Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

BUDAYA MELAYU MASYARAKAT


SIAK SRI INDRAPURA

NAMA
BAYU RIA
KELAS :

SMK NEGERI 1 DAYUN


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah budaya
melayu masyarakat siak sri indrapura.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami masing-
masing dan terima kasih kepada dosen tamadun melayu yang telah membimbing kami agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini,dan dengan perjuangan
kelompok dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang BUDAYA
MELAYU MASYARAKAT SIAK SRI INDRAPURA, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kami dengan berbagai hambatan,
baik suka maupun duka, baik itu yang datang dari diri kami masing-masing maupun yang
datang dari luar. Kendala kami dalam menulis karya tulis ilmiah ini adalah brayawaktu, serta
berbagai hal yang tidak dapat kami sebutkan.
Kami menyadari bahwa dalam makalah tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna sempurnanya makalah kami ini.

Terima kasih.
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................
1.1. Sejarah masyarakat siak ...............................................................
1.2. Gambaran wilayah siak................................................................
BAB 2 SISTEM KEHIDUPAN MASYARAKAT SIAK SRI INDRAPURA
2.1. Adat istiadat..................................................................................
2.2. kesenian ......................................................................................
2.3. makanan.......................................................................................
2.4. pakaian..........................................................................................
2.5 kebudayaan..................................................................................
2.6. tempat usaha .................................................................................
BAB 3 PENUTUP ...............................................................................................
3.1. Kesimpulan ..................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.SEJARAH MASYARAKAT

Siak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang dulunya merupakan pusat
kesultanan Islam terbesar di Riau yaitu Siak Sri Indrapura. Warisan kebesarannya pun hingga
kini masih nampak di berbagai sudut kota. Sejarahnya yang panjang telah meninggalkan
warisan peradaban Melayu yang mengagumkan dan pantas dibanggakan Indonesia.

Siak semakin banyak diminati wisatawan mengingat di sini berdiam banyak sisa
bangunan bersejarah sisa dari Kesultanan Siak Sri Indrapura hingga bangunan peninggalan
Hindia Belanda. Beberapa yang sering dikunjungi wisatawan adalah Istana Siak, Masjid
Sultan, Makam Marhum Buantan, Balai Kerapatan Tinggi, Wisata Bahari Danau Pulau
Besar, Wisata Sungai dan Wisata Agro, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasyim, Monumen
Pompa Angguk, Bangunan Peninggalan Belanda, dan Kapal Kato. Dengan beragam
peninggalan tersebut membuat Kota Siak menjadi salah satu lokasi wisata sejarah yang
sayang untuk dilewatkan.

Kesultanan Siak Sri Indrapura didirikan pada 1723 M oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat
Syah, yaitu putra Raja Johor Sultan Mahmud Syah. Kesultanan Melayu Islam yang terbesar
di Riau ini mengalami masa kejayaan pada abad ke-16 hingga abad ke-20. Kesultanan ini
memiliki hubungan erat dengan kerajaan Malaka dan Johor-Riau. Kini pun seakan tidak lepas
dari sejarahnya, Kabupaten Siak masuk dalam wilayah segitiga pertumbuhan (growth
triangle) Indonesia – Malaysia – Singapura.

Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak merupakan sungai terdalam di
Indonesia dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perhubungan. Selain Sungai Siak ada
juga sungai lainnya di Siak, yaitu: Sungai Mandau, Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai
Tengah, Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau, dan Sungai Bayam. Ada pula
beberapa danau, yaitu: Danau Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, Danau Tembatu
Sonsang, Danau Pulau Besar, Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau Pulau Atas dan
Tasik Rawa.

Ada beragam makna dari kata siak, sebagian mengatakan itu berasal dari nama
tumbuhan yang banyak terdapat di daerah ini yaitu yaitu siak-siak. Kata Siak Sri Inderapura
dalam bahasa Sanskerta berasal dari kata sri (bercahaya), indra (raja), dan pura (kota atau
kerajaan), secara harfiah bermakna pusat kota raja yang taat beragama. Dalam anggapan
masyarakat Melayu bahwa kata siak berarti sangat bertali erat dengan agama Islam, yaitu
orang siak adalah orang yang ahli agama Islam, jadi apabila seseorang hidupnya tekun
beragama dapat dikatakan sebagai orang siak.
Kabupaten Siak awalnya merupakan wilayah Kabupaten Bengkalis yang kemudian
berubah status menjadi Kecamatan Siak. Berikutnya, tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten
Siak dengan ibu kota Siak Sri Indrapura. Kabupaten Siak dikenal sebagai penghasil minyak
bumi dengan standard terbaik di Indonesia. Tambang Minyak Bumi ini berada di Kecamatan
Siak, Sungai Apit dan Minas yang dikelola oleh PT. Chevron dan PT. Kondur Petroleum SA.

Kota Siak memiliki nuansa yang tenang, bersih, dan ramah masyarakatnya. Salah satu
icon terbaru kota ini adalah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah. Keberadaannya selain
sebagai sarana transportasi juga menjadi tujuan wisata di daerah ini.

1.2. GAMBARAN WILAYAH

Sebelumnya kawasan ini merupakan bagian dari Kesultanan Siak Sri Inderapura. Di
awal kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II, merupakan Sultan Siak terakhir
menyatakan kerajaannya bergabung dengan negara Republik Indonesia. Kemudian wilayah
ini menjadi wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah
status menjadi Kecamatan Siak. Pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999,
meningkat statusnya menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura.

Secara geografis Kabupaten Siak terletak pada koordinat 10 16’ 30” — 00 20’
49” Lintang Utara dan 100 54’ 21” 102° 10’ 59”Bujur Timur. Secara fisik geografls memiliki
kawasan pesisir pantai yang berhampiran dengan sejumlah negara tetangga dan masuk
kedalam daerah segitiga pertumbuhan (growth triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura.

Bentang alam Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah di bagian
Timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah barat. Pada umumnya struktur tanah terdiri dan
tanah podsolik merah kuning dan batuan dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus
dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah. Lahan semacam ini subur untuk
pengembanganpertanian, perkebunan dan perikanan. Daerah mi beriklim tropis dengan suhu
udara antara 25° -- 32° Celsius, dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi.

Selain dikenal dengan Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak, daerah
ini juga terdapat banyak tasik atau danau yang tersebar di beberapa wilayah
kecamatan. Sungai Siak sendiri terkenal sebagai sungai terdalam di tanah air, sehingga
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terutama sebagai sarana transportasi dan perhubungan.
Namun potensi banjirdiperkirakan juga terdapat pada daerah sepanjang Sungai Siak, karena
morfologinya relatif datar.

Selain Sungai Siak, daerah ini juga dialiri sungai-sungai lain, yaitu: Sungai Mandau,
Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau,
dan Sungai Bayam. Sedangkan danau-danau yang tersebar di daerah ini adalah: Danau
Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar,
Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau Pulau Atas dan Tasik Rawa.

Berdasarkan perhitungan sikius hidrologi, 15% surplus air dan curah hujan rata-rata
bulanan menjadi aliran permukaan, maka memungkinkan terjadinya banjir musiman pada
bulan-bulan basah. Dan analisis data curah hujan diketahui bahwa bulan basah berlangsung
pada bulan Oktober hingga Desember, sedangkan bulan kering pada
bulan Juni hingga Agustus. Distribusi curah hujan semakin meninggi ke
arah Pegunungan Bukit Barisan di bagian barat wilayah Provinsi Riau.

1. Kabupaten Siak berbatasan dengan beberapa wilayah yaitu :

Utara Kabupaten Bengkalis

Selatan Kabupaten Pelalawan

Barat Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru

Timur Kabupaten Kepulauan Meranti

Kabupaten Siak telah berkembang menjadi beberapa kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Bunga Raya


2. Kecamatan Dayun
3. Kecamatan Kandis
4. Kecamatan Kerinci Kanan
5. Kecamatan Koto Gasip
6. Kecamatan Siak
7. Kecamatan Sabak Auh
8. Kecamatan Tualang
9. Kecamatan Minas
10. Kecamatan Sungai Apit
11. Kecamatan Pusako
12. Kecamatan Lubuk Dalam
13. Kecamatan Sungai Mandau
14. Kecamatan Mempura

Penduduk

Tahun 2000 2005 2006 2007 2008 2010


Jumlah penduduk 238.786 309.845 314.310 318.585 322.417 37.200

Sejarah kependudukan Kabupaten Siak


Pada tahun 2000 penduduk Kabupaten Siak tercatat 238.786 ribu jiwa. Dalam waktu 5
tahun kemudian penduduk Kabupaten Siak menjadi 309.845 jiwa. Dari tahun 2010-
2005penduduk Kabupaten Siak menaik drastis sekitar 71.059 jiwa. Dan
Hasil SP2010 penduduk Kabupaten Siak berkembang 377.200 jiwa. Dapat diketahui jika laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Siak dari tahun 2000-2010 sekitar 4,29 persen/tahun.
Penyebaran penduduk berdasarkan wilayah Kecamatan pada tahun 2010 adalah
sebagai berikut :
Kecamatan Bunga Raya 20.900
Kecamatan Dayun 26.600
Kecamatan Kandis 58.700
Kecamatan Kerinci Kanan 22.900
Kecamatan Koto Gasip 18.600
Kecamatan Siak 21.400
Kecamatan Sabak Auh 9.900
Kecamatan Tualang 104.000
Kecamatan Minas 25.800
Kecamatan Sungai Apit 25.000
Kecamatan Pusako 5.100
Kecamatan Lubuk Dalam 17.000
Kecamatan Sungai Mandau 7.200
Kecamatan Mempura 14.100

1.3.TUJUAN

 Tujuan umum : secara umum tujuan pembuatan makalah ini bertujuan untuk
mengetauhi dan memahami tentang budaya melayu masyarakat siak sri indrapura.
 Tujuan khusus : secara khusus pembuatan makalah ini bbertujuan untuk mengikuti
proses pembelajaran dalam mata pelajaran tamadun melayu.
BAB II
SISTEM KEHIDUPAN MASYARAKAT
SIAK SRI INDRAPURA

2.1. ADAT ISTIADAT

A. Adat Melayu diKerajaan Siak

Kerajaan Siak adalah pusat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Sultan dengan
orang-ornag besarnya, sehingga yang dilakukan dalam acara adat mempunyai sopan santun
yang telah diatur oleh Kerajaan dan Datuk- datuk dari Ketua Suku. Setiap pelanggaran adat
dan sopan santun oleh rakyatnya akan mendapat hukuan atau sanksi yang sesuai dengan
pelanggarannya. Didalam adat kerajaan siak ada beberapa aturan yaitu :

1. Adat Sebenar Adat

Maksud dari Adat Sebenar Adat adalah prinsip-prinsip adat dikerajaan Siak yang
tidak dapat diubah-ubah karena sudah tersimpul dalam adat yang bersendikan syarak. Untuk
itu ketentuan addat yang bertentangan dengan hukum syarak Islam tidak boleh dipakai lagi.
Jika terjadi benturan maka hukum syaraklah yang berlaku dominan, hal ini telah disabdakan
oleh Sultan Siak Raja Kecik sewaktu beliau dinobatkan. Misalnya : Dalam berpakaian
haruslah menutup aurat.

2. Adat yang diadatkan

Adat ini adalah adat yang dibuat oleh Kerajaan Siak oleh Sultan yang sedang
berkuasa sebagai pemimpin pemerintahan dinegeri Siak bersama Dewan Datuk sebagi
penasehat Sultan pada kurun waktu tertentu dan masa berlakunya adat yang diadatkan ini
ialah sepanjang belum dirubah oleh penguasa berikutnya atau Sultan penggantinya.
Contohnya : Warna pakaian yang boleh dipakai oleh Datuk, orang besar kerajaan dan
isterinya, dilarang memakai warna kuning karena itu adalah warna pakaina sultan dan
keluarganya.

3. Adat yang Teradat

Adat ini adalah adat yang disusun bersama oleh Datuk-datuk kepala suku dengan
pemuka-pemuka dinegeri Siak pada masa kerajaan dahulu sejak berdirinya Kerajaan Gasib
sampai Kerajaan Siak yang dipimpin oleh Raja Kecik.

Adat ini turun temurun dalam masyarakat melayu siak yang telah lama mentradisi dan
sudah menjadi pegangan bersama yang harus ditaati oleh rakyat siak. Terutama pantang
durhaka kepada raja dan kepada orang tua karena sumpah raja dan orang tua sangat
makbul.
Adat ini menanamkan sopan santun kepada masyarakat dan rakyatnya terutama
kepada anak cucunya yang merupakan pewaris negeri siak.adat sopan santun sangat
diutamakan dalam masyarakat melayu siak. Dikerajaan Siak hidup dan berkembang
kebudayaan Tradisional yang kuat yang bernafaskan Islam, hal ini terlihat dari beberapa
upacara adat dimulai dari kelahiran sampai kematian. kebudayaan tersebut akan dipaparkan
pada pembahasan selanjutnya.

B. Kebudayaan Kerajaan Siak


1. Upacara menujuh bulan

Upacara menujuh bulan yaitu upacara adat yang dilaksanakan pada saat seorang ibu
yang hamil anak sulungdalam usia kandungan tujuh bulan.

2. Upacara aqiqah, memberi nama, cukur rambut dan turun mandi.

Upacara ini dilakukan secara bersamaan, dimana anak yang baru dilahirkan dalam
usia tujuh hari atau lebih, diaqiqahkan dengan menyembelih satu ekor kambing untuk anak
perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki. Bersamaan dengan itu dilakukan
kenduri dengan menjemput orang rmai dan pada saat itu rambut sibayi digunting, ditepung
tawari sambil dibacakan puji-pujian kepad Rasul dan kemudian dibacakan doa selamt dan
doa member nama. Seterusnya bayi diturunkan memijak tanah dan dimandikan dan terakhir
diayun dibuaian.

3. Upacar Khitanan dan Khatam Al-Qur'an anak laki-laki

Setiap anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun dikhitankan, dan sebelum
dikhitankan dianya haruslah sudah khatam Al-Qur'an.

4. Upacara Perkawinan Pinangan


a. Merisik

Awal dalam menentukan jodoh guna mengetahui tentnag diri masing-masing calon
yang meliputi keIslamannya, budi pekerti atau kepribadiannya,pengetahuan, sudah berpunya
atau belum dan lain sebagainya.

b. Meminang

Setelah didapati penjelasan yang lengkap dan dinyatakan sesuai, maka pihak lelaki
melakukan perminangan kepada si Dara yang diingini melalui perutusan orang yang
dituakan. Pada saat meminang ini juga diserahkan tanda pengikat berupa sebuah cincin emas
belah rotan kepad siDara.
c. Mengantar Belanja

Untuk persiapan pelaksanaan kenduri perkawinan, maka pihak lelaki


menyerahkan sejumlah uang kepada pihak perempuan dan beberapa barang-barang antaran
untuk keperluan pengantin perempuan sebagai pengiring dari uang dimaksud, yang disebuat
" Antaran Belanja"

d. Pelaksaan pernikahan ( hari akad nikah )

Untuk melaksanakan hari pernikahan ini dilakukan beberapa untaian


acara, diantaranya : - Menggantung Yaitu memasang kembes ( tenda ) membuat pelamin,
menghias rumah dan kamar pengantin. - Berinai Kedua calon pengantin dipasangkan inai
pada ujung jari tangan, ujung jari kaki serta telapak tangan dan telapak kaki. Acara ini
dilakukan pada malam hari sehingga disebut " Malam Berinai ". - Berandam Berandam
adalah kegiatan membersihkan diri calon pengantin, terutama pengantin perempuan dengan
mencukur bulu roma diwajah, merapikan alis, anak rambut dikening maupun ditengkuk dan
diakhiri dengan mandi air wewangian dan air tolak bala. - Akad nikah ( hari mengucap ijab
Kabul ) Akad nikah adalah suatu uapacar yang sacral menurut syariat Agama Islam, dimana
orang tua ( ayah ) pengantin perempuan menikahkan anaknya dengan seorang perjaka dan
saling berikrar yang disebut Ijab Kabul. Selesai akad nikah dilakukan menyembah orang tua (
ayah & ibu ) dan seterusnya dilakukan upacaratepuk tepung tawar kedua pengantin secara
bergantian didahului oleh pengantin perempuan yang didudukkan diatas pelaminan secara
bergantian. Setelah selesai acara tepuk tepung tawar dibacakan doa oleh seorang ulama islam.
Mohon keselamatan dan kebahagian kedua pengantin menjadi keluarga sakinah, mawaddah
dan warrahmah. - Hari Langsung ( Hari Bersanding ) Pada hari yang telah disepakati
dilakukan hari bersanding, dimana pengantin laki- laki diarak dari rumah orang tuanya
kerumah pengantin perempuan, diiringi dengan music kompang dan sampai didepan halaman
rumah pengantin perempuan disambut dengan silat, dan setelah silat selesai bertukar tepak
antara kedua belah pihak dan juga ditaburkan beras kunyit sebagai mengelu-elukan
kedatangan pengantin. Pengantin laki-laki menuju pintu rumah dan dipintu dilakukan
pantun berbalas antara pihak yang datang dengan pihak tuan rumah yang disebut dengan
pantun buka pintu. Setelah pintu dibuka maka pengantin laki-laki masuk kedalam rumah dan
didudukkan dipelaminan, disana sudah duduk pengantin perempuan menunggu kedatangan
pengantin laki-laki. Setelah beberapa saat duduk bersanding yang disaksikan oleh khalayak
ramai maka kedua peengantin dibawa turun kemuka pelaminan untuk acara makan beradab
antara dua pengantin dan didampingi oleh sanak saudara dan keluarga kedua belah pihak.
Makna makan beradab adalah memberikan tujuk agar kepada kedua pengantin bagaimana
tata cara makan bersama suami isteri serta keluarga. - Mandi Damai Mandi damai dilakukan
setelah tiga hari upacara hari langsung atau acara bersanding. Mandi damai ini dilaksanakan
setelah terdapatnya perdamaian antara pengantin laki-laki dan perempuan bahwa pengantin
perempuan suci adanya. Upacara mandi damai ini dilangsungkan dihalaman rumah pengantin
perempuan dengan membuat balai-balai menyerupai pelaminan yang dihiasi dengan daun
kelapa muda dan bunga – bunga hidup. Bagian dari upacara ini dilakukan acara berarak
kumbo taman dimana semua peralatan mandi berikut kelengkapannya seperti tepak sirih, air
wewangian, air tujuh bunga, buah kelapa, mayang pinang, cermin, cincin diikat bersambung
benang, talam berisikan beras dan padi serta peralatan lainnya, yaitu semprotan air dari
batang buluh ( bambu ). Setelah selesai acara mandi damai maka kedua pengantin berganti
pakaian dengan pakaian kering dan dilakukan acara mengasah gigi, maksud dari mengasah
gigi ini, bahwa pertanda pengantin perempuan itu sudah mempunyai suami yang syah, akhir
dari acara ini dilakukan acara menyembah orang tua kedua belah pihak. - Berkunjung
kerumah mertua Maksud dari berkunjung kerumah mertua ini adalah untuk membina
silahturahmi antara kedua keluarga. Biasanya mertua dari pengantin perempuan ini member
buah tangan untuk dipakai oleh anak menantunya semasa beliau masih hidup bersama.

5. Meninggal Dunia

Bila seseorang telah meninggal dunia, oleh keluarga yang ditinggal melaksanakan
upacara Fardhu Kifayah yaitu memandikan, mengkafani , menshalatkan dan dimakamkan.
Pada hari-hari tertentu sesudah itu yaitu hari ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus
sesudah kematian diadakan kenduri untuk arwah sambil membacakan ayat-ayat suci Al-
Qur'an.

6. Upacara adat lainnya


 Upacara adat lainnya yang terdapat didalam Kerajaan Siak, antara lain :
 Uapacara membuka tanah peladangan
 Upacara mendirikan dan menaiki rumah baru
 Upacara pengobatan tradisional
 Upacara menyambut hari-hari besar islam
 Upacara menyambut bulan suci Ramadhan antara lain acara petang megang dengan
mandi air limau dan wangi-wangian.
 Uapacara menyambut Hari Raya Idul Fitri, menyambut hari kemenangan bagi umat
islam seperti adanya malam Lailatul Qadar, Malam Tujuh Likur ( malam 27
ramadhan ) dengan memasang lampu colok beraneka bentuk
 Upacara menghalau penyakit dalam kampung, dengan melakukan Ratib Beranyut
 Upacara-upacara lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat islam.

Bentuk-bentuk upacara budaya dan adat sudah mentradisi dimasyarakat Melayu


kerajaan Siak semenjak dari zaman raja terdahulu dari zaman pendiri kerajaan Siak Sultan
Abdul Jalil Rakhmad Syah dan keturunannya. Sebagaimana diungkapkan oleh orang tua-tua
bahwa : Adat tak boleh dianjak-anjak, Tak boleh dialih-alih, Jika dianjak dia layu, jika dialih
dia mati. Sampai saat ini adat istiadat ini sebagian besar masih dianut oleh masyarakat Siak.
2.2. PAKAIAN

Berikut Penjelasan pakaian adat yang berada di provinsi riau yang dapat bukde info
rangkum secara singkat. Ada 4 Jenis pakaian adat yang sering digunakan oleh masyarakat
provinsi Riau, Berikut beberapa jenis pakaian adat dan penjelasannya.

1. Pakaian Upacara Adat

Gambar : Pakaian Upacara Adat

Pakaian Upacara Adat digunakan sesuai apa yang sedang ada acaranya, Seperti
upacara penobatan raja, upacara penerimaan anugerah, upacara penyambutan tamu, dan lain
sebagainya, masyarakat Melayu Riau menggunakan jenis pakaian adat yang berbeda. Laki-
laki menggunakan Baju Kurung Cekak Musang, sedangkan para perempuan menggunakan
baju Baju Kurung Tulang Belut (gadis) dan Baju Kebaya Laboh Cekak Musang (setengah
baya) yang dibuat dari kain sutra.

Baju kebaya yang dikenakan saat upacara adat ada 2 jenis, yaitu yang berwarna
hitam dan berwarna kuning. Warna hitam digunakan saat upacara penobatan raja,
pembesar, menteri, atau datuk. Sedangkan kebaya berwarna kuning digunakan saat upacara
penerimaan tamu agung atau upacara penerimaan anugerah. Saat mengenakan baju adat
tersebut, para perempuan akan dihias rambutnya dengan sanggul joget, yaitu sanggul lipat
pandan dengan hiasan bunga goyang di bagian atasnya, jurai panjang di sebelah kanan, serta
jurai pendek di sebelah kiri.

2. Pakaian Upacara Perkawinan

Gambar : Pakaian Perkawinan


Baju pengantin laki-laki adat Melayu bernama Baju Kurung Cekak Musang (Baju
Kurung Teluk Belanga). Baju adat Riau ini dilengkapi dengan kain sarung yang memiliki
warna dan motif sesuai baju kurungnya. Beberapa ornamen lain seperti mahkota di kepala,
sebai berwarna kuning di bahu bagian kiri, sepatu runcing, rantai panjang di leher, canggai di
kelingking, dan keris berkepala burung serindit diselipkan di pinggang kiri.

Adapun untuk pengantin perempuan, mereka akan mengenakan pakaian yang


bermacam-macam tergantung dari upacaranya. Saat upacara malam berinai, mereka
menggunakan baju kurung teluk belanga, saat upacara berandam, menggunakan baju kurung
kebaya pendek saat upacara akad nikah menggunakan baju kurung teluk, dan saat upacara
bersanding menggunakan kebaya laboh.

3. Pakaian Keseharian

Gambar : Pakaian Keseharian

Pakaian keseharian adalah pakaian yang digunakan saat melakukan aktivitas sehari-
hari. Dibandingkan jenis pakaian adat Riau yang lain, pakaian keseharian terbilang sangat
sederhana. Tidak terlalu banyak pernik dan aksesoris. Berdasarkan usia pemakainya, pakaian
keseharian dibedakan menjadi 3 yaitu:
 Pakaian Keseharian untuk Anak-anak Pakaian keseharian anak laki-laki dalam adat Riau
disebut baju monyet. Baju ini dipadukan dengan celana panjang atau tanggung, lengkap
dengan kopiah atau kain segiempat sebagai penutup kepalanya. Sementara untuk anak
perempuan, pakaian yang digunakan berupa baju kurung dengan motif bunga-bunga.
Pakaian keseharian adat Riau untuk anak-anak ini biasa digunakan saat mereka mengaji
atau menuntut ilmu.
 Pakaian Keseharian untuk Dewasa Laki-laki Melayu yang sudah dewasa mengenakan
pakaian yang bernama baju kurung cekak musang. Baju ini dikenakan bersama kain
sarung dan kopiah. Sementara perempuan Melayu dewasa memilih 3 jenis baju yang
disebut Baju Kebaya Pendek, Baju Kurung Laboh, dan Baju Kurung Tulang Belut. Baju-
baju ini digunakan bersama kain selendang sebagai penutup kepala saat pergi berladang.
 Pakaian Keseharian untuk Orangtua Laki-laki sepuh atau setengah baya mengenakan
Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga yang dibuat dari bahan
kain lejo atau kain katun. Sementara perempuan sepuhnya menggunakan Baju Kurung
Teluk Belanga, Baju Kebaya Pendek dan Kebaya Laboh lengkap dengan selendang
dikenakan sebagai kerudung.

4. Pakaian Resmi

Gambar : Pakaian Resmi

Di masa silam, pakaian resmi adat Riau hanya dikenakan saat ada pertemuan resmi
kerajaan. Akan tetapi, saat ini baju tersebut lebih sering digunakan dalam acara resmi
kepemerintahan. Pakaian adat Riau yang resmi untuk laki-laki adalah Baju Kurung Cekak
Musang yang dikenakan lengkap bersama kopiah dan kain sarung tenun. Baju Kurung Cekak
Musang sendiri dibuat dari bahan jenis kain kualitas tinggi, seperti kain satin atau kain sutra.

Adapun untuk perempuan, pakaian resmi yang digunakan adalah Kebaya Laboh.
Bahan yang digunakan untuk membuat pakaian tersebut adalah kain tenun khas buatan
masyarakat di daerah-daerah Riau, seperti Siak, Indragiri, Trengganu, dan lain sebagainya.
Kebaya untuk gadis dibuat dengan panjang hingga 3 jari di atas lutut, sementara untuk
perempuan setengah baya dibuat 3 jari di bawah lutut.

Demikian pembahasan 4 jenis pakaian adat provinsi riau yang digunakan oleh
masyarakat riau. semoga dapat membantu pembaca untuk menambah wawasannya.
2.3. TEMPAT WISATA
1. Istana Siak

Istana Siak pastinya menjadi objek wisata pertama yang wajib dikunjungi jika berlibur ke
Siak Sri Indrapura. Di dalam istana ini, kita bisa melihat kemegahan kerajaan Siak Sri
Indrapura pada masanya. Kita juga bisa mendengar langsung cerita sejarah kerajaan Siak
termasuk silsilah sultan-sultannya yang masih berkaitan dengan kesultanan Malaysia.
Istana ini beroperasi setiap hari Senin sampai Minggu, mulai dari jam 9 pagi sampai jam 4
sore. Khusus hari Jum’at, istana ini tutup sementara mulai pukul 11 siang, dan akan buka
kembali mulai pukul 2 siang. Harga tiket masuknya cukup murah, berkisar Rp3.000 untuk
wisatawan domestik dan Rp10.000 untuk wisatawan mancanegara.

2. Masjid Syahabuddin

Masjid ini letaknya dekat sekali dengan Istana Siak. Hanya berjarak beberapa ratus meter
saja. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Siak. Didirikan pada tahun
1926 di era Sultan al-Said al-Kasyim Abdul Jalil Saifuddin.
Jika sedang jalan-jalan di Siak, sempatkan mampir ke masjid ini untuk beribadah. Interior di
dalamnya cakep banget. Didominasi warna putih dan hijau dengan lampu gantung yang
berada di tengah ruangan menambah keindahan interior masjid ini.
Di dalam pekarangan masjid juga terdapat makam Sultan Syarif Kasim II yang merupakan
sultan siak terakhir di kerajaan Siak.
3. Balai Kerapatan Adat

Balai Kerapatan Adat dibangun sekitar tahun 1888 atau tepatnya satu tahun sebelum Istana
Siak dibangun. Di masa kerajaan, bangunan ini digunakan sebagai tempat berkumpulnya
Sultan dan para staf untuk mendiskusikan hal-hal penting yang berkaitan dengan
pemerintahan. Selain itu, dulu bangunan ini juga digunakan sebagai tempat persidangan.
Pintu utama Balai Kerapatan Adat ini adalah yang menghadap ke sungai. Karena dulu
transportasi utama di Siak adalah kapal-kapal kecil yang melintas di sungai siak. Nah, jika
persidangan sedang berlangsung, tersangka yang akan disidang naik ke ruang persidangan
yang berada di lantai 2 melalui tangga utama, sedangkan keluarga yang mengantar
berkumpul di sisi kanan dan kiri bangunan.
Untuk mengetahui apakah tersangka diputuskan bersalah atau tidak, pihak keluarga cukup
menunggu di sisi tangga. Ada dua buah tangga yang terletak di sisi kanan dan kiri. Satunya
tangga yang terbuat dari kayu dan satu lagi tangga dari besi. Jika putusannya tidak bersalah,
maka tersangka turun dari tangga besi. Sebaliknya, jika bersalah maka tersangka turun dari
tangga kayu dan langsung menuju penjara yang dulu terletak di sisi kiri gedung.
Saat ini Balai Kerapatan Adat ini digunakan sebagai museum. Kita bisa melihat beberapa
peninggalan kerajaan di balai ini. Jangan lupa naik ke lantai 2 karena kita juga bisa melihat
langsung diorama ruangan tempat berkumpulnya sultan dan ruangan-ruangan yang dulu
dipergunakan sebagai tempat persidangan.

4. Klenteng Hock Siu Kiong & Bangunan Merah

Klenteng ini adalah salah satu klenteng tertua yang ada di Siak. Usianya 140 tahun. Klenteng
ini terletak di kawasan pecinan atau juga dikenal dengan kawasan bangunan merah Siak Sri
Indrapura. Kenapa disebut kawasan bangunan merah? Karena semua bangunan di kawasan
ini memang dicat dengan warna merah!
Seluruh kawasan di Siak termasuk kawasan bangunan merah ini, bisa dibilang rapi dan
bersih. Benar-benar tidak ada terlihat sampah sedikit pun. Jadi kita pun nyaman saat
menyusuri kawasan ini. Oh ya, mayoritas penduduk yang tinggal di kawasan ini adalah etnis
Tionghoa. Di momen-momen tertentu di malam hari, kita juga bisa menikmati lampion yang
terpasang cantik di kawasan ini. Terutama saat perayaan imlek.

5. Kolam Hijau, Makam Raja Kecik & Makam Sultan Siak II

Sebagai tempat yang menyimpan cerita sejarah salah satu kerajaan terkaya di Indonesia, Siak
pastinya banyak memiliki wisata sejarah. Salah satunya adalah kolam hijau ini. Konon
dulunya kolam ini digunakan oleh pihak istana untuk membersihkan senjata-senjata usai
perang. Waktu yang tepat untuk mengunjungi kolam hijau ini adalah saat musim hujan.
Karena jika datang di musim kemarau, kemungkinan besar akan melihat kolam ini kering
kerontang.
Tidak jauh dari lokasi kolam hijau ini, terletak pula makam Raja Kecik yang dulu mendirikan
kerajaan Siak di Buantan. Di dalam kompleks makam ini, pengunjung juga bisa membaca
sejarah kerajaan Siak dari buku yang disediakan di sana.
Selain makam Raja Kecik, makam Sultan Siak II atau yang dikenal dengan Tengku Buwang
Asmara juga menjadi salah satu objek wisata sejarah yang wajib dikunjungi jika sedang
berlibur di Siak Sri Indrapura.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada umumnya masih banyak dari kalangan masyarakat yang tidak mengetahui tentang
apa itu sejarah dan apa yang menjadi bahan pembicaraan dalam sejarah, peninggalan sejarah
yang ditemukan di daerah Siak Sri Indrapura ini masih terkesan sangat jarang untuk
dikunjungi dan diminati oleh berbagai kaum masyarakat.
Hal ini pula menjadi ketertarikan untuk masyarakat lain mengunjungi peninggalan sejarah
dari kerajaan ini, namun dalam berbagai hal masih ada peninggalan sejarah yang tak terawatt
dan dibiarkan.
3.2 SARAN

Sebaiknya kita sebagai orang yang bertanggung jawab dapat bersama-sama merawat dan
mencintai peninggalan sejarah dan memberikan peluang kepada masyarakat lain untuk
melihat dan mempelajari budaya atau sejarah yang ada di daerah sekitar kita. Dengan
kemudian, masyarakat lain akan tau bagaimana berjuangnya dan berhasil nya sebuah kerjaan
siak sampai sekarang ini.

Dan memberikan saran kepada pemerintahan untuk lebih menjaga peninggalan sejarah
atau budaya yang dapat diperoleh dari masyarakat sekitar daerah tersebut, dengan itu maka
semua orang akan berapresiasi untuk melihat peninggalan sejarah.
1.2. KESENIAN
Warisan seni dan budaya Melayu terus terjaga sampai saat ini. Dalam festival Siak
Bermadah sajian itu dikemas dalam aneka rupa dan rasa. Mengikuti rentak dan kemajuan
zaman yang membuat siapa saja terpesona menyaksikannya.

Acara ini merupakan kalender tahunan yang digelar menjelang Hari Ulang Tahun (HUT)
Kabupaten Siak. Di festival itu digelar stand yang menampilkan potensi dari tiap kecamatan
serta tentunya pentas hiburan rakyat. Festival Siak Bermadah merupakan sebuah rangkaian
visualisasi tradisi seni budaya Melayu yang telah menjadi darah dan daging bagi orang-orang
Siak, dalam keseharian dan tutur laku. Madah yang bermakna sebuah perkataan, ucapan,
syair senandung yang indah yang keluar dari bangsa Melayu itu sendiri. Festival Siak
Bermadah ini merupakan wadah kreasi dan inovasi yang dilakukan para insan-insan yang
bergelut dalam seni dan budaya, melalui hasil karya yang inovatif dan kreatif memiliki nilai
plus. Dari tahun ke tahun budaya dan seni menunjukkan kemajuan dan peningkatan. Para
seniman telah melahirkan ide-ide kreativitas melalui hasil karya yang ditampilkan. Ini
menandakan bahwa budaya Melayu itu, sangat relevan dengan kondisi dan perkembangan
zaman. Adalah para tamu undangan yang diundang dari daerah lain, baik dari kabupaten yang
terdapat di provinsi Riau, provinsi di luar Provinsi Riau dan dari luar negeri dan jazz festival,
yakni sebuah konsep baru untuk menyemarakkan Festival Siak Bermadah. Sementara itu ada
banyak perlombaan diadakan, antara lain; lomba rebana, senandung menidurkan anak,
marhaban dan berzanji, nasyid, tari zapin tradisi; lagu Melayu, joget serampang dua belas,
berbalas pantun, lawak Melayu, bujang dan dara, tari kreasi, syair berpasangan, bazar dan
pameran, adat istiadat mengarak pengantin dan lomba dai cilik. (sumber : Riauterkini dan
Riaupos)

TENUN SIAK

Kerajinan tangan yang sangat terkenal dari Siak semenjak dahulu adalah kerajinan
industri rumah yaitu kerajinan tenunan, karena berasal dari Siak maka dinamakan Kain
Tenun Siak. Semasa dahulu pekerjaan menenun hanya dikenal di lingkungan istana saja
sebagai pekerjaan sambilan. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, pekerjaan menenun
merembes keluar tembok istana. Tenun Siak adalah tenunan yang dibuat (ditenun) dengan
menggunakan benang katun atau benang sutera yang diberi motif benang emas dengan
berbagai motif seperti pucuk rebung, siku keluang, tampuk manggis, dan lain-lain. Dengan
dimekarkannya Siak menjadi Kabupaten, perhatian pemerintah terhadap perkembangan
tenunan Siak semakin besar, dan tenunan Siak sebagai barang bawaan atau cinderamata khas
dari Siak semakin diminati oleh para kolektor, masyarakat pemakai, dan para pelancong yang
datang ke Siak.

EJARAH TENUN SIAK : Orang pertama yang memperkenalkan Tenun ini adalah
seorang pengrajin yang didatangkan dari Kerajaan Terengganu Malaysia pada masa
Kerajaan Siak diperintah oleh Sultan Sayid Ali. Seorang wanita bernama Wan Siti
Binti Wan Karim dibawa ke Siak Sri Indrapura, beliau adalah seorang yang cakap dan
terampil dalam bertenun dan beliau mengajarkan bagaimana bertenun kain songket. Karena
pada saat itu hubungan kenegerian Kesultanan Siak dengan negeri-negeri melayu di
semenanjung sangat lah erat, terutama juga dalam hal seni dan budaya melayu yang satu.
Pada awalnya tenun yang diajarkan adalah merupakan tenun tumpu dan kemudian bertukar
ganti dengan menggunakan alat yang dinamakan dengan “Kik”, dan kain yang dihasilkan
disebut dengan kain Tenun Siak. Pada awalnya kain Tenun Siak ini dibuat terbatas bagi
kalangan bangsawan saja terutama Sultan dan para keluarga serta para pembesar kerajaan di
kalangan Istana Siak. Kik adalah alat tenun yang cukup sederhana dari bahan kayu berukuran
sekitar 1 x 2 meter. Sesuai dengan ukuran alatnya, maka lebar kain yang dihasilkan tidaklah
lebar sehingga tidak cukup untuk satu kain sarung, maka haruslah disambung dua yang
disebut dengan kain “Berkampuh”. Akibatnya untuk mendapatkan sehelai kain, terpaksa
harus ditenun dua kali dan kemudian hasilnya disambung untuk bagian atas dan bagian
bawah yang sudah barang tentu memakan waktu yang lama. Dalam bertenun memerlukan
bahan baku benang, baik sutera ataupun katun berwarna yang dipadukan dengan benang
emas sebagai ornamen (motif) atau hiasan. Dikarenakan benang sutera sudah susah didapat,
maka lama kelamaan orang hanya menggunakan benang katun. Dan pada saat ini pula kain
Tenun Songket Siak dikembangkan pula pembuatannnya melalui benang sutera. Nama-nama
motif tenun Songket Riau itu antara lain, Pucuk Rebung, Bunga Teratai, Bunga Tanjung,
Bunga Melur, Tapuk Manggis, Semut Beriring, Siku Keluang. Semua motif ini dapat pula
saling bersenyawa menjadi bentuk motif baru.

Makanan Khas dan Cafe di Turab


Ada beragam kuliner yang tersedia di sepanjang cafe-cafe di turab, mulai dari masakan laut
sampai masakan khas melayu. Banyak cafe maupun warung-warung makan di sepanjang
Turab sungai Siak. Tak hanya sebagai tempat kuliner namun cocok juga sebagai lokasi untuk
duduk-duduk sambil menikmati pemandangan Sungai Siak. Banyaknya Cafe-cafe di
sepanjang Turab sungai Siak ikut memacu kreativitas dalam dekorasi-dekorasi unik dari cafe-
cafe yang ada, tersedia juga model Pondok yang lucu.

1.1.

2.4. MAKANAN KHAS

Tanah Melayu memiliki ragam kuliner yang tidak biasa dan terpengaruh dari kekayaan
budayanya. Makanan-makanan Melayu bercita-rasa yang kuat dan kaya . Jika Anda
berkunjung ke Riau dan daerah lainnya
1. Bolu Kemojo

Makanan Khas Siak: Bolu Kemojo


Bolu Kemojo adalah makanan khas Melayu Riau. Kue ini selalu jadi hidangan istimewa
pada saat hajatan / kenduri dan sering disajikan untuk menu buka puasa serta jadi sajian bagi
tamu dihari raya Idul Fitri.
Jika Anda melancong ke Pekanbaru, Batam, atau kota-kota lain di Propinsi Riau, jangan
sampai tak mencicipi dan tidak membawa pulang Bolu Kemojo sebagai oleh-oleh.
2. Roti Jala dan Roti Canai

Makanan Khas Siak: Roti Canai

Roti jala & Roti Canai adalah makanan yang berasal dari India dan di adopsi oleh
Indonesia. Biasanya makanan ini disuguhkan bersama kare.

3. Asidah

Makanan Khas Siak: Asidah


Kue ini namanya Asidah, teksturnya lembut dan rasanya manis perpaduan rempah spt
cengkeh, kayu manis dan daun pandan. yg anehnya kue ini dimakan pake bawang goreng.
kue ini bisa dibentuk sesuka hati.

4. Kue Bangkit

Makanan Khas Siak: Kue Bangkit


Kue kering ini berbahan dasar tepung rasanya manis,renyah dan enak. Rasanya manis
legit dengan rasa lembut dilidah, juga gurih.

5. Cencalok

Makanan Khas Siak: Cencalok


Cencalok ialah sejenis lauk dalam hidangan tradisional melayu. makanan ini dibuat dari
udang halus, cencaluk mengandungi kandungan protein yang tinggi.
6. Lempuk Durian

Makanan Khas Siak: Lempuk Durian


Lempuk Durian adalah salah satu Jenis Makanan Khas dari Riau yang terbuat dari
Durian, lempuk ini berbentuk seperti dodol. Selain di Riau,lempuk juga dapat dijumpai di
daerah lain di Sumatera. Siapa yang tak kenal dengan lempuk durian, “Makanan Khas Riau”
ini berasal dari Kabupaten Bengkalis, bahkan lempuk sudai menjadi ikon Bengkalis, jika kita
berkunjung ke Bengkalis kurang lengkapnya jikanya tidak membeli buah tangan Lempuk
Durian.
7. Es Laksamana Mengamuk

Makanan Khas Siak: Es Laksamana Mengamuk

Es Laksamana Mengamuk merupakan minuman dingin yang menggunakan buah kuini


sebagai bahan utama. Konon, keberadaan minuman ini berawal dari mengamuknya seorang
laksamana di kebun kuini. Laksamana tersebut mengamuk lantaran istrinya dibawa lari oleh
pemilik kebun kuini tersebut. Sang laksamana menebas-nebaskan pedangnya ke seluruh
penjuru, hingga puluhan buah kuini hancur karena kemarahannya ini. Usai sang laksamana
menuntaskan kemarahannya dan pulang, orang-orang di sekitar kebun kuini mengambil
puluhan buah kuini yang sudah tercincang dan terhampar di rumput. Pada awalnya, orang-
orang tersebut bingung, akan diapakan buah kuini yang telah terpotong-potong tersebut.
Hingga salah seorang wantia, mencampurkan potongan-potongan buah kuini itu dengan air
santan dan gula merah. Jadilah minuman segar, yang pada waktu itu, langsung dinikmati oleh
orang sekampung.

8. Es Air Mata Pengantin

Makanan Khas Siak: Es Air Mata Pengantin


Es air mata pengantin terdiri dari bermacam agar-agar berwarna-warni. Es ini sekaligus
dilengkapi biji selasih, nata de coco, dan blewah serta serutan es batu.
2.4. KEBUDAYAAN

Kerajaan Siak Sri Indrapura merupakan sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di
Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Siak Sri Inderapura merupakan kerajaan Islam,
yang didirikan di Buantan oleh Raja Kecik dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada
tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya Kesultanan Siak muncul menjadi sebuah kekuatan yang
diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan
Imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke Sambas di
Kalimantan Barat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara Sumatera dan Kalimantan.

Kerajaan Melayu Siak berkembang dan tumbuh dari zaman berdirinya Kerajaan
Gasib yang menganut agama Hindu / Budhab yang merupakan perpecahan Kerajaan
Sriwijaya yang pernah berpusat diMuara Takus pada abad ke XI-XII, Kerajaan Sriwijaya
adalah kerajaan yang berkembang dengan pesat dan gemilang pada zamannya. Kerajaan
Sriwijaya yang pernah berpusat diMuara Takus, runtuh pada abad awal abad XIII, sehingga
timbul kerajaan-kerajaan kecil yang masih menganut agama Hindu / Budha seperti diLubuk
Jambi, Keritang, Kandis, Bintan dan Tumasik.

Kerajaan Gasib adalah perpecahan kerajaan Sriwijaya yang masih menganut


agama Hindu / Budha, yang kesenian dan kebudayaannya berhubungan dengan agama yang
dianutnya. Sisa-sisa dari kebudayaan itu terdapat dimasyarakat Gasib saat ini dan masih
berakulturasi dengan kebudayaan dan kesenian Melayu Siak yang sudah menganut agama
islam, seperti memakai Dupa apabila membaca do'a. kerajaan Siak adalah pewaris dari
kerajaan Melaka, Johor Riau, maka adat dan budaya dikerajaan siak adalah adat dan budaya
bersendikan syariat islam yang disebut addat bersendi syarak, dan syarak bersendikan
kitabullah. Bagi orang Melayu Siak, yang disebut orang Melayu itu adalah beradat istiadat
Melayu, berbahasa Melayu dan beragama islam. Jadi adat dan budayanya bernafaskan islam,
jika seseorang massuk islam maka ia disebut orang Melayu.

Raja Kecik sebagai pendiri kerajaan siak telah meletakkan islam sebagai agama
resmi dikerajaan siak, yang diumukan semasa beliau dinobatkan sebagai Sultan siak pertama
yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmad Syah. Kerajaan siak adalah keturunan Kerajaan
Melaka yang tidak terlepas dari kebudayaan dan keseniannya tidak terlepas dari Kerajaan
Melayu Melaka, namum terdapat pengaruh unsur-unsur adat dan budaya serta kesenian dari
suku-suku yang telah lama mendiami negeri Siak. Selain itu ada juga pengaruh dari budaya
dan kesenian dari Cina, Thailand , Arab, Persi, India serta suku-suku pendatang dari
Nusantara Indonesia menyebabkan terjadinya akulturasi kebudayaan asli Siak dengan mereka
sehingga terbentuk kebudayaan dikerajaan siak,

Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam memperebutkan
penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II, menyatakan kerajaannya bergabung
dengan Republik Indonesia. Dari proses yang banyak terjadi dalam kerajaan siak
menghasilkan berbagai adat dan kebudayaan, yang akan dipaparkan pada pembahasan
selanjutnya diantaranya :

A. Adat Melayu di Kerajaan Siak


Kerajaan Siak adalah pusat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Sultan dengan orang-
ornag besarnya, sehingga yang dilakukan dalam acara adat mempunyai sopan santun yang
telah diatur oleh Kerajaan dan Datuk- datuk dari Ketua Suku. Setiap pelanggaran adat dan
sopan santun oleh rakyatnya akan mendapat hukuan atau sanksi yang sesuai dengan
pelanggarannya. Didalam adat kerajaan siak ada beberapa aturan yaitu :

1. Adat Sebenar Adat

Maksud dari Adat Sebenar Adat adalah prinsip-prinsip adat dikerajaan Siak yang tidak
dapat diubah-ubah karena sudah tersimpul dalam adat yang bersendikan syarak. Untuk itu
ketentuan addat yang bertentangan dengan hukum syarak Islam tidak boleh dipakai lagi. Jika
terjadi benturan maka hukum syaraklah yang berlaku dominan, hal ini telah disabdakan oleh
Sultan Siak Raja Kecik sewaktu beliau dinobatkan. Misalnya : Dalam berpakaian haruslah
menutup aurat.

2. Adat yang diadatkan

Adat ini adalah adat yang dibuat oleh Kerajaan Siak oleh Sultan yang sedang berkuasa
sebagai pemimpin pemerintahan dinegeri Siak bersama Dewan Datuk sebagi penasehat
Sultan pada kurun waktu tertentu dan masa berlakunya adat yang diadatkan ini ialah
sepanjang belum dirubah oleh penguasa berikutnya atau Sultan penggantinya. Contohnya :
Warna pakaian yang boleh dipakai oleh Datuk, orang besar kerajaan dan isterinya, dilarang
memakai warna kuning karena itu adalah warna pakaina sultan dan keluarganya.

3. Adat yang Teradat

Adat ini adalah adat yang disusun bersama oleh Datuk-datuk kepala suku dengan
pemuka-pemuka dinegeri Siak pada masa kerajaan dahulu sejak berdirinya Kerajaan Gasib
sampai Kerajaan Siak yang dipimpin oleh Raja Kecik. Adat ini turun temurun dalam
masyarakat melayu siak yang telah lama mentradisi dan sudah menjadi pegangan bersama
yang harus ditaati oleh rakyat siak. Terutama pantang durhaka kepada raja dan kepada orang
tua karena sumpah raja dan orang tua sangat makbul.

Adat ini menanamkan sopan santun kepada masyarakat dan rakyatnya terutama kepada
anak cucunya yang merupakan pewaris negeri siak.adat sopan santun sangat diutamakan
dalam masyarakat melayu siak. Dikerajaan Siak hidup dan berkembang kebudayaan
Tradisional yang kuat yang bernafaskan Islam, hal ini terlihat dari beberapa upacara adat
dimulai dari kelahiran sampai kematian. kebudayaan tersebut akan dipaparkan pada
pembahasan selanjutnya.

B. Kebudayaan Kerajaan Siak

1. Upacara menujuh bulan

Upacara menujuh bulan yaitu upacara adat yang dilaksanakan pada saat seorang ibu yang
hamil anak sulungdalam usia kandungan tujuh bulan.

1. Upacara aqiqah memberi nama, cukur rambut dan turun mandi


Upacara ini dilakukan secara bersamaan, dimana anak yang baru dilahirkan dalam
usia tujuh hari atau lebih, diaqiqahkan dengan menyembelih satu ekor kambing untuk anak
perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki. Bersamaan dengan itu dilakukan
kenduri dengan menjemput orang rmai dan pada saat itu rambut sibayi digunting, ditepung
tawari sambil dibacakan puji-pujian kepad Rasul dan kemudian dibacakan doa selamt dan
doa member nama. Seterusnya bayi diturunkan memijak tanah dan dimandikan dan terakhir
diayun dibuaian.

2. Upacar Khitanan dan Khatam Al-Qur'an anak laki-laki

Setiap anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun dikhitankan, dan sebelum
dikhitankan dianya haruslah sudah khatam Al-Qur'an.

3. Upacara adat perkawinan

Upacara adat perkawinan ini terbagi dalam beberapa tahap upacara, antara lain
sebagai berikut.

Merisik Pelaksaan merisik ini dilakukan secara bertahap oleh keluarga pihak laki-laki.
Mereka mengirim utusan kepada pihak keluarga perempuan terutama kedua orang tuanya
dengan maksud menanyakan kepada keluarga perempuan itu apakah anak gadisnya telah
dipinang orang atau sudah mengikat janji dengan seseorang. Seandainya belum, maka
kedatangan mereka untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Tahap ini dilakukan oleh orang
tua pria setelah mendapat informasi dari anak bujangnya bahwa ada seorang dara yang telah
menjadi idaman hatinya, maka dilaksanakanlah acara merisik secara diam-diam kepada sang
gadis. Acara merisik ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku dan sopan santun calon
manantu tersebut baik terhadap orang tuanya, keluarganya, dan masyarakat di kampung. Di
samping itu, juga pula di selidiki bagaimana ketekunannya mengurus rumah tangga, pandai
atau tidak tidak bertenun, serta ketaatannya dengan perintah allah. Hal demikian juga tidak
lepas dari penyilidikan orang tua pihak wanita terhadap calon menantunya, apakah pemuda
itu menghormati orang tua, sopan santun serta senang bergaul sesama di kampung, rajin
bekerja dan sifat terpuji lainnya. Seandainya hal yang telah di ingat oleh kedua belah pihak
berkenan maka di lanjutkan upacara berikutnya.

Meminang Setelah mendapat kepastian dari si gadis maupun keluarganya maka di


lakukan acara meminang dengan terlebih dahulu mengirim utusan orang tua-tua yang
bijaksana, pandai bertutur secara adat melayu serta di iringi tepak sirih sebagai pembuka
kata. Upacara meminang ini dilakukan dengan bahasa pantun dan pepatah petitih sehingga
upacara yang di maksud dapat di sampaikan. Kata berbalas, gayung bersambut, dapat
mufakat bila antaran belanja dilaksanakan.

Acara hantaran belanja Antar belanja atau yang biasanya dikenal dengan dilakukan
beberapa hari sebelum upacara akad atau sekaligus menjadi satu rangkaian dalam upacara
akad nikah. Jika antar belanja diserahkan pada saat berlangsungnya acara perkawinan, maka
antar belanja diserahkan sebelum upacara akad nikah. Beramai-ramai, beriring-iringan,
kerabat calon pengantin laki-laki membawa antara belanja kepada calon pengantin
wanita. Konsep pemikiran dari upacara antar belanja adalah simbol dari peribahasa-
peribahasa seperti rasa senasib sepenanggungan,rasa seaib dan semalu, yang berat sama
dipikul yang ringan sama dijinjing. Makna dalam upacara antar belanja ini adalah rasa
kekeluargaan yang terbangun antara keluarga pengantin laki-laki dan pengantin perempuan.
Oleh karena makna dan tujuannnya adalah membangun rasa kekeluargaan, maka tidak
dibenarkan jumlah diantarkan menimbulkan masalah yang menyakiti perasaan di antara
mereka. Ungkapan adat mengajarkan: Adat Melayu sejak dahulu Antar belanja menebus
malu Tanda senasib seaib semalu Berat dan ringan bantu-membantu .

Menggantung Acara mengantung-gantung diadakan beberapa hari sebelum perkawinan


atau persandingan dilakukan. Bentuk kegiatan dalam upacara ini biasanya disesuaikan
dengan adat di masing-masing daerah yang berkisar pada kegiatan menghiasi rumah atau
tempat akan dilangsungkannya upacara pernikahan, memasang alat kelengkapan upacara, dan
sebagainya. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah: membuat tenda dan dekorasi,
menggantung perlengkapan pentas, menghiasi kamar tidur pengantin, serta menghiasi tempat
bersanding kedua calon mempelai. Upacara ini menadakan bahwa budaya gotong-royong
masih sangat kuat dalam tradisi Melayu. Upacara ini harus dilakukan secara teliti dan perlu
disimak oleh orang-orang yang dituakan agar tidak terjadi salah pasang, salah letak, salah
pakai, dan sebagainya. Ungkapan adat mengajarkan hal ini sebagai berikut: Adat orang
berhelat jamu Menggantung-gantung lebih dahulu Menggantung mana yang patut Memasang
mana yang layak Sesuai menurut alur patutnya Sesuai menurut adat lembaga Supaya helat
memakai adat Supaya kerja tak sia-sia Supaya tidak tersalah pasang Supaya tidak tersalah
pakai.

Malam berinai Adat atau upacara berinai merupakan pengaruh dari ajaran Hindu. Makna
dan tujuan dari perhelatan upacara ini adalah untuk menjauhkan diri dari bencana,
membersihkan diri dari hal-hal yang kotor, dan menjaga diri segala hal yang tidak baik. Di
samping itu tujuannya juga untuk memperindah calon pengantin agar terlihat lebih tampak
bercahaya, menarik, dan cerah. Upacara ini merupakan lambang kesiapan pasangan calon
pengantin untuk meninggalkan hidup menyendiri dan kemudian menuju kehidupan rumah
tangga. Dalam ungkapan adat disebutkan: Malam berinai disebut orang Membuang sial
muka belakang Memagar diri dari jembalang Supaya hajat tidak terhalang Supaya niat tidak
tergalang Supaya sejuk mata memandang Muka bagai bulan mengambang Serinya naik tuah
pun datang Berinai bukan sekadar memerahkan kuku, namun memper- siapkan pengantin
agar dapat menjalani pernikahan tanpa aral halangan. Upacara ini dilakukan pada malam
hari, yaitu dimalam sebelum upacara perkawinan dilangsungkan. Bentuk kegiatannya
bermacam-macam asalkan bertujuan mempersiapkan pengantin agar tidak menemui masalah
di kemudian hari. Dalam upacara ini yang terkenal biasanya adalah kegiatan memerahkan
kuku, tetapi sebenarnya masih banyak hal lain yang perlu dilakukan. Upacara ini dilakukan
oleh Mak Andam dibantu oleh sanak famili dan kerabat dekat. Upacara berinai bagi pasangan
calon pengantin dilakukan dalam waktu yang bersama-sama. Hanya saja, secara teknis
tempat kegiatan ini dilakukan secara terpisah, bagi pengantin perempuan dilakukan di
rumahnya sendiri dan bagi pengantin laki-laki dilakukan di rumahnya sendiri atau tempat
yang disinggahinya. Namun, dalam adat perkawinan Melayu biasanya pengantin lak-laki
lebih didahulukan.

Upacara berandam Upacara berandam dilakukan pada sore hari ba'da Ashar yang
dipimpin oleh Mak Andam didampingi oleh orang tua atau keluarga terdekat dari pengantin
perempuan. Awalnya dilakukan di kediaman calon pengantin perempuan terlebih dahulu
yang diringi dengan musik rebana. Setelah itu baru kemudian dilakukan kegatan berandam di
tempat calon pengantin laki-laki. Sebelum berandam kedua calon pengantin harus mandi
berlimau dan berganggang terlebih dahulu. Makna dari upacara berandam adalah
membersihkan fisik (lahiriah) pengantin dengan harapan agar batinnya juga bersih. Makna
simbolisnya adalah sebagai lambang kebersihan diri untuk menghadapi dan menempuh hidup
baru. Sebagaimana disebutkan dalam ungkapan adat: Adat Berandam disebut
orang Membuang segala yang kotor Membuang segala yang buruk Membuang segala sial
Membuang segala pemali Membuang segala pembenci Supaya seri naik ke muka Supaya
tuah naik ke kepala Supaya suci lahir batinnya Kecantikan budi mestilah yang utama
keelokan paras tiada boleh terlupa. Untuk itulah, Mak Andam merias calon pengantin agar
kemolekan makin ternampak nyata./ Berandam yang paling utama adalah mencukur rambut
karena bagian tubuh ini merupakan letak kecantikan mahkota perempuan. Di samping itu,
berandam juga mencakup kegiatan: mencukur dan membersihkan rambut-rambut tipis sekitar
wajah, leher, dan tengkuk; memperindah kening; menaikkan seri muka dengan menggunakan
sirih pinang dan jampi serapah. Setelah berandam kemudian dilakukan kegiatan mandi tolak
bala, yaitu memandikan pengantin dengan menggunakan air bunga dengan 5, 7, atau 9 jenis
bunga agar terlihat segar dan berseri. Kegiatan ini harus dilakukan sebelum waktu shalat
ashar. Mandi tolak bala kadang disebut juga dengan istilah ''mandi bunga''. Tujuan mandi ini
adalah menyempurnakan kesucian, menaikkan seri wajah, dan menjauhkan dari segala
bencana. Dalam ungkapan adat disebutkan: Mandi Bunga atau Mandi Tolak Bala bukan
sekadar untuk meng- harumkan raga, namun agar jiwa bersih suci, jauh dari iri dengki
Hakekat mandi tolak bala Menolak segala bala Menolak segala petaka Menolak segala celaka
Menolak segala yang berbisa Supaya menjauh dendam kesumat Supaya menjauh segala yang
jahat Supaya menjauh kutuk dan laknat Supaya setan tidak mendekat Supaya iblis tidak
melekat Supaya terkabul pinta dan niat Supaya selamat dunia akhirat

Upacara khatam al-qur'an Pelaksanaan upacara khatam Qur'an biasanya dilakukan


setelah upacara berandam dan mandi tolak bala sebagai bentuk penyempurnaan diri, baik
secara lahir maupun batin. Upacara khatam Qur'an sebenarnya bermaksud menunjukkan
bahwa pengantin perempuan sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang bagaimana
mempelajari agama Islam dengan baik. Dengan demikian, sebagai pengantin perempuan
dirinya telah dianggap siap untuk memerankan posisi barunya sebagai istri sekaligus ibu dari
anak-anaknya kelak. Di samping itu tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan bahwa
keluarga calon pengantin perempuan merupakan keluarga yang kuat dalam menganut ajaran
Islam, sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan adat: Pendidikan boleh tiada tamat, ijazah
boleh tiada dapat, tetapi khatam Al Qur'an tiada boleh terlewat. Dari kecil cincilak
padi Sudah besar cincilak Padang Dari kecil duduk mengaji Sudah besar tegakkan
sembahyang Upacara ini dipimpin oleh guru mengajinya atau orang tua yang ditunjuk oleh
keluarga dari pihak pengantin. Upacara ini khusus dilakukan oleh calon pengantin perempuan
yang biasanya perlu didampingi oleh kedua orang tua, atau teman sebaya, atau guru yang
mengajarinya mengaji. Mereka duduk di atas tilam di depan pelaminan. Mereka membaca
surat Dhuha sampai dengan surat al-Fatihah dan beberapa ayat al-Qur'an lainnya yang
diakhiri dengan doa khatam al-Qur'an v Acara akad nikah Ketika rombongan calon
pengantin laki-laki Upacara akad nikah merupakan inti dari seluruh rangkaian upacara
perkawinan. Sebagaimana lazimnya dalam adat perkawinan menurut ajaran Islam, upacara
akad nikah harus mengandung pengertian ijab dan qabul. Dalam ungkapan adat disebutkan
bahwa: Seutama-utama upacara pernikahan Ialah ijab kabulnya Di situlah ijab
disampaikan Si situlah kabul dilahirkan Di situlah syarak ditegakkan Di situlah adat
didirikan Di situlah janji dibuhul Di situlah simpai diikat Di situlah simpul dimatikan Tanda
sah bersuami isteri Tanda halal hidup serumah Tanda bersatu tali darah Tanda terwujud
sunnah Nabi Dengan terucapnya ijab dan kabul, tanggung jawab ayah atas anak gadisnya
beralih sudah kepada menantu laki-laki. Pemimpin upacara ini biasanya adalah kadi atau
pejabat lain yang berwenang. Setelah penyataan ijab dan qabul telah dianggap sah oleh para
saksi, kemudian dibacakan doa /walimatul urusy/ yang dipimpin oleh kadi atau orang yang
telah ditunjuk. Setelah itu, baru kemudian pengantin laki-laki mengucapkan /taklik/ (janji
nikah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Janji Nikah. Penyerahan mahar oleh
pengantin laki-laki baru dilakukan sesudahnya.

Upacara sembahan Setelah upacara akad nikah selesai dilakukan seluruhnya, kedua
pengantin kemudian melakukan upacara menyembah kepada ibu, bapak, dan seluruh sanak
keluarga terdekat. Makna dari upacara ini tidak terlepas dari harapan agar berkah yang
didapat pengantin nantinya berlipat ganda. Acara ini dipimpin oleh orang yang dituakan
bersama Mak Andam. Sembah sujud kepada orang tua tiada boleh lupa, agar tuah dan berkah
turun berlipat ganda.

Tepuk tepung tawar Setelah upacara menyembah selesai, kemudian dilanjutkan dengan
upacara tepuk tepung tawar. Makna dari upacara adalah pemberian doa dan restu bagi
kesejahteraan kedua pengantin dan seluruh keluarganya, di samping itu juga bermakna
sebagai simbol penolakan terhadap segala bala dan gangguan yang mungkin diterimanya
kelak. Upacara ini dilakukan oleh unsur keluarga terdekat, unsur pemimpin atau tokoh
masyarakat, dan unsur ulama. Yang melakukan tepung tawar terakhir juga bertindak sebagai
pembaca doa. /Tepuk Tepung Tawar hakikatnya adalah pertanda, bahwa para tetua
melimpahkan restu dan doa, bahwa marwah pengantin kekal terjaga. Dalam ungkapan adat
disebutkan bahwa makna dari Tepuk Tepung Tawar adalah : Menawar segala yang berbisa
Menolak segala yang menganiaya Menepis segala yang berbahaya Mendingin segala yang
menggoda Menjauhkan dari segala yang menggila Jadi, upacara Tepuk Tepung Tawar
bermakna sebagai doa dan pengharapan. Dalam pantun nasehat disebutkan: Di dalam Tepuk
Tepung Tawar, terkandung segala restu, terhimpun segala doa, terpateri segala harap,
tertuang segala kasih sayang. Dalam pantun lain disebut juga bahwa:

Tepung tawar untuk penawar Supaya hidup tidak bertengkar Wabah penyakit tidak menular
Semua urusan berjalan lancar Kegiatan ini dilakukan dengan rincian: menaburkan tepung
tawar ke telapak tangan kedua pengantin, mengoleskan inai ke telapak tangan mereka, dan
menaburkan beras kunyit dalam bunga rampai kepada kedua pengantin. Setelah upacara ini
selesai berarti telah selesai upacara inti perkawinan. Setelah itu tinggal melakukan upacara-
upacara pendukung lainnya, seperti upacara nasehat perkawinan dan jamuan makan bersama.

Mengarak pengantin lelaki Upacara ini bentuknya adalah mengarak pengantin laki-laki
ke rumah orang tua pengantin perempuan. Tujuan dari upacara ini sebagai media
pemberitahuan kepada seluruh masyarakat sekitar tempat dilangsungkannya perkawinan
bahwa salah seorang dari warganya telah sah menjadi pasangan suami-istri. Di samping itu,
tujuanya adalah memberitahukan kepada semua lapisan masyarakat agar turut meramaikan
acara perkawinan tersebut, termasuk ikut memberikan doa kepada kedua pengantin. Upacara
ini beragam bentuknya, tergantung adat yang berlaku di masing-masing daerah Melayu.
Bernaung payung iram, diiringi rentak rebana dan gendang,pengantin laki-laki datang kepada
dewi pujaan. Dalam upacara arak-arakan ini, yang dibawa adalah beragam alat kelengkapan.
Namun, yang paling utama dibawa adalah jambar (di Riau lebih dikenal dengan semerit,
pahar ,poha, dulang berkaki). Isi dalam jambar terdiri dari tiga unsur, yaitu: unsur kain baju
atau pakaian dengan kelengkapan perias, unsur makanan, dan unsur peralatan dapur. Ketiga
unsur tersebut mengandung makna tentang kehidupan manusia sehari-hari. Jumlah jambar
ditentukan berdasarkan adat setempat, asalkan maknanya sesuai dengan nilai Islam. Jumlah
17 adalah sama dengan jumlah rukun shalat, jumlah 17 terkait dengan jumlah rakaat sehari
semalam, dan jumlah 25 terkait dengan jumlah rasul pilihan. Sesampainya rombongan arak-
arakan pengantin laki-laki di kediaman keluarga pengantin perempuan, kemudian dilanjutkan
dengan upacara penyambutan. Dalam budaya Melayu, upacara penyambutan tersebut
mempunyai makna yang sangat dalam. Oleh karenanya, pengantin laki-laki perlu disambut
dengan penuh kegembiraan sebagai bentuk ketulushatian dalam menerima kedatangan
mereka. Upacara pencak silat merupakan perlambang kepiawaian pengantin laki-laki
menghadapi tantangan. Upacara penyambutan arak-arakan pengantin laki-laki biasanya
bentuknya tiga macam, yaitu permainan pencak silat, bertukar tepak induk, dan berbalas
pantun pembuka pintu. Dalam kegiatan permainan pencak silat, makna yang terkandung di
dalamnya adalah bahwa pengantin laki-laki sebagai calon kepala rumah tangga perlu
ditantang kejantanan dan kepiawainnya. Meski hanya sebagai simbol, pencak silat juga
mengandung makna persahabatan dan kasih sayang yang dibungkus dengan jiwa
kepahlawanan. Setelah permainan silat, rombongan pengantin melanjutkan perjalanannya,
biasanya diteruskan dengan kegiatan perang beras kunyit antara pihak pengantin laki-laki dan
pihak yang menyambutnya. Perang Beras Kunyit antar kedua pihak pengantin, bukan
mengobarkan permusuhan, melainkan menyuburkan persaudaraan. Setelah permainan silat
dan perang beras kunyit selesai, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bertukar tepak induk.
Kenapa tepak perlu ditukar? Sebab, simbol tepak melambangkan rasa tulus hati dalam
menyambut tamu dan juga sebagai lambang persaudaraan. Isi dalam tepak berupa daun sirih,
kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Kegiatan ini dilakukan setelah rombongan pengantin
laki-laki masuk ke halaman rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini dapat dilakukan di
dalam atau di luar rumah. Bertukar Tepak melambangkan ketulusan hati dan bersebatinya
dua keluarga menjadi satu. Kegiatan terakhir dalam upacara langsung adalah berbalas pantun
pembuka pintu yang dilakukan di ambang pintu rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini
bentuknya adalah saling bersahutan pantun antara pemantun pihak pengantin laki-laki dengan
pemantun pihak pengantin perempuan yang disaksikan oleh Mak Adam. Fungsi dari kegiatan
ini biasanya dipahami sebagai bentuk izin untuk memasuki rumah pengantin perempuan.
Setelah Mak Adam atau pemantun pihak pengantin perempuan membuka kain penghalang
pintu dan mempersilahkan tamu untuk masuk, maka kegiatan ini dianggap selesai. Berbalas
pantun Pembuka Pintu menunjukkan adab sopan santun pengantin laki-laki memasuki
kehidupan pengantin perempuan. Upacara Bersanding Acara bersanding merupakan puncak
dari seluruh upacara perkawinan. Setelah pasangan pengantin berijab-kabul, pengantin laki-
laki akan balik ke tempat persinggahannya untuk beristirahat sejenak. Demikian halnya
pengantin perempuan perlu kembali ke balik bilik untuk istirahat juga. Setelah keduanya
beristirahat kemudian dilangsungkan upacara bersanding. Wakil pihak pengantin perempuan
menemui wakil pihak pengantin laki-laki dengan membawa sebuah bunga yang telah dihias
dengan begitu indah. Bunga yang diberikan ini menandakan bahwa pengantin perempuan
telah siap menanti kedatangan pengantin laki-laki ke tempat persandingan. Pengantin laki-
laki kemudian dijemput untuk disandingkan dengan pasangannya.

Bersanding Menyandingkan penganting laki-laki dengan pengantin perempuan yang


disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat, dan jemputan. Inti dari kegiatan ini adalah
mengumumkan kepada khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah sebagai
pasangan suami-istri. Seperti halnya dilakukan dalam upacara akad nikah, dalam upacara
langsung juga dilakukan tepuk tepung tawar untuk mengantisipasi jika ada yang belum
sempat menyaksikannya pada upacara akad. Sebagaimana disebutkan dalam ungkapan adat
sebagai berikut: Tiada saat seindah ketika bersanding di pelaminan, bertabur senyum, salam,
dan sejahtera Apabila pengantin duduk bersanding Sampailah niat usailah runding Tanda
pasangan sudah sebanding Hilanglah batas habis pendinding Dalam ungkapan adat lain
disebutkan Pengantin bersanding bagaikan raja Disaksikan oleh tua dan muda Tanda bersatu
kedua keluarga Pahit dan manis sama dirasa Kesimpulan Kebudayaan merupakan hasil budi
manusia dalam berbagai bentuk dan menifestasinya yang di kenal sepanjang sejarah sebagai
milik manusia yang tidak kaku melainkan selalu berkembang dan berubah membina manusia
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan. Salah satu
bentuk daripada kebudayaan ini adalah adat istiadat. Adat istiadat merupakan sekumpulan
aspek-aspek kebiasaan yang telah mendiami dalam sekelompok orang atau masyarakat. Salah
satu bentuk dari istiadat ini pula berupa upacara adat istiadat perkawinan yang ada di
kabupaten siak. Adat istiadat ini berpusat pada siak sri indrapura yang di susun dan di tata
oleh seorang raja dan orang-orang besar kerajaan. Adat istiadat ini merupakan hasil warisan
budaya siak dari upacara adat perkawinan raja-raja melayu yang dulunya sebagai pusat
kerajaan melayu. Adat istiadat ini memiliki bentuk kesamaan dan mempunyai perbedaan
yang berlaku di kawasan masing-masing. Upacara adat perkawinan ini terbagi dalam
beberapa tahap upacara antara lain sebagai berikut.

- Merisik

- Meminang

- Hantaran Belanja ·

- Menggantung ·

- Malam berinai ·

- Berandam

- Akad nikah

- Berkhatam ·

- Menyembah

- Tepung tawar

- Mengarak pengantin laki-laki


- Bersanding

Seiring dengan berkembangnya zaman, kebudayaan tersebut berubah sedikit demi sedikit.
Hal tersebut merupakan suatu sikap sekelompok dari orang untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya dan perubahan zaman.

1.6

6. Sunset di Pinggir Sungai

Menjelang senja, sempatkan diri untuk duduk-duduk di pinggir sungai sambil menikmati
pemandangan matahari terbenam dengan latar belakang jembatan Tengku Agung Sultanah
Latifah. Jangan lupa untuk memesan air kelapa muda agar suasana senja di Siak terasa
semakin menyenangkan.

7. Air Mancur Zapin Menari

Malam hari, sebelum beristirahat di hotel atau memutuskan pulang ke Pekanbaru, sempatkan
mampir ke Taman Tengku Mahratu yang terletak persis di depan istana Siak. Setiap hari
Sabtu dan Minggu, tepat pukul 21.00-21.30 wib, air mancur yang ada di taman ini akan
‘menari’ dengan irama musik melayu.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai