01/106/2016
Telp. (021) 726 7926 Fax.: (021) 726 7926 email : binatama@hotmail.com
1. Kata Pengantar
2. Bab I. Pendahuluan
6. Lampiran lampiran
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15/PRT/M/2015,
tanggal 21 April 2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, pada pasal 425, dijelaskan bahwa salah satu tugas Direktorat Jembatan,
Direktorat Jenderal Bina Marga adalah melaksanakan Penyusunan dan Bimbingan Teknis Standar
dan Pedoman Teknik Jembatan. Sehubungan dengan tugas tersebut Direktorat Jembatan Cq.
Subdit Standar dan Pedoman telah melaksanakan Bimbingan Teknis di Kota Balikpapan Propinsi
Kalimantan Timur, tanggal 16 - 17 Nopember 2016.
Peserta berjumlah 41 orang adalah para tenaga ahli jembatan yang berperan aktif dalam
penyelengaraan jembatan di Prov Kalimantan Timur.
Semoga Bimbingan Teknis ini bermanfaat bagi peserta dalam meningkatkan kinerja pekerjaan
jembatan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Direktorat Jembatan
Kasubdit Standar dan Pedoman
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
perumahan rakyat, bahwa tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bina Marga adalah
menyelengarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan
sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
Direktorat Jembatan dalam hal ini Sub Direktorat Pedoman dan Standar sedang melakukan
usaha-usaha Pembinaan Standardisasi dalam bentuk bimbingan teknis terhadap produk
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria baik teknis maupun non teknis, kepada pihak-pihak
terkait dan pihak-pihak yang berkepentingan memanfaatkan produk-produk tersebut. Salah
satu yang
1. Persiapan :
a. Modul
b. Tempat pelaksanaan
c. Perlengkapan pendukung
2. Pelaksanaan:
a. Pembukaan
b. Penyampaian Materi
d. Penutupan
b. Pembuatan Laporan
BAB II
PELAKSANAAN
2.2. Peserta
Peserta yang diundang dalam Bimbingan Teknis/Sosialisasi ini adalah pihak-pihak yang
berkompeten terhadap penerapan NSPK bidang Bina Marga. Adapun peserta yang
diundang merupakan instansi-instansi di wilayah kerja khususnya satker-satker maupun
dinas pekerjaan umum propinsi, kota dan kabupaten Konsultan di Propinsi di lingkungan
Bina Marga.
1 Direktorat Jembatan.
2. Dinas Pekerjaan Umum Prop. Kaltim
3. Dinas Pekerjaan Umum Kab/Kota wilayah Prop. Kaltim
3. BPJN XII Balikpapan
4. Akademisi di wilayah Prop Kaltim
5. Penyedia Jasa di wilayah Prop Kaltim
3. Ir. Daryadie
4. Ir. Lanny Hidayat,M.Sc
Materi bahan ajar ataupun modul yang disampaikan dalam acara Bimbingan
Teknis/Sosialisasi NSPM sebanyak 4 Modul yang secara garis besar berisi :
2.4 Peserta
Seluruh peserta Bimbingan Teknis/sosialisasi NSPK bidang jembatan yang dilaksanakan
di Propinsi Kalimantan Timur berjumlah lebih 41 orang
BAB III
Kesimpulan
Bimbingan Teknis/Sosialisasi dibuka oleh Bapak DR. Ir. Hedy Rahadian, MSc. Direktur
Jembatan, berlangsung lancar sesuai dengan yang diharapkan. Minat peserta untuk
mengikuti materi-materi yang disampaikan terlihat cukup besar. Peserta yang berasal dari
instansi yang bersangkutan dalam hal ini adalah dari Direktorat Jembatan, P2JN Propinsi
Kaltim, Dinas PU Propinsi Kaltim, dan Konsultan cukup aktif memberikan pertanyaan-
pertanyaan maupun masukan-masukan terhadap materi-materi yang disampaikan dalam
Bimbingan Teknis/Sosialisasi tersebut serta memberikan masukan berdasarkan
permasalahan yang sering mereka temui di lapangan.
Rangkaian acara Bimbingan Teknis secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rangkaian acara tersebut dilaksanakan selama 2 (dua) hari, pada tanggal 16 s/d 17
Nopember 2016. Sehari sebelum acara tersebut dialokasikan untuk mobilisasi personil
dalam hal ini tim penyaji serta pelaksanaan persiapan baik peralatan, modul maupun
prasarana pendukung lainnya.
BAB IV
I. Presentasi Materi
1. Penanganan Tanah Bermasalah
2. Karakteristik Propertis Tanah problematik
3. Klasifikasi tanah
4. Pemadatan meningkatkan daya dukung
5. Jenis-jenis kerusakan jalan
6. Model Keruntuhan timbunan
7. Solusi penanganan umum untuk penanganan timbunan oprit
8. Teknologi penanggulangan
9. Analisa dugaan keruntuhan
10. Rekomendasi umum.
II. Diskusi
2.1 Dani Wiranto(Satker PJN I Kaltim)
Berapa batas ketinggian maksimum suatu timbunan ?
Suatu timbunan tidak boleh melewati tinggi kritis timbunan. Tinggi kritis di hitung dengan persamaan :
Hc = C . Nc/g.FK dimana C = Kohesi tanah dasar ; Nc = Faktor daya dukung tanah ; g = berat jenis tanah
timbunan ; Fk = factor keamanan.
