Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PEMAHAMAN WARGA NEGARA INDONESIA TERHDAP DAERAH
PERBATASAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Kelompok 1 :
1. Abdul Kholil
2. Ayu Fitriana
3. Cahyono
4. Danny Permana
5. Devi Safanah
6. Donnie Prasetyo

FAKULTAS MANAJEMEN

STIE PEMUDA SURABAYA


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah negara adalah suatu ruang yang meliputi wilayah laut, wilayah darat, wilayah udara, dan

wilayah ektrateritorial. Salah satu syarat berdirinya suatu negara adalah wilayah. Rasanya tidak

mungkin ada negara di dunia ini yang tidak mempunyai wilayah. Semua negara pasti mempunyai

wilayah. Menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008, wilayah negara adalah salah satu

unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan

kepulauan dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya, serta ruang udara di

atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya. Macam-macam

wilayah Indonesia dibahas lebih lanjut berikut ini.

Wilayah Perairan adalah bagian perairan yang merupakan wilayah suatu negara. Menurut
Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982, pembagian wilayah laut
menurut Konvensi Hukum Laut PBB adalah batas laut teritorial, batas zona bersebelahan, batas
zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan batas landas benua.

b. Wilayah Daratan adalah tempat pemukiman atau kediaman warga negara ataupenduduk
Indonesia. Di wilayah daratan Indonesia mengalir ratusan sungai, hamparan ribuan hektar area
hutan, persawahan dan perkebunan.

c. Wilayah Udara adalah ruang udara yang terletak di atas permukaan wilayah daratan dan lautan
Republik Indonesia. Negara kita mempunyai kekuasaan utuh atas seluruh wilayah udara yang
berada di atas wilayah daratan dan lautan. Gambar di bawah merupakan kekuasaan atas wilayah
udara Indonesia.

d. Wilayah Ekstrateritorial adalah suatu wilayah atau daerah karena ketetapan hukum
internasional, maka dianggap sebagai wilayah atau bagian wilayah dari suatu Negara.
Setiap wilayah pasti ada batasnya, berikut Perbatasan wilayah Indonesia di sebelah utara,
barat, timur dan selatan dipaparkan sebagai berikut.

1. Perbatasan Wilayah Indonesia di Sebelah Utara. Wilayah laut Indonesia sebelah utara
berbatasan langsung dengan laut lima negara yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan
Filipina.

2. Perbatasan Wilayah Indonesia di Sebelah Barat. Berbatasan langsung dengan Samudera


Hindia dan perairan negara India. Tidak ada negara yang berbatasan langsung dengan wilayah
darat Indonesia di sebelah barat.

3. Perbatasan Wilayah Indonesia di Sebelah Timur. Berbatasan langsung dengan daratan Papua
Nugini dan perairan Samudera Pasifik

4. Perbatasan Wilayah Indonesia di Sebelah Selatan. Berbatasan langsung dengan wilayah darat
Timor Leste, perairan Australia dan Samudera Hindia

1.2 Pembahasan Kajian

Berdasarkan kerangka berfikir kajian, maka pembahasan kajian berfokus pada perbatasan
wilayah provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten/kota yang menjadi pintu keluar masuk daerah
perbatasan. Jumlah penduduk kabupaten di provinsi Kepulauan Riau. Jalur keluar masuk antar
negara tetangga. Mayoritas bidang mobilitas penduduk kabupaten provinsi Kepulauan Riau.
Kehidupan bermasyarakat yang meliputi agama, kebudayaan, gotong royong, kerukunan
sehingga menggambarkan Bhinneka Tunggal Ika. Kerawanan perbatasan Kepulauan Riau.
Kebijakan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Indonesia
BAB II

KAJIAN

Asal usul nama Kepulauan Riau berasal dari nama Riau. Riau diduga berasal kata "riuh"
yang berarti ramai. Hal ini dikarenakan daerah Kepulauan Riau dahulunya merupakan pusat
perdagangan dan keramaian. Lalu nama ini berkembang dengan digunakannya nama Riau pada
nama Kesultanan Lingga. Pada masa kolonial, kata Riau dituliskan "Riouw", sesuai dengan ejaan
bahasa Belanda.

Setelah proklamasi kemerdekaan, wilayah Riau (Kepulauan Riau saat ini) disatukan
dengan wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatra. Dahulunya, hal ini dilakukan karena
gerakan Ganyang Malaysia sehingga mempermudah hubungan dari wilayah kepulauan ke
daratan Sumatra. Namun, seiring berjalannya waktu, nama Riau digunakan oleh wilayah
Kesultanan Siak di daratan Sumatra, sementara Kepulauan Riau memekarkan diri. Kata
kepulauan ditambahkan didepan kata Riau karna wilayah yang sebagian besar lautan atau
berbentuk kepulauan. Asal usul nama Riau juga menuai polemik di antara budayawan Riau dan
Kepulauan Riau. Kedua kubu ini menilai bahwa nama Riau berasal dari provinsinya masing-
masing dengan versi sejarah yang berbeda.
a. Perbatasan Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

Kepulauan Riau (disingkat Kepri) adalah sebuah provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi
Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah Utara; Malaysia dan
provinsi Kalimantan Barat di sebelah Timur; provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di
Selatan; negara Singapura, Malaysia dan provinsi Riau di sebelah Barat.

b. Jumlah penduduk kabupaten/kota di provinsi Kepulauan Riau

Provinsi ini termasuk provinsi kepulauan di Indonesia. Tahun 2020, penduduk Kepulauan
Riau berjumlah 2.064.564 jiwa, dengan kepadatan 252 jiwa/km2, dan 58% penduduknya berada
di kota Batam. Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten, dan 2 kota,
52 kecamatan serta 299 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar, dan kecil yang 30%
belum bernama, dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 8.201,72 km², sekitar 96%
merupakan lautan, dan hanya sekitar 4% daratan.

Berikut adalah daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau.


c. Kabupaten/kota yang menjadi pintu keluar masuk daerah perbatasan

Meral Kanim Kelas II Tanjung Balai Karimun


Moro Kanim Kelas II Tanjung Balai Karimun
Bintan Utara Kanim Kelas II Tanjung Uban
Teluk Bintan Kanim Kelas I Tanjung Pinang
Mapur Kanim Kelas I Tanjung Pinang
Tambelan Kanim Kelas I Tanjung Pinang
Sedanau Kanim Kelas II Ranai
Sekuyam Kanim Kelas II Ranai
Serasan Kanim Kelas II Ranai
Midai Kanim Kelas II Ranai
Bulang Kanim Kelas II Belakang Padang
Senayang Kanim Kelas III Dabo Singkep
Daek Kanim Kelas III Dabo Singkep
Letung Kanim Kelas III Tarempa

d. Mayoritas bidang mobilitas penduduk kabupaten provinsi Kepulauan Riau

Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk adalah lapangan usaha sebagian
besar penduduk desa/ kelurahan memperoleh penghasilan/pendapatan. Sumber penghasilan
penduduk meliputi:

1. Sektor Pertanian adalah lapangan usaha yang meliputi pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, dan jasa pertanian.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian adalah lapangan usaha di bidang pertambangan dan
penggalian antara lain: pertambangan batu bara,minyak dan gas bumi, biji logam,
penggalian batu-batuan, tanah liat, pasir, garam, mineral bahan kimia dan bahan pupuk,
penambangan gips, aspal, dan sebagainya.
3. Sektor Industri Pengolahan adalah kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
mengubah suatu barang dasar (barang mentah) menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi dan atau barang lain yang memiliki nilai lebih tinggi.
4. Sektor Perdagangan Besar/Eceran dan Rumah Makan adalah kegiatanjual beli barang
(baru/bekas), termasuk usaha restoran, rumah makan dan minuman, katering, restorasi,
kafetaria, kantin, warung, dan sebagainya.
5. Sektor Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi
6. fSektor Jasa adalah kegiatan layanan atau penyediaan jasa, meliputi: pendidikan,
kesehatan, kemasyarakatan, serta pemerintahan dan perorangan.
7. Sektor Lainnya adalah kegiatan usaha yang bidang usaha atau sektornya tidak termasuk
pada rincian di atas, seperti air, gas, listrik, konstruksi/ bangunan, perbankan, dan
sebagainya
8. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah
memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu
tertentu dengan menerima upah.
9. Agen Pengerahan TKI ke Luar Negeri adalah seorang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan mencari, merekrut, menampung, dan menyalurkan TKI untuk
bekerja di luar negeri.

Dapata diimpulkan sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk kabupaten/kota prvinsi
Kepulauan Riau di sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
e. Kehidupan bermasyarakat