Anda di halaman 1dari 15

Kamis, 24 Februari 2022

Nama : Andhara Meva Dinar


Shalsabilla No absen 04
Kelas : XI MIPA 5

PETA PERSEBARAN SUKU BANGSA DI INDONESIA

Sumber : Peta Persebaran Suku Bangsa Museum Nasional Indonesia

TUGAS ANALISIS PETA


1. Analisislah peta tersebut dengan membuat profil mengenai tiap daerah atau
provinsi yang dilengkapi dengan data kondisi geografis, jumlah suku bangsa dan
penjelasannya, kesenian daerah, senjata khas, bentuk rumah, adat istiadat, cerita
rakyat. Berikut pembagian provinsi berdasarkan no absen :
a. No absen 1 – 16 : Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku
b. No absen 17 – 33 : Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Papua

JAWAB
PULAU SUMATERA
Di Pulau Sumatera terdiri dari 10 Provinsi yaitu terdiri dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan
Kepulauan Bangka Belitung.
A. Data Kondisi Geografis
 Letak astronomis Pulau Sumatera : Secara astronomis Pulau Sumatera berada
di posisi 6°LU - 6°LS dan di antara 95°BT - 109°BT.
 Luas Pulau Sumatera : 473.481 km²
 Batas darat Pulau Sumatera :
Utara : Malaysia dan Singapura
Selatan : Kepulauan Mentawai
Timur : Pulau Kalimantan
Barat : Samudera Hindia
 Batas laut Pulau Sumatera :
Utara : Teluk Benggala
Selatan : Selat Sunda
Timur : Selat Malaka
Barat : Samudera Hindia
 Gunung di Pulau Sumatera :
1. Gunung Kerinci, Jambi (3.805 m), merupakan gunung berapi tertinggi di
Pulau Sumatera dan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia.
2. Gunung Krakatau, Lampung (813 m), merupakan gunung berapi aktif
yang terletak di Perairan Selat Sunda.
3. Gunung Leuser, Aceh (3.404 m)
4. Gunung Sinabung, Sumatera Utara (2.475 m)
5. Gunung Talamau, Sumatera Barat (2.913 m)
6. Gunung Djadi, Riau (1.100 m)
7. Gunung Ranai, Kepualuan Riau (1.035 m)
8. Gunung Dempo, Sumatera Selatan (3.159 m)
9. Gunung Seblat, Bengkulu (2.383 m)
 Bukit di Pulau Sumatera :
1. Bukit Barisan, Sumatera Selatan
2. Bukit Kayangan, Jambi
3. Bukit Pabes, Bengkulu
4. Bukit Holbung Samosir, Sumatera Utara
5. Bukit Batubara Linggapura, Lampung
 Sungai di Pulau Sumatera :
1. Sungai Alas (Kutacane), Aceh
2. Sungai Krueng Aceh, Aceh
3. Sungai Asahan, Sumatera Utara
4. Sungai Barumun, Sumatera Utara
5. Sungai Batang Gadis, Sumatera Utara
6. Sungai Batang Hari, Jambi dan Sumatera Barat
7. Sungai Jamboaye, Aceh
8. Sungai Kampar, Riau
9. Sungai Indragiri, Riau
10. Sungai Lematang, Sumatera Selatan
11. Sungai Musi, Bengkulu dan Sumatera Selatan
12. Sungai Batang Rokan, Riau
13. Sungai Siak, Riau
14. Sungai Tarusan, Sumatera Barat
15. Sungai Way Tulangbawang, Lampung
16. Sungai Wampu, Sumatera Utara
 Pantai di Pulau Sumatera :
1. Pantai Iboih, Aceh
2. Pantai Sorake, Sumatera Utara
3. Pantai Carocok, Sumatera Barat
4. Pantai Pulau Jemur, Riau
5. Pantai Trikora, Riau
6. Pantai Pasir Putih, Lampung
7. Pantai Tanjung Tinggi, Kepulauan Bangka Belitung
8. Pantai Parai Tenggiri, Kepulauan Bangka Belitung
9. Pantai Nongsa, Kepulauan Riau
10. Pantai Pasir Panjang, Bengkulu