I. Presentasi Materi
11. Jembatan Gantung adalah system struktur jembatan yang menggunakan kabel sebagai pemikul utama beban
lalu lintas diatasnya, pada system ini kabel utama (main cable) memikul beberapa kabel gantung (suspension
cables) yang menghubungkan antara kabel utama dengan gelagar jembatan.
12. Tipe-tipe jembatan gantung yaitu tipe fleksibel, tipe rigid rangka atas, dan tipe rigid rangka bawah.
13. Kelas jembatan dan muatan jembatan gantung dibagi menjadi jembatan gantung khusus pejalan kaki dan
jembatan gantung pejalan kaki dan kendaraan ringan.
14. Pemeliharaan jembatan gantung meliputi pemeliharaan dari struktur bawah (abutmen dan angkur blok
beton) dan struktur atas meliputi komponen kabel utama, hanger, rangka baja, tumpuan serta system
pengecatan dan galvanis.
15. Item komponen yang harus di cek :
Posisi angkur blok beton (di cek terhadap potensi guling dan geser);
Kondisi Coran Resin Kabel Utaman (di cek jika terjadi retak atau geser);
Kondisi Elastometric Bearing
Kekencangan Baut Pylon dan Rangka Jembatan;
Kekencangan Batang Penggantung;
Kelurusan Batang Pengantung;
Pergeseran Clamp Penggantung;
Karat pada Struktur Baja;
Kondisi Pulley Saddle.
16. Pekerjaan Inspeksi Jembatan Gantung Pejalan Kaki sebagai berikut :
Komponen rangka baja harus diperiksa terhadap kemungkinan yang diakibatkan kendaraan seperti
ditabrak, karatan atau terlepasnya lapisan galvanis dan penurunan atau bengkok butment atau
pangkal jembatan;
Periksalah kemungkinan adanya tumpukan debu atau kotoran-kotoran terutama pada bagian sayap
bawah gelagar melintang dan daerah di sekitar perletakan. Lubang drainase pada batang-batang
datar harus terbuka;
Periksalah apakah ada baut yang hilang atau longgar dengan menegetuk perlahan-lahan dengan
palu.
II. Diskusi
2.1 Ahmad ( Dinas PU Berau)
Apakah ada akibat jika sag kabel jembatan tidak sesuai besarannya dengan perencanaan ?
Ketidaksesuaian sag kabel menimbulkan perubahan gaya, penyesuaian penggantung yang berlebih
merubah distribusi gaya hanger.
I. Presentasi Materi
II. Diskusi
2.1 Aria Semadi (PJN I Kaltara)
Bagaimana bila titik investigasi tanah tidak di titik pondasi / abutmen ?
Titik penyelidikan tanah harus di titik pondasi dan abutmen. Namun untuk premilinary desain boleh tidak
tepat di titik pondasi/abutmen.
Beban mati kapal pada perhitungan fender itu berat kosong apa asumsi kapal penuh ?
Bobot mati kapal pada perhitungan fender seudah meliputi semua berat kapal+isi.
I. Presentasi Materi
27. Pedoman pemeriksaaan jembatan rangka baja memuat secara umum tatacara perkuatan struktur jembatan
rangka sehingga dapat mengembalikan kapasitas jembatan menedekati kondisi semula dengan tindakan yang
paling tepat, efektif tanpa mengubah desain awal dan spesifikasi yang ada;
28. Pemeriksaan visual dilakukan untuk evaluasi pemeriksaan kondisi yang terlihat saja dan dilakukan pengukuran
dimensi, perubahan bentuk yang terjadi, retak dan kerusakan lainnya;
29. Semua jenis expantion joint jembatan rangka baja harus tertutup.
30. Pengujian Jembatan Rangka Baja dilaksanakan dengan Loading Test. Loading test terdiri dari :
Static Loading Test
Untuk mengukur lendutan vertical dan horizontal pada struktur rangka baja atau lantai jembatan pada
saat diberi pembebanan tertentu
Dynamic Loading Test
Uji beban dinamis dilaksanakan untuk mendapatkan respons dinamis jembatan yang berupa getaran
alami dan beban dinamis yang diberikan pada struktur jembatan dengan menggunakan alat
vibrocorder.
31. Pemeriksaan khusus dibagi menjadi dua kegiatan yaitu non destructive test dan destructive test
II. Diskusi
2.1 Musri ( PJN II Kaltim)
Tenggang waktu antara pengecoran dan curing jbt rangka baja berapa lama ?
sesegera mungkin sejak pengikatan awal.
Batas ukuran dimensi beton, maksimal brp cm ketebalan supaya tidak terjadi beton massive/masa (beton
yang dimensinya besar) ?
antara (p) x (l) x (t) dimensi terkecilnya yaitu (t) tidak boleh lebih dari 1 m, karena jika lebih dari 1 m
akan dikategorikan beton masa/massive.
2.2 Ahmad (Dinas PU Berau)
Pada saat pengecoran, beton yang baru dalam pengecoran terkena posisi pasang sehingga ada bagian -
bagian yang terendam. Pada saat sudah reda beberapa hari kemudian dilakukan pengujian beton dan
hasilnya tidak masuk toleransi pengujian. Bagaimana membuat time setting pengecoran beton untuk
menghindari posisi pasang ?
Membuat acuan bekisting yang kedap sampai diatas sehingga tidak tembus air.