoring Sudah/belum
c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas monitoring Sudah/belum
d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil monitoring Sudah/belum

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 3


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 3


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


4.2. Evaluasi
a. Apakah sudah dibuat pedoman evaluasi Sudah/belum
b. Apakah sudah dibuat jadwal evaluasi Sudah/belum
c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas evaluasi Sudah/belum
d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil evaluasi Sudah/belum

4.3. Pelaporan
a. Laporan pertanggungjawaban dana sesuai tahap kegiatan Sesuai/tdk sesuai
b. Apakah sudah dibuat laporan bulanani Sudah/belum
c. Apakah sudah dibuat laporan akhir Sudah/belum

V PERTANGGUNGJAWABAN
5.1. Apakah sudah dibuat BA Penyelesaian Pekerjaan Sudah/belum
5.2. Apakah sudah dibuat dokumentasi (sebelum, dalam pelaksanaan dan
akhir) Sudah/belum
5.3. Apakah sudah dibuat dokumen bukti pembayaran Sudah/belum
5.4. Apakah sudah dibuat pembukuan Sudah/belum
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 4
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 4


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
pasokan air sangat terbatas, sementara kebutuhannya
BAGIAN II relatif tetap, sehingga pasokan air untuk pertanian
PEDOMAN TEKNIS menjadi terbatas. Kekeringan yang menyebabkan
PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DALAM terjadinya kegagalan usaha pertanian, perkebunan,
dan peternakan adalah teladannya.
I. PENDAHULUAN
Menyadari hal tersebut, pemerintah bersama
A. Latar Belakang masyarakat telah membangun berbagai fasilitas irigasi
dengan berbagai sumber air irigasi. Salah satu sumber
Indonesia sebagai wilayah beriklim tropis basah, maka
air irigasi potensial yang belum optimal digunakan
curah hujan merupakan sumber air andalan utama
adalah pemanfaatan sumber air tanah dalam.
untuk pemenuhan kebutuhan irigasi. Curah hujan
Pengembangan irigasi air tanah dalam menjadi pilihan
yang jatuh ke permukaan bumi sebagian dapat
yang menjanjikan apabila di lokasi tersebut
digunakan secara langsung untuk air irigasi, sebagian
ketersediaan sumber air permukaan sangat terbatas
tersimpan dalam waduk, danau, di lahan usahatani
sehingga secara teknis, sosial dan ekonomi tidak layak
dan sebagian lagi masuk ke dalam tanah, tersimpan
dilakukan.
sebagai air tanah/air bawah tanah (ground water).
Keragaman curah hujan (rainfall variability) menurut
ruang (spatial) dan waktu (temporal) menyebabkan Secara praktikal, pemanfatan air tanah untuk irigasi
jumlah, waktu dan penyebarannya curah hujan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian : (a) sebagai
berbeda antar wilayah dan antar waktu. Keragaman suplesi pada saat terjadi kekurangan air dan (b)
ini seringkali sulit diprediksi dan diantisipasi akibat sebagai sumber air utama. Pemanfaatan air irigasi
dinamika atmosfer yang luar biasa, sehingga seringkali sebagai suplesi umumnya dilakukan pada musim hujan
terjadi ketidaksesuaian antara yang diperlukan dan (MH) dan musim kemarau pertama (MK1) pada saat
yang tersedia. Teladannya, pada musim kemarau, terjadi kekurangan air baik di lahan tadah hujan
maupun lahan kering. Sedangkan untuk musim
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 1 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 2
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 1 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 2
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
kemarau dan MK2 umumnya digunakan sebagai sumber a. Terbangunnya irigasi air tanah dalam sebanyak
air utama. 13 unit (alokasi kegiatan berdasarkan DIPA

  dan POK dapat dilihat pada Lampiran 1).

b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada


B. Tujuan dan Sasaran lahan pertanian seluas kira-kira 130 ha.

1. Tujuan : c. Berkurangnya kegagalan usaha tani karena


kekurangan air irigasi/kekeringan.
Tujuan kegiatan Pengembangan Irigasi Air Tanah
Dalam adalah : d. Meningkatnya produksi usaha tani melalui
a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi pada peningkatan luas areal tanam dan peningkatan
lahan pertanian khususnya pada lahan kering produktivitas.
dan lahan tadah hujan dalam upaya
mendukung usaha pertanian tanaman pangan, C. Pengertian
hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah
b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas atau batuan di bawah permukaan tanah.
areal tanam, dan peningkatan produktivitas
2. Air Tanah Dalam : air yang berada di dalam
usaha tani.
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
c. Meningkatkan ketersediaan air pada kawasan tanah dengan kedalaman > 60 meter. Air tersebut
pakan ternak. terdapat dalam ruang pori dalam lapisan tanah
d. Meningkatkan kualitas produk pertanian dan atau batuan yang mengandung air jenuh yang
pendapatan petani. disebut akuifer.
3. Akuifer : lapisan batuan jenuh air tanah yang

2. Sasaran : dapat menyimpan dan meneruskan air tanah dalam


jumlah cukup dan ekonomis.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 3 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 4
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 3 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 4
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
4. Cekungan Air Tanah : suatu wilayah yang dibatasi 10. Muka air bawah tanah : permukaan air tanah di
oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian dalam sumur bor dihitung dari muka tanah
hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, setempat atau titik acuan lain.
pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung. 11. Sumur bor produksi air bawah tanah : sumur bor
5. Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan yang dibuat untuk mengambil air bawah tanah
pembuangan air untuk menunjang usaha pada atau lebih lapisan ekuifer tertentu.
pertanian, termasuk di dalamnya irigasi air
permukaan, irigasi air tanah, irigasi tambak, dan
irigasi rawa.

6. Sumber Air : tempat atau wadah air alami


dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah.
7. Sumber Air Irigasi : tempat/wadah air alami dan/
atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun
di bawah permukaan tanah yang dapat
dipergunakan untuk irigasi.
8. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan
bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran
irigasi air tanah yang mencakup penyediaan,
pengambilan, penyaluran dan pembagian.

9. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasar


garis lintang, garis bujur dan ketinggian di atas
permukaan laut.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 5 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 6
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 5 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 6
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
dapat dihindari. Daerah (kabupaten/kota) yang
II. PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DALAM
melakukan pengembangan irigasi air tanah dalam
Dengan pertimbangan teknis pengembangan yang diwajibkan untuk menunjuk seorang pendamping dari
relatif sulit dan biaya yang relatif tinggi, salah satu dinas pelaksana yang bertugas mengawasi pelaksanaan
syarat penting yang harus dipenuhi apabila suatu pembangunan (konstruksi) irigasi air tanah dalam
lokasi akan diajukan/dipilih sebagai lokasi tersebut, khususnya sejak tahap pengeboran sampai
pengembangan irigasi air tanah, maka sebelumnya selesai konstruksi.
perlu dilakukan SID (termasuk survei geolistrik, jenis
komoditas yang sesuai untuk dikembangkan, kesediaan
Secara umum, terdapat dua faktor penting yang perlu
petani dalam melakukan OP, dan lain-lain). Informasi
mendapatkan perhatian dalam pengembangan irigasi
tentang potensi dan kondisi air tanah di suatu wilayah
air tanah dalam agar dapat berhasil dengan baik,
dapat diperoleh dari dokumen atau peta yang
yaitu: (a) pemilihan lokasi dan (b) persyaratan petani
terdapat di instansi seperti Dinas Pertambangan, Dinas
dengan kriteria tertentu sebagai berikut :
PU, konsultan atau kontraktor, dan lain-lain yang akan
digunakan sebagai dasar pertimbangan atau
A. Persyaratan Lokasi
kelengkapan data dan informasi bagi pengembangan
irigasi air tanah dalam. Sedangkan dana yang 1. Mempunyai potensi sumber air tanah pada
digunakan untuk melaksanakan SID merupakan dana kedalaman lebih dari 60 meter di bawah
yang berasal dari daerah (tidak termasuk dalam dana permukaan tanah.
TP yang dialokasikan ke daerah). 2. Lokasi pengembangan diutamakan lahan kering
atau tadah hujan dimana pada musim kemarau
Selain itu, perlu memilih/menunjuk pelaksana tidak terdapat sumber air permukaan (sungai,
kegiatan (kontaktor) yang bermutu dan danau, waduk, dll), atau air permukaan tidak
berpengalaman dalam pengembangan irigasi air tanah mencukupi kebutuhan airnya. Pada lahan irigasi
dalam sehingga kegagalan sejak tahapan pengeboran yang telah memiliki jaringan irigasi namun airnya
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 7 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 8
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 7 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 8
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
tidak mencukupi dapat dibangun irigasi air tanah B. Persyaratan Petani
dalam.
1. Petani di lokasi memerlukan adanya irigasi air
3. Calon lokasi tidak terdapat sumur air tanah
tanah dalam dan bersedia memanfaatkan serta
dangkal yang sudah dimanfaatkan untuk mengairi
memelihara/merawat dengan baik.
lahan usaha tani atau tidak direncanakan untuk
2. Petani berinisiatif untuk mengusahakan komoditas
pengembangan irigasi air tanah dangkal.
pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi,
4. Usaha tani yang dikembangkan adalah tanaman
terutama komoditas perkebunan dan peternakan.
pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
3. Diutamakan bagi petani yang telah membentuk
(skala ekonomis dengan memperhitungkan jumlah
Kelompok tani/P3A/P3AT atau bersedia
minimal ternak)
membentuk Kelompok tani/P3A/P3AT apabila
5. Pengembangan usaha tani di lokasi tersebut sering
dibangun irigasi air tanah dalam.
mengalami kendala/masalah air/kekeringan pada
4. Mampu mengoperasikan, memelihara/merawat
musim kemarau, namun tidak mengalami
dan menyediakan dana operasional dan
kebanjiran pada musim hujan.
pemeliharaan.
6. Lahan usaha yang akan diairi merupakan lahan
5. Belum pernah mendapatkan bantuan/kegiatan
milik petani.
sejenis.
7. Pemerintah Daerah mendukung kegiatan
 
pengembangan irigasi air tanah dalam dan apabila
 
petani belum mampu menyediakan dana operasi
 
dan pemeliharaan bersedia menyediakan dana
 
operasi dan pemeliharaan sampai tahun ke 2.
 
 
 
 
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 9 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 10
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 9 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 10
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
  tersebut dibuat dengan cara pengeboran dengan
kedalaman air tanah dalam dari permukaan tanah > 60
III. KOMPONEN IRIGASI AIR TANAH DALAM
m.

A. Komponen Irigasi Air Tanah Dalam


2. Pompa Air dan Perlengkapannya

Untuk mendayagunakan air tanah dalam sebagai Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dari
sumber air irigasi, maka diperlukan upaya dalam tanah ke
pengambilan/pengangkatan air dari sumbernya ke permukaan
permukaan tanah serta penyaluran ke lahan usaha tanah. Jenis
tani. Minimal ada 3 (tiga) komponen utama dan 1 pompa yang
(satu) komponen penunjang yang perlu diperhatikan biasa digunakan
dalam pengembangan irigasi air tanah dalam. umumnya
Komponen utama : (a) sumur (b) pompa air dan pompa
perlengkapannya (c) rumah pompa. Komponen sentrifugal,
penunjang bila memungkinkan adalah Jaringan Irigasi pompa turbin,
Air Tanah (JIAT). Gambaran rinci masing-masing dan pompa
komponen diuraikan pada bagian berikut ini.  submersible
disesuaikan
1. Sumur
dengan kebutuhan. Pompa air digerakkan dengan
Untuk dapat motor penggerak tenaga diesel, bensin, atau motor
memanfaatkan sumber listrik. Perlengkapan yang diperlukan agar pompa air
air tanah dalam terlebih agar dapat berfungsi mengangkat atau mengambil air
dahulu harus dibuat dari dalam tanah antara lain selang dan pipa hisap,
sumur sebagai tempat selang pembuang, pipa jambang, pipa cassing, dan
pengambilan. Sumur lain-lain.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 11 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 12
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 11 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 12
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
3. Rumah Pompa/Genset

Pompa untuk air tanah dalam atau genset pompa air


tanah dalam biasanya berukuran besar sehingga
pompa/ genset diletakkan secara permanen (tidak
bersifat mobile). Untuk melindungi pompa air serta
motor penggeraknya/genset dari gangguan pencurian
dan pengaruh cuaca yang dapat menyebabkan
kerusakan lebih dini perlu dibuatkan rumah pompa.
Pembangunan rumah pompa secara permanen
terutama ditujukan untuk pompa dan atau mesin  
 
penggerak/genset yang berukuran besar dan dipasang
Rumah Pompa/Genset Air Tanah Dalam
menetap (stasioner).
4. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)

Untuk mengalirkan air


dari pompa ke lahan
usaha tani,
dibuat/dibangun
jaringan irigasi air
tanah (JIAT), untuk
padi sawah umumnya
terdiri dari saluran, bak penampung, bangunan
pengatur berupa pintu dan boks bagi, bangunan
pengukur debit dan katup penutup yang berfungsi

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 13 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 14
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 13 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 14
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
untuk mengatur arah aliran dalam pipa/jaringan JIAT perlu dibuat secara permanen dengan dilining
irigasi. Untuk komoditi perkebunan, peternakan, ataupun menggunakan sistim perpipaan. 
hortikultura dan tanaman pangan lainnya JIAT  
disesuaikan dengan kebutuhan.  
 
 
 
 
 
 
 
Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)

B. Kriteria Teknis

a. Sumur :
Box pembagi tipe jaringan perpipaan
ƒ Sumur bor
ƒ Kedalaman sumur : > 60 meter , disesuaikan
dengan kedalaman dan ketebalan lapisan
akuifer tertekan.
ƒ Potensi air tanah yang tinggi.
ƒ Debit output pompa minimal 10 liter/detik

Box pembagi Katup outlet


b. Pompa :
ƒ tipe submersibel atau turbin.
Untuk mengurangi kehilangan air dalam penyaluran,
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 15 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 16
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 15 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 16
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
ƒ kapasitas debit sesuai dengan debit air ƒ saluran terbuka atau perpipaan.
minimal yang telah ditentukan. ƒ disesuaikan dengan kebutuhan/keadaan lokasi.
ƒ motor penggerak : motor diesel atau bensin
atau tenaga listrik.
Bahan, peralatan, dan mesin yang diadakan adalah
c. Pipa-pipa : memiliki jaminan kualitas seperti Standard Nasional
ƒ bahan dari besi atau PVC Indonesia (SNI), mudah dioperasikan, mudah dipasang,
ƒ diutamakan yang telah memiliki/memenuhi mudah dalam perawatan, tersedia suku cadang, dan
SNI. dapat diterima petani setempat.

ƒ ukuran dan jumlah disesuaikan dengan


kebutuhan.
d. Rumah pompa :
ƒ bangunan permanen, cukup kuat/tahan
getaran mesin.
ƒ ukuran disesuaikan dengan kebutuhan.

ƒ lantai dasar cukup kuat menahan beban dan


getaran mesin.
e. Bak penampung/distribusi :
ƒ konstruksi beton.
ƒ kapasitas disesuaikan dengan debit air
minimal.
f. Jaringan irigasi/distribusi :
ƒ terdiri dari box-box bagi dan saluran.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 17 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 18
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 17 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 18
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
dapat dilakukan dengan survey “geolistrik”.
IV. PELAKSANAAN
b. Calon lokasi, petani, dan jenis komoditas yang
Untuk mengoptimalkan pengembangan irigasi air
memenuhi persyaratan ditetapkan oleh Kepala
tanah dalam, paling tidak ada beberapa hal penting
Dinas Kabupaten/Kota sebagai lokasi
yang harus diperhitungkan dalam pengembangannya :
pengembangan irigasi air tanah dalam.
(a) survei investigasi dan desain (SID), (b)
 
konstruksi/pengembangan irigasi air tanah dalam, (c)
Contoh  Pendugaan  Potensi  Air  Tanah  Dengan  Menggunakan 
operasi dan pemeliharaan, (d) pelatihan, (e) Metoda GEOLISTRIK Pada Kedalaman < 100 m (40­100 m) 
pembinaan, (f) pemanfaatan, dan (g) pembiayaan.  
 
 
A. Survey Investigasi dan Desain Sederhana
 
Survey investigasi dan penyusunan desain sederhana  
 
dapat dilaksanakan secara swakelola oleh petugas
 
Dinas Pertanian bekerjasama dengan instansi terkait
 
di daerah seperti dinas yang menangani bidang
 
pengembangan air tanah yaitu Dinas Pertambangan
 
(untuk mendapatkan data/informasi dan perizinan)
 
dengan melibatkan petani penerima manfaat.
 
1. Survey Investigasi  
a. Survei investigasi dimaksudkan untuk  
 
mendapatkan calon lokasi, petani, dan jenis
 
komoditas yang sesuai untuk pengembangan
 
irigasi air tanah dalam, baik dari segi teknis
 
maupun sosial. Survei potensi air tanah dalam Contoh Hasil Geolistrik : Potensi Air Tanah >130 m (130­160 M) 
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 19 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 20
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 19 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 20
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
  ƒ Kondisi prasarana dan sarana irigasi.
  ƒ Potensi air tanah dalam untuk irigasi,
 
meliputi kedalaman dan debit andalan
 
(peta hidrogeologi dan pengujian
 
geolistrik).
 
