Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Kepulauan Riau

Asal usul nama Kepulauan Riau berasal dari nama Riau. Riau diduga berasal kata
"riuh" yang berarti ramai. Hal ini dikarenakan daerah Kepulauan Riau dahulunya
merupakan pusat perdagangan dan keramaian. Lalu nama ini berkembang dengan
digunakannya nama Riau pada nama Kesultanan Lingga.

Pada masa kolonial, kata Riau dituliskan "Riouw", sesuai dengan ejaan Bahasa
Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan, wilayah Riau (Kepulauan Riau saat
ini) disatukan dengan wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatra. Dahulunya,
hal ini dilakukan karena gerakan Ganyang Malaysia sehingga mempermudah
hubungan dari wilayah kepulauan ke daratan Sumatra.

Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik Indonesia (RI)


ditetapkan oleh DPRRI berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2002, tepatnya
pada tanggal 24 September 2002. Kepulauan Riau semulanya merupakan bagian
dari Provinsi Riau. Secara administratif, Provinsi Kepulauan Riau diresmikan
pada tanggal 1 Juli 2004 dengan Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi.

Masa Kesultanan Melayu

Masa Islam di Kepulauan Riau berkembang dengan berdirinya Kesultanan Johor,


Sejarah Johor dimulai pada masa pemerintahan Kesultanan Malaka. Sebelumnya
daerah Johor Dan Riau merupakan bagian dari Kesultanan Malaka, kemudian
Malaka jatuh akibat penaklukan Portugis pada tahun 1511. Berdasarkan Sulalatus
Salatin, setelah wafatnya Sultan Malaka, Mahmud Syah tahun 1528 di Kampar,
Sultan Alauddin Syah, salah seorang putra raja Malaka, menjadikan Johor sebagai
pusat pemerintahannya dan kemudian dikenal sebagai Kesultanan Johor.
Sebagai pewaris Malaka, Sultan Johor mewarisi wilayah Johor, Pahang, Selangor,
Riau sebagai wilayah kedaulatannya. Pengaruh perjanjian London tahun 1824
bekas wilayah Kesultanan Johor dibagi dua atas wilayah jajahan Inggris dan
Belanda. Bagian Belanda menjadi Kesultanan Riau Lingga Setelah kemerdekaan
Indonesia dan Malaysia, Johor kemudian menjadi salah satu negara bagian
Malaysia pada tahun 1963. Dan Kepulauan Riau menjadi Provinsi Riau digabung
dengan Wilayah Bekas Kesultanan Siak Sri inderapura.

Masa Kesultanan Riau-Lingga

Kesultanan Riau-Lingga adalah salah satu kerajaan Islam yang didirikan di Pulau
Lingga. Kesultanan ini dibentuk pada tahun 1824 dari pecahan wilayah
Kesultanan Johor atas perjanjian yang disetujui oleh Britania Raya dan Hindia
Belanda atau Dikenal Juga Traktat London, Pendirinya adalah Sultan Abdul
Rahman Muazzam Syah. Wilayah Kesultanan Riau-Lingga mencakup provinsi
Kepulauan Riau. Pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga awalnya berada di
Pulau Penyengat Tanjung Pinang, tetapi kemudian dipindahkan ke Pulau Lingga.
Kesultanan Riau-Lingga berakhir pada tanggal 3 Februari 1911 dan menjadi
kekuasaan sepenuhnya Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Kesultanan ini
berperan dalam pengembangan Bahasa Melayu Riau

sebagai bahasa standar yang kemudian ditetapkan sebagai Bahasa Indonesia.

Masa Kolonial Hindia Belanda

Masa Kolonial sangat berpengaruh dalam sejarah Kepulauan Riau. Julukan


Hawaii Van Lingga yang diberikan kepada pulau Penuba, penggunaan uang
tersendiri bagi Kepulauan Riau, dan terbentuknya Karesidenan Riouw menjadi
bukti pengaruh kuat para kolonial di Kepulauan Riau. Pada tahun 1922, Afdeeling
Tanjung Pinang membawahi empat onder-afdeeling yang terdiri dari

1. Onder-Afdeeling Tanjung Pinang,


2. Onder-Afdeeling Karimun,
3. Onder-Afdeeling Lingga, dan
4. Onder-Afdeeling Pulau Tujuh yang dibagi ke dalam dua ressort, yakni
ressort Kepulauan Anambas dan ressort Kepulauan Natuna.
Adapun Afdeeling Indragiri yang terdiri dari Kuantan, Indragirische Bovenlanden
dan Indragirische Benedenlanden, yang pada awal mulanya merupakan satu
kesatuan dengan Kepulauan Riau, pada akhirnya, sesudah tahun 1950-
an,dimasukkan ke dalam Riau.

Setelah masa kemerdekaan, Kepulauan Riau bergabung dengan wilayah


Kesultanan Siak di daratan Sumatra sehingga membentuk provinsi Riau.
Dahulunya, Kepulauan Riau juga menggunakan mata uang tersendiri bernama
Uang Kepulauan Riau (KR). Namun secara perlahan, penggunaan mata uang ini
dihentikan dan digantikan dengan mata uang Rupiah.

Setelah lama bergabung dengan Riau, Kepulauan Riau akhirnya memutuskan


untuk memisahkan diri dengan membentuk Badan Perjuangan Pembentukan
Provinsi Kepulauan Riau (BP3KR). Perjuangan BP3KR akhirnya membuahkan
hasil dengan pemekaran provinsi Kepulauan Riau dari Riau pada tanggal 24
September 2002.

Sejarah setelah pembentukan provinsi

Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau.
Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun
2002 merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota
Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
B. Letak Geografis Kepulauan Riau

Secara geografis Provinsi Kepulauan Riau terletak pada 04°15’ LU - 0°45’LS dan
103011’ – 109°10’ BT.

Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah kepulauan yang terdiri atas pulau
besar dan kecil kurang lebih 2.408 buah dimana sebanyak 366 pulau telah
berpenghuni dan 2.042 pulau belum berpenghuni.

Luas total wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah 253.420 km2 terdiri dari luas
lautan 242.825 km2 (96%) dan luas daratan 10.595,41 km2 (4%).
Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, yaitu

1) Kabupaten Bintan ibukota Bintan Bunyu;


2) Kabupaten Karimun dengan ibukota Tanjung Balai Karimun;
3) Kabupaten Natuna dengan ibukota Ranai;
4) Kabupaten Lingga dengan ibukota Daik;
5) Kota Tanjungpinang dengan ibukota Tanjungpinang;
6) Kota Batam dengan ibukota Batam, dan
7) Kabupaten Kepulauan Anambas dengan ibukota Tarempa,

dimana Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten


Natuna yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2008.

Dilihat dari sebaran wilayahnya,sebagian besar wilayah Provinsi Kepulauan Riau


dikelilingi oleh laut dan daratannya terdiri dari banyak gugusan pulau.

Luas wilayah keseluruhan adalah 427.608,68 km2 terdiri dari lautan 97,52%
sebesar 417.012,97 km2 dan sisanya adalah daratan 2,48% sebesar 10.595,71
km2.

Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau yaitu :

 Sebelah utara :
Berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja.

 Sebelah selatan :
Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Jambi.

 Sebelah barat :
Berbatasan dengan Negara Singapura, Malaysia dan Provinsi Riau

 Sebelah timur :
Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan Provinsi Kalimantan Barat
Topografi Kepulauan Riau adalah terdiri dari pesisir dan dataran tinggi.

Wilayah dengan variasi topografi tertinggi adalah Kabupaten Lingga dan yang
relatif datar adalah Kota Tanjungpinang.

Wilayah dengan daratan terluas adalah Kabupaten Natuna dan yang terkecil
adalah Kota Tanjungpinang.

C. Budaya Kepulauan Riau

Budaya Kepulauan Riau adalah seluruh kebudayaan dari dalam daerah dan luar
daerah yang telah berkembang lama di tengah masyarakat Kepulauan Riau,
Indonesia.

Budaya Kepulauan Riau sangat dipengaruhi oleh kebudayaan suku Melayu dan
etnis Tionghoa. Beberapa suku contohnya Jawa, Bali, Bugis, Batak, dan
kebudayaan Eropa juga berpengaruh pada beberapa bidang kebudayaan.

Budaya Kepulauan Riau juga dipengaruhi oleh budaya umat Islam. Suku Melayu
yang berkembang di Kepulauan Riau juga merupakan suku berasas Islam. Selain
agama Islam, budaya Kepulauan Riau juga sudah terpengaruh oleh budaya
keagamaan umat Buddha, Kristen, dan Konghucu.

Suku Asli Di Kepulauan Riau

1. Suku Melayu
Suku Asli Di Kepulauan Riau yang pertama tentunya yang paling terkenal
di Kepulauan Riau yakni Suku Melayu.
2. Suku Hutan
Di Batam terdapat satu suku yang tinggal di daerah pedalaman yang
disebut Suku Hutan.
3. Suku Barok
Suku Barok merupakan salah satu suku asli di kepulauan riau yang
menurut para ahli merupakan generasi Suku Laut yang terus berpindah-
pindah tempat.
4. Suku Laut
Suku Laut juga merupakan salah satu suku asli di Kepulauan Riau yang
berdomisili di daerah sekitar laut.
5. Suku Sakai
Suku Sakai merupakan suku asli Kepulauan Riau (Kepri). Sayangnya,
keberadaan suku ini sudah mulai terpinggirkan dikarenakan hutan tempat
mereka tinggal sudah berubah menjadi lahan tambang minyak bumi.

Agama Masyarakat Kepulauan Riau

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020 mencatat bahwa


mayoritas penduduk Kepulauan Riau menganut agama Islam. Adapun persentase
agama penduduk di provinsi Kepulauan Riau :

1. Islam 78,25%
2. Kristen Protestan 11,91%
3. Buddha 7,15%
4. Katolik 2,47%
5. Konghucu 0,16%
6. Hindu 0,05%
7. Kepercayaan lainnya 0,01%.

Bahasa Di Kepulauan Riau

Bahasa di Kepulauan Riau merupakan daftar bahasa-bahasa yang berasal, dan


tersebar di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Nama bahasa Suku bangsa


Bahasa Hokkien Tionghoa
Bahasa Melayu Melayu
Bahasa Melayu Baba Peranakan
Bahasa Melayu Kepulauan Riau Melayu (masyarakat Kepulauan
Riau)

Bahasa Melayu Pulau Tujuh Melayu (masyarakat Pulau Tujuh)

Bahasa Melayu Riau Melayu Riau


Bahasa Tamil India
Bahasa Tiochiu Tionghoa

Pakaian Adat Kepulauan Riau

Karakteristik dari kebudayaan kepulauan Riau yang paling menonjol adalah pada
pakaian adatnya, dimana pada provinsi ini mempunyai beragam jenis pakaian adat
yang masih dilestarikan pada zaman dulu hingga sekarang.

Dengan desain pakaian yang masih berbau dengan adat Melayu yang mempunyai
ciri seperti busana muslim, karena memang mayoritas dari masyarakat memeluk
agama Islam.

 Kebaya Labuh

Kebaya labuh merupakan pakaian adat Kepulauan Riau dengan bentuk baju
kurung khas wanita Melayu. Baju ini mempunyai desain yang longgar pada
bagian lubang lengan, perut dan juga pada bagian dada.
 Baju Kurung Leher Tulang Belut

Baju kurung leher tulang belut juga merupakan pakaian adat kepulauan Riau
yang digunakan oleh para perempuan yang hendak menikah. Dimana pakaian
ini akan dipakai pada saat diadakannya upacara dengan riasan yang anggun.

 Teluk Belanga

Apabila wanita akan menggunakan kebaya labuh, maka kaum pria akan
menggunakan pakaian adat Teluk Belanga. Dimana teluk belanga juga
merujuk pada baju kurung, yang unik disini adalah ada beberapa masyarakat
Melayu yang hanya mengenal teluk belanga pria dan teluk belanga wanita.
 Baju Cekak Musang

Baju Kurung Cekak Musang merupakan pakaian adat Kepulauan Riau yang
digunakan untuk kaum laki-laki. Dimana baju ini mempunyai model seperti
baju kurung dengan berlengan panjang.

Tari Daerah Kepulauan Riau

1. Tari Malemang

Jenis tari daerah yang satu ini disebut sebagai Tari Malemang karena gerakan
tarian ini dengan cara malemang, yaitu berdiri, membongkokkan badan ke
arah belakang.

2. Tari Tandak
Merupakan tari adat dari daerah Kepulauan Riau yang biasa juga disebut Tari
Danding. Jenis Tari Tandak merupakan tarian khas Kepulauan riau yang
bermakna pergaulan. Para penari muada mudi akan menari dan menyanyi
dalam bentuk pantun dimana akan terdengar unik dan khas pantun tersebut
dibawakan saling berbalas.

3. Tari Sekapur Sirih

Jenis tari tradisional dengan ciri khas sirih bisa anda temui di beberapa daerah
dengan oleh suku melayu, Tari sekapur sirih merupakan tarian untuk
menyambut atau ungkapan selamat datang kepada tamu-tamu

4. Tari Makyong

Tari Mak Yong yaitu jenis tari teater berbentuk tarian tradisional yang berasal
dari kepri. Pada pementasan tarian ini para Penari akan menggunakan topeng
yang menjadi salah satu keunikan dan cirikhas nya.
5. Tari Zapin

Tari Zapin merupakan salah satu tarian yang terkenal dari Kepri. Perjalanan
Tari Zapin mendapatkan pengaruh dari Arab dan gerakan dari tarian ini lebih
menonjolkan langkah kaki yang cepat mengikuti pukulan gendang dan
gerakan.

6. Tari Dayung Sampan

Tari Zapin merupakan salah satu tarian yang terkenal dari Kepri. Perjalanan
Tari Zapin mendapatkan pengaruh dari Arab dan gerakan dari tarian ini lebih
menonjolkan langkah kaki yang cepat mengikuti pukulan gendang dan
gerakan.

7. Tari Jogi
Tari Jogi merupakan salah satu tarian yang berasal dari daerah yang sangat
terkenal di daerah Kepri dan Riau oleh masyarakat melayu. Umumnya tarian
ini sering dibawakan pada acara-acara besar seperti festival kebudayaan dan
acara resmi pemerintahan.

8. Tari Inai Melayu

Tari Inai adalah seni pertunjukan tari daerah yang bisa kita temui salah
satunya di Provinsi Kepulauan Riau. Namun perlu kami infokan, pada
perkembangan penyebarannya, tarian sakral ini bisa ditemukan dalam
pelaksanaan upacara pernikahan masyarakat Melayu tidak hanya di Kepri.

9. Tari Tebus Kipas


Seperti namanya tarian melayu yang satu ini identuk dengan properti kipas
yang kerap di pentaskan pada acara-acara kebudayaan.

10. Tari Klasik Gamelan

Mendengar namanya Gamelan, akan berbeda dengan alat musik jawa ya gaes.
Tari melayu ini adalah jenis arian Melayu klasik yang sudah ada sejak abad
ke-17 lalu. Bisa ditemui pada acara kebudayaan atau festival dan kegiatan
daerah dalam memperkenalkan keberagaman budaya itu sendiri.

Rumah Adat Kepulauan Riau

1. Selaso Jatuh Kembar

Rumah adat ini memiliki beragam nama seperti Balai Pengobatan, Balairung
Sari dan Balai Kerapatan. Ruangan di rumah ini terdiri dari ruangan besar,
anjungan, ruangan bersila, dan dapur. Selaso Jatuh Kembar artinya memiliki
dua anak tangga atau selasar (selaso), yang merupakan ciri khas dari rumah
ini.

2. Melayu Atap Limas

Seperti halnya rumah khas melayu, rumah limas menggunakan konsep rumah
panggung. Ciri khas dari rumah ini adalah bentuk atap yang menyerupai
limas. Rumah limas ini biasanya terbuat dari kayu dan digunakan sebagai
tempat tinggal.

3. Lontiok Melayu Majo

Rumah lontiok melayu majo ini dibagi kedalam 2 (dua) masa bangunan,
dimana secara garis besar bagian pertama yaitu rumah induk terdiri dari
serambi depan dan ruang tengah yang terdiri dari kamar-kamar, kemudian
masa bangunan kedua yaitu dapur, terdapat penghubung rumah induk dan
dapur.

4. Belah Bubung
Rumah Adat Kepulauan Riau Belah Bubung karena bubung terbelah dua oleh
hubungannya. Rumah belah bubung terdiri dari empat bagian yakni selasar,
ruang induk, ruang penghubung dapur dan dapur. Proses pembangunan rumah
ini harus melalui tahapan upacara berdasarkan adat setempat untuk
menghindarkan pemilik rumah dari hal buruk.

5.

Anda mungkin juga menyukai