Anda di halaman 1dari 9

WACANA PEMBENTUKAN PROVINSI RIAU

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 4
1. NAHAL HAJAR AFRIANTI
2. FATMA VANIA SURIYANTI
3. WULAN AFIRLI
4. ERIKSON MANURUNG
5. FAHMI AL FAHREZI
6. JHISINDRA ABDHIAN ALQA
7. WAHYU SYUHADA

XII IPS 1
TP 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “WACANA PEMBENTUKAN PROVINSI RIAU”

Makalah ini kami susun dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak di antaranya guru
bidang studi BMR bapak Muamar dan atas kerja sama kelompok. Oleh karena itu, kami
sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat untuk kelompok kami khususnya dan para pembaca.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................1

DAFTAR ISI ..............................................................................................................2

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................3


A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................3
C. Tujuan ...............................................................................................................3
D. Manfaat ............................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................................4


A. Pengertian Provinsi Riau ..................................................................................4
B. Wacana Pembentukan Provinsi Riau ................................................................5

BAB III. PENUTUP ....................................................................................................6


A. Kesimpulan .......................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................7

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Riau merupakan salah satu provinsi terbesar di pulau Sumatera dengan beragam kultur
budaya khas melayu yang sangat kuat. Di provinsi ini, kekuatan sejarah dan akulturasi
budaya menjadi ciri khas pembeda dengan provinsi lain. Berlokasi di tengah pulau
Sumatera, Provinsi Riau kini menjadi salah satu kawasan paling strategis dengan percepatan
pembangunan yang sangat baik.
Pembangunan Provinsi Riau telah disusun melalui Undang-undang darurat No. 19 tahun
1957 yang kemudian disahkan sebagai Undang-undang No.61 tahun 1958. Provinsi
Riau dibangun cukup lama dengan usaha yang keras dalam kurun waktu 6 tahun 17
November 1952 s / d 5 Maret 1958). Keinginan membentuk Provinsi Riau juga didasari pada
keinginan untuk mewujudkan otonomi seluas-luasnya. Tanpa membentuk provinsi sendiri,
otonomi luas yang didengung-dengungkan pemerintah pusat dinilai sulit untuk
dilaksanakan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Provinsi Riau
2. Wacana Pembentukan Provinsi Riau

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian provinsi Riau
2. Untuk mengetahui wacana pembentukan provinsi Riau

D. MANFAAT
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai provinsi Riau
2. Untuk melengkapi tugas bidang studi budaya melayu riau
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROVINSI RIAU


Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah pantai timur
pulau Sumatra. Wilayah pesisirnya berbatasan dengan Selat Malaka. Hingga tahun 2004,
provinsi ini juga meliputi Kepulauan Riau, sekelompok besar pulau-pulau kecil yang terletak
di sebelah Timur Sumatra dan sebelah Selatan Singapura.

B. WACANA PEMBENTUKAN PROVINSI RIAU


Usulan pembentukan Provinsi Riau didasari oleh banyak hal. Bergabung dengan Sumatra
Tengah dirasakan menghambat perkembangan Riau dalam hal urusan kedinasan dan
perekonomian. Kesejahteraan menurun jauh dibandingkan dengan ketika diperintah
kerajaan. Maka, usulan pemisahan Riau dari Provinsi Sumatra Tengah tidak lain hanya untuk
memudahkan urusan , memakmurkan rakyat, serta menjadikan Riau sebagai pusat ekonomi
dan kebudayaan Melayu yang agamis di Asia Tenggara.

Secara sosial ekonomi, masyarakat Riau berkiblat ke Malaysia. Alat tukar dalam bentuk
uang dibuat cukup khusus seperti adanya Dollar Kepulauan Riau. Arah perdagangan dari
perkembangan pasar juga bergantung pada jalur selat Malaka. Memang sejak sebelum dan
pada masa kolonial, Riau tidak dapat dipisahkan dengan negeri-negeri Melayu di
semenanjung Malaysia dan pulau-pulau yang ada di kepulauan Riau.

Tidak hanya persoalan kedinasan yang terbatas jarak tempuh, dan perekonomian,
geobudaya dan geososial di wilayah yang bernama Riau itu berbeda dibandingkan dengan
keresidenan di Sumatera Tengah lainnya yakni Sumatera Barat dan Jambi. Dari segi
geografis, Riau memiliki sungai dan lautan, menyebabkan penduduknya sangat tergantung
pada perairan.