  ƒ Permasalahan dalam usahatani.
 
 
2. Desain/rancangan sederhana irigasi air tanah
 
dalam
 
  ƒ Rancangan/desain sederhana irigasi air tanah
  dalam, sekurang-kurangnya mencakup luas
  lahan yang akan diairi (daerah oncoran), letak/
  lokasi sumur, kedalaman sumur, lokasi rumah
  pompa, desain rumah pompa, dan jaringan
c. Laporan hasil survey investigasi paling tidak irigasi yang akan dibangun.
memuat :
ƒ Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam
ƒ Letak lokasi berdasarkan daerah penyusunan desain ini adalah agar air tanah
administratif dan koordinat lintang dan dalam yang telah diangkat dari sumbernya
bujur dengan menggunakan Global dengan menggunakan pompa air dapat
Positioning System/GPS atau ekstrapolasi didistribusikan ke lahan usaha tani dengan
dari peta topografi yang tersedia. gaya gravitasi.
ƒ Kondisi usaha tani dan jenis komoditas yang
layak dikembangkan.
3. Kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 21 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 22
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 21 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 22
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Berdasarkan hasil SID akan dapat diketahui 2. Penunjukan pelaksana pengembangan irigasi air
kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin yang tanah dalam berdasarkan kepada ketentuan yang
diperlukan. Berdasarkan kedalamam dan potensi berlaku, antara lain Keputusan Presiden No. 80
air tanah, ketinggian bak penampung dari posisi tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
pompa air dan luas lahan oncoran dapat Beserta Perubahan-perubahannya.
ditentukan spesifikasi pompa air, spesifikasi motor 3. Untuk mendapatkan hasil pengeboran air tanah
penggerak pompa, jumlah dan spesifikasi dalam yang optimal, perlu dilakukan uji
kebutuhan pipa-pipa, spesifikasi rumah pompa, pemompaan (pumping test) minimal 2 x 24 jam.
dan kebutuhan jaringan irigasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui tinggi
muka air tanah yang statis/tetap (Static Water
4. Kebutuhan Anggaran/Rencana Kebutuhan Biaya Level/SWL).
(RAB) 4. Pada saat pelaksanaan uji pemompaan, perlu
Mencakup perkiraan kebutuhan anggaran untuk dilakukan pengukuran terhadap kapasitas atau
pengadaan bahan, peralatan, pompa air dan debit air yang keluar (lt/menit atau lt/detik).

perlengkapannya, pengembangan sumur, pema- 5. Dengan diketahuinya debit air/sumur dan luas
sangan pipa-pipa, rumah pompa, dan jaringan oncoran (command area), maka dapat ditentukan
irigasi. Perkiraan kebutuhan biaya dijadikan dasar jenis pompa dan mesin penggerak serta
dalam penyusunan harga perkiraan sendiri. perlengkapan pipa-pipa maupun desain jaringan
irigasi air tanahnya/jaringan distribusi.
B. Konstruksi/Pengembangan Irigasi Air Tanah Dalam 6. Jika dalam pengembangannya ternyata secara
tidak sengaja atau sengaja telah
1. Konstruksi/Pengembangan irigasi air tanah dalam
menyebabkan/menimbulkan akibat seperti
dilaksanakan secara kontraktual.
munculnya lumpur dan atau gas beracun dan lain-
lain selama dalam proses pengeboran, maka pihak
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 23 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 24
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 23 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 24
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
pelaksana kegiatan/kontraktor diharuskan 2. Pelatihan teknis operasi jaringan irigasi air tanah
melaporkan kejadian tersebut ke dinas terkait dalam dilaksanakan oleh pihak ketiga (pelaksana
(Satker/Dinas lingkup Pertanian dan Dinas pengadaan dan pemasangan irigasi air tanah).
Pertambangan) untuk penanggulangan dan tindak
lanjut. E. Pembinaan

1. Pembinaan terhadap peserta penerima manfaat


C. Operasi dan Pemeliharaan
dilakukan Dinas “Pertanian” Propinsi dan
1. Operasi dan Pemeliharaan pompa, rumah pompa, Kabupaten/ Kota secara berkelanjutan.
dan jaringan irigasi air tanah dalam diserahkan 2. Pembinaan antara lain meliputi teknik operasi dan
kepada petani/kelompoktani P3A penerima pemeliharaan irigasi air tanah dalam, pemilihan
manfaat. komoditas yang diusahakan, teknis budidaya,
2. Biaya operasi dan pemeliharaan irigasi air tanah panen, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran
dalam menjadi tanggungjawab petani/kelompok hasil.
tani penerima manfaat.
3. Besarnya iuran pelayanan irigasi ditetapkan F. Pemanfaatan
berdasarkan hasil musyawarah anggota/kelompok.
Setelah konstruksi selesai, untuk mengoptimalkan
pemanfaatan fasilitas irigasi yang telah dibangun,
D. Pelatihan
pemerintah daerah/satker (Kab./Kota) diharuskan
1. Petani/kelompok tani penerima manfaat diberikan membuat suatu Berita Acara tentang Serah Terima
pelatihan terutama teknis operasional dan peme- Pengelolaan dari dinas kepada petani. Dengan
liharaan pompa air irigasi dan jaringan irigasi air demikian, secara resmi pengelolaannya (Operasi dan
tanah dan serta pelatihan usahatani. Pemeliharaan) telah diserahkan kepada
petani/kelompoktani (Contoh Berita Acara dapat
dilihat pada Lampiran 2).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 25 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 26
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 25 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 26
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
V. MONITORING DAN EVALUASI
Dengan pertimbangan biaya untuk investasi, operasi
dan pemeliharaan irigasi air tanah dalam yang cukup A. Indikator Kinerja

tinggi, maka pemanfaatannya harus dilakukan dengan


Beberapa indikator kinerja yang digunakan sebagai
seefektif dan seefisien mungkin.
ukuran untuk penilaian kinerja kegiatan
Pengembangan Irigasi Air Tanah Dalam adalah sebagai
G. Pembiayaan
berikut :

1. Biaya yang tersedia untuk pengembangan irigasi 1. Output : Terbangunnya irigasi ir tanah dalam
air tanah dalam dipergunakan untuk pembuatan
2. Outcome : Terjadinya peningkatan ketersediaan
sumur dalam, pengadaaan pipa-pipa, pompa air
air irigasi untuk usaha tani dengan
dan mesin penggeraknya, rumah pompa, jaringan
memanfaatkan potensi air tanah
irigasi/ distribusi.
dalam
2. Kebutuhan biaya untuk penentuan lokasi, survei
3. Benefit : Terjadinya peningkatan ketersediaan
investigasi & desain (SID), dan pembinaan dibe-
air irigasi untuk usahatani dengan
bankan pada anggaran APBD Propinsi, APBD
memanfaatkan potensi air tanah
Kabupaten/Kota, dan/atau partisipasi masyarakat.
dalam.

4. Impact : Peningkatan produksi usahatani dan


I. Waktu Pelaksanaan
pendapatan petani.
Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan
irigasi air tanah dalam mengacu pada jadwal palang B. Monitoring dan Evaluasi
pelaksanaan sebagaimana terdapat pada Lampiran 3.
1. Monitoring pengembangan irigasi air tanah dalam
 
dilakukan secara swakelola oleh Dinas Pertanian
 
Kabupaten/Kota dan Propinsi.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 27 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 28
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 27 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 28
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
2. Evaluasi dilakukan secara berkala oleh Satker dokumentasi dari setiap tahap kegiatan (kondisi
Dinas di Kabupaten/Kota, Satker Dinas di Propinsi, sebelum kegiatan, saat dalam pelaksanaan dan
dan Pusat. setelah selesai kegiatan). Laporan Akhir agar
mengikuti outline seperti pada Lampiran 5.
C. Pelaporan 4. Laporan Bulanan dan Laporan Akhir disampaikan
kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan Dan
1. Terdapat 2 (dua) jenis laporan yang harus dibuat,
Air c.q Direktur Pengelolaan Air dengan alamat
yaitu Laporan Bulanan dan Laporan Akhir.
Direktorat Pengelolaan Air Jl. Taman Margasatwa
2. Laporan Bulanan memuat perkembangan
No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan,
pelaksanaan ke-giatan yang disusun setiap bulan,
dengan tembusan kepada Kepala Dinas
berisi kemajuan pelak-sanaan kegiatan sampai
”Pertanian” Propinsi.
bulan berjalan. Laporan Bulanan dikirim ke Dinas
Pertanian Propinsi dengan tembusannya
D. Pengendalian
disampaikan ke Pusat (Ditjen PLA dan Direkrotat
Pengelo-laan Air). Laporan Bulanan disusun Dalam upaya mengurangi kesalahan yang terjadi
mengacu pada Lampiran 4.1, 4.2 (diisi di tingkat dalam pelaksanaan pengembangan irigasi air tanah
Kabupaten/Kota) serta 4.3 dan 4.4 (diisi di dangkal, maka perlu dilaksanakan pengendalian yang
tingkat Propinsi). intensif. Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
3. Laporan Akhir disusun setelah pelaksanaan pengembangan irigasi air tanah dangkal akan
pembangunan irigasi air tanah dalam selesai, dilaksanakan dengan mengikuti acuan Sistem
berisi seluruh rangkaian kegiatan Pelaksanaan Pengendalian Internal (SPI) sebagaimana tercantum
Pembangunan Irigasi Air Tanah Dalam. Agar lebih pada Lampiran 6. Selanjutnya pelaksana di tingkat
informatif dan komunikatif, Laporan Akhir agar propinsi dan kabupaten/kota dapat membuat
dilengkapi dengan dokumen-dokumen seperti daftar/check list pengendalian dengan mempedomani
Laporan SID dan Kontrak serta foto-foto check list yang tercantum pada Lampiran 6 dimaksud.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 29 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 30
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 29 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 30
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENENTUKAN menemukan lapisan aquifer tertekan ini lebih dari 60 m.
TITIK LOKASI PENGEBORAN
4. Kemudian yang tak kalah penting karena proses
pengeboran relatif sulit maka, harus dimilih kontraktor
1. Berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan/ESDM
pengeboran yang sudah ahli dan berpengalaman dalam
setempat atau propinsi. Dinas ini mempunyai data base
pengeboran irigasi tanah dalam. Biasanya daftar
dan peta-peta seperti Peta Geologi, Geohidrologi, Peta
rekanan/kontraktor ini juga terdapat di Dinas
Cekungan Air Tanah, dll. Peta dan data tersebut sebagai
Pertambangan/ESDM setempat atau propinsi.
gambaran awal apakah daerah/lokasi yang akan dipilih
merupakan lokasi/wilayah/titik pengeboran yang
memiliki potensi air tanah untuk Irigasi Tanah Dalam.

2. Melihat sumur-sumur atau irigasi tanah dalam di sekitar


daerah/lokasi yang diinginkan untuk titik pengeboran,
apakah potensi air tanahnya bagus (studi
kasus/pertimbangan).

3. Dari dua langkah diatas sudah dapat gambaran apakah


daerah/lokasi yang diinginkan ada potensi atau tidak
untuk pengeboran irigasi tanah dalam. Kemudian untuk
menentukan titik-titik pengeboran dilakukan dengan uji
Geolistrik. Dari hasil uji geolistrik ini akan didapat
dugaan potensi air tanah di lapisan aquifer tertekan, di
kedalaman-kedalaman tertentu dengan debit-debit
tertentu yang mana sebagai dasar apakah titik-titik yang
diinginkan untuk pengeboran irigasi tanah dalam dapat
dilaksanakan.atau tidak Umumnya kedalaman untuk

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 31 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 32
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 31 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 32
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1

  REKAPITULASI KEGIATAN
PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DALAM
Anonimous. Pedoman Teknis Konstruksi Jaringan Irigasi Air ALOKASI KEGIATAN DALAM BENTUK TUGAS PEMBANTUAN
Tanah Sistim Perpipaan. Dit. Irigasi. Ditjen Sumber DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR, DITJEN PLA TAHUN 2010
Daya Air. Departemen Pekerjaan Umum. 2004.  
---------------. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota
Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. 2004. (Unit)
TP Horti Bun Nak
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta
Prop. Jawa Barat
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal Bina 1 1 1 - - 2

Sarana Pertanian, Departemen Pertanian. 2002. Kab. Cianjur 1 1


Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa. Kab. Bandung Barat 1 1
Jakarta.
2 Prop. Jawa Tengah - - 4 - 4
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal Bina
Kab. Pati
Sarana Pertanian, Departemen Pertanian. 2004. 4 4
Penyusunan Database Sarana Air Tanah Untuk Irigasi 3 Prop. Jawa Timur - - 3 - 3
Pertanian. Laporan Akhir. PT. Gita Rencana Kab. Madiun
3 3
Multiplan. Jakarta.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Nomor : 4 Prop. Riau - - - 2 2

1451 K/10/MEM/2000 Tanggal 3 Nopember 2000 Kab. Kampar


2 2
tentang Prosedur Pemberian Izin Pengeboran dan Izin
5 Prop. Sumatera Selatan 1 - - - 1
Pengambilan Air Bawah Tanah (Lampiran V). Jakarta.
Kab. Banyuasin
1 1
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (editor).
Hidrologi Untuk Pengairan. 2003. PT. Pradnya 6 Prop. Bali - - - 1 1
Paramita. Jakarta. Kab. Bangli
1 1
  Jumlah Total 2 1 7 3 13
   
  Ket : Pengembangan Irigasi Air Tanah Dalam Menunjang Sub Sektor :
  ƒ Tanaman Pangan : 2 Unit
ƒ Hortikultura : 1 Unit
ƒ Perkebunan : 7 Unit
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 33 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 34
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 33 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 34
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
ƒ Peternakan : 3 Unit Lampiran 2
Contoh Berita Acara Serah Terima
Pengelolaan Irigasi Tanah Dalam T. A 2010
 
BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN
No.

Pada hari ini ……… Tanggal …………. Bulan ………………… Tahun dua
ribu ………., kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : …………………………….
Jabatan : Kepala Dinas ………………………………….
Kab………………… Prop…………………
Alamat : Jl. ………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………

Bertindak untuk dan atas nama Dinas ………………………………….. yang


selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ……………………………………………..
Jabatan : Ketua Kelompoktani ………………………
Alamat : Jl. ............................................
................................................
................................................

Bertindak untuk dan atas nama Kelompok tani ……………………………,


Desa …………., Kec……………….., Kabupaten …………… Propinsi
………………….. yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA menyerahkan pengelolaan ………………………


………………………………………………………………………………
kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima alat tersebut dari
PIHAK PERTAMA sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama/Kontrak
Kerja antara ……………………………………..
dan……………………………….,Nomor ………………………………, tanggal
………………… dalam kondisi lengkap dan dapat dioperasionalkan
dengan baik, dengan spesifikasi sebagai berikut :
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 35 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 36
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 35 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 36
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
1. Spesifikasi alat/barang Lampiran 3
2. Spesifikasi alat/barang Jadwal Palang Pelaksanaan Pengembangan Irigasi
3. Dst…. Air Tanah Dalam T.A 2010
4. Dst….  

Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan ini dibuat dan  


ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk
dipergunakan sebaik-baiknya.  
 
 
…………………., ....………2010  
 
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA  
Ketua Kelompoktani ............. Kepala Dinas ……………..
……………………………………. …………………………………..
 
 
 
 
…………………………………….. ……………………………..  
NIP.
   
   
 
 
 
   
   
 
 
 

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 37 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 38
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 37 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 38
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Lampiran 4.1 Lampiran 4.2
Form PLA.02
` Form PLA.01 LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA 2010
Dinas : ……………………………..
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR Propinsi : ……………………………..
T.A. 2010 Subsektor : ……………………………..
Program : ……………………………..
Dinas : …………………………….. Bulan : ……………………………..
Kabupaten : …………………………….. Pagu DIPA Realisasi
Keterangan
Provinsi : …………………………….. No. Dinas Kabupaten/Kota*) Aspek Kegiatan Keuangan Fisik Keuangan Fisik
Subsektor : …………………………….. (Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Program : ……………………………..
1 Dinas…………………….*) Pengelolaan Air
Bulan : ……………………………..
Kab/Kota ………………… 1. Rehab JITUT
2. Rehab JIDES
Pagu DIPA Realisasi Lokasi Kegiatan 3. TAM
Keterangan
No. Aspek Kegiatan Keuangan Fisik Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat 4. Irigasi Tanah Dangkal
(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan 5. Irigasi Tanah Dalam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 6. Air Permukaan
7. Pompa
A. Pengelolaan Air
8. Embung
1. Rehab JITUT
9. Dam Parit
2. Rehab JIDES
10. Sumur Resapan
3. TAM 11. P I P
4. Irigasi Tanah Dangkal 12. Balai Subak
5. Irigasi Tanah Dalam 13. Sekolah Lapang
6. Air Permukaan 2 Dinas…………………….*)
7. Pompa Kab/Kota …………………
8. Embung
3 Dinas…………………….*)
9. Dam Parit
Kab/Kota …………………
10. Sumur Resapan
11. P I P 1. Rehab JITUT
12. Balai Subak 2. Rehab JIDES
13. Sekolah Lapang 3. TAM
4. Irigasi Tanah Dangkal
JUMLAH 5. Irigasi Tanah Dalam
6. Air Permukaan
Catatan :
7. Pompa
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan JUMLAH 8. Embung
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan 9. Dam Parit
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id 10. Sumur Resapan
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan) 11. P I P
4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll 12. Balai Subak
*) Coret yang tidak perlu 13. Sekolah Lapang
………………………., …………………………...…………. 2010

Ctt: 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel. Fax : 021 7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)
Penanggung jawab kegiatan Kabupaten 4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll

  *) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PLA. **) Coret yang tidak perlu ………………………., ……………………...………………. 2010

 
Penanggung jawab kegiatan Propinsi

 
 
 
   
   
   
   
   
   
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 39 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 40
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 39 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 40
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
   
Lampiran 4.3  
Lampiran 4.4
Form PLA.03
LAPORAN MANFAAT
Form PLA.04
KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006, 2007, 2008 dan 2009
REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT
Dinas : ………………………………..
KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006, 2007, 2008 dan 2009
Kabupaten : ………………………………..
Dinas : ………………………………..
Provinsi : ………………………………..
Subsektor : ……………………………….. Provinsi : ………………………………..

Tahun : ……………………………….. Subsektor : ………………………………..

No. Kegiatan Target Fisik DIPA Realisasi Fisik Manfaat No. Kegiatan Target Fisik Realisasi Fisik Manfaat

1 2 3 4 5 1 2 3 4 7

A. Aspek Pengelolaan Air A. Aspek Pengelolaan Air


1. Rehab JITUT
1 Rehab JITUT 2. Rehab JIDES
2 Rehab JIDES 3. TAM
3 T A M 4. Irigasi Tanah Dangkal
4 Irigasi Tanah Dangkal 5. Irigasi Tanah Dalam
5 Irigasi Tanah Dalam 6. Air Permukaan
6 Air Permukaan 7. Pompa
7 Pompa 8. Embung
8 Embung 9. Dam Parit
9 Dam Parit 10.Sumur Resapan
10 Sumur Resapan 11.P I P
11 PIP 12.Balai Subak
12 Balai Subak 13.Sekolah Lapang
13 Sekolah Lapang

Catatan :
1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel
Catatan : via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan 3 Manfaat harus terukur, contoh :
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha,
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton
3. Manfaat harus terukur, contoh : b. Rehab JUT/JAPROD
a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton
sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000;
b. Rehab JUT/JAPROD
c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha
Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton
Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat
sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000;
kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton
c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha
Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat
kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton
………………., ………………….…………. 2010

………….…………, ………………………… 2010


Penanggungjawab Kegiatan Propinsi
 
Penanggungjawab Kegiatan Kabupaten  
   
   
   
   
   
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 41 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 42
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 41 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 42
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
  Lampiran 5
   
  Outline Laporan Akhir

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran

II. PELAKSANAAN
A. Lokasi (administratif dan koordinat)
B. Masukan
C. Tahap Pelaksanaan
D. Masalah
E. Pemecahan Masalah

III. HASIL

IV. MANFAAT

V. DAMPAK

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 43 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 44
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 43 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 44
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010 Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
Lampiran 6
Daftar Isian (check list)
Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Irigasi Air Tanah Dalam

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


I PERSIAPAN
1. Juklak Ada/tidak ada
2. Juknis Ada/tidak ada
3. Organisasi/kelembagaan Ada/tidak ada
4. SID
4.1. Calon lokasi
a. Apakah di lokasi tersebut benar-benar memerlukan irigasi Ya/tidak
air tanah dalam
b. Apakah ada potensi sumber air tanah dalam Ada/tidak ada
c. Debit air mencukupi untuk mengembangkan komoditi yg Cukup/tidak
diusahakan cukup
d. Apakah calon lokasi mudah diakses Ya/tidak
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 81
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 81


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


e. Apakah calon lokasi dilengkapi dengan titik koordinat Ya/tidak
f. Apakah calon lokasi diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas Ya/tidak

4.2. Calon Petani


a. Apakah petani berdomisili di lokasi kegiatan Ya/tidak
b. Apakah sdh terbentuk kelompok tani Ya/tidak
c. Apakah kelompok tani mempunyai respon positif terhadap
kegitan ini Ya/tidak
d. Apakah calon petani diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas Ya/tidak

4.3. Desain Sederhana


a. Apakah sudah disusun desain . Sudah/belum

5. RAB Sudah/belum
a. Apakah telah disusun RAB kegiatan Sudah/belum
b. Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya Sudah/belum
c. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Sudah/belum
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 82
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 82


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
f. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak Ya/tidak
6. SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran Ada/tidak ada
7. SK Penetapan Panitia barang dan Jasa Ada/tidak ada
8. SK Tim Teknis /Koorlap Ada/tidak ada
9. SK Pemeriksa Ada/tidak ada
10. RKS dan HPS Ada/tidak ada
11. Proses tender sudah/belum
12. Kontrak pekerjaan Ada/tidak ada

II PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti desain Ya/tidak
a. Mobilisasi alat Sudah/belum
b. Pengeboran Sudah/belum
c. Pemasangan pipa-pipa casing Sudah/belum
d. Uji Pemipaan Sudah/belum
e. Pemasangan pompa Sudah/belum

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 83


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 83


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


f. Pembangunan rumah pompa Sudah/belum
g. Pembangunan JIAT Sudah/belum
2. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti jadwal palang Ya/tidak
3. Hasil pelaksanaan (irigasi air tanah) telah dimanfaatkan Sudah/belum
III MONEV DAN PELAPORAN
4.1. Monitoring
a. Apakah sudah dibuat pedoman monitoring Sudah/belum
b. Apakah sudah dibuat jadwal monitoring Sudah/belum
c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas monitoring Sudah/belum
d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil monitoring Sudah/belum

4.2. Evaluasi
a. Apakah sudah dibuat pedoman evaluasi Sudah/belum
b. Apakah sudah dibuat jadwal evaluasi Sudah/belum
c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas evaluasi Sudah/belum
d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil evaluasi Sudah/belum

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 84


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 84


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN

4.3. Pelaporan
a. Laporan pertanggungjawaban dana sesuai tahap kegiatan Sesuai/tdk sesuai
b. Apakah sudah dibuat laporan bulanani Sudah/belum
c. Apakah sudah dibuat laporan akhir Sudah/belum

IV PERTANGGUNGJAWABAN
5.1. Apakah sudah dibuat BA Penyelesaian Pekerjaan Sudah/belum
5.2. Apakah sudah dibuat dokumentasi (sebelum, dalam pelaksanaan dan
akhir) Sudah/belum
5.3. Apakah sudah dibuat dokumen bukti pembayaran Sudah/belum
5.4. Apakah sudah dibuat pembukuan Sudah/belum

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 85


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 85


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Lampiran 7

DAFTAR CEKUNGAN AIR TANAH DI INDONESIA


 
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
1. Kabupaten Aceh Besar
1 Banda Aceh 95° 14' 13.78" - 95° 51' 34.31" 5° 15' 25.73" - 5° 39' 37.14" 1470 x
2. Kabupaten Pidie
3. Kota Banda Aceh
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
2 Sigli 95° 48' 41.34" - 96° 12' 47.23" 5° 12' 16.49" - 5° 31' 18.66" 619 x
Kabupaten Pidie
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
3 Meulaboh 95° 42' 55.77" - 97° 1' 9.69" 3° 31' 15.15" - 4° 33' 48.84" 4500 1. Kabupaten Aceh Barat x
2. Kabupaten Aceh Selatan
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
4 Kemiki 96° 9' 41.84" - 96° 23' 5.04" 4° 48' 8.16" - 5° 1' 41.68" 281 1. Kabupaten Pidie x
2. Kabupaten Aceh Utara
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
5 Jeunib 96° 11' 54.82" - 96° 34' 56.13" 5° 8' 4.72" - 5° 15' 49.44" 310 1. Kabupaten Pidie x
2. Kabupaten Aceh Utara
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
6 Peudada 96° 34' 38.46" - 97° 0' 14.89" 4° 48' 20.64" - 5° 16' 30.62" 1198 1. Kabupaten Aceh Tengah x
2. Kabupaten Aceh Utara
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
7 Lampahan 96° 40' 54.16" - 96° 59' 1.31" 4° 34' 58.18" - 4° 49' 57.13" 500 1. Kabupaten Aceh Tengah x
2. Kabupaten Aceh Utara
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
8 Telege 96° 36' 35.31" - 96° 51' 14.41" 4° 22' 13.37" - 4° 30' 41.24" 292 1. Kabupaten Aceh Tengah x
2. Kabupaten Aceh Barat
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
9 Lhokseumawe 96° 52' 14.81" - 97° 47' 15.22" 4° 36' 5.137" - 5° 15' 56.87" 2913 1. Kabupaten Aceh Utara x
2. Kabupaten Aceh Timur
A. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
10 Langsa 97° 46' 41.19" - 98° 17' 16.66" 4° 10' 45.13" - 4° 56' 33.88" 853 Kabupaten Langsa, NAD x
B. Provinsi Sumatera Utara

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 86


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 86


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Kabupaten Langkat

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam


11 Siongol-ongol 97° 35' 23.63" - 97° 43' 16.05" 3° 42' 0.45" - 3° 55' 8.80" 183 x
Kabupaten Aceh Tenggara
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
12 Kotafajar 97° 15' 19.69" - 97° 29' 1.88" 2° 55' 5.38" - 3° 13' 15.18" 269 x
Kabupaten Aceh Selatan
A. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Kabupaten Aceh Tenggara
13 Kutacane 97° 44' 39.19" - 98° 5' 16.40" 3° 5' 45.62" - 3° 34' 24.36" 351 x
B. Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten Karo
A. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Kabupaten Aceh Selatan
14 Sibulus Salam 97° 35' 46.70" - 98° 27' 50.88" 1° 59' 22.78" - 3° 1' 26.80" 3632 x
B. Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara
1. Kabupaten Langkat
2. Kabupaten Deli Serdang
15 Medan 98° 6' 40.94" - 100° 8' 54.18" 2° 5' 42.42" - 4° 7' 39.306" 19786 3. Kabupaten Asahan x
4. Kabupaten Karo
5. Kabupaten Simalungun
6. Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara
16 Sidikalang 98° 8' 51.81" - 98° 48' 27.96" 2° 11' 18.70" - 2° 59' 11.58" 2438 1. Kabupaten Sidikalang x
2. Kabupaten Tapanuli Selatan
Provinsi Sumatera Utara
17 Samosir 98° 40' 50.65" - 98° 59' 42.18" 2° 25' 16.53" - 2° 45' 33.46" 648 x
Kabupaten Samosir
Provinsi Sumatera Utara
18 Porsea-Prapat 98° 54' 28.71" - 99° 13' 32.98" 2° 18' 13.91" - 2° 40' 43.23" 483 1. Kabupaten Tobasamosir x
2. Kabupaten Simalungun
Provinsi Sumatera Utara
19 Tarutung 98° 47' 33.17" - 99° 7' 51.15" 1° 57' 30.23" - 2° 19' 46.38" 875 x
Kabupaten Tapanuli Utara
Provinsi Sumatera Utara
20 Gunungsitoli 97° 28' 42.34" - 97° 56' 25.52" 0° 45' 26.56" - 1° 26' 58.66" 42 x
Kabupaten Nias
Provinsi Sumatera Utara
21 Lahewa 97° 2' 35.60" - 97° 23'15.99" 1° 14' 55.44" - 1° 28' 12.06" 20 x
Kabupaten Nias
Provinsi Sumatera Utara
22 Sirombu 97° 12' 55.79" - 97° 31' 50.90" 0° 53' 18.60" - 1° 15' 44.26" 17 x
Kabupaten Nias
Provinsi Sumatera Utara
23 Kuala Batangtoru 98° 42' 36.89" - 99° 0' 58.91" 1° 12' 17.13" - 1° 39' 7.70" 795 1. Kabupaten Tapanuli Tengah x
2. Kabupaten Tapanuli Selatan
24 Pekanbaru 99° 48' 19.14" - 102° 32' 3.58" -0° 43' 48.13" - 2° 43' 18.81" 21799 A. Provinsi Sumatera Utara x

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 87


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 87


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
1. Kabupaten Labuhan Batu
2. Kabupaten Tapanuli Selatan
B. Provinsi Riau
1. Kabupaten Rokan Hilir
2. Kabupaten Rokan Hullu
3. Kabupaten Bengkalis
4. Kabupaten Siak
5. Kabupaten Pelalawan
6. Kabupaten Kampar
Provinsi Sumatera Utara
25 Banjarampa 99° 3' 43.05" - 99° 15' 7.53" 0° 58' 8.87" - 1° 15' 6.31" 211 x
Kabupaten Tapanuli Selatan
Provinsi Sumatera Utara
26 Panyambungan 99° 24' 33.21" - 99° 35' 16.99" 0° 47' 3.03" - 1° 7' 15.63" 242 x
Kabupaten Tapanuli Selatan
Provinsi Sumatera Utara
27 Pasaribuhuan 99° 36' 44.47" - 99° 50' 38.47" 0° 58' 11.16" - 1° 11' 52.51" 225 x
Kabupaten Tapanuli Selatan
Provinsi Sumatera Utara
28 Padangsidempuan 99° 5' 40.37" - 99° 29' 54.98" 1° 11' 7.11" - 1° 47' 34.26" 240 x
Kabupaten Tapanuli Selatan
A. Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten Tapanuli Selatan
29 Natal-Ujunggading 99° 1' 31.95" - 99° 47' 38.38" 0° 0' 0.30" - 0° 47' 27.90" 2825 x
B. Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat
30 Lubuksikaping 99° 59' 35.56" - 100° 13' 5.69" 0° 5' 25.98" - 0° 33' 29.82" 217 x
Kabupaten Pasaman
A. Provinsi Riau
1. Kota Dumai
2. Kabupaten Rokan Hilir
3. Kabupaten Bengkalis
4. Kabupaten Siak
5. Kabupaten Pelalawan
31 Jambi-Dumai 100° 45' 27.18" - 104° 39' 38.26" -2° 0' 1.85" - 2° 20' 29.89" 69776 6. Kabupaten Indragiri Hulu x
7. Kabupaten Indragiri Hilir
B. Provinsi Jambi
1. Kabupaten Tanjung Jabung Barat
2. Kabupaten Tanjung Jabung Timur
C. Provinsi Sumatera Selatan
Kabupaten Musi Banyuasin
Provinsi Sumatera Barat
1. Kabupaten Pasaman
2. Kabupaten Padang Pariaman
32 Padang-Pariaman 99° 41’15.12” - 100° 34’ 41.35” -1° 0’ 28.77” - 0° 21’ 30.71” 5331 x
3. Kabupaten Padang
4. Kabupaten Bukittinggi
5. Kabupaten Tanahdatar

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 88


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 88


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
6. Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat


1. Kota Bukit Tinggi
33 Bukit Tinggi 100° 20’ 7.71” - 100° 31’ 46.82” -0° 9’ 29.73” - -0° 23’ 52.99” 296 x
2. Kabupaten Bukit Tinggi
3. Kabupaten Tanah Datar
Provinsi Sumatera Barat
1. Kabupaten Limapuluh Kota
34 Payakumbuh 100° 17’ 42.81” - 100° 46’ 21.76” -0° 0’ 9.49” - -0° 22’ 40.20” 668 2. Kota Payakumbuh x
3. Kabupaten Tanah Datar
4. Kabupaten Bukit Tinggi
Provinsi Sumatera Barat
1. Kabupaten Tanah Datar
35 Alanglawas 100° 38’ 31.57” - 100° 51’ 14.24” -0° 17’ 53.91” - -0° 33’ 1.93” 167 x
2. Kabupaten Limapuluh Kota
3. Kabupaten Sawahlunto
Provinsi Sumatera Barat
36 Batusangkar 100° 20’ 19.58” - 100° 38’ 35.76” -0° 19’ 43.81” - -0° 33’ 43.55” 432 1. Kabupaten Tanah Datar x
2. Kabupaten Padang Panjang
Provinsi Sumatera Barat
1. Kota Solok
2. Kabupaten Padang Pariaman
37 Solok 100° 21’ 30.80” - 100° 51’ 17.48” -0° 30’ 2.89” - -1° 7’ 8.55” 1325 x
3. Kabupaten Tanah Datar
4. Kabupaten Solok
5. Kabupaten Painan
Provinsi Riau
1. Kabupaten Indragiri Hulu
38 Tulak 101° 5’ 0.4596” - 102° 7’ 34.11” -0° 2’ 54.16” - -0° 50’ 45.14” 2915 x
2. Kabupaten Pelalawan
3. Kabupaten Kampar
A. Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten Sawahlunto
39 Muarabungo 101° 27’ 20.28” - 102° 52’ 44.84” -0° 53’ 31.21” - -1° 49’ 19.58” 5510 B. Provinsi Jambi x
1. Kabupaten Bungo Tebo
2. Kabupaten Sorolangun Bangko
A. Provinsi Sumatera Barat
1. Kabupaten Painan
2. Kabupaten Solok
B. Provinsi Jambi
40 Painan-Lubukpinang 100° 20’ 52.97” - 101° 57’ 1.65” -1° 0’ 12.29” - -3° 23’ 46.28” 10460 x
1. Kabupaten Sungai Penuh
2. Kabupaten Sorolnagun Bangko
C. Provinsi Bengkulu
Kabupaten Bengkulu Utara

