PENDAHULUAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Pulau Sumatera merupakan pulau ketiga terbesar di Indonesia setelah Kalimantan dan Papua.
Sumatera terletak pada 5° 39’ LU - 5° 54’ LS dan 95° BT - 106° BT dan terdapat
pegunungan Bukit Barisan yang membujur dari utara sampai selatan (Anwar, Damanik,
Hisyam dan Whitten, 1984). Berdasarkan letak geografisnya, pulau Sumatera terdiri atas dua
bagian yaitu wilayah pegunungan dan wilayah dataran rendah. Dataran tinggi terdiri dari
lembah-lembah pegunungan yang merupakan bagian dari gugusan Bukit Barisan yang
membelah pulau Sumatera. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di pulau Sumatera
yang wilayahnya dilalui oleh pegunungan Bukit Barisan, memiliki potensi alam yang
beragam dan beberapa kawasannya termasuk ke dalam kawasan konservasi (Inger and Voris,
2001).
BAB 2
PEMBAHASAN
A. ACEH
c. Sastra
Beberapa karya sastra yang berasal dari Aceh adalah sebagai berikut:
Bustanussalatin
Hikayat Prang Sabi
Hikayat Malem Diwa
Legenda Amat Rhah manyang
Legenda Putroe Neng
Legenda Magasang dan Magaseueng
d. Senjata Tradisional
Rencong adalah senjata tradisional Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila
dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam
kategori dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang). Selain rencong, bangsa Aceh juga
memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti siwah, geuliwang dan peudeueng.
e. Rumah Tradisional
Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah
panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah
Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah)
dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh
dapu (rumah dapur).
f. Tarian
Provinsi Aceh memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian
yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat
nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb
Meuseukat dan Tari Saman.
Tari Seudati
g. Makanan Khas
Aceh mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain timphan, gulai
itik, kari kambing yang lezat, Gulai Pliek U dan meuseukat yang langka. Di samping itu
emping melinjo asal kabupaten Pidie yang terkenal gurih, dodol Sabang yang dibuat dengan
aneka rasa, ketan durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada.
2. SUMATERA BARAT
a. Suku Bangsa
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau. Di daerah
Pasaman selain suku Minang berdiam pula suku Batak Mandailing. Suku Mentawai terdapat
di Kepulauan Mentawai. Di beberapa kota di Sumatera Barat terutama kota Padang terdapat
etnis Tionghoa, Keling (India) dan Suku Nias dan di beberapa daerah Transmigrasi
(Sitiung, Lunang, Pasaman dan lainnya) terdapat pula Suku Jawa.
b. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah yaitu Bahasa
Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman,
dialek Pesisir Selatan dan dialekPayakumbuh. Di daerah Pasaman yang berbatasan dengan
Sumatera Utara, dituturkan juga Bahasa Batakdialek Mandailing, yang biasanya digunakan
suku Batak Mandailing. Sementara itu di daerah Mentawaiyang berupa kepulauan dan
terletak beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatera Barat, bahasa yang digunakan
adalah Bahasa Mentawai.
c. Musik
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur
dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di
masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun
sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa
terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi,talempong, rabab, dan gandang
tabuik.
Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada
umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang
memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman
yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau. Industri musik di Sumatera Barat
semakin berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan
musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan musik Minang
modern di Sumatera Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an ditandai dengan lahirnya Orkes
Gumarang.
d. Tarian
Tari tradisi bersifat klasik yang berasal dari Sumatera Barat yang ditarikan oleh kaum
pria dan wanita umumnya memiliki gerakan aktif dinamis namun tetap berada dalam alur dan
tatanan yang khas. Kekhasan ini terletak pada prinsip tari Minangkabau yang belajar kepada
alam, oleh karena itu dinamisme gerakan tari-tari tradisi Minang selalu merupakan
perlambang dari unsur alam. Pengaruh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan
kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari
tradisi Minangkabau.
Macam-macam tari tradisional dari Sumatera Barat meliputi:
1. Tari Piring
2. Tari Payung
3. Tari Randai
4. Tari Pasambahan
5. Tari Indang
Seni tari tradisional Pencak Silat dari Minangkabau merupakan penggabungan dari
gerakan tari dan seni beladiri khas Minang. Pencak Silat di Minangkabau memiliki beberapa
aliran, diantara nya aliran Harimau Kumango.Tarian ini biasanya sudah diajarkan kepada
kaum pria di Minangkabau semenjak kecil hingga menginjak usia akil baligh (periode usia 6
hingga 12 tahun) untuk dijadikan bekal merantau. Saat ini seni tari pencak silat sudah
mendunia dengan terbentuknya federasi pencak silat sedunia IPSF(International Pencak Silat
Federation).
e. Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Barat disebut Rumah Gadang. Rumah adat asli setiap tiangnya
tidaklah tegak lurus atau horizontal tapi mempunyai kemiringan. Ini disebabkan oleh orang
dahulu yang datang dari laut hanya tahu bagai mana membuat kapal. Rancangan kapal inilah
yang ditiru dalam membuat rumah. Rumah adat jugat tidak memakai paku tapi memakai
pasak kayu. Ini disebabkan daerah Sumatera Barat rawan terhadap gempa, baik vulkanik
maupun tektonik. Jika dipasak dengan kayu setiap ada gempa akan semakin kuat
mengikatnya.
f. Senjata Tradisional
Senjata tradisional Sumatera Barat adalah Keris. Keris biasanya dipakai oleh kaum
laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, saat sekarang hanya dipakai bagi mempelai pria.
Berbagai jenis tombak, pedang panjang, sumpit juga dipakai oleh raja-raja Minangkabau
dalam menjaga diri mereka.
g. Makanan
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang danrestoran
padang. Masakan Padang yang terkenal dengan citarasa yang pedas dapat ditemukan hampir
di seluruh penjuru Nusantara, dan dapat ditemukan juga di luar negeri. Beberapa contoh
makanan dari Sumatera Barat yang sangat populer adalahRendang, Sate Padang, Dendeng
Balado,Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun. Selain itu, Sumatera Barat juga
memiliki ratusan resep, seperti Galamai, Kipang Kacang, Bareh Randang, Dakak-dakak,
Rakik Maco, pinyaram, kipang kacang, Karupuak Balado dan Karupuak Sanjai.
Makanan ciri khas masing-masing kota dan kabupaten di Sumatera Barat untuk
dijadikan buah tangan (oleh-oleh) adalah: Kota Padang terkenal
denganbengkuang dan karupuak balado, Kota Padang Panjang terkenal dengan pergedel
jaung dan satenya, Kota Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Kota Payakumbuhdengan
galamai dan bareh rendang, Kabupaten Agam terkenal dengan palai rinuak dan pensi, serta
karupuak kamang yakni kerupuk yang terbuat dari ubi kayu/singkong,Kabupaten Pesisir
Selatan dengan rakik maco, Kabupaten Tanah Datar dengan lamang Limo Kaum dan dakak-
dakak simabua-nya.
h. Literatur
Literatur sejarah mengenai Sumatera Barat dan kebudayaan Minangkabausecara
umum dapat dijumpai antara lain di Pusat Dokumentasi Informasi Kebudayaan Minangkabau
(PDIKM), yang terletak di tengah-tengah objek wisata Perkampungan
Minangkabau (Minangkabau Village), kota Padang Panjang, Sumatera Barat.
Di PDIKM banyak tersimpan informasi sejarah masyarakat Minangkabau khususnya
semenjak abad 18 (periode penjajahan Belanda) hingga era 1980'an berupa dokumentasi foto
mikrograf surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-
surat kepemerintahan dan alur sejarah masyarakat Minangkabau secara terperinci. Literatur
mengenai Sumatera Barat dan Minangkabau juga akan banyak didapatkan di
Perpustakaan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) dan di
Perpustakaan Universitas Leiden, dua-duanya diLeiden, Belanda.
3. BANGKA BELITUNG
4. BENGKULU
5. KEPULAUAN RIAU
1. Bahasa
Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu, dan menggunakan Bahasa
Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa
Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai
bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, dan Lahat. Pendatang dari luar
Sumatera Selatan terkadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari
dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga
Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa
pengantar sehari-hari.
2. Penduduk
Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga
keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis, dan Banjar. Warga keturunan
yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang
memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung
Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa dan Kampung Al Munawwar yang
merupakan wilayah Komunitas Arab. Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Selain
itu terdapat pula penganut Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
3. Seni dan Budaya
Festival perahu hias dan lomba bidar di Sungai Musi
Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah
menjadikan kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan
besar, penduduk kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai
sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata
seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar
kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan
masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)
Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada
tamu-tamu, dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan
Lagu Daerah seperti Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut, dan Ribang Kemambang
Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain
"Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang,
Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival
memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan, dan Tahun Baru Masehi.
4. Makanan Khas
Berkas:Pempek-campur.jpg
Pempek merupakan makanan khas Palembang yang telah terkenal seantero nusantara
Berkas:Pindang-patin.jpg
Pindang ikan patin khas Palembang, rasanya pedas, asam, dan gurih
Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan
seperti pempekatau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental
pada masyarakat Palembang.
Pempek
Tekwan
Model
Laksan
Celimpungan
Mie Celor
Burgo
Pindang Patin
Pindang Tulang
Malbi
Tempoyak
Otak - otak
Kemplang
Kerupuk
Kue Maksubah
Kue Delapan Jam
Kue Srikayo
7. RIAU
Tarian
Tarian Gamelan
Serampang Dua Belas
Joged Lambak
Zapin
Zapin Laksmana Raja di Laut
Zapin Laksmana Hang Tuah
8. JAMBI
9. LAMPUNG
1. Bahasa
Masyarakat Lampung yang plural menggunakan berbagai bahasa, antara lain bahasa
Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Minang, dan bahasa setempat
yang disebut bahasaLampung
Teater
Perkembangan teater di Lampung banyak dilatarbelakangi dari keinginan para pelajar
dan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok seni untuk mendalami seni peran dan
pertunjukkan. Beberapa kelompok teater kampus dan pelajar yang masih tercatat aktif sampai
saat ini adalah teater Kurusetra (UKMBS Unila), KSS (FKIP Unila), Green Teater (Umitra),
Teater Biru (Darmajaya), Teater Kapuk (STAIN Metro), Teater Sudirman 41 (SMUN 1 Bdl),
Teater Gemma (SMUN 2 Bdl), Teater Palapa (SMUN 3 Bdl), Teater Madani(SMUN 5 Bdl),
Teater Handayani (SMUN 7 Bdl),Kolastra (SMUN 9 Bdl), Teater sebelas (SMUN 11 Bdl),
Teater Pelopor (SMU Perintis 1 Bdl), Insyaallah Teater (SMU Perintis 2 Bdl), Teater Cupido
(SMUN 1 Sumberjaya).
Sedangkan beberapa teater yang digerakkan seniman-seniman Lampung yaitu Teater
Satu, Komunitas Berkat Yakin (Kober), Teater Kuman, Teater Sendiri. Penggerak teater di
Lampung yang masih eksis mengembangkan seni pertunjukkan teater melalui karya-karyanya
antara lain Iswadi Pratama, Ari Pahala Hutabarat, Robi akbar, M. Yunus, Edi Samudra
Kertagama, Ahmad Jusmar, Imas Sobariah, Ahmad Zilalin, Darmawan. Lampung tidak
hanya dikenal banyak melahirkan sastrawan-sastrawan baru namun aktor-aktor potensial pun
juga tidak sedikit yang muncul seperti, Rendie Dadang Yusliadi, Robi Akbar, Eyie, Iin
Mutmainah, M Yunus, Dedi Nio, Liza Mutiara Afriani, Iskandar GB, Ruth Marini.
