Anda di halaman 1dari 31

Nomor Kontrak : HK.0203/PPK.

01/106/2016

Tanggal Kontrak : 09 Mei 2016

Nilai Kontrak : Rp. 1.133.027.500,-

Lokasi Kegiatan : Kota Balikpapan - Propinsi Kalimantan Timur

Tahun Anggaran : 2016

PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN


Jl. Bintaro Permai A6 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan12330

Telp. (021) 726 7926 Fax.: (021) 726 7926 email : binatama@hotmail.com

T e l p . (021) 726 7926 Fax. : ( 0 2 1 ) 7 2 6 7 9 2 6 email : binatama@hotmail.com


DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar

2. Bab I. Pendahuluan

3. Bab II. Pelaksanaan

4. Bab III. Hasil Bimbingan Teknis

5. Bab IV. Kemajuan Pekerjaan dan Rencana Kerja Selanjutnya

6. Lampiran lampiran
KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15/PRT/M/2015,
tanggal 21 April 2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, pada pasal 425, dijelaskan bahwa salah satu tugas Direktorat Jembatan,
Direktorat Jenderal Bina Marga adalah melaksanakan Penyusunan dan Bimbingan Teknis Standar
dan Pedoman Teknik Jembatan. Sehubungan dengan tugas tersebut Direktorat Jembatan Cq.
Subdit Standar dan Pedoman telah melaksanakan Bimbingan Teknis di Kota Balikpapan Propinsi
Kalimantan Timur, tanggal 16 - 17 Nopember 2016.

Materi Bimbingan Teknis yang disampaikan sebagai berikut :

- Penanganan Oprit Jembatan


- Preservasi Bangunan Bawah Jembatan
- Pemeliharaan Jembatan Gantung
- Pemeliharaan Rangka Baja

Peserta berjumlah 41 orang adalah para tenaga ahli jembatan yang berperan aktif dalam
penyelengaraan jembatan di Prov Kalimantan Timur.

Semoga Bimbingan Teknis ini bermanfaat bagi peserta dalam meningkatkan kinerja pekerjaan
jembatan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Jakarta, Nopember 2016

Direktorat Jembatan
Kasubdit Standar dan Pedoman

Ir. Djoko Sulistyono, M.Sc


NIP. 19590605 198603 1 003
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
perumahan rakyat, bahwa tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bina Marga adalah
menyelengarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan
sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

Direktorat Jembatan mempunyai tugas, salah satunya melaksanakan penyusunan dan


bimbingan teknis standar dan pedoman teknik jembatan, tugas tersebut dilaksanakan
subdit standard an pedoman sebagai tugas dan fungsi :
a. Penyusunan dan pengembangan serta bimbingan teknis spesifikasi umum, dan
khusus, Norma, Standar, Pedoman, kriteria dan Prosedur kerja jembatan;
b. Penyusunan dan Pengembangan serta bimbingan teknis standar dokumen pengadaan,
kontrak serta sistem manajemen kesehatan dan keselamatan (SMK3) jembatan;
c. Pembinaan Standar pelaksanaan pembangunan dan preservasi jembatan yang
berkeselamatan dan penyiapan criteria penetapan laik fungsi jembatan.
Dalam rangka penerapan sistem desentralisasi pada saat ini perlu pembinaan-pembinaan
yang mantap agar nantinya setiap daerah dapat menjalankan roda pembangunan dengan
baik dan dengan lebih profesionalisme yang tinggi guna mengimbangi keterbatasan dana
yang ada, diperlukan upaya pembinaan baik di tingkat pusat maupun daerah.

Direktorat Jembatan dalam hal ini Sub Direktorat Pedoman dan Standar sedang melakukan
usaha-usaha Pembinaan Standardisasi dalam bentuk bimbingan teknis terhadap produk
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria baik teknis maupun non teknis, kepada pihak-pihak
terkait dan pihak-pihak yang berkepentingan memanfaatkan produk-produk tersebut. Salah
satu yang

dirasa sangat penting adalah produk-produk NSPK bidang Jembatan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembinaan standardisasi adalah Bimbingan Teknis/Sosialisasi produk


NSPK yang bertujuan sebagai bentuk pembinaan terhadap sumber daya manusia
khususnya di daerah agar proses perencanaan bisa berjalan sesuai dengan pedoman yang
berlaku, disamping itu sebagai bentuk penyebaran informasi produk Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria.

1.3 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan dalam pelaksanaan Bimbingan Teknis/Sosialisasi ini mencakup :

1. Persiapan :

a. Modul

b. Tempat pelaksanaan

c. Perlengkapan pendukung

2. Pelaksanaan:

a. Pembukaan

b. Penyampaian Materi

c. Diskusi dan Tanya Jawab

d. Penutupan

3. Evaluasi pelaksanaan sosialisasi :

a. Inventarisasi pertanyaan dan masukan dari peserta

b. Pembuatan Laporan
BAB II

PELAKSANAAN

2.1. Lokasi dan Waktu Bimbingan Teknis


Kegiatan Bimbingan Teknis/Sosialisasi bidang jembatan yang keempat tahun 2016
dilaksanakan di kota Balikpapan Propinsi Kalimantan Timur selama dua hari, dari tanggal
16 17 Nopember 2016.

2.2. Peserta
Peserta yang diundang dalam Bimbingan Teknis/Sosialisasi ini adalah pihak-pihak yang
berkompeten terhadap penerapan NSPK bidang Bina Marga. Adapun peserta yang
diundang merupakan instansi-instansi di wilayah kerja khususnya satker-satker maupun
dinas pekerjaan umum propinsi, kota dan kabupaten Konsultan di Propinsi di lingkungan
Bina Marga.

Daftar Peserta yang diundang dalam Bimbingan Teknis ini adalah :

1 Direktorat Jembatan.
2. Dinas Pekerjaan Umum Prop. Kaltim
3. Dinas Pekerjaan Umum Kab/Kota wilayah Prop. Kaltim
3. BPJN XII Balikpapan
4. Akademisi di wilayah Prop Kaltim
5. Penyedia Jasa di wilayah Prop Kaltim

2.3 Materi Bimbingan Teknis dan Penyaji


Adapun materi yang disampaikan adalah:

1. Penanganan Oprit Jembatan


2. Preservasi Bangunan Bawah Jembatan
3. Pemeliharaan Jembatan Gantung
4. Pemeliharaan Jembatan Rangka Baja
Materi materi dalam Bimbingan Teknis / Sosialisasi NSPK di Propinsi antara lain
disajikan oleh Nara Sumber:

1. Ir. M. Tontro Prastowo,MT


2. Ir. Andi Indianto,MT

3. Ir. Daryadie
4. Ir. Lanny Hidayat,M.Sc

Materi bahan ajar ataupun modul yang disampaikan dalam acara Bimbingan
Teknis/Sosialisasi NSPM sebanyak 4 Modul yang secara garis besar berisi :

1. Penanganan Oprit Jembatan


Perencanaan Oprit yang disesuaikan dengan kondisi sungai dan jenis tanah

2. Preservasi Bangunan Bawah Jembatan


Jenis penanganan yang dilakukan terhadap kerusakan pada bangunan bawah jembatan

3. Pemeliharaan Jembatan Gantung


Cara penanganan kondisi kerusakan guna menjaga umur layan jembatan

4. Pemeliharaan Jembatan Rangka Baja


Jenis kerusakan dan cara penanganan yang terjadi pada komponen material baja

2.4 Peserta
Seluruh peserta Bimbingan Teknis/sosialisasi NSPK bidang jembatan yang dilaksanakan
di Propinsi Kalimantan Timur berjumlah lebih 41 orang
BAB III

Kesimpulan

3.1 Hasil Bimbingan Teknis/Sosialisasi

Bimbingan Teknis/Sosialisasi dibuka oleh Bapak DR. Ir. Hedy Rahadian, MSc. Direktur
Jembatan, berlangsung lancar sesuai dengan yang diharapkan. Minat peserta untuk
mengikuti materi-materi yang disampaikan terlihat cukup besar. Peserta yang berasal dari
instansi yang bersangkutan dalam hal ini adalah dari Direktorat Jembatan, P2JN Propinsi
Kaltim, Dinas PU Propinsi Kaltim, dan Konsultan cukup aktif memberikan pertanyaan-
pertanyaan maupun masukan-masukan terhadap materi-materi yang disampaikan dalam
Bimbingan Teknis/Sosialisasi tersebut serta memberikan masukan berdasarkan
permasalahan yang sering mereka temui di lapangan.

Rangkaian acara Bimbingan Teknis secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Persiapan (Modul, Tempat, Perlengkapan yang dibutuhkan).


2. Laporan Kegiatan oleh panitia.
3. Sambutan dan pembukan oleh Direktur Jembatan.
4. Penyampaian materi, dilaksanakan selama 2 (dua) hari kelas
5. Diskusi dan Tanya Jawab, dilakukan di setiap pertengahan dan di akhir
penyampaian materi.
6. Penutupan oleh kasubdit standar.

Rangkaian acara tersebut dilaksanakan selama 2 (dua) hari, pada tanggal 16 s/d 17
Nopember 2016. Sehari sebelum acara tersebut dialokasikan untuk mobilisasi personil
dalam hal ini tim penyaji serta pelaksanaan persiapan baik peralatan, modul maupun
prasarana pendukung lainnya.
BAB IV

KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA SELANJUTNYA

4.1 Kemajuan Pekerjaan

Dalam melaksanakan Pekerjaan Swakelola Bimbingan Teknis / Swakelola dalam


hal Produk-produk NSPK, dibuat suatu pedoman dan jadwal pelaksanaan serta
alokasi sumber dananya. Sedangkan realisasi kemajuan pekerjaan sampai saat ini
adalah sebagai berikut :

Penyiapan Materi : 100 %


Penggandaan materi : 50 %
Bimbingan Teknis/Sosialisasi : 50 %
Pelaporan
- Laporan Pendahuluan : 100 %

- Laporan Bimbingan Teknis/Sosialisasi : 80 %

4.2 Rencana Kerja Selanjutnya

Untuk memberikan arahan terhadap pelaksanaan pekerjaan Bimbingan


Teknis/Sosialisasi , maka dibuat suatu rencana kerja yang menjadi pedoman bagi
pelaksanaan untuk memudahkan koordinasi berjalan dengan baik.

Rencana pekerjaan selanjutnya :

Kegiatan lanjutan Propinsi Berikutnya.


Laporan Bimbingan Teknis/Sosialisasi Propinsi berikutnya.
Lampiran - lampiran
NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS NSPK BIDANG JEMBATAN
MATERI PERANCANGAN OPRTI JEMBATAN

TANGGAL 16 November 2016


WAKTU 09.00 13.00
TEMPAT Hotel Legrandour
AGENDA Presentasi dan Diskusi Penanganan Oprit Jembatan
NARASUMBER Dr. Ir. Munarto Eddie Sunaryo, MSc.
PESERTA RAPAT Terlampir
NOTULIS Agung Ginanjar, ST., MT.
HASIL DAN KESIMPULAN

I. Presentasi Materi
1. Penanganan Tanah Bermasalah
2. Karakteristik Propertis Tanah problematik
3. Klasifikasi tanah
4. Pemadatan meningkatkan daya dukung
5. Jenis-jenis kerusakan jalan
6. Model Keruntuhan timbunan
7. Solusi penanganan umum untuk penanganan timbunan oprit
8. Teknologi penanggulangan
9. Analisa dugaan keruntuhan
10. Rekomendasi umum.

II. Diskusi
2.1 Dani Wiranto(Satker PJN I Kaltim)
Berapa batas ketinggian maksimum suatu timbunan ?
Suatu timbunan tidak boleh melewati tinggi kritis timbunan. Tinggi kritis di hitung dengan persamaan :
Hc = C . Nc/g.FK dimana C = Kohesi tanah dasar ; Nc = Faktor daya dukung tanah ; g = berat jenis tanah
timbunan ; Fk = factor keamanan.

2.2 Melviana Firsty (Akademisi Poltek Negeri Balikpapan)


Nilai Nc pada formula tinggi kritis menggunakan nilai dari Fellenius / Terzaghi / Atkinson ?
Berdasarkan engineering judgement bila ingin konservatif bias menggunakan nilai dari Terzaghi.
2.3 Rusdin (Konsultan)
Apa kriteria pemilihan bangunan pengamanan abutmen, misalnya menggunakan bronjong atau turap ?
Hal-hal yang diperhatikan :
Debit sungai
Jenis material hanyutan
Profil river bed
Apakah ada abrasi / degradasi ?
Sebelum memutuskan menggunakan bronjong atau turap sebaiknya dianalisa kondisi sungainya, bila
ditemukan gerusannya membahayakan maka bisa dibuat bangunan air untuk mengurangi kecepatan atau
laju scouring misalnya dengan krip atau sedimen trap.
2.3.1 Cara penggunaan geotextile dan geogrid yang tepat ?
Jenis material geotextil woven memiliki tensile strength (kuat tarik) yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Geotextile Non Woven sedangkan geogrid tidak memiliki memiliki tensile strength (kuat tarik).

2.4 Agus Manu (Bantek Subdit Standar dan Pedoman)


Bagaimana cara mengatasi tanah ekspansif ?
Kuncinya adalah pengendalian air, misal dengan menggunakan material timbunan yang cepat melewatkan
air.
2.5 Aria Semadi (PJN I Kaltara)
Apakah tinggi oprit mempengaruhi pemilihan jenis pondasi ?
Berpengaruh, ketika timbunan tinggi gaya lateral tinggi maka dibutuhkan pondasi dengan daya dukung
tinggi. Jadi pemilihan pondasi harus tepat.

2.6 M. Ali (Konsultan)


Apa saja persyaratan soil investigation untuk pembuatan DED agar setelah dikontrakan tidak ada revisi
desain yang mayor?
Hasil DED harus lengkap dan detail serta sudah memenuhi semua kriteria desain. Hal penting ketika
menyusun DED adalah data tanah yang lengkap .Untuk jembatan khusus diwajibkan melakukan IPC
(Independent Proof Check). Namun bila ketika kontraktor melakukan penyelidikan tanah sendiri dan
diperlukan revisi desain itu dapat dilakukan dengan catatan : konsultan perencana yang lama harus
dilibatkan, konsutan perencana yang baru bertanggung jawab dengan desainnya.
NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS NSPK BIDANG JEMBATAN
MATERI PEMELIHARAAN JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI

TANGGAL 16 November 2016


WAKTU 13.00 Selesai
TEMPAT Hotel Le Granduer Balikpapan
AGENDA Presentasi dan Diskusi Pemeliharaan Jembatan Gantung Pejalan Kaki
NARASUMBER Ir. Indra
PESERTA RAPAT Terlampir
NOTULIS Muhamad Agung Rahman, ST
HASIL DAN KESIMPULAN

I. Presentasi Materi
11. Jembatan Gantung adalah system struktur jembatan yang menggunakan kabel sebagai pemikul utama beban
lalu lintas diatasnya, pada system ini kabel utama (main cable) memikul beberapa kabel gantung (suspension
cables) yang menghubungkan antara kabel utama dengan gelagar jembatan.
12. Tipe-tipe jembatan gantung yaitu tipe fleksibel, tipe rigid rangka atas, dan tipe rigid rangka bawah.
13. Kelas jembatan dan muatan jembatan gantung dibagi menjadi jembatan gantung khusus pejalan kaki dan
jembatan gantung pejalan kaki dan kendaraan ringan.
14. Pemeliharaan jembatan gantung meliputi pemeliharaan dari struktur bawah (abutmen dan angkur blok
beton) dan struktur atas meliputi komponen kabel utama, hanger, rangka baja, tumpuan serta system
pengecatan dan galvanis.
15. Item komponen yang harus di cek :
Posisi angkur blok beton (di cek terhadap potensi guling dan geser);
Kondisi Coran Resin Kabel Utaman (di cek jika terjadi retak atau geser);
Kondisi Elastometric Bearing
Kekencangan Baut Pylon dan Rangka Jembatan;
Kekencangan Batang Penggantung;
Kelurusan Batang Pengantung;
Pergeseran Clamp Penggantung;
Karat pada Struktur Baja;
Kondisi Pulley Saddle.
16. Pekerjaan Inspeksi Jembatan Gantung Pejalan Kaki sebagai berikut :
Komponen rangka baja harus diperiksa terhadap kemungkinan yang diakibatkan kendaraan seperti
ditabrak, karatan atau terlepasnya lapisan galvanis dan penurunan atau bengkok butment atau
pangkal jembatan;
Periksalah kemungkinan adanya tumpukan debu atau kotoran-kotoran terutama pada bagian sayap
bawah gelagar melintang dan daerah di sekitar perletakan. Lubang drainase pada batang-batang
datar harus terbuka;
Periksalah apakah ada baut yang hilang atau longgar dengan menegetuk perlahan-lahan dengan
palu.

II. Diskusi
2.1 Ahmad ( Dinas PU Berau)
Apakah ada akibat jika sag kabel jembatan tidak sesuai besarannya dengan perencanaan ?
Ketidaksesuaian sag kabel menimbulkan perubahan gaya, penyesuaian penggantung yang berlebih
merubah distribusi gaya hanger.

2.2 Musri (PJN II Kaltim)


Bagaimana dengan pekerjaan perbaikan lapisan galvanis ?
1. Bersihkan permukaan besi sampai mengkilap dengan penggaruk atau mesin gurinda atau peralatan
penyemprot pasir;
2. Hapus permukaan besi sampai kering dan bersih;
3. Laburkan dua lapis Zinc-Rich Paint yang telah setujui dengan menggunakan kuas atau semprotkan
sesuai petunjuk pabrik dengan ketebalan akhir pelindung 75 m

2.3 Agus Manu (Direktorat Jembatan)


Bagaimana cara pengujian agar kita tahu bahwa jembatan penyebrangan orang masih aman ?
Dengan melakukan beberapa pengujian diantaranya uji static dan uji dinamis pada jembatan
penyeberangan orang tersebut.

2.4 Arya (Dinas PU Kaltara)


Bagaimana kita mengetahui baut itu sudah tidak sesuai torsinya lagi ?
Bisa diketahui secara visual pada baut itu. Atau bisa menggunakan alat pistol baut
NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS NSPK BIDANG JEMBATAN
MATERI PERANCANGAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN

TANGGAL 17 November 2016


WAKTU 13.00 17.00
TEMPAT Hotel Legrandour
AGENDA Presentasi dan Diskusi Perencanaan Bangunan Bawah
NARASUMBER Drs. Ir. Andi Indianto, MT.
PESERTA RAPAT Terlampir
NOTULIS Agung Ginanjar, ST., MT.
HASIL DAN KESIMPULAN

I. Presentasi Materi

17. Konsep perencanaan bangunan bawah jembatan


18. Tahapan perencanaan
19. Acuan perancangan
20. Diagram alir disain bangunan bawah jembatan
21. Penentuan letak kepala jembatan
22. Penentuan bentang/jarak antar kepala jembatan
23. Pradesain kepala jembatan
24. Kriteria desain kepala jembatan
25. Kriteria desain pilar jembatan
26. Pembebanan pada kepala dan pilar jembatan

II. Diskusi
2.1 Aria Semadi (PJN I Kaltara)
Bagaimana bila titik investigasi tanah tidak di titik pondasi / abutmen ?
Titik penyelidikan tanah harus di titik pondasi dan abutmen. Namun untuk premilinary desain boleh tidak
tepat di titik pondasi/abutmen.
Beban mati kapal pada perhitungan fender itu berat kosong apa asumsi kapal penuh ?
Bobot mati kapal pada perhitungan fender seudah meliputi semua berat kapal+isi.

2.2 Rusdin (Konsultan)


Apakah boleh bila posisi jembatan tidak tegak lurus sungai ? atau harus tegak lurus ?
Posisi jembatan harus tegak lurus sungai agar meminimalkan gerusan pada pondasi/abutmen, bila terpaksa
tidak tegak lurus maka harus ada proteksi pada pondasi/abutmen
Posisi plat injak yang ideal bagaimana ?
Bisa 5 meter.
2.3 Ammar Fanani (DPU Berau)
Apa data yang dihasilkan geolistrik lebih bagus dari penyelidikan tanah lain ?
Fungsi geolistrik hanya untuk melacak keberadaan tanah keras tapi tidak bias deteksi jenis tanah. Jadi
hanya bias digunakana untuk dugaan awal bukan data acuan desain.
NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS NSPK BIDANG JEMBATAN
MATERI PEMERIKSAAN JEMBATAN RANGKA BAJA

TANGGAL 17 November 2016


WAKTU 09.30 Selesai
TEMPAT Hotel Le Granduer Balikpapan
AGENDA Presentasi dan Diskusi Pemeriksaan Jembatan Rangka Baja
NARASUMBER Ir. Lanny Hidayat, M.Si
PESERTA RAPAT Terlampir
NOTULIS Muhamad Agung Rahman, ST
HASIL DAN KESIMPULAN

I. Presentasi Materi
27. Pedoman pemeriksaaan jembatan rangka baja memuat secara umum tatacara perkuatan struktur jembatan
rangka sehingga dapat mengembalikan kapasitas jembatan menedekati kondisi semula dengan tindakan yang
paling tepat, efektif tanpa mengubah desain awal dan spesifikasi yang ada;
28. Pemeriksaan visual dilakukan untuk evaluasi pemeriksaan kondisi yang terlihat saja dan dilakukan pengukuran
dimensi, perubahan bentuk yang terjadi, retak dan kerusakan lainnya;
29. Semua jenis expantion joint jembatan rangka baja harus tertutup.
30. Pengujian Jembatan Rangka Baja dilaksanakan dengan Loading Test. Loading test terdiri dari :
Static Loading Test
Untuk mengukur lendutan vertical dan horizontal pada struktur rangka baja atau lantai jembatan pada
saat diberi pembebanan tertentu
Dynamic Loading Test
Uji beban dinamis dilaksanakan untuk mendapatkan respons dinamis jembatan yang berupa getaran
alami dan beban dinamis yang diberikan pada struktur jembatan dengan menggunakan alat
vibrocorder.
31. Pemeriksaan khusus dibagi menjadi dua kegiatan yaitu non destructive test dan destructive test

II. Diskusi
2.1 Musri ( PJN II Kaltim)
Tenggang waktu antara pengecoran dan curing jbt rangka baja berapa lama ?
sesegera mungkin sejak pengikatan awal.
Batas ukuran dimensi beton, maksimal brp cm ketebalan supaya tidak terjadi beton massive/masa (beton
yang dimensinya besar) ?
antara (p) x (l) x (t) dimensi terkecilnya yaitu (t) tidak boleh lebih dari 1 m, karena jika lebih dari 1 m
akan dikategorikan beton masa/massive.
2.2 Ahmad (Dinas PU Berau)
Pada saat pengecoran, beton yang baru dalam pengecoran terkena posisi pasang sehingga ada bagian -
bagian yang terendam. Pada saat sudah reda beberapa hari kemudian dilakukan pengujian beton dan
hasilnya tidak masuk toleransi pengujian. Bagaimana membuat time setting pengecoran beton untuk
menghindari posisi pasang ?
Membuat acuan bekisting yang kedap sampai diatas sehingga tidak tembus air.

2.3 Agus Manu (Bantek Subdit Standar dan Pedoman)


Lebih bagus mana karet sintetis atau karet alam untuk bearing pad ?
Karet alam lebih baik ketimbang karet sintetis

2.4 Rusdi (Konsultan Kaltim )


Berapa umur untuk baut jembatan rangka baja ?
Untuk baut selama umur jembatan tidak boleh longgar
Dari sekian supplier untuk produk girger beton, itu sudah dijamin oleh pemerintah dari baut dan girder sdh
memenuhi standar. Kenapa baut masih longgar?
1. Pada saat pengencangan baut apakah alat torsi momen sudah di kalibrasi, harusnya setiap hari alat
tersebut di kalibrasi;
2. kekencangan baut tidak sesuai dengan mutu nya sehingga pengencangan tidak maksimal;

Anda mungkin juga menyukai