Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH

KESULTANAN
MELAYU DI MALAKA
Dosen Pengampu: Dr. Iwan Aprianto, S.Pd.I., M.Pd
Kelompok 5

01 02 03

Fatmarini Fitri santika Putri nafasabillah


Letak Kerajaan Malaka
Secara geografis, Kerajaan Malaka berada di jalur pelayaran dan perdagangan
internasional, yaitu Selat Malaka. Selat Malaka dimulai sebelah Barat pada
garis batas bersama dari titik paling Utara Pulau Sumatera ke titik paling
Selatan di Distrik Mucang Phuket, Provinsi Phuket, hingga sebelah Timur
dengan garis batas bersama dari titik paling Selatan Semenanjung Malaya di
Tanjung Paia. Di bagian Johor, ke titik paling Utara Pulau Karimun Kecil, di
Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Lebar terpanjang Selat Malaka
pada sisi barat dari titik Pulau Sabang ke titik Pulau Phuket mencapai sekitar
408 km. Akan tetapi, lebar tersempit Selat Malaka hanya sekitar 1,5 mil laut
atau 2.778 km. Sedangkan panjang Selat Malaka dari sisi barat hingga sisi
timurnya mencapai kurang lebih 800 km.
Nama-nama Raja Malaka
Kerajaan Malaka didirikan oleh seorang keturunan bangsawan
Majapahit bernama Prameswara yang bergelar Sultan Iskandar Syah.
Nama Iskandar Syah sendiri merupakan nama Islam, yang diperoleh
setelah ia memeluk agama Islam. Berikut nama-nama raja di
Kerajaan Malaka:
1. Sultan Iskandar Syah 1396-1414 M

2. Muhammad Iskandar Syah 1414-1424 M

3. Sultan Muzafar Syah 1424-1458 M

4. Sultan Mansyur Syah 1458-1477 M

5. Sultan Alauddin Syah 1477-1488


Geografis, Demografis, dan Ekologis
Selat Malaka
Selat Malaka berada di antara dua daratan besar yaitu Pulau
Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Saat ini ada tiga
negara berdaulat yang berbatasan langsung dengan Selat
Melaka yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Panjang Selat Malaka sekitar 805 km atau 500 mil Dengan


lebar 65 km atau 40 mil di sisi selatan dan semakin ke utara
semakin melebar. Sekitar 250 km atau 155 mil. Ekologi
kondisi tanah dan Lingkungan yang ada di sekitar Selat
Malaka memiliki banyak kemiripan.
Penduduk di sekitar kawasan Selat Malaka terdiri dari beragam suku, ada
Melayu, Aceh, Tionghoa, Siam dan suku bangsa lainnya. Khusus untuk
Melayu, suku ini adalah suku majoritas di kawasan Selat Melaka ini, dengan
penyebarannya yang sangat luas meliputi Malaysia, Singapura, Thailand
Selatan, Indonesia (di Sumatera, Kalimantan, dan untuk kawasan Sumatera
suku bangsa Melayu tersebar khususnya di wilayah pantai timur Sumatera)
serta Brunei Darussalam. Sejarah yang panjang menyebabkan pengaruh
yang besar dalam aspek kultural dan agama pada masyarakat sekitar Selat
Malaka.

Sejarah mencatat bahawa Selat Malaka telah menjadi jalur lintas yang
penting sejak Zaman dahulu. Selama ratusan tahun sebelum masa
kolonialisem Barat, bangsa India, China, dan Arab telah menggunakan selat
ini untuk jalur lalu lintas perdagangan dan menyebarkan agama sehingga
memberikan bentuk budaya yang teralkulturasi terhadap identitas
masyarakat di sekitar Selat Malaka.
Sejarah Kerajaan Malaka

Malaka diambil dari nama pohon Malaka. Pohon Malaka ini merupakan pohon
yang memiliki buah sangat banyak dengan bentuk kecil-kecil seperti buah
ciremai. Karena di daerah Kerajaan Malaka itu terdapat banyak sekali pohon
Malaka, maka dinamakanlah kerajaan tersebut dengan nama Kerajaan Malaka.

Pendiri kerajaan Malaka adalah Pangeran Parameswara, berasal dari


Majapahit. Sebenarnya, Paramisora atau Paramaswara bukanlah pertama kali
mendirikan kerajaan di Semenanjung Malaya. Sebelum mendirikan Kerajaan
Malaka, ia pernah mendirikan kerajaan di Singapura pasca wafatnya Hayam
Wuruk, Raja Majapahit. Kerajaannya di Singapura itu dikenal dengan nama
Kerajaan Tumasik
Kerajaan Malaka sangat ahli di bidang perdangan. Berikut adalah hal-hal yang
menyebabkan Kerajaan Malaka sukses dalam bidang perdagangan.
● Keterlibatan raja dan pejabat kerajaan. Salah satu sistem atau politik
ekonomi yang menyebabkan Kerajaan Malaka sukses di bidang
perdagangan adalah terlibatnya raja dan pejabat tinggi kerajaan secara
langsung dalam kegiatan dagang.
● Penerapan pajak bea cukai yang berbeda. Seperti diketahui, pajak
merupakan salah satu penghasilan daerah (kerajaan) yang cukup
penting.
● Undang-undang kerajaan. Faktor lain yang menyebabkan Malaka sukses
di bidang, perdagangan adalah adanya undang-undang kerajaan yang
secara khusus mengatur perdagangan di Kerajaan Malaka. Dengan
undang-undang tersebut, maka perdagangan di Malaka pun berjalan
lancar.
Masa keruntuhan Kerajaan Malaka dimulai ketika Sultan
Mahmud Syah naik tahta pada tahun 1488 sampai 1511. Ia
adalah putra dari Sultan Alaudin Syah. Di masanya, Kerajaan
Malaka menjadi sangat lemah pengaruhnya. Bahkan, wilayah
kekuasaannya semakin mengecil, yakni meliputi sebagian
kecil Semenanjung Malaya. Maka, pada tahun 1511, bangsa
Portugis berhasil menaklukkan Kerajaan Malaka. Pemimpin
Portugis dalam serangan itu adalah Alfonso d’Alberquerque.
Kerajaan Malaka pun jatuh ke tangan Portugis
KESIMPULAN
Kerajaan Malaka merupakan sebuah kerajaan Islam yang menguasai wilayah
Semenanjung Malaka dan Riau. Selat Melaka berada di antara dua daratan
besar yaitu Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Saat ini ada tiga
negara berdaulat yang berbatasan langsung dengan Selat Melaka yaitu
Indonesia, Malaysia dan Singapura. Nama Malaka diambil dari pohon
Malaka. Pohon Malaka ini merupakan pohon yang memiliki buah sangat
banyak dengan bentuk kecil-kecil seperti buah ciremai. Selat Melaka
merupakan kawasan yang memiliki kerumitan yang tinggi (complex) kerana
ia menjadi titik persentuhan kepentingan budaya, ekonomi, Politik, ideologi,
dan keamanan bagi banyak negara dari hampir seluruh kawasan di dunia
terutama sekali tentunya negara-negara yang bersempadan dengan selat
ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai