Anda di halaman 1dari 36

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

FAHRI KURNIAWAN

KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Diajukan oleh:
Fahri Kurniawan
NPM : 4302190076
Mahasiswa Program Studi Diploma III Manajemen Aset
Jurusan Manajemen Keuangan
Tahun 2020
“OPTIMALISALI PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA “

FAHRI KURNIAWAN

Proposal karya tulis tugas akhir


Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Aplikasi Komputer Perkantoran

Diajukan oleh:
Fahri Kurniawan
NPM : 4302190076

Mahasiswa Program Studi Diploma III Manajemen Aset


Jurusan Manajemen Keuangan
Tahun 2020

i|Page
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

PERSETUJUAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : FAHRI KURNIAWAN


NOMOR POKOK MAHASISWA : 4302190076
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN ASET
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : OPTIMATIMALISASI
PENGELOLAAN BARANG MILIK
NEGARA

Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Manajemen keuangan, Dosen Pembimbing,

Tanda setiya Raditya Hendra pratama


NIP : 19700516199201 1 001 NIP 19830901 200412 002

ii | P a g e
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : FAHRI KURNIAWAN


NOMOR POKOK MAHASISWA : 4302190076
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN ASET
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH LAMPUNG

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Karya Tulis Tugas Akhir ini
adalah hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan
tulisan
yang saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila
terbukti saya melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan
dicabut gelar yang telah diberikan.

Tangerang Selatan, 20 Mei 2020


Yang memberi pernyataan,

Fahri kurniawan
NPM 4302190076

iii | P a g e
iv | P a g e
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI


KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : FAHRI KURNIAWAN


NOMOR POKOK MAHASISWA : 4302190076
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN ASET
JUDUL KARYA TULIS TUGAS AKHIR : PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH LAMPUNG

Tangerang Selatan, 20 Mei 2020

Raditya Hendra pratama (Dosen Penilai I/Pembimbing)


NIP 19830901 200412 002

Raditya Hendra pratama (Dosen Penilai II)


NIP 19830901 200412 002

v|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya tulis tugas akhir yang

berjudul “OPTIMALISASI PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA” ini tepat

pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas

pada Mata kuliah Mata Kuliah Aplikasi Komputer Perkantoran Selain itu, karya tulis

tugas akhir ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengelolaan Barang

Milik Daerah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih, Kepada Bpk Raditya Hendra Pratama selaku selaku

dosen pengampu dari mata kuliah ini, yang telah memberikan tugas ini, sehingga saya

dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Optimalisasi pengelolaan

barang milik Negara. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan KTTA

ini.Saya menyadari.Saya berharap dengan adanya KTTA ini ,bisa bermanfaat dan

membantu bagi para pembacanya,terkhusus untuk generasi muda ,sebagai penerus

tongkat estafet Pengelolaan BMN/BMD bangsa ini.

Lampung, 20 MEI 2020

Fahri Kurniawan

vi | P a g e
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
PERSETUJUAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR...........................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................................iii
PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI..................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR / GRAFIK.........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Ruang Lingkup...........................................................................................................3
A. Sistematika Penyajian................................................................................................4
BAB II DATA DAN FAKTA................................................................................................6
A. Gambaran Objek........................................................................................................6
A. Permasalahan Yang Terjadi......................................................................................9
BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN....................................................10
A. Landasan Teori.........................................................................................................10
B. Pembahasan..............................................................................................................13
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN...................................................................................15
A. Simpulan....................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................................17

vii | P a g e
DAFTAR TABEL

Tabel 1 BMN Milik Pusat Dan Daerah......................................................................7

Tabel 2 Masa manfaat aset tetap................................................................................9

Tabel 3 Klasifikasi jenis-jenis aset............................................................................10

Tabel 4 11 unit Satuan kerja kementerian keuangan.............................................19

viii | P a g e
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus Pengelolaan BMN.......................................................................4

Gambar 2 Pengelolaan Aset Dalam Kebijakan Fiskal..........................................12

Gambar 3 Struktur Organisasi Biro BMN Dan Layanan Pengadaan..................13

Gambar 4 Perkembangan Nilai BMN Dari Tahun Ke Tahun..............................18

ix | P a g e
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 laporan Kondisi Barang.......................................................................22

Lampiran 2 Laporan Barang Kuasa Pengguna......................................................23

Lampiran 3 laporan Posisi Barang Milik Negara Di Neraca.................................24

x|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Optimalisasi merupakan suatu Langkah untuk memaksimalkan pengelolalan barang

milik negra,tentu kita memerlukan Langkah-langkah yang tepat untuk mencapai

pengelolaan barang dengan baik dan efisien, Pengelolaan BMN dilaksanakan sesuai

siklus hidup aset (life cycle asset).

Tahapan pengelolaan berdasarkan siklus hidup aset tersebut, secara umum terbagi ke

dalam 4 (empat) tahapan utama yaitu perencanaan (planning), pengadaan

(acquisition), penggunaan (utilizing), dan penghentian/penghapusan (disposal).

Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan Barang

Milik Negara/Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu

dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang

akan datang. (DJKN, 2020)

Keempat tahapan pengelolaan tersebut harus menjadi perhatian pengelola barang

(asset manager) dan pengguna barang (asset user) agar optimalisasi pengelolaan BMN

dapat tercapai.dari ke empat tahapan tersebut pengelola barang harus bekerja dengan

jujur dan mengikuti proseder yang telah di tetapkan atau yang sudah direncanakan

sejak awal

1|Page
Optimalisasi pengelolaan BMN yang merupakan proses kerja dalam manajemen asset

yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume,

legal dan ekonomis yang dimiliki asset tersebut.

Optimalisasi pemanfaatan asset merupakan hubungan antara kegunaan layanan,

imbalan, keuntungan dengan demikian optimalisasi merupakan pemanfaatan dari

sebuah asset dimana dapat menghasilkan manfaat yang lebih atau juga mendatangkan

pendapatan.

 Proses Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pengelolaan barang milik

negara yang sedikitnya melibatkan dua unsure banyak berkontribusi, seperti:

a.   Pemindah tanganan dengan tindaklanjut penjualan

b.   Pemanfaatan BMN berupa sewa dan kerjasama pemanfaatan KSO/KSM

Lalu siapa yang bertanggung jawab untuk mengelola barang milik negara? Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan

kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah.

4. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan Barang Milik

Negara/Daerah. (legislatif, 2014)

Pengelolaan aset yang baik akan berkontribusi besar bagi pemerintah daerah,

sebaliknya jika pengelolaannya buruk maka akan berdampak buruk pula pada

pemerintah daerah tersebut. Berdasarakan latar belakang diatas maka peneliti tertarik.

2|Page
Dari hasil analisis dan pembahasan penelitian tentang optimalitas pengelolaan aset

(Barang Milik Negara) pada kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

diberbagai Provinsi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta pembinaan,

pengawasan, pengendalian,dapat disimpulkan bahwa Hipotesis pertama menyatakan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara perencanaan terhadap tingkat

optimalitas pengelolaan aset/barang (Barang Milik Negara) pada kantor Dinas

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi dalam penelitian ini terbukti,

karena tidak memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan.Hipotesis kedua

menyatakan bahwa memiliki pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan terhadap

tingkat optimalitas pengelolaan aset/barang (Barang Milik Negara) pada kantor

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi dalam penelitian ini terbukti,

karena memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan antara

Pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap tingkat optimalitas pengelolaan

aset/barang (Barang Milik Negara) pada kantor Dinas Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Provinsi dalam penelitian ini terbukti, karena memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan. (Sari, 2020)

B. Ruang Lingkup

Dalam (PPRI NO 27 tahun 2014) Ruang lingkup Barang Milik Negara/Daerah dalam

Peraturan Pemerintah ini mengacu pada pengertian Barang Milik Negara/ Daerah

3|Page
berdasarkan rumusan dalam Pasal 1 angka 10 dan angka 11 Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Pengaturan mengenai lingkup Barang

Milik Negara/Daerah dalam Peraturan Pemerintah ini dibatasi pada pengertian Barang

Milik Negara/Daerah yang bersifat berwujud.