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 89


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 89


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
A. Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten Solok
41 Kayuaro-Padangaro 100° 45’ 19.82” - 101° 45’ 8.96” -1° 7’ 53.82” - -2° 0’ 0.22” 2810 B. Kabupaten Jambi x
1. Kabupaten Sungai Penuh
2. Kabupten Bungo Tebo
Provinsi Jambi
42 Sungaipenuh 101° 13’ 23.46” - 101° 42’ 54.51” -1° 53’ 5.60” - -2° 19’ 45.92” 1235 x
Kabupaten Sungai Penuh
A. Provinsi Jambi
1. Kabupaten Sorolangun Bangko
2. Kabupaten Sungai Penuh
43 Bangko-Sarolangun 101° 30’ 54.31” - 103° 6’ 31.61” -1° 45’ 10.87” - -2° 46’ 3.37” 6702 x
3. Kabupaten Bungo Tebo
B. Provinsi Sumatera Selatan
Kabupaten Musirawas
Provinsi Jambi
44 Muaratembesi 102° 50’ 25.19” - 103° 35’ 45.27” -1° 25’ 39.97” - -1° 58’ 35.71” 1534 1. Kabupaten Muarabulian x
2. Kabupaten Sorolangun Bangko
A. Provinsi Sumatera Selatan
1. Kabupaten Musi Banyuasin
45 Karangagung 103° 21’ 0.35” - 106° 5’ 54.42” -1° 45’ 37.89” - -3° 51’ 57.60” 22860 2. Kabupaten Ogan Komering x
B. Provinsi Jambi
Kabupaten Muara Bulian
A. Provinsi Sumatera Selatan
1. Kabupaten Musi Banyuasin
46 Muaralakitan 103° 6’ 19.62” - 103° 37’ 56.88” -2° 12’ 27.03” - -3° 1’ 14.27” 1794 2. Kabupaten Musirawas x
B. Provinsi Jambi
Kabupaten Sorolangun Bangko
A. Provinsi Jambi
Kabupaten Sorolangun Bangko
B. Provinsi Bengkulu
Kabupaten Rejang Lebong
C. Provinsi Sumatera Selatan
1. Kabupaten Musirawas
47 Lubuklinggau-Muaraenim 102° 36’ 4.89” - 105° 0’ 49.98” -2° 27’ 21.60” - -4° 16’ 47.62” 15400 x
2. Kabupaten Lahat
3. Kabupaten Prabumulih
4. Kabupaten Ogan Komering Ulu
5. Kabupaten Ogan Komering Ilir
D. Provinsi Lampung
Kabupaten Lampung Utara
Provinsi Bengkulu
1. Kota Bengkulu
48 Bengkulu 101° 48’ 11.14” - 103° 31’ 38.43” -2° 58’ 23.03” - -4° 53’ 7.8” 6975 2. Kabupaten Bengkulu Utara x
3. Kabupaten Rejang Lebong
4. Kabupaten Bengkulu Selatan
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 90
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 90


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
A. Provinsi Lampung
Kabupaten Lampung Barat
49 Gedongmeneng 103° 20’ 56.83” - 103° 52’ 8.46” -4° 30’ 31.75” - -5° 0’ 46.41” 1412 x
B. Provinsi Bengkulu
Kabupaten Bengkulu Selatan
Provinsi Sumatera Selatan
1. Kota Palembang
2. Kabupaten Musi Banyuasin
50 Palembang-Kayuagung 103° 29’ 47.13” - 105° 12’ 8.42” -2° 31’ 19.15” - -3° 41’ 52.34” 8652 x
3. Kabupaten Ogan Komering Ilir
4. Kabupaten Ogan Komering Ulu
5. Kabupaten Prabumulih
A. Provinsi Lampung
Kabupaten Lampung Utara
51 Baturaja 103° 54’ 9.57” - 104° 44’ 3.27” -3° 54’ 30.6” - -4° 35’ 35.79” 2404 x
B. Provinsi Sumatera Selatan
Kabupaten Ogan Komering Ulu
A. Provinsi Bengkulu
1. Kabupaten Bengkulu Selatan
2. Kabupaten Rejang Lebong
52 Muaraduo-Curup 102° 21’ 32.74” - 104° 8’ 35.77” -3° 14’ 51.23” - -4° 40’ 33.86” 8521 B. Provinsi Sumatera Selatan x
1. Kabupaten Ogan Komering Ulu
2. Kabupaten Lahat
3. Kabupaten Prabumulih
A. Kabupaten Lampung
Kabupaten Lampung Barat
53 Ranau 103° 35’ 23.27” - 104° 18’ 54.65” -4° 30’ 57.72” - -5° 7’ 37.16” 1501 x
B. Provinsi Sumatera Selatan
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Provinsi Lampung
1. Kabupaten Lampung Utara
2. Kabupaten Lampung Barat
54 Metro-Kotabumi 103° 53’ 4.46” - 105° 55’ 9.33” -4° 12’ 8.59” - -5° 54’ 44.95” 21640 x
3. Kabupaten Lampung Selatan
4. Kabupaten Lampung Tengah
5. Kota Bandar Lampung
Provinsi Lampung
55 Kotaagung 104° 11’ 9.07” - 104° 42’ 15.96” -5° 4’ 28.92” - -5° 33’ 20.53” 1236 1. Kabupaten Lampung Barat x
2. Kabupaten Lampung Selatan
Provinsi Lampung
56 Talangpadang 104° 31’ 9.97” - 104° 53’ 25.71” -5° 10’ 18.63” - -5° 27’ 45.64” 615 x
Kabupaten Lampung Selatan
Provinsi Lampung
57 Bandarlampung 105° 20’ 38.94” - 104° 59’ 11.59” -5° 23’ 0.21” - -5° 39’ 59.22” 439 1. Kota Bandar Lampung x
2. Kabupaten Lampung Selatan
Provinsi Lampung
58 Kalianda 105° 23’ 58.99” - 105° 42’ 45.63” -5° 34’ 11.68” - -5° 50’ 46.04” 234 x
Kabupaten Lampung Selatan

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 91


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 91


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
59 Koba 106° 19’ 50.29” - 106° 41’ 37.53” -2° 27’ 25.57” - -2° 35’ 59.88” 324 x
Kabupaten Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
60 Kepoh 106° 29’ 40.66” - 106° 44’ 28.79” -2° 36’ 31.82” - -2° 59’ 0.18” 334 x
Kabupaten Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
61 Batubetumpang 105° 54’ 24.63” - 106° 10’ 47.14” -2° 40’ 38.25” - -2° 52’ 33.74” 287 x
Kabupaten Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
62 Pangkal Raya 105° 48’ 45.30” - 106° 0’ 45.71” -2° 20’ 25.32” - -2° 33’ 39.53” 235 x
Kabupaten Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
63 Airpandan 105° 42’ 35.41” - 105° 53’ 53.46” -2° 3’ 33.20” - -2° 15’ 33.56” 163 x
Kabupaten Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
64 Tanjungniur 105° 25’ 9.28” - 105° 36’ 59.63” -1° 57’ 22.27” - -2° 8’ 8.99” 219 x
Kabupaten Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
65 Manggar 108° 2’ 59.30” - 108° 17’ 41.69” -2° 49’ 47.80” - -3° 11’ 39.39” 203 x
Kabupaten Belitung
Provinsi Banten
66 Labuan 105° 41’ 13.39” - 106° 6’ 2.32” -6° 15’ 50.37” - -6° 34’ 45.79” 734 1. Kabupaten Pandeglang x
2. Kabupaten Lebak
Provinsi Banten
67 Rawadanau 105° 49’ 25.62” - 106° 2’ 58.85” -6° 3’ 39.90” - -6° 17’ 47.74” 375 1. Kabupaten Pendeglang x
2. Kabupaten Serang
A. Provinsi Banten
1. Kabupaten Serang
2. Kabupaten Tangerang
3. Kota Tangerang
4. Kota Cilegon
5. Kota Serang
6. Kabupaten Lebak
7. Kabupaten Pandeglang
68 Serang-Tangerang 105° 54’ 31.38” - 106° 42’ 36.59” -5° 55’ 3.55” - -6° 30’ 16.84” 2822 x
B. Provinsi Jawa Barat

Kabupaten Bogor

Provinsi Banten
69 Malingping 105° 41’ 4.44” - 106° 9’ 50.04” -6° 39’ 10.36” - -6° 51’ 4.23” 707 1. Kabupaten Pandeglang x
2. Kabupaten Lebak

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 92


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 92


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
A. Provinsi Banten
1. Kabupaten Tangerang
2. Kota Tangerang
70 Jakarta 106° 36' 32.54" - 107° 4' 4.78" -6° 0' 43.50" - -6° 26' 58.23" 1439 B. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta x
C. Provinsi Jawa Barat
1. Kabupaten Bogor
2. Kabupaten Bekasi
Provinsi Jawa Barat
71 Bogor 106° 28' 20.88" - 106° 59' 45.56" -6° 24' 38.03" - -6° 47' 2.88" 1311 1. Kabupaten Bogor x
2. Kota Bogor
Provinsi Jawa Barat
72 Sukabumi 106° 32' 43.88" - 107° 2' 13.80" -6° 42' 56.37" - -6° 58' 17.72" 868 1. Kabupaten Sukabumi x
2. Kota Sukabumi
Provinsi Jawa Barat

73 Cianjur 106° 58' 5.61" - 107° 17' 4.63" -6° 41' 59.07" - -6° 56' 39.07" 467 x
4. Kabupaten Cianjur

Provinsi Jawa Barat

74 Jampangkulon 106° 22' 55.98" - 106° 48' 15.44" -7° 13' 17.60" - -7° 25' 6.99" 384 x
5. Kabupaten Sukabumi

Provinsi Jawa Barat


1. Kabupaten Bogor
2. Kabupaten Bekasi
75 Bekasi-Karawang 106° 52' 5.75" - 107° 42' 31.37" -5° 54' 29.23" - -6° 36' 53.29" 3641 x
3. Kabupaten Karawang
4. Kabupaten Purwakarta
5. Kabupaten Subang
Provinsi Jawa Barat
1. Kabupaten Subang
76 Subang 107° 35' 48.84" - 108° 2' 5.87" -6° 10' 27.42" - -6° 38' 7.91" 1514 x
2. Kabupaten Indramayu
3. Kabupaten Sumedang
Provinsi Jawa Barat
1. Kabupaten Purwakarta
77 Ciater 107° 24' 28.40" - 107° 50' 28.98" -6° 36' 11.30" - -6° 48' 38.87" 566 x
2. Kabupaten Bandung
3. Kabupaten Sumedang
Provinsi Jawa Barat
78 Lembang 107° 25' 56.47" - 107° 45' 51.67" -6° 43' 37.73" - -6° 51' 10.22" 169 1. Kabupaten Bandung x
2. Kabupaten Sumedang

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 93


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 93


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Jawa Barat

79 Batujajar 107° 23' 33.16" - 107° 30' 17.19" -6° 49' 55.63" - -7° 0' 25.59" 89 x
6. Kabupaten Bandung

Provinsi Jawa Barat


IV. Bandung-
1. Kabupaten Bandung
80 107° 21' 55.07" - 107° 57' 7.21" -6° 48' 29.70" - -7° 14' 47.28" 1716 x
Soreang 2. Kabupaten Sumedang
3. Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat
81 Cibuni 107° 9' 6.51" - 107° 29' 42.40" -7° 5' 10.39" - -7° 22' 9.19" 621 1. Kabupaten Bandung x
2. Kabupaten Cianjur
Provinsi Jawa Barat
82 Banjarsari 107° 27' 17.83" - 107° 46' 13.88" -7° 11' 56.53" - -7° 26' 59.11" 605 1. Kabupaten Bandung x
2. Kabupaten Garut
Provinsi Jawa Barat
1. Kabupaten Garut
83 Tasikmalaya 107° 50' 53.79" - 108° 20' 49.26" -7° 2' 17.35" - -7° 27' 7.91" 1219 2. Kabupaten Tasikmalaya x
3. Kabupaten Ciamis
4. Kota Tasikmalaya
Provinsi Jawa Barat

84 Garut 107° 42' 33.81" - 108° 5' 11.67" -7° 3' 3.77" - -7° 24' 8.58" 886 x
5. Kabupaten Garut

A. Provinsi Jawa Barat

85 Malangbong 107° 53' 42.00" - 108° 17' 34.23" -6° 56' 6.26" - -7° 7' 41.76" 514 1. Kabupaten Sumedang x
2. Kabupaten Tasikmalaya
3. Kabupaten Garut
Provinsi Jawa Barat

86 Sumedang 107° 45' 38.20" - 108° 4' 13.95" -6° 46' 2.37" - -6° 57' 22.06" 483 x
6. Kabupaten Sumedang

V. Provinsi Jawa Barat


87 Sukamantri 107° 50' 47.46" - 108° 2' 56.85" -6° 40' 18.91" - -6° 48' 12.35" 151 x
Kabupaten Sumedang
Provinsi Jawa Barat
88 Ciamis 108° 15' 45.81" - 108° 33' 8.14" -7° 11' 12.85" - -7° 25' 59.07" 581 1. Kabupaten Ciamis x
2. Kabupaten Tasikmalaya

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 94


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 94


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
3. Kota Banjar

Provinsi Jawa Barat


89 Kawali 108° 16' 4.17" - 108° 34' 13.02" -7° 4' 54.98" - -6° 48' 12.35" 291 x
Kabupaten Ciamis
Provinsi Jawa Barat
90 Kuningan 108° 15' 44.50" - 108° 39' 14.58" -7° 3' 17.20" - -6° 52' 13.72" 507 1. Kabupaten Kuningan x
2. Kabupaten Majalengka
Provinsi Jawa Barat
91 Majalengka 108° 3' 32.4" - 108° 24' 40.24" -6° 34' 12.81" - -6° 55' 47.85" 686 1. Kabupaten Majalengka x
2. Kabupaten Sumedang
Provinsi Jawa Barat
1. Kabupaten Indramayu
92 Indramayu 107° 56' 38.14" - 108° 19' 46.08" -6° 13' 42.77" - -6° 39' 20.74" 1282 x
2 .Kabupaten Majalengka
3. Kabupaten Sumedang
VI. Provinsi Jawa Barat
1. Kabupaten Indramayu
93 Sumber-Cirebon 108° 13' 53.45" - 108° 39' 15.85" -6° 13' 49.61" - -6° 53' 59.86" 1659 2. Kabupaten Cirebon x
3. Kabupaten Kuningan
4. Kota Cirebon
Provinsi Jawa Tengah
94 Majenang 108° 41' 58.06" - 108° 51' 14.72" -7° 17' 19.18" - -7° 24' 21.99" 108 x
Kabupaten Cilacap
A. Provinsi Jawa Barat

7. Kabupaten Ciamis

95 Sidareja 108° 32' 56.67" - 108° 49' 43.47" -7° 17' 14.05" - -7° 40' 28.84" 480 x
B. Provinsi Jawa Tengah

8. Kabupaten Cilacap

A. Provinsi Jawa Barat

9. Kabupaten Cirebon
96 Tegal-Brebes 108° 35' 7.31" - 109° 21' 16.34" -6° 44' 11.61" - -7° 11' 0.39" 1356 x

B. Provinsi Jawa Tengah


1. Kabupaten Brebes
2. Kabupaten Tegal

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 95


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 95


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Pemalang
97 Bumiayu 108° 55' 13.33" - 109° 24' 18.87" -7° 0' 28.58" - -7° 19' 24.38" 661 x
2. Kabupaten Tegal
3. Kabupaten Brebes
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Banjarnegara
98 Purwokerto-Purbalingga 109° 3' 1.70" - 109° 46' 49.02" -7° 12' 44.33" - -7° 32' 26.86" 1318 x
2. Kabupaten Banyumas
3. Kabupaten Purbalingga
Provinsi Jawa Tengah
99 VII. Cilacap 108° 59' 15.41" - 109° 12' 14.43" -7° 25' 41.48" - -7° 45' 5.32" 218 1. Kabupaten Banyumas x
2. Kabupaten Cilacap
Provinsi Jawa Tengah
100 Nusakambangan 108° 48' 7.47" - 108° 59' 47.98" -7° 40' 45.94" - -7° 45' 13.59" 45 x
Kabupaten Cilacap
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Cilacap
101 Kroya 109° 6' 49.12" - 109° 26' 46.49" -7° 31' 28.39" - -7° 43' 36.42" 423 x
2. Kabupaten Kebumen
3. Kabupaten Banyumas
Provinsi Jawa Tengah
102 Banyumudal 109° 23' 13.53" - 109° 29' 9.91" -7° 36' 45.02" - -7° 43' 53.66" 67 x
Kabupaten Kebumen
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Pemalang
103 Pekalongan-Pemalang 109° 18' 45.31" - 109° 51' 52.35" -6° 46' 33.52" - -7° 13' 24.20" 1682 x
2. Kabupaten Pekalongan
3. Kabupaten Batang
Provinsi Jawa Tengah
104 Kebumen-Purworejo 109° 27' 18.50" - 110° 3' 36.50" -7° 34' 14.61" - -7° 53' 59.96" 1127 1. Kabupaten Kebumen x
2. Kabupaten Purworejo
Provinsi Jawa Tengah
105 Karangkobar 109° 34' 42.69" - 109° 55' 17.84" -7° 10' 12.18" - -7° 18' 43.34" 316 1. Kabupaten Banjarnegara x
2. Kabupaten Wonosobo
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Batang
106 Subah 109° 49' 26.04" - 110° 11' 32.45" -6° 54' 15.69" - -7° 18' 16.57" 874 x
2. Kabupaten Kendal
3. Kabupaten Temanggung
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Wonosobo
107 Wonosobo 109° 45' 48.56" - 110° 4' 41.47" -7° 11' 7.81" - -7° 31' 51.33" 666 x
2. Kabupaten Banjarnegara
3. Kabupaten Magelang
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Magelang
108 Magelang-Temanggung 109° 59' 45.38" - 110° 27' 21.31" -7° 11' 45.92" - -7° 42' 6.69" 1783 2. Kota Magelang x
3. Kabupaten Boyolali
4. Kabupaten Temanggung

