Anda di halaman 1dari 15

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

JASA KONSULTANSI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
GEDUNG ARSIP DAN RUANG SERBAGUNA

I. Latar Belakang Pembangunan Gedung Arsip dan Ruang Serbaguna

Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai bagian dari Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan memiliki tugas untuk aktif melakukan pengembangan sarana dan prasarana
budaya dan mendokumentasikan seluruh aspek dalam pembangunan kebudayaan.
Sarana budaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat berupa syarat atau
upaya dan dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan
pembangunan kebudayaan. Sedangkan prasarana budaya diartikan sebagai segala
sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses pembangunan
kebudayaan.

Dalam kaitannya dengan pembangunan kebudayaan Indonesia, sarana dan prasarana


budaya lebih diarahkan pada ketersediaan fasilitas penunjang kegiatan budaya seperti
gedung kesenian, balai budaya, museum, galeri seni, dan gedung pertunjukan, serta
gedung arsip sebagai prasarana untuk menyimpan semua dokumen yang terkait.

Dalam daftar asset yang tercatat, Direktorat Jenderal kebudayaan memiliki sebidang tanah
yang pernah digunakan sebagai rumah dinas Dirjen Kebudayaan seluas 852 m2 yang
berada di jalan Pulo Raya IV, Jakarta Selatan.

Dengan peran yang sangat luas di bidang pelestarian kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kebudayaan bertanggungjawab atas penyimpanan hasil temuan Barang Muatan Kapal
Tenggelam (BMKT), benda-benda cagar budaya serta peralatan kesenian tradisional
maupun modern seperti perangkat gamelan, piano, serta data berupa film, microfilm, peta
kuno, perkaman suara dan lainnya. Disamping itu terkait dengan fungsi/tata kelolanya
maka dibutuhkan prasarana untuk menyimpan dokumen berupa dokumen perencanaan,
pelaksanaan anggaran, hasil penelitian, kepegawaian serta dokumen lainnya yang
termasuk dalam kategori sebagai arsip dinamis.

Sampai dengan saat ini Direktorat Jenderal Kebudayaan belum memiliki sarana prasarana
untuk menyimpan dokumen dan arsip, untuk itu maka pada tahun anggaran 2015,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1
Kerangka Acuan Kerja (KAK)

direncanakan untuk membangun Gedung Arsip dan Ruang Serbaguna, yang lokasinya
terletak di jalan Pluto Raya IV Jakarta Selatan.

II. Tujuan Pembangunan Gedung Arsip dan Ruang Serbaguna

Pendirian Gedung Arsip dan Ruang Serbaguna di Jalan Pulo Raya IV dilatar belakangi
kondisi yang ada saat ini terkait dengan fasilitas penyimpanan arsip, sebagai berikut :

Saat ini direktorat Jenderal kebudayaan tidak memiliki tempat maupun prasarana yang
memadai untuk melakukan penyimpanan arsip dan dokumen, benda cagar budaya
maupun temuan BMKT yang jumlahnya cukup banyak dan peralatan kesenian
tradisional berupa gamelan,dokumen berupa film, microfilm, peta kuno, dan lain-lain.

Dengan pertimbangan tersebut perlu dibangun gedung untuk tujuan tersebut diatas
dengan memanfaatkan lahan yang tersedia. Gedung yang akan dibangun tersebut
memiliki 4 (empat) lantai dengan luas + 1.720 m2. Lantai satu dan lantai dua akan
digunakan sebagai tempat pengelolaan dan penyimpanan arsip serta dokumen yang
berupa arsip dinamis, lantai tiga akan digunakan sebagai penyimpanan arsip statis
atau wisma atau pemondokan dan lantai empat akan digunakan sebagai ruang
serbaguna.

Tujuan

Pendirian Gedung Arsip dan Ruang Serbaguna di Jalan Pulo Raya IV, adalah bertujuan
untuk :

Membangun dan menyediakan tempat untuk menyimpan arsip dan dokumen benda
cagar budaya maupun temuan BMKT yang jumlahnya cukup banyak dan peralatan
kesenian tradisional berupa gamelan,dokumen berupa film, microfilm, peta kuno, dan
lain-lain.

Tersedianya tempat menyimpan arsip dan dokumen tersebut diatas yang layak dan
memadai, sesuai persyaratan teknis dan administrasi sebagai suatu tempat untuk
menyimpan arsip dan dokumen.

Tersedianya tempat atau ruang yang dapat dipergunakan oleh berbagai kegiatan,
terutama terkait dengan kegiatan yang ada hubungannya dengan arsip dan dokumen
di lingkungan Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

III. Pedoman Perencanaan

A. Umum

Setiap bangunan/ gedung harus didirikan dengan sebaik-baiknya, sehingga


mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat
dijadikan acuan bagi lingkungan sekitar dimana bangunan / gedung ini berada
serta berkontribusi positif terhadap perkembangan arsitektur di Indonesia,
Setiap bangunan/ gedung negara harus dirancang dan direncanakan dengan
sebaik-baiknya dan memenuhi kriteria teknis bangunan dari segi mutu, biaya
dan kriteria administrasi bangunan/ gedung negara.
Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan/ gedung negara perlu diarahkan
secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu manghasilkan perencanaan
teknis bangunan/ gedung yang memadai dan layak diterima menurut kaidah/
norma teknis maupun administrasi serta tata laku professional.
Kerangka Acuan Kerja (TOR) yang memuat masukan, azas, kriteria, proses dan
keluaran, merupakan pedoman bagi konsultan perencana yang harus dipenuhi
serta diinterpretasikan kedalam bentuk pelaksanaan tugas perencanaan.
Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai sesuai Kerangka Acuan Kerja (TOR).

B. Lingkup Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan program merupakan bagian dari program Pengembangan


Sarana Prasarana penyimpanan arsip , melalui APBN Tahun Anggaran 2015.
Membuat Perencanaan Detil (DED) pembangunan Gedung Arsip dan Ruang
Serbaguna beserta fasilitas penunjangnya/ infrastruktur.

IV. Pelaksanaan Kegiatan

Untuk lebih mengoptimalkan hasil perencanaan dan tercapainya sasaran pelaksanaan


program tersebut diatas, perlu disusun langkah evaluasi awal terhadap kondisi yang ada
di lapangan saat ini serta kriteria-kriteria perencaan yang berlaku dan akan digunakan
dalam pembuatan perencanaan ini, meliputi :

Gambaran umum pelaksanaan program


Pemahaman tentang pelaksanaan program, seperti; lokasi, kondisi topografi dan
bentuk lahan, kondisi tanah, jaringan drainase, jaringan listrik/ komunikasi dan
transportasi, sumberdaya yang ada serta kondisi lingkungan secara keseluruhan.
Ini semua akan dijadikan salah satu masukan dalam pembuatan perencanaan.
Pendekatan masalah

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Analisa dan konsep perencanaan


Pengembangan perencanaan detil yang memenuhi standarisasi gedung/
bangunan sekolah yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, seperti segi perencanaan Arsitektur (interior dan eksterior),
Mekanikal Elektrikal, Infrastruktur, Lanskaping dll
Lahan yang akan dikembangkan untuk lokasi pembangunan Gedung Arsip dan
Ruang Serbaguna ini mempunyai luas sekitar 830 M, terletak di Jalan Polu Raya
IV, Jakarta Selatan

Dalam penyampaian Usulan Teknis ini Konsultan Perencana harus mengacu kepada
Kerangka Acuan Kerja (TOR) ini dan informasi-informasi tambahan dari pemberi
pekerjaan (Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) serta hasil
peninjauan lapangan. Untuk mendukung hal ini konsultan harus menyediakan tenaga
ahli dan tim kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh pemberi
pekerjaan

Tugas dan tanggungjawab Konsultan Perencana terkait dengan pelaksanaan kegiatan


perencanaan harus berpedoman kepada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman
Teknis Pembangunan Gedung Negara, Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya
Nomor. 295/KPTS/CK/1997, Tanggal 1 April, yang meliputi tugas-tugas perencanaan
lingkungan, rencana tapak bangunan/ site plan, pra rencana dan perencanaan detil/
DED fisik bangunan sebagai gambar kerja, terdiri atas :

A. Persiapan perencanaan, seperti pengumpulan data dan informasi


lapangan,membuat tanggapan secara garis besar terhadap Kerangka Acuan
Kerja (TOR) dan konsultasi dengan pemberi pekerjaan (dalam hal ini pihak
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
terkait dengan kebijakan dan peraturan serta perijinan pendirian bangunan.

B. Penyusunan jenis dan kebutuhan ruang termasuk sarana prasarana sebagai


masukan untuk pembuatan rencana tapak termasuk program dan konsep ruang,
perkiraan biaya, perijinan, persyaratan bangunan dan lingkungan serta IMB.

C. Penyusunan rencana kegiatan, antara lain meliputi :

Perencanaan Arsitektur dengan uraian konsep dan visualisasi untuk


kemudahan penilaian dan dimengerti oleh Pemberi Tugas
Perencanaan Struktur dengan uraian konsep dan perhitungannya
Perencanaan Utilitas dengan uraian konsep dan perhitungannya
Mekanical dan electrical dengan uraian konsep dan perhitungannya
Perencanaan Lanskaping dan infrastruktur dengan uraian konsep dan
perhitungannya
Laporan akhir perencanaan

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

D. Penyusunan Rencana Detil, antara lain meliputi :

Gambar detil Arsitektur (interior dan eksterior), Struktur, Utilitas termasuk


Lanskaping dan infrastruktur lainnya, sesuai dengan gambar rencana yang
sudah disetujui
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Perhitungan volume pekerjaan, harga satuan, analisa harga satuan
pekerjaan serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan konstruksi
Rencana tahapan pembangunan
Laporan akhir perencanaan

E. Kegiatan persiapan pelelangan, seperti membantu Penanggungjawab Kegiatan,


Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud dalam menyusun dokumen pelelangan dan
membantu panitia pelelangan menyususn program dan pelaksanaan kegiatan
pelelangan

F. Membantu panitia pelelangan pada waktu pelaksanaan kegiatan penjelasan


pekerjaan termasuk menyusun berita acara hasil penjelasan pekerjaan, evaluasi
penawaran harga dan menyusun kembali dokumen pelelangan serta
melaksanakan tugas yang sama apabila terjadi pelelangan pekerjaan ulang

G. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan kegiatan konstruksi fisik


berlangsung, antara lain seperti :

Pengawasan berkala dilakukan selama pelaksanaan konstruksi (Tahap 1


dan Tahap 2)
Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis apabila terjadi
perubahan di lapangan
Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang terjadi selama
pelaksanaan konstruksi fisik berlangsung
Memberikan saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan
Membuat laporan akhir untuk kegiatan pengawasan berkala.

H. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya


termasuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal dan elektrikal
bangunan.

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 5


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

V. Hasil Perencanaan/ Keluaran

Hasil Perencanaan/ keluaran yang dihasilkan oleh kegiatan Konsultan Perencana dibuat
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (TOR) seluruhnya diatur dan tercantum dalam Surat
Perjanjian Kerja/ Kontrak Kerja, minimal meliputi :

A. Tahap Persiapan.

Konep persiapan rencana, termasuk organisasi, jumlah dan kualifikasi tim


perencana, metode pelaksanaan termasuk jadwal waktu pelaksanaan
kegiatan
Konsep skematik rencana teknis, termasuk program dan organisasi ruang
serta hubungan antar ruang dll
Laporan terkait kegiatan survey pendahuluan, data dan informasi lapangan
terkait dengan rencana kegiatan, seperti; penyelidikan tanah, rencana tata
kota, kebijakan dan peraturan pendirian bangunan, dll

B. Tahap Pra Rencana

Gambar rencana tapak


Gambar pra rencana (denah, tampak, potongan)
Perkiraan biaya pembangunan
I besar Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Hasil asistensi dan konsultasi perencanaan
Gambar perspektif (sepanjang diharuskan)

C. Tahap Rencana

Gambar rencana detil (pengembangan) Arsitektur, Struktur, Mekanical,


electrical, Utilitas dan infrastruktur (lanskaping dll)
Uraian konsep pengembangan rencana dan perhitungan yang diperlukan
Konsep Rencana Angaran Biaya/ RAB pembangunan
Konsep Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

D. Tahap Rencana Detil

Gambar rencana teknis lengkap/ gambar kerja


Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan
Laporan perencanaan; Arsitektur, Struktur, Utilitas, Mechanical, Electrical
serta Infrastruktur lengkap dengan perhitungan yang diperlukan
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 6
Kerangka Acuan Kerja (KAK)

E. Tahap Pelelangan

Dokumen tambahan hasil dari catatan penjelasan pekerjaan


Laporan bantuan teknis dan administrasi pada saat pelelangan pekerjaan

F. Tahap Pengawasan Berkala

Laporan pengawasan berkala, baik untuk Tahap 1 maupun Tahap 2


Pembuatan dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan
peralatan/ perlengkapan dan bangunan (bila ada dan diperlukan)

VI. Kriteria Perencanaan

A. Kriteria Umum

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencanaan seperti yang


dimaksudkan dalam Kerangka Acuan Kerja/KAK ini harus memperhatikan kriteria
umum bangunan, disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan
tersebut, seperti :

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas

Menjamin bangunan/ gedung dibangun berdasarkan ketentuan tata ruang


dan tata bangunan yang sudah ditetapkan di daerah.
Menjamin bahwa bangunan/ gedung digunakan dan dimanfaatkan sesuai
dengan fungsinya, yaitu sebagai tempat menyimpan arsi dn ruang
serbaguna.
Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan

2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan

Menjamin terwujudnya bangunan/ gedung yang didirikan berdasarkan


karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan serta sesuai dengan
fungsi bangunan/ gedung
Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya
Menjamin bangunan/ gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

3. Persyaratan Struktur Bangunan

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 7


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Menjamin terwujudnya bangunan/ gedung yang dapat mendukung beban


yang timbul akibat perilaku manusia dan alam
Menjamin keselamat manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan/ kerusakan struktur bangunan
Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
diakibatkan oleh kegagalan/ kerusakan struktur
Menjamin perlindungan bangunan/ gedung atau hal lainnya dari kerusakan
fisik akibat dari kegagalan/ kerusakan struktur

4. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran

Menjamin terwujudnya bangunan/ gedung yang dapat mendukung dan tahan


terhadap timbulnya kebakaran
Menjamin tersedianya sarana prasarana penanggulangan bahaya kebakaran
yang cukup dan memadai serta terjaga / terpelihara dengan baik
Menjamin terwujudnya bangunan/ gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural dan stabil selama kebakaran terjadi,
sehingga :
- Cukup waktu untuk melakukan evakuasi secara umum
- Cukup waktu bagi petugas pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api
- Dapat menghindari kerusakan pada property lainnya

5. Persyaratan Sarana Transportasi (dari dan ke lokasi sekolah)

Menjamin terwujudnya bangunan/ gedung yang mempunyai aksesibilitas


yang baik, aman dan layak baik didalam maupun di luar lingkungan
Menjamin terwujudnya upaya melindungi dan melayani penghuni untuk
memperoleh kemudahan layanan dalam keadaan darurat
Menjamin adanya aksesibilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan/ gedung fasilitas sosial
Tersedianya sarana transportasi yang baik, layak dan nyaman, adalah
dengan mengikuti standar dan aturan yang berlaku terkait dengan fungsi
bangunan/ gedung

6. Persyaratan Pola Sirkulasi Dalam Gedung

Menjamin tersedianya ruang yang aman dan nyaman antar dan di dalam
gedung, berupa ruang untuk sirkulasi penghuni dan sirkulasi barang, hal ini
bisa berupa jalan/ koridor sebagai penghubung (sirkulasi horizontal),
termasuk tangga dan lift (sirkulasi vertical). Untuk sirkulasi vertical orang dan
barang akan menggunakan tangga/ maksimum 4 (empat) lantai dan lift..

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 8


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Menjamin adanya sarana sirkulasi bagi penyandang cacat, sehingga


aksesibilitas mereka terjamin dengan baik
Tersedianya pola sirkulasi yang baik, layak dan nyaman, adalah dengan
mengikuti standar dan aturan yang berlaku terkait dengan perencanaan
ruang dalam gedung

7. Persyaratan Pencahayaan Darurat, Arah Lalu Lintas Keluar dan Sistem


Peringatan Bahaya

Menjamin adanya sumber cahaya yang bisa berfungsi dalam keadaan


darurat dan penerangan siang hari memaksimalkan pencahayaan alam.
Menjamin adanya peringatan dini di dalam bangunan/ gedung yang
informatif, apabila terjadi keadaan darurat
Menjamin penghuni melakukan evakuasi keluar gedung secara mudah dalam
keadaan darurat

8. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi

Menjamin tersedianya instalasi listrik yang cukup dan aman dalam


menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam dan di luar bangunan/
gedung sesuai dengan fungsinya
Menjamin terwujudnya keamanan bangunan/ gedung dan penghuninya
dari bahaya akibat adanya petir
Menjamin tersedianya suana komunikasi yang layak dan memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan/ gedung
maupun dari dan ke lokasi bangunan/gedung sesuai dengan fungsinya

9. Persyaratan Mekanical
Menjamin ketepatan aplikasi spesifikasi teknis lift sebagai sarana
mobilitas vertical orang dan barang
Menjamin ketepatan desain dan penempatan posisi lift sehingga bisa
berfungsi optimal.

10. Persyaratan Sanitasi Dalam Bangunan/ Gedung

Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang


terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan/ gedung sesuai dengan
fungsinya
Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan
kepada penghuni bangunan dan lingkungannya

11. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 9


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup baik alami maupun


buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan/
gedung sesuai dengan fungsinya
Menjamin adanya ventilasi yang cukup sebagai sarana bagi sirkulasi udara
alami (keluar masuknya udara dari lingkungan sekitar)
Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara
secara baik dan cukup (pengkondisian udara buatan)

12. Persyaratan Pencahayaan

Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang baik dan cukup, baik


secara alami maupun buatan di dalam bangunan/ gedung
Menjamin terpenuhinya sarana bagi masuknya pencahayaan alami ke dalam
gedung dan tersedianya sarana pencahayaan buatan yang cukup dan
memadai, apabila pencahayaan alami tidak memadai dan tidak berfungsi

13. Persyaratan Drainase

Menjamin tersedianya jaringan drainase disekitar bangunan/ gedung yang


cukup untuk menampung dan mengalirkan air permukaan ke jaringan
drainase bangunan/ gedung kemudian ke jaringan pembuangan yang ada di
luar bengunan/ gedung (saluran pembuang)
Menjamin terpeliharanya jaringan drainase, baik yang terbuka maupun
tertutup dan cukup serta memadai untuk menampung dan mengalirkan air
permukaan yang ada disekitar bangunan/ gedung ke saluran pembuang

13. Persyaratan Kebersihan Lingkungan

Menjamin tersedianya fasilitas penanggulangan, penampungan dan


pengelolaan sampah sederhana yang cukup, layak dan memadai sehingga
menjamin kesehatan, kebersihan dan kenyamanan bagi penghuni dan
lingkungan
Menjamin terpeliharanya fasilitas penanggulangan sampah secara baik

B. Kriteri Khusus

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,


spesifik terkait dengan bangunan/ gedung yang akan direncanakan baik dari segi
fungsi, luas, jumlah dan bentuk bangunan serta segi teknis konstruksi fisik
bangunan, misalnya :

1. Luas dan bentuk bangunan/ gedung atas kesesuaiannya dengan


ketersediaan lahan serta lingkungan sekitarnya

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 10


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

2. Keserasian perencanaan bentuk bangunan sesuai dengan fungsi dan jumlah


masa bangunan yang ada di sekitarnya, kaitannya dengan implementasi
penataan bangunan dan lingkungan sekitar

3. Solusi dan batasan-batasan konstektual, seperti faktor sosial budaya


setempat, geografis, klimatologi dll

4. Tahapan Pembangunan, bahwa pelaksanaan konstruksi yang didasarkan


pada perencanaan yang dibuat akan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap
pembangunan, pendekatanya diperkirakan adalah sebagai berikut :
Tapap 1 : Pelaksanaan pekerjaan Struktur (pondasi, sloop, kolom,
balok dan rangka atap) dan kelengkapannya. Pelaksanaan konstruksi pada
tahun anggaran 2015
Tapah 2 : Pelaksanaan pekerjaan Arsitektur interior dan eksterior
(lantai, dinding,penutup atap,plafon,assessories), Meckanical/Electrical,
Landscaping, Plumbing dan Infrastruktur. Pelaksanaan konstruksi pada
tahun anggaran 2016
Terkait dengan tahapan pelaksanaan yang dilaksanakan dalam 2 tahap,
maka dalam dokumen perencanaan (Gambar, RAB, Spesifikasi Teknis
termasuk kelengkapan dokumen lelang dibuat sesuai dengan maksud
tersebut).
Catatan : Penyusunan dokumen perencanaan dibuat secara keseluruhan, namun dalam tahap
pembangunan dilakukan 2 ( dua) tahap, sehingga perlu bagi tahap 1 dibuat rencana
pembangunanya sesuai dengan ketersediaan anggaran yang tersedia, dan pada pembangunan
tahap ke 2 (dua) akan dilaksanan samapai tuntas. Jadi pembangunan tahap 1 dan dua akan
dihitung berdasarkan hasil perhitungan oleh Konsultan Perencana.

VII. Azas Azas

Selain kriteri tersebut diatas, didalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya


Konsultan Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan/ gedung Negara,
sebagai berikut :

A. Bangunan/ gedung negara hendaknya lebih menekankan azas fungsional,


effisien, menarik tetapi tidak berlebihan

B. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada ketahanan gaya dan


kemewahan penggunaan bahan bangunan, tetapi kepada kemampuan
mengadakan sublimasi antara fungsi teknis dan fungsi bangunan/ gedung,
terutama terhadap fungsi bangunan adalan memberikan pelayanan pengguna
bangunan/gedung

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 11


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

C. Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus memperhitungkan


bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah singkat, sudah disepakati dan
ditetapkan

D. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai penyerahan laporan akhir berupa


dokumen perencanaan sebagai bahan pelelangan pekerjaan adalah 60 (enam
puluh) hari kalender

VIII. Proses Perencanaan

A. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabannya Konsultan Perencana
harus mencari informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan
oleh Penanggungjawab Kegiatan, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud temasuk
informasi melalui Kerangka Acuan Kerja (TOR) ini

2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang


dipergunakan dalam pelaksanaan program baik yang ada maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan/ kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat
dari kesalahan informasi akan menjadi tanggungjawab Konsultan
Perencana sendiri

3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
masukan perencanaan, diantaranya adalah mengenai hal hal sebagai
berikut :

a. Informasi tentang lahan, meliputi :


- Kondisi fisik lahan, seperti ; luas, bentuk/ batas dan topografi
- Kondisi lahan/ daya dukung tanah
- Keadaan air tanah (kandungan dan kedalaman muka air tanah)
- Peruntukan lahan
- Koeffisien Dasar Bangunan
- Koeffisien Lantai Bangunan
- Rincian/ alokasi luas penggunaan lahan ; bangunan, penghijauan,
fasilitas umum dll
- Legalitas lahan

b. Pengguna Bangunan/ Gedung, meliputi :


- Struktur organisasi pengelola bangunan/gedung
- Perkiraan jumlah saat ini dan proyeksi pengembangan untuk masa
datang (umumnya 5 tahun)
- Kegiatan utama dan penunjang dan pelengkap

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 12


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

- Perlengkapan/ peralatan khusus, jenis, berat dan dimensinya yang


akan ditempatkan

c. Kebutuhan Bangunan, meliputi :


- Program ruang
- Jumlah dan luas bangunan/ gedung
- Fungsi dan pemanfaatan bangunan/ gudang dan ruang
- Utilitas bangunan/ gedung
Air bersih ; sumber dan kebutuhan
Air hujan dan buangan ; pembuangan dan letak serta dimensi
saluran pembuangan dalam tapak dan lingkungan serta kota
Air kotor dan sampah
Tata udara/ pengkondisian udara ; beban, pembagian beban
dan system yang diinginkan
Pola Sirkulasi; sirkulasi horizontal maupun vertical dalam
bangunan ; tipe dan kapasitas yang dipilih dan digunakan,
interval dan waktu tunggu, pen ggunaan tangga, escalator
Penanggulangan bahaya kebakaran ; fire detector, fire alarm,
peralatan pemadam kebakaran/ fire hydrant
Pengamanan dari b ahaya pencurian dan pengrusakan ; satuan
pengamanan/ satpam,alarm serta system lain yang dipilih
Jenis dan jaringan listrik ; kebutuhan daya, sumberdaya dan
spesifikasinya, cadangan/ genset
Jaringan telekomunikasi ; jenis perangkat yang dipergunakan,
jumlah dan kebutuhan, system yang dipergunakan (telepon,
intercom, internet dll)
Area hijau dan terbuka ; jumlah, luas, bentuk dan jenis lahan
terbuka, fungsi
Dan lain-lain yang dianggap perlu

B. Tenaga

Untuk melaksanakan program kerjanya Konsultan Perencana harus


menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan dan kebutuhan pelaksanaan
program, baik ditinjau dari segi kelengkapan maupun tingkat kompleksitas
pelaksanaan program.

Tenaga akhli yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan program


perencanaan, minimal terdiri atas (kualifikasi masing-masing tenaga akhli
disesuaikan dengan kebutuhan) :

TENAGA AHLI PENDIDIKAN SKA PENGALAMAN INTENSITAS

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 13


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

(TAHUN)

1. Tenaga Ahli

- Ahli Arsitektur (team S2 Arsitektur Ahli 6 100%


leader)

- Ahli Arsitektur S1 Arsitektur Muda 5 100%

- Ahli Landskap S1 Landscape Muda 4 50%

- Ahli Desain Interior S1 Desain Interior Muda 4 50%

- Ahli Sipil Konstruksi S1 Teknik Sipil Muda 5 80%

- Ahli Lingkungan S1 Teknik Muda 4 50%


Lingkungan

- Ahli Electrical S1 Teknik Elektro Muda 4 100%

- Ahli Mechanical S1 Teknik Muda 4 100%


Mesin/Fisika

- Ahli Estimasi Biaya S1 Muda 4 100%


Arsitektur/T.Sipil/Mec
hanical Electrical

2. Tenaga Pendukung

- Juru Gambar/CAD CAM S1 - 2 100%


Arsitektur/T.Sipil/Mec
hanical Electrical

- Tenaga Administrasi D3 Administrasi - 2 100%

- Pembantu Umum SMA - 2 100%

IX. Program Kerja

A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :

1 Jadwal kegiatan secara detil/ rinci


2. Alokasi dan kelengkapan tenaga kerja/ akhli (disiplin dan keakhliannya).
Tenaga yang diusulkan oleh Konsultan Perencana harus memperoleh
persetujuan dari pemberi pekerjaan, Penanggungjawab Kegiatan, Ditjen
Kebudayaan, Kemdikbud
3. Fasilitas penunjang pelaksanaan kegiatan perencanaan
4. Konsep dan Metodologi pelaksanaan kegiatan (pekerjaan perencanaan)
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 14
Kerangka Acuan Kerja (KAK)

B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapat persetujuan dari pemberi


pekerjaan, yaitu Penanggungjawab Kegiatan, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud,
setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencanaan dan mendapat
persetujuan Tim Teknis dari Penanggungjawab Kegiatan, Ditjen Kebudayaan,
Kemdikbud.

X. Penutup

A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (TOR) ini diterima, maka Konsultan Perencana
hendaknya memeriksa semua bahan dan masukan informasi terkait pelaksanaan
program yang diterima dan mencari bahan masukan lainnya yang diperkirakan
masih dibutuhkan

B. Berdasarkan bahan bahan tersebut Konsultan Perencana menyusun program


kerja untuk diprosentasikan/ dibahas dengan pemberi pekerjaan, yaitu
Penanggungjawab Kegiatan, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 15

Anda mungkin juga menyukai