Anda di halaman 1dari 77

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

AMAN JUDUL

KARYA TULIS TUGAS AKHIR

TINJAUAN ATAS KINERJA KEUANGAN PT WASKITA KARYA

TBK BERDASARKAN RASIO KEUANGAN LAPORAN

KEUANGAN TAHUN 2016-2018

Diajukan oleh:
Donna Juniyanto
NPM: 1302181904

Mahasiswa Program Studi Diploma III Akuntansi


Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat
Dinyatakan Lulus Program Studi Diploma III Akuntansi
Tahun 2020

i
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERSETUJUAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : DONNA JUNIYANTO


NOMOR POKOK MAHASISWA : 1302181904
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JURUSAN : AKUNTANSI
BIDANG STUDI : AKUNTANSI KEUANGAN
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : TINJAUAN ATAS KINERJA
KEUANGAN PT WASKITA KARYA
TBK BERDASARKAN RASIO
KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN
TAHUN 2016-2018

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Akuntansi Dosen Pembimbing

Akhmad Solikin, S.E., M.A., Ph.D., C.A. Muhamad Harestya Darmawan, S.E.,
NIP 19740414 199403 1 001 M.Acc., CPSAK.
NIP 19870517 200812 1 004

ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI


KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : DONNA JUNIYANTO


NOMOR POKOK MAHASISWA : 1302181904
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JURUSAN : AKUNTANSI
BIDANG STUDI : AKUNTANSI KEUANGAN
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : TINJAUAN ATAS KINERJA
KEUANGAN PT WASKITA KARYA
TBK BERDASARKAN RASIO
KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN
TAHUN 2016-2018

Tangerang Selatan, 2020

1. …………………….. (Dosen Penilai I/Pembimbing)


Muhammad Harestya Darmawan, S.E.,
M.Acc., CPSAK
NIP 19870517 200812 1 004

2. …………………….. (Dosen Penilai II)


Mike Damayanti, S. E.
NIP 19870419 200812 2 003

iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : DONNA JUNIYANTO


NOMOR POKOK MAHASISWA : 1302181904
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JURUSAN : AKUNTANSI
BIDANG STUDI : AKUNTANSI KEUANGAN
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : TINJAUAN ATAS KINERJA
KEUANGAN PT WASKITA KARYA
TBK BERDASARKAN RASIO
KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN
TAHUN 2016-2018

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah
hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti
saya melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut
gelar yang telah diberikan.
Tangerang Selatan, 2020
Yang memberi pernyataan,

Materai 6000

Donna Juniyanto
NPM 1302181904

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Tugas Akhir yang

berjudul “Tinjauan Atas Kinerja Keuangan PT Waskita Karya Tbk Berdasarkan Rasio

Keuangan Laporan Keuangan tahun 2016-2018” ini dengan tepat waktu.

Karya Tulis Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

penulis sebagai mahasiswa agar dapat dinyatakan lulus dari Program Diploma III

Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Keuangan Negara STAN. Karya tulis ini juga

merupakan sarana mengembangkan diri dan menambah wawasan penulis mengenai apa

yang telah penulis pelajari selama perkuliahan.

Dalam penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir ini, penulis tidaklah dapat

menyelesaikan Karya Tulis Tugas Akhir ini tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak

yang selalu dengan ringan tangan memberikan bantuan, dorongan dan doa kepada

penulis selama ini. Selain ucapan syukur yang tak terhingga, penulis juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga penulis yang senantiasa mendukung, memberi semangat dan doa bagi

penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

2. Bapak Rahmadi Murwanto, Ak., M.Acc., M.Ba., Ph.D. selaku Direktur Politeknik

Keuangan Negara STAN beserta seluruh dosen dan staf Politeknik Keuangan

Negara STAN yang telah membimbing dan mendidik penulis selama masa

perkuliahan..

v
3. Bapak Akhmad Solikin, S.E., M.A., Ph.D., C.A.selaku ketua Jurusan Akuntansi

Politeknik Keuangan Negara STAN.

4. Bapak Puji Wibowo, Ak., MIDEC, CA, AAP selaku ketua prodi DIII Akuntansi

Politeknik Keuangan Negara STAN.

5. Bapak Muhammad Harestya Darmawan, S.E., M.Acc., CPSAK selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan, arahan, serta saran

kepada penulis selama proses penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir ini dengan

sabar.

6. Ibu Mike Damayanti, S. E. selaku dosen penilai yang telah menilai dan

mengapresiasi Karya Tulis Tugas Akhir ini.

7. Teman-teman Politeknik Keuangan Negara STAN DIII Khusus angkatan 2018,

khususnya kelas 3-5, 4-5, 5-5 dan 6-5 yang telah menjadi teman seperjuangan

penulis selama menuntut ilmu.

8. Teman-teman kelompok 1 KTTA Akuntansi Keuangan yang telah berjuang

bersama penulis untuk menyelesaikan karya tulis tugas akhir ini

9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan dukungan selama perkuliahan dan penulisan Karya Tulis Tugas Akhir

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih terdapat

banyak kekurangan karena penulis hanyalah manusia biasa yang jauh dari kata

sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas

vi
adanya kekurangan dan penulis sangat mengharapkan masukan-masukan dan

saransaran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pihak

pihak lain yang menggunakannya dan memberikan kontribusi positif terhadap

perbaikan bangsa ini.

Tangerang Selatan, 2020

Donna Juniyanto

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

PERSETUJUAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR ....................................................ii

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI KARYA TULIS TUGAS AKHIR . iii

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................xii

BAB I ............................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3

C. Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................... 3

D. Metode Pengumpulan Data.............................................................................. 4

E. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 4

BAB II............................................................................................................................ 6

DATA DAN FAKTA .................................................................................................... 6

A. Gambaran Umum PT Waskita Karya Tbk....................................................... 6

1. Sejarah Perusahaan .......................................................................................... 6

viii
2. Visi dan Misi PT Waskita Karya Tbk.............................................................. 8

3. Struktur Organisasi .......................................................................................... 9

4. Kegiatan Usaha PT Waskita Karya Tbk ........................................................ 10

B. Data Keuangan PT Waskita Karya Tbk......................................................... 12

1. Neraca 13

2. Laba Rugi....................................................................................................... 14

C. Perusahaan Pembanding ................................................................................ 14

1. PT Adhi Karya Tbk ....................................................................................... 14

2. PT Total Bangun Persada Tbk ....................................................................... 15

BAB III ........................................................................................................................ 17

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17

A. Landasan Teori .............................................................................................. 17

1. Laporan Keuangan ......................................................................................... 17

2. Analisis Laporan Keuangan ........................................................................... 18

3. Rasio Keuangan ............................................................................................. 20

B. Pembahasan ................................................................................................... 26

1. Rasio Keuangan PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018 ....................... 26

a. Rasio Likuiditas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018 ....................... 26

b. Rasio Solvabilitas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018 .................... 28

ix
c. Rasio Profitabilitas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018 .................. 30

2. Perbandingan Rasio Keuangan PT Waskita Karya Tbk dengan Dua

Perusahaan Sejenis......................................................................................... 32

a. Perbandingan Rasio Likuiditas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

dengan Dua Perusahaan Sejenis .................................................................... 33

b. Perbandingan Rasio Solvabilitas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

dengan Dua Perusahaan Sejenis .................................................................... 34

c. Perbandingan Rasio Profitabilitas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

dengan Dua Perusahaan Sejenis .................................................................... 36

BAB IV ........................................................................................................................ 40

KESIMPULAN ............................................................................................................ 40

A. Kesimpulan .................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 45

LAMPIRAN ................................................................................................................. 47

x
DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Data Keuangan terkait Rasio Likuiditas ................................................... 26

Tabel III. 2 Rasio Likuiditas PT Waskita Karya Tbk .................................................. 27

Tabel III. 3 Data Keuangan terkait Rasio Solvabilitas ................................................ 28

Tabel III. 4 Rasio Solvabilitas PT Waskita Karya Tbk ............................................... 28

Tabel III. 5 Data Keuangan terkait Rasio Profitabilitas ............................................... 30

Tabel III. 6 Rasio Profitabilitas PT Waskita Karya Tbk .............................................. 30

Tabel III. 7 Perbandingan Rasio Lancar ...................................................................... 33

Tabel III. 8 Perbandingan Rasio Cepat ........................................................................ 33

Tabel III. 9 Perbandingan Rasio Kas ........................................................................... 34

Tabel III. 10 Perbandingan Rasio Utang...................................................................... 35

Tabel III. 11 Perbandingan Rasio Utang terhadap Ekuitas .......................................... 35

Tabel III. 12 Perbandingan Time Interest Earned Ratio .............................................. 36

Tabel III. 13 Perbandingan Rasio Pendapatan Kotor................................................... 36

Tabel III. 14 Perbandingan Rasio Pendapatan Operasional ......................................... 37

Tabel III. 15 Perbandingan Rasio Pendapatan Bersih ................................................. 37

Tabel III. 16 Perbandingan Tingkat Pengembalian pada Aset .................................... 38

Tabel III. 17 Perbandingan Tingkat Pengembalian pada Ekuitas ................................ 38

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Neraca PT Waskita Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017............................ 47

Lampiran 2: Laporan Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017 ........ 49

Lampiran 3: Neraca PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016............................ 50

Lampiran 4: Laporan Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016 ........ 52

Lampiran 5: Neraca PT Adhi Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017 ................................. 53

Lampiran 6: Laporan Laba Rugi PT Adhi Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017 ............. 55

Lampiran 7: Neraca PT Adhi Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016 ................................. 56

Lampiran 8: Laporan Laba Rugi PT Adhi Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016 ............. 58

Lampiran 9: Neraca PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2018 dan 2017 ................ 59

Lampiran 10: Laporan Laba Rugi PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2018 dan

2017.............................................................................................................................. 61

Lampiran 11: Neraca PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2017 dan 2016 .............. 63

Lampiran 12: Laporan Laba Rugi PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2017 dan

2016.............................................................................................................................. 65

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2016:1), tujuan umum pelaporan keuangan

adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk investor potensial,

pemberi pinjaman dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan

sumber daya kepada entitas. Melalui laporan keuangan, pengguna mendapatkan

informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan untuk mengetahui imbal hasil yang

telah dihasilkan dari sumberdaya ekonomi yang dimilikinya.

Menurut Sawir (2005:6), kinerja keuangan adalah penilaian kondisi keuangan

yang menjadi prestasi perusahaan yang memerlukan analisis dengan beberapa tolak

ukur seperti rasio dan indeks sehingga dua data keuangan bisa terhubung antara satu

dengan yang lain. Kinerja keuangan perusahaan yang tergambar dalam laporan

keuangan belum sepenuhnya menunjukan informasi yang sesungguhnya. Oleh karena

itu diperlukan suatu analisis keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan

sesungguhnya.

Menurut Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan berarti menguraikan

akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat

1
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu

dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan

untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses

menghasilkan keputusan yang tepat. Menurut Subramanyam (2010:4), analisis

keuangan dibutuhkan pada setiap perusahaan dan unit bisnis yang ada karena

berhubungan dengan keputusan yang kemungkinan akan diambil di masa depan, baik

dari sisi investor, kreditor, maupun manajemen. Bagi investor analisis keuangan

diperlukan untuk menilai berapa tingkat pengembalian yang akan mereka dapat dari

investasinya. Bagi kreditor analisis keuangan diperlukan untuk mengetahui tingkat

pengembalian atas pinjaman atau utang yang mereka berikan. Sedangkan untuk

manajemen analisis laporan keuangan diperlukan untuk mengevaluasi kinerja

perusahaan dan berguna dalam pengambilan keputusan.

PT Waskita Karya Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia

yang bergerak di bidang konstruksi. PT Waskita Karya Tbk menangani beberapa

Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Tol Trans Sumatera, transmisi listrik di

Sumatera, Tol Trans Jawa dan LRT Sumatera Selatan. Proyek Strategis Nasional adalah

proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau badan usaha

yang memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan

pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

pembangunan daerah.

”Tahun 2018 PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan total utang paling

tinggi dengan perolehan mencapai Rp 95,5 triliun, tumbuh hampir 4 kali lipat (363,5%)

dibandingkan tahun 2015. Capaian ini membuat perusahaan mencatatkan pertumbuhan

2
utang tertinggi dibanding 6 emiten karya lainnya” (Ayuningtyas, 2019). Melihat proyek

yang ditangani dan perkembangan utang yang sangat besar penulis berpendapat penting

bagi penulis untuk mengetahui kinerja keuangan PT Waskita Karya Tbk.

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melakukan tinjauan atas kinerja keuangan

PT Waskita Karya Tbk dan membandingkannya dengan perusahaan konstruksi lainnya,

sehingga judul yang tepat diberikan untuk KTTA ini adalah “TINJAUAN ATAS

KINERJA KEUANGAN PT WASKITA KARYA TBK BERDASARKAN RASIO

KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016-2018”

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulis dalam menyusun karya tulis ini di antaranya :

1. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis tentang teori yang

telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan.

2. Untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan PT Waskita Karya Tbk pada tahun

2016, 2017 dan 2018 melalui analisis rasio pada laporan keuangan.

3. Untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan PT Waskita Karya Tbk melalui


perbandingan rasio keuangan dengan perusahaan sejenis.

C. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini, penulis membatasi pembahasan

permasalahan pada analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas atas laporan

keuangan PT Waskita Karya Tbk tahun 2016, 2017 dan 2018 yang terdiri dari neraca

dan laporan laba rugi.

3
D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan yang dibutuhkan oleh penulis dalam

mendukung penulisan karya tulis ini, metode yang digunakan dalam pengumpulan data

sebagai berikut:

1) Metode studi kepustakaan ’’

Metode studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dengan

menggali sumber-sumber tertulis seperti buku, makalah, artikel, jurnal ilmiah, serta

sumber-sumber lain yang relevan dan berkaitan dengan permasalahan yang dibahas

dalam karya tulis ini. Dengan metode ini, penulis berusaha mendapatkan data sekunder

yang berkaitan dengan topik yang menjadi pokok pembahasan.

2) Analisis data kuantitatif ’’

Analisis data kuantitatif merupakan kegiatan mengolah data kuantitatif untuk

menghasilkan informasi yang lebih mudah dipahami dan mengambil kesimpulan dari

informasi tersebut.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini, sistematika yang digunakan adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN ’’’’

Pada bab ini dijelaskan latar belakang dilakukannya penulisan karya tulis tugas

akhir dan tujuan yang diharapkan mampu dicapai dalam proses pembuatan karya tulis,

serta diberikan gambaran umum mengenai topik yang diangkat dalam penulisan karya

tulis. Selain itu, pada bab ini juga diuraikan dan dibatasi masalah yang akan dibahas

serta dipaparkan metode penelitian dalam memperoleh data.

4
BAB II DATA DAN FAKTA ’’’’

Pada bab ini akan menerangkan dan memberikan gambaran umum tentang

perusahaan, bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan, struktur organisasi perusahaan

dan komponen laporan keuangan perusahaan untuk tahun 2016, 2017, dan 2018 yang

terdiri dari neraca dan laporan laba rugi.

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN ’’’’

Pada bab ini penulis akan menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan dibahas. Penulis juga akan memberikan penjelasan mengenai

rasio keuangan yang akan digunakan dan melakukan perhitungan terhadap rasio

tersebut. Selanjutnya penulis akan melakukan analisis rasio keuangan terhadap laporan

keuangan perusahaan tahun 2016, 2017 dan 2018. Setelah mengetahui rasio keuangan

perusahaan, penulis mencoba untuk membadingkan rasio tersebut dengan perusahaan

sejenis.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ’’’’

Pada bagian ini akan disampaikan simpulan hasil analisi rasio keuangan PT

Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan 2018 dan perbandingannya

dengan perusahaan sejenis.

5
BAB II

DATA DAN FAKTA

A. Gambaran Umum PT Waskita Karya Tbk

1. Sejarah Perusahaan

Waskita Karya merupakan salah satu perusahaan besar yang ada di Indonesia.

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 januari 1961 dengan nama “Volker

Aannemings Maatschappij N.V.". Pada awalnya, Waskita Karya merupakan

perusahaan dari Belanda namun dengan adanya Keputusan Pemerintah No.62 / 1961

perusahaan tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Keputusan tersebut

merupakan langkah pemerintah Indonesia dalam melakukan nasionalisasi perusahaan

yang bergerak di bidang strategis. Pada saat awal pengambil alihan Waskita Karya

bergerak di bidang usaha pengembangan terkait air termasuk reklamasi, irigasi,

pelabuhan dan pengerukan.

Sejak Tahun 1973, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Waskita Karya

(Persero). Perubahan nama tersebut diikuti dengan pengembangan usaha perusahaan.

Perusahaan tidak hanya bergerak di bidang pengembangan terkait air, tetapi mulai

mengembangkan bisnisnya sebagai kontraktor umum yang mengerjakan berbagai

6
kegiatan konstruksi yang lebih luas seperti jembatan, bandara, pelabuhan, pabrik, jalan

raya dan fasilitas industri lainnya.

Pada tahun 1980, berbagai proyek mulai dikerjakan oleh perusahaan termasuk

pengerjaan proyek dengan teknologi maju. Pengalihan teknologi dilakukan melalui

aliansi bisnis berupa joint operation dan joint venture dengan perusahaan asing

terkemuka. Beberapa proyek besar yang dikerjakan oleh perusahaan yang memberikan

kebanggaan di antaranya PLTU Muara Karang, Bandara Soekarno-Hatta dan Reaktor

Serbaguna Siwabesy.

Berbagai gedung dengan reputasi baik berhasil diselesaikan oleh perusahaan di

tahun 1990. Gedung-gedung tersebut di antaranya Gedung Kantor Bank Indonesia,

Hotel Shangri-La, Menara Graha Niaga, BNI City (gedung tertinggi di Indonesia),

Menara Mandiri Plaza dan beberapa gedung lain di Jakarta dan kota-kota lain.

Pencapaian menonjol perusahaan di antaranya pembangunan jembatan beton

bertulang panjang dengan sistem kantilever gratis. Jembatan yang berhasil diselesaikan

yaitu Barelang IV, Rantau Berangin dan Raja Mandala. Selain itu perusahaan berhasil

membangun beberapa jembatan layang seperti "Pasteur-Cikapayang-Surapati" di

Bandung. Pencapaian lainnya yaitu dalam pembangunan bendungan utana seperti

bendungan Tilong, Sumi, Grogkaka dan Pondok.

Dalam upaya untuk mengutamakan kualitas, perusahaan memperoleh beberapa

sertifikasi ISO. Sertifikasi ISO 9002: 1994 diperoleh pada November 1995 yang

menjadi pengakuan internasional yang meyakinkan terhadap Sistem Manajemen Mutu

ISO yang diimplementasikan oleh perusahaan dan merupakan titik awal menuju era

persaingan global. Di bulan November 2009 sertifikasi ISO 9001: 2008 berhasil diraih.

7
Hal ini mengindikasikan bagaimana perusahaan selalu berusaha untuk memuaskan

pelanggannya.

Perusahaan mulai melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada

tanggal 19 Desember 2012. Perusahaan merupakan BUMN ke-18 yang mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Di tahun 2012, Waskita Karya menjadi emiten

terbesar ketiga yang melaksanakan penawaran umum saham perdana (IPO). Saham

yang diterbitkan sebanyak 3.082.315.000 lembar sekitar 32% dari modal yang

ditempatkan dan dijual dengan harga Rp 380 per saham. Dana tunai yang dihasilkan

dari penerbitan saham sekitar Rp 1,17 triliun.

2. Visi dan Misi PT Waskita Karya Tbk

Perseroan telah menetapkan visi dan misi perusahan berdasarkan Surat

Keputusan Direksi No.36.7/SK/WK/2018 tanggal 5 November 2018. Adapun visi dan

misi Perseroan sebagai berikut:

a. Visi
Menjadi Perusahaan Indonesia Terpercaya dan Berkelanjutan di Bidang

Konstruksi Terintegrasi dan Investasi.

b. Misi
Meningkatkan nilai Perusahaan yang berkelanjutan dengan:

• Mengembangkan sistem dan teknologi yang terintegrasi

• Membangun fundamental keuangan yang kuat

• Menerapkan Enterprise Risk Management yang Prima

• Membentuk SDM yang kompeten dan berkinerja unggul

• Mencapai portofolio yang seimbang melalui investasi di bidang usaha baru

8
PT Waskita Karya Tbk memiliki Motto Perusahaan yaitu “Maju dengan Karya

Bermutu”.

3. Struktur Organisasi

Berdasarkan keputusan yang dibuat pada Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan (RUPST) 2019. susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada

tanggal 5 Juni 2020 adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama ’’’’ : Badrodin Haiti

Komisaris ’’’’ : Mochammad Fadjroel Rachman, Robert

Leonard Marbun, Danis Hidayat Sumadilaga

Komisaris Independen
’’’’ ’’’’’’’’ : Bambang Setyo Wahyudi, Viktor S. Sirait,

Muradi

Direktur Utama
’’’’ ’’’’ : Destiawan Soewardjono

Direktur Keuangan
’’’’ : Taufik Hendra Kusuma

Direktur SDM danPengembangan


’’’’

Sistem : Hadjar Seti Adji

Direktur Pengembangan Bisnis &

Quality. Safety. Health & Environment : Achmad Sugiarto

Direktur Operasi I
’’’’ ’’’’ ’’’’ : Didit Oemar Prihadi

Direktur Operasi II
’’’’ ’’’’ ’’’’ : Bambang Rianto

Direktur Operasi III


’’’’ ’’’’ ’’’’ : Gunadi

Ketua Komite Audit ’’’’ : Viktor S. Sirait

Anggota Komite Audit ’’’’ : Ihda Muktiyanto, Suyanto

9
4. Kegiatan Usaha PT Waskita Karya Tbk

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan

perusahaan adalah melakukan usaha di bidang industri konstruksi, industri pabrikasi,

jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, pekerjaan terintegrasi

(Engineering, Procurement and Construction: EPC), perdagangan, pengelolaan

kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang konstruksi, teknologi

informasi serta kepariwisataan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang

dimiliki perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan

berdaya saing kuat, untuk mendapat/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai

perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Untuk saat ini PT Waskita Karya Tbk menjalankan kegiatan usaha dalam bidang

industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, investasi, pekerjaan terintegrasi

EPC, serta layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang konstruksi dengan

menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT Waskita KaryaTbk berupaya untuk

mewujudkan visi Perseroan yakni Menjadi Perusahaan Indonesia Terpercaya dan

Berkelanjutan di Bidang Konstruksi Terintegrasi dan Investasi. Untuk kegiatan

konstruksi, perseroan tengah bertransformasi dalam mengembangkan bisnis melalui

perluasan pasar konstruksi (precast, beton, property/realty & pengembang jalan tol,

serta energi) guna meningkatkan daya saing dan nilai tambah. Guna mendukung hal

tersebut Perseroan pada tahun 2018 memiliki 8 (delapan) Divisi.

PT Waskita Karya Tbk mengembangkan serta mendirikan anak perusahaan PT

Waskita Beton Precast yang merupakan anak perusahaan di bidang beton pracetak, PT

10
Waskita Toll Road anak perusahaan yang bergerak di bidang investasi jalan tol, PT

Waskita Karya Realty anak perusahaan yang bergerak di bidang property/realty, PT

Waskita Karya Energi yang akan menjadi holding company bagi PT Waskita Sangir

Energi yang bergerak dalam bidang Pembangkit Listrik.

Atas kinerja yang telah dilakukan oleh PT Waskita Karya Tbk. perseroan

mendapat beberapa penghargaan yang diperoleh sebagai berikut:

• Penghargaan & Apresiasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2018 dari

Kementerian Perhubungan diberikan pada tanggal 6 Juli 2018

• The Most Tax Friendly Corporate Tempo Country Contributor Award 2018 dari

Tempo diberikan pada tanggal 6 Agustus 2018

• Penghargaan sebagai pendukung keberhasilan penyelenggaraan Asian Games

XVIII tahun 2018 dari Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII

Tahun 2018 diberikan pada tanggal 10 September 2018

• Penghargaan zero accident untuk Proyek Paket 1 Transmisi 500 kV Pondasi &

Tanah dari Provinsi Jambi diberikan pada tanggal 21 September 2018

• Penghargaan BUMN berpredikat sangat bagus atas kinerja keuangan selama

tahun 2017 kategori BUMN Konstruksi dari Majalah Infobank diberikan pada

tanggal 26 September 2018

• Penghargaan The10th IICD Corporate Governance Award dari Indonesian

Institute for Corporate Directorship (IICD) diberikan pada tanggal 10 Desember

2018

11
• Anugerah Tokoh Investasi BUMN 2016 Kategori Infrastruktur diberikan pada

tanggal 25 Januari 2017

• Penghargaan Peringkat ll Terbaik Kategori Perusahaan Tbk diberikan pada

tanggal 24 Februari 2017

B. Data Keuangan PT Waskita Karya Tbk

Laporan keuangan PT Waskita Karya Tbk disusun dan disajikan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar

tersebut diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan

Indonesia (DSAK – IAI). Selain itu, laporan keuangan disesuaikan dengan peraturan

Pasar Modal yang berlaku antara lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (OJK/Bapepam-LK) No.VIII.G.7

tentang pedoman penyajian laporan keuangan serta keputusan Ketua Bapepam-LK

No.KEP-347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten

atau perusahaan publik.

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya

perolehan (historical cost), kecuali untuk akun aset tetap yang telah dinilai kembali

(revaluasi) di tahun 2000, investasi dalam efek tertentu yang dicatat sebesar nilai

wajarnya atau dicatat menggunakan metode ekuitas, persediaan yang dinyatakan

sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the

lower of cost or net realizable value). Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi

12
kelangsungan usaha serta menggunakan metode akrual kecuali untuk laporan arus kas

konsolidasian.

Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

adalah Rupiah (Rp) yang merupakan mata uang fungsional Grup. Setiap entitas di

dalam Grup menetapkan mata uang fungsional sendiri dan unsur-unsur dalam laporan

keuangan konsolidasian dari setiap entitas diukur berdasarkan mata uang fungsional

tersebut.

1. Neraca

Neraca PT Waskita Karya Tbk mencakup aset dan liabilitas dari Perusahaan dan

seluruh entitas anak yang secara langsung dan tidak langsung dikendalikan oleh

Perusahaan serta ekuitas yang dimiliki perusahaan. Entitas anak dikonsolidasikan sejak

tanggal efektif akuisisi, yaitu tanggal di mana Grup secara efektif memperoleh

pengendalian atas bisnis yang diakuisisi sampai tanggal kehilangan pengendalian.

Tabel berikut merupakan rangkuman dari neraca PT Waskita Karya Tbk dari

tahun 2016 sampai dengan 2018.

Tabel II. 1 Necara Perusahaan Tahun 2016, 2017 dan 2018


Deskripsi 2016 2017 2018
Aset
Aset Lancar 39.712.575.190.796 52.427.017.359.620 66.989.129.822.191
Aset Tidak Lancar 21.720.436.983.651 45.468.743.479.004 57.402.451.801.445
Total Aset 61.433.012.174.447 97.895.760.838.624 124.391.581.623.636
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas Jangka Pendek 31.283.653.800.304 52.309.197.858.063 56.799.725.099.343
Liabilitas Jangka Panjang 13.376.139.817.195 22.831.738.171.066 38.704.737.773.426
Total Liabilitas 44.659.793.617.499 75.140.936.029.129 95.504.462.872.769
Ekuitas 16.773.218.556.948 22.754.824.809.495 28.887.118.750.867
Total Liabilitas dan Ekuitas 61.433.012.174.447 97.895.760.838.624 124.391.581.623.636
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan

13
2. Laba Rugi

Laporan laba rugi perusahaan terdiri dari pendapatan usaha serta beban-beban

yang ditanggung perusahaan dalam setiap periode. Komponen pendapatan perusahaan

terdiri dari pendapatan jasa konstruksi, penjualan precast, pendapatan properti,

pendapatan jalan tol, penjualan energi, pendapatan hotel dan pendapatan sewa degung.

Sekitar 90% pendapatan perusahaan diperoleh dari jasa konstruksi. Komponen beban

perusahaan terdiri dari beban penjualan, beban umum dan administrasi, beban pajak

final, beban lain-lain, beban keuangan dan beban pajak penghasilan. Selain pendapatan

dan beban yang disebutkan terdapat pendapatan bunga, keuntungan/kerugian selisih

kurs, pendapatan lain-lain dan keuntungan dan kerugian entitas asosiasi dan ventura

bersama.

Tabel berikut merupakan rangkuman dari Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk

dari tahun 2016 sampai dengan 2018.