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 96


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 96


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
5. Kabupaten Semarang

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


1. Kabupaten Sleman
109 Yogyakarta-Sleman 110° 12' 30.45" - 110° 29' 49.38" -7° 32' 23.62" - -8° 1' 52.04" 916 2. Kabupaten Bantul x
3. Kota Yogyakarta
4. Kabupaten Kulon Progo
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
110 Wates 110° 2' 16.22" - 110° 15' 45.54" -7° 50' 2.01" - -7° 59' 16.99" 150 Kabupaten Kulon Progo x

Provinsi Jawa Tengah


111 Kendal 110° 1' 43.68" - 110° 16' 16.97" -6° 50' 45.56" - -7° 2' 37.74" 404 x
Kabupaten Kendal
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Kendal
112 Sumowono 110° 3' 45.06" - 110° 20' 20.84" -7° 5' 29.51" - -7° 15' 49.17" 207 x
2. Kabupaten Semarang
3. Kabupaten Temanggung
Provinsi Jawa Tengah
113 Rawapening 110° 18' 36.13" - 110° 30' 7.60" -7° 10' 59.52" - -7° 26' 54.53" 303 1. Kabupaten Semarang x
2. Kota Salatiga
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Semarang
114 Ungaran 110° 11' 34.19" - 110° 31' 43.53" -7° 2' 23.03" - -7° 13' 41.52" 329 x
2. Kota Semarang
3. Kabupaten Kendal
Provinsi Jawa Tengah
115 Salatiga 110° 26' 11.88" - 110° 38' 3.58" -7° 12' 31.73" - -7° 27' 54.94" 85 1. Kabupaten Semarang x
2. Kabupaten Boyolali
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Kendal
2. Kabupaten Semarang
116 Semarang-Demak 110° 14' 56.35" - 111° 20' 8.21" -6° 46' 26.64" - -7° 12' 50.99" 1839 3. Kota Semarang x
4. Kabupaten Demak
5. Kabupaten Grobogan
6. Kabupaten Blora
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Klaten
2. Kabupaten Sukoharjo
3. Kabupaten Boyolali
117 Karanganyar-Boyolali 110° 26' 18.30" - 111° 12' 45.98" -7° 19' 1.182" - -7° 54' 32.62" 3877 x
4. Kabupaten Sragen
5. Kabupaten Karanganyar
6. Kabupaten Wonogiri
7. Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah
118 Eromoko 110° 48' 30.19" - 111° 1' 15.32" -7° 51' 37.47" - -8° 3' 52.62" 215 x
Kabupaten Wonogiri

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 97


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 97


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
A. Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Wonogiri
B. Daerah Istimewa Yogyakarta
119 Wonosari 110° 20' 40.02" - 111° 4' 32.21" -7° 54' 31.05" - -8° 15' 30.93" 1692 1. Kabupaten Bantul x
2. Kabupaten Gunung Kidul
C. Jawa Timur
Kabupaten Pacitan
Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Demak
120 Kudus 110° 32' 9.81" - 111° 2' 48.78" -6° 35' 57.91" - -7° 1' 13.93" 1388 2. Kabupaten Kudus x
3. Kabupaten Jepara
4. Kabupaten Pati
Provinsi Jawa Tengah
121 Jepara 110° 38' 14.94" - 110° 55' 15.95" -6° 24' 27.16" - -6° 38' 24.67" 531 x
Kabupaten Jepara
Provinsi Jawa Tengah
122 Pati-Rembang 110° 53' 42.9" - 111° 23' 38.75" -6° 24' 39.18" - -6° 52' 57.29" 1028 1. Kabupaten Pati x
2. Kabupaten Rembang
A. Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Rembang
123 Lasem 111° 23' 13.32" - 111° 56' 22.43" -6° 36' 58.91" - -6° 50' 48.83" 378 x
B. Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Tuban
Provinsi Jawa Tengah
124 Watuputih 111° 29' 0.73" - 111° 32' 56.27" -6° 50' 41.56" - -6° 50' 41.56" 31 1. Kabupaten Rembang x
2. Kabupaten Blora
A. Provinsi Jawa Tengah
1. Kabupaten Grobogan
125 Randublatung 111° 11' 23.39" - 111° 36' 26.12" -7° 9' 17.55" - 7° 15' 57.66" 203 2. Kabupaten Blora x
B. Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Bojonegoro
A. Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Wonogiri
B. Provinsi Jawa Timur
126 Ngawi-Ponorogo 111° 7' 0.03" - 111° 47' 49.16" -7° 20' 22.54" - -8° 4' 26.64" 3902 1. Kabupaten Ponorogo x
2. Kabupaten Madiun
3. Kabupaten Ngawi
4. Kabupaten Magetan
Provinsi Jawa Timur
1. Kabupaten Bojonegoro
2. Kabupaten Tuban
127 Surabaya-Lamongan 111° 37' 38.16" - 112° 50' 13.76" -6° 57' 8.69" - -7° 18' 37.53" 2525 x
3. Kabupaten Lamongan
4. Kabupaten Gresik
5. Kota Surabaya

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 98


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 98


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Jawa Timur
128 Tuban 111° 46' 51.66" - 112° 14' 49.78" -6° 45' 41.19" - -6° 59' 38.54" 503 1. Kabupaten Tuban x
2. Kabupaten Lamongan
Provinsi Jawa Timur
129 Panceng 112° 15' 46.19" - 112° 33' 46.55" -6° 51' 47.25" - -6° 58' 50.97" 283 1. Kabupaten Lamongan x
2. Kabupaten Gresik
Provinsi Jawa Timur
1. Kabupaten Trenggalek
2. Kabupaten Tulungagung
3. Kabupaten Blitar
4. Kota Blitar
5. Kabupaten Malang
6. Kota Malang
130 Brantas 111° 42' 55.90" - 113° 0' 9.43" -7° 17' 40.11" - -8° 17' 5.03" 6186 7. Kabupaten Mojokerto x
8. Kabupaten Sidoarjo
9. Kabupaten Gresik
10. Kota Surabaya
11. Kabupaten Jombang
12. Kabupaten Kediri
13. Kabupaten Nganjuk
14. Kabupaten Madiun
Provinsi Jawa Timur
131 Bulukawang 111° 46' 8.00" - 112° 21' 29.52" -8° 9' 37.49" - -8° 21' 1.87" 618 1. Kabupaten Tulungagung x
2. Kabupaten Blitar
Provinsi Jawa Timur
132 Sumberbening 112° 22' 30.79" - 112° 49' 10.92" -8° 11' 39.14" - -8° 26' 56.44" 715
Kabupaten Malang x
Provinsi Jawa Timur
1. Kabupaten Mojokerto
133 Pasuruan 112° 34' 22.15" - 113° 5' 11.15" -7° 31' 55.71" - -7° 57' 27.06" 1596 x
2. Kabupaten Pasuruan
3. Kota Pasuruan
Provinsi Jawa Timur
134 Probolinggo 112° 56' 4.25" - 113° 37' 33.14" -7° 41' 54.57" - -8° 1' 38.08" 1639 1. Kabupaten Lumajang x
2. Kabupaten Probolinggo
Provinsi Jawa Timur
1. Kabupaten Lumajang
135 Jember-Lumajang 112° 53' 57.36" - 114° 2' 42.22" -7° 56' 23.58" - -8° 25' 22.94" 3865 2. Kabupaten Jember x
3. Kabupaten Bondowoso
4. Kabupaten Probolinggo
Provinsi Jawa Timur
1. Kabupaten Bondowoso
136 Besuki 113° 34' 17.40" - 113° 52' 4.48" -7° 41' 12.69" - -7° 58' 19.50" 469 x
2. Kabupaten Situbondo
3. Kabupaten Probolinggo

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 99


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 99


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Jawa Timur
1. Kabupaten Bondowoso
137 Bondowoso-Situbondo 113° 40' 6.74" - 114° 26' 39.19" -7° 36' 17.95" - -8° 7' 37.33" 2358 x
2. Kabupaten Situbondo
3. Kabupaten Jember
Provinsi Jawa Timur
138 Wonorejo 114° 12' 15.69" - 114° 27' 49.57" -7° 48' 9.83" - -8° 5' 53.17" 543 1. Kabupaten Situbondo x
2. Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
139 Banyuwangi 113° 55' 28.01" - 114° 24' 28.44" -8° 3' 29.47" - -8° 34' 11.00" 1737 x
Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
140 Blambangan 114° 20' 23.26" - 114° 36' 10.39" -8° 26' 41.90" - -8° 46' 51.07" 413 x
Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
141 Bangkalan 112° 40' 22.8" - 112° 58' 6.01" -6° 53' 21.96" - -7° 7' 16.24" 398 x
Kabupaten Bangkalan
Provinsi Jawa Timur
1. Kabupaten Bangkalan
142 Ketapang 112° 54' 47.42" - 113° 56' 18.56" -6° 51' 51.97" - -6° 56' 56.89" 631 2. Kabupaten Sampang x
3. Kabupaten Pamekasan
4. Kabupaten Sumenep
Provinsi Jawa Timur
1. Kabupaten Bangkalan
143 Sampang-Pamekasan 112° 41' 25.08" - 113° 53' 39.48" -7° 3' 55.29" - -7° 15' 25.69" 1200 2. Kabupaten Sampang x
3. Kabupaten Pamekasan
4. Kabupaten Sumenep
Provinsi Jawa Timur
144 Sumenep 113° 27' 22.5" - 114° 6' 27.58" -6° 57' 13.69" - -7° 7' 19.49" 478 1. Kabupaten Pamekasan x
2. Kabupaten Sumenep
Provinsi Jawa Timur
145 Toranggo 113° 55' 32.30" - 114° 7' 32.52" -6° 52' 4.60" - -6° 59' 1.82" 101 x
Kabupaten Sumenenp
A. Provinsi Kalimantan Barat
146 Paloh 109° 16' 23.73" - 109° 38' 52.08" 1° 41' 8.84" - 2° 4' 57.39" 561 Kabupaten Sambas x
B. Malaysia
Provinsi Kalimantan Barat
147 Sambas 108° 54' 32.4" - 109° 50' 18.59" 1° 2' 44.59" - 1° 43' 22.10" 3178 1. Kabupaten Sambas x
2. Kabupaten Bengkayang
Provinsi Kalimantan Barat
148 Singkawang 108° 55' 31.83" - 109° 19' 28.59" 0° 50' 54.37" - 1° 6' 20.55" 728 1. Kabupaten Sambas x
2. Kabupaten Bengkayang
Provinsi Kalimantan Barat
1. Kabupaten Bengkayang
149 Pontianak 108° 50' 8.88" - 110° 30' 0" 0° 52' 27.3" - -2° 23' 49.96" 22620 2. Kabupaten Landak x
3. Kabupaten Pontianak
4. Kota Pontianak

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 100


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 100


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
5. Kabupaten Ketapang

A. Provinsi Kalimantan Barat


Kabupaten Ketapang
B. Provinsi Kalimantan Tengah
1. Kabupaten Kotawaringin Barat
2. Kabupaten Seruyan
3. Kabupaten Kotawaringin Timur
4. Kabupaten Katingan
5. Kota Palangkaraya
6. Kabupaten Kapuas
7. Kabupaten Barito Selatan
150 Palangkaraya-Banjarmasin 110° 10' 20.32" - 115° 41' 29.37" -0° 57' 18.72" - -4° 0' 46.92" 95980 8. Kabupaten Murung Raya x
C. Provinsi Kalimantan Selatan
1. Kabupaten Tanah Laut
2. Kabupaten Banjar
3. Kota Banjarmasin
4. Kabupaten Tapin
5. Kabupaten Barito Kuala
6. Kabupaten Hulu Sungai Selatan
7. Kabupaten Hulu Sungai Tengah
8. Kabupaten Hulu Sugai Utara
9. Kabupaten Tabalong
Provinsi Kalimantan Selatan
151 Pagatan 114° 37' 9.48" - 116° 16' 33.96" -2° 25' 58.79" - -4° 10' 34.68" 6441 1. Kabupaten Tanah Laut x
2. Kabupaten Kotabaru
Provinsi Kalimantan Timur
152 Apar 116° 6' 57.91" - 116° 35' 39.48" -1° 58' 11.02" - -2° 20' 50.50" 1089 x
Kabupaten Pasir
Provinsi Kalimantan Timur
153 Tabanio 116° 12' 48.14" - 116° 27' 31.65" -1° 45' 40.17" - -1° 59' 14.87" 439 x
Kabupaten Pasir
Provinsi Kalimantan Timur
154 Sebakung 116° 9' 9.26" - 116° 33' 33.48" -1° 26' 46.88" - -1° 48' 7.506" 649
Kabupaten Pasir x
A. Provinsi Kalimantan Tengah
Kabupaten Murung Raya
155 Muarapayang 115° 41' 21.78" - 115° 59' 15.04" -1° 9' 36.05" - -2° 2' 20.16" 1660 x
B. Provinsi Kalimantan Timur
Kabupaten Pasir
Provinsi Kalimantan Timur
1. Kabupaten Pasir
2. Kabupaten Kutai
156 Samarinda-Bontang 116° 33' 4.73" - 17° 44' 46.90" 0° 51' 33.45" - -1° 25' 49.74" 7720 x
3. Kota Samarinda
4. Kota Bontang
5. Kabupaten Kutai Timur

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 101


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 101


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Kalimantan Timur
157 Sendawar 115° 28' 42.92" - 117° 1' 21.81" 0° 43' 52.53" - -0° 38' 48.66" 10110 1. Kabupaten Kutai Barat x
2. Kabupaten Kutai
Provinsi Kalimantan Timur
158 Mangkaliat 118° 51' 32.03" - 118° 58' 48.34" 0° 54' 32.55" - 1° 2' 56.77" 115 1. Kabupaten Kutai Timur x
2. Kabupaten Berau
Provinsi Kalimantan Timur
159 Sumbang 118° 32' 36.70" - 118° 50' 46.74" 0° 52' 5.71" - 1° 9' 34.59" 598 1. Kabupaten Kutai Timur x
2. Kabupaten Berau
A. Provinsi Kalimantan Timur
1. Kabupaten Kutai Timur
2. Kabupaten Berau
160 Tanjungselor 116° 36' 14.31" - 118° 26' 22.19" 1° 10' 33.76" - 4° 14' 33.31" 13550 x
3. Kabupaten Bulungan
4. Kabupaten Nunukan
B. Malaysia
Provinsi Kalimantan Timur
161 Muarakarangan 117° 33' 52.40" - 118° 8' 37.97" 1° 9' 49.95" - 1° 40' 34.26" 1131 1. Kabupaten Berau x
2. Kabupaten Kutai Timur
Provinsi Kalimantan Barat
162 Putussibau 111° 47' 59.96" - 113° 11' 50.60" 0° 30' 49.01" - 1° 6' 24.192" 7107 x
Kabupaten Kapuas Hulu
Provinsi Kalimantan Barat
1. Kabupaten Sanggau
163 Sintang 111° 4' 2.08" - 111° 54' 2.84" 0° 32' 37.53" - -0° 11' 21.54" 2474 x
2. Kabupaten Sintang
3. Kabupaten Kapuas Hulu
Provinsi Kalimantan Timur
1. Kabupaten Kutai
164 Loahaur 116° 52' 39.87" - 117° 13' 58.48" -0° 4' 17.69" - -0° 55' 50.26" 428 x
2. Kota Samarinda
3. Kabupaten Pasir
Provinsi Kalimantan Timur
165 Tenggarong 116° 46' 44.39" - 117° 2' 42.75" -0° 17' 15.20" - -0° 45' 14.23" 385 x
Kabupaten Kutai
Provinsi Kalimantan Timur
166 Jonggon 116° 43' 45.57" - 116° 55' 9.81" -0° 22' 6.90" - -0° 38' 39.46" 284 x
Kabupaten Kutai
A. Provinsi Kalimantan Timur
Kabupaten Kutai Barat
167 Muara Lahai 114° 41' 12.13" - 115° 28' 22.88" -0° 1' 21.14" - -0° 57' 43.56" 4115 x
B. Provinsi Kalimantan Tengah
Kabupaten Murung Raya
Provinsi Sulawesi Utara
168 Munte 124° 55' 15.54" - 125° 3' 20.11" 1° 38' 8.94" - 1° 45' 17.20" 77 x
Kabupaten Minahasa
Provinsi Sulawesi Utara
169 Batuputih 124° 59' 38.08" - 125° 15' 5.93" 1° 29' 23.48" - 1° 40' 51.84" 275 Kabupaten Minahasa x
Kota Bitung

