PENDAHULUAN
Asal usul nama Kepulauan Riau berasal dari nama Riau. Riau diduga berasal kata
"riuh" yang berarti ramai. Hal ini dikarenakan daerah Kepulauan Riau dahulunya
merupakan pusat perdagangan dan keramaian. Lalu nama ini berkembang dengan
digunakannya nama Riau pada nama Kesultanan Lingga.
Pada masa kolonial, kata Riau dituliskan "Riouw", sesuai dengan ejaan Bahasa
Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan, wilayah Riau (Kepulauan Riau saat
ini) disatukan dengan wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatra. Dahulunya,
hal ini dilakukan karena gerakan Ganyang Malaysia sehingga mempermudah
hubungan dari wilayah kepulauan ke daratan Sumatra.
Kesultanan Riau-Lingga adalah salah satu kerajaan Islam yang didirikan di Pulau
Lingga. Kesultanan ini dibentuk pada tahun 1824 dari pecahan wilayah
Kesultanan Johor atas perjanjian yang disetujui oleh Britania Raya dan Hindia
Belanda atau Dikenal Juga Traktat London, Pendirinya adalah Sultan Abdul
Rahman Muazzam Syah. Wilayah Kesultanan Riau-Lingga mencakup provinsi
Kepulauan Riau. Pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga awalnya berada di
Pulau Penyengat Tanjung Pinang, tetapi kemudian dipindahkan ke Pulau Lingga.
Kesultanan Riau-Lingga berakhir pada tanggal 3 Februari 1911 dan menjadi
kekuasaan sepenuhnya Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Kesultanan ini
berperan dalam pengembangan Bahasa Melayu Riau
Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau.
Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun
2002 merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota
Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
B. Letak Geografis Kepulauan Riau
Secara geografis Provinsi Kepulauan Riau terletak pada 04°15’ LU - 0°45’LS dan
103011’ – 109°10’ BT.
Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah kepulauan yang terdiri atas pulau
besar dan kecil kurang lebih 2.408 buah dimana sebanyak 366 pulau telah
berpenghuni dan 2.042 pulau belum berpenghuni.
Luas total wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah 253.420 km2 terdiri dari luas
lautan 242.825 km2 (96%) dan luas daratan 10.595,41 km2 (4%).
Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, yaitu
Luas wilayah keseluruhan adalah 427.608,68 km2 terdiri dari lautan 97,52%
sebesar 417.012,97 km2 dan sisanya adalah daratan 2,48% sebesar 10.595,71
km2.
Sebelah utara :
Berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja.
Sebelah selatan :
Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Jambi.
Sebelah barat :
Berbatasan dengan Negara Singapura, Malaysia dan Provinsi Riau
Sebelah timur :
Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan Provinsi Kalimantan Barat
Topografi Kepulauan Riau adalah terdiri dari pesisir dan dataran tinggi.
Wilayah dengan variasi topografi tertinggi adalah Kabupaten Lingga dan yang
relatif datar adalah Kota Tanjungpinang.
Wilayah dengan daratan terluas adalah Kabupaten Natuna dan yang terkecil
adalah Kota Tanjungpinang.
Budaya Kepulauan Riau adalah seluruh kebudayaan dari dalam daerah dan luar
daerah yang telah berkembang lama di tengah masyarakat Kepulauan Riau,
Indonesia.
Budaya Kepulauan Riau sangat dipengaruhi oleh kebudayaan suku Melayu dan
etnis Tionghoa. Beberapa suku contohnya Jawa, Bali, Bugis, Batak, dan
kebudayaan Eropa juga berpengaruh pada beberapa bidang kebudayaan.
Budaya Kepulauan Riau juga dipengaruhi oleh budaya umat Islam. Suku Melayu
yang berkembang di Kepulauan Riau juga merupakan suku berasas Islam. Selain
agama Islam, budaya Kepulauan Riau juga sudah terpengaruh oleh budaya
keagamaan umat Buddha, Kristen, dan Konghucu.
1. Suku Melayu
Suku Asli Di Kepulauan Riau yang pertama tentunya yang paling terkenal
di Kepulauan Riau yakni Suku Melayu.
2. Suku Hutan
Di Batam terdapat satu suku yang tinggal di daerah pedalaman yang
disebut Suku Hutan.
3. Suku Barok
Suku Barok merupakan salah satu suku asli di kepulauan riau yang
menurut para ahli merupakan generasi Suku Laut yang terus berpindah-
pindah tempat.
4. Suku Laut
Suku Laut juga merupakan salah satu suku asli di Kepulauan Riau yang
berdomisili di daerah sekitar laut.
5. Suku Sakai
Suku Sakai merupakan suku asli Kepulauan Riau (Kepri). Sayangnya,
keberadaan suku ini sudah mulai terpinggirkan dikarenakan hutan tempat
mereka tinggal sudah berubah menjadi lahan tambang minyak bumi.
1. Islam 78,25%
2. Kristen Protestan 11,91%
3. Buddha 7,15%
4. Katolik 2,47%
5. Konghucu 0,16%
6. Hindu 0,05%
7. Kepercayaan lainnya 0,01%.
Karakteristik dari kebudayaan kepulauan Riau yang paling menonjol adalah pada
pakaian adatnya, dimana pada provinsi ini mempunyai beragam jenis pakaian adat
yang masih dilestarikan pada zaman dulu hingga sekarang.
Dengan desain pakaian yang masih berbau dengan adat Melayu yang mempunyai
ciri seperti busana muslim, karena memang mayoritas dari masyarakat memeluk
agama Islam.
Kebaya Labuh
Kebaya labuh merupakan pakaian adat Kepulauan Riau dengan bentuk baju
kurung khas wanita Melayu. Baju ini mempunyai desain yang longgar pada
bagian lubang lengan, perut dan juga pada bagian dada.
Baju Kurung Leher Tulang Belut
Baju kurung leher tulang belut juga merupakan pakaian adat kepulauan Riau
yang digunakan oleh para perempuan yang hendak menikah. Dimana pakaian
ini akan dipakai pada saat diadakannya upacara dengan riasan yang anggun.
Teluk Belanga
Apabila wanita akan menggunakan kebaya labuh, maka kaum pria akan
menggunakan pakaian adat Teluk Belanga. Dimana teluk belanga juga
merujuk pada baju kurung, yang unik disini adalah ada beberapa masyarakat
Melayu yang hanya mengenal teluk belanga pria dan teluk belanga wanita.
Baju Cekak Musang
Baju Kurung Cekak Musang merupakan pakaian adat Kepulauan Riau yang
digunakan untuk kaum laki-laki. Dimana baju ini mempunyai model seperti
baju kurung dengan berlengan panjang.
1. Tari Malemang
Jenis tari daerah yang satu ini disebut sebagai Tari Malemang karena gerakan
tarian ini dengan cara malemang, yaitu berdiri, membongkokkan badan ke
arah belakang.
2. Tari Tandak
Merupakan tari adat dari daerah Kepulauan Riau yang biasa juga disebut Tari
Danding. Jenis Tari Tandak merupakan tarian khas Kepulauan riau yang
bermakna pergaulan. Para penari muada mudi akan menari dan menyanyi
dalam bentuk pantun dimana akan terdengar unik dan khas pantun tersebut
dibawakan saling berbalas.
Jenis tari tradisional dengan ciri khas sirih bisa anda temui di beberapa daerah
dengan oleh suku melayu, Tari sekapur sirih merupakan tarian untuk
menyambut atau ungkapan selamat datang kepada tamu-tamu
4. Tari Makyong
Tari Mak Yong yaitu jenis tari teater berbentuk tarian tradisional yang berasal
dari kepri. Pada pementasan tarian ini para Penari akan menggunakan topeng
yang menjadi salah satu keunikan dan cirikhas nya.
5. Tari Zapin
Tari Zapin merupakan salah satu tarian yang terkenal dari Kepri. Perjalanan
Tari Zapin mendapatkan pengaruh dari Arab dan gerakan dari tarian ini lebih
menonjolkan langkah kaki yang cepat mengikuti pukulan gendang dan
gerakan.
Tari Zapin merupakan salah satu tarian yang terkenal dari Kepri. Perjalanan
Tari Zapin mendapatkan pengaruh dari Arab dan gerakan dari tarian ini lebih
menonjolkan langkah kaki yang cepat mengikuti pukulan gendang dan
gerakan.
7. Tari Jogi
Tari Jogi merupakan salah satu tarian yang berasal dari daerah yang sangat
terkenal di daerah Kepri dan Riau oleh masyarakat melayu. Umumnya tarian
ini sering dibawakan pada acara-acara besar seperti festival kebudayaan dan
acara resmi pemerintahan.
Tari Inai adalah seni pertunjukan tari daerah yang bisa kita temui salah
satunya di Provinsi Kepulauan Riau. Namun perlu kami infokan, pada
perkembangan penyebarannya, tarian sakral ini bisa ditemukan dalam
pelaksanaan upacara pernikahan masyarakat Melayu tidak hanya di Kepri.
Mendengar namanya Gamelan, akan berbeda dengan alat musik jawa ya gaes.
Tari melayu ini adalah jenis arian Melayu klasik yang sudah ada sejak abad
ke-17 lalu. Bisa ditemui pada acara kebudayaan atau festival dan kegiatan
daerah dalam memperkenalkan keberagaman budaya itu sendiri.
Rumah adat ini memiliki beragam nama seperti Balai Pengobatan, Balairung
Sari dan Balai Kerapatan. Ruangan di rumah ini terdiri dari ruangan besar,
anjungan, ruangan bersila, dan dapur. Selaso Jatuh Kembar artinya memiliki
dua anak tangga atau selasar (selaso), yang merupakan ciri khas dari rumah
ini.
Seperti halnya rumah khas melayu, rumah limas menggunakan konsep rumah
panggung. Ciri khas dari rumah ini adalah bentuk atap yang menyerupai
limas. Rumah limas ini biasanya terbuat dari kayu dan digunakan sebagai
tempat tinggal.
Rumah lontiok melayu majo ini dibagi kedalam 2 (dua) masa bangunan,
dimana secara garis besar bagian pertama yaitu rumah induk terdiri dari
serambi depan dan ruang tengah yang terdiri dari kamar-kamar, kemudian
masa bangunan kedua yaitu dapur, terdapat penghubung rumah induk dan
dapur.
4. Belah Bubung
Rumah Adat Kepulauan Riau Belah Bubung karena bubung terbelah dua oleh
hubungannya. Rumah belah bubung terdiri dari empat bagian yakni selasar,
ruang induk, ruang penghubung dapur dan dapur. Proses pembangunan rumah
ini harus melalui tahapan upacara berdasarkan adat setempat untuk
menghindarkan pemilik rumah dari hal buruk.
5.