Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Devid Lockwood, consensus dan konflik merupakan dua sisi dari
suatu kenyataan yang sama dan dua gejala yang melekat secar bersama-sama di
dalam masyarakat. Seperti halnya dengan konflik yang dapat terjadi antar individu,
individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Demikian pula halnya dengan
consensus, consensus dapat pula terjadi antar individu, individu dengan kelompok,
dan antarkelompok.
Menurut R. William Liddle, consensus nasional yang mengintegrasikan
masyarakat yang pluralistic pada hakikatnya adalah mempunyai dua tingkatan
sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi nasional yang tangguh. Pertama,
sebagian besar anggota suku bangsa bersepakat tentang batas-batas territorial dari
negara sebagai suatu kehidupan politik di mana mereka sebagai warganya. Kedua,
apabila sebagian besar anggota masyarakatnya bersepakat mengenai struktur
pemerintah dan aturan-aturan dari proses politik yang berlaku bagi seluruh
masyarakat di atas wilayah negara yang bersangkutan.
Nasikun menambahkan bahwa integrasi nasional yang kuat dan tangguh
hanya akan berkembang di atas consensus nasional mengenai batas-batas suatu
masyarakat poitik dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat tersebut.
Kemudian, suatu consensus nasional mengenai “system nilai” yang akan mendasari
hubungan-hubungan social di antara anggota suatu masyarakat negara.

B. Tujuan
·         Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi.
·        Menambah wawasan mengenai pengertian dan syarat Integrasi dan Reintegrasi
Sosial.
·     Melatih membuat laporan dalam bentuk Makalah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi berasal dari “integrasi” dari Inggris, yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi sosial didefinisikan sebagai proses penyesuaian di antara unsur-
unsur yang berbeda satu sama lain dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan
pola masyarakat yang memiliki fungsi kompatibilitas.
Definisi lain dari integrasi adalah suatu kondisi di mana kelompok-kelompok etnis
untuk beradaptasi dan menjadi komformitas terhadap kebudayaan mayoritas, namun tetap
mempertahankan budaya mereka sendiri. Integrasi memiliki rasa kedua, yaitu:

 Kontrol atas konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.

 Menciptakan keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah ketika dikontrol, dikombinasikan,


atau terhubung satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

Integrasi sosial mensyaratkan bahwa orang tidak bubar meski menghadapi banyak
tantangan, baik tantangan merupa fisik dan konflik sosial-budaya.

Mengingat penganut sistem sosial fungsionalisme selalu terintegrasi struktur di


landasan berikut:

 Masyarakat selalu terintegrasi dalam konsensus (kesepakatan) di antara sebagian


besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial fundamental (dasar)

 Masyarakat terpadu untuk anggota masyarakat serta anggota berbagai kesatuan


sosial (cross-cutting affiliation). Konflik antara kesatuan sosial dengan kesatuan
sosial lainnya akan dinetralisir oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities)
dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Penganut konflik ditemukan di paksaan publik terintegtrasi dan karena saling


ketergantungan antara berbagai kelompok.

Integrasi sosial akan terbentuk ketika kebanyakan orang memiliki kesepakatan


tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan lembaga-lembaga sosial.

2
Pengertian Integrasi Sosial Menurut Para Ahli

 Menurut Soerjono Soekanto : Intergrasi sosial merupakan Sebuah proses sosial


individu atau kelompok yang berusaha memenuhi gol melawan lawan yang disertai
dengan ancaman dan / atau kekerasan.

 Menurut Gillin : Integrasi Sosial adalah Bagian dari proses sosial yang terjadi
karena perbedaan fisik, emosional, budaya dan perilaku.

 Menurut Banton (dalam Sunarto, 2000 : 154) : mendefinisikan integrasi sebagai


suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat,
tetapi tidak memberikan makna penting pada perbedaan ras tersebut.

 Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut
mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga
menjadi satu.