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 102


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 102


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Sulawesi Utara
170 Manado 124° 43' 23.41" - 125° 2' 9.51" 1° 5' 27.07" - 1° 39' 58.06" 1004 Kabupaten Minahasa x
Kota Manado
Provinsi Sulawesi Utara
171 Bitung-Ratahan 124° 41' 56.65" - 125° 15' 5.44" 0° 55' 13.35" - 1° 32' 0.69" 1022 Kabupaten Minahasa x
Kota Bitung
Provinsi Sulawesi Utara
172 Tomohon-Tumpaan 124° 30' 49.44" - 124° 52' 13.49" 1° 1' 47.37" - 1° 25' 35.72" 956 x
Kabupaten Minahasa
Provinsi Sulawesi Utara
173 Sidate-Poigar 124° 8' 9.95" - 124° 34' 24.20" 0° 54' 50.92" - 1° 13' 0.35" 521 1. Kabupaten Bolaang Mongondow x
2. Kabupaten Minahasa
Provinsi Sulawesi Utara
174 Buyat 124° 36' 0.79" - 124° 45' 39.90" 0° 50' 45.12" - 0° 55' 41.45" 80 1. Kabupaten Bolaang Mongondow x
2. Kabupaten Minahasa
Provinsi Sulawesi Utara
175 Kotamubagu 124° 13' 14.52" - 124° 28' 38.63" 0° 33' 48.56" - 0° 52' 4.11" 414 1. Kabupaten Bolaang Mongondow x
2. Kabupaten Minahasa
Provinsi Sulawesi Utara
176 Lolak 123° 55' 57.04" - 124° 7' 53.91" 0° 50' 16.80" - 0° 55' 33.96" 76 x
Kabupaten Bolaang Mongondow
Provinsi Sulawesi Utara
177 Dumoga-Kasio 123° 42' 32.38" - 124° 12' 8.83" 0° 25' 51.89" - 0° 44' 15.47" 684 x
Kabupaten Bolaang Mongondow
Provinsi Sulawesi Utara
178 Molibagu 123° 56' 33.96" - 124° 10' 38.41" 0° 21' 43.14" - 0° 27' 21.40" 91 x
Kabupaten Bolaang Mongondow
Provinsi Sulawesi Utara
179 Mongalada 123° 34' 27.51" - 123° 45' 36.06" 0° 17' 36.26" - 0° 28' 4.70" 212 x
Kabupaten Bolaang Mongondow
Provinsi Sulawesi Utara
Kabupaten Bolaang Mongondow
180 Bone 123° 30' 8.53" - 123° 44' 6.89" 0° 24' 6.01" - 0° 36' 50.34" 326 x
Provinsi Gorontalo
Kabupaten Gorontalo
Provinsi Gorontalo
181 Pinogu 123° 19' 40.13" - 123° 30' 59.01" 0° 25' 59.34" - 0° 32' 5.13" 112 1. Kabupaten Gorontalo x
2. Kota Gorontalo
Provinsi Gorontalo
182 Tombulitato 123° 14' 24.94" - 123° 22' 35.01" 0° 18' 31.27" - 0° 21' 31.01" 35 x
Kabupaten Gorontalo
Provinsi Gorontalo
183 Gorontalo 122° 41' 5.44" - 123° 20' 27.85" 0° 26' 17.97" - 0° 41' 10.08" 481
Kabupaten Gorontalo x
Provinsi Gorontalo
184 Molombulah 122° 21' 27.24" - 122° 45' 20.84" 0° 34' 21.85" - 0° 46' 30.52" 433
Kabupaten Gorontalo x
Provinsi Gorontalo
185 Mahinoto 122° 13' 52.84" - 122° 26' 39.50" 0° 44' 46.55" - 0° 48' 10.63" 75
Kabupaten Gorontalo x
Provinsi Gorontalo
186 Soginti 121° 59' 7.08" - 122° 10' 17.66" 0° 27' 17.64" - 0° 35' 38.66" 59
Kabupaten Gorontalo x

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 103


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 103


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Gorontalo
187 Marisa 121° 42' 51.25" - 121° 58' 52.96" 0° 24' 46.77" - 0° 33' 33.44" 234
Kabupaten Gorontalo x
Provinsi Gorontalo
Kabupaten Pohuwato
188 Papajato 121° 19' 13.92" - 121° 32' 12.69" 0° 28' 1.77" - 0° 35' 1.03" 92 x
Provinsi Sulawesi Tengah
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
189 Mountong-Tomini 120° 30' 29.75" - 121° 15' 45.92" 0° 23' 51.28" - 0° 36' 24.25" 606 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
190 Buol 121° 6' 11.61" - 121° 30' 21.83" 1° 2' 11.19" - 1° 19' 4.83" 435 x
Kabupaten Buol
Provinsi Sulawesi Tengah
191 Ogomali 120° 46' 34.78" - 120° 51' 0.01" 1° 4' 41.57" - 1° 11' 6.95" 55 x
Kabupaten Toli-Toli
Provinsi Sulawesi Tengah
192 Ogawele 120° 23' 48.27" - 120° 29' 0.16" 0° 44' 55.78" - 0° 47' 39.48" 24 x
Kabupaten Toli-Toli
Provinsi Sulawesi Tengah
193 Butung 120° 5' 16.09" - 120° 17' 7.77" 0° 42' 24.63" - 0° 50' 58.04" 111 1. Kabupaten Donggala x
2. Kabupaten Toli-Toli
Provinsi Sulawesi Tengah
194 Babatona 119° 56' 9.19" - 120° 5' 40.41" 0° 26' 9.154" - 0° 36' 9.74" 83 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
195 Ladangkola 119° 50' 52.20" - 119° 56' 36.27" 0° 10' 34.08" - 0° 20' 22.00" 54 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
196 Sinei 120° 2' 0.20" - 120° 6' 40.07" 0° 6' 4.12" - -0° 3' 38.90" 50 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
197 Tambu 119° 51' 54.10" - 119° 54' 38.91" -0° 0' 39.58" - -0° 5' 15.85" 22 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
198 Tompis 119° 58' 5.24" - 120° 2' 29.25" -0° 4' 41.52" - -0° 11' 19.40" 36 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
199 Labea 119° 47' 48.08" - 119° 51' 23.75" -0° 4' 52.13" - -0° 8' 1.39" 14 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
200 Palado 119° 36' 19.79" - 119° 44' 4.15" -0° 0' 14.39" - -0° 8' 43.53" 52 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
201 Tompe 119° 46' 50.11" - 119° 50' 43.63" -0° 9' 17.95" - -0° 16' 26.81" 37 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
202 Oti 119° 45' 5.58" - 119° 47' 27.97" -0° 16' 25.50" - -0° 30' 41.50" 63 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
203 Ampibabo 119° 58' 26.43" - 120° 4' 44.97" -0° 13' 44.97" - -0° 40' 59.98" 149 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
204 Tawaeli 119° 46' 27.83" - 119° 54' 44.26" -0° 31' 42.75" - -0° 50' 24.70" 97 x
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
205 Tindaki 120° 5' 11.82" - 120° 27' 9.29" -0° 43' 6.54" - -1° 2' 33.55" 261
Kabupaten Donggala x

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 104


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 104


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Sulawesi Tengah
206 Palu 119° 49' 28.27" - 119° 57' 14.33" -0° 51' 16.69" - -1° 20' 28.14" 313
Kabupaten Donggala x
A. Provinsi Sulawesi Barat
Kabupaten Mamuju
207 Pasangkayu 119° 17' 4.99" - 119° 33' 44.90" -1° 8' 48.83" - -1° 35' 15.30" 716 x
B. Provinsi Sulawesi Tengah
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Barat x
208 Dapuran 119° 17' 58.41" - 119° 31' 2.36" -1° 33' 54.74" - -1° 53' 28.56" 279
Kabupaten Mamuju
Provinsi Sulawesi Tengah
209 Bobo 119° 59' 31.33" - 120° 14' 38.56" -1° 5' 37.56" - -1° 16' 8.30" 130 1. Kabupaten Donggala x
2. Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah
210 Langko 120° 0' 50.25" - 120° 17' 17.83" -1° 15' 7.83" - -1° 29' 31.83" 224 1. Kabupaten Donggala x
2. Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah
211 Watutua 120° 5' 41.76" - 120° 26' 24.23" -1° 17' 56.34" - -1° 43' 22.56" 795 1. Kabupaten Donggala x
2. Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah
212 Poso 120° 32' 14.26" - 120° 52' 12.04" -1° 19' 26.59" - -1° 47' 47.04" 999 x
Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah
213 Morowali 121° 28' 57.89" - 121° 48' 30.74" -1° 41' 52.69" - -1° 57' 25.14" 530 x
Kabupaten Morowali
Provinsi Sulawesi Tengah x
214 Topo 122° 4' 10.47" - 122° 34' 0.05" -1° 10' 52.11" - -1° 37' 1.12" 581 x
Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah
215 Tomeang 122° 6' 19.63" - 122° 17' 14.39" -0° 47' 23.54" - -0° 59' 13.77" 215 x
Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah
216 Luwuk 122° 40' 6.0" - 123° 4' 59.16" -0° 49' 28.82" - -1° 7' 58.78" 333 x
Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah
217 Sobol 123° 7' 55.21" - 123° 24' 8.19" -0° 52' 15.62" - -1° 3' 22.78" 263 x
Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah
218 Peleng 122° 53' 21.99" - 123° 9' 9.61" -1° 10' 5.72" - -1° 35' 2.73" 678 x
Kabupaten Banggai Kepulauan
Provinsi Sulawesi Tengah
219 Tomori 121° 12' 31.40" - 121° 29' 48.69" -1° 55' 4.88" - -2° 4' 52.24" 175 x
Kabupaten Poso
A. Provinsi Sulawesi Tengah
Kabupaten Poso
220 Wasopote 120° 48' 11.51" - 121° 21' 47.87" -1° 57' 0.67" - -2° 25' 28.86" 1306 x
B. Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Luwu
Provinsi Sulawesi Barat
221 Sampaga 119° 7' 23.16" - 119° 23' 35.83" -1° 57' 9.03" - -2° 28' 10.23" 837 x
Kabupaten Mamuju
Provinsi Sulawesi Tengah
222 Pindolo 120° 41' 25.92" - 120° 48' 11.71" -2° 0' 57.82" - -2° 11' 36.47" 121 x
Kabupaten Poso

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 105


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 105


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Sulawesi Tengah
223 Tanoa 121° 31' 18.55" - 121° 49' 23.65" -2° 8' 0.34" - -2° 18' 5.06" 156 x
Kabupaten Morowali
Provinsi Sulawesi Selatan
224 Bone-Bone 120° 7' 10.92" - 121° 8' 38.58" -2° 24' 30.28" - -2° 57' 46.25" 2230
Kabupaten Luwu x
A. Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Luwu x
225 Lelewowo 121° 3' 25.31" - 121° 14' 0.90" -2° 53' 0.36" - -2° 59' 57.59" 135
B. Provinsi Sulawesi Tenggara
Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Barat
226 Polewali 119° 6' 6.12" - 119° 24' 50.21" -3° 18' 33.22" - -3° 31' 2.10" 327 x
Kabupaten Polewali Mandar
Provinsi Sulawesi Selatan
227 Kolosi 119° 45' 25.63" - 119° 49' 2.78" -3° 18' 53.56" - -3° 29' 9.41" 86 x
Kabupaten Enrekang
Provinsi Sulawesi Selatan
228 Padang Sapa 120° 12' 53.69" - 120° 25' 16.22" -3° 2' 43.72" - -3° 29' 48.69" 422 x
Kabupaten Luwu
Provinsi Sulawesi Selatan
1. Kabupaten Pinrang
2. Kabupaten Sidenreng Rappang
229 Pinrang-Sidenreng 119° 26' 57.24" - 120° 5' 1.27" -3° 30' 31.42" - -4° 25' 58.23 2270 x
3. Kabupaten Soppeng
4. Kabupaten Wajo
5. Kabupaten Enrekang
Provinsi Sulawesi Selatan
1. Kabupaten Luwu
230 Siwa-Pompanua 120° 4' 18.81" - 120° 26' 32.44" -3° 33' 14.56" - -4° 25' 9.85" 939 x
2. Kabupaten Wajo
3. Kabupaten Bone
Provinsi Sulawesi Selatan
231 Barru 119° 34' 44.68" - 119° 42' 50.09" -4° 19' 3.07" - -4° 33' 39.70" 134 1. Kabupaten Barru x
2. Kabupaten Pangkajene Kepulauan
Provinsi Sulawesi Selatan
1. Kabupaten Pangkajene Kepulauan
232 Pangkajene 119° 27' 44.18" - 119° 45' 42.32" -4° 33' 52.47" - -5° 6' 35.59" 2229 x
2. Kabupaten Maros
3. Kabupaten Barru
Provinsi Sulawesi Selatan
1. Kota Makassar
233 Makassar 119° 20' 54.25" - 119° 34' 40.22" -5° 5' 29.59" - -5° 32' 44.93" 580 2. Kabupaten Takalar x
3. Kabupaten Gowa
4. Kabupaten Maros
Provinsi Sulawesi Selatan
1. Kabupaten Gowa
234 Gowa 119° 44' 2.35" - 120° 14' 17.85" -5° 10' 28.44" - -5° 23' 8.69" 482 x
2. Kabupaten Sinjai
3. Kabupaten Bulukumba
Provinsi Sulawesi Selatan
235 Sinjai 120° 12' 40.69" - 120° 18' 1.53" -5° 0' 47.94" - -5° 13' 54.87" 81 x
1. Kabupaten Bone

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 106


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 106


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
2. Kabupaten Sinjai

Provinsi Sulawesi Selatan


1. Kabupaten Jeneponto
2. Kabupaten Bantaeng
236 Bantaeng 119° 43' 52.10" - 120° 16' 20.58" -5° 18' 11.03" - -5° 42' 24.45" 1433 x
3. Kabupaten Bulukumba
4. Kabupaten Sinjai
5. Kabupaten Gowa
Provinsi Sulawesi Selatan
237 Bira 120° 16' 49.48" - 120° 27' 27.95" -5° 25' 26.26" - -5° 38' 0.61" 230 x
Kabupaten Bulukumba
Provinsi Sulawesi Selatan
238 Selayar 120° 24' 27.58" - 120° 33' 3.47" -5° 46' 39.26" - -6° 30' 23.01" 656 x
Kabupaten Kepulauan Selayar
Provinsi Sulawesi Tenggara
239 Bungku 121° 51' 30.06" - 122° 22' 14.51" -3° 38' 37.25" - -4° 22' 51.81" 2269 1. Kabupaten Kendari x
2. Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara
240 Kolaka 121° 32' 28.42" - 121° 42' 37.84" -4° 1' 35.28" - -4° 11' 52.94" 129 x
Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara
241 Raromeeto 122° 18' 28.25" - 122° 29' 25.63" -3° 56' 45.96" - -4° 4' 54.58" 126
Kabupaten Kendari x
Provinsi Sulawesi Tenggara
242 Rawua 122° 23' 47.80" - 122° 32' 16.10" -3° 48' 41.59" - -4° 6' 31.25" 256
Kabupaten Kendari x
Provinsi Sulawesi Tenggara
243 Tangketada 121° 27' 59.21" - 121° 39' 56.77" -4° 11' 54.88" - -4° 33' 43.43" 347
Kabupaten Kolaka x
Provinsi Sulawesi Tenggara
244 Andoolo 122° 7' 9.07" - 122° 25' 13.70" -4° 19' 52.27" - -4° 25' 38.84" 163 x
Kabupaten Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara
245 Ambesia 122° 21' 7.09" - 122° 38' 57.16" -4° 16' 7.36" - -4° 27' 9.58" 162 x
Kabupaten Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara
246 Ewolangka 121° 27' 17.43" - 121° 43' 11.87" -4° 30' 2.70" - -4° 47' 48.65" 436 1. Kabupaten Buton x
2. Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara
247 Weputang 121° 39' 35.64" - 121° 47' 9.83" -4° 43' 42.87" - -4° 50' 56.02" 66 x
Kabupaten Buton
Provinsi Sulawesi Tenggara
248 Tinanggea 122° 0' 7.82" - 122° 13' 44.84" -4° 27' 4.64" - -4° 41' 15.19" 144 1. Kabupaten Buton x
2. Kabupaten Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara
249 Muna 122° 15' 54.30" - 122° 46' 6.22" -4° 36' 32.72" - -5° 26' 21.58" 213 1. Kabupaten Muna x
2. Kabupaten Buton
Provinsi Sulawesi Tenggara
250 Labuhan Tobelo 122° 56' 50.94" - 123° 9' 49.62" -4° 22' 0.52" - -4° 37' 28.22" 260 x
Kabupaten Muna
Provinsi Sulawesi Tenggara
251 Bangbong 122° 49' 54.25" - 122° 53' 59.98" -4° 30' 43.48" - -4° 41' 46.59" 69 x
Kabupaten Muna

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 107


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 107


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Sulawesi Tenggara
252 Lambale 122° 53' 45.96" - 123° 4' 59.31" -4° 32' 37.08" - -4° 50' 8.16" 347 x
Kabupaten Muna
Provinsi Sulawesi Tenggara
253 Ereke 123° 4' 7.74" - 123° 12' 45.89" -4° 37' 26.43" - -4° 52' 5.29" 157 x
Kabupaten Muna
Provinsi Sulawesi Tenggara
254 Lebo 122° 44' 14.21" - 122° 56' 1.59" -4° 40' 27.92" - -5° 13' 53.75" 591 1. Kabupaten Muna x
2. Kabupaten Buton
Provinsi Sulawesi Tenggara
255 Konde 122° 51' 27.59" - 122° 59' 42.56" -4° 48' 22.41" - -5° 14' 15.68" 339 1. Kabupaten Muna x
2. Kabupaten Buton
Provinsi Sulawesi Tenggara
256 Bau-Bau 122° 33' 18.22" - 122° 53' 54.73" -5° 13' 12.81" - -5° 42' 5.01" 976
Kabupaten Buton x
Provinsi Sulawesi Tenggara
257 Kaliwinto 122° 51' 22.38" - 122° 58' 32.39" -5° 14' 14.92" - -5° 26' 32.69" 128 x
Kabupaten Buton
Provinsi Sulawesi Tenggara
258 Lasilimu 122° 58' 45.12" - 123° 13' 31.37" -5° 12' 13.98" - -5° 26' 35.71" 307 x
Kabupaten Buton
259 Denpasar-Tabanan 114° 58' 7.44" - 115° 30' 55.62" -8° 12' 24.03" - -8° 46' 30.91" 2080 Provinsi Bali x
1. Kota Denpasar
2. Kabupaten Badung
3. Kabupaten Bangli
4. Kabupaten Buleleng
5. Kabupaten Karangasem
6. Kabupaten Klungkung
7. Kabupaten Gianyar
8. Kabupaten Tabanan
260 Singaraja 114° 55' 22.48" - 115° 12' 54.72" -8° 4' 1.90" - -8° 20' 19.43" 505 Provinsi Bali x
1. Kabupaten Buleleng
2. Kabupaten Tabanan
261 Amlapura 115° 29' 40.74" - 115° 43' 0.77" -8° 20' 10.89" - -8° 30' 40.71" 200 Provinsi Bali x
Kabupaten Karangasem
262 Negara 114° 26' 11.99" - 114° 55' 43.09" -8° 10' 52.78" - -8° 28' 26.39" 418 Provinsi Bali x
1. Kabupaten Jembrana
2. Kabupaten Tabanan
263 Gilimanuk 114° 25' 40.36" - 114° 40' 36.22" -8° 5' 33.75" - -8° 11' 34.14" 131 Provinsi Bali x
1. Kabupaten Buleleng
2. Kabupaten Jembrana
264 Nusa Penida 115° 26' 41.59" - 115° 37' 41.97" -8° 40' 14.88" - -8° 49' 5.37" 198 Provinsi Bali x
Kabupaten Klungkung
265 Nusadua 115° 4' 57.45" - 115° 14' 6.11" -8° 45' 3.23" - -8° 50' 52.39" 99 Provinsi Bali x
Kabupaten Badung
266 Tejakula 115° 9' 32.94" - 115° 42' 25.29" -8° 6' 0.61" - -8° 23' 48.83" 750 Provinsi Bali x
1. Kabupaten Bangli

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 108


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 108


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
2. Kabupaten Buleleng
3. Kabupaten Karangasem
4. Kabupaten Badung
5. Kabupaten Tabanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat
1. Kabupaten Lombok Barat
267 Mataram-Selong 116° 3' 33.84" - 116° 43' 19.86" -8° 22' 29.66" - -8° 51' 57.43" 2366 2. Kota Mataram x
3. Kabupaten Lombok Timur
4. Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat
1. Kabupaten Lombok Barat
268 Tanjung -Sambelia 116° 3' 28.44" - 116° 43' 20.28" -8° 12' 46.44" - -8° 28' 59.44" 1124 x
2. Kabupaten Lombok Timur
3. Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat
269 Sumbawa Besar 116° 52' 46.69" - 117° 34' 9.84" -8° 21' 58.25" - -8° 46' 14.28" 1404 x
Kabupaten Sumbawa
Provinsi Nusa Tenggara Barat
270 Empang 117° 53' 45.71" - 118° 12' 58.12" -8° 38' 53.74" - -8° 48' 39.52" 345 1. Kabupaten Dompu x
2. Kabupaten \Sumbawa
Provinsi Nusa Tenggara Barat
271 Pekat 117° 41' 24" - 118° 15' 43.04" -8° 11' 32.28" - -8° 33' 33.56" 977 1. Kabupaten Dompu x
2. Kabupaten Bima
Provinsi Nusa Tenggara Barat
272 Sanggar - Kilo 117° 42' 39.74" - 118° 35' 24.10" -8° 4' 48.65" - -8° 33' 1.50" 1419 1. Kabupaten Bima x
2. Kabupaten Dompu
Provinsi Nusa Tenggara Barat
273 Dompu 118° 18' 50.58" - 118° 33' 25.89" -8° 22' 7.26" - -8° 40' 49.64" 375 1. Kabupaten Dompu x
2. Kabupaten Bima
Provinsi Nusa Tenggara Barat
274 Bima 118° 30' 8.34" - 118° 56' 31.68" -8° 15' 48.43" - -8° 38' 32.96" 1102 1. Kabupaten Bima x
2. Kabupaten Dompu
Provinsi Nusa Tenggara Barat
275 Tawali-Sape 118° 53' 13.49" - 119° 3' 28.8" -8° 17' 25.15" - -8° 38' 24.14" 363 x
Kabupaten Bima
Provinsi Nusa Tenggara Timur
276 Labuanbajo 119° 47' 52.8" - 120° 4' 32.63" -8° 25' 15.82" - -8° 47' 44.72" 413 x
Kabupaten Manggarai Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur
277 Lempe 120° 3' 58.96" - 120° 27' 15.73" -8° 17' 51.01" - -8° 31' 10.40" 398 1. Kabupaten Manggarai x
2. Kabupaten Manggarai Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur
278 Reo-Riung 120° 30' 5.904" - 121° 4' 23.84" -8° 14' 40.2" - -8° 32' 58.91" 813 1. Kabupaten Manggarai x
2. Kabupaten Ngada
Provinsi Nusa Tenggara Timur
279 Ruteng 119° 50' 12.45" - 121° 22' 35.4" -8° 32' 14.19" - -8° 57' 34.56" 3724 x
1. Kabupaten Ngada

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 109


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 109


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
2. Kabupaten Manggarai
3. Kabupaten Manggarai Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur
280 Bajawa 120° 55' 25.75" - 121° 20' 51.18" -8° 28' 10.88" - -8° 50' 8.24" 10970 x
Kabupaten Ngada
Provinsi Nusa Tenggara Timur
281 Maurole 121° 48' 32.18" - 121° 56' 37.75" -8° 29' 55.76" - -8° 37' 8.59" 140 x
Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
282 Ende 121° 33' 36.17" - 121° 52' 35.72" -8° 41' 59.10" - -8° 53' 36.17" 394 x
Kabupaten Ende
Provinsi Nusa Tenggara Timur
283 Maumere 122° 3' 4.82" - 122° 41' 19.75" -8° 23' 51.83" - -8° 43' 18.71" 800 x
Kabupaten Sikka
Provinsi Nusa Tenggara Timur
284 Larantuka 122° 3' 11.59" - 123° 1' 26.4" -8° 12' 42.95" - -8° 45' 59.31" 1030 1. Kabupaten Flores Timur x
2. Kabupaten Sikka
Provinsi Nusa Tenggara Timur
285 Kutabura-Lamaayang 122° 36' 53.05" - 122° 58' 1.45" -8° 8' 20.38" - -8° 27' 41.94" 330 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
286 Lewobunga 122° 44' 3.12" - 122° 58' 35.76" -8° 3' 54.29" - -8° 13' 42.87" 139 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
287 Liberapan 122° 52' 23.16" - 122° 57' 46.44" -8° 29' 49.52" - -8° 37' 9.62" 82 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
288 Balauwak 122° 55' 23.50" - 123° 10' 2.06" -8° 26' 29.86" - -8° 33' 21.90" 70 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
289 Mananga 122° 57' 1.08" - 123° 10' 11.28" -8° 25' 28.34" - -8° 32' 14.93" 70 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
290 Waiwadan 123° 0' 6.84" - 123° 20' 5.28" -8° 13' 32.30" - -8° 24' 53.60" 333 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
291 Waiwerang 123° 0' 35.59" - 123° 17' 27.83" -8° 19' 8.35" - -8° 24' 49.35" 173 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
292 Lewoleba 123° 12' 31.68" - 123° 44' 12.72" -8° 12' 54.54" - -8° 31' 38.84" 535 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
293 Iliwatulolo 123° 12' 46.03" - 123° 45' 22.73" -8° 15' 30.47" - -8° 35' 11.62" 542 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
294 Balaurik 123° 41' 37.68" - 123° 46' 47.72" -8° 11' 47.27" - -8° 17' 48.18" 27 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
295 Wairiang 123° 43' 57.31" - 123° 54' 24.16" -8° 10' 8.47" - -8° 14' 47.31" 60 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
296 Wapoe 123° 44' 39.06" - 123° 55' 18.84" -8° 12' 33.55" - -8° 17' 5.53" 98 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
297 Takourang 123° 54' 39.24" - 124° 19' 10.69" -8° 10' 27.26" - -8° 27' 1.66" 376 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
298 Delaki 123° 55' 41.57" - 124° 19' 26.04" -8° 11' 37.41" - -8° 33' 8.75" 367 x
Kabupaten Flores Timur

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 110


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 110


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Nusa Tenggara Timur
299 Pasirputih 124° 23' 29.04" - 124° 36' 16.92" -8° 7' 34.57" - -8° 15' 33.29" 112 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
300 Kalabahi 124° 19' 55.92" - 125° 8' 35.88" -8° 8' 53.48" - -8° 26' 28.09" 1104 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
301 Werula 124° 20' 53.87" - 125° 8' 41.28" -8° 13' 21.48" - -8° 27' 47.05" 885 x
Kabupaten Flores Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
302 Waikabubak 118° 55' 41.16" - 120° 1' 25.96" -9° 21' 34.78" - -9° 53' 44.71" 2860 1. Kabupaten Sumba Barat x
2. Kabupaten Sumba Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
303 Ngalu 120° 19' 4.89" - 120° 49' 28.56" -9° 37' 41.052" - -10° 13' 15.42" 1427 x
Kabupaten Sumba Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
304 Kupang 123° 27' 24.48" - 123° 56' 31.56" -10° 0' 12.66" - -10° 21' 45.58" 660 1. Kabupaten Kupang x
2. Kota Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur
305 Camplong 123° 55' 11.96" - 124° 9' 13.14" -9° 51' 31.45" - -10° 7' 13.02" 232 x
Kabupaten Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur
306 Mina 124° 5' 30.48" - 124° 32' 34.04" -10° 0' 43.35" - -10° 10' 39.43" 311 1. Kabupaten Timor Tengah Selatan x
2. Kabupaten Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur
307 Soe 124° 9' 51.41" - 124° 21' 30.64" -9° 43' 21.92" - -9° 56' 14.25" 162 x
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
1. Kabupaten Timor Tengah Utara
308 Oemeu 124° 21' 47.77" - 124° 53' 52.62" -9° 23' 28.248" - -9° 46' 51.74" 1008 x
2. Kabupaten Timor Tengah Selatan
3. Kabupaten Belu
Provinsi Nusa Tenggara Timur
309 Besikama 124° 42' 38.38" - 125° 5' 16.08" -9° 24' 21.798" - -9° 52' 36.86" 481 1. Kabupaten Belu x
2. Kabupaten Timor Tengah Selatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
310 Aroki 124° 47' 3.77" - 124° 53' 6.144" -9° 13' 17.34" - -9° 22' 40.15" 88 1. Kabupaten Timor Tengah Utara x
2. Kabupaten Belu
Provinsi Nusa Tenggara Timur
311 Nemberala 122° 48' 9.99" - 122° 57' 53.87" -10° 44' 20.81" - -10° 56' 20.38" 236 x
Kabupaten Rote Ndao
Provinsi Nusa Tenggara Timur
312 Batutua 122° 57' 56.21" - 123° 14' 26.62" -10° 43' 24.27" - -10° 51' 48.04" 229 x
Kabupaten Rote Ndao
Provinsi Nusa Tenggara Timur
313 Rote 123° 9' 57.98" - 123° 25' 33.15" -10° 25' 41.43" - -10° 39' 7.79" 250 x
Kabupaten Rote Ndao
Provinsi Maluku Utara
314 Ternate 127° 17' 24.72" - 127° 23' 12.12" 0° 45' 15.77" - 0° 52' 3.36" 106 x
Kota Ternate
Provinsi Maluku Utara
315 Tidore 127° 21' 41.4" - 127° 27' 33.48" 0° 37' 22.51" - 0° 45' 34.34" 108 x
Kota Tidore Kepulauan

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 111


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 111


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Maluku Utara
316 Daruba-Bere-Bere 128° 12' 9.72" - 128° 41' 48.48" 1° 58' 56.75" - 2° 38' 24.68" 486 x
Kabupaten Halmahera Utara
Provinsi Maluku Utara
317 Posi-Posi 127° 57' 20.88" - 128° 4' 28.92" 2° 8' 50.30" - 2° 13' 25.18" 58 1. Kabupaten Halmahera Barat x
2. Kabupaten Halmahera Utara
Provinsi Maluku Utara
318 Galela 127° 35' 25.99" - 127° 55' 21.59" 1° 33' 44.75" - 1° 54' 24.63" 704 1. Kabupaten Halmahera Barat x
2. Kabupaten Halmahera Utara
Provinsi Maluku Utara
319 Tobelo 127° 49' 4.46" - 128° 2' 1.32" 1° 18' 1.88" - 1° 48' 8.50" 763 x
Kabupaten Halmahera Utara
Provinsi Maluku Utara
320 Ibu 127° 23' 57.17" - 127° 44' 51.77" 1° 11' 27.654" - 1° 45' 46.55" 756 x
Kabupaten Halmahera Barat
Provinsi Maluku Utara
1. Kabupaten Halmahera Utara
321 Kau 127° 32' 37.35" - 127° 58' 53.32" 0° 23' 30.74" - 1° 36' 41.17" 1941 x
2. Kabupaten Halmahera Timur
3. Kabupaten Halmahera Tengah
Provinsi Maluku Utara
322 Jailolo-Sidangoli 127° 23' 49.92" - 127° 52' 44.69" 0° 26' 9.276" - 1° 28' 38.98" 1576 1. Kabupaten Halmahera Tengah x
2. Kabupaten Halmahera Barat
Provinsi Maluku Utara
323 Payahe 127° 38' 47.80" - 127° 43' 27.31" 0° 20' 25.008" - 0° 26' 14.24" 95 x
Kabupaten Halmahera Tengah
Provinsi Maluku Utara
324 Mafa 127° 49' 53.87" - 127° 56' 52.63" 0° 17' 27.97" - -0° 6' 36.54" 178 1. Kabupaten Halmahera Tengah x
2. Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
325 Sagea 128° 2' 15.51" - 128° 8' 47.38" 0° 27' 13.14" - 0° 33' 48.16" 95 x
Kabupaten Halmahera Tengah
Provinsi Maluku Utara
326 Wasile 128° 5' 12.12" - 128° 22' 14.77" 1° 1' 20.67" - 1° 27' 48.75" 565 x
Kabupaten Halmahera Timur
Provinsi Maluku Utara
327 Akelamo 128° 36' 37.96" - 128° 45' 23.4" 1° 15' 2.43" - 1° 35' 22.92" 362 x
Kabupaten Halmahera Timur
Provinsi Maluku Utara
328 Patani 128° 6' 42.82" - 128° 54' 9" 0° 12' 38.56" - 0° 44' 26.02" 753 1. Kabupaten Halmahera Tengah x
2. Kabupaten Halmahera Timur
Provinsi Maluku Utara
329 Wusi 128°1' 2.85" - 128° 55' 47.14" -0° 9' 27.79" - -0° 19' 59.18" 74 x
Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
330 Kasiruta 127° 55' 47.91" - 128° 1' 2.73" -0° 9' 29.46" - -0° 19' 57.03" 259 x
Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
331 Mandioli 127° 6' 14.4" - 127° 18' 5.76" -0° 14' 51.65" - -0° 29' 38.99" 162 x
Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
332 Labuha 127° 9' 27" - 127° 19' 46.2" -0° 39' 32.38" - -0° 47' 46.54" 166 x
Kabupaten Halmahera Selatan