Riau memiliki alur tersendiri dalam hal sejarah peradaban manusia, mulai dari kejayaan
Sriwijaya yang berpusat di Muara Takus sampai Melaka, Inderagiri, Johor, Siak, Lingga,
Pelalawan Gunung Sahilan, Andika Nan 44, Kuang Oso Tigopuluoh, dan sejumlah kerajaan
lainnya termasuk kedatuan maupun perbatinan. Secara bergantian, kerajaan-kerajaan
Melayu di Riau dan Malaysia menjadi imperium bagi kerajaan lainnya.

Selain itu, Riau juga memiliki sumber alam yang luar biasa Luas kebun kelapa di Riau pada
tahun 1951 adalah 291.331 hektare, sedangkan di Sumatra Barat hanya 28.000 hektare dan
Jambi 186.600 hektare. Begitu juga kebun karet di Riau yang pada tahun serupa adalah
182.572 hektare, sedangkan di Sumbar 25.000 hektare. Tanaman pinang di Riau sekitar
10.000 hektare yang tidak dijumpai di Sumatera Barat dan hanya sedikit di Jambi sekitar 300
hektare. Apalagi produksi laut Riau tahun 1952 yang dari Bengkalis saja telah mencapai 15
juta ton.
Begitu pula minyak bumi Riau yang pada tahun 1954 telah mencapai 43.000 barrel per hari
(Taufik Ikram Jamil, dkk., 2003) .
4
Sebaliknya, pembangunan di Riau amat sedikit. Sebagai contoh adalah pendidikan. Pada
tahun 1950-an, di Provinsi Sumatra Tengah, terdapat 27 SMP Negeri (SMPN), tetapi hanya
empat SMPN saja yang berada di keresidenan Riau, selebihnya yakni 21 SMPN berada di
Sumatra Barat, dan dua SMPN lagi di Jambi. Begitu juga Sekolah Teknik (ST) dan Sekolah
Teknik Menengah (STM) yang se-Sumatra tengah berjumlah 14 sekolah, hanya satu sekolah
berada di Riay dan Jambi, sedangkan selebihnya di sumatra barat (ibid).

Membicarakan daerah waktu itu menjadi keniscayaan, menyusul semakin kondusifnya


keadaan indonesia memasuki tahun 1950–an. pengakuan kemerdekaan dari negara lain,
termasuk Belanda, sudah semakin mantap, sehingga pembicaraan ke dalam dengan
sendirinya mendapat kesempatan luas. Tak terkecuali memandang daerah sendiri dari sudut
sejarah dan kebudayaan secara umum. Keragaman Riau, misalnya percampuran antara
kekerabatan sosial menurut garis ayah dengan ibu, dipandang sebagai suatu hal umtuk
membedakannya dengan keresidenan lain.

Menurut Raja Hamzah Yunus semasa hidupnya pada awal 2000-an di pulau penyengat,
seiringan dengan hal itu, berbagai kekayaan tempatan mulai diperhatikan. Di Kepulauan
Riau, saat itulah naskah-naskah kuno mulai mendapat perhatian yang melibatkan dirinya.
Pasalnya, ia yang sudah mulai memerhatikan keberadaan naskah, walau masih amat muda,
selalu pula diminta ayahnya, Raja Muhamad Yunus ikut mengurus kekayaan tak ternilai itu
dalam diskusi tokoh-tokoh setempat berkaitam dengan keberadaan daerah dalam
hubungannya dengan Provinsi Sumatera Tengah.
5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masyarakat Riau ingin keluar dari Sumatera Tengah karena merasa dengan bergabung
dengan sumatera tengah dapat menghambat perkembangan Riau dalam hal urusan
kedinasan dan perekonomian. usulan pemisahan Riau dari provinsi sumatera tengah untuk
menjadikan riau sebagai pusat ekonomi dan kebudayaan melayu yang agamis di Asia
Tenggara. Tidak hanya persoalan kedinasan yang terbatas jarak tempuh, dan
perekonomian, geobudaya dan geososial di wilayah yang bernama Riau itu berbeda
dibandingkan dengan keresidenan di Sumatera Tengah lainnya yakni Sumatera Barat dan
Jambi. makanya masyarakat Riau ingin keluar dari provinsi sumatra tengah.
6

DAFTAR PUSTAKA
Taufik Ikram Jamil, 2019. Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: PT. Narawita Swarna Persada
Depdikbud. 1982. Sejarah Daerah Riau. Riau: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Riau.
7

Anda mungkin juga menyukai