Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 3 BUDAYA MELAYU

Disusun Oleh :

RIZKY ARYA FADILA 2261201220

MICEL FEBRIAN 2261201168

VIKI CAKRA WIJAYA 2261201173

RADI IRWANSYAH 2261201212

RAYMON EFRIZON RINALDI SIRAIT 2261201201


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Definisi Bahasa Dan Budaya Melayu Riau

Awal mula bangsa Melayu datang ke Nusantara diperkirakan pada 1500-500 SM


(Sebelum Masehi). Bangsa melayu datang dalam dua gelombang. Gelombang pertama
disebut dengan bangsa Proto Melayu (Melayu Tua). Mereka berasal dari Yunnan (Tiongkok)
dan kepulauan Taiwan.Bahasa Melayu Riau adalah bentuk asli bahasa Melayu, yang
diturunkan langsung dari bahasa Melayu Kuno (proto melayu). Bentuk bahasa inilah yang
digunakan sebagai dasar bahasa Melayu Baku, yang merupakan ragam baku bagi bahasa
Melayu, yang digunakan secara semiformal di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau,
serta juga digunakan secara resmi di Brunei, Singapura, Malaysia, dan Indonesia
(sebagai bahasa Indonesia).

suku melayu merupakan etnis yang termasuk kedalam rumpun ras Austronesia, suku
melayu dalam pengertian ini berbeda dengan konsep Bangsa Melayu yang terdiri dari
Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Suku Melayu bermukim di sebagian
besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, sekitar pesisir Kalimantan, Thailand Selatan,
Mindanao, Myanmar Selatan, serta pulau-pulau kecil yang terbentang sepanjang Selat
Malaka dan Selat Karimata. Di Indonesia, jumlah Suku Melayu sekitar 3,4% dari seluruh
populasi, yang sebagian besar mendiami provinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat.

Umumnya Pada Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang mempunyai
wilayah seluas 632,26 Km2 yang pada tahun 2002 mempunyai 8 wilayah Pemerintahan
Kecamatan. Kota Pekanbaru merupakan simpul segitiga pertumbuhan ekonomi sekaligus
pusat perkembangan seni dan budaya Melayu. Dengan simpul segitiga strategis antara
Indonesia, Singapura, dan Malaysia, kota yang berdiri sejak 1784 ini tumbuh menjadi kota
modern sekaligus pusat perdagangan, jasa, pendidikan, dan pusat kebudayaan Melayu.
Penduduk kota pekanbaru sampai tahun 2020 adalah sebanyak 983.356 jiwa. Secara
administrative, Kota Pekanbaru terdiri atas 12 kecamatan dan 83 kelurahan. Budaya Riau
hampir sama dengan kebudayaan di Sumatera, Malaysia, dan Singapura.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kebudayaan Dan Bahasa Melayu Riau

A. Corak Budaya Melayu Riau

Corak Budaya Melayu Riau ditentukan oleh sifat, ciri, dan penampilan orang
Melayu itu sendiri. Oleh karena itu pembicaraan corak budaya itu tidak terlepas dari sifa,
ciri, dan penapilan orang Melayu itu sendiri.Salah satu sifat orang Melayu Riau adalah

pemalu,dikarenakan Sifat pemalu menghasilkan tingkah laku yang terpelihara. UU.


Hamidy mengatakan “Orang Melayu Tradisional punya penampian pemalu. Malu
dipandang sebagai harga diri, kalau malu sudah hilang hidup bisa seperti binatang”

B. Wujud Kebudayaan Di Provinsi Riau

1. Rumah Adat khas Budaya Riau

Rumah adat daerah ini dinamakan Selaso Jatuh Kembar. Rumah ini merupakan
tempat tinggal yang digunakan oleh para datuk atau pemangku adat. Rumah adat
ini menjadi salah satu unsur kebudayaan Kepulauan Riau. Dengan aksen-aksen yang
menghiasi rumah adat ini semuanya berhiaskan ukiran. Dengan ukirannya yang
mempunyai corak berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.

2. Pakaian Adat Menjadi Bukti Budaya Riau

Dengan adanya pakaian adat, menunjukan bukti bahwa melayu Riau


mempunyai kebudayaan yang maju. Karena memiliki pakaian adat yang
bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Untuk pria menggunakan pakaian

2
adat berupa baju Kurung Cekak Musang atau biasa disebut dengan baju Kurung
Belanga. Tampilan bentuk busana ini mirip dengan baju muslin yang dipadukan
dengan celana panjang yang longgar, Kemudian dilengkapi dengan sarung dan
kopyah.

Sedangkan untuk wanita menggunakan gaun berupa baju Kurung Kebaya


Laboh. Kedua pakaian adat ini merupakan salah satu warisan kebudayaan Riau
yang sering digunakan pada saat upacara adat atau pernikahan. Tampilan dari
pakaian adat ini sangat tertutup dan panjang. Hal tersebut menunjukkan nilai-nilai
kesopanan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. Dengan desain
yang sederhana, menjadikan pakaian ini sangat erat dengan gaya pakaian melayu.
Sementara motif yang dimilikinya sangat khas dan kental akan tradisi melayu.

a. Senjata Tradisional Riau

Senjata tradisional yang terkenal di provinsi ini dinamakan pedang jenawi.


Pedang ini biasanya digunakan oleh panglima perang. Sedangkan para
prajuritnya menggunakan klewang sebagai senjatanya.

b. Tari Tandak Sebagai Tari Tradisional

Salah satu ciri khas kebudayaan Riau yaitu pada tarian tradisionalnya.
Tarian ini dinamakan tari Tandak. Tarian ini biasa ditampilkan oleh seorang laki-
laki dan beberapa perempuan. Selain itu, tarian ini ditampilkan dengan beberapa
musik dan alunan lagu. Tarian ini merupakan tari pergaulan yang sangat digemari
di daerah Riau.

c. Alat musik Gambus

Riau adalah salah satu wilayah yang strategis dan memiliki banyak
budaya-budaya warisan kerajaan yang pernah mendudukinya. Salah satu warisan
seni budaya khas Riau  tersebut yaitu alat musik gambus. Gambus merupakan alat
musik dengan menggunakan senar yang memiliki bentuk mirip seperti gitar.
Bedanya, lubang pada alat musik gambus ditutupi menggunakan kulit kambing
atau kulit ikan pari.

3
d. Bahasa Utama Daerah Riau

Provinsi Riau merupakan daerah yang kaya akan kebudayaan yang lahir
dari beragam suku bangsa. Bahasa daerah yang digunakan dalam keseharian yaitu
menggunakan Bahasa Melayu Riau. Bahasa ini mirip dengan Bahasa Indonesia.
Pemilihan Bahasa ini sebagai akar Bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kebijakan pemerintah Hindia-Belanda.

2.2. Kondisi Geografis

A. Riau dan Kepulauan Riau

Daerah Provinsi Riau luasnya 395.102 kilometer, terdiri dari daratan dan pulau-
pulau 94.562km², lautan 176.530 km² dan danau dan rawa-rawa 124.010 km². 60% dari
daratan yaitu kira-kira 66.000 km² ditumbuhi oleh hutan primerdan sekunder. Selain itu
daerah ini terdiri dari pulau-pulau yang sangat banyak. Pulau-pulau yang ada besar-
kecil sejumlah 3.214 buah,dengan panjang garis pantai 1.800 juta. Sedangkan jumlah
penduduknya adalah 1.640.225 orang (berdasarkan sensus tahun 1975).

Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan daerah kepulauan. Keduadaerah itu
disebut dengan daerah “Riau daratan” dan “Riau kepulauan.”Riau daratan mencakup
empat kabupaten dan satu kotamadya, yaitu:

1. Kotamadya Pekanbaru
2. Kabupaten Kampar
3. Kabupaten Bengkalis
4. Kabupaten Indragiri Hulu, dan
5. Kabupaten Indragiri Hilir

Riau kepulauan hanya terdiri dari satu kabupaten saja, yaitu Kabupaten Kepulauan
Riau dengan ibu kota Tanjung Pinang. Kabupaten Kepulauan Riau iniadalah daerah
yang disebut “Riau Archipel” pada zaman Belanda dahulu.

4
Daerah Riau kepulauan terdiri dari gugusan-gugusan pulau-pulau dekat perairan
Malaysia dan menjorok masuk keLaut CinaSelatan dan deka tdengan pantai Kalimantan
Barat. Gugusan pulau-pulau itu adalah :

1. Gugusan pulau-pulau Bintan, terdiri dari Pulau Buluh, Pulau BelakangPadang,


Pulau Batam dan Pulau Sambu.
2. Gugusan pulau-pulau Lingga, terdiri dari Pulau Lingga, Pulau Singkep,Pulau
Penuba, Pulau Sebangka, dan Pulau Bakung.
3. Gugusan pulau-pulau Serasan, terdiri dari Pulau Subi Besar dan PulauSubi
Kecil.
4. Gugusan pulau-pulau Tambelan, terdiri dari Pulau Tambelan, Pulau Benuadan
Pulau Panjang.
5. Gugusan pulau-pulau Tujuh, terdiri dari Pulau Siantan dan Pulau Jemaja.
6. Gugusan pulau-pulau Bunguran, terdiri dari Pulau Bunguran, Pulau Lautdan
Pulau Midai.
7. Gugusan pulau-pulau Natuna, terdiri dari Pulau Natuna dan PulauAnambas.
8. Gugusan pulau-pulau Karimun, terdiri dari Pulau Karimun, Pulau Kundur,dan
Pulau Moro Sulit

B. Demografi Gambaran Umum Riau

Penduduk asli di daerah ini adalah penduduk Suku Melayu. Di samping itu terdapat
pula suku-suku terbelakang yaitu Suku Sakai danSuku Akit yang terdapat di Kabupaten
Bengkalis, Suku Talang Mamak diInderagiri Hulu, Suku Bonai di Kabupaten Kampar
dan Suku Orang Laut di Kabupaten Kepulauan Riau

2.3. Sistem Agama

Penduduk daerah Riau umumnya adalah pemeluk agama Islam yang taat. Agama Islam
di daerah ini telah menjadi penduduk sejak masuknya agama Islam yang diperkirakan sejak
abad ke-11 dan 12 M. Kepercayaan-kepercayaan masih melekat pada penduduk sementara,
yaitu penduduk yang tinggal agak jauh kepedalaman (petalangan) dan khususnya pula ten-
tang suku Sakai.

5
Penduduk di petalangan ini, seperti Dayun, Sengkemang dan sekitarnya serta di ped-
alaman sungai Mandau, memang telah berabad-abad memeluk agama Islam. Di kampung-
kampung mesjid mereka merupakan lambang desa. Tiap-tiap Juma'at mereka taaat melak-
sanakan sembahyang Juma'at, tetapi dalam kehidupansehari-hari pengaruh animisme dan di-
namisme masih cukup kuat. Kepercayaan akan adanya roh-roh jahat (hantu, setan), tempat-
tempat sakti atau tempat-tempat angker masih mewarnai kehidupan mereka. Hal-hal ini akan
jelas terlihat dalam tindakan mereka sehari-hari, mulai dari melangkah meninggalkan rumah,
dalam kegiatannya di ladang-ladang, dihutan, dijumpai banyak pantang-pantangan. Waktu
mereka sakit dan dalam usaha Mengobati penyakit mereka itu, mereka masih banyak berpe-
gang pada kebiasaan-kebiasaan primitif.

Demikian pula halnya dimasyarakat sakai. Saat-saat terakhir ini telah banyak memeluk
agama islam dan kristen. dismping itu telah ada usaha departemen sosial memasyarakatkan
mereka dengan mengadakan perkampungan dan pendidikan. namun demikian agama islam
dan kristen ini belum membudaya benar pada mereka. sebagian besar dari mereka masih tetap
di dalam ke adaan mereka yang lama dan pengaruh animisme dan dinamisme masih tetap
dominan.

2.4. Sistem Kepercayaan

1. Kepercayaan terhadap dewa dewa


Kepercayaan pada dewa-dewa ini, biarpun tidak bersifat kepercayaan seperti kepada
Tuhan, tetapi dalam beberapa hal masih dianggap adanya dewap-dewa.

2. Kepercayaan terhadap makhluk makhluk halus


Kepercayaan pada makhluk halus ini masih melus sekali. Bagi penduduk di
petalangan, kepercayaan kepada makhluk halus ini masih kuat sekali dan seakan-
akan mereka tidak sadar akan ajaran-ajaran agama Islam.

3. Kepercayaan terhadap kekuatan ghoib


Begitu pula halnya dengan kepercayaan pada kekuatan-kekuatan gaib. Kepercayaan
ini masih cukup luas terdapat dalam masyarakat, antara lain :

6
a. Keris; mempunyai kekuatan yang dapat melindungi si pemakai atau sebaliknya.
Jika si pemakai kurang kuat batinnya, mungkin bisa dikalahkan oleh kekuatan
gaib yang ada pada keris tersebut, sehingga ia sakit-sakitan selalu.
b. Batu; batu yang dimaksud di sini adalah berupa batu cincin. Sifatnya
samadengan keris di atas.
c. Tangkal; tangkal atau azimat ini bermacam-macam pula jenis dan
kegunaannya. Tangkal dengan azimat tersebut sebenarnya sama artinya, tetapi
jika dibuat dengan tulisan arab dan memakai ayat-ayat suci ia disetapi azimat.

2.5. Sistem Kemasyarakatan

Jika pada mulanya suatu kampung di Riau didiami oleh mereka yang sesuku, maka
pada perkembangan selanjutnya telah banyak penduduk baru yang bukan sesuku merupakan
penduduk pendatang yang ikut diam dikampung tersebut.

Datangnya penduduk baru mungkin disebabkan oleh perkawinan dan ada kemungkinan
disebabkan adanya mata uang ditempat tersebut. Kampung-kampung tersebut dipimpin oleh
seorang kepala kampung yang disebut “Penghulu” dan sekarang merupakan pamong desa
yang dipilih peraturan pemerintah yang berdasar. Disamping penghulu ini terdapat pula
pimpinan bidang agama, yaitu“imam”. Imam inilah yang mengurus segala persoalan yang
menyangkut keagamaan, seperti menjadi imam mesjid, pengajian dan pelajaran
agama,nikah/cerai/rujuk, pembagian warisan, kumpul zakat dan lainnya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bahasa Melayu Riau adalah bentuk asli bahasa Melayu, yang diturunkan langsung
dari bahasa Melayu Kuno (proto melayu). Bentuk bahasa inilah yang digunakan sebagai
dasar bahasa Melayu Baku, yang merupakan ragam baku bagi bahasa Melayu, yang
digunakan secara semiformal di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, serta juga
digunakan secara resmi di Brunei, Singapura, Malaysia, dan Indonesia (sebagai bahasa
Indonesia).

Suku melayu merupakan etnis yang termasuk kedalam rumpun ras Austronesia, suku
melayu dalam pengertian ini berbeda dengan konsep Bangsa Melayu yang terdiri dari
Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Kondisi Geografis A. Riau Dan Kepulauan Riau Daerah Provinsi Riau luasnya
395.102 kilometer, terdiri dari daratan dan pulau-pulau 94.562km², lautan 176.530 km² dan
danau dan rawa-rawa 124.010 km².

8
Daftar Pustaka

Adelaar, K.A. 1988. More on Proto-Malayic. Dalam: Mohd. Thani Ahmad dan Zaini Mo-
hammed Zain (peny.) Rekonstruksi dan cabang-cabang Bahasa Melayu induk,
pp. 59–77. Seri monograf sejarah bahasa Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.

Bellwood, P. 1993. Cultural and biological differentiation in peninsular Malaysia: the last
10,000 years. Asian Perspectives 32:37-60.

https://www.academia.edu/7535760/Kebudayaan_melayu_riau

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu

Anda mungkin juga menyukai