Bunda
Engakau adalah
Rembulan yang menari
Dalam dadaku
Ayah
Engkau adalah
Matahari yang menghangatkan
Hatiku
Ayah Bunda
Kucintai kau berdua
Seperti aku mencintai surge
BUNDA
Bunda ..........
Disetiap garis kerut wajahmu
Tersimpan berjuta deritamu
Kau tetap ukur senyum
Sembunyikan segalanya
Bunda .............
Kau abaikan bahagiamu
Kau pertaruhkan nyawamu
Demi buah hatimu
Seluas samudra
Setinggi langit diangkasa
Tak kenmampu menembus deritamu
Bunda ...........
Ku tahu batinmu menagis
Akan tingkah polah
Keegoisan anakmu
Kau hanya mengelus dada
Kau tetap tersenyum bersahaja
Terima kasih bunda .....
Tanpamu semua tiada arti
AGAMA
Agama
Adalah kereta kencana
Yang di sediakan Tuhan
Untuk kendaraan kalian
Berangkat menuju hadiratNya
Jangan terpukau keindahannya saja
Apalagi sampai
Dengan saudara-saudara sendiri bertikai
Berebut tempat paling depan
Kereta kencana
Cukup luas untuk semua hamba
Yang rindu Tuhan
Berangkatlah !
Sejak lama
Ia menunggu kalian
Tuhan ............
Engkau memang maha Penyayang dan Maha Adil
Ditengah kegelisahan
Karena kehjahatan yang selalu menetapkan diri
Karena kepalsuan yang selalu hadir dengan keangkuhannya
Karena penghianatan yang jadi kelaziman
Karena deraan cobaan bertubi menyentuh bumi pertiwi
Kau hadirkan
Sesosok insan
Dengan penuh kelembutan
Dan kesejukan
Dan keagunggan
Dan kebaikan
Dan sejuta kemampuan menguatkan
Menyabarkan dan sejuta kemampuan menguatkan
Menyabarkan
Meneduhkan
KAWAN SEJATI
Dan,
Tanganpun terulur sambut semerbak kembang setaman;
“Mari dinda, warnai samudra dengan goresan pena”.
HARAPAN