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 112


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 112


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Maluku Utara
333 Lansa 127° 27' 25.90" - 127° 36' 35.24" -0° 27' 12.13" - -0° 41' 1.37" 79 x
Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
334 Bisa 127° 37' 33.05" - 127° 45' 30.95" -0° 38' 45.06" - -0° 46' 12.10" 157 x
Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
335 Taino 127° 27' 46.08" - 127° 41' 45.96" -1° 11' 26.98" - -1° 17' 33.07" 56 x
Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
336 Sesepe 127° 44' 42.68" - 127° 49' 32.57" -1° 21' 7.70" - -1° 27' 42.67" 159 x
Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
337 Jobubu 127° 48' 19.19" - 128° 3' 40.95" -1° 25' 24.42" - -1° 34' 3.49" 71 x
Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara
338 Sanana 125° 57' 12.21" - 126° 4' 14.88" -2° 18' 33.76" - -2° 28' 23.20" 97 x
Kabupaten Kepulauan Sula
Provinsi Maluku
339 Air Buaya 126° 15' 36.35" - 126° 48' 7.47" -3° 3' 34.70" - -3° 9' 15.77" 301 x
Kabupaten Buru
Provinsi Maluku
340 Leksula 126° 0' 11.73" - 126° 37' 35.12" -3° 11' 45.63" - -3° 48' 53.28" 1438 x
Kabupaten Buru Selatan
Provinsi Maluku
341 Waeapo 126° 50' 16.43" - 127° 7' 8.69" -3° 16' 33.77" - -3° 33' 57.11" 381 x
Kabupaten Buru
Provinsi Maluku
342 Boano 127° 49' 19.92" - 128° 0' 1.44" -2° 54' 17.93" - -3° 2' 6.14" 124 x
Kabupaten Seram Bagian Barat
Provinsi Maluku
343 Kawa 128° 4' 6.24" - 128° 25' 36.98" -2° 50' 58.70" - -3° 2' 16.20" 275 x
Kabupaten Seram Bagian Barat
Provinsi Maluku
344 Laela 127° 53' 10.68" - 127° 57' 34.43" -3° 25' 39.79" - -3° 33' 39.82" 52 x
Kabupaten Seram Bagian Barat
Provinsi Maluku
345 Waesamu 128° 16' 13.54" - 128° 23' 37.35" -3° 12' 32.99" - -3° 22' 13.34" 98 x
Kabupaten Seram Bagian Barat
Provinsi Maluku
346 Hitulama 127° 54' 24.48" - 128° 18' 38.87" -3° 29' 13.45" - -3° 42' 58.49" 272 x
Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku
347 Ambon 127° 54' 24.67" - 128° 20' 48.48" -3° 29' 55.43" - -3° 47' 6.61" 467 x
Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku
348 Haruku 128° 23' 23.28" - 128° 33' 57.6" -3° 30' 20.34" - 3° 37' 55.31" 134 x
Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku
349 Saparua 128° 32' 43.44" - 128° 43' 7.88" -3° 29' 18.02" - -3° 37' 40.04" 122 x
Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku
350 Masohi 128° 51' 46.16" - 129° 7' 56.66" -3° 10' 23.39" - -3° 21' 14.47" 278 x
Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku
351 Namea 128° 57' 36.09" - 129° 4' 21.36" -2° 47' 18.92" - -2° 54' 4.46" 92 x
Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku
352 Wahai 129° 12' 44.26" - 130° 29' 9.88" -2° 45' 55.15" - -3° 6' 3.76" 1276 1. Kabupaten Seram Bagian Timur x
2. Kabupaten Maluku Tengah

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 113


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 113


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Maluku
353 Sawal 129° 4' 28.96" - 129° 53' 50.37" -2° 56' 1.11" - -3° 19' 5.7" 1070 x
Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku
354 Waru 130° 30' 23.54" - 130° 52' 49.8" -3° 6' 9.29" - -3° 52' 38.39" 811 x
Kabupaten Seram Bagian Timur
Provinsi Maluku
355 Kai Kecil 132° 36' 53.76" - 132° 49' 22.21" -5° 35' 27.45" - -5° 57' 6.18" 306 x
Kabupaten Maluku Tenggara
Provinsi Maluku
356 Kai Dulah 132° 44' 43.95" - 132° 49' 16.83" -5° 31' 12.84" - -5° 41' 47.59" 81 x
Kabupaten Maluku Tenggara
Provinsi Maluku
357 Kai Besar 132° 51' 6.03" - 133° 11' 23.91" -5° 15' 58.49" - -5° 59' 59.45" 513 x
Kabupaten Maluku Tenggara
Provinsi Maluku
358 Kola 134° 30' 32.52" - 134° 42' 29.88" -5° 25' 30.86" - -5° 35' 3.45" 218 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku
359 Komfane 134° 31' 55.81" - 134° 46' 1.92" -5° 34' 0.77" - -5° 44' 46.44" 300 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku
360 Wokam 134° 19' 46.62" - 134° 42' 48.95" -5° 34' 8.50" - -6° 2' 6.80" 1006 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku
361 Kobror 134° 15' 54.88" - 134° 46' 55.80" -5° 55' 32.14" - -6° 22' 31.13" 1737 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku
362 Penambulan 134° 47' 55.51" - 134° 54' 35.52" -6° 17' 9.47" - -6° 28' 44.85" 137 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku
363 Baun 134° 38' 25.81" - 134° 45' 55.76" -6° 26' 42.06" - -6° 34' 23.69" 100 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku x
364 Workai 134° 37' 22.64" - 134° 45' 39.44" -6° 34' 55.89" - -6° 47' 7.08" 163
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku
365 Koba 134° 20' 54.14" - 134° 38' 42.89" -6° 16' 39.27" - -6° 32' 56.66" 406 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku
366 Trangan 134° 2' 59.13" - 134° 31' 57.33" -6° 13' 50.89" - -6° 56' 42.69" 2069 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku
367 Maikoor 134° 10' 34.14" - 134° 26' 55.49" -6° 1' 45.65" - -6° 20' 40.65" 294 x
Kabupaten Kepulauan Aru
Provinsi Maluku x
368 Watidal 131° 42' 42.12" - 131° 59' 4.56" -7° 5' 56.44" - -7° 14' 53.09" 169
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
369 Larat 131° 36' 47.65" - 131° 44' 44.52" -7° 8' 1.90" - -7° 13' 47.50" 66 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku x
370 Saumlaki 131° 4' 45.84" - 131° 21' 19.44" -7° 49' 4.84" - -8° 1' 22.30" 131
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku x
371 Selaru 130° 45' 16.92" - 131° 10' 27.48" -8° 4' 18.41" - -8° 20' 33.58" 66
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku x
372 Seira 130° 57' 46.44" - 131° 6' 0.99" -7° 37' 52.72" - -7° 41' 53.01" 44
Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 114


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 114


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Maluku
373 Wuru 130° 49' 56.64" - 130° 59' 54.24" -7° 29' 31.45" - -7° 34' 21.54" 50 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
374 Wiliaru 130° 58' 9.84" - 131° 10' 12.72" -7° 23' 59.06" - -7° 29' 49.92" 53 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
375 Masela 129° 48' 15.48" - 129° 55' 9.84" -8° 5' 51.79" - -8° 13' 0.12" 50 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
376 Tutuwawang 129° 34' 54.12" - 129° 51' 43.92" -7° 47' 28.57" - -8° 3' 38.20" 300 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
377 Tela 129° 39' 10.05" - 129° 42' 26.08" -7° 57' 30.32" - -8° 1' 30.44" 31 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
378 Emraing 129° 34' 33.6" - 129° 41' 19.26" -7° 52' 59.65" - -7° 57' 38.62" 53 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
379 Wetan 129° 30' 23.4" - 129° 33' 59.4" -7° 50' 59.96" - -7° 57' 33.70" 38 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
380 Lakor 128° 4' 21.36" - 128° 13' 53.04" -8° 12' 1.12" - -8° 16' 54.12" 113 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Maluku
381 Moa 127° 45' 12.6" - 128° 7' 19.56" -8° 6' 15.16" - -8° 15' 46.8" 319 x
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Provinsi Papua Barat
382 Waigeo 130° 19' 6.32" - 130° 41' 34.44" -0° 8' 38.42" - -0° 32' 53.59" 334 x
Kabupaten Raja Ampat
Provinsi Papua Barat
383 Bokpapo 130° 32' 5.42" - 130° 41' 10.57" -0° 5' 7.36" - -0° 18' 19.19" 118 x
Kabupaten Raja Ampat
Provinsi Papua Barat
384 Wairemah 130° 42' 31.31" - 131° 5' 52.31" -0° 5' 25.08" - -0° 22' 16.97" 348 x
Kabupaten Raja Ampat
Provinsi Papua Barat
385 Batanta 130° 35' 34.49" - 130° 46' 30.42" -0° 47' 35.84" - -0° 52' 58.68" 98 x
Kabupaten Raja Ampat
Provinsi Papua Barat
386 Salawati 130° 40' 40.8" - 131° 4' 15.69" -1° 3' 25.79" - -1° 21' 32.08" 765 x
Kabupaten Raja Ampat
Provinsi Papua Barat
1. Kabupaten Teluk Bintuni
387 Teminabuan-Bintuni 130° 55' 38.28" - 134° 2' 55.67" -0° 51' 30.40" - -2° 18' 24.38" 23130 2. Kabupaten Sorong Selatan x
3. Kabupaten Sorong
4. Kota Sorong
Provinsi Papua Barat
388 Atkari 129° 43' 4.08" - 130° 27' 16.2" -1° 39' 52.81" - -1° 54' 5.83" 985 x
Kabupaten Raja Ampat
Provinsi Papua Barat
389 Zaag 129° 58' 30.50" - 130° 28' 12.06" -1° 51' 9.76" - -2° 2' 18.16" 309 x
Kabupaten Raja Ampat
Provinsi Papua Barat
390 Timoforo 133° 8' 58.68" - 133° 30' 52.29" -1° 33' 6.52" - -1° 46' 44.86" 579 x
Kabupaten Teluk Bintuni
Provinsi Papua Barat
391 Kanoka-Babo 132° 43' 28.2" - 134° 7' 55.31" -2° 13' 36.77" - -4° 7' 22.12" 16870 1. Kabupaten Fak Fak x
2. Kabupaten Teluk Bintuni
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 115
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 115


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
Provinsi Papua Barat
392 Manokwari 133° 31' 15.50" - 134° 8' 13.92" -0° 42' 42.01" - -1° 1' 58.52" 1452 x
Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat
393 Oransbari 134° 2' 15.80" - 134° 16' 43.68" -1° 11' 40.82" - -1° 25' 33.39" 307 x
Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat
394 Takubo 133° 43' 15.83" - 134° 0' 6.2136" -1° 38' 29.32" - -1° 51' 23.4" 345 1. Kabupaten Manokwari x
2. Kabupaten Teluk Bintuni
Provinsi Papua
395 Numfor 134° 47' 57.48" - 134° 59' 40.56" -0° 55' 18.91" - -1° 7' 58.19" 431 x
Kabupaten Biak Numfor
Provinsi Papua
396 Urema 134° 23' 21.66" - 134° 40' 10.42" -3° 9' 49.24" - -3° 31' 28.08" 513 x
Kabupaten Nabire
A. Provinsi Papua Barat
Kabupaten Fak Fak
397 Kaimana 133° 37' 35.76" - 134° 57' 29.88" -3° 11' 1.62" - -4° 2' 54.71" 6078 x
B. Provinsi Papua
Kabupaten Mimika
Provinsi Papua
398 Omba 134° 37' 26.4" - 134° 52' 16.88" -3° 55' 56.50" - -4° 14' 20.62" 516 x
Kabupaten Mimika
Provinsi Papua
399 Warsa 135° 21' 25.92" - 135° 33' 7.42" -0° 37' 12.11" - -0° 52' 37.74" 208 x
Kabupaten Biak Numfor
Provinsi Papua
400 Biak 135° 43' 56.04" - 136° 23' 19.32" -0° 44' 45.88" - -1° 12' 13.75" 1214 x
Kabupaten Biak Numfor
Provinsi Papua
401 Pom 135° 24' 32.4" - 135° 39' 6.83" -1° 35' 50.78" - -1° 41' 13.96" 155 x
Kabupaten Kepulauan Yapen
Provinsi Papua
402 Ansas 135° 38' 35.90" - 135° 50' 47.19" -1° 39' 31.86" - -1° 45' 53.96" 110 x
Kabupaten Kepulauan Yapen
Provinsi Papua
403 Serui 135° 59' 36.44" - 136° 17' 2.94" -1° 43' 36.43" - -1° 52' 12.53 293 x
Kabupaten Kepulauan Yapen
Provinsi Papua
404 Timur Samberbada 136° 16' 16.51" - 136° 29' 59.10" -1° 45' 20.62" - -1° 52' 0.55" 140 x
Kabupaten Kepulauan Yapen
Provinsi Papua
405 Nabire 135° 1' 23.50" - 135° 38' 26.99" -3° 11' 12.59" - -3° 45' 29.36" 1382 x
Kabupaten Nabire
Provinsi Papua
406 Legare 135° 46' 41.65" - 135° 54' 47.84" -3° 10' 23.94" - -3° 31' 51.96" 343 x
Kabupaten Nabire
Provinsi Papua
407 Ulawa 135° 36' 43.88" - 135° 55' 36.89" -3° 35' 56.35" - -3° 52' 40.69" 403 x
Kabupaten Nabire
Provinsi Papua
408 Agamanan 134° 33' 14.95" - 135° 20' 2.42" -3° 24' 2.56" - -4° 5' 2.86" 1372 Kabupaten Mimika x
Kabupaten Nabire
Provinsi Papua
409 Parekebo 135° 13' 25.02" - 136° 5' 55.40" -4° 3' 6.57" - -4° 17' 39.67" 1033 x
Kabupaten Mimika
Provinsi Papua
410 Warem-Demta 135° 41' 44.17" - 140° 30' 54.44" -1° 27' 32.00" - -3° 26' 35.20" 22630 x
1. Kabupaten Nabire
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 116
Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 116


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010
LUAS CAT KETERANGAN
NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
2. Kabupaten Waropen
3. Kabupaten Sarmi
4. Kabupaten Jayapura
Provinsi Papua
1. Kabupaten Waropen
2. Kabupaten Sarmi
3. Kabupaten Jayapura
411 Taritatu 136° 49' 23.29" - 140° 23' 4.92" -2° 28' 48.85" - -3° 51' 31.82" 25380 4. Kabupaten Puncak Jaya x
5. Kabupaten Tolikara
6. Kabupaten Paniai
7. Kabupaten Keerom
8. Kabupaten Pegunungan Bintang
Provinsi Papua
1. Kabupaten Paniai
412 Enarotali 135° 46' 26.89" - 138° 57' 18.94" -3° 42' 6.70" - -4° 22' 40.45" 8160 x
2. Kabupaten Puncak Jaya
3. Kabupaten Wamena
Provinsi Papua
413 Wamena 138° 42' 41.20" - 139° 21' 0.70" -3° 46' 10.51" - -4° 12' 25.05" 1766 x
Kabupaten Wamena
Provinsi Papua
414 Hulu S.Senggi 140° 18' 1.71" - 140° 31' 15.20" -3° 0' 8.62" - -3° 7' 17.99" 180
Kabupaten Keerom x
A. Provinsi Papua
1. Kabupaten Jayapura
415 Jayapura 140° 31' 55.17" - 141° 0' 0" -2° 32' 32.82" - -3° 1' 45.44" 1685 x
2. Kabupaten Keerom
B. Papua Nugini
Provinsi Papua
416 Timur Arso 140° 45' 32.11" - 140° 55' 37.20" -3° 3' 56.55" - -3° 13' 12.03" 165 x
Kabupaten Keerom
Provinsi Papua
417 Lereh-Leweh 139° 55' 6.87" - 140° 40' 59.88" -2° 56' 38.37" - -3° 32' 36.07 7235 x
Kabupaten Keerom
Provinsi Papua
418 Ubrub 140° 25' 20.51" - 140° 52' 46.34" -3° 41' 38.97" - -3° 59' 59.87" 573 1. Kabupaten Pegunungan Bintang x
2. Kabupaten Keerom
Provinsi Papua
419 Mandala 139° 57' 44.66" - 140° 33' 30.67" -4° 8' 10.21" - -4° 40' 4.43" 754 x
Kabupaten Pegunungan Bintang
Provinsi Papua
420 Nalco-Bime 139° 27' 23.32" - 141° 0' 0" -4° 13' 50.47" - -5° 11' 28.15" 2902 1. Kabupaten Pegunungan Bintang x
2. Kabupaten Yahukimo
A. Provinsi Papua
1. Kabupaten Mimika
2. Kabupaten Asmat
421 Timika-Merauke 134° 49' 35.15" - 141° 0' 0" -4° 5' 29.17" - -9° 7' 59.88" 131609 x
3. Kabupaten Mappi
4. Kabupaten Merauke
5. Kabupaten Boven Digul

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 117


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 117


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

LUAS CAT KETERANGAN


NO. CAT NAMA CAT KOORDINAT (BUJUR) KOORDINAT (LINTANG) LOKASI
(Km2)
a b c d
6. Kabupaten Pegunungan Bintang
7. Kabupaten Yahukimo
8. Kabupaten Wamena
B. Papua Nugini

Keterangan
a : CAT dalam kabupaten/kota 206 cekungan
  b : CAT lintas kabupaten/kota 176 cekungan

  c : CAT lintas provinsi 35 cekungan

  d : CAT lintas negara 4 cekungan


Jumlah Cekungan Air Tanah 421 cekungan
 
 
 
 
 
 
 
 

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 118


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal 118


Dan Irigasi Air Tanah Dalam TA. 2010

Anda mungkin juga menyukai