DI RIAU
Kelompok 3 :
Novi kristiani Gea
Hanifah giwani putri
Fariz Mirza Aulia Okta
M.fitrah muzakky
Kenny
Kelas : 9.4 / IX.4
Mapel : BUDAYA MELAYU RIAU
BANDAR LAMA DI KAB. PELALAWAN
( PANGKALAN KERINCI )
kemudian Kristen 23,98%, dengan rincian Protestan 21,55% dan Katolik 2,43%.
Sebagian kecil lagi beragama Buddha yakni 0,50%, Hindu 0,02%, Konghucu
dan kepercayaan 0,02%. Sementara untuk rumah ibadah, terdapat 44 masjid, 32
musholah, dan 8 gereja Protestan dan Katolik.
Kabupaten Pelalawan dengan luas 13.067,29 km², dibelah oleh aliran Sungai
Kampar, serta pada kawasan ini menjadi pertemuan dari Sungai Kampar Kanan
dan Sungai Kampar Kiri. Kabupaten Pelalawan memilik beberapa pulau yang
relatif besar yaitu: Pulau Mendol, Pulau Serapung dan Pulau Muda serta pulau-
pulau yang tergolong kecil seperti: Pulau Tugau, Pulau Labuh, Pulau Baru
Pulau Ketam, dan Pulau Untut.[1]
Rokan Hilir dibentuk dari tiga kenegerian, yaitu negeri Kubu, Bangko dan
Tanah Putih. Negeri-negeri tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Negeri yang
bertanggung jawab kepada Sultan Siak.Distrik pertama didirikan Hindia
Belanda di Tanah Putih pada saat menduduki daerah ini pada tahun 1890.
Setelah Bagansiapiapi yang dibuka oleh pemukim-pemukim Tionghoa
berkembang pesat, Belanda memindahkan pemerintahan kontrolir-nya ke kota
ini pada tahun 1901. Bagansiapiapi semakin berkembang setelah Belanda
membangun pelabuhan modern dan terlengkap untuk mengimbangi pelabuhan
lainnya di Selat Malaka hingga Perang Dunia I usai. Setelah kemerdekaan
Indonesia, Rokan Hilir digabungkan ke dalam Kabupaten Bengkalis, Provinsi
Riau.
Kabupaten Rokan Hilir terletak di bagian paling utara dari Provinsi Riau yang
juga merupakan wilayah pesisir timur Pulau Sumatera. Kabupaten Rokan Hilir
memiliki luas wilayah 8.881,59 Km2 atau 888.159 Hektar, terbagi atas 14
kecamatan. Wilayah Kabupaten Rokan Hilir terletak pada koordinat 1°14'
sampai 2°45' Lintang Utara dan 100°17' hingga 101°21' Bujur Timur.
Secara geografis Kabupaten Siak terletak pada koordinat 10 16’ 30” — 00 20’
49” Lintang Utara dan 100 54’ 21” 102° 10’ 59” Bujur Timur. Secara fisik
geografls memiliki kawasan pesisir pantai yang berhampiran dengan sejumlah
negara tetangga dan masuk kedalam daerah segitiga pertumbuhan (growth
triangle) Indonesia–Malaysia–Singapura.
Bentang alam Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah di
bagian Timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah barat. Pada umumnya
struktur tanah terdiri dan tanah podsolik merah kuning dan batuan dan alluvial
serta tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah
basah. Lahan semacam ini subur untuk pengembangan pertanian, perkebunan
dan perikanan. Daerah mi beriklim tropis dengan suhu udara antara 25° -- 32°
Celsius, dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi.
Selain dikenal dengan Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak,
daerah ini juga terdapat banyak tasik atau danau yang tersebar di beberapa
wilayah kecamatan. Sungai Siak sendiri terkenal sebagai sungai terdalam di
tanah air, sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terutama sebagai
sarana transportasi dan perhubungan. Namun potensi banjir diperkirakan juga
terdapat pada daerah sepanjang Sungai Siak, karena morfologinya relatif datar.
Selain Sungai Siak, daerah ini juga dialiri sungai-sungai lain, yaitu: Sungai
Mandau, Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa, Sungai
Buantan, Sungai Limau, dan Sungai Bayam. Sedangkan danau-danau yang
tersebar di daerah ini adalah: Danau Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi,
Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar, Danau Zamrud, Danau Pulau
Bawah, Danau Pulau Atas dan Tasik Rawa.
Berdasarkan perhitungan sikius hidrologi, 15% surplus air dan curah hujan
rata-rata bulanan menjadi aliran permukaan, maka memungkinkan terjadinya
banjir musiman pada bulan-bulan basah. Dan analisis data curah hujan diketahui
bahwa bulan basah berlangsung pada bulan Oktober hingga Desember,
sedangkan bulan kering pada bulan Juni hingga Agustus. Distribusi curah hujan
semakin meninggi ke arah Pegunungan Bukit Barisan di bagian barat wilayah
Provinsi Riau.
Dumai sebagian terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan di sebelah
selatan sebagian adalah dataran tinggi. Kondisi tanahnya mayoritas berupa
tanah rawa yang bergambut dengan kedalaman antara 0-0,5 m. Struktur tanah
umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dan tanah organosol dan
gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah.Tanahnya terbentuk
melalui endapanaluvium, lumpur, pasir halus, pasir, maupun kerikil dengan sifat
yang mudah mengendap karena aliran air.[6] Terdapat 15 sungai di wilayah
Dumai. Sungai-sungai tersebut dapat dilayari kapal pompong, sampan dan
perahu sampai jauh ke hulu sungai.
Batas Wilayah :
BANDAR LAMA DI KAB.KAMPAR
( BANGKINANG )
Kampar adalah sebuah wilayah kabupaten yang berada di provinsi Riau,
Indonesia. Di samping julukan sebagai Bumi Sarimadu, Kampar juga dikenal
dengan julukan Serambi Mekkah di provinsi Riau. Kabupaten ini memiliki luas
11.289,28 km² atau 12,26% dari luas provinsi Riau dan jumlah penduduk
berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2022 berjumlah 847.236
jiwa. Ibu kota Kampar berada di Bangkinang.
Kabupaten Kampar dilalui oleh dua buah sungai besar dan beberapa sungai
kecil, di antaranya Sungai Kampar yang panjangnya ± 413,5 km dengan
kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai
ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto
Kampar, Bangkinang, Kuok, Kampar, Siak Hulu, dan Kampar Kiri. Kemudian
Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ± 90 km dengan kedalaman rata-rata
8 – 12 m yang melintasi kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat
di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai sarana
perhubungan, sumber air bersih, budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi
listrik (PLTA Koto Panjang).
Karakteristik dari jenis tanah ini adalah tergolong tanah dengan kedalaman
solum cukup dalam dan bergambut (> 100 cm), tekstur lapisan bawah halus
(liat) sedangkan lapisan atas merupakan Kemik (tingkat pelapukan sampai
tingkat menengah), konsistensi tanah lekat, porositas tanah sedang, reaksi tanah
tergolong sangat masam dengan pH berkisar antara 3,1–4,0 dan kepekaan
terhadap erosi termasuk rendah.Formasi geologinya terbentuk dari jenis batuan
endapan aluvium muda berumur holosen dengan litologi lempung, lanau, kerikil
kecil dan sisa tumbuhan di rawa gambut, tidak ditemukan daerah rawan longsor
karena arealnya datar, yaitu rawa gambut.Berdasarkan hasil penafsiran peta
topografi dengan skala 1:250.000 diperoleh gambaran secara umum bahwa
kawasan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagian besar bertopografi datar
dengan kelerengan 0–8 %, dengan ketinggian rata-rata sekitar 1-6,4 m di atas
permukaan laut.Daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara antara 25°–32°
Celcius.