B. Jumlah Suku Bangsa dan Penjelasannya


Di Pulau Sumatera terdapat 13 suku bangsa, yaitu :
1. Suku Melayu
Suku Melayu menjadi suku terbesar yang mendiami Pulau Sumatera. Hampir
seluruh wilayah di pulau ini ditinggali oleh Suku Melayu. Diperkirakan
jumlahnya mencapai 8.789.585 jiwa di seluruh Indonesia.
2. Suku Minangkabau
Suku Minangkabau atau lebih dikenal dengan Suku Minang, merupakan suku dari
Pulau Sumatera yang sebagian besar mendiami provinsi Sumatera Barat. Di
wilayah lain tersebar di daerah Bengkulu bagian utara, Riau, Aceh bagian barat
daya, Jambi.
3. Suku Rejang Bengkulu
Suku Rejang merupakan suku terbesar yang mendiami Provinsi Bengkulu. Selain
di Bengkulu, Suku Rejang juga mendiami Provinsi Sumatera Selatan.
4. Suku Ogan
Suku Ogan banyak berdomisili di provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di
Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Lulu, dan Ogan Komering Ulu Timur. Bahasa yang
digunakan oleh Suku Ogan adalah bahasa Ogan, yang mirip dengan bahasa
Melayu Deli dan Melayu Malaysia. Oleh karena itulah, bahasa Ogan dimasukkan
ke dalam kelompok rumpun bahasa Melayu.
5. Suku Palembang
Seperti nama ibu kota Sumatera Selatan, Suku Palembang mendiami Kota
Palembang dengan mayoritas berdomisili di Tepian Sungai Musi. Tidak hanya itu,
di wilayah lain juga terdapat Suku Palembang yang merupakan keturunan dari
suku asli. Diantaranya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Bengkulu, dan Jambi.
6. Suku Lampung
Seperti namanya, Suku Lampung mendiami Provinsi Lampung. Selain itu, suku
ini juga mendiami Bengkulu, Sumatera Selatan, bahkan hingga Banten. Suku
ini juga dikenal sebagai Suku Ulun Lampung atau Suku Orang Lampung.
7. Suku Aceh
Suku Aceh mendiami wilayah Pulau Sumatera bagian utara. Mereka merupakan
penduduk asli di Nangroe Aceh Darussalam, dimana nenek moyang Suku Aceh
berasal dari Arab, Melayu, dan India. Jumlah Suku Aceh di Provinsi Aceh
mencapai 3.404.000 jiwa. Dimana, suku ini memiliki tarian khas yaitu tari Saman
dan Seudati. Rumah adat Suku Aceh bernama Krong Bade, dan pakaian adatnya
bernama Meukasah dengan celana Cekak Musang untuk laki – laki. Sementara
untuk wanita bernama Baju Kurung Lengan Panjang dan celana Cekak Musang.
8. Suku Batak
Suku Batak merupakan suku asli di Tapanuli dan Sumatera Utara. Jenis dari Suku
Batak pun ada berbagai macam, diantaranya Batak Toba, Batak Simalungun,
Batang PakPak, Batang Mandailing, Batak Angkola, Batak Karo, dll. Mayoritas
suku ini memeluk agama Kristen.
9. Suku Nias
Suku Nias banyak berdomisili di Sumatera Utara, dengan penduduk asli yang
dikenal dengan nama Ono. Pulau yang dihuni oleh Suku Nias disebut oleh mereka
sebagai Tano Niha. Suku Nias memiliki rumah adat bernama Omo Hada.
Sementara pakaian tradisionalnya disebut dengan Baru Oholu untuk laki – laki,
dan Oroba Si’oli untuk wanita. Dengan tradisi budaya yang khas adalah tradisi
melompati batu. Sebagai simbol budaya dan ritual Ono.
10. Suku Bangka dan Suku Belitung
Suku Bangka mendiami wilayah Pulau Bangka, dan biasanya dikenal juga
dengan Suku Melayu Bangka. Sub Suku Bangka adalah Suku Sekak Bangka,
dimana suku ini mendiami pesisir sepanjang Pulau Bangka.
11. Suku Mentawai
Suku Mentawai mendiami Kepulauan Mentawai, yang tergolong dalam Proto
Melayu. Suku Mentawai masih kental akan budaya tradisionalnya, dan
kehidupannya yang masih tradisional. Suku ini belum mengenal bercocok tanam,
sehingga kegiatan mereka adalah meramu. Tradisi yang begitu khas dimiliki suku
ini adalah tato di sekujur tubuh. Yang mana, tato di tubuh melambangkan peran
dan status sosial pemiliknya.
12. Suku Talang Mamak
Suku Talang Mamak juga disebut sebagai Orang Talang Mamak. Yang mana
suku ini hidup secara tradisional di sehiliran Sungai Indragiri, Riau. Uniknya,
kelompok masyarakat ini terdapat sub kelompok yang disebut suku, kemudian
dibagi dalam tobo, dan hidup sebagai suku terkecil. Suku ini termasuk ke dalam
Proto Melayu, yang mana merupakan suku pertama datang di Indragiri Hulu.
Dalam kesehariannya, Orang Talang Mamak menggunakan bahasa Talang
Mamak.
13. Suku Kerinci
Suku Kerinci merupakan suku asli yang berdomisili di Kabupaten Kerinci.
Kerinci sendiri berasal dari bahasa Tamil, yang berasal dari nama bunga kurinji.
Berdasarkan bahasa dan budaya yang digunakan SUku Kerinci, suku ini termasuk
dalam Melayu Proto. Bahasa yang digunakan sehari – hari adalah bahasa Kerinci
dengan dialek yang beraneka macam.

