Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi besar baik dalam se ktor pertanian, perdagangan, jasa, maupun perindustrian. Namun demikian, Jawa Ba rat masih memiliki penduduk miskin dengan presentase tertinggi berada di kabupat en Bogor sebesar 9,19 persen dan terendah di kota Banjar sebesar 0,30 persen. Ka wasan di Jawa Barat yang memiliki presentase ekonomi berbasis pengetahuan dan bu daya adalah wilayah Priangan Timur, yang terdiri dari Kota Tasikmalaya, Kabupate n Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut dan Kabupaten Sume dang. Pengembangan kewirausahaan merupakan salah satu solusi dalam pengentasan kemiski nan. Kabupaten Tasikmalaya sebagai salah satu kabupaten yang berada di wilayah P riangan Timur memiliki potensi Sumber Daya Alam dan Sumer Daya Manusia yang dapa t digali kreatifitasnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempa t. Hal ini didukung antara lain dengan semakin bertambahnya sentra bisnis dan pe ngembangan wirausaha di Kabupaten Tasikmalaya. Gambaran umum Kabupaten Tasikmalaya Terpisah dari Kota Tasikmalaya dan berkembang menjadi kota otonom pada tanggal 2 1 Juni 2001, Kabupaten Tasikmalaya sedikitnya membawahi 39 kecamatan dan selanju tnya terbagi lagi menjadi 351 desa dan kelurahan. Kabupaten Tasikmalaya adalah s ebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Terletak di tenggara daerah P riangan, Kabupaten Tasikmalaya sejauh ini dinilai sebagai kabupaten paling besar dan berperan penting di wilayah Priangan Timur. Sebagian besar wilayah Kabupate n ini merupakan daerah hijau, terutama pertanian dan kehutanan. Kabupaten Tasikm alaya terkenal akan produksi Kerajinan, hasil pertanian seperti Salak, dan Nasi Tutug Oncom sebagai makanan khas daerah. Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal seba gai pusat keagamaan besar di Jawa Barat, yang memiliki lebih dari 800 pesantren yang tersebar di penjuru wilayah Kabupaten. Tensi sektor industri kecil di Kabupaten Tasikmalaya cukup beragam dan memiliki karakter yang khas. Sektor industri kecil merupakan penopang pertumbuhan perekon omian rakyat yang cukup berkembang di kabupaten ini. Produksi dilaksanakan secar a home industry dan tersebar di berbagai wilayah kecamatan. Produk-produk sektor industri kecil di Kabupaten Tasikmalaya diarahkan pada peningkatan daya saing p roduksi melalui pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif dengan basis ba han baku lokal untuk pemenuhan pasar lokal, regional maupun ekspor. Kabupaten Tasikmalaya juga menyimpan potensi pariwisata yang cukup menjanjikan d engan keragaman daya tarik wisata yang dimiliki. Karakteristik potensi wisata di kabupaten ini terdiri dari wisata pegunungan, wisata pantai, wisata petualangan dan wisata budaya/religi. Peluang pengembangan investasi di sektor pariwisata a dalah pembangunan sarana akomodasi wisata yang representatif maupun sarana penun jang wisata lainnya. Lokasi potensial yang memiliki daya tarik wisata adalah Kec amatan Sukaratu, Kecamatan Salawu, Kecamatan Bantarkalong dan Kecamatan Cikalong serta Cipatujah. Pengembangan investasi di sektor agrobisnis sangat terbuka, mengingat ketersedia an lahan yang belum tergarap optimal masih cukup luas. Dukungan lain untuk penge mbangan agrobisnis di Kabupaten Tasikmalaya adalah jenis tanah, cuaca, maupun su mber daya alam lainnya. Sektor peternakan juga sangat terkait erat dengan pengem bangan sektor agrobisnis. Sektor peternakan diharapkan mampu menunjang pengemban gan sektor agrobisnis yang diarahkan pada pengembangan komoditi unggulan yang ra mah lingkungan dan berbahan organik. Pengembangan sektor peternakan di kabupaten ini diprioritaskan pada ternak besar maupun unggas. Pola pengembangan ternak besar diarahkan pada usaha penggemukan maupun peranakan. Lokasi pengembangan di arahkan ke wilayah bagian tengah dan se latan kabupaten. Sedangkan untuk pengembangan ternak unggas diarahkan di wilayah utara kabupaten. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah tang kapan air. Kondisi ini menyebabkan persedian air di Kabupaten Tasikmalaya cukup melimpah, sehingga sangat baik untuk pengembangan/budidaya perikanan air tawar.

Disamping itu, kabupaten ini juga menyimpan potensi sumber daya hayati kelautan di Zona Ekonomi Ekslusif Samudera Indonesia yang belum optimal di ekplorasi. Kab upaten Tasikmalaya juga memiliki panjang pantai sejauh 54 km yang menyimpan pote nsi sumber daya perairan untuk pengembangan tambak udang dan ikan air payau. Potensi sektor pertambangan juga cukup melimpah.Terdapat 39 jenis bahan tambang yang telah diidentifikasikan. Hingga saat ini potensi pertambangan yang ada di K abupaten Tasikmalaya belum dilakukan kajian sehingga cadangan bahan tambang belu m diketahui secara pasti. Sebagian potensi bahan tambang sudah dilakukan eksplor asi oleh pengusaha kecil lokal dan sebagian kecil oleh investor luar. Dengan dem ikian peluang investasi di sektor pertambangan masih terbuka lebar. Profil dan Demografi Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Tasikmalaya terletak di bagian tenggara Propinsi Jawa Barat, dengan ko ordinat 07o10-07o49 LS dan 107o56-108o80 BT, dengan batas sebelah barat Kabupate n Tasikmalaya yaitu Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis dan Majalengka, sebelah selata n berbatasan dengan Samudera Indonesia, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupate n Garut, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis. Luas wilayah Kab. Tas ikmalaya 2.563,35 Km2 atau 271.251,71 Ha. Secara administratif terbagi kedalam 3 9 Kecamatan dan 351 Desa, jumlah penduduk 1.743.324 jiwa dengan kepadatan pendud uk ssebesar 757,38 per km2. Luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah 268.090 ha . Adapun penggunaan lahan tersebut terdiri dari lahan sawah seluas 49.662 ha dan l ahan darat/bukan sawah seluas 218.428 ha. Karakteristik topografi wilayah Kabupa ten Tasikmalaya sangat bervariasi yang terdiri dari zona pegunungan, perbukitan dan pedataran. Wilayah tertinggi adalah gunung Galunggung yang terletak 1.600 m. dpl dan terendah adalah di sepanjang pesisir pantai Samudera Indonesia. Sejarah singkat Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas 39 kecamatan, yang dibagi lagi atas 351 desa dan kelurahan.Kota Tasikmalaya sempat menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tasi kmalaya, tetapi kini menjadi kota otonom sejak 21 Juni2001. Sejak itu, secara be rtahap pusat pemerintahan kabupaten ini dipindahkan ke Kecamatan Singaparna. Pada awalnya, nama yang menjadi cikal-bakal Tasikmalaya terdapat di daerah Sukap ura. Sukapura dahulunya bernama Tawang atau Galunggung, sering juga disebut Tawa ng-Galunggung.Tawang berarti sawah atau tempat yang luas terbuka. Penyebutan Tas ikmalaya menuncul setelah Gunung Galunggung meletus sehingga wilayah Sukapura be rubah menjadi Tasik (danau, laut) dan malaya dari (ma) ayah yang bermakna ngalay ah (bertebaran) atau deretan pegunungan di pantai Malabar (India). Tasikmalaya m engandung arti keusik ngalayah, bermakna banyak pasir di mana-mana. Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal seb agai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraa n dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabish eka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap sah apabila mendapat persetujuan Batara yang bertahta di Galunggung. Batara atau se sepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Ba tara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaa n. Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadra pad a 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah dikemuka kan ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksa kandang Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang b ertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja beri kutnya yang masih keturunan Batari Hyang. Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan Ibukota di D ayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merup akan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sejaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukake rta sebagai penerus tahta diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-153

5 M), Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi. Pada masa pemerintahan P rabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan I slam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda un tuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasa annya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin s ekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah mas uk Islam. Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului oleh masa per golakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang 10 tahun. Munculnya pe rgolakan ini sebagai akibat persaingan tiga kekuatan besar di Pulau Jawa pada aw al abad XVII Masehi, yaitu Mataram, Banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia . Wirawangsa sebagai penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram at as jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibukota negeri yang awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa Sukaraja dan negara yang disebut Su kapura. Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibukota Kabupaten Sukapura dip indahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan Wiradadaha VIII ibukota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan ibukota ini dengan alasan untuk me mperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Pada ta nggal 1 Oktober 1901 ibukota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya.Latar b elakang pemindahan ini cenderung berdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Be landa. Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila. Seb elum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat, biasa nya di ibukota daerah.Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pen gumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung. Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913 diganti namanya menjadi Kabupaten Tasikmalaya dengan R.A.A Wirat anuningrat (1908-1937) sebagai Bupatinya. Keadaan Alam Kabupaten Tasikmalaya Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan, khusus nya di daerah timur Kabupaten. Beberapa berupa pegunungan, seperti yang terlihat di bagian barat laut dimana pegunungan Galunggung berada.Hanya 13.05% bagian da ri Kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol hingga 2 00 meter. Sementara ketinggian rata-rata dari Kabupaten ini adalah 200 hingga 50 0 meter. Sisanya menjulang hingga ketinggian puncak Gunung Galunggung 2,168 mete r. Kabupaten ini dilalui oleh rantai gunung berapi di Pulau Jawa, di mana daerah in i secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur, dan menyediakan sumber daya a ir yang melimpah. Kabupaten Tasikmalaya juga berada rendah di rongga lereng gunu ng, yang memasok tangkapan curah hujan dan kawasan resapan air lebih banyak. Kel ebihan tersebut didukung oleh iklim tropis hutan hujan di mana Kabupaten Tasikma laya mendapatkan hujan deras. Kabupaten Tasikmalaya mengalami iklim tropis hutan hujan. Kabupaten ini menerima curah hujan tahunan rata-rata 2,072 mm. Meskipun mendapatkan hujan deras, Kabup aten ini memiliki temperatur yang sedang. Suhu rata-rata harian Kabupaten Tasikm alaya bervariasi, berkisar antara 20 sampai 34 C di daerah dataran rendah dan 18 sampai 22 C di daerah dataran tinggi. Sektor Agrobisnis dan Indeks Pebangunan Manusia (IPM) Sesuai dengan visi Kabupaten Tasikmalaya yaitu tasikmalaya yang religius/ islami, sebagai kabupaten Yang maju dan sejahtera, serta kompetitif dalam bidang Agrobisnis di jawa barat tahun 2010 sektor agrobisnis merupakan sektor yang cuku p signifikan dalam membantu perkembangan perekonomian masyarakat Kabupaten Tasik malaya. Pencapaian visi diupayakan melalui suatu tahapan misi yang berperan seba gai akselarasi pembangunan, dan perwujudannya melalui pencerminan suatu yang kon krit dan dapat diukur (kuantitatif).

Sejalan dengan itu maka dalam akselarasi tersebut perlu adanya suatu indikator y ang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi secara makro. Indikator ini te rdiri dari indikator ekonomi makro, sosial makro, yang dijabarkan dalam 14 (empa t belas) item dimana semuanya bermuara pada indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator keberhasilan (outcome) pembangunan Kabupaten Tasikmalay a selama kurun waktu 5 tahun sbb : No 1 67,54 - Angka Melek Huruf (AMH) (%) 99,00 99,25 - Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) (tahun) 7,03 9,00 - Daya Beli Masyarakat (Rp) 607.664 - Indeks Kesehatan 69,60 69,90 70,20 70,50 70,90 - Indeks Melek Huruf 99,00 99,25 99,50 99,75 99,99 - Indeks Lama Sekolah 46,87 52,40 54,27 56,07 60,00 - Indeks Pendidikan 83,50 84,30 85,00 85,70 86,50 - Indeks Daya Beli 64,10 65,10 66,40 67,90 71,10 2 Jumlah Penduduk*) 1.666.196 1.686.633 1.707.297 1.727.320 1.746.147 3 Laju Pertumbuhan Penduduk (%)*) 1,39 1,23 1,23 1,17 1,09 4 Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) & % thd penduduk*) 381.990 387.210 383.372 368.385 352.991 Proporsinya terhadap jumlah penduduk total (%)*) 22,93% 22,96% 22,45% 21,33% 20,22% 5 PDRB (berlaku) (Rp. Trilyun) 6,73 7,46 8,29 9,24 10,34 6 Inflasi (%) *) 6,00% 6,00% 6,00% 6,00% 6,00% 7 Laju Pertumbuhan Ekonomi (konstan 1993) (%) 4,26 4,55 4,85 5,17 5,51 8 PDRB per kapita (berlaku) (Rp.) 4.856.254 4.423.179 4.856.25 4 5.350.762 5.919.584 9 Investasi (Rp. Trilyun) 2,73 3,12 3,57 4,10 4,74 10 Laju Investasi (konstan 1993) 8,81% 14,08% 14,52% 14,99% 15,48% 11 Konsumsi Pemerintah (G) (berlaku)(Rp Milyar) 558,35 559,59 564,66 569,10 568,75 12 Jumlah Penduduk yang bekerja 746.673 816.897 819.510 843.392 865.680 13 Proporsi jumlah penduduk bekerja terhadap jumlah penduduk total 44,81% 48,43% 48,00% 48,83% 49,58% 14 Jumlah Pengangguran Terbuka*) 29.363,60 29.599 28.462 27.392 26.443 Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah potensial yang berada di kawas an Priangan Timur. Melihat keadaan geografis kabupaten Tasikmalaya yang begitu m elimpah dengan sumber daya alam, dan seiring dengan derasnya arus globalisasi da n modernisasi, membuat masyarakat dihadapkan dengan keadaan yang memaksa mereka untuk hidup kreatif guna mempertahankan hidupnya maupun mendapatkan kehidupan ya ng layak. Dalam Bab selanjutnya akan dilakukan pembahasan mengenai Bagaimana mas yarakat Kabupaten Tasikmalaya memanfaatkan potensi yang ada serta dampaknya bagi perekonomian daerah tersebut. 1.2 1.2.1. laya? 1.2.2. 1.2.3. 1.2.4. Rumusan Masalah Apakah yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Kabupaten Tasikma Sentra industri apa saja yang berada di Kabupaten Tasikmalaya ? Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya ? Dampak apa saja yang dihasilkan dari adanya pengerajin / pengusaha kecil 577.374 581.701 587.326 593.817 99,50 7,86 99,75 8,14 99,99 8,41 INDIKATOR 2006 2007 2008 Indeks Pembangunan Manusia 71,20 - Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun) 2009 72,20 66,76 2010 73,30 66,94 74,30 67,12 75,70 67,30

menengah di Kabupaten Tasikmalaya ? 1.3 Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui sumber mata pencaharian masyarakat Kabupaten Tasikmalay a. 1.3.2. Untuk mengetahui sentra Indusrti yang berada di Kabupaten Tasikmalaya. 1.3.3. Untuk mengetahui keadaan ekonomi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya. 1.3.4. Untuk mengetahui dampak apa saja yang dihasilkan dari adanya pengerajin/ pengusaha kecil menengah di Kabupaten Tasikmalaya. 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini agar kita lebih mengetahui dan memaham i tentang potensi potensi sumber daya alam maupun kerajinan yang telah dihasilka n dan dikembangkan dikawasan priangan timur khsusnya masyarakat Kabupaten Tasik malaya. 1.5 Metode Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu studi pustaka/studi l iteratur, data yang dikumpulkan bersumber dari buku-buku dan Website. Bahan-baha n yang diambil dari beberapa buku ini untuk melengkapi materi yang dibuat, selai n dari buku data yang dikumpulkan juga bersumber dari internet. 1.6 Sistematika Penulisan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang 1. 2 Rumusan Masalah 1. 3 Tujuan 1. 4 Manfaat 1. 5 Metode 1. 6 Sistematika BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Mata Pencaharian masyarakat Kabupaten Tasikmalaya 2. 2 Sentra Industri masyarakat Kabupaten Tasikmalaya 2. 3 Dampak dari keberadaan ukm masyarakat Kabupaten Tasikmalaya BAB III PENUTUP 3. 1 Kesimpulan 3. 2 Saran Daftar Pustaka Lampiran

BAB II LANDASAN TEORI Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira dapat berarti mulia, luhur, ung gul, serta usaha berarti kemampuan melakukan usaha atas kekuatan sendiri. Jadi, wirausaha berarti manusia unggul dalam usaha atas kekuatan sendiri dan tidak ber gantung pada orang lain. Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira be rarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani da n berwatak agung. Sedangkan Usaha berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesua tu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru d ari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirau saha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan ca ra produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permod alan operasinya serta memasarkannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu y ang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta m enerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Raymond dan russel memb erikan definisi tentang wirausaha dengan menekankan pada aspek kebebasan berusah a yang dinyatakannya sebagai berikut : An entrepreneur is an independent growth oriented owner operator. Menurut Gede Pratama, ada beberapa sifat dasar yang har us dimiliki oleh seorang wirausaha diantaranya : Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (the change creator) Wirausaha selalu melihat perbedaan sebagai peluang Wirausaha selalu bereksperimen dengan pembaharuan Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativi tas Wirausaha berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Mata Pencaharian Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggu ng yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagan gan. Ada juga Kerajinan tangan, namun yang menjadi komoditi utama yaitu produk k erajinan anyaman mendong yang telah ditetapkan sebagai komoditas khas Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan SK Bupati Tasikmalaya No. 522.4/189-LH/94 Tahun 1994 ten tang Penetapan Flora dan Fauna Kompetitif dan Komparatif yang mampu menyumbangka n impact point terhadap pertumbuhan ekonomi. Produk kerajinan anyaman mendong an tara lain topi, tikar, tas, boks, dan lain-lain yang dapat disesuaikan dengan p esanan konsumen. Tasikmalaya, terutama pada era sebelum 1980-an, dikenal sebagai basis perekonomi an rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payu ng kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang me nggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelonto

ng dan kebutuhan rumah tangga. Namun, sangat disayangkan, seiring dengan kebijak an investasi besar-besaran di era 1990-an, potensi ekonomi rakyat di daerah ini cenderung terpinggirkan, bahkan tidak diperhatikan. 3.2 Sentra Industri Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya Sentra Kerajinan di Kabupaten Tasikmalaya No. Jenis Industri Jumlah Unit Usaha Jumlah tenaga Kerja 1. Kerajinan Pandan 745 14871 2. Kerajinan Bambu 1337 16271 3. Kerajinan Mendong 1543 7134 4. Kerajinan Golok 323 1665 5. Kerajinan Bordir 1986 16694 Kreativitas Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya sudah tersohor sejak dulu, masyarak at Kabuparen Tasikmalaya dikenal sebagai masyarakat yang kreatif memanfaatkan ba han-bahan yang tersedia, khususnya bahan alam, untuk membuat barang-barang keraj inan tangan yang inovatif. Di antaranya, kerajinan tangan dari anyaman pandan, a nyaman bambu, bahan mendong, dan pakaian atau jilbab bordir. Bahkan, sejak beber apa tahun lalu, dikembangkan pula kerajinan tangan dari bahan eceng gondok, poho n pisang, dan lidi dari daun kelapa di Kabupaten Tasikmalaya. Bahan-bahan tersebut harus diolah melalui beberapa tahap agar dapat dibuat keraj inan tangan. Butuh kesabaran dan keuletan dalam melaksanakan setiap tahap terseb ut. Oleh karena itu, tidak heran jika kerajinan tangan sangat berkembang di Kabu paten Tasikmalaya yang masyarakatnya terkenal sebagai masyarakat ulet dan tidak malas berusaha. Kabupaten Tasikmalaya, yang sejak 9 Agustus 2010 resmi berpindah ibukota ke Singaparna, memiliki banyak sentra kerajinan tangan. Memang telah te rjadi pemekaran Kabupaten Tasikmalaya menjadi dua wilayah, yaitu kota Tasikmalay a dan kabupaten Tasikmalaya atau Kab Tasikmalaya berdasarkan PP No. 30 tahun 200 4. Namun, hal tersebut tidak menjadikan Kab Tasikmalaya kehilangan sentra-sentra industri kerajinan tangan yang sangat potensial dalam pendapatan daerah Kab Tas ikmalaya. Adapun sentra-sentra kerajinan tangan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Anyaman pandan : Kecamatan Rajapolah, Cibalong, Cikalong, Cipatujah. 2. Anyaman mending : Kecamatan Cibeureum, Manonjaya, Salopa, Cineam. 3. Anyaman bambu : Kecamatan Kawalu, Leuwisari, Indihiang, Cisayong, Sala wu, Singaparna. 4. Bordir : Kawalu, Cikalong, Sukaraja, Cikatomas, Cibeureum, Salo pa, Cipatujah, Cipedes, Leuwisari, Sodonghilir, Karangnunggal. Rajapolah merupakan tempat yang secara resmi dijadikan sebagai sentra penjualan kerajinan tangan di Kab Tasikmalaya. Kerajinan-kerajinan tangan yang dibuat di b erbagai kecamatan di Kab Tasikmalaya, dijual di Rajapolah. Di sana terdapat bera gam barang kerajinan tangan berbahan anyaman pandan, bambu, mendong, eceng gondo k, pohon pisang, lidi, dan lain-lain. Barangnya pun beraneka ragam. Ada hiasan l ampu, topi, tempat cucian, tempat koran, berbagai jenis tas, hiasan rumah, tikar , dan lain-lain. Namun, ada juga jenis-jenis kerajinan tangan yang dibuat utuh d i Kab Tasikmalaya, tetapi dibubuhi cap Bali. Kerajinan tangan Kab Tasikmalaya merupakan produk berkualitas nomor satu. Oleh k arena itu, kerajinan tangan Kab Tasikmalaya dapat memenuhi tuntutan pasar ekspor yang menginginkan barang berkualitas dan rapi. Saat ini, para eksportir dari Ja karta dan kota-kota lainnya telah mampu mengekspor kerajinan tangan Kab Tasikmal aya ke Singapura, Malaysia, Jepang, Eropa, dan lain-lain. Data Potensi Industri di Kabupaten Tasikmalaya (2011) No. Jenis Industri Jumlah Unit Daya Serap Hasil Produksi (Rp. 000) 1. Sapu Ijuk 71 627 17869500 2. Tas 13 51 983900 3. Golok 323 1664 68640000 4. Emas 103 763 65637000 5. Konfeksi 170 827 43665600 6. Meubel Kayu 279 1284 147312000 7. Barang dari semen 38 130 18538617 8. Batik Tulis 17 50 411840

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.

Batok Kelapa Mendong 1543 Pandan 745 Dodol Sirsak Makanan Ringan Dodol Salak Keripik 492 Dodol Garut Gula Aren Gula Semut Gula Kelapa Dodol Susu Opak Ketan Tempe 395 Sale Pisang Tahu 282 Kapur 175 Batu Onix Bata Merah Genteng 170 Bambu 1377 Bordir 1986 Lampu Rumbia

4 7134 14871 31 249 40 2690 45 1813 687 563 14 149 951 91 854 1370 35 322 957 1671 16694 171

27 47365 42804000 178723800 255 188100 644 986000 130 195000 3229000 183 274500 8278 14900400 3441 4129200 5086 6102000 130 78000 582 174402 11412299 269 403500 8070800 94924 311 139900 2997 28288500 152400000 14643900 10016400 850 1317600

Beberapa jenis kerajinan tangan yang diproduksi Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya , diantaranya: 1. Kerajinan Pandan Selain memiliki potensi kekayaan alam yang sangat melimpah, masyarakat di Kabupa ten Tasikmalaya juga menekuni industri kerajinan pandan secara turun temurun. B ermodalkan peralatan tradisional dan hasil alam dari lingkungan di sekitar kabup aten tasikmalaya, para ibu rumah tangga di sekitar Tasikmalaya menekuni bisnis t ersebut untuk mendapatkan tambahan penghasilan setiap harinya. Untuk sentra kera jinan pandan, tersebar di 21 desa yang berada di lima wilayah kecamatan (Kec. Ra japolah, Parungponteng, Cikalong, Cipatujah, dan Pagerageung). Kerajinan anyaman pandan merupakan produk unggulan sebagai tonggak dan penggerak ekonomi mikro Kecamatan Rajapolah, sebab berdasarkan perhitungan nilai produksi dari komoditas ini melebihi nilai hasil pertanian. Komoditas ini mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak dan mempunyai ciri khas yang khusus yang tidak dimili ki oleh daerah lain, sehingga mempunyai peluang yang panjang untuk terus dikemba ngkan. Efek dari industri kecil dimaksud mampu mendorong atau mengangkat aspek lain sehingga semua sektor maju dan kondusif. Untuk memasarkan hasil produk ters ebut kecamatan Rajapolah dicanangkan sebagai Pusat Pemasaran Kerajinan Rakyat Ta sikmalaya sejak tahun 1989. 2. Kerajinan Mendong Produk kerajinan anyaman mendong telah ditetapkan sebagai komoditas khas Kabupat en Tasikmalaya berdasarkan SK Bupati Tasikmalaya No. 522.4/189-LH/94 Tahun 1994 tentang Penetapan Flora dan Fauna Kompetitif dan Komparatif yang mampu menyumban gkan impact point terhadap pertumbuhan ekonomi. Produk kerajinan anyaman mendong antara lain topi, tikar, tas, boks, dan lain-lain sesuai dengan pesanan konsume n. Produk kerajinan anyaman mendong ditekuni oleh banyak orang, sehingga setiap upaya pengembangannya akan membawa dampak multiplier yang luas terhadap perekono mian masyarakat. Sentra produksi mendong tersebar di 22 desa yang meliputi 9 wilayah kecamatan ya itu Kecamatan Cineam, Karangnunggal, Manonjaya, Karangjaya, Gunungtanjung, Sukah ening, Cikatomas dan Salopa. Informasi lebih rinci tentang lokasi, jumlah unit u saha, penyerapan tenaga kerja, nilai investasi dan produksi kerajinan dapat dili hat dalam tabel berikut: Sentra Produksi Kerajinan Mendong