B. Syarat-Syarat Integrasi Sosial

Integrasi social akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar


anggota masyarakat tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial
dari suatu wilayah atau Negara tempat mereka tinggal.
Selain itu, sebagian besar masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur
kemasyarakatan yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan lebih
tinggi lagi adalah pranata-pranata sosisal yang berlaku dalam masyarakatnya, guna
mempertahankan keberadaan masyarakat tersebut. Selain itu, karakteristik yang di
bentuk sekaligus manandai batas dan corak masyarakatnya.

Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi


sosial adalah:

 Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi


kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik
berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh
budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat
perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya.

3
 Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai
norma-norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman
dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal
yang di larag menurut kebudayaannya.
 Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara
konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan
baku dalam melangsungkan proses interaksi sosial.

C. Bentuk – bentuk Integrasi Sosial

Bentuk integrasi social dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:

 Asimilasi, yaitu pembaruan kebudayaan yang disertai dengan hilangnya


cirrikhas kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi social ini
terlihat Dari pembentukan tatanan social yang baru yang menggantikan
budaya asli. Biasanya bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan social
yang primitive dan rasis. Maka dari itu budaya asli yang bertentangan dengan
norma yang mengancam disintegrasi masyarakat akan digantikan dengan
tatanan social barau yang dapat menyatukan beragam latar belakang social.
 Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa
menghilangkan kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternative tersendiri
dalam menyikapi interaksi social, hal ini didasarkan pada nilai- nilai social
masyarakat yang beberapa dapat dipertahankan. Sehingga nilai- nilai baru
yang ditanamkan pada masyarakat tersebut akan menciptakan keharmonisan
untuk mencapai integrasi soaial.

D. Macam-macam Integrasi sosial


1. Integrasi keluarga

Didalam kehidupan keluarga terdapat anggota-anggota keluarga yang antara


anggota satu dan lainya memiliki peranan dan fungsi. Integrasi keluarga akan
tercapai jika antar-anggota keluarga satu dan lainya menjalankan kedudukan,
peranatau fungsinya sebagaimana mestinya. Apabila antar-anggota keluarga sudah
tidak lagi memerankan peranannya sesuai dengan kedudukannya, maka keluarga
tersebut sudah dianggap tidak terintegrasi lagi.

4
2. Integrasi kekerabatan

Yang dimaksud dengan kekerabatan adalah hubungan sosial yang diikat oleh
pertalian darah dan hubungan perkawinan sehingga menghasilkan nilai-nilai, norma-
norma, kedudukan serta peranan sosial yang diakui dan ditaati bersama oleh seluruh
anggota kekerabatan yang ada. Integarsi antar-anggota kekerabtan akan terjadi jika
masing-masing anggota kerabat yang ada mematuhi norma-norma dan nilai-nilai
yang berlaku didalam sistem kekerabatan tersebut.

3. Integrasi asosiasi (perkumpulan)

Asosiasi adalah satuan sosial yang ditandai oleh adanya kesamaan kepentingan,
atau dengan lain perkata dapat dikatakan bahwa asosiasi merupakan perkumpulan
yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan minat, tujuan,
kepentingan, dan kegemaran.

4. Integrasi masyarakat

J.P gillin dan J.L gillin dalam bukunya Cultural Sosiology mendefinisikan
masyarakat sebagai “the largest grouping in which common customs, traditions,
attitudes, dan felling of unity are operative”. Berangkat dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa masyarakat adalah : (1) sekelompok manusia yang menempati
wilayah tertentu, (2) bertempat tinggal dalam waktu yang relatif lama, (3) terdapat
tata aturan hidup seperti adat, kebiasaan, sikap, dan perasaan kesatuan, (4) rasa
identitas di antara para warganya. integrasi masyarakat akan tercapai jika kehidupan
masyarakat tersebut telah terpenuhi semua unsur-unsur yang tadi begitupun
sebaliknya jika salah satu unsur tidak terpenuhi maka keadaan masyarakat tersebut
tidak terintegrasi lagi.

5. Integrasi suku bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial
lainya karena memiliki ciri-ciri yang mendasar dan umum berkaitan dengan asl-usul
dan tempat asal kebudayaan. Dalam beberapa kepustakaan sosiologi ditekankan
bahwa suku bangsa merupakan kesatuan penduduk yang memiliki ciri-ciri : (1)
secara tertutup berkembang biak dalam kelompoknya, (2) memiliki nila-nilai dasar
yang termanifestasikan dalam kebudayaan, (3) mewujudkan arena komunikasi dan

5
interaksi, dan (4) setiap anggota mengenali dirinya serta dikenal oleh lainya sebagai
satu bagian dari kategori yang dapat dibedakan dengan kategori lainnya.

6. Integrasi bangsa

Yang disebut bangsa adalah kelompok manusia yang heterogen sifatnya tetapi
memiliki kehendak yang sama dengan menempati daerah tertentu dan bersifat
permanen. Ernest renan lebih menekankan bahwa bangsa terbentuk dari orang orang
yang mempunyai latar belakang sejarah, pengalaman sejarah, dan perjuangan serta
hasrat untuk bersatu.

E. Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

Untuk mencapai integrasi social dalam masyarakat diperlukan setidaknya dua


hal berikut untuk menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat dalam masyarakat:
1. Pada setiap diri individu masing- masing harus mengendalikan perbedaan/
konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. 2.    Tiap warga masyarakat meraas saling dapat mengisi kebutuhan antara
satu dengan yang lainnya. Sehingga dalam masyarakat tercipta keharmonisan
dan saling memahami antara stu sama lain, maka konflik pun dapat
dihindarkan.

Maka dari itu ditawarkan empat system berikut untuk mengurangi konflik yang
terjadi, antara lain:
1. Mengedepankan identitas bersama seperti system budaya yang berasaskan
nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945.
2. Menerapkan system social yang bersifat kolektiva social dalam masyarakat
dalam segala bidang.
3. Membiasakan system kepribadian yang terintegrasi dengan nilai- nilai social
kemasyarakatan yang terwujud dalam pola- pola penglihatan (persepsi),
perasaan (cathexis), sehingga pola- pola penilaian yang berbeda dapat
disamakan sebagai pola- pola keindonesiaan.
4. Mendasarkan pada nasionalisme yang tidak diklasifikasikan atas persamaan
ras, melainkan identitas kenegaraan.

6
Contoh Integrasi Sosial Masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari hari,
dan di sekolah baik individu, sosial ataupun kelompok :
1. Tidak mengutamakan ego dan kepentingannya
2. Bersilahturami
3. Beribadat
4. Saling tolong-menolong
5. Mengikuti upacara bendera dengan hikmat
6. Melestarikan kebudayaan bangsa dengan mengikuti setiap pementasan
7. Ikut berperan aktif melaksanakan kegiatan siskamling
8. Mengembangkan akhlak dan kepribadian masing masing
9. Bermain dengan teman sebaya.Cth : bermain sepak bola
10. Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif
11. Memberi salam pada orang yang dikenal
12. Mengikuti setiap kegiatan di dalam maupun di luar sekolah
13. Sekaten
14. Akulturasi antara budaya Jawa, Islam dan Hindu
15. Bergotong royong
16. Berdiskusi atau kerja kelompok
17. Kebutuhan harus utama bukan keinginan
18. Menanamkan nilai – nilai luhur berbangsa dan bernegara
19. Tidak memaksakan kehendak orang lain
20. Bersosialisasi
21. Mengikuti kegiatan/perlombaan di sekolah dan masyarakat
22. Tidak mengikuti pergaulan yang buruk,seperti narkoba dan diskotek
23. Menjaga dan memelihara lingkungan sekitar
24. Tidak KKN (Korupsi,Kolusi,dan Nepotisme)
25. Menjadi orang yang berguna di masa akan datang,seperti pejabat negara

F. Tahapan Integrasi Sosial

Sebuah proses sosial dalam masyarakat selalu memiliki tahapan-tahapan tertentu


yang harus dilalui. Begitu pula pada integrasi sosial. Tahapan-tahapan yang ada dalam
integrasi sosial adalah tahap akomodasi, kerja sama, koordinasi, dan asimilasi. Untuk lebih
jelasnya, mari kita pelajari bersama pada pembahasan berikut ini :

7
1) Tahap Akomodasi

 Akomodasi adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat dua
atau lebih individu atau kelompok yang berusaha untuk saling
menyesuaikan diri, tidak saling mengganggu dengan cara mencegah,
mengurangi, atau menghentikan ketegangan yang akan timbul atau yang
sudah ada, sehingga tercapai kestabilan (keseimbangan).

 Akomodasi bertujuan untuk mengurangi pertentangan antara dua kelompok


atau individu, mencegah terjadinya suatu pertentangan secara temporer,
memungkinkan terjadinya kerja sama di antara individu atau kelompok
sosial, serta mengupayakan peleburan antara kelompok sosial yang berbeda
(terpisah), misalnya melalui perkawinan campur (amalgamasi).

2) Tahap Kerja Sama

 Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerja sama
dapat menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Kerja sama
dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antarpribadi atau antarkelompok
manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

 Menurut Charles H. Cooley, kerja sama akan timbul apabila orang


menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat
yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap
diri sendiri untuk mencapai kepentingan kepentingan bersama.

3) Tahap Koordinasi

 Kerja sama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial yang berbeda


dalam masyarakat multicultural harus dikoordinasi agar lebih terarah dan
bisa mencapai tujuan demi kebaikan bersama.

 oordinasi adalah pengaturan secara sentral untuk mencapai integrasi dengan


mempersatukan individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan dan
keselarasan dalam hubungan di masyarakat. Dalam organisasi
kemasyarakatan, koordinasi merupakan factor yang paling dominan.

 Tanpa koordinasi, suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik,


mengingat organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari
orangorang dengan sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Dengan

8
demikian kelancaran jalannya organisasi ditentukan faktor pendekatan
antaranggotanya. Proses koordinasi mencakup berbagai aspek
kemasyarakatan, seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan,
dan lain sebagainya.

4) Tahap Asimilasi

 Kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat multikultural


setelah tahap koordinasi akan tercapai atau tercipta suatu pemahaman
bersama, sehingga di antara kelompok-kelompok tersebut dapat saling
menyesuaikan diri. Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi adalah
sebuah proses yang ditandai oleh adanya usaha-usaha untuk mengurangi
perbedaanperbedaan yang terdapat di antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan
kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan terjadi apabila berikut ini.

1. Ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaannya.

2. Saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang cukup lama.

3. Kebudayaan dari kelompok-kelompok tersebut masing-masing mengalami


perubahan dan saling menyesuaikan diri.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration"yang berarti kesempurnaan
atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang
tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut
mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga
menjadi satu.
Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu
integrasi social adalah:

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi


kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan
fisik berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi
oleh budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan
masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama
mengenai norma-norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan
pedoman dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati
hal-hal yang di larag menurut kebudayaannya.
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara
konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan
baku dalam melangsungkan proses interaksi social.

B. Saran
Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka
yang pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.

10
DAFTAR PUSTAKA

M, Idianto. 2005. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.


Maryati, Kun dan Juju Suriawati. 2007. Sosiologi Untuk SMA dan MAKelas XI.
Bandung:
PT.Gelora Aksara Pratama
Anonimus.2006.Disintegrasi dan Integrasi Masyarakat.(online).
http://akarsejarah.wordpress.com/2010/09/30/disintegrasi-integrasi-dan-tipologi-
masyarakat/
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.22 wib.

Anonimus.2009.Disintegrasi Sosial Kampus.(online).


http://matanews.com/2008/10/09/disintegrasi-sosial-kehidupan-kampus/
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.50 wib.

Adhi.2009.Mencegah Disintegrasi.(online).
http://mradhi.com/sosial-politik/mencegah-disintegrasi.html
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.06 wib.

Saeful, Hadi.1980.Integrasi Nasional di Indonesia pada Penataran MKDU ISD. Bandung:


Universitas: Padjajaran Universitas

11

Anda mungkin juga menyukai