C. Kesenian Daerah di Pulau Sumatera


 Tari Saman (Aceh). Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar
Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia.
 Tari Seudati (Aceh)
 Tari Sekapur Sirih (Jambi)
 Tari Piring (Sumatera Barat)
 Tari Cangget (Lampung)
 Tari Tor- Tor (Sumatera Utara)
 Tari Tandak (Riau)
 Tari Campak (Bangka Belitung)
 Tari Tanggai (Sumatera Selatan)
 Tari Indang (Sumatera Barat)
 Tari Inai (Jambi)
 Tari Tebus Kipas (Riau)
 Tari Pasambahan (Sumatera Barat)
 Tari Lilin (Sumatera Barat)
 Tari Tabot (Bengkulu)
 Tari Dayung Sampan (Kepulauan Riau)
D. Senjata Khas di Pulau Sumatera
 Rencong (Aceh)
 Kudhok (Sumatera Selatan)
 Piso Gaja Dompak (Sumatera Utara)
 Kerambit (Sumatera Barat)
 Tumbuk Lada (Jambi)
 Taji Ayam (Lampung)
 Pedang Jenawi (Kepualuan Riau)
 Terakol (Riau)
 Keris Terapang (Bengkulu)
 Parang Badau (Bangka Belitung)

E. Bentuk Rumah Adat di Pulau Sumatera


 Rumah Krong Bade (Aceh)
- Rumah adat Krong Bade berbentuk memanjang dari timur ke barat
dengan ukuran persegi panjang.
- Rumah ini berbentuk panggung yang dibangun dengan lantai tiga meter di
atas permukaan tanah.
- Keseluruhan bangunan terbuat dari kayu kecuali atap yang terbuat dari bahan
daun rubia atau daun enau yang dianyam.
 Rumah Bolon (Sumatera Utara)
- Rumah ini terbuat dari papan dan atap dengan bahan ijuk daun rumbia.
- Rumah Bolon berbentuk panggung yang dibangun dengan jarak 1,75 meter di
atas permukaan tanah.
 Rumah Gadang (Sumatera Barat)
- Menurut bentuknya, rumah adat ini disebut rumah gonjong atau rumah
bagonjong (rumah bergonjong), karena bentuk atapnya yang
bergonjong runcing menjulang.
 Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar (Riau)
- Rumah adat khas Riau ini berbentuk balai yang digunakan untuk apat atau
perkumpulan warga.
- Berbentuk panggung dan persegi panjang. Di puncak atasnya, selalu
ada hiasan kayu yang mencuat ke atas dalam bentuk bersilang yang
disebut Tunjuk Langit.
 Rumah Adat Melayu Atap Limas Potong (Kepulauan Riau)
- Rumah adat ini berbentuk panggung.
- Penamaan rumah adat ini diambil dari bentuk atapnya yang
menyerupai bangunan limas yang terpotong.
 Rumah Bubugan Lima (Bengkulu)
- rumah ini berbentuk seperti rumah panggung yang disangga oleh
beberapa tiang penopang.
 Rumah Limas (Sumatera Selatan)
- Rumah adat satu ini memiliki bentuk yang sesuai dengan namanya, yaitu
menyerupai limas.
 Rumah Nuwo Sesat (Lampung)
- Bentuknya panggung dan di sisi-sisinya terdapat ornamen yang khas.
 Rumah Rakit (Bangka Belitung)
- Rumah rakit mempunyai bentuk persegi panjang, rumah ini dibangun di atas
susunan balok kayu atau bambu, sedangkan lantai rumah dibuat
menggunakan bahan papan.
 Rumah Panggung (Jambi)
- Bentuk dari rumah Panggung ini adalah persegi panjang dengan tangga
di depan rumah
- Bagian atap dari Rumah Panggung ini sebagai “Gajah Mabuk”
karena bentuknya yang menyerupai perahu dengan ujung
melengkung.

F. Adat Istiadat di Pulau Sumatera


1) Tradisi Mangongkal Holi (Sumatera Utara). Mangongkal holi adalah menggali
tulang – dalam hal ini menggali kuburan manusia untuk memindahkan tulang
orang yang sudah lama meninggal dunia ke kuburan baru.
2) Tradisi Upacara Belian (Riau). Upacara Belian ini adalah upacara untuk tolak
bala, yang pada umumnya ditujukan untuk 4 hal, yaitu mengobati orang sakit,
membantu orang hamil yang ditengarai sulit melahirkan, mengobati kemantan dan
menolak wabah penyakit.
3) Tabuik (Sumatera Barat). Upacara ini digelar di hari Asyura yang jatuh pada
tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam untuk memperingati kematian
cucu Nabi Muhammad, Husein.
4) Meugang (Aceh). Upacara adat ini melakukan prosesi menyembelih hewan
kurban, yaitu sapi atau kambing.
5) Tradisi Tepuk Tepung Tawar (Kepulauan Riau). Tepuk tepung tawar
merupakan upacara adat dan juga bentuk persembahan syukur atas tekabulnya
suatu keinginan atau usaha.
6) Tradisi Bekarang Iwak (Sumatera Selatan). Tradisi unik menangkap
ikan secara bersama sama oleh warga di sungai Licak.
7) Tradisi Nganggung Dulang (Bangka Belitung). Tradisi makan bersama.
8) Tradisi Bayar Sat (Bengkulu). Bayar sat dilakukan sebagai ungkapan
terima kasih jika niat (sat) seseorang terpenuhi. Dengan mengundang kerabat
dan tetangga untuk dijamu oleh tuan rumah.
9) Tradisi Maanta (Jambi). Tradisi Maanta Nasi ini merupakan salah satu
acara dalam upacara perkawinan.
10) Upacara Gawi (Lampung). Upacara Gawi merupakan sebuah ritual
sebagai bentuk rasa syukur atas sebuah kejadian, seperti pernikahan,
kelahiran anak.

G. Cerita Rakyat di Pulau Sumatera


 Legenda Putri Hijau (Aceh)
 Malin Kundang (Sumatera Barat)
 Legenda Danau Toba (Sumatera Utara)
 Antu Banyu (Sumatera Selatan)
 Putri Kusumba (Jambi)
 Legenda Putri Tujuh (Riau)
 Asal Usul Batu Ampar (Kepulauan Riau)
 Putri Pinang Gading (Bangka Belitung)
 Legenda Ratu Melinting (Lampung)
 Legenda Ular Kepala Tujuh (Bengkulu)

PULAU JAWA
Di Pulau Jawa terdiri dari 6 provinsi, yaitu provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Jawa
Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah.
A. Data Kondisi Geografis
 Letak astronomis Pulau Jawa : Letak astronomis Pulau Jawa terletak di antara
113°48′10″ - 113°48′26″ BT dan 7°50′10″ - 7°56′41″ LS.
 Luas Pulau Jawa : 128,297 km²
 Batas darat Pulau Jawa :
Utara : Pulau Kalimantan
Selatan : Australia
Timur : Pulau Bali
Barat : Pulau Sumatera
 Batas laut Pulau Jawa :
Utara : Laut Jawa
Selatan : Samudera Hindia
Timur : Selat Bali
Barat : Selat Sunda
 Gunung di Pulau Jawa :
1) Gunung Semeru, Jawa Timur (3.676 m), merupakan gunung tertinggi di
Pulau Jawa
2) Gunung Slamet, Jawa Tengah (3.428 m)
3) Gunung Sumbing, Jawa Tengah (3.372 m)
4) Gunung Merapi, Yogyakarta (2.930 m)
5) Gunung Arjuno, Jawa Timur (3.339 m)
6) Gunung Lawu, Jawa Timur (3.265 m)
7) Gunung Merbabu, Jawa Tengah (3.145 m)
8) Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat (3.019 m)
9) Gunung Ciremai, Jawa Barat (3.078 m)
10) Gunung Karang, Banten (1.778 m)
11) Gunung Papandayan, Jawa Barat (2.665 m)
 Bukit di Pulau Jawa :
1) Bukit Candi Abang, Yogyakarta
2) Bukit Telletubies, Jawa Timur
3) Bukit Sikunir Dieng, Jawa Tengah
4) Bukit Sumedang, Jawa Barat
5) Bukit Waruwangi, Banten
6) Bukit Duri, Jakarta
7) Bukit Mangunan, Yogyakarta
8) Bukit Paralayang, Jawa Timur
 Sungai di Pulai Jawa :
1) Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah
2) Sungai Ciliwung, Jakarta
3) Sungai Cibeureum, Jawa Barat
4) Sungai Bogowonto, Jawa Tengah
5) Sungai Progo, Yogyakarta
6) Sungai Citarum, Jawa Barat
7) Sungai Brantas, Jawa Timur
8) Sungai Bedadung, Jawa Timur
9) Sungai Cisadane, Banten
10) Sungai Cipinang, Jakarta
 Pantai di Pulau Jawa :
1) Pantai Anyer, Banten
2) Pantai Karimun Jawa, Jawa Tengah
3) Pantai Pangandaran, Jawa Barat
4) Pantai Balekambang, Jawa Timur
5) Pantai Swarna, Banten
6) Pantai Tanjung Lesung, Banten
7) Pantai Jungwok, Yogyakarta
8) Pantai Karangbolong, Jawa Timur
9) Pantai Ancol, Jakarta
10) Pantai Marina, Jawa Tengah

B. Jumlah Suku Bangsa dan Penjelasannya


Di pulau Jawa terdapat 7 suku bangsa, yaitu :
1) Suku Jawa
Hampir 40,22% penduduk Indonesia adalah Suku Jawa yang menjadikan mereka
menjadi salah satu suku terbesar di Indonesia. Suku ini menempati hampir di
setiap wilayah pulau Jawa, mayoritas di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Suku
Jawa berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa yang merupakan serapan dari
bahasa Sansekerta.
2) Suku Sunda
Suku Sunda biasa dikenal sebagai Urang Sunda. Mereka adalah salah satu suku
yang berada di Pulau Jawa tepatnya berasal dari Tatar Pasudan, Jawa Barat. Suku
Sunda sendiri mencakup wilayah Jawa Barat, Banten, Jakarta. Bahasa yang
digunakan oleh masyarakat Sunda dalam kehidupan sehari-hari yaitu bahasa
Sunda.
3) Suku Betawi
Suku Betawi merupakan keturunan penduduk yang bermukim di Batavia/ Jakarta
sejak abad ke-17 atau masa kolonial Hindia Belanda. Etnis ini dikenal sebagai
etnis perpaduan antara Melayu, Jawa, Bali, Sunda, Bugis, Makassar, Ambon,
India, Tionghoa, dan Arab yang dulunya sempat bertempat tinggal di Jakarta.
4) Suku Baduy
Suku Baduy merupakan kelompok etnis yang berasal dari Provinsi Banten,
tepatnya berada di kaki desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten
Lebak, Ramgkasbitung. Suku Baduy menggunakan bahasa Sunda dalam
berkomunikasi sehari-hari. Suku Baduy tidak mengenal budaya tulis dalam
kesehariannya.
5) Suku Osing
uku Osing merupakan penduduk asli Banyuwangi dan sering dikenal sebagai sub
suku dari Suku Jawa. Mereka lekat sebagai etnis yang ramah, penurut, dan
menjunjung tinggi gotong royong. Suku ini tersebar di beberapa wilayah yang ada
di Banyuwangi, seperti Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Songgon, Kecamatan
Kabat, Kecamatan Giri, dan masih banyak lagi. Bahasa sehari-hari yang
digunakan oleh Suku Osing yaitu bernama bahasa Osing yang merupakan turunan
daru Jawa kuno.
6) Suku Tengger
Suku Tengger berasal dari Jawa Timur, tepatnya di sekitar Gunung Bromo. Nama
Tengger sendiri berasal dari legenda Roro Anteng dan Joko Seger. Suku Tengger
tersebar di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang,
Kabupaten Lumajang, hingga Kabupaten Probolinggo. Suku Tengger dikenal
masyarakat luas sebagai suku yang masih menjunjung tinggi adat istiadat.
7) Suku Madura
Suku madura merupakan suku yang berada di wilayah Madura, Jawa Timur. Ada
beberapa wilayah yang diyakini sebagai asal suku Madura ini. Pulau yang paling
terkenal meliputi Kangean, Raas, Gili Raja, dan Sapudi. Suku Madura ini tersebar
luas di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di Pulau Jawa. Suku Madura
memiliki bahasa daerah yang disebut sebagai bahasa Madura.
C. Kesenian Daerah di Pulau Jawa
 Reog Ponorogo, Jawa Timur
 Tari Gambyong, Jawa Tengah
 Tari Serimpi, Jawa Tengah
 Kethoprak, Yogykarta
 Wayang Kulit, Yogyakarta
 Jathilan, Yogyakarta
 Tari Jaipong, Jawa Barat
 Lenong, Jakarta
 Ondel- Ondel, Jakarta
 Tanjidor, Jakarta
 Tari Topeng, Banten
 Tari Dog- Dog, Banten
 Ganongan, Jawa Timur
 Ludruk, Jawa Timur

D. Senjata Khas di Pulau Jawa


 Belati (Jakarta)
 Balincong (Jawa Barat)
 Congkrang atau Arit (Banten)
 Keris (Yogyakarta)
 Tombak (Jawa Tengah)
 Clurit (Jawa Timur)

E. Bentuk Rumah Adat di Pulau Jawa


1) Rumah Bapang atau Kebaya (Jakarta)
- Bentuk atap menyerupai pelana dilipat, tetapi tidak penuh seperti
potongan rumah Gudang.
- Kedua sisi luar rumah potongan Bapang dibentuk oleh terusan
(Sorondoy) dari atap pelana yang terletak di bagian tengah.
2) Rumah Adat Imah Julang Ngapak (Jawa Barat)
- Bentuk atapnya melebar pada setiap sisi, dan pada bagian atasnya berbentuk
huruf "V" sehingga secara keseluruhannya rumah adat ini menyerupai
burung yang sedang mengepakkan sayap.
3) Rumah Adat Kasepuhan (Banten)
- Rumah Kasepuhan memiliki bentuk rumah yang melebar ke samping,
sehingga terlihat seperti panggung. Bentuk ini hampir bisa ditemui di
seluruh bagian Rumah Kasepuhan.
- Rumah Kasepuhan memiliki dua gerbang utama yang terletak di sebelah utara
dan di selatan.
4) Rumah Joglo (Jawa Tengah)
- Atap rumah Joglo memang berbentuk tajug yang menyerupai gunung.
- Awalnya rumah joglo adalah bentuknya bujur sangkar dengan empat pokok
tiang di tengahnya. Tiang tersebut dinamakan saka guru. Kemudian untuk
menopang tiang tersebut digunakan blandar bersusun yang bernama
tumpang sari.
5) Rumah Adat Bangsal Kencono (Yogyakarta)
- Bangsal Kencono merupakan rumah adat berbentuk joglo tetapi dengan
ukuran yang lebih luas karena memang tujuannya untuk penyelenggaraan
acara. Selain itu Bangsal Kencono juga merupakan tempat tinggal bagi Raja
Keraton Yogyakarta dan seluruh anggota keluarganya.
6) Rumah Adat Joglo (Jawa Timur)
- Biasanya rumah adat Jawa Timur dikenal dengan istilah rumah joglo yang
umumnya berbentuk limasan atau dara gepak.

F. Adat Istiadat di Pulau Jawa


 Nginjek Tanah (Jakarta). Biasanya apabila seorang bayi telah lahir dan
mencapai umur delapan bulan diadakan upacara khusus yang disebut turun
tanah atau nginjek tanah.
 Ruwatan Bumi (Jawa Barat). Ngaruwat bumi adalah ungkapan syukur atas
hasil yang diperoleh dari bumi. Pengharapan setahun kedepan, serta
penghormatan kepada leluhur.
 Tradisi Seba Baduy (Banten). Upacara adat yang dilaksanakan untuk kegiatan
ritual tahunan, dimaksudkan untuk menyerahkan hasil bumi dan menjalin
silaturahmi kepada Pemerintah Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten, wujud
syukur karena selama setahun mendapatkan kelimpahan hasil pertanian ladang.
 Tradisi Sekaten (Yogyakarta). Rangkaian kegiatan tahunan sebagai peringatan
Maulid Nabi Muhammad yang diadakan oleh dua keraton di Jawa yakni Keraton
Surakarta dan Keraton Yogyakarta.
 Tradisi Sadranan (Jawa Tengah). Nyadran adalah tradisi pembersihan
makam oleh masyarakat Jawa, sebagai simbol adanya hubungan dengan para
leluhur, sesama, dan Yang Maha Kuasa atas segalanya.
 Tradisi Larung Ari- Ari (Jawa Timur). Upacara adat larung atau dikenal
sebagai menghanyutkan ari-ari. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh
masyarakat yang tinggal di pesisir Surabaya. Tradisi ini dipercaya akan
memberikan rezeki yang banyak untuk orang tua dan anak, karena melarung
ari-ari bayi ke lautan.

G. Cerita Rakyat di Pulau Jawa


 Si Pitung (Jakarta)
 Telaga Warna (Banten)
 Legenda Si Loreng (Jawa Barat)
 Legenda Nyi Roro Kidul (Yogyakarta)
 Dongeng Timun Mas (Jawa Tengah)
 Legenda Asal Usul Banyuwangi (Jawa Timur)

KEPULAUAN NUSA TENGGARA


Di Kepulauan Nusa Tenggara (Sunda Kecil) terdapat 3 provinsi, yaitu provinsi Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
A. Data Kondisi Geografis
 Letak astronomis Kepulauan Nusa Tenggara : Kepualauan Nusa
Tenggara terletak antara 115° 46' - 119° 5' BT dan 8° 10' - 9° 5' LS.
 Luas Kepualauan Nusa Tenggara : 88.843 km2
 Batas darat Kepulauan Nusa Tenggara :
Utara : Pulau Sulawesi
Selatan : Australia dan Timor
Leste Timur : Pulau Papua
Barat : Pulau Jawa
 Batas laut Kepulauan Nusa Tenggara :
Utara : Teluk Bone
Selatan : Samudra Hindia
Timur : Laut Banda
Barat : Selat Bali
 Gunung di Kepulauan Nusa Tenggara :
 Gunung Batur, Bali (1.717 m)
 Gunung Agung, Bali (3.031 m)
 Gunung Kelimutu, Nusa Tenggara Timur (1.639 m)
 Gunung Rokatenda, Nusa Tenggara Timur (875 m)
 Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (3.726 m)
 Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (2.850 m)
 Bukit di Kepulauan Nusa Tenggara :
 Semenanjung Bukit, Bali
 Bukit Amuk Bay, Bali
 Bukit Tenau Sumba, Nusa Tenggara Timur
 Bukit Pergasingan, Nusa Tenggara Barat
 Bukit Sembalun, Nusa Tenggara Barat
 Sungai di Kepulauan Nusa Tenggara :
 Sungai Ayung, Bali
 Sungai Telaga Waja, Bali
 Sungai Benanain, Nusa Tenggara Timur
 Sungai Aesesa, Nusa Tenggara Timur
 Sungai Brang Moyo, Nusa Tenggara Barat
 Sungai Brang Biji, Nusa Tenggara Barat
 Pantai di Kepulauan Nusa Tenggara :
 Pantai Kuta, Bali
 Pantai Pulau Kenawa, Nusa Tenggara Barat
 Pantai Nihiwatu, Nusa Tenggara Timur

B. Jumlah Suku Bangsa dan Penjelasannya


Di Kepulauan Nusa Tenggara terdapat 5 suku bangsa, yaitu :
1) Suku Bali
Suku Bali adalah suku mayoritas yang mendiami Pulau Bali, yang dikenal
memiliki beragam kebudayaan.
2) Suku Nyama Selam
Selain Suku Bali, di Pulau Bali juga ada Suku Nyama Selam yang mayoritas
beragama Islam.
3) Suku Sasak
Suku Sasak adalah penduduk mayoritas di Pulau Lombok yang beragama Islam
dan menggunakan bahasa Sasak dalam kehidupan sehari-harinya.
4) Suku Alor
Suku Alor adalah masyarakat asli yang mendiami Pulau Pantara, Pura, dan Pulau
Alor di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Biasanya, wilayah yang didiami
oleh Suku Alor adalah sebuah daerah perbukitan dan pegunungan.
5) Suku Sumba
Suku Sumba mayoritas mendiami Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di
Pulau Sumba. Status sosial ini dilihat dari kain yang dipakainya dan aksesorinya.
Suku ini merupakan campuran ras Melanesia, ras Melayu, ras Austronesia, dan
berbagai ras lainnya. Suku Sumba memiliki kepercayaan khas setengah leluhur
setengah dewa yang dikenal dengan Marapu.
Selain suku-suku tersebut, di Bali dan Nusa Tenggara juga terdapat Suku Bayan,
Suku Dompu, Suku Ngada, Suku Lamaholot, Suku Samawa, Suku Mbojo, dan
Suku Rongga.

C. Kesenian Daerah di Kepulauan Nusa Tenggara


 Ogoh-Ogoh, Bali
 Tari Pendet, Bali
 Tari Kecak, Bali
 Tari Cerana, Nusa Tenggara Timur
 Tari Caci, Nusa Tenggara Timur
 Tari Gandrung, Nusa Tenggara Barat
 Tari Oncer, Nusa Tenggara Barat

D. Senjata Khas di Kepulauan Nusa Tenggara


 Trisula (Bali)
 Kelewang (Nusa Tenggara Barat)
 Sudu (Nusa Tenggara Timur)

E. Bentuk Rumah Adat di Kepulauan Nusa Tenggara


 Bale Manten (Bali)
- Bale Manten memiliki bentuk bangunan persegi panjang yang terletak di
sebelah utara bangunan utama serta terdapat dua ruangan, yakni bale kanan
dan bale kiri.
 Rumah Adat Dalam Loka (Nusa Tenggara Barat)
- Berbentuk rumah panggung.
- Dalam Loka disusun oleh bangunan kembar yang disokong atau ditahan oleh
98 pilar kayu jati dan 1 pilar pendek (pilar guru) yang dibuat dari pohon cabe.
 Rumah Adat Musalaki (Nusa Tenggara Timur)
- Berbentuk persegi empat dengan atap yang menjulang tinggi sebagai simbol
kesatuan dengan sang pencipta.
- Bentuk atap tersebut diibaratkan seperti layar perahu, hal tersebut berkaitan
dengan cerita masyarakat setempat mengenai nenek moyang suku Ende Lio
yang sering menggunakan perahu.

F. Adat Istiadat di Kepulauan Nusa Tenggara


 Upacara Ngaben (Bali). Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah umat
HIndu di Bali.
 Tradisi Nyogkolan (Nusa Tenggara Barat). Nyongkolan adalah sebuah tradisi
lokal di Lombok, dimana sepasang pengantin di arak beramai-ramai seperti
seorang raja menuju rumah / kediaman sang pengantin.
 Tradisi Cium Hidung (Nusa Tenggara Timur). Salah satu bentuk penerimaan
masyarakat NTT adalah cium hidung.

G. Cerita Rakyat di Kepulauan Nusa Tenggara


 Legenda Danau Batur (Bali)
 Asal Mula Api di Lakamola (Nusa Tenggara Timur)
 Legenda Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat)

KEPULAUAN MALUKU
Di Kepulauan Maluku hanya terdapat 1 provinsi yaitu, provinsi Maluku.
A. Data Kondisi Geografis
 Letak astronomis Kepulauan Maluku : Provinsi Maluku terletak antara 2o30' –
8o30' LS dan 124o – 135o30' BT.
 Luas Kepulauan Maluku : 74.505 km²
 Batas darat dan laut Kepulauan Maluku :
Utara : Laut Seram
Selatan : Laut Arafuru
Timur : Pulau Papua
Barat : Pulau Sulawesi
 Gunung di Kepulauan Maluku :
 Gunung Batusibela (2.111 m)
 Gunung Dukono (1.335 m)
 Bukit di Kepulauan Maluku :
 Bukit Tidore
 Bukit Masbait
 Bukit Laguna
 Sungai di Kepulauan Maluku :
 Sungai Sapalewa
 Sungai Wae Eti
 Sungai Wai Apu
 Pantai di Kepulauan Maluku :
 Pantai Sopapei
 Pantai Ora
 Pantai Ngurtafur

B. Jumlah Suku Bangsa dan Penjelasannya


Di Kepulauan Maluku terdapat 10 suku bangsa, yaitu :
1. Suku Ambon
Suku Ambon sendiri merupakan campuran Austronesia Papua yang berasal dari
Pulau Ambon, Saparua, Nusalaut, Haruku, dan Seram Barat. Dengan mayoritas
suku menganut adama Kristen Protestan dan Islam.
2. Suku Kei
Suku Kei menyebut dirinya sebagai Evav. Mayoritas masyarakat Suku Kei telah
memeluk agama, seperti Islam dan Kristen. Namun, sebagian dari mereka
masih ada yang menganut kepercayaan terhadap roh dan kekuatan ghaib.
3. Suku Nuaulu
Suku Nuaulu mendiami bagian selatan tengah Pulau Seram, Maluku. Suku ini
juga disebut sebagai Noaulu atau Naulu. Dimana, kata “noa” memiliki arti sungai,
sementara “ulu” berarti hulu. Jadi jika diartikan, Suku Noaulu adalah masyarakat
yang mendiami hulu sungai Noa.
4. Suku Tidore
Suku Tidore berdomisili di Provinsi Maluku Utara, ras asli dari Suku Tidore
adalah Melanesia. Yang mana, saat masa penjajahan Belanda dulu, Tidore adalah
daerah Kesultanan.
5. Suku Ternate
Suku Ternate berdomisili di Pulau Ternate, yang masuk dalam provinsi Maluku
Utara. Selain di Pulau Ternate, ada juga yang mendiami Pulau Obi dan Pulau
Bacan.
6. Suku Tobelo
Suku Tobelo berdomisili di semenanjung bagian utara Pulau Halmahera dan di
sebagian daratan Pulau Morotai. Sementara lainnya tersebar ke berbagai tempat.
Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani.
7. Suku Togutil
Suku Togutil termasuk juga sebagai Suku Tobelo Dalam. Suku Togutil hidup di
hutan – hutan secara nomaden di sekitar Hutan Totodoku, Tukur – Tukur,
Lolobata, Buli, dan Kobekulo. Hutan – hutan ini masih termasuk dalam Taman
Naisonal Aketajawe-Lolobata, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.
8. Suku Rana
Suku Rana merupakan suku yang berdomisili di Pulau Buru, tepatnya di sekitar
Danau Rana. Ciri fisik orang Rana yaitu memiliki tinggi antara 1,50 – 1,60 cm.
Dengan kulit sawo matang, mata tidak terlalu tipis, bibir sedang tidak tebal, serta
rambut kejur atau kaku.
9. Suku Sahu
Suku Sahu atau biasa dikenal dengan Suku Sau adalah suku yang berdomisili di
Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Mayoritas Suku Sahu
adalah penganut agama Kristen Protestan, sementara sebagian kecilnya beragama
Islam.
10. Suku Tanimbar
Suku Tanimbar biasa menyebut diri mereka sebagai Orang Numbar. Sebagian
besar Suku Tanimbar memeluk agama Katolik, sisanya adalah Kristen dan Islam.
Dan bahasa yang digunakan untuk komunikasi sehari – hari adalah bahasa
Melayu Ambon, bahasa Kei, dan bahasa Fordata.

C. Kesenian Daerah di Kepulauan Maluku


 Tari Poco- Poco
 Tari Cakalele
 Tari Bambu Gila
 Tari Tide- Tide

D. Senjata Khas di Kepulauan Maluku


Parang Salawaku dan tombak termasuk dalam jenis senjata tradisional khas Maluku.

E. Bentuk Rumah di Kepulauan Maluku


 Rumah Baileo
- Memiliki bentuk seperti rumah panggung yang lantai rumahnya dibuat lebih
tinggi dengan tidak adanya dinding dan jendela.
- Bentuknya persegi dengan pondasi bangunan yang terbuat dari kayu,
papan, dan daun sagu atau daun rumbia sebagai atapnya.

F. Adat Istiadat di Kepulauan Maluku


 Makan Patita. Makan Patita adalah tradisi kuliner atau acara makan bersama.
 Aturan Adat Sasi. Sasi laut merupakan peraturan adat dimana masyarakat
dilarang mengambil hasil laut yang ditentukan di suatu wilayah adat dalam jangka
waktu tertentu hingga ritual pembukaan Sasi tiba.
 Obor Pattimura. Setiap tanggal 15 Mei, di Maluku pemerintah bersama rakyat
setempat melakukan prosesi adat dan kebangsaan dalam memperingati hari
Pattimura.

G. Cerita Rakyat di Kepulauan Maluku


 Bulu Pamali
 Nenek Luhu
 Batu Badong
 Legenda Tanifai
 Petualangan 4 Kapiten dari Maluku
 Buaya Tembaga

Anda mungkin juga menyukai