Prolog
Bagi masyarakat Indonesia, bambu bukan sekadar pohon biasa, namun sarat dengan
makna dan histori. Zaman dahulu bambu runcing menjadi salah satu senjata yang digunakan
untuk mengusir dan melawan kaum penjajah. Karena mudah ditemukan di mana-mana, bambu
dibuat untuk banyak hal mulai dari membuat rumah, meja, kursi, pagar tanaman, pagar
pekarangan, anyaman hingga dibuat permainan.
Globalisasi memang punya arti dalam perkembangan zaman, simpul kemajuna zaman
pun terurai dan menjadi sebuah panutan. Sayangnya, tergerusnya tradisi pun menyertai semua
hal, termasuk dunia anak – anak. Hampir segala hal tentang anak hilang, mereka tumbuh lebih
cepat dari usianya. Anak yang dewasa sebelum waktunya, praktis kehilangan masa kecil
sebagaimana mestinya, pola hidup berubah dan sifat individualis menjadi semakin parah.
Kemajuan teknologi memenjarakan senyum dan kebahagiaan anak – anak. Diam dan duduk di
depan game atau komputer benar – benar merenggut masa keceriaan. Taka da yang kotor, tak
ada peluh keringat kebersamaan, karena semua tercapai dari aktivitas pasif dan tanpa ada timbal
balik yang lengkap dengan lingkungan sekitar. Semua dikendalikan dari algoritma yang
sederhana bahwa, “Kesenangan ada di dalam layar datar”.