Dalam tiap tahunnya even-even teater seperti pertunjukkan, lomba, workshop dan
diskusi kerap digelar di Provinsi ini serta tempat tempat yang sering digunakan adalah
Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Auditorium RRI, GSG UNILA, Academic
Centre STAIN Metro, Gedung PKM Unila, Aula FKIP Unila, Pasar Seni Enggal. Adapun
even tahunan teater yang terbesar di Lampung adalah Liga Teater SLTA se-Provinsi
Lampung sebagai ajang apresiasi para aktor Pelajar LAmpung yang kualitasnya tidak kalah
dengan pelajar di luar Lampung.
Musik
Sebagaimana sebuah daerah, Lampung memiliki beraneka ragam jenis musik, mulai
dari jenis tradisional hingga modern (musik modern yang mengadopsi kebudayaan musik
global.red). Adapun jenis musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah: Klasik
Lampung, jenis musik ini biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik.
Mungkin jenis musik ini merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri.
Beberapa kegiatan festival diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya musik
tradisional tanpa harus khawatir akan kehilangan jati diri. Festival Krakatau contohnya,
adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda Lampung yang bertujuan untuk
mengenalkan Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata.
Tari
Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu
jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah. Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh
masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu
atau undangan yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan.
Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara
adat pernikahan masyarakan Lampung.
Pola pemukiman
Rumah adat Sumatera Utara dinamakan Parsakitan dan Jabu Bolon. Jabu Parsakitan adalah rumah
adat di daerah Batak Toba, tempat penyimpanan barang-barang pusaka dan tempat penyimpanan
barang-barang pusaka dan tempat pertemuan untuk mem
bicarakan hal-hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan adat. Jabu Bolon adalah rumah
pertemuan suatu keluarga besar. Berbentuk panggung dan ruang atas untuk tempat tinggal bersama-
sama, Tempat tidur lebih tinggi dari dapur.
2. Pakaian Adat
Di daerah Tapanuli Utara tenunan tradisionalnya disebut ulos. Kain ulos
itu terdiri dari beberapa macam yang harga dan fungsinya berbeda-beda. Misalnya: Ulos Godang,
Sibolang, Mangiring, Sitoluntuho, Ragi Hidup, Sadum, dan Ragi Hotang.
Pada upacara adat kaum pria mengenakan tutup kepala yang disebut sabe-sabe dari ulos mangiring.
Di bahunya disampirkan Ulos Ragi Hotang dan mengenakan kain sarung. Kaum wanitanya
menegenakan Ulos Sadum yang disampirkan di kedua bahunya dililit dengan Ulos Ragi Hotang dan
mengenakan sarung suji.
5.Suku
Suku dan marga yang terdapat di daerah Sumatera Utara : Melayu, Batak (Mandailing, Toba,
Simalungun,Karo),Nias,danlain-lain.
6.BahasaDaerah
Batak,Karo,Melayu,Nias,Mandailing,danlain-lain.
SUMATERA BARAT
1. Rumah Adat
Rumah Gadang
Rumah adata Sumatera Barat dinamakan Rumah Gadang. Rumah Gadang di Sumatera Barat adalah
untuk tempat tinggal. Rumah tersebut dapat dikenali dari tonjolan atapnya yang mencuat ke atas
yang bermakna menjurus kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tonjolan itu dinamakan gojoang yang
banyaknya sekitar 4-7 buah. Rumah Gadang mempunyai 2-3 lumbung padi antara lain Si Bayo-
bayo yang artinya persedian padi bagi keluarga dari rantau. Si Tinjau Lauik, padinya untuk diberikan
kepada yang tidak mampu dan Si Tangguang Litak, padinya khusus bagi yang punya rumah.
2. Pakaian Adat
Kaum pria dari Sumatera Barat memakai tutup kepala yang disebut saluak. Memakai baju model teluk
belanga yang berlengan agak pendek dan melebar ke ujung. Selembar kain menyelempang di bahu
dan sebilah keris terselip di depan perut. Ia juga memakai celana panjang dengan kain songket
melingkar di tengah badan. Sedangkan wanitanya memakai tutup kepala bergonjang yang disebut
tangkuluak tanduak, baju kurung dengan kain songket menyelempang di bahu dan berkain songket.
Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting, kalung bersusun dan gelang pada kedua belah
tangan, pakaian ini berdasarkan adat Minangkabau.
3. Tari-tarian Daerah Sumatera Barat
Tari Piriang
a. Tari Piriang, sebuah tarian tradisional yang melambangkan suasana kegotongroyongan rakyat
dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria
bersama-sama.
b. Tari Payung, ditarikan oleh pasangan muda-mudi dengan payung tangan, sang pria selalu
melindungi kepala sang wanita, sebuah perlambang perlindungan lelaki terhadap wanita.
c. Tari Kiek Gadih Minang, merupakan tari kreasi yang mendasarkan garapannya pada unsur-unsur
gerak tari tradisi Minang. Tari kelompok ini menggambarkan kesibukkan gadis-gadis Minang di waktu
subuh selagi bersiap-siap menuju mesjid.
4. Senjata Tradisional
Senjata tradisional yang amat terkenal di Sumatera Barat adalah Karih yang merupakan senjata
tikam. Senjata tikam lainnya adalah belati, disamping tombak, ruduih yang disebut juga golok atau
ladiang. Tombaknya yang berujung tiga disebut piarit.
5. Suku
Suku dan marga yang terdapat didaerah Sumatera Barat adalah Mentawai, Minangkabau (Jambak,
Guci, Piliang, Caniago, Tanjung, Pisang, Sikumbang, Panyalai, dan Koto).
6. Bahasa Daerah : Minangkabau, Melayu, dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Kampuang nan Jauah di Mato, Ayam Den Lapeh, Dayuang Palinggam dll.
SUMATERA SELATAN
1. Rumah Adat
Rumah Limas
Rumah adat Sumatera Selatan bernama Rumah Limas, Ia merupakan rumah panggung, untuk
tempat tinggal para bangasawan. Rumah Limas berjenjang lima dengan bermakna Lima Emas, yaitu
keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur dan sejahtera.
Pintu Gerbang Emas harus ada pada setiap RUmah Limas.
Pakaian Adat
Pria Sumatera Selatan mamakai pakaian adat berupa mahkota , kalung bersusun dengan baju yang
khas. Ia juga memakai celana panjang dan kain songket pada bagian tengah badan.
Wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya, yaitu bermahkota, kalung susun, pending
dan gelang pada kedua belah tangan. Ia jua memakai kain songket yang melingkar pada bagian
tengah badan serta berkain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.
3. Tari-tarian Daerah Sumatera Selatan
Tari Tanggai
a. Tari Tanggai, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara kebasaran
adat.
b. Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat popular di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melambangkan kemakmuran daerah Sumatera Selatan.
c. Tari Menyadap Karet, tari menggambarkan canda-ria muda-mudi Sumatera Selatan selagi
menyadap karet, yang tak jarang menuntunmereka ke jenjang perkawinan. Tari yang diperkaya
dengan unsur gerak tradisi ini berkenan sebagai tari pergaulan yang menimbulkan suasana gembira.
5. Suku
Suku dan marga yang terdapat di Sumatera Selatan adalah: Komering, Palembang, Pasemah,
Semenda, Ranau Kisan, Ogan, Lematang, Rajang, Rawas, Kubu, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Kubu, Palembang, Rejang Lebong, dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Kabile-bile, Tari Tanggai, Dek Sangke.