Gambar 1 Siklus Pengelolaan BMN

1 2
PERENCANAAN PEROLEHAN LAINYA
DAN DAN APBN
PENGANGGARAN

3
STATUS PENGGUNA
4

5 PEMANFAATAN
PENGAMANAN DAN
BUMN
PEMELIHARAAN

11 PEMBINAAN PENGAWASAN
PENILAIAN
DAN PENGENDALIAN

PEMINTAHTA 6
PENATAUSAHAAN
PEMUSNAHAN NGANAN 7
10
8

9
PENGHAPUSAN

Lingkup Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi Perencanaan Kebutuhan

dan penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan, pengamanan dan

pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtanganan, Pemusnahan, Penghapusan,

Penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Lingkup pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah tersebut merupakan siklus logistik yang lebih terinci

sebagai penjabaran dari siklus logistic dan

4|Page
A. Sistematika Penyajian

Secara garis besar penulisan karya tulis tugas akhir mengenai optimalisasi ini

dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu (1) pendahuluan; (2) batang tubuh; (3)

penutup. Isi kandungan dari 3 bagian utama adalah sebagai berikut :

1. Bagian pendahuluan

Bagian pendahuluan terdiri dari :

a) Halaman cover

b) Halaman judul

c) Halaman persetujuan

d) Pernyataan keaslian

e) Pernyataan lulus dari tim penilai

f) Kata pengantar

g) Daftar isi

h) Daftar table

i) Daftar grafik / gambar

j) Daftar lampiran

2. Bagian batang tubuh

a) Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan,

ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi yang

5|Page
digunakan,serta sistematika penulisan yang dilakukan pada penulisan laporan

skripsi ini.

b) Bab II data dan fakta

Dalam bab ini akan menjelaskan secara singkat tentang , analisis yang

digunakan dan teoriyang berkaitan dengan perancangan.

c) Bab III dan pembahasan

Bab ini berisi tentang Materi atau teori LANDASAN TEORI secara umum dan

pembahasan permasalahan yang ada.

3. Bagian penutup

d) Bab IV Kesimpulan Dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan tentang hal-hal penting yang telah dibahas pada

bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang diberikan untuk karya tulis

tugas akhir dan pengembangan

BAB II
DATA DAN FAKTA

A. Gambaran Objek

Barang milik negara tidak hanya berasal dari dalam negeri saja melainkan berasal dari

perolehan yang sah, Perolehan yang sah meliputi :

6|Page
a) barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;

b) barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;

c) barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau

d) barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

Barang milik negara terbagi menjadi dua yaitu :

a) Barang milik negara yang dimiliki oleh pusat yaitu barang yang berada di

Kawasan pusat atau dibawah wewenang pemerintah pusat.

b) Barang milik negara yang dimiliki oleh daerah yaitu barang yang berada di

Kawasan daerah atau dibawah wewenang dari pemerintah daerah.

Tabel 1 BMN Milik Pusat Dan Daerah

NO BMN MILIK PUSAT BMN MILIK DAERAH

1 Jalan Nasional Kantor Kecamatan

2 Istana Neagara Kantor walikota

3 Gedung MK Busway seperti di Jakarta

4 Pesawat tempur RI museum daerah

pada pengertian Barang Milik Negara/Daerah yang bersifat berwujud, namun

sepanjang belum diatur lain, Peraturan Pemerintah ini juga melingkupi Barang Milik

7|Page
Negara/Daerah yang bersifat tak berwujud sebagai kelompok Barang Milik

Negara/Daerah selain tanah dan/atau bangunan.

Adapun jenis-jenis dari BMN yaitu :

1. Persedian

aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk

mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan

untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

(kemhan, 2018)

2. Aset tetap

Menurut (PSAK) ,aktiva tetap adalah aset yang berwujud yang didapat/diperoleh

dengan kondisi siap pakai maupun dibangun terlebih dahulu dan dipakai dalam

aktivitas operasi perusahaan, tidak ditujukan dijual kembali dalam rangka aktivitas

normal perusahaan serta memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku (lebih

dari satu periode).

Aset tetap memiliki beberapa karakteristik, berikut diantaranya:

a) Mempunyai wujud fisik

b) Tidak ditujukan untuk dijual lagi

c) Memiliki nilai yang material, harga aset tersebut cukup signifikan contohnya

tanah, bangunan, mesin dan kendaraan dll.

8|Page
d) Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat

ekonominya bisa diukur dengan handal.

e) Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk dijual lagi

seperti barang dagang/persediaan atau investasi) contohnya, mobil bagi dealer

mobil diakui sebagai "persediaan" bukan aktiva tetap sedangkan bagi

perusahaan manufakture mobil diakui sebagai "Aktiva Tetap" bukan persediaan.

(Nicho, 2014)

Tabel 2 Masa manfaat aset tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d 50 tahun

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 5 s.d 40 tahun

Aset Tetap Lainnya (Alat musik modern) 4 tahun

3. Asset lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset

tetap, dana cadangan, dan piutang jangka panjang. Aset Lainnya antara lain:

a) Aset tidak berwujud;

b) Kemitraan dengan pihak ketiga;

c) Kas yang dibatasi penggunaannya;

9|Page
d) Aset Lain-Lain.

Aset Tidak Berwujud didefinisikan sebagai aset non-moneter yang dapat

diidentifikasi namun tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tidak Berwujud merupakan

bagian dari Aset Non lancar yang digunakan secara langsung atau tidak langsung

untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum yang memiliki

kriteria sebagai berikut:

a) Aset non-moneter yang dapat diidentifikasi;

b) Dikendalikan oleh entitas pemerintah;

c) Mempunyai potensi manfaat ekonomi masa depan

Tabel 3 Klasifikasi jenis-jenis aset

NO PERSEDIAN ASET TETAP ASET LAINYA

1. Persedian ATK Tanah Hak cipta

2. Obat-obatan Peralatan dan mesin Hak patena

3. Bahan baku gedung Asset kemitraan

A. Permasalahan Yang Terjadi

Permasalahan aset seringkali menjadi “momok” atau hambatan utama bagi

kementerian/ lembaga .Adapun catatan buruk dari Pengelolaan barang/aset milik

negara atau milik daerah masih menjadi permasalahan klasik di berbagai daerah.

Ketidakpedulian terhadap pengelolaan dan pemeliharaan aset yang carut marut dapat

terlihat dari catatan atas opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap keuangan

10 | P a g e
Pemerintah Daerah yang hampir setiap tahun masih didominasi masalah pengelolaan

barang milik negara. (wahyu, 2015)

di antaranya pengelolaan asset negara yang tidak jelas status hukumnya atau

bersengketa, pemanfaatan asset oleh pihak lain yang tidak sesuai dengan prosedur,

tukar-menukar asset negara serta sumber daya manusia yang tidak memahami

administrasi pengelolaan asset negara. (wahyu, 2015)

dan juga ,aset belum dilengkapi dengan Nomor Urut Pencatatan (NUP) inventaris

barang, pencatatan atas Barang Milik Negara (BMN) yang “dipinjampakaikan” belum

tertib, masih terdapat perbedaan data BMN pada aplikasi Sistem Informasi

Manajemen dan Akuntansi (SIMAK) BMN, sehingga sulit untuk ditelusuri.

Menurut pemeriksaan dari BPK Terkait pengelolaan aset,BPK masih menemukan

banyak tanah pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang belum bersertipikat.

Permasalahan ini, masih terjadi karena tanah yang dikuasai pemerintah tidak

didukung dokumen kepemilikan implementasi prosedur pensertipikatan tanah

pemerintah pusat/daerah tidak efektif .

Pendapat BPK kementerian negara/ lembaga (K/L) belum melaksanakan juklak

pensertipikatan tanah dan masih ada perbedaan pemahaman implementasi juklak

tersebut inventarisasi tanah belum efektif disebabkan perbedaan metode pencatatan,

dan ketidakakuratan data yang diinput dalam sistem informasi, dan pembiayaan

pensertipikatan tanah tidak terintegrasi. (BPK, 2015)

11 | P a g e
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang

sah.sedangkan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh

atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan

lainnya yang sah.

Dalam menjalankan semua pengelolaan barang milik negara/daerah banyak pihak

yang terlibat dalam optimalisasi pengelolaannya mulai dari Pemerintah Pusat sampai

dengan pemerintah daerah

Gambar 2 pengelolaan Aset dalam Kebijakan Fiskal

(Sidik, 2017)

Pemerintah pusata, Menteri Keuangan selaku BUN adalah pengelola barang,

Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna barang. Kepala kantor adalah kuasa

12 | P a g e
pengguna barang. Pemerintah Daerah, Gubernur/bupati/walikota adalah pemegang

kekuasaan pengelolaan barang milik daerah,Sekretaris daerah adalah pengelola

barang milik daerah,Kepala kantor satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna

barang milik daerah.

gambar 3 Struktur Organisasi Biro BMN dan layanan pengadaan

(PPRI NO 27 TAHUN 2014) Dalam mengelola barang milik negara pegawai harus

memegang teguh asas yang telah dibuat agar dalam menjalankan pekerjaan

pengelolaan bisa berjalan dengan baik,asas pengelolaan BMN terdiri dari 6 asas yaitu

13 | P a g e
a) Azas fungsional

Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-masalah dibidang pengelolaan

BMN dilaksanakan oleh pengelola dan/atau pengguna BMN sesuai fungsi,

wewenang, dan tangung jawab masing-masing.

b) Azas kepastian hukum

Pengelolaan BMN harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan

perundang-undangan, serta azas kepatutan dan keadilan.

c) Azas transparansi (keterbukaan)

Penyelenggaraan pengelolaan BMN harus transparan dan membuka diri

terhadap hak dan peran serta masyarakat dalam memperoleh informasi yang

benar dan keikutsertaannya dalam mengamankan BMN.

d) Azas Efisiensi

Penggunaan BMN diarahkan sesuai batasanbatasan standar kebutuhan yang

diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan Tupoksi pemerintahan secara

optimal.

e) Azas Akuntanbilitas public

Setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat dipertaggungjawabkan kepada

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara.

f) Azas Kepastian nilai

Pendayagunaan BMN harus didukung adanya akurasi jumlah dan nominal

BMN. Kepastian nilai merupakan salah satu dasar dalam Penyusunan

14 | P a g e
Selanjutnya BMN juga harus dimanfaatkan dengan baik, Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 78/Pmk.06/2014, Tentang Tata Cara Pelaksanaan

Pemanfaatan Barang Milik Negara, Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik

negara/daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi BMN/D,

dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan (KSP), bangun serah

guna/bangun guna serah, Kerja sama penyediaan infrastruktur (KSPI) dengan tidak

mengubah status kepemilikan.

Pemanfaatan BMN/D dilaksanakan oleh Pengelola Barang, untuk BMN yang berada

dalam penguasaannya Pengelola Barang dengan persetujuan Gubernur/

Bupati/Walikota, untuk BMD yang berada dalam penguasaan Pengelola

Barang;Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk BMN yang

berada dalam penguasaan Pengguna Barang; atau Pengguna Barang dengan

persetujuan Pengelola Barang, untuk BMD berupa sebagian tanah dan/atau bangunan

yang masih digunakan oleh Pengguna Barang, dan selain tanah dan/atau bangunan.

Pemanfaatan BMN/D dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dengan

memperhatikan kepentingan negara/daerah dan kepentingan umum. Pelaksana

Pemanfaatan

Jenis Pemanfaatan BMN/D

a) Sewa

Pemanfaatan BMN/D oleh pihak lain dalam jangka waku tertentu dan menerima

imbalan uang tunai

15 | P a g e
b) Pinjam Pakai

Penyerahan penggunaan BMN/D antara Pemerintah Pusat dan Pemda atau

antar Pemda dlm jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jk

jgka waktu ttberakhir diserahkan kembali kpd Pengelola Brg.

c) Kerjasama Pemanfaatan

Pendayagunaan BMN/D oleh pihak lain dlm jangkawaktu tertentu dlm rangka

peningkatan PNBP dan sumber pembiayaan lainnya

d) Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna

Pemanfaatan tanah milik pemerintah oleh pihak lain dgn mendirikan bangunan

dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain

tersebut dalam jangka waktu tertentu yg telah disepakati, slanjutnya diserahkan

kembali

e) Kerjasama Penyediaan Infrastruktur

kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha untuk kegiatan penyediaan

infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan UU-

B. Pembahasan

Dalam pengelolaan barang milik negara / daerah pasti ada kesalahan dalam

mengelolanya,sehingga timbul nya permasalahan pengelolaanya .contonya Pertama,

pengelolaan dan penatausahaan aset tetap belum memadai, antara lain: tanah dan

kendaraan yang belum didukung bukti kepemilikan dan dikuasai oleh pihak lain serta

aset tetap yang tidak diketahui keberadaannya .

16 | P a g e
Dalam masalah yang pertama penatausahaan aset belum memadai bahkan masih

banyak barang yang belum memiliki kepemilikan dan masih di kuasai oleh pihak lain,

ini menunjukkan Azas kepastian hukum terhadap kepemilikan aset belum berjalan

dengan semestinya.

Lalu bagaimana Langkah yang harus diambil untuk membantu menyelesaikan

permasalan yang ada ? Untuk mengatasi permasalahan terkait pengelolaan dan

penatausahaan aset tetap yang, Satuan Kerja (Satker) diwajibkan untuk melakukan

inventarisasi BMN paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam rangka

penertiban BMN melalui pemutakhiran/updating data BMN pada aplikasi SIMAK-

BMN.

Mutasi keluar dan pengakuan beban persediaan yang akan diserahkan ke

masyarakat/Pemda perlu dicatat berdasarkan penyerahan persediaan kepada

masyarakat atau sebab lain yang mengakibatkan berkurangnya persediaan, tanpa

menunggu terbitnya Berita Acara Serah Terima (BAST)

Dan Perlu dilakukan pengkajian atas mengkaji atas nilai amortisasi Aset Tak

Berwujud itu sendiri, apakah wajar atau tidak, serta kita juga wajib melaksanakan

inventarisasi untuk mengetahui keberadaan dan kondisi aset tak berwujud tersebut.

Tapi seiring dengan berjalannya waktu ,kesalahan yang diperbuat ,semakin

menghilang karena setiap ketidak efisienan langsung dilakukan evaluasi.

17 | P a g e
Gambar 4 perkembangan nilai BMN dari tahun ke tahun

Menurut BKP Menetapkan ketentuan yang mengatur kewajiban bagi pengguna

barang untuk menginventarisasi BMN tanah dan/atau bangunan yang terindikasi

BMN idle, sanksi terhadap pengguna barang yang tidak melaporkan BMN tanah dan/

atau bangunan yang terindikasi idle dan pengelola barang untuk lebih proaktif dalam

mengidentifikasi BMN tanah dan/atau bangunan idle. Melakukan harmonisasi

kebijakan penyusunan RKA-KL dengan kebijakan perencanaan kebutuhan BMN K/L,

sehingga keberadaan BMN tanah dan/atau bangunan idle dipertimbangkan dalam

perencanaan kebutuhan tanah dan/ atau bangunan pada K/L.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya kementerian keuangan mempunyai 11 unit