Tabel II. 2 Laba Rugi Perusahaan tahun 2016, 2017 dan 2018
Deskripsi 2016 2017 2018
Pendapatan Usaha 23.788.322.626.347 45.212.897.632.604 48.788.950.838.822
Beban Pokok Pendapatan (19,820,484,367,904) (35.749.365.206.806) (39.926.332.089.924)
Laba Kotor 3.967.838.258.443 9.463.532.425.798 8.862.618.748.898
Laba Sebelum Pajak dan Beban 3.138.424.696.705 6.552.730.316.841 7.995.684.174.386
Keuangan
Laba Sebelum Pajak 2,155,589,073,419 4.620.646.154.705 5.536.442.504.008
Laba Tahun Berjalan 1.813.068.616.784 4.201.572.490.754 4.619.567.705.553
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
’’’’ ’’’’ ’’’’

C. Perusahaan Pembanding

1. PT Adhi Karya Tbk

Perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia ini awalnya milik Belanda.

Sebelumnya bernama asli “Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie

Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V” atau disingkat (Associate N.V.).

14
Perusahaan tersebut dinasionalisasikan pada 11 Maret 1960 dan berubah nama menjadi

Perusahaan Negara (PN) Adhi Karya. Pada tanggal 1 Juni 1974 perusahaan ini berubah

status menjadi Perseroan Terbatas (PT). PT Adhi Karya pertama kali menjual sahamnya

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2004 dengan kode listing saham ADHI.

Sebagai perusahaan di bidang konstruksi, lini bisnis utama yang dimiliki oleh PT

Adhi Karya adalah bisnis konstruksi yang meliputi pekerjaan sipil, gedung bertingkat,

hingga fasilitas umum seperti bandara, pelabuhan, irigasi, jalan, jembatan, dan lainnya.

Salah satu proyek fasilitas umum yang sedang dikerjakan oleh PT Adhi Karya adalah

proyek pengerjaan Light Rapid Transit (LRT).

Sebagai salah satu kontraktor gedung dengan reputasi terbaik, PT Adhi Karya

ikut menjadi pemain besar dalam sektor properti. Fokus dari lini bisnis ini adalah

pembangunan gedung bertingkat maupun kawasan gedung bertingkat yang digunakan

untuk komersial, perkantoran hunian, maupun hotel. Salah satu produk unggulan dari

lini bisnis ini adalah Transit Oriented Development (TOD), yaitu properti yang

terintegrasi dengan stasiun LRT. Selain bidang konstruksi beberapa bisnis yang

dijalankan perusahaan yaitu bidang energi, properti, manufaktur dan investasi. Dari

beberapa bisnis yang dijalankan perusahaan, sektor jasa konstruksi menjadi

penyumbang terbesar dalam pendapatan dari PT Adhi Karya.

2. PT Total Bangun Persada Tbk

Perusahaan kontraktor dengan nama awal PT Tjahja Rimba Kentjana, didirikan

pada 4 September 1970. Perusahaan yang bergerak di bidang bangunan dan konstruksi

ini, kemudian mengalami restrukturisasi dan mengubah nama menjadi PT Total

15
Bangun Persada pada tahun 1981. Perusahaan pertama kali menjual sahamnya di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 dengan kode listing saham TOTL.

Bisnis utama perusahaan adalah di bidang konstruksi dan bisnis lainnya yang

berkaitan dengan kegiatan konstruksi. Dengan pengalaman hampir 40 tahun,

perusahaan ini banyak menangani proyek-proyek arsitektur, sipil, mekanik, dan

lingkungan. Dengan spesifikasi konstruksi gedung tinggi dan manajemen proyek,

perusahaan ini banyak melahirkan karya di fasilitas umum, gedung kantor, rumah sakit,

tempat ibadah, hotel, pusat perbelanjaan, kawasan industri, pemukiman bertingkat, dan

pendidikan. Misalnya, JIEXPO Convention and Theatre, ICE BSD, Astra Tower,

Kompas Tower, BRI BSD Tower Building, BSD Junction, dan lain-lain.

16
BAB III

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tentang

Penyajian Laporan Keuangan (2015, 01), “Laporan keuangan adalah penyajian

terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

Berdasarkan PSAK Nomor 1 Tahun 1997 tentang Penyajian Laporan Keuangan,

komponen laporan keuangan terdiri atas neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam karya tulis ini

penulis hanya menggunakan Neraca dan Laporan Laba Rugi.

Laporan laba-rugi merupakan bagian dari laporan keuangan yang berisi tentang

penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode

tertentu. Sedangkan neraca adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis

17
dari suatu perusahaan atau aset, kewajiban dan hak para pemilik perusahaan dalam

suatu periode tertentu.

Munawir (2002, 9-10) menyatakan bahwa laporan keuangan memiliki beberapa

keterbatasan, antara lain:

a. Laporan keuangan dibuat secara periodik, merupakan interim report dan bukan

merupakan laporan yang final. Oleh karena itu, semua jumlah atau hal yang

dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai realisasi atau nilai

likuidasi, yang mana dalam interim report terdapat personal judgement yang

telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.

b. Laporan keuangan menunjukkan angka dan rupiah yang kelihatannya bersifat

pasti dan tepat. Padahal, dasar penyusunannya menggunakan standar nilai yang

mungkin berubah-ubah.

c. Laporan keuangan dinilai berdasarkan nilai uang pada saat terjadinya transaksi,

padahal nilai uang itu tidak selamanya sama. Akibatnya, perbandingan laporan

keuangan antar periode akuntansi tanpa adanya penyesuaian terhadap nilai uang

atau tingkat harga akan menghasilkan kesimpulan yang salah atau misleading.

d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang

mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, karena faktor-faktor tersebut tidak

dapat dikuantifisir.

2. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010;35), analisis laporan keuangan adalah analisis laporan

keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan

18
tendensi atau kecenderungan (tren) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil

operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Nuh dan Wiyoto (2011), Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk

menganalisis laporan keuangan, yaitu melalui :

1. Analisis Horizontal disebut analisis tren (kecenderungan) merupakan sebuah

teknik untuk mengevaluasi sekumpulan data laporan keuangan lebih dari satu

periode akuntansi dengan tujuan untuk menentukan penambahan atau penurunan

yang telah terjadi. Perubahan tersebut berupa nilai nominal atau persentase.

2. Analisis Vertikal disebut juga common size analysis, berupa teknik mengevaluasi

data laporan keuangan dengan menunjukan bahwa setiap akun dalam laporan

keuangan sebagai suatu persentase dan nilai dasar.

3. Analisis Rasio menampilkan hubungan di antara akun–akun atau item laporan

keuangan, di samping itu juga menggambarkan hubungan data kuantitatif suatu

data dengan data lain. Relasi tersebut dapat dinyatakan dalam suatu persentase.

Menurut Titman, Keown, dan Martin (2014), analisis laporan keuangan menjadi

suatu yang penting bagi masa sekarang dan masa depan bagi suatu perusahaan dalam

mengevaluasi dan menganalisis kondisi keuangan dari perusahaan.

Dari penjelasan tersebut, Titman, Keown, dan Martin (2014, 92) juga

memberikan beberapa alasan mengapa dilakukan analisis laporan keuangan bagi pihak

internal maupun eksternal. Bagi pihak internal, beberapa alasan dilakukannya analisis

laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengevaluasi performa dari pekerja dan menentukan kenaikan gaji dan

bonus mereka.

19
b. Untuk membandingkan performa keuangan dari divisi yang berbeda.

c. Untuk menyiapkan proyeksi keuangan, seperti yang terkait dengan peluncuran

produk baru.

d. Untuk mengevaluasi performa keuangan perusahaan dengan mempertimbangkan

performa pesaing dan menentukan bagaimana perusahaan akan memperbaiki

operasinya.

Sedangkan bagi pihak eksternal, beberapa alasan dilakukannya analisis laporan

keuangan adalah sebagai berikut:

a. Bank dan kreditor lainnya menentukan apakah akan meminjamkan uang kepada

perusahaan;

b. pemasok yang mempertimbangkan apakah akan memberikan kredit atas barang

yang dijual atau tidak;

c. lembaga pemeringkat kredit mencoba untuk menentukan kelayakan kredit

perusahaan;

d. analis profesional yang berkerja pada perusahaan investasi atau reksa dana akan

mempertimbangkan apakah akan berinvestasi pada perusahaan atau memberikan

saran yang lain terkait investasi;

e. investor pribadi yang menentukan apakah akan berinvestasi di perusahaan atau

tidak.

3. Rasio Keuangan

Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas,

rasio solvabilitas , rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Namun pada karya

20
tulis ini penulis membatasi hanya menggunakan tiga rasio yaitu rasio likuiditas, rasio

solvabilitas dan rasio profitabilitas.

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo

dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio ini dapat digunakan untuk

mengantisipasi kebutuhan dana yang mendesak.

1) Rasio lancar (current ratio)

Rasio lancar dapat menunjukan sehjauh mana aset lancar dapat digunakan untuk

menutupi kewajiban jangka pendek. Rasio lancar di atas 100% menunjukan aset lancar

dapat menutupi kewajiban lancar perusahaan.

Rumus rasio lancar adalah sebagai berikut:

Aset Lancar
Rasio lancar =
Utang Lancar

2) Rasio cepat (quick ratio)

Rasio cepat menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki tanpa memperhitungkan

persediaan. Alasan tidak dimasukannya persediaan karena persediaan tidak bisa

langsung dikonversi menjadi kas secepat piutang karena sifat alami dari persediaan

yang butuh waktu lebih lama untuk jadi kas. Selain itu di beberapa perusahaan terdapat

persediaan yang masih dalam proses dan belum selesai, sehingga belum bisa terjual

namun sudah dimasukkan ke dalam persediaan.

21
Rumus rasio cepat adalah sebagai berikut:

Aset Lancar - Persediaan


Rasio cepat =
Utang Lancar

3) Rasio Kas (cash ratio)

Rasio Kas mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendek dengan kas atau setara kas. Apabila rasio ini di atas 100% maka kas

dan setara kas yang dimiliki perusahaan dapat menutupi hutang lancar yang ada.

Rumus rasi kas adalah sebagai berikut:

Kas + Efek (Setara Kas)


Rasio Kas =
Utang Lancar

b. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka

pendek. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004;70) mengemukakan bahwa rasio

solvabilitas yaitu mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang. Rasio ini

juga menjelaskan jumlah aset perusahaan yang dimiliki oleh pemilik ekuitas dan

pemberi utang. Perusahaan yang memiliki solvabilitas yang kecil menggambarkan

dominasi pemilik ekuitas dalam kepemilikan aset perusahaan.

1) Rasio Utang (debt ratio)

Rasio utang membandingkan total kewajiban dengan total aset yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini memberikan informasi tentang sejauh mana utang dapat ditutupi

22
oleh aset perusahaan dan mengukur seberapa besar perusahaan bergantung terhadap

kewajiban dalam membiayai asetnya.

Rumus rasio utang adalah sebagai berikut:

Total Utang
Rasio Utang =
Total Aset

2) Rasio Utang terhadap Ekuitas (debt to equity ratio)

Rasio Utang terhadap Ekuitas membandingkan total hutang dengan total ekuitas.

Dengan rasio ini, para pemegang kepentingan seperti pemegang saham dan kreditor

akan mengetahui kecenderungan dari perusahaan dalam melakukan pembiayaan,

apakah lebih suka menerbitkan instrumen ekuitas atau instrumen utang.

Rumus rasio utang terhadap ekuitas adalah sebagai berikut:

Rasio Utang Total Utang


=
terhadap Ekuitas
Total Ekuitas

3) Time Interest Earned Ratio

Time Interest Earned Ratio membandingkan laba bersih sebelum beban bunga

dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini memberikan informasi mengenai apakah

perusahaan mampu melakukan pembayaran bunga dari utang yang diterbitkan.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Time Interest Laba Sebelum Bunga dan pajak


=
Earned Ratio
Beban Bunga

23
c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang dapat menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu dan juga dapat digunakan

untuk memberi gambaran dalam menilai efektivitas pelaksanaan kegiatan operasi

perusahaan.

1) Rasio pendapatan kotor (gross profit margin)

Rasio pendapatan kotor membandingkan laba kotor dengan penjualan. Rasio ini

dapat mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,

mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir,

2009:18).

Rumus rasio pendapatan kotor adalah sebagai berikut:

Rasio pendapatan Laba Kotor


=
kotor
Penjualan

2) Rasio pendapatan operasional (operating profit margin)

Rasio pendapatan operasional merupakan rasio dapat digunakan untuk

mengetahui berapa keuntungan dari operasional perusahaan dari setiap satu rupiah

penjualan yang berhasil dilakukan. Rasio ini menunjukan seberapa bagus perusahaan

dalam mengelola laporan laba rugi karena dari sini dapat diketahui tingkat keuntungan

setelah mengurangi harga pokok penjualan, beban operasi dan beban administrasi

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rasio pendapatan Laba Operasi


=
operasional
Penjualan

24
3) Rasio pendapatan bersih (net profit margin)

Rasio pendapatan bersih membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan

dengan pendapatan/penjualan.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rasio pendapatan Laba Bersih


=
bersih
Penjualan

4) Tingkat pengembalian pada aset (return on asset)

Tingkat pengembalian pada aset membandingkan laba bersih tahun berjalan

dengan total aset yang dimiliki. Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dari investasi yang ditanamkan dalam aset

perusahaan.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Laba Bersih
Return on Asset =
Total Aset

5) Tingkat pengembalian pada ekuitas (return on equity)

Rasio selanjutnya akan memberikan gambaran kepada investor mengenai apakah

perusahaan memberikan suatu tingkat pengembalian yang masuk akal atas investasi

yang sudah dilakukan. Rasio ini akan mengukur tingkat pengembalian atau return atas

investasi yang diberikan oleh pemegang saham.

25
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Laba Bersih
Return on Equity =
Total Ekuitas pemegang saham

B. Pembahasan

1. Rasio Keuangan PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

Dalam pembahasan ini penulis membatasi hanya menggunakan rasio likuiditas,

solvabilitas dan profitabilitas. Penulis mengambil data dari laporan keuangan

perusahaan dan mengolah data tersebut yang hasilnya disajikan dalam bentuk tabel.

Laporan keuangan yang digunakan untuk tahun 2016 dan 2017 adalah laporan

keuangan yang telah disesuaikan. Dalam melakukan perhitungan laba sebelum pajak

dan bunga dan laba operasional penulis menghitung dengan cara menambahkan laba

bersih ditambah dengan beban pajak penghasilan tidak final dan beban bunga tahun

tersebut.

a. Rasio Likuiditas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

Tabel berikut merupakan data keuangan PT Waskita Karya Tbk tahun 2016

sampai dengan 2018 yang berkaitan dengan perhitungan rasio likuiditas.

Tabel III. 1 Data Keuangan terkait Rasio Likuiditas


Akun 2016 2017 2018 2016-2017 2017-2018
Kas dan Setara
10.655.996.501.931 6.088.962.586.747 10.845.678.217.201 -42,86% 78,12%
Kas
Persediaan 2.556.731.823.542 3.235.500.802.811 5.089.231.071.244 26,55% 57,29%
Aset Lancar 39.712.575.190.796 52.427.017.359.620 66.989.129.822.191 32,02% 27,78%
Utang Lancar 31.283.653.800.304 52.309.197.858.063 56.799.725.099.343 67,21% 8,58%
Sumber: laporan keuangan perusahaan

26
Data keuangan di atas diolah dan menghasilkan data rasio likuiditas PT Waskita

Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 beserta perubahannya. Hasil

perhitungan dapat dilihat di tabel III. 2.

Tabel III. 2 Rasio Likuiditas PT Waskita Karya Tbk


Rasio 2016 2017 2018 2016-2017 2017-2018
Rasio lancar (current ratio) 1,269 1,002 1,179 -21,05% 17,67%
Rasio cepat (quick ratio) 1,188 0,940 1,090 -20,82% 15,89%
Rasio Kas (cash ratio) 0,341 0,116 0,191 -65,83% 64,04%
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Rasio lancar PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun

2018 berada di atas 1 yang menunjukan bahwa aset lancar masih dapat menutupi

kewajiban lancar perusahaan. Rasio lancar sempat mengalami penurunan -21,05% pada

tahun 2017 yang diakibatkan oleh saldo kas dan setara kas pada akhir tahun 2017

mengalami penurunan -42,86% dibandingkan saldo kas dan setara kas di akhir tahun

2016. Pada tahun 2018 saldo kas dan setara kas mengalami kenaikan sehingga rasio

lancar perusahaan dapat kembali naik ke angka 1,179.

Rasio cepat PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018

berada di kisaran angka 1 yang menunjukan aset lancar tanpa persediaan masih dapat

menutupi kewajiban lancar perusahaan, kecuali pada tahun 2017 yang mengalami

penurunan ke angka 0,940. Penurunan diakibatkan oleh kenaikan kewajiban lancar dan

persediaan masing-masing 67,21% dan 26,55% sedangkan aset lancar naik sebesar

32,02%. Di tahun 2018 rasio cepat kembali mengalami kenaikan ke angka 1,09.

Rasio kas PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018

berada di angka 0,116-0,339. Di tahun 2017 rasio mengalami penurunan -65,63%

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini di picu oleh saldo kas dan setara

27
kas pada akhir tahun 2017 mengalami penurunan -42,85% yang diikuti oleh kenaikan

kewajiban jangka pendek sebesar 66,26%. Di tahun 2018 rasio kas kembali naik ke

angka 0,191. Rasio kas yang ada di antara 0,116-0,339 menunjukan perusahaan tidak

dapat menutupi kewajiban jangka pendek dengan kas dan setara kas. Namun, perlu

diperhatikan bahwa perhitungan dilakukan hanya di satu titik saldo kas dan setara kas

yang digunakan merupakan saldo di akhir tahun bukan saldo sepanjang tahun. Selain

itu, jika perusahaan memiliki banyak kas berlebih menunjukan inefisiensi dalam

penggunaan kas.

b. Rasio Solvabilitas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

Tabel berikut merupakan data keuangan PT Waskita Karya Tbk tahun 2016

sampai dengan 2018 yang berkaitan dengan perhitungan rasio solvabilitas.

Tabel III. 3 Data Keuangan terkait Rasio Solvabilitas


Akun 2016 2017 2018 2016-2017 2017-2018
Total Aset 61.433.012.174.447 97.895.760.838.624 124.391.581.623.636 59,35% 27,07%
Total Utang 44.659.793.617.499 75.140.936.029.129 95.504.462.872.769 68,25% 27,10%
Total Ekuitas 16.773.218.556.948 22.754.824.809.495 28.887.118.750.867 35,66% 26,95%
Laba Sebelum
Pajak dan 3.138.424.696.705 6.552.730.316.841 7.995.684.174.386 108,79% 22,02%
Bunga
Beban Bunga 982.835.623.286 1.932.084.162.136 2.459.241.670.378 96,58% 27,28%
Sumber: laporan keuangan perusahaan

Data keuangan di atas diolah dan menghasilkan data rasio solvabilitas PT Waskita

Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 beserta perubahannya. Hasil

perhitungan dapat dilihat di tabel III. 4.

Tabel III. 4 Rasio Solvabilitas PT Waskita Karya Tbk


Rasio 2016 2017 2018 2016-2017 2017-2018
Rasio Utang (debt ratio) 0,727 0,768 0,768 5,58% 0,03%
Rasio Utang terhadap Ekuitas
2,663 3,302 3,306 24,02% 0,12%
(debt to equity ratio)
Time Interest Earned Ratio 3,193 3,392 3,251 6,21% -4,14%
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

28
Rasio utang PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018

berada di kisaran 0,7 yang menunjukan bahwa total aset perusahaan masih lebih besar

dari total kewajiban selain itu angka tersebut juga menunjukan aset yang dimiliki oleh

perusahaan sekitar 70% dibiayai oleh utang. Di tahun 2016 rasio utang berada di angka

0,727 mengalami kenaikan yang tidak signifikan pada tahun 2017 ke angka 0,768 dan

di tahun 2018 perusahaan berhasil mempertahankan rasio utang di angka 0,768.

Kenaikan yang tidak signifikan dari rasio utang dikarenakan kenaikan total aset dan

total kewajiban yang tidak berbeda jauh yaitu 59,35% dan 68,25% pada tahun 2017 dan

27,07% dan 27,10% pada tahun 2018. Hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan

utang sebagai alat untuk membeli aset yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas

produksi memiliki risiko dalam jangka panjang, risiko tersebut ada ketika utang yang

dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi ternyata gagal meningkatkan

penjualan.

Rasio Utang terhadap Ekuitas PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai

dengan tahun 2018 berada di atas angka 1. Hal tersebut menunjukan bahwa kreditor

memiliki klaim lebih besar terhadap aset perusahaan dibandingkan dengan investor.

Rasio ini mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2017 sebesar 24,02%.

Kenaikan ini di picu oleh kenaikan total kewajiban sebesar 68,25% namun total ekuitas

hanya mengalami kenaikan sebesar 35,66%. Di tahun 2018 rasio ini tidak mengalami

perubahan yang signifikan dan berada di angka 3,306. Hal yang perlu diperhatikan

adalah status perusahan sebagai BUMN yang berarti ada kepemilikan saham oleh

pemerintah di komponen ekuitas perusahaan tersebut. Ketika rasio ini di atas angka satu

berarti klaim atas aset perusahaan lebih bayak diambil porsinya oleh kreditor.

29
Time interest earned ratio PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai

dengan tahun 2018 berada di angka 3,193, 3,392 dan 3,251. Masing-masing tahun time

interest earned ratio berada di atas angka 3 yang menunjukan bahwa perusahaan dapat

membayar beban bunga dengan laba operasinya hingga tiga kali lipat dari beban bunga

tiap tahun tersebut. Di tahun 2017 Laba Sebelum Pajak dan Bunga mengalami kenaikan

hingga 108,79% dari tahun sebelumnya namun tidak meningkatkan time interest

earned ratio secara signifikan karena diikuti dengan kenaikan beban bunga sebesar

96,58%.

c. Rasio Profitabilitas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

Tabel berikut merupakan data keuangan PT Waskita Karya Tbk tahun 2016

sampai dengan 2018 yang berkaitan dengan perhitungan rasio profitabilitas.

Tabel III. 5 Data Keuangan terkait Rasio Profitabilitas


2017-
Akun 2016 2017 2018 2016-2017
2018
Total Aset 61.433.012.174.447 97.895.760.838.624 124.391.581.623.636 59,35% 27,07%
Total Ekuitas 16.773.218.556.948 22.754.824.809.495 28.887.118.750.867 35,66% 26,95%
Penjualan 23.788.322.626.347 45.212.897.632.604 48.788.950.838.822 90,06% 7,91%
Laba Kotor 3.967.838.258.443 9.463.532.425.798 8.862.618.748.898 138,51% -6,35%
Laba Operasi 3.138.424.696.705 6.552.730.316.841 7.995.684.174.386 108,79% 22,02%
Laba Bersih 1.813.068.616.784 4.201.572.490.754 4.619.567.705.553 131,74% 9,95%
Sumber: laporan keuangan perusahaan

Data keuangan di atas diolah dan menghasilkan data rasio profitabilitas PT

Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 beserta

perubahannya. Hasil perhitungan dapat dilihat di tabel III. 6.

Tabel III. 6 Rasio Profitabilitas PT Waskita Karya Tbk


Rasio 2016 2017 2018 2016-2017 2017-2018
Rasio pendapatan kotor
0,167 0,209 0,182 25,49% -13,21%
(gross profit margin)
Rasio pendapatan
operasional (operating 0,132 0,145 0,164 9,85% 13,08%
profit margin)

30
Rasio pendapatan bersih
0,076 0,093 0,095 21,93% 1,89%
(net profit margin)
Tingkat pengembalian pada
0,030 0,043 0,037 45,42% -13,47%
aset (return on asset)
Tingkat pengembalian pada
0,108 0,185 0,160 70,82% -13,39%
ekuitas (return on equity)
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Rasio pendapatan kotor PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan

tahun 2018 berada di angka 0,167, 0,209 dan 0,182. Data tersebut menunjukan

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan kotor dari penjualan di kisaran

0,167-0,209. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin efisien pengendalian

terhadap harga produksi. Kenaikan Rasio pendapatan kotor sempat terjadi di tahun

2017, naik 25,49%. Kenaikan rasio disebabkan oleh laba kotor yang naik 138,51%

diikuti penjualan yang hanya mengalami kenaikan 90,06%, hal ini menunjukan

peningkatan efisiensi dalam menentukan harga produksi di tahun 2017. Di tahun 2018

rasio ini kembali turun ke angka 0,182.

Rasio pendapatan operasional PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai

dengan tahun 2018 berada di kisaran 0,132-0,164. Data tersebut menunjukan

keuntungan dari operasional perusahaan untuk setiap satu rupiah penjualan ada di

kisaran 0,132-0,163 rupiah. Di saat rasio pendapatan kotor mengalami fluktuasi rasio

ini mengalami tren yang relatif baik di mana setiap tahun mengalami kenaikan yang

menunjukan perusahaan lebih efisien dalam mengendalikan biaya operasi.

Rasio pendapatan bersih PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai

dengan tahun 2018 adalah 0,076, 0,093 dan 0,095. Rasio ini menunjukan laba bersih

dari setiap satu rupiah penjualan adalah 0,076, 0,093 dan 0,095 rupiah. Rasio ini pun

memiliki tren yang relatif baik karena mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya.

31
Return on asset PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun

2018 adalah 0,030, 0,043 dan 0,037. Data tersebut menunjukan kemampuan perusahaan

dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba bersih. Satu rupiah dari aset yang

dimiliki dapat menghasilkan keuntungan 0,030 rupiah pada tahun 2016, 0,043 rupiah

pada tahun 2017 dan 0,037 rupiah pada tahun 2018. Kenaikan yang terjadi pada tahun

2017 disebabkan oleh kenaikan laba bersih 131,74% dari tahun sebelumnya diikuti total

aset yang hanya naik 59,37% dari tahun sebelumnya.

Return on equity PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun

2018 adalah 0,108, 0,185 dan 0,160. Data tersebut menunjukan setiap satu rupiah yang

dibayarkan investor menghasilkan 0,108 rupiah pada tahun 2016, 0,185 rupiah pada

tahun 2017 dan 0,160 rupiah pada tahun 2018. Di tahun 2017 terjadi kenaikan rasio

yang signifikan sebesar 70,82% dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh kenaikan

laba bersih sebesar 131,74% yang diikuti oleh kenaikan ekuitas sebesar 35,66%. Di

tahun 2018 kenaikan laba bersih hanya 9,95% sedangkan total ekuitas naik 26,95%, hal

ini menyebabkan rasio turun ke angka 0,160.

2. Perbandingan Rasio Keuangan PT Waskita Karya Tbk dengan Dua

Perusahaan Sejenis

Dalam pembahasan ini penulis membandingkan rasio keuangan PT Waskita

Karya Tbk dengan dua perusahaan sejenis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penulis mencoba membandingkan dengan satu perusahan BUMN dan satu perusahaan

swasta, perusahaan tersebut adalah PT Adhi Karya Tbk dan PT Total Bangun Persada

Tbk.

32
a. Perbandingan Rasio Likuiditas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018 dengan

Dua Perusahaan Sejenis

Untuk rasio likuiditas, perusahaan dengan tingkat likuiditas yang bagus akan

memiliki rasio yang besar untuk rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kasnya. Rasio

likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia.

Tabel berikut merupakan perbandingan rasio lancar PT Waskita Karya Tbk

dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

Tabel III. 7 Perbandingan Rasio Lancar


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 1,269 1,002 1,179
Adhi Karya 1,293 1,407 1,341
Total Bangun Persada 1,281 1,261 1,373
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Rasio lancar dari ketiga perusahaan selama tahun 2016 sampai dengan 2018

bersifat fluktuatif dan berada di atas angka 1. Dibandingkan dengan dua perusahaan

sejenis rasio lancar PT Waskita Karya Tbk selama 2016 sampai dengan 2018 memiliki

angka yang paling kecil. Rasio lancar dua perusahaan pembanding berada di atas angka

1,2, sedangkan PT Waskita Karya Tbk hanya melebihi angka 1,2 di tahun 2016 saja.

Tabel berikut merupakan perbandingan rasio cepat PT Waskita Karya Tbk

dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

Tabel III. 8 Perbandingan Rasio Cepat


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 1,188 0,940 1,090
Adhi Karya 1,118 1,199 1,111
Total Bangun Persada 1,271 1,258 1,373
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

33
Rasio cepat dari ketiga perusahaan selama tahun 2016 sampai dengan 2018

bersifat fluktuatif. Rasio cepat PT Waskita Karya Tbk di tahun 2016 berada di peringkat

dua di bawah PT Total Bangun Persada Tbk. Di tahun 2017 dan 2018 rasio cepat PT

Waskita Karya Tbk berada di bawah dua perusahaan pembanding.

Tabel berikut merupakan perbandingan rasio kas PT Waskita Karya Tbk dengan

dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

Tabel III. 9 Perbandingan Rasio Kas


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 0,341 0,116 0,191
Adhi Karya 0,259 0,234 0,172
Total Bangun Persada 0,368 0,336 0,347
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Rasio kas dari ketiga perusahaan mengalami penurun di tahun 2017, penurunan

terbesar dialami oleh PT Waskita Karya Tbk. Selama tahun 2017 dan 2018, PT Total

Bangun Persada Tbk menjadi perusahaan dengan rasio kas terbesar di banding dua

perusahaan lain. Sementara PT Waskita Karya Tbk memiliki rasio kas terkecil

dibanding dengan dua perusahaan lain.

b. Perbandingan Rasio Solvabilitas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

dengan Dua Perusahaan Sejenis

Perusahaan dengan rasio utang dan rasio utang terhadap ekuitas yang besar,

menunjukan kecenderungan dari perusahaan menggunakan instrumen utang dalam

melakukan pembiayaan. Sedangkan untuk time interest earned ratio, semakin besar

rasio ini menunjukan semakin besar kemampuan perusahaan membayar beban bunga.

Tabel berikut merupakan perbandingan rasio utang PT Waskita Karya Tbk

dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

34
Tabel III. 10 Perbandingan Rasio Utang
Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 0,727 0,768 0,768
Adhi Karya 0,728 0,793 0,791
Total Bangun Persada 0,681 0,689 0,674
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Rasio utang dari ketiga perusahaan selama tahun 2016 sampai dengan 2018

bersifat fluktuatif. PT Adhi Karya Tbk menjadi perusahaan dengan rasio utang tersesar

untuk setiap tahunnya dan PT Total Bangun Persada Tbk menjadi perusahaan dengan

rasio utang terkecil untuk setiap tahunnya. Tahun 2017 menjadi tahun di mana semua

perusahaan mengalami kenaikan rasio utang.

Tabel berikut merupakan perbandingan rasio utang terhadap ekuitas PT Waskita

Karya Tbk dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai tahun 2018.

Tabel III. 11 Perbandingan Rasio Utang terhadap Ekuitas


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 2,663 3,302 3,306
Adhi Karya 2,682 3,827 3,792
Total Bangun Persada 2,130 2,211 2,069
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Rasio utang terhadap ekuitas ketiga periusahaan rata-rata mengalami kenaikan di

tahun 2017. PT Adhi Karya Tbk menjadi perusahaan yang memiliki rasio utang

terhadap ekuitas terbesar untuk setiap tahunnya. PT Waskita Karya Tbk menjadi

perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas yang selalu naik untuk setiap tahunnya.

Tabel berikut merupakan perbandingan time interest earned ratio PT Waskita

Karya Tbk dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan 2018.

35
Tabel III. 12 Perbandingan Time Interest Earned Ratio
Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 3,193 3,392 3,251
Adhi Karya 2,231 2,167 2,240
Total Bangun Persada 55.539 90.989 223.553
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Time interest earned ratio ketiga perusahaan bersifat fluktuatif kecuali PT Total

Bangun Persada Tbk yang memiliki tren meningkat. Dibandingkan dengan kedua

perusahaan PT Total Bangun Persada Tbk memiliki rasio yang jauh lebih besar, ini

dikarenakan beban pembiayaan perusahaan yang relatif kecil.

c. Perbandingan Rasio Profitabilitas PT Waskita Karya Tbk Tahun 2016 – 2018

dengan Dua Perusahaan Sejenis

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba, semakin besar rasio profitabilitas semakin besar keuntungan yang

dihasilkan oleh perusahaan.

Tabel berikut merupakan perbandingan rasio pendapatan kotor PT Waskita Karya

Tbk dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

Tabel III. 13 Perbandingan Rasio Pendapatan Kotor


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 0,167 0,209 0,182
Adhi Karya 0,101 0,136 0,160
Total Bangun Persada 0,143 0,185 0,159
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Dari ketiga perusahaan hanya PT Adhi Karya Tbk yang memiliki tren rasio yang

meningkat. Untuk dua perusahaan lain sempat mengalami peningkatan rasio di tahun

2017 tetapi mengalami penurunan di tahun 2018. PT Waskita Karya Tbk menjadi

36
perusahaan dengan rasio dengan angka yang paling tinggi walaupun trennya tidak

meningkat.

Tabel berikut merupakan perbandingan rasio pendapatan operasional PT Waskita

Karya Tbk dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan tahun

2018.

Tabel III. 14 Perbandingan Rasio Pendapatan Operasional


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 0,132 0,145 0,164
Adhi Karya 0,052 0,064 0,075
Total Bangun Persada 0,078 0,099 0,075
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Rasio pendapatan operasional ketiga perusahaan mengalami kenaikan untuk

setiap tahunnya, kecuali PT Total Bangun Persada Tbk yang mengalami penurunan

rasio di tahun 2018. PT Waskita Karya Tbk menjadi perusahaan dengan dengan rasio

terbesar dan PT Adhi Karya Tbk menjadi perusahaan dengan rasio paling kecil.

Tabel berikut merupakan perbandingan rasio pendapatan bersih PT Waskita

Karya Tbk dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan tahun

2018.

Tabel III. 15 Perbandingan Rasio Pendapatan Bersih


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 0,076 0,093 0,095
Adhi Karya 0,028 0,034 0,041
Total Bangun Persada 0,075 0,097 0,073
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Rasio pendapatan bersih ketiga perusahaan mengalami kenaikan untuk setiap

tahunnya, kecuali PT Total Bangun Persada Tbk yang mengalami penurunan rasio di

tahun 2018. PT Waskita Karya Tbk menjadi perusahaan dengan rasio terbesar di tahun

37
2016 dan tahun 2018, sedangkan di tahun 2017 PT Total Bangun Persada Tbk menjadi

perusahaan dengan rasio tertinggi.

Tabel berikut merupakan perbandingan tingkat pengembalian pada aset PT

Waskita Karya Tbk dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan

tahun 2018.

Tabel III. 16 Perbandingan Tingkat Pengembalian pada Aset


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 0,030 0,043 0,037
Adhi Karya 0,016 0,018 0,021
Total Bangun Persada 0,075 0,071 0,063
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

Tingkat pengembalian pada aset PT Adhi Karya Tbk memiliki tren yang

meningkat setiap tahun, sedangkan untuk dua perusahaan lain memiliki tren meningkat

di tahun 2017 dan tren menurun di tahun 2018. Walaupun memiliki tren yang menurun

di tahun 2018 PT Total Bangun Persada Tbk memiliki rasio tertinggi di antara dua

perusahaan lain, hal tersebut disebabkan karena aset yang dimiliki perusahaan yang

relatif lebih kecil dibandingkan dengan dua perusahaan lain.

Tabel berikut merupakan perbandingan tingkat pengembalian pada ekuitas PT

Waskita Karya Tbk dengan dua perusahaan sejenis selama tahun 2016 sampai dengan

tahun 2018.

Tabel III. 17 Perbandingan Tingkat Pengembalian pada Ekuitas


Nama 2016 2017 2018
Waskita Karya 0,108 0,185 0,160
Adhi Karya 0,058 0,088 0,103
Total Bangun Persada 0,235 0,229 0,194
Sumber: diolah dari laporan keuangan perusahaan

38
Dari ketiga perusahaan hanya PT Adhi Karya Tbk memiliki tren yang meningkat,

sedangkan untuk dua perusahaan lain memiliki tren meningkat di tahun 2017 dan tren

menurun di tahun 2018. Kenaikan rasio yang signifikan dialami oleh PT Waskita Karya

Tbk di tahun 2017, hal ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang signifikan di

tahun tersebut.

39
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis mengenai rasio

keuangan ekuitas PT Waskita Karya Tbk dengan dua perusahaan sejenis selama tahun

2016 sampai dengan tahun 2018 dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang

tersedia. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang bagus akan memiliki rasio yang

besar untuk rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kasnya.

2. Rasio lancar PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018

berada di atas 1 yang menunjukan bahwa aset lancar masih dapat menutupi

kewajiban lancar perusahaan. Dibandingkan dengan dua perusahaan sejenis.

Dibandingkan dengan dua perusahaan sejenis rasio lancar PT Waskita Karya Tbk

selama 2016 sampai dengan 2018 memiliki angka yang paling kecil. Hal tersebut

menujukan kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendek

dengan aset lancar masih kalah dengan dua pesaing.

40
3. Rasio cepat PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018

berada di kisaran angka 1 yang menunjukan aset lancar tanpa persediaan masih dapat

menutupi kewajiban lancar perusahaan, kecuali di tahun 2017 yang mengalami

penurunan ke angka 0,940. Dibandingkan dengan dua perusahaan lain rasio cepat

PT Waskita Karya Tbk memiliki angka di bawah perusahaan lain. Hal tersebut

menujukan kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendek

dengan aset lancar tanpa persediaan masih kalah dengan dua pesaing.

4. Rasio kas PT Waskita Karya Tbk yang ada di antara 0,116-0,339 menunjukan

perusahaan tidak dapat menutupi kewajiban jangka pendek dengan kas dan setara

kas. Dibandingkan dengan dua perusahaan lain rasio kas PT Waskita Karya Tbk

tahun 2016 dapat bersaing dengan yang lain. Di tahun 2017 dan 2018 rasio kas PT

Waskita Karya Tbk memiliki angka yang paling kecil. Hal tersebut menunjukan

perusahaan memiliki risiko gagal bayar untuk kewajiban jangka pendek yang lebih

besar dibandingkan dua pesaing. Di sisi lain, perusahaan dapat memanfaatkan kas

dengan lebih baik.

5. Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka

pendek. Perusahaan dengan rasio utang dan rasio utang terhadap ekuitas yang besar,

menunjukan kecenderungan dari perusahaan menggunakan instrumen utang dalam

melakukan pembiayaan. Sedangkan untuk time interest earned ratio, semakin besar

rasio ini menunjukan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar beban

bunga.

41
6. Rasio utang PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018

berada di kisaran 0,7 yang menunjukan bahwa total aset perusahaan masih lebih

besar dari total kewajiban selain itu angka tersebut juga menunjukan aset yang

dimiliki oleh perusahaan sekitar 70% dibiayai oleh utang. Dibandingkan dengan dua

perusahaan lain rasio utang PT Waskita Karya Tbk berada di posisi 2 di bawah PT

Adhi Karya Tbk. Hal tersebut menunjukan perusahan masih dapat mengendalikan

utang yang dimiliki agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

7. Rasio Utang terhadap Ekuitas PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai

dengan tahun 2018 berada di atas angka 1. Hal tersebut menunjukan bahwa kreditor

memiliki klaim lebih besar terhadap aset perusahaan dibandingkan dengan investor.

Dibandingkan dengan dua perusahaan lain rasio utang terhadap ekuitas PT Waskita

Karya Tbk berada di posisi 2 di bawah PT Adhi Karya Tbk. Hal tersebut menunjukan

perusahan masih dapat mengendalikan komposisi utang dan ekuitas yang dimiliki

agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

8. Time Interest Earned Ratio berada di atas angka 3 yang menunjukan bahwa

perusahaan dapat membayar beban bunga dengan laba operasinya hingga tiga kali

lipat dari beban bunga tiap tahun tersebut. Dibandingkan dengan dua perusahaan lain

rasio utang terhadap ekuitas PT Waskita Karya Tbk berada di posisi 2 di bawah PT

Total Bangun Persada Tbk. Hal tersebut menunjukan perusahaan masih dapat

mengendalikan beban bunga sehingga dapat bersaing dengan perusahan lain.

9. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba, semakin besar rasio profitabilitas semakin besar keuntungan yang dihasilkan

oleh perusahaan.

42
10. Rasio pendapatan kotor PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan

tahun 2018 berada di angka 0,167, 0,209 dan 0,182. Data tersebut menunjukan

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan kotor dari penjualan.

Dibandingkan dengan dua perusahaan lain rasio PT Waskita Karya Tbk memiliki

angka paling tinggi. Hal tersebut menunjukan perusahaan memiliki kemampuan

yang baik dalam mengendalikan harga produksinya.

11. Rasio pendapatan operasional PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai

dengan tahun 2018 berada di kisaran 0,132-0,164. Data tersebut menunjukan

keuntungan dari operasional perusahaan untuk setiap satu rupiah penjualan.

Dibandingkan dengan dua perusahaan lain rasio PT Waskita Karya Tbk memiliki

angka paling tinggi. Hal tersebut menunjukan perusahaan memiliki kemampuan

yang baik dalam mengatur kegiatan operasinya.

12. Rasio pendapatan bersih PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan

tahun 2018 adalah 0,076, 0,093 dan 0,095. Data tersebut menunjukan laba bersih

dari setiap satu rupiah penjualan. Dibandingkan dengan dua perusahaan lain rasio

PT Waskita Karya Tbk memiliki angka paling tinggi dengan tren meningkat. Hal

tersebut menunjukan perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam

menghasilkan laba bersih.

13. Return on asset PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun

2018 adalah 0,030, 0,043 dan 0,037. Data tersebut menunjukan kemampuan

perusahaan dalam memanfaatkan aset nya untuk menghasilkan laba bersih.

Dibandingkan dengan perusahaan lain rasio PT Waskita Karya Tbk berada di posisi

43
dua. Hal tersebut menunjukan perusahaan masih dapat bersaing menggunakan aset

untuk menghasilkan laba.

14. Return on equity PT Waskita Karya Tbk selama tahun 2016 sampai dengan tahun

2018 adalah 0,108, 0,185 dan 0,160. Data tersebut menunjukan laba bersih yang

diterima untuk setiap satu rupiah yang dibayarkan investor. Dibandingkan dengan

perusahaan lain rasio PT Waskita Karya Tbk berada di posisi dua. Hal tersebut

menunjukan perusahaan masih dapat bersaing dalam menghasilkan laba bagi

investor.

Secara keseluruhan PT Waskita Karya Tbk memiliki rasio likuiditas yang aman

namun dibandingkan dengan dua perusahaan lain rasio likuiditas PT Waskita Karya

Tbk memiliki angka yang buruk. Sedangkan dilihat dari rasio solvabilitas, PT Waskita

Karya Tbk memiliki utang dengan rasio solvabilitas yang cukup tinggi tetapi masih

dapat bersaing dengan dua perusahaan lain. Dengan rasio likuiditas dan solvabilitas

tersebut, PT Waskita Karya Tbk memiliki rasio profitabilitas yang baik dan dapat

bersaing bahkan unggul dari dua perusahaan lain.

44
DAFTAR PUSTAKA

Kieso, D.E., & Weigaant, J. J. (2015) Financial Accounting (IFRS ed.). New
Jersey:Jhon Wiley & Sons.

Titman, Keown, dan Martin. 2014. Financial Management Principles and Application
Twelfth Edition. Harlow: Pearson Education Limited.

Biswan, Ali Tafriji dan Moh. Luthfi Mahrus. 2017. Praktik Akuntansi Keuangan
Menengah: Buku Satu. Bintaro: PKN STAN press.

Subramanyam, K. R. 2014. Financial Statement Analysis Eleventh Edition. New York:


McGraw-Hill Education.

PT. Waskita Karya Tbk. Laporan Tahunan (Annual Report) 2018. Jakarta: PT. Waskita
Karya Tbk.

PT. Waskita Karya Tbk. Laporan Tahunan (Annual Report) 2017. Jakarta: PT. Waskita
Karya Tbk.

PT. Adhi Karya Tbk. Laporan Tahunan (Annual Report) 2018. Jakarta: PT. Adhi Karya
Tbk.

PT. Adhi Karya Tbk. Laporan Tahunan (Annual Report) 2017. Jakarta: PT. Adhi Karya
Tbk.

PT. Total Bangun Persada Tbk. Laporan Tahunan (Annual Report) 2018. Jakarta: PT.
Total Bangun Persada Tbk.

PT. Total Bangun Persada Tbk. Laporan Tahunan (Annual Report) 2017. Jakarta: PT.
Total Bangun Persada Tbk.

Dinarjito, Agung. 2018. Menilai Kesehatan BUMN Konstruksi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Sebagai Akibat Meningkatnya Proyek Infrastruktur Pemerintah.
Jakarta: Substansi. Vol. 2 No. 01:1-18.

Bursa Efek Indonesia. 2010. “Laporan Keuangan dan Tahunan.” IDX. Diakses pada tanggal
16 Januari 2020. http://www.idx.co.id.

45
Muhammad Riza. 2017. Analisis Kinerja Keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk.
Universitas Samudra: Jurnal Jurnal Serambi Ekonomi dan Bisnis. Vol. 4 No. 1
(2017).

Ayuningtyas, Dwi. “Utang BUMN Karya Tambah Rp 169 T, Waskita Paling Besar”
CNBC Indonesia, www.cnbcindonesia.com/market/20190703150207-17-82449/
utang-bumn-karya-tambah-rp-169-t-waskita-paling-besar. Diakses 16 Januari 2020.

46
LAMPIRAN
Lampiran 1: Neraca PT Waskita Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017

Lampiran 2: Laporan Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk Tahun 2018 dan
2017Lampiran 3: Neraca PT Waskita Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017

47
sas

Sumber: laporan keuangan perusahaan

48
Lampiran 2: Laporan Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017

Lampiran 4: Neraca PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016Lampiran 5:


Laporan Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017

Sumber: laporan keuangan perusahaan

49
Lampiran 3: Neraca PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016

Lampiran 6: Laporan Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017 dan
2016Lampiran 7: Neraca PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016

50
sad

Sumber: laporan keuangan perusahaan

51
Lampiran 4: Laporan Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016

Lampiran 8: Neraca PT Adhi Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017Lampiran 9: Laporan
Laba Rugi PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016

Sumber: laporan keuangan perusahaan

52
Lampiran 5: Neraca PT Adhi Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017

Lampiran 10: Laporan Laba Rugi PT Adhi Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017Lampiran
11: Neraca PT Adhi Karya Tbk Tahun 2018 dan 20175

53
ad

Sumber: laporan keuangan perusahaan

54
Lampiran 6: Laporan Laba Rugi PT Adhi Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017

Lampiran 12: Neraca PT Adhi Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016Lampiran 13: Laporan
Laba Rugi PT Adhi Karya Tbk Tahun 2018 dan 2017

Sumber: laporan keuangan perusahaan

55
Lampiran 7: Neraca PT Adhi Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016

Lampiran 14: Laporan Laba Rugi PT Adhi Karya Tbk Tahun 2017 dan
2016Lampiran 15: Neraca PT Adhi Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016

56
Sumber: laporan keuangan perusahaan

57
Lampiran 8: Laporan Laba Rugi PT Adhi Karya Tbk Tahun 2017 dan 2016

Lampiran 16: Neraca PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2018 dan 2017Lampiran
17: Laporan Laba Rugi PT Adhi Karya Tbk Tahun 2017 dan 201688

Sumber : laporan keuangan perusahaan

58
Lampiran 9: Neraca PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2018 dan 2017

Lampiran 18: Laporan Laba Rugi PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2018 dan
2017Lampiran 19: Neraca PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2018 dan 2017

59
ads

Sumber: laporan keuangan perusahaan

60
Lampiran 10: Laporan Laba Rugi PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2018 dan 2017

Lampiran 20: Neraca PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2017 dan 2016Lampiran
21: Laporan Laba Rugi PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2018 dan 201710

61
as

Sumber: laporan keuangan perusahaan

62
Lampiran 11: Neraca PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2017 dan 2016

Lampiran 22: Laporan Laba Rugi PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2017 dan
2016Lampiran 23: Neraca PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2017 dan 2016

63
as

Sumber: laporan keuangan perusahaan

64
Lampiran 12: Laporan Laba Rugi PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2017 dan 2016

Sumber: laporan keuangan perusahaan

65

Anda mungkin juga menyukai