DISUSUN OLEH :
Ahmad Riyadi : 1841 6226 2010 08 Deni Setiawan : 1841 6226 2010 21
Irene Oktafiani : 1841 6226 2010 02 M.Rosiawan : 1841 6226 2010 47
Anita Aryani : 1841 6226 2010 07 M.Khoiruzzadi : 1841 6226 2010 26
Okky Prasetya D : 1841 6226 2010 22 Rahmat Wijayanto : 1841 6226 2010 19
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah
tentanng profil, sejarah, dan adat istiadat provisi Sulawesi Utara ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Jati Diri Bangsa. Kami
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan
senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini ini bisa memberikan informasi mengenai orang sebagai
subjek hukum dan hukum dikaitkan dengan hak dan kewajiban dapat bermanfaat
bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk
membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1905 seluruh sulawesi menjadi bagian dari koloni negara Belanda
dari Hindia Belanda sampai pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Selama
Revolusi Nasional Indonesia, “Turk” Westerling Kapten Belanda membunuh
sedikitnya 4.000 orang selama Kampanye Sulawesi Selatan .Setelah penyerahan
kedaulatan pada Desember 1949, Sulawesi menjadi bagian dari Republik Indonesia
Serikat (RIS). Dan pada tahun 1950 menjadi tergabung dalam kesatuan Republik
Indonesia.
Sulawesi Utara mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang sebelum
daerah yang berada di paling ujung utara Nusantara ini menjadi Daerah Provinsi.
2
Dalam sejarah pemerintahan daerah Sulawesi Utara, seperti halnya daerah lainnya
di Indonesia, mengalami beberapa kali perubahan administrasi pemerintahan,
seiring dengan dinamika penyelenggaraan pemerintahan bangsa.
Kedudukan jazirah membujur dari timur ke barat dengan daerah paling utara
adalah Kepulauan Sangihe dan Talaud. Wilayah kepulauan ini berbatasan langsung
negara Tetangga Filipina. Wilayah Sulawesi Utara mempunyai batas-batas:
3
B. Perumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
sebagai Ibukotanya. Sejak saat itu, secara de facto Daerah Tingkat I Sulawesi Utara
membentang dari Utara ke Selatan Barat Daya, dari Pulau Miangas ujung utara di
Kabupaten Sangihe Talaud sampai Molosipat di bagian Barat Kabupaten
Gorontalo.
2. Kabupaten Minahasa
3. Kabupaten Sangihe
4. Kabupaten Talaud
7. Kota Manado
8. Kota Bitung
6
9. Kota Tomohon
1. Daerah Minahasa
7. Bandar Manado
8. Bandar Bitung
9. Bandar Tomohon
Selain kaya akan sumber daya alam sulawesi utara juga kaya akan seni dan
budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Berbagai seni dan budaya dari
berbagai suku yang ada di provinsi sulawesi utara justru menjadikan daerah nyiur
melambai semakin indah dan mempesona. Berbagai pentas seni dan budaya
maupun tradisi dari nenek moyang memberikan warna tersendiri bagi provinsi yang
terkenal akan kecantikan dan ketampanan nyong dan nona Manado.
Secara garis besar penduduk di Sulawesi Utara terdiri atas 3 suku besar
yakni suku minahasa, suku sangihe dan talaud dan suku bolaang mongondow.
Ketiga suku/etnis besar tersebut memiliki sub etnis yang memiliki bahasa dan
7
tradisi yang berbeda-beda. Tak heran Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa
bahasa daerah seperti Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang,
Ponosakan dan Bantik (dari Suku Minahasa), Sangie Besar, Siau, Talaud (dari
Sangihe dan Talaud) dan Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang (dari
Bolaang Mongondow)
Provinsi yang terkenal akan semboyan torang samua basudara (kita semua
bersaudara) hidup secara rukun dan berdampingan beberapa golongan agama
seperti Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Namun dari
keaneka ragaman tersebut bahasa Indonesia masih menjadi bahasa pemersatu dari
berbagai suku dan golongan.
●Perayaan tulude. Perayaan tulude atau kunci taong (kunci tahun) dilaksanakan
pada setiap akhir bulan januari dan diisi dengan upacara adat yang bersifat
keagamaan dimana ungkapan puji dan syukur terhadap sang pencipta oleh karena
berkat dan rahmat yang telah diterima pada tahun yang telah berlalu sambil
memohon berkat serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup pada tahun yang
baru
●Festival figura. Figura merupakan seni dan budaya yang diadopsi dari kesenian
yunani klasik. Seni ini lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan
laku atau watak dari seseorang tokoh yang dikenal atau diciptakan. Figura
merupakan kesenian yang dapat menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok
atau perilaku tokoh-tokoh yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baik
buruknya sosok dan watak seorang manusia. Oleh pemerintah kota Manado
festival figura diselenggarakan dalam rangka pesta kunci taong layaknya perayaan
tulude yang dilaksanakan oleh masyarakat sangihe
8
●Toa Pe Kong atau Cap go meh. Seperti didaerah lainnya, perayaan/upacara ini
juga rutin dilaksanakan di Sulawesi Utara apa terlebih di Kota Manado. Upacara
ini dimeriahkan dengan atraksi dari Ince Pia yakni seorang yang memotong-
motong badan dan mengiris lidah dengan pedang yang tajam serta menusuk pipi
dengan jarum besar yang tajam akan tetapi si Ince Pia tidak terluka ketika
●BUSANA WANITA : Laku tepu yang bentuknya memanjang dari leher sampai di
betis ,merupakan baju terusan terbuat kain kofo.Pada bagian leher terdapat lipatan
berbentuk segitiga atau huruf V,sebesar ukuran kepala agar mudah memakainya.
Kahiwu atau kain sarung.Kahiwu juga dibuat dari kain kofo,merupakan pelapis
bagian dalam yang diikat dipinggang.Kahiwu mempunyai lipatan seperti
kain(wiron)terletak agak kekiri disebut “leiwade”.Lipatan untuk rakyat biasa
berjumlah 5 lipatan dan untuk bangsawan 7 atau 9 lipatan.Bandang.Bandang ialah
selembar kain kofo yang berukuran panjang 1,5 meter dengan lebar kira-kira 5
9
sentimeter.Pemakaiannya diletakkan di bahu kanan dan ujungnya diikat pada
pinggang sebelah kiri.Bandang digunakan oleh wanita biasa,sedangkan wanita
keturunan bangsawan menggunakan“kaduku atau animating” ,adalah selembar kain
kofo dengan ukuran yang sama seperti bandang,hanya perbedaannya tergantung
dari cara mengikat.Kaduka atau animating kegunaannya untuk memperindah Laku
Tepu dan melambangkan derajat sosial masyarakat. Boto Pusige (konde) atau
sanggul Pusige artinya ubun-ubun kepala.Boto Pusige artinya sanggul yang terletak
pada ubun-ubun kepala wanita.Sanggul ini biasanya dibuat dari rambut wanita
sendiri diatas kepala.Semakin tinggi Boto Pusige semakin indah. Untuk menjaga
agar Boto Pusige tetap kuat digunakan Sasusu Boto (tusuk Konde) yang ditusukkan
dari sebelah kanan sampai kiri.
●Keris
●Peda
●Sabel
10
Rumah adat suku Minahasa dari Provinsi Sulawesi Utara disebut Rumah
Pewaris atau Walewangkoa. Rumah Minasaha ini merupakan rumah panggung
yang dibangun di atas tiang dan balok-balok yang di antaranya terdapat balok-
balok yang tidak boleh disambung. Rumah Pewaris memiliki 2 buah tangga.
Letaknya di sisi kiri dan kanan bagian depan rumah.
Penduduk Sulawesi Utara terdiri atas 3 etnis dan bahasa yang berbeda-beda,
yaitu :
1. Suku Minahasa
11
-Suku Bolaang Mangondow (11,3%)
H. Sistem Kekerabatan
Secara etimologis, daliken Sitelu berarti tungku yang tiga (Daliken = batu
tungku, Si = yang, Telu tiga). Arti ini menunjuk pada kenyataan bahwa untuk
menjalankan kehidupan sehari-hari, masyarakat tidak lepas dari yang namanya
tungku untuk menyalakan api (memasak). Lalu Rakut Siteluberarti ikatan yang tiga.
Artinya bahwa setiap individu Karo tidak lepas dari tiga kekerabatan ini. Namun
ada pula yang mengartikannya sebagaisangkep nggeluh (kelengkapan hidup).
Menurut Drs. Pertampilan Brahmana, konsep ini tidak hanya ada pada
masyarakat Karo, tetapi juga ada dalam masyarakat Toba dan Mandailing dengan
istilah Dalihan Na Tolu juga masyarakat NTT dengan istilah Lika Telo
12
Kalimbubu adalah kelompok pihak pemberi wanita dan sangat dihormati
dalam sistem kekerabatan masyarakat Karo. Masyarakat Karo menyakini
bahwa kalimbubu adalah pembawa berkat sehingga kalimbubu itu disebut juga
dengan Dibata Ni Idah (Tuhan yang nampak). Sikap menentang dan menyakiti hati
kalimbubu sangat dicela.
13
(paman kandung ego). (Petra : ego maksudnya orang, objek yang
dibicarakan)
14
9. Berhak menerima ulu mas, bere-bere (bagian dari mahar) dari
sebuah perkawinan, maneh-maneh (tanda mata atau kenang-
kenangan) dari salah seorang anggota anakberunya yang meninggal,
yang menerima seperti ini disebut Kalimbubu Simada Dareh.