eselon I , dengan jumlah satuan kerja sebanyak 1.103 satker, yang terdiri atas 40

satker pusat dan 1.063 satker daerah

18 | P a g e
Tabel 4 11 unit Satuan kerja kementerian keuangan

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pengelolaan aset pemerintah yang berfokus pada efektifitas layanan publik dan

efisiensi penggunaan sumber daya menjadi berpengaruh terhadap kebijakan fiskal dari

sisi pengeluaran negara. Karakteristik dari aset negara yang memiliki nilai yang cukup

besar menyebabkan aset tersebut harus dijaga fungsinya agar tetap dapat memberikan

kontribusi kepada pengguna aset seperti lembaga pemerintah dan masyarakat pada

umumnya. Berdasarkan pengalaman negara seperti Amerika, beban keuangan muncul

dari financial burden dan underutilized asset. (Ron, 2003)

Pengelolaan aset negara yang dimaksud dalam PP No.27 Tahun 2014 tidak sekedar

pengelolaan administratif semata, tetapi lebih kearah penanganan aset negara.

19 | P a g e
Pembenahan tata kelola aset negara kearah yang tertib dan akuntabel menjadi hal

yang substansial, karena pada umumnya kondisi BMN pada kementerian/ lembaga

belum terinventarisasinya dengan baik

B. Saran

Saran dari penulis Kerjasama antara petugas BMN dan seluruh penanggung jawab

barang ruangan dalam menjaga barang yang ada didalam ruangannya penanggung

jawab memberikan informasi apabila ada BMN yang hilang maupun tidak sesuai fisik

dan data dari SIMAK BMN, sehingga dapat ditindak lanjuti oleh pengurus dan Tim

pengelola SIMAK BMN.

20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

BPK. (2015, juni 24). pendapat BPK. Retrieved from bpk.go.id:


https://www.bpk.go.id/assets/files/otherpub/2015/otherpub__2015_1435739026.pdf
DJKN. (2020). artikel DJKN. OPTIMALISASI PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
(BMN) YANG DIHENTIKAN PENGGUNAAN OPERASIONALNYA, 1.
kemhan. (2018, juni 6). Kebijakan Akuntansi Persediaan. Retrieved from kemhan.go.id:
https://accounts.google.com/b/0/AddMailService
legislatif, l. (2014, AGUSTUS 27). PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH.
Retrieved from PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
27 TAHUN 2014: file:///D:/MANAJEMEN%20ASET/PP%20RI%20NO
%2027%20TAHUN%202014%20PENGELOLAAN%20BARANG%20MILIK
%20NEGARA.pdf
Nicho. (2014, Oktober 28). Pengertian Aktiva Tetap atau Aset Tetap | Fixed assets. Retrieved
from AKUTANSI DAN MANAJEMEN:
http://nichonotes.blogspot.com/2014/10/pengertian-aset-tetap-atau-aktiva-tetap.html
Ron, C. (2003). Infrastructure Asset management. An Emerging Direction. AACE
International Transaction.
Sari, E. W. (2020). Analisis Optimalisasi Pengelolaan Aset/Barang (Barang Milik Negara) di
Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 1.
Sidik, M. ( 2017, September 22). Pengelolaan Aset dan Kebijakan Fiskal. Retrieved from
artikel DJKN: djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12611/Pengelolaan-Aset-dan-
Kebijakan-Fiskal.html
wahyu, w. (2015, Mei 1). Pengelolaan Aset Masih Menjadi Masalah. Retrieved from LAN
RI: http://lan.go.id/id/2016-01-05-13-26-55/berita/pengelolaan-aset-masih-menjadi-
masalah

21 | P a g e
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Kondisi Barang

22 | P a g e
Lampiran 2 Laporan barang kuasa pengguna

23 | P a g e
Lampiran 3 Laporan posisi barang milik negara di neraca

24 | P a g e
25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai