Kebudayaan Aceh
Geografis Aceh pertama dikenal dengan nama Aceh
Darussalam (1511–1959), kemudian
Daerah Istimewa Aceh (1959–2001),
Nanggroe Aceh Darussalam (2001–2009),
dan terakhir Aceh (2009–sekarang).
Sebelumnya, nama Aceh biasa ditulis
Acheh, Atjeh, dan Achin.
• - 18 kabupaten;
• 5 kota;
• 289 kecamatan; &
Penduduk Aceh terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yang sampai saat ini masih dapat
diidentifikasi dari ciri-ciri fisik masyarakat di Aceh
Hal ini b erkait an d eng an sejarah m asa l al u Ac eh yang merupakan pusat perdagangan di Sel at
M al aka d i m ana b anyak p ed ag ang - p ed ag ang dari Eropa, Turki, Arab, China, India, Persia, dan
wilayah-wilayah lainnya di Nusantara yang melakukan aktivitas perdagangan
• Aceh yang dikenal dengan sebutan “Serambi
Mekah”, memiliki unsur-unsur kebudayaan
yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan
Islam.
• Pesantren merupakan lembaga agama yang
berperan sangat strategis dalam membentuk
pribadi masyarakat.
Selain berfungsi sebagai pembinaan umat,
pesantren pun menjadi media dalam
membawa pembaharuan dan pemikiran
Sistem Religi Islam sekaligus mencetak cendekiawan
muslim atau ulama.
Sistem Religi – Keterkaitan dengan Adat
Adat adalah kebiasaan dan tata cara yang dijalankan oleh Poteu
meureuhom (sultan atau penguasa). Poteu meureuhem bukanlah
Sultan Aceh saja, tetapi juga para uleebalang, kepala mukim atau
imeum mukim dan keusyik (kepala gampong).
• Berkaitan dengan Poteu Meureuhôm ini, Mohd. Harun (2009) menyatakan bahwa istilah
tersebut ialah siapa pun raja yang sedang berkuasa, dialah yang memegang jabatan
eksekutif tertinggi.
Adat juga tidak terlepas dengan kebiasaan yang
disebut dengan reusam. Reusam identik dengan
tatanan seremonial kegiatan ahli-ahli adat seperti
upacara penyambutan linto baro (pengantin baru),
upacara penyambutan tamu ag ung , up acara p erg i
ke laut atau nelayan, b ertani, b erd ag ang atau
berladang.
Qonun adalah perundang-undangan dan adat dari
Sistem badan legislatif. Qonun mengatur tata cara
kehidupan sehari-hari seperti pesta perkawinan,
busana serta kegiatan wanita lainnya.
Budaya
Kedudukan wanita Aceh setara dengan kaum
prianya. Terdapat banyak wanita yang mempunyai
kedudukan penting, bahkan karena jasanya
terhadap negara diberi gelar pahlawan, misalnya
Cut Nya’ Dien, Cut Mutiah, Laksamana Malahayati
yang menjadi nama kapal perang Republik
Indonesia. Sesudah menikah, suami ikut bertempat
tinggal di rumah isteri, yang disebut matrilokal,
sampai mereka mempunyai rumah sendiri.
• Sistem & Organisasi Kemasyarakatan
✓ Perkembangan kesenian Aceh dipengaruhi oleh unsur seni Islam yang lebih
menonjol, baik dalam syair-syairnya maupun pakaian yang dikenakan oleh
para penari. Sebagai contoh Hikayat Perang Sabil dan Hikayat Malem Diwa.
✓ Kesenian Aceh secara umum terbagi dalam seni tari, seni sastra dan cerita
rakyat. Adapun ciri-ciri tari tradisional Aceh adalah sbb:
• bernafaskan Islam, • kombinasi tari,
• ditarikan oleh banyak orang • musik dan sastra,
(massal), • pola lantai yang terbatas,
• pengulangan gerak serupa yang • disajikan dalam kegiatan khusus,
relatif banyak memakan waktu
• gerak tubuh terbatas .
penyajian yang relatif panjang,
• Aceh memiliki potensi alam yang sangat cocok
untuk pertanian, maka mata pencaharian
utama masyarakat adalah sebagai petani padi Sistem Mata Pencaharian
atau sebagai petani kedelai, yang merupakan
primadona komoditas pertanian, terutama di
daerah Aceh Utara dan Aceh Timur.