Pada dasarnya setiap ego Karo, baik yang belum menikah pun mempunyai
kalimbubu, minimal kalimbubu si mada dareh. Kemudian bila ego (pria) menikah
berdasarkan adat Karo, dia mendapat kalimbubu si erkimbang
Anak Beru adalah pihak pengambil anak dara atau penerima anak gadis untuk
diperistri. Oleh Darwan Prints, anakberu ini diumpamakan sebagai yudikatif,
kekuasaan peradilan. Hal ini maka anakberu disebut pula hakim moral, karena bila
terjadi perselisihan dalam keluarga kalimbubunya, tugasnyalah mendamaikan
perselisihan tersebut.
1. Anakberu Jabu (Cekoh Baka Tutup, dan Cekoh Baka Buka). Cekoh
Baka artinya orang yang langsung boleh mengambil barang
simpanankalimbubunya. Dipercaya dan diberi kekuasaan seperti ini
karena dia merupakan anak kandung saudara perempuan ayah.
15
peranannya di dalam tugas-tugas adat, harus dipilah lagi, kalau
masih orang pertama yang menikahi keluarga tersebut, dia tidak
dibenarkan mencampuri urusan warisan adat dari pihak mertuanya.
Yang boleh mencampurinya hanyalah Anakberu Jabu.
18. Memberi khabar kepada para kerabat yang lain bila ada pihak
kalimbubunya berduka cita.
16
Anakberu berhak untuk
25. Merasa bangga dan senang bila anak perempuannya dipinang oleh
pihak anakberunya. Ini akan melanjutkan dan mempererat
hubungan
kekerabatan yang sudah terjalin.
17
dari bahaya adalah pihak anak beru. Dalam bahasa
lain anakberu sebagai tim pengaman jalan.
30. Piso Entelap (pisau tajam). Dalam pesta adat atau pekerjaan adat
pisau tajam dipergunakan untuk memotong daging atau kayu api
atau untuk mendirikan teratak tempat berkumpul.
Setiap anakberu harus memiliki pisau yang yang demikian agar
tangkas dan sempurna mengerjakan pekerjaan yang
diberikankalimbubunya. Menjadi kebiasaan dalam tradisi Karo,
pisau dari pihak kalimbubu yang meninggal dunia diserahkan
kepada anakberunya. Pisau ini disebut maneh-maneh,
pemberiannya bertujuan agar pekerjaankalimbubu terus tetap
dilanjutkan oleh penerimanya. Dalam pengertian lain dalam acara-
acara adat di dalam keluarga kalimbubu, anakberulah yang menjadi
ujung tombak pelaksanaan tugas tersebut, mulai dari menyediakan
makanan sampai menyusun acaranya. Ketiga jenis pekerjaan di atas,
dikerjakan tanpa mendapat imbalan materi apapun,
maka anakberu yang selalu lupa kepada kalimbubunya dianggap
tercela di mata masyarakat. Bahkan dipercayai bila terjadi sesuatu
bencana di dalam lingkungan keluarga dari anakberuyang
melupakan kalimbubunya, ini dianggap sebagai kutukan dari arwah
nenek moyang mereka yang tetap melindungi kalimbubu.
18
Senina/SembuyakHubungan perkerabatan senina disebabkan seclan, atau
hubungan lain yang berdasarkan kekerabatan. Senina ini dapat dibagi dua :
Sembuyak adalah mereka yang satu subclan, atau orang-orang yang seketurunan
(dilahirkan dari satu rahim), tetapi tidak terbatas pada lingkungan keluarga batih,
melainkan mencakup saudara seketurunan di dalam batas sejarah yang masih jelas
diketahui. Saudara perempuan tidak termasuk sembuyak walaupun dilahirkan dari
satu rahim, hal ini karena perempuan mengikuti suaminya.
19
Peranan sembuyak adalah bertanggung jawab kepada setiap upacara adat
sembuyak-sembuyaknya, baik ke dalam maupun keluar. Bila perlu mengadopsi
anak yatim piatu yang ditinggalkan oleh saudara yang satu clan. Mekanisme ini
sesuai dengan konsep sembuyak, sama dengan seperut, sama dengan saudara
kandung. Satu subclan sama dengan saudara kandung.
20
BAB III
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Kalau boleh dikatakan, menangkap deskripsi budaya Sulawesi Utara adalah
upaya yang harus serius, kalau tidak ingin menjadi punah. Kepunahan suatu
kebudayaan sama artinya dengan lenyapnya identitas. Hidup tanpa identitas
berarti berpindah pada identitas lain dengan menyengsarakan identitas semula.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://ms.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Utara
http://www.seputarsulut.com/profil-provinsi-sulawesi-utara/
http://gikuza.wordpress.com/budaya-2/sulawesi-utara/
http://punyamarga.com/sistem-kekerabatan-masyarakat-karo.html/
22