Kecamatan Desa Unit Usaha

Tenaga Kerja

Investasi (Rp 000) Produksi Nilai

Produksi / Tahun

(Rp 000) Cineam Cijulang Cineam Cikondang Ciampanan 50 27 22 10 176 108 89 70 181.700 80.300 48.313 35.500 105.600 64.800 53.400 42.000 950.400 583.200 480.600 378.000 Karangjaya Sirnajaya Gunungtanjung Cinunjang Gunungtanjung Pasirmuncang Jatijaya Giriwangi Tanjungjaya Malatisuka 27 63 326 325 47 25 40 214 237 1.921 1.185 250 60 215 18.960 178.542 623.184 441.079 49.573 20.000 90.000 128.400 142.200 1.152.600 711.000 150.000 36.000 129.000 1.155.600 1.279.800 10.373.400 6.399.000 1.350.000

11

68

26.656 40.800 367.200

324.000 1.161.000 Salopa Karyawangi 222 831 Jatiwaras Setiawangi Kaputihan 50 36 250 211 51.350 42.265 150.000 126.600 1.350.000 1.139.400 Karangnunggal Cibatuireng 11 Sukahening Kudadepa 7 Manonjaya Tanjungsari Kamulyan Margaluyu Margahayu 18 116 80 20 64 539 404 90 31.600 223.646 196.712 20.000 38.400 323.400 242.400 54.000 345.600 2.910.600 2.181.600 486.000 Cikatomas Sindangasih 10 JUMLAH 1.543 7.134 2.940.122

513.011 498.600 4.487.400

80 40

26.722 48.000 432.000 26.460 24.000 216.000

32 14.549 19.200 172.800 4.280.400 38.523.600

Produk kerajinan anyaman mendong mengalami peningkatan permintaan, baik perminta an dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan dari dalam negeri terutama dari k ota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bali sementara dari luar negeri per mintaan datang dari Jepang, Belanda, Australia, Timur Tengah dan Malaysia. Berda sarkan data tahun 1999 total produksi anyaman mendong 6.636.600 satuan produk de ngan nilai Rp.49.245.300.000. Dari total produksi tersebut baru 10% yang diekspo r. Kendala yang paling dirasakan dalam bidang usaha kerajinan mendong ini adalah ba han baku yang tidak mencukupi untuk memenuhi pesanan. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, para pengrajin mencari bahan baku ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pro duksi mendong dari Tasikmalaya baru bisa mencukupi kebutuhan kurang lebih 15%. K esulitan bahan baku ini berdampak pada skala ekonomis yang tidak terpenuhi apabi la harus memasarkan produk ke mancanegara. Namun kendala tersebut dapat teratasi dengan adanya dukungan sumber daya alam. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki sumber air yang cukup bahkan di beberapa tempat melimpah. Kondisi seperti ini cocok untuk pengembangan tanaman mendong. H abitat tanaman mendong adalah lahan basah seperti sawah atau rawa-rawa. Karakter istik teknis tanaman mendong sesuai dengan agroklimat sebagian zone dataran Kabu paten Tasikmalaya. Pengembangan tanaman mendong masih memungkinkan di Tasikmalay a, namun harus dilakukan secara selektif yaitu pada lahan-lahan berawa yang kura ng produktif untuk tanaman padi. 3. Kerajinan Bordir Tasikmalaya berada di Provinsi Jawa Barat, terletak di daerah Priangan bagian te nggara. Sebagian besar wilayah Kabupaten ini merupakan daerah hijau, terutama pe rtanian dan kehutanan, sehingga mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Tasik

malaya memiliki berbagai potensi yang belum dikembangkan secara maksimal misalny a industri bordir yang berlokasi di Kawalu. Kerajinan Bordir masyarakat Kab Tasi kmalaya masih perlu pembinaan karena belum dikembangkan secara maksimal, kerajin an ini memiliki peluang yang cukup besar untuk peningkatan perekonomian masyarak at apabila dikelola dengan baik dan metode pemasaran yang tepat. 4. Potensi Salak Manonjaya Seperti halnya Kabupaten Sleman Yogyakarta yang memiliki potensi unggulan salak pondoh, Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki potensi salak yang tak kalah enak ya kni salak Manonjaya. Buah khas Tasikmalaya ini tersebar di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibalong, Cineam, Manonjaya, Cibeureum, Kawalu, dan Sukaraja. Dari ke enam wilayah tersebut, Kecamatan Manonjaya merupakan daerah sentra penghasil sal ak yang paling besar. Memanfaatkan lahan pertanian dan pekarangan rumah sebagai kebun salak, sekarang ini penanaman salak di Manonjaya menjadi sumber penghasila n bagi masyarakat setempat. Bahkan bisa dikatakan perekonomian daerah tersebut s emakin membaik dengan mengembangkan agrobisnis salak. 5. Potensi Minyak Nilam Tingginya permintaan pasar ekspor minyak nilam, membuat masyarakat Tasikmalaya m ulai tergiur untuk mengembangkan potensi tanaman nilam. Habitatnya yang sangat c ocok dibudidayakan pada lahan kering, membuat pengembangan tanaman nilam di Tasi kmalaya semakin mudah. Sehingga tidak heran bila belakangan ini banyak petani ya ng mulai memanfaatkan lahan kering di wilayah Tasikmalaya, sebagai ladang untuk membudidayakan tanaman nilam. Sekarang ini, pasar dunia membutuhkan sekitar 1.20 0 sampai 1.400 ton minyak nilam setiap tahunnya, dan 80-90% kebutuhan tersebut k ini berhasil dipasok oleh Indonesia. Beberapa negara pengimpor minyak nilam yang permintaannya cukup besar antara lain Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Swis, Jerman dan Belanda. 6. Potensi Ikan Gurame Tidak hanya memiliki lahan pertanian yang cukup subur, Tasikmalaya juga memiliki sumber air yang melimpah. Kondisi inilah yang mendorong masyarakat setempat unt uk memanfaatkan potensi alam yang ada dengan mengembangkan sentra budidaya perik anan air tawar, termasuk diantaranya adalah ikan gurame. Beberapa lahan perikana n gurame yang dikembangkan masyarakat antara lain kolam plastik, kolam batu, kol am air deras, sawah (tumpangsari mina pagi), situ, serta perairan umum lainnya y ang dimanfaatkan untuk memelihara ikan. Sementara ini sentra budidaya ikan guram e tersebar di Kecamatan Singaparna, Leuwisari, Padakembang, Sariwangi, Sukarame, Rajapolah, Cisayong, Cigalontang, serta beberapa kolam batu di daerah Kecamatan Cikatomas, serta kolam plastik di Kecamatan Cineama dan Manonjaya. 7. Potensi Tambang Menurut data dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya, pada dasa rnya ada sekitar 35 bahan tambang yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya. Potens i tambang emas berada di Kecamatan Cineam, Karangjaya, Salopa, Salawu, Taraju, B ojonggambir, dan Kecamatan Pancatengah. Ada juga potensi tambang batubara di sek itar Kecamatan Taraju, Bojongasih, Cikalong, Cikatomas, dan Kecamatan Bojongambi r. Sementara itu, bahan tambang yang kandungannya sudah berhasil diperkirakan pe tugas adalah pasir besi yang tahun ini sudah dimanfaatkan sekitar 91.395,426 ton dari Kecamatan Cikalong, Cipatujah, dan Kecamatan Karangnunggal. 3.3. Keadaan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya Kondisi perekonomian makro Kabupaten Tasikmalaya mengalami pertumbuhan pada kuru n waktu tahun 2006-2009, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan LPE sebesar 4,01 % pada tahun 2006 menjadi 4,13% pada tahun 2009. Menurut Bank Indonesia (2007), peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya tersebut didukung oleh sta bilitas ekonomi nasional yang tetap terjaga dan bersumber dari meningkatnya perd agangan luar negeri, konsumsi dan bertambahnya kegiatan investasi. Hal yang juga mendukung peningkatan LPE adalah terkendalinya laju inflasi. Inflasi pada tahun

2009 tercatat sebesar 4,17%, turun dari 12,07% pada tahun 2008. Angka inflasi i ni merupakan inflasi Kota Tasikmalaya yang merupakan rujukan dari inflasi di dae rah Priangan Timur. Inflasi yang tinggi pada tahun 2008 disebabkan oleh kenaikan harga sektor pangan. Sektor pertanian sebagai sektor penyedia lapangan kerja Kabupaten Tasikmalaya te rbesar, yaitu sekitar 43,22% kesempatan kerja berasal dari sektor pertanian, dii kuti perdagangan 24,75 %, dan jasa-jasa 11,08 %. Sektor pertanian merupakan peny edia utama kebutuhan pangan masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar dan hak as asi manusia. Sektor pertanian juga menyediakan pasar yang sangat besar untuk pro duk manufaktur karena jumlah penduduk perdesaan yang besar dan terus mengalami p eningkatan. Dengan demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang p aling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningk atan pendapatan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Komoditas unggulan sekt or pertanian Kabupaten Tasikmalaya yang sudah berorientasi ekspor antara lain: P adi Organik (SRI) dengan sentra di 7 (tujuh) Kecamatan. (Sukaresik, Cisayong, Su karaja, Manonjaya, Cineam, Sukahening dan Salawu), Manggis dengan sentra di Pusp ahiang, Mendong dan Golok Galonggong Manonjaya. Sedangkan pada sektor industri a dalah kerajinan dengan sentra di Rajapolah dan bordir dengan sentra di Sukaraja. 3.4 Dampak dari keberadaan pengerajin/pengusaha kecil menengah di Kabupaten Tasi kmalaya Keberadaan pengrajin/ pengusaha kecil menengah di Kabupaten Tasikmalaya memberik an dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Potensi Alam yang tersedia dapat dimanfaatkan dan dieksplorasi dengan baik sesuai dengan kreativi tas yang dimiliki masyarakat. Dengan ketersediaan bahan baku pembuatan kerajinan yang melimpah masyarakat dapat menghasilkan produk melalui UKM, sehingga dengan adanya UKM tersebut juga memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Ta sikmalaya yang berarti mengurangi pengangguran dan menyerap angkatan kerja. Apab ila UKM membutuhkan SDM, maka secara otomatis akan megurangi jumlah pengangguran dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi/kekayaan Alam yang melimpah. Banyak produ k unggulan yang dihasilkan dari para pengrajin/pengusaha kecil menengah yang men

ingkatkan pendapatan daerah di Kabupaten Tasikmalaya. Sektor industri kecil meru pakan penopang pertumbuhan perekonomian rakyat yang cukup berkembang di kabupate n Tasikmalaya. Produksi dilaksanakan secara home industry dan tersebar di berbag ai wilayah kecamatan. Produk-produk sektor industri kecil di Kabupaten Tasikmala ya diarahkan pada peningkatan daya saing produksi melalui pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif dengan basis bahan baku lokal untuk pemenuhan pasar l okal, regional maupun ekspor. Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggu ng yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagan gan. Ada juga Kerajinan tangan yang akhirnya menjadi komoditi utama seperti kera jinan mendong dan pemanfaatan Agrrobisnis. Kreativitas Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya sudah tersohor sejak dulu, masyarak at Kabuparen Tasikmalaya dikenal sebagai masyarakat yang kreatif memanfaatkan ba han-bahan yang tersedia, khususnya bahan alam, untuk membuat barang-barang keraj inan tangan yang inovatif. Beberapa kerajinan lain yang dihasilkan masyarakat ka bupaten Tasikmalaya diantaranya, kerajinan tangan dari anyaman pandan, anyaman b ambu, dan pakaian atau jilbab bordir. Bahkan, sejak beberapa tahun lalu, dikemba ngkan pula kerajinan tangan dari bahan eceng gondok, pohon pisang, dan lidi dari daun kelapa di Kabupaten Tasikmalaya. Dengan melihat peluang usaha yang begitu melimpah masyarakat Kabupaten Tasikmala ya mencoba untuk melakukan suatu usaha dengan memanfaatkan beragam jenis poten si bisnis yang banyak ditemukan di daerah tersebut memiliki nilai jual cukup be sar. 4.2 Saran Karajinan anyaman mendong merrupakan komoditi utama masyarakat Kabupaten Tasikma laya yang permintaan pasarnya cukup tinggi, untuk itu perlu dilakukan beberapa u paya agar usaha kerajinan tersebut dapat terus berkembang, diantaranya: Perlu dikembangkan tanaman mendong di Tasikmalaya, namun dilakukan pada lahan-la han yang ditentukan secara selektif. Pelatihan atau bimbingan pengrajin agar secara terus menerus, menciptakan inovas i baru dalam desain produk sehingga lebih variatif. Penataan kelembagaan penataan antara pengrajin dan pemilik modal agar memiliki k eseimbangan dalam tanggung jawab dan resiko. Mencari peluang pasar ekspor yang baru, disamping mempertahankan pasar yang sela ma ini berjalan. Memberikan insentif kepada pengrajin agar tidak meninggalkan pekerjaan kerajinan nya pada saat menggarap lahan pertanian. Potensi alam kabupaten Tasikmalaya yang sangat melimpah merupakan sumber pendapa tan utama bagi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya. Dengan potensi tersebut masyara kat dapat membuat dan menghasilkan beragam jenis kerajinan tangan dan mengelola komoditi lain, seperti perikanan, dengan baik. Namun, meskipun potensi alam Kabu paten Tasikmalaya sangat melimpah, masyarakat bukan hanya dapat mengeksplor pote nsi tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan perekonomian saja, masyar akat dan pemerintah juga harus menjaga dan melestarikan potensi tersebut sebagai asset dan warisan bagi kelangsungan hidup masyarakat Kabupaten Tasikmalaya di m asa yang akan datang, dan dikelola dengan baik agar tidak terjadi eksploitasi.

DAFTAR PUSTAKA Aziz, Aminudin. Dkk. (2012) Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Kewirausahaan Krea tif (P3K2) Di Priangan Timur. Bandung: Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Pada Ma

syarakat. Dwi, Eky. 2011, Pengertian & Karakteristik Kewirausahaan. Tersedia: [Online]http ://eky-dwi.blogspot.com/2011/11/pengertian-karakteristik-kewirausahaan.html. [12 Oktober 2012] Tn. Kabupaten Tasikmalaya. Tersedia: [Online] http://id.wikipedia.org/wiki/Kabup aten_Tasikmalaya [10 Oktober 2012] Tn. (2012) Kabupaten Tasikmalaya miliki beragan kekayaan alam. Tersedia: [Online ] http://bisnisukm.com/kabupaten-tasikmalaya-miliki-beragam-kekayaan-alam.html [ 10 Oktober 2012] Tn. Kab Tasikmalaya. Tersedia: [Online] http://www.anneahira.com/kab-tasikmalaya .htm [10 Oktober 2012] Tn. Kerajinan Mendong. http://tasikmalayakab.go.id/site/index.php/info-publik/po tensi-daerah/kelautan/92-ukm/99-kerajinan-mendong [10 Oktoer 2012]

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai