Anda di halaman 1dari 6

KLIPING

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

disusun untuk memenuhi tugas PPKN Kelas IX tahun Pelajaran 2024/2025

Disusun Oleh:
Amanda Novita
Kelas IX

DINAS PENDIDIKAN KOTA SERANG


MTSS JARIYATUL ISLAMIYAH
2024
SEJARAH PROVINSI ACEH
Daerah Aceh yang terletak di bagian paling Barat gugusan kepulauan Nusantara,
menduduki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang
menghubungkan Timur dan Barat sejak berabad-abad lampau. Aceh sering disebut-sebut
sebagai tempat persinggahan para pedagang Cina, Eropa, India dan Arab, sehingga
menjadikan daerah Aceh pertama masuknya budaya dan agama di Nusantara. Pada abad ke-7
para pedagang India memperkenalkan agama Hindu dan Budha. Namun peran Aceh
menonjol sejalan dengan masuk dan berkembangnya agama islam di daerah ini, yang
diperkenalkan oleh pedagang Gujarat dari jajaran Arab menjelang abad ke-9.
Sejarah mencatat bahwa Aceh merupakan tempat awal masuknya ajaran Islam di
Indonesia. Di Aceh pada pertengahan abad ke-12 berdiri kerajaan Islam pertama di Indonesia
yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Kemudian, berdiri Kesultanan Aceh Darussalam yang
mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil dengan masa kejayaan pada abad ke-17. Pada abad
ke-18, Aceh kemudian menghadapi masa perlawanan terhadap kolonial dengan perjuangan
melawan Portugis, Inggris, Belanda, hingga Jepang. Sejumlah tokoh terkenal lahir di Aceh
sebagai simbol kegigihan rakyat Aceh melawan penjajah seperti Teuku Umar dan Cut Nyak
Dhien.

LETAK GEOGRAFIS PROVINSI ACEH


Provinsi Aceh adalah salah satu Provinsi di
Pulau Sumatera yang masuk ke dalam wilayah
administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Aceh terletak di bagian paling barat Sumatera
dengan ibu kota Banda Aceh.
Provinsi yang terletak di bagian paling barat
Pulau Sumatera ini berada pada titik koordinat 2°–6°
lintang utara dan 95° – 98° lintang selatan. Ketinggian
rata-rata wilayahnya adalah 125 mdpl. Provinsi Aceh berbatasan dengan sejumlah wilayah di
sekitarnya. Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, sebelah barat
berbatasan dengan Samudera Hindia, serta sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat
Malaka. Dikutip dari laman Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Aceh, luas
Provinsi Aceh 5.677.081 ha, dengan hutan sebagai lahan terluas yang mencapai 2.270.080 ha,
diikuti lahan perkebunan rakyat seluas 700.350 ha. Sedangkan lahan industri mempunyai luas
terkecil yaitu 2.096 ha.
ADAT DAN BUDAYA PROVINSI ACEH
A. PAKAIAN ADAT PROVINSI ACEH
1.Linto Baro
Pakaian Linto Baro yang digunakan oleh pria
terdiri dari beberapa elemen, yakni baju, celana, senjata
tradisional, penutup kepala, dan hiasan-hiasan lain.
Pakaian ini digunakan oleh para pria Aceh dalam acara
pernikahan, Meugang, Peusijuk, Tung Dara Baro
(Ngunduh Mantu), acara adat, dan peringatan hari-hari
besar.
2. Daro Baro
Daro Baro merupakan satu set pakaian adat Aceh
yang digunakan oleh perempuan Aceh. Daro Baro terdiri
dari baju kurung, celana, penutup kepala, berbagai macam perhiasan, dan bros. Sebagaimana
pakaian adat khusus untuk perempuan daerah lainnya, terdapat banyak hiasan pada Daro
Baro agar wanita yang mengenakannya terlihat semakin cantik dan mempesona.Jika Linto
Baro didominasi oleh warna hitam, maka Daro Baro memiliki warna yang beragam mulai
dari merah, ungu, kuning, dan hijau.

B. RUMAH ADAT PROVINSI ACEH

1. Rumah Krong Bade


Rumah adat pertama yang perlu Anda kenali adalah Rumah Krong Bade.
Konsep bangunannya memakai rumah panggung, yang tingginya mencapai 2 sampai
3 meter. Lalu hampir seluruh material bangunannya memakai bahan alami, yaitu
berbagai jenis kayu.
2. Rumah Santeut
Rumah adat Aceh yang kedua yaitu Rumah Santeut. Rumah ini juga biasa
disebut dengan Tampong Limong. Bentuknya cukup sederhana, terbuat dari material
bangunan pada Tampong Limong ini juga jauh lebih murah dibanding dengan Krong
Bade. Atap rumahnya memakai daun rumbia, sementara untuk lantai digunakan
belahan bambu yang ditata atau di jajar rapat.
3. Rumah Rangkang
Rumah adat Aceh yang terakhir yaitu rumah Rangkang. Rumah ini bukanlah
rumah tinggal seperti sebelumnya, melainkan tempat untuk beristirahat bagi
masyarakat atau disebut tempat singgah. Rumah ini memang dibuat untuk orang-
orang yang ingin bersinggah. Seperti mereka yang ingin beristirahat saat sedang
dalam perjalanan jauh.

C. TARIAN DAERAH PROVINSI ACEH

1. Tari Saman
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan atau
dakwah. Masyarakat setempat menyebut jika tarian ini mencerminkan pendidikan,
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
2. Tari Ratéb Meuseukat
Nama tari Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab, yaitu ratéb asal kata
ratib (artinya ibadat) dan meuseukat asal kata sakat (artinya diam). Gerak dan gaya
tarian ini diciptakan oleh Wan Rakibah, anak perempuan dari ulama besar Al Qutb
Wujud Habib Abdurrahim bin Sayid Abdul Qadir Al-Qadiri Al-Jailani yang dikenal
dengan Habib Seunagan.(Nagan Raya), sedangkan ratéb-nya (syair) diciptakan oleh
Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke-XIX.
3. Tari Guel
Tari Guel merupakan salah satu khazanah budaya Gayo di Aceh. Guel sendiri
berarti “membunyikan”. Tarian ini memiliki kisah panjang dan unik, khususnya di
daerah dataran tinggi Gayo. Para peneliti dan koreografer tari mengatakan jika tarian
ini merupakan gabungan dari seni sastra, musik, dan tari.
4. Tari Didong
Tari Didong merupakan sebuah kesenian rakyat Gayo yang memadukan unsur
tari, musik, dan sastra. Didong muncul sejak zaman Reje Linge XIII. Kesenian ini
berkembang di Takengon dan Bener Meriah. Didong sering dipentaskan pada hari-
hari besar Islam. Salah seorang seniman yang peduli terhadap kesenian ini adalah
Abdul Kadir To’et.
5. Tari Seudati
Tari Seudati merupakan salah satu tarian tradisional yang biasanya ditarikan
oleh sekelompok penari laki-laki dengan gerakan yang khas dan enerjik. Tarian
tersebut diiringi oleh lantunan syair dan suara hentakan para penari. Tarian ini
merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Aceh dan sering
ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, acara pertunjukan, dan acara budaya.

D. MAKANAN DAERAH PROVINSI ACEH


Makanan daerah yang terdapat di Aceh adalah:
1. Ungkot Kemamah
2. Sate Matang
3. Kuah beulangong
4. Sie Reuboh
5. Dendeng Aceh
6. Mie Aceh
7. Kuah Sie Itek

E. SUKU DAERAH PROVINSI ACEH


Suku-suku daerah yang terdapat di Aceh adalah:
1. Suku Aceh 5. Suku Kluet
2. Suku Tamiang 6. Suku Julu
3. Suku Gayo 7. Suku Pakpak
4. Suku Alas 8. Suku Aneuk Jamee
F. BAHASA DAERAH PROVINSI ACEH
Bahasa-bahasa daerah yang terdapat di Aceh adalah:
1. Bahasa Aceh
2. Bahasa Tamiang
3. Bahasa Gayo
4. Bahasa Alas
5. Bahasa Kluet

G. UPACARA ADAT DAERAH PROVINSI ACEH


Upacara adat daerah yang terdapat di Aceh adalah:
1. Tradisi Meugang
2. Kenduri Beureuat
3. Ritual Sawah Suku Kluet
4. Tradisi Reuhab
5. Upacara Uroe Tulak Bala

Anda mungkin juga menyukai