NADHILA ARMITA M
G21115507
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan areal tanaman kopi rakyat yang cukup pesat di Indonesia,
perlu didukung dengan kesiapan sarana dan metoda pengolahan yang cocok untuk
kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu
seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Adanya jaminan
mutu yang pasti, diikuti dengan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup dan
pasokan yang tepat waktu serta berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang
dibutuhkan agar biji kopi rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang
menguntungkan.
Untuk memenuhi prasyarat di atas, pengolahan kopi rakyat harus
dilakukan dengan tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah. Buah kopi hasil panen,
seperti halnya produk pertanian yang lain, perlu segera diolah menjadi bentuk
akhir yang stabil agar aman untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kriteria
mutu biji kopi yang meliputi aspek fisik, citarasa dan kebersihan serta aspek
keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap
tahapan proses produksinya. Oleh karena itu, tahapan proses dan spesifikasi
peralatan pengolahan kopi yang menjamin kepastian mutu harus didefinisikan
secara jelas. Demikian juga, perubahan mutu yang terjadi pada setiap tahapan
proses perlu dimonitor secara rutin supaya pada saat terjadi penyimpangan dapat
dikoreksi secara cepat dan tepat. Sebagai langkah akhir, upaya perbaikan mutu
akan mendapatkan hasil yang optimal jika disertai dengan mekanisme tata niaga
kopi rakyat yang berorientasi pada mutu.
Salah satu penerapan teknologi dalam pertanian yaitu dengan
menggunakan alsintan. Penggunaan alsintan secara tepat dan selektif menurut
spesifikasi lokasi dan agroekologi suatu daerah perlu terus dikembangkan untuk
menggantikan tata cara usaha tani Tradisional, yang umumnya bercirikan
memiliki produktivitas, efisiensi dan kualitas produksi yang masih rendah. Oleh
karena itu pengembangan alsintan dalam upaya mendukung keberhasilan
pencapaian pengembangan pertanian, perlu dilakukan percepatan dan diperlukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan
yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan
sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan
sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan
mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Robbins,2005).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani.
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam
pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang
memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum
dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan
introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005). Pengembangan teknologi
pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika
teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan
diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti
akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita
wujudkan (Siahan,2001).
Gambar 1. Traktor
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat
duduk sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau
disambungkan dengan traktor melalui perangkat yang disebut three hitch point
atau penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan,
sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem penyambungan titik tiga,
disebut top link (tuas penyambung bagian atas).
b. Bajak Piringan dan Bajak Singkal
Bajak piringan berbentuk piringan cekung yang dapat berputar untuk
melempar tanah. Putaran yang terjadi dimaksudkan untuk mengurangi gesekan
pada tanah sehingga daya memecah tanah lebih ringan. Bajak singkal adalah
merupakan jenis bajak tertua yang dikenal manusia untuk mengolah tanah. Ada
dua tipe bajak singkal yaitu: bajak singkal satu arah dan bajak singkal dua arah
Gambar 2. Bajak
Piringan
tekanan
tinggi untuk tanaman pertanian. Tipe alat ini adalah tipe gendon.
Alat ini dirancang untuk dapat menyelesaikan penyemprotan
tanaman dengan cepat dan efesien. Power Sprayer Mist Blower
banyak digunakan pada lahan pertanian dan perkebunan yang
luas dan tersebar.
Spesifikasi:
Dimension :
500 X 400 X 650
mm
Gambar 9. Power Sprayer Mist Blower
Bagian-bagian mesin :
papan dan bergerak di jalan raya, lihat juga lateral Dibangun pada coran
Gambar 11.
pada skala besar pengupasan buah kopi Robusta sering menggunakan mesin tipe
Raung.
Hemat
Konsumsi energi rendah
lingkungan tropis.
Proses pengeringan
dapat dilakukan
dengan cara
penjemuran, mekanis
dan kombinasi
keduanya.
pengering mekanis bida dipilih antara 1,50 sampai 4 ton biji kopi HS basah
tergantung pada kondisi kelompok tani.
Mesin pengupas ini dirancang untuk mengupas biji kopi HS atau kopi
gelondong dengan kadar air mendekati 12 %. Jika kadar air makin tinggi,
kapasitas pengupasannya turun dan jumlah biji pecahnya sedikit meningkat.
Kadar air berpengaruh pada ukuran biji kopi.
Hemat energi
Konsumsi energi rendah
Hemat tenaga kerja
Bebas polusi
Kompak dan perawatan mudah
Mudah diadopsi oleh perkebunan rakyat dan perkebunan besar
Gambar 18. Mesin sortasi tipe meja getar [kiri] dan tipe silinder berputar
[kanan].
Keunggulan:
Hemat energi
Konsumsi energi rendah
Hemat tenaga kerja
Bebas polusi
Kompak dan perawatan mudah
Mudah diadopsi oleh perkebunan rakyat dan perkebunan besar
Suhu 190 195oC untuk tingkat sangrai ringan [warna coklat muda],
Suhu 200 - 205oC untuk tingkat sangrai medium [warna coklat agak gelap]
Suhu di atas 205oC untuk tingkat sangrai gelap [warna coklat tua cenderung
agak hitam].
Sesudah proses penyangraian selesai, biji kopi hasil sangrai dimasukkan
ke dalam bak pendingin. agar proses sangrai tidak berlanjut. Selama pendinginan,
biji kopi sangrai diaduk agar proses sangrai menjadi rata dan tidak berlanjut [over
roasted]. Untuk bak pendingin yang dilengkapi dengan kipas mekanis, sisa kulit
ari yang terlepas dari biji kopi saat proses sangrai akan terhisap sehingga biji kopi
ssangrai lebih bersih.
Dampak Positif
meningkatkan produktifitas tenaga kerja,
meningkatkan produktifitas lahan
menurunkan ongkos produksi
meningkatkan efisiensi, efektifitas kualitas hasil,
mengurangi beban kerja petani.
Dampak Negatif
Dengan bertambahnya waktu, manusia alsintan untuk membantu memudahkan
bercocok tanam dan mengolah hasil pertanian, namun penggunaan alsintan ini
juga mempunyai dampak negatif bagi masyarakat. Adapun dampak negatif yang
terjadi adalah sebagai berikut:
a. Alsintan merupakan peralatan modern yang biasanya menggunakan bahan
bakar untuk mengoperasikannya.
Bahan bakar tersebut setelah digunakan menjadi gas buang yang dapat
menimbulkan polusi udara sehingga dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
b. Alsintan dapat mengganggu peningkatan produksi dan mutu hasil.
Setiap upaya pengolahan tanah akan menyebabkanterjadinya perubahan
sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh jenis alat
pengolah tanah yang digunakan. Penggunaan alsintan dapat menyebabkan
terjadinya pemadatan pada lapisan bawah tanah. Namun demikian karena
seringnya tanah terbuka, terutama antara 2 musim tanam, maka lebih riskan
terhadap dispersi agregat, erosi dan proses iluviasi yang selanjutnya dapat
memadatkan tanah. Dengan adanya pemadatan ini akan membuat produksi
tanaman menjadi kurang optimal.
c. Membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Apabila pengetahuan masyarakat tentang pengoperasian alsintan kurang,
maka dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan.
d. Merusak kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Penggunaan alsintan dapat merusak kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup. Hal ini dapat diketahui misalnya pada pengolahan tanah.
Penggunaan alat berat akan menggemburkan tanah dan membolakbalikkan tanah
sampai pada kedalaman 20 cm. Namun, pada waktu yang bersamaan roda traktor
menyebabkan terjadinya pemadatan tanah dan berbagai efek negatif lainnya.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanah yang berlebihan
menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan struktur tanah, dan kekahatan
kandungan bahan organik tanah. Tanah merupakan salah satu sumberdaya alam.
Apabila dengan penggunaan alsintan tersebut menyebabkan struktur tanah rusak
berarti penggunaan alsintan dapat merusak kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mekanisasi pertanian diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk
mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam
produksi pertanian
2. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani.
3. Alsintan pra panen pada kopi meliputi : bajak, garu, sprayer, traktor, pompa
irigasi, grain seeder dan manure spreader.
4. Alsintan panen pada kopi meliputi keranjang bambu, karung goni, tangga,
timbangan, dan mesin pemanen.
5. Alsintan pasca panen pada kopi meliputi mesin pencuci, mesin sortasi, mesin
pengupas, mesin pengering, alat pengukur kadar air kopi, dan mesin sangrai
kopi.
6. Adanya alsintan memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap petani,
masyarakat, dan lingkungan.
5.2 Saran
Sebaiknya pengembangan alsintan harus disesuaikan dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengembangan alsintan.
DAFTAR PUSTAKA
Defredo. 2005. Mekanisasi Pertanian.Jakarta : PT Grafindo