Anda di halaman 1dari 10

MENDIRIKAN

PROVINSI
RIAU
Oleh Kelompok 2
NAMA KELOMPOK :
Dwiva Aurelia

Marchal Syabillah

Lihabilla Warda

Kepin Sidabutar
Epriadi

Dendi Hidayatullah
I.RIAU PADA AWAL KEMERDEKAAN
A.kehidupan social-ekonomi pada zaman revolusi-fisik

Pada saat itu yang amat memprihatinkan ialah masalah kesehatan


yang cukup parah melanda Riau. Hal itu dikarenakan kurangnya
prsediaan obat-obatan untuk membasmi beberapa penyakit yang
melanda daerah tersebut sebutlah cacar, disentri, dan
sebagainya. Walaupun demikian situasi itu mampu diatasi secara
perlahan-lahan. Misalnya bahan makanan yang sudah mulai
tersedia di pasaran dan dengan di jebolnya gudang-gudang
persedian Jepang membuka jalan untuk memperbaiki masalah
tersebut
Pendidikan pun mulai digiatkan. Di Pekanbaru dalam tahun 1946 didirikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP), merupakan sekolah pertama yang
didirikan di Riau. Sekolah-sekolah dasar juga sudah banyak didirikan. Tetapi
keadaan social-ekonomi pada saat itu yang mulai membaik sedikit
terganggu karena situasi yang makin gawat antara RI dengan Belanda.
Pada agresi Belanda ke-II, perhatian pemrintah terhadap ekonomi
masyarakat di pusatkan untuk mendukung perjuangan. Daerah yang tidak
mendapat gangguan oleh pihak Belanda, kehidupan social-ekonomi sehari-
hari berjalan normal dan pada daerah-daerah yang diduduki oleh Belanda di
atur agar sumber ekonomi dapat di kuasai oleh RI. Indonesia melakukan
system pemindahan pasar dan membuat jalan-jalan baru untuk lalu liantas
ekonomi, dengan demikian blockade yangdi jalankan Belandadapat di atasi.
B.Kehidupan social-ekonomi setelah pemulihan kedaulatan

Setelah pemulihan kedaulatan, pemerintah giat meningkatkan


perekonomian dan kemakmuran rakyat. Untuk perdagangan impor dan
ekspor di atur sedemikian rupa sehingga kebocoran-kebocoran termassuk
penyelundupan dapat di atasi.KepulauanRiau sangat sulit untuk mengatur
perekonomiannya.

