KATA PENGANTAR
2
memberikan kesejahteraan petani/penyuling nilam
dan meningkatkan pendapatan negara.
Ir. Bambang, MM
NIP. 19651108199031010
3
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN …………………………………………....
4
4. Ancaman (Threat) …………………………………..
1. On farm ………………………………………………..
2. Of farm ………………………………………..……....
DAFTAR
VII
PUSTAKA...............................................................
VIII LAMPIRAN............................................................................
5
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
Daerah sentra produksi nilam Indonesia
mengalami pergeseran yang semula dikembangkan di
wilayah Sumatera dan Jawa, saat ini bergeser ke
Wilayah Sulawesi.
Prospek ekspor minyak nilam pada masa yang
akan datang masih cukup besar, tingginya permintaan
dunia karena sebagian besar kebutuhan minyak nilam
dunia di pasok dari Indonesia. Permintaan minyak nilam
yang cukup tinggi ini seharusnya mampu diikuti oleh
pengembangan produksi yang berkelanjutan
(sustainable) dan bertanggungjawab (responsible).
7
Dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ada
saat ini, maka perlu disusun Road Map Nilam Tahun
2018 – 2024 sebagai acuan bagi petugas, petani,
penyuling dan pengusaha nilam. Road Map ini disusun
dengan memperhatikan perkembangan pasar dan
kebutuhan pelaku usaha nilam saat ini.
8
II. KONDISI KOMODITAS NILAM
DI INDONESIA
A. Identifikasi Masalah
Kondisi minyak nilam di Indonesia saat ini
belum optimal, karena pemanfaatan potensi lahan
untuk komoditas nilam belum optimal yang
berakibat belum dapat memenuhi standar kualitas
pasar. Petani/penyuling belum menerapkan Teknik
Budidaya nilam yang baik (Good Agriculture
Practices,GAP) dan Proses pengolahan yang baik
(Good Manufacture Practices, GMP). Selain itu,
aspek kelestarian lingkungan belum mendapat
perhatian yang seksama dari berbagai pihak.
Produksi dan ekspor minyak nilam Indonesia
pada umumnya masih dalam bentuk kasar (crude
oil), beberapa produk turunan minyak nilam yang
masih dihasilkan di negara lain. Sehingga industri
pengguna dalam negeri seperti industri parfum,
9
industri kosmetik dan lain-lainnya masih
mengimpor produk olahannya dari luar negeri.
10
Tabel 1. Luas dan sebaran areal Tanaman Nilam di Indonesia
tahun 2014 – 2018
2014 2015 2016 2017** 2018**
NO PROVINSI PRODUKSI PRODUKSI PRODUKSI PRODUKSI PRODUKSI
LUAS (Ha) LUAS (Ha) LUAS (Ha) LUAS (Ha) LUAS (Ha)
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1 Aceh 2.810 544 2.501 645 2.179 466 2.041 468 2.113 264
2 Sumatera Utara 852 161 835 142 727 494 744 187 748 190
3 Sumatera Barat 2.765 209 2.765 196 2.626 160 2.958 284 2.950 283
4 Jambi 1.699 189 1.592 228 1.665 248 1.702 295 1.734 295
5 Sumatera Selatan 511 1 511 11 511 - 511 - 508 -
6 Lampung 115 2 127 18 102 10 65 9 63 8
7 Jawa Barat 1.042 198 937 219 806 202 402 95 570 165
8 Banten 2 - 3 2 -
9 Jawa Tengah 2.150 173 1.751 157 1.586 164 950 62 867 60
10 D.I. Yogyakarta 68 4 62 9 64 9 67 7 71 7
11 Jawa Timur 4.968 151 4.978 110 5.000 111 1.417 150 1.970 105
12 Bali 20 3 26 2 12 - - 10 -
13 Nusa Tenggara Timur 29 3 25 2 9 1 - - - -
14 Kalimantan Timur 53 3 16 1 14 2 60 8 61 5
Kalimantan Selatan -
15 Sulawesi Tengah 336 58 295 54 1.126 17 1.362 40 1.582 218
16 Sulawesi Selatan 2.499 259 1.419 67 2.317 245 2.227 64 1.415 65
17 Sulawesi Barat 592 101 535 88 582 19 579 40 501 34
18 Sulawesi Tenggara - - - - - - 5.174 463 5.178 467
19 Gorontalo 205 24 252 39 285 43 247 34 193 29
TOTAL 20.714 2.083 18.627 1.988 19.613 2.191 20.509 2.206 20.536 2.195
1
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa
perkembangan nilam tersebar hampir diseluruh provinsi
di Indonesia. Pada awalnya dari Aceh dan diikuti wilayah
lainnya di Pulau Sumatera seperti Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,
Lampung dan Riau. Kemudian menyebar ke wilayah
Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DI.Yogyakarta,
Jawa Timur dan Banten, wilayah Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara timur, wilayah sulawesi seperti
Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku
dan Papua.
1
B. 2. Areal dan Produksi Minyak Nilam
Keterangan / Note :
1. Angka Sementara / Preliminary *)
2. Angka Estimasi / Estimation **)
3. Wujud Produksi / Production : Minyak Nilam / Patchouli Oil
2
Dilihat dari table diatas, secara nasional luas areal
dan produksi minyak nilam Indonesia selama 10 Tahun
terakhir mengalami fluktuatif, hal tersebut dikarenakan
tanaman nilam merupakan tanaman semusim sehingga
mengalami alih komoditi dengan komoditi lain yang lebih
menguntungkan. Selain itu harga minyak nilam juga
mempengaruhi animo petani untuk menanam nilam.
3
Tabel 3. Potensi produksi terna kering, kadar dan
produksi minyak, kadar Patchouli alkohol serta
ketahanan terhadap penyakit layu bakteri pada
5 varietas unggul nilam.
Kadar
Produksi Kadar Produksi Ketahanan
Patchouli
Varietas terna kering minyak minyak terhadap
alcohol
(ton/ha) (%) (kg/ha) layu bakteri
(%)
4
Tabel ….. : Pemetaan Wilayah Sesuai Varietas yang
dikembangkan
No Provinsi Varietas
1 Aceh Tapak Tuan,
Sidikalang,
Lhokseumawe
2 Sumatera Utara Tapak Tuan,
Sidikalang,
3 Sumatera Barat Sidikalang
4 Jawa Barat Patchoulina
5 Jawa Tengah Sidikalang
6 DI. Yogyakarta Patchoulina
7 Jawa Timur Patchoulina
8 Bali Patchoulina
9 Sulawesi Selatan Patchoulina
10 Sulawesi Tenggara Patchoulina
11 Sulawesi Tengah Sidikalang
12 Gorontalo Patchoulina
5
Gambar 1. Varietas Nilam
a. Varietas Sidikalang
b. Varietas Lhokseumawe
Daun
• Bentuk daun : Delta, bulat telur
• Pertulangan daun : Menyirip
• Warna daun : Hijau
• Panjang daun (cm) : 6,23-6,75
• Lebar daun (cm) : 5,16-6,36
• Tebal daun (mm) : 0,31-0,81
• Panjang tangkai daun (cm) : 2,66-4,28
• Jumlah daun/cabang primer : 48,05-
118,62
• Ujung daun : Runcing
• Panjang daun : Datar, membulat
• Tepi daun : Bergerigi ganda
• Bulu daun : Banyak, lembut
6
c. Varietas Tapak Tuang
Daun
• Bentuk daun : Delta, bulat telur
• Pertulangan daun : Menyirip
• Warna daun : Hijau
• Panjang daun (cm) : 6,47-7,52
• Lebar daun (cm) : 5,22-6,39
• Tebal daun (mm) : 0,31-0,78
• Panjang tangkai daun (cm) : 2,67-4,13
• Jumlah daun/cabang primer : 35,37-
157,84
• Ujung daun : Runcing
• Panjang daun : Rata, membulat
• Tepi daun : Bergerigi ganda
• Bulu daun : Banyak, lembut
d. Varietas . Patchoulina 1
Daun
• Bentuk : Delta
Pangkal : Tumpul (obtusus)
Ujung : Runcing-Tumpul (acutus-obtus
Tepi : Bergerigi tumpul (serratus)
• Urat Daun : Menyirip (penninervis)
• Permukaan : Bulu halus, agak kasar,
bergelombang
• Kedudukan : Berseling berhadapan
• Warna Permukaan Daun : Hijau (Green Gr
137 A
• Warna Bawah Daun : Hijau Keun
(Purple Group) N 77 A
• Susunan Tulang : Menyirip (penninerv
• Panjang : 6,88 ± 2,76
• Lebar : 6,02 ± 2,68
• Panjang Tangkai (cm) : 5,17 ± 1,56
• Tebal (mm) : 0,34 ± 0,07
• Jumlah Daun per Tanaman : 2035 ± 521,2
7
e. PATCHOULINA 2
Daun
• Bentuk : Delta
Pangkal : Runcing (acutus)
Ujung : Runcing (acutus)
Tepi : Bergerigi tajam ganda (biserratus)
• Urat Daun : Menyirip (penninervis)
• Permukaan : Bulu kasar, bergelombang
• Kedudukan : Berseling berhadapan
• Warna Permukaan Daun: Hijau Kekuningan (Yellow Gr
• Warna Bawah Daun : Hijau Keunguan (Purple Group)
• Susunan Tulang : Menyirip (penninervis)
• Panjang : 7,12 ± 2,76
• Lebar : 6,39 ± 2,68
• Panjang Tangkai (cm) : 4,51 ± 1,56
• Tebal (mm) : 0,32 ± 0,07
• Jumlah Daun per Tanaman : 1175,23 ± 521,28
8
C. Peran Komoditas Nilam
C.1. Sumber Penerimaan Petani yang Kompetitif
Komoditas nilam merupakan sumber
penghasilan petani yang cukup kompetitif dibanding
komoditas lain. Namun demikian pengaruh budidaya
dan pengolahan yang tidak optimal serta
ketidakjelasan informasi tentang penawaran/harga
permintaan minyak nilam menyebabkan agribisnis
nilam mengalami fluktuasi harga.
9
Bagan 1 : Tata Niaga Nilam di Indonesia
10
III. ANALISA STRATEGI LINGKUNGAN
A. Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strenght)
11
Berkembangnya sentra produksi minyak nilam di
berbagai wilayah di Indonesia.
Dukungan Pemerintah dalam memajukan dan
meningkatkan daya saing minyak nilam Indonesia.
2. Kelemahan (Weakness)
12
3. Peluang (Opportunity)
13
4. Ancaman (Threat)
14
B. Permasalahan Pokok
15
IV. PROYEKSI
16
diperkirakan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
Data Ekspor Minyak Nilam Tahun 2016 sebesar
1.166 Ton sedangkan produksi minyak nilam dalam
negeri 2.192 Ton, selisih dari produksi dan ekspor
minyak nilam diperkirakan dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Proyeksi Kebutuhan minyak nilam dunia
diperkirakan sebesar 2.000 Ton – 2.200 Ton / Thn, dan
peningkatan kebutuhan minyak nilam setiap tahunnya
diperkirakan sebesar 5%. Apabila dilihat dari produksi
minyak nilam dalam negeri kebutuhan minyak nilam
dunia masih dapat terpenuhi, sehingga diperlukan
pengembangan areal penanaman nilam dan
mempertahankan luas areal dan produksi minyak nilam
eksisting.
Data ekspor minyak nilam dunia tahun 2015 dan
2016 disajikan dalam tabel dibawah ini.
17
Tabel 4. Data Ekspor Minyak Nilam Tahun 2015 – 2016
18
Berdasarkan informasi eksportir minyak atsiri,
ekspor minyak nilam relatif lebih tinggi dibandingkan
jenis atsiri lainnya. Perkembangan volume dan nilai
ekspor minyak nilam sangat berfluktuatif setiap
tahunnya.
Peluang ekspor minyak nilam ini pada masa
yang akan datang juga masih cukup besar, seiring
dengan semakin tingginya permintaan terhadap produk-
produk yang menggunakan bahan baku minyak nilam
dan belum berkembangnya material subsitusi untuk
minyak nilam yang bersifat pengikat (fiksasi) dalam
industri.
Prospek ekspor yang cukup besar ini seharusnya
diiringi dengan pengembangan budidaya dan industri
minyak nilam di dalam negeri. Usaha pengembangan ini
akan lebih berdaya guna bila usaha kecil yang selama ini
dikelola secara tradisional bermitra dengan usaha besar
yang pada umumnya lebih mengusai pasar dan telah
memiliki kemampuan teknologi pengolahan minyak
nilam. Kemitraan yang saling membutuhkan dan saling
menguntungkan merupakan landasan utama bagi
19
pengembangan komoditi ini. Dalam rangka menunjang
pengembangan budidaya dan industri minyak nilam ini
diperlukan acuan atau Road Map Nilam yang dapat
dimanfaatkan baik oleh semua pihak yang
berkepentingan, sehingga memudahkan semua pihak
untuk mengimplementasikan program ini.
20
B. Proyeksi Luas Areal dan Produksi (Eksisting) dan
PerluasanTahun 2018 – 2024
21
V. SASARAN, ARAH KEBIJAKAN DAN
LANGKAH OPERASIONAL
22
- Terlaksananya pelatihan teknik budidaya
nilam sesuai GAP;
23
- Meningkatnya Pendapatan Negara dari sub
sektor perkebunan khususnya komoditas
tanaman nilam.
24
c. Pengelolaan lahan dan pemanfaatan limbah
penyulingan
d. Pemupukan lengkap dan berimbang
e. Pengendalian hama terpadu
f. Penanganan panen dan pascapanen
3. Penguatan kelembagaan
a. Pembentukan dan fasilitasi kelembagaan yang
berbadan hukum ditingkat kelompok tani
b. Peningkatan keterampilan dan pengetahuan
petani melalui pelatihan dan studi banding
c. Membangun hubungan sinergis antar pemangku
kepentingan komoditas nilam
d. Membangun pola kemitraan antara petani,
penyuling dan pengusaha.
4. Pengembangan inovasi tehnologi komoditas nilam
a. Pengembangan varietas unggul
b. Pengembangan teknologi pengendalian OPT
c. Rekayasa teknologi prosesing minyak nilam
yang efisien
d. Pengembangan produk berbasis nilam untuk
konsumsi dalam negeri dan ekspor.
25
C. Arah Kebijakan
26
d. Meningkatkan pendapatan negara
e. Terpeliharanya kelestarian lingkungan
D. LANGKAH OPERASIONAL
1. On farm
Dalam bidang on farm peningkatan produksi dan
mutu minyak nilam ditempuh melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Penyediaan benih varietas unggul, sarana dan
prasarana
pendukungnya
b. Pemetaan kesesuaian lahan
c. Pengelolaan lahan dan pemanfaatan limbah
penyulingan
d. Pemupukan yang tepat dan berimbang
e. Pengendalian hama terpadu
2. Off farm
a. Penerapan teknologi tepat guna sesuai dengan
GMP
b. Membangun kemitraan sinergis antara petani,
penyuling dan pengusaha serta Pemerintah
27
c. Penguatan Sumber Daya Petani dan
Kelembagaan petani melalui LEM atau lembaga
lainnya
d. Pemberdayaan Penelitian dan Pengembangan
Nilam
28
VI. PENUTUP
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Desember 2013 Tentang Pelepasan Nilam
Varietas Patchoulina 2.
Sukamto. 2015. Status Penyakit pada tanaman nilam
dan pengendaliannya.
https://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/budid
aya-nilam/sukamto. Diunduh 2November2018
Trisilawati, O dan E. Hadipoentyanti. 2015. Budidaya
Nilam yang Baik dan Benar. Sirkuler. Informasi
Teknologi Tanaman Rempah dan Obat. Balittro,
Badan Litbang Pertanian. 36 hal.
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 1 :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embriophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Asteranae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiacea
Genus : Pogostemon Desf
Spesies : Pogostemon cablin
Benth
33
Lampiran 2 :
Analisa Pendapatan Petani Nilam
34
Keterangan Jumlah satuan Harga satuan (Rp) Sub-total (Rp)
Pendapatan minyak, panen 1 170 kg 450.000 76.500.000
Biaya-biaya operasional
- Upah pemanenan 34.000 kg 200 6.800.000
- Upah pengeringan 8.500 kg 250 2.125.000
- Upah perajangan 8.500 kg 250 2.125.000
- Upah penyulingan 34 batch 120.000 4.080.000
- Biaya bahan bakar (kayu bakar) 34 batch 120.000 4.080.000
- Biaya listrik 34 batch 5.000 170.000
- Biaya lain-lain 34 batch 50.000 1.700.000
Total biaya operasional 21.080.000
35
Keterangan Jumlah satuan Harga satuan (Rp) Sub-total (Rp)
Pendapatan minyak, panen 2 85 kg 450.000 38.250.000
Biaya-biaya operasional
- Upah pemanenan 17.000 kg 200 3.400.000
- Upah pengeringan 4.250 kg 250 1.062.500
- Upah perajangan 4.250 kg 250 1.062.500
- Upah penyulingan 17 batch 120.000 2.040.000
- Biaya bahan bakar 17 batch 120.000 2.040.000
- Biaya listrik 17 batch 5.000 85.000
- Biaya lain-lain 17 batch 50.000 850.000
Total biaya operasional 10.540.000
36
* Sumber : DAI
*Perhitungan dapat berubah sewaktu-waktu
Lampiran 3 :
Daftar Perusahaan Pengelola Minyak Nilam
37
No Nama Perusahaan Alamat
30 PT. AROMA ESSENCE PRIMA Jl. Taman Tekno Blok H1 No. 1A Sektor XI Bumi Serpong Damai Tangerang Tangerang
31 PT. CLORIS ESSENTIAL INDONESIA Jl. KH Azhari No. B7 A Kel. 10 Ulu Kec. Seberng Ulu I Palembang
32 PT. NATURA PERISA AROMA Wisma 77 Tower 2 Jalan S.Parman Kav 77 Slipi Jakarta Barat - 11410
33 PT. NATURA AROMATIK NUSANTARA Jl. Hang Tuah Raya No. 29 Senayan, Jakarta Selatan 12120 DKI Jakarta
34 PT AROMA ATSIRI INDONESIA Jalan Raya KM 3.5 No.38, Tlajung Udik, Gunung Putri, Bogor, West Java 16962
35 C.V. AROMA & CO. Jalan Timor No. 113 - 115, Medan 20231, Indonesia
36 PT. KARIMUN KENCANA AROMATICS Jl. Kol. Sugiono No. A/B Medan 20151
37 SEAMEO BIOTROP Jl. Raya Tajur Km 6, Bogor 16134, Jawa Barat
Gedung Eighty Eight @ Kasablanka Tower A 10C, Jl. Raya Casablanka Kav. 88 Jakarta 12870 ;
38 PT. SOLUSI AGRO PRATAMA
Perumahan Bogor Nirwana Raya (BNR) Tahap 1 Blok E No. 49 Bogor
39 PT. SILVA NUSANTARA INVESTAMA Jl. Cilandak VIII No.16, Cilandak Barat, Jakarta Selatan - 12430
40 PT. SURABAYA INDAH PERMAI Jl. Kalibader Selatan 14 Taman, Sidoarjo, Jawa Timur
41 PT. INDO ANEKA ATSIRI Raya Surabaya Malang KM 43, Sumberejo, Fandaan-Pasuruan
42 PT. SINKONA INDONESIA LESTARI Jl. Raya Ciater-Subang Kv. 171, Subang
43 PT. NILAM WIDURI Jl. Warung Buncit Raya No. 143 Duren Tiga, Jakarta Selatan 12760
44 PT. YAYU DIRGAHAYU LESTARI Grha Baramulti Tower, 4th floor, JL. Suryopranoto 2 Harmoni Plaza A/8, Jakarta Pusat, 10130
45 PT. NUSANTARA HIJAU MAS Jl. Kelapa Dua Raya No. 38 Kebon Jeruk, Jakarta Barat
46 PT. BUANA INDAH MULTI ARTHA Jl. Angkasa Raya No.32A, Kemayoran Jakarta Pusat
47 PT RAJA OBI MANAJEMEN Jl. Parumpa Komp. Ruko Pagodam Blok 12 No.11 Daya Makasar
48 CV. MITRA BANGUN SRIWIJAYA Maskarebet Permai Blok D 15 RT.65/RW.01 Talang Kelapa Alang-Alang Lebar, Palembang.
49 PTPN IX Semarang
38
Lampiran 3 :
Foto Pengembangan Nilam
39
40
Lampiran 4 :
Foto Pengolahan Nilam
41
Penyulingan Nilam
Minyak Nilam
42