Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudra Hindia 2004.
Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian besar pesisir barat provinsi ini. Sekitar
170.000 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut. Bencana ini juga mendorong terciptanya
perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Suku bangsa
Rambu peringatan tsunami dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Aceh Aceh memiliki
13 suku bangsa asli. Yang terbesar adalah Suku Aceh yang mendiami wilayah pesisir mulai dari
Langsa di pesisir timur utara sampai dengan Trumon di pesisir barat selatan. Suku lain nya adalah
Suku Gayo, Suku Gayo Lut, Suku gayo luwes, Suku gayo Serbe Jadi yang mendiami wilayah
pegunungan di tengah Aceh. Selain itu juga dijumpai suku-suku lainnya seperti, Aneuk Jamee di Aceh
Selatan, Singkil dan Pakpak di Subulussalam, Singkil dan Alas di Aceh Tenggara, Kluet di Aceh
Selatan dan Tamiang di Aceh Tamiang, dan di Pulau Simeulue terdapat Suku Sigulai.
Hasil sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan hasil sebagai berikut: Aceh (50,32%), Jawa
(15,87%), Gayo (11,46%), Alas (3,89%), Singkil (2,55%), Simeulue (2,47%), Batak (2,26%),
Minangkabau (1,09%), lain-lain (10,09%) Namun sensus tahun 2000 ini dilakukan ketika Aceh dalam
masa konflik sehingga cakupannya hanya menjangkau kurang dari setengah populasi Aceh saat itu.
Masalah paling serius dalam pencacahan ditemui di kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara, dan tidak
ada data sama sekali yang dikumpulkan dari kabupaten Pidie. Ketiga kabupaten ini merupakan
kabupaten dengan mayoritas suku Aceh.
Berdasarkan sensus 2010 di peroleh hasil 10 suku bangsa terbesar di Aceh, yaitu:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Suku Bangsa
Suku Aceh
Suku Jawa
Suku Gayo
Suku Batak
Suku Alas
Suku Simeulue
Suku Aneuk Jamee
Suku Tamiang
Suku Singkil
Suku Minangkabau
Lain-lain
Jumlah
3.160.728
399.976
322.996
147.295
95.152
66.495
62,838
49.580
46.600
33.112
89.172
Persentase
70,65
8,94
7,22
3,29
2,13
1,49
1,40
1,11
1,04
0,74
1,99
Bahasa
Bahasa daerah yang paling banyak dipakai di Aceh adalah Aceh yang dituturkan oleh etnis Aceh di
sepanjang pesisir Aceh dan sebagian pedalaman Aceh. Bahasa lain nya adalah Bahasa Gayo di Aceh
bagian tengah, Bahasa Alas di Aceh Tenggara, Bahasa Aneuk Jamee di Aceh Selatan, Bahasa Singkil
dan Bahasa Pakpak di Aceh Singkil, Bahasa Kluet di Aceh Selatan, Bahasa Melayu Tamiang di Aceh
Tamiang, Di Simeulue bagian utara dijumpai Bahasa Sigulai dan Bahasa Lekon, sedangkan di selatan
simeulue di jumpai Bahasa Devayan, Bahasa Haloban.
Rumah Tradisional
Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan
3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramo keu
(serambi depan), seuramo teungoh (serambi tengah) dan seuramo likt (serambi belakang).
Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).
Tarian
Tari Laweut
Tari Pho
Tari Seudati
Tari Saman
Tari Bines
Tari Didong
Tari Guel
Tari Munalu
Tari Mesekat
Makanan Khas
Geograf
Provinsi Aceh menempati wilayah ujung paling barat di pulau Sumatera dan Negara Indonesia, dimana
titik terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak di Pulau Rondo, sementara itu kilometer Nol
Indonesia berada di pulau Weh. Secara geografis Aceh terletak antara 2 - 6 lintang utara dan 95
98 lintang selatan dengan ketinggian rata-rata 125 meter diatas permukaan laut. Batas batas wilayah
Aceh, sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan adalah satu-satunya
perbatasan darat dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat dengan Samudra Hindia. Luas
Provinsi Aceh 5.677.081 ha, dengan hutan sebagai lahan terluas yang mencapai 2.290.874 ha, diikuti
lahan perkebunan rakyat seluas 800.553 ha. Sedangkan lahan industri mempunyai luas terkecil yaitu
3.928 ha. Cakupan wilayah Aceh terdiri dari 119 pulau, 35 gunung dan 73 sungai utama.