C.Kehidupan social-ekonomi sesudah terbentuknya Daerah Tingkat 1

Terbentuknya provinsi Riau pada saat-saat pergolakan PRRi dalam masa


klimaksnya yang berpusat di Sumatra Tengah yang secara langsung
melibatkan daerah Riau. Maka sudah menjadi tugas utama bagi Pemerintah
Daerah Provinsi Riau yang baru terbentuk itu untuk mencurahkan
perhariannya untuk memelihara keamanan daerah ini.
ii. Wancana Pembentukan Provinsi Riau
Wacana pembentukan provinsi baru (Provinsi Riau Pesisir) di Riau dikahawatirkan tak bisa terwujud karena
masa persiapan untuk menjadikan daerah tersebut mandiri secara finansial maupun secara pemerintahan,
kata Darmawi menilai.
Wacana ini kembali didengungkan hingga Kementerian Dalam Negeri akan tetapi suara penolakan masih
mengemuka.
Pihak pejabat di Riau juga menyatakan ketidak setujuannya jika pemerintah terus melanjutkan rencana
pemekaran di Riau.
Sementara pembahasan RUU Daerah otonomi Baru (DOB) di Riau hampir pasti belum dilakukan apalagi untuk
disahkan pada rapat paripurna di DPR RI.
"Jikapun nanti pembahasannya di Panitia Kerja Komisi II DPRD Riau dengan pemerintah dilakukan, salah satu
hal yang disepakati adalah anggaran Daerah Otonom Baru (DOB) di Riau tentu akan diambil dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai provinsi induk," kata Darmawi.
Namun sebagai daerah otonom baru, Darmawi menilai kemampuan untuk bisa mendapatkan PAD "sangat
kurang" hanya saja sumber daya alam cukup.
III.PERJUANGAN PEMBENTUKAN
PROVINSI RIAU
Bapak (Alm) H. Wan Ghalib bersama beberapa tokoh lainnya menjadi tokoh sentral sentral dalam
perjuangan pembentukan Provinsi Riau. Bapak (Alm) H. Wan Ghalib mendedahkan kronologis
perjuangan sejarah, dengan membuka lembaran ingatannya. Menurut mantan Ketua Penghubung di
Jakarta dalam perjuangan Provinsi Riau ini, awalnya keinginan untuk menjadikan residen Riau sebagai
sebuah provinsi, dilatarbelakangi untuk sebuah keadilan bagi masyarakat Riau. Karena memang
Provinsi Sumatera Tengah yang memiliki tiga Residen yaitu Jambi, Riau, dan Sumbar. Karena pusat
pemerintahan terdapat di Residen Sumatera Barat, Riau memang tidak terlalu terperhatikan oleh
pemerintah provinsi. Karena karakteristik daerah yang berbeda, sehingga pemahaman visi dari
masing-masing residen tidak bisa bersatu. Ditambah lagi ada kesan pihak pemegang kekuasaan di
Sumatera Tengah selalu memaksakan diri setiap kebijakan yang diambilnya. Ide pendirian provinsi
awalnya hanya ada tingkat elit dan tokoh masyarakat Riau. Namun saat itu pihak Provinsi Sumatera
Tengah tidak mau memberikan apa yang diinginkan Riau, sehingga munculah intimidasi upaya
penghalangan, ungkap Wan Ghalib.
Adanya tekanan tersebut perjuangan Riau untuk menjadi provinsi semakin kuat, bahkan
masyarakat empat Kabupaten yaitu Bengkalis, Kepri, Indragiri, dan Kampar telah
membulatkan tekad untuk sama-sama berjuang membentuk Provinsi Riau. Keinginan
tersebut dimulai dengan membentuk provinsi sudah digaungkan melalui pembentukan
Panitia Persiapan Provinsi Riau (PPPR) pada rapat Panitia Persiapan Provinsi Riau, 2-6
Desember 1955. PPPR dipimpin oleh H Abdul Hamid Yahya dan HM Amin sebagai wakil
ketua serta T Kamarulzaman sebagai sekretaris. Sejumlah nama seperti Zaini Kunin,
Ridwan Taher dan H Abdullah Hasan juga masuk dalam anggota PPPR. PPPR yang
beranggotakan 60 orang dalam beberapa kali rapatnya, berkesimpulan bahwa untuk
mewujudkan terbentuknya Provinsi Riau diperlukan adanya Kongres Rakyat Riau. Tujuan
digelarnya kongres ini berlandaskan pada pelaksanaan azas demokrasi sebagai dasar
pemerintahan desentralisasi. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan keinginan
pembentukan Provinsi Riau. Salah satunya adalah digelarnya Kongres Pemuda Riau pada
17 Oktober 1954 di Pekanbaru. Pembentukan Provinsi Sumatera Tengah yang dibentuk
dengan UU Nomor 10/1948 dan UU Nomor 22/1948 yang terdiri dari Riau, Jambi dan
Sumatera Barat memiliki corak dan ragam yang berlainan. Masing-masing daerah memiliki
kondisi alam dan kebudayaan yang berbeda.
IIII.RIAU SEBAGAI PROVINSI
Riau (Jawi: ‫ )رياو‬adalah sebuah provinsi di Indonesiayang terletak di pantai timur
pulau Sumatra bagian tengah. Wilayah pesisirnya berbatasan dengan Selat
Malaka. Hingga tahun 2004, provinsi ini juga meliputi Kepulauan Riau,
sekelompok besar pulau-pulau kecil (pulau-pulau utamanya antara lain Pulau
Batam dan Pulau Bintan) yang terletak di sebelah Timur Sumatra dan sebelah
Selatan Singapura. Kepulauan ini dimekarkan menjadi provinsi tersendiri pada
Juli 2004. Ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau adalah Pekanbaru, dan kota
besar lainnya setelah Pekanbaru adalah kota Dumai. Berdasarkan hasil Badan
Pusat Statistik Riau tahun 2022, penduduk provinsi Riau berjumlah 6.493.603
jiwa, dengan kepadatan penduduk 75 jiwa/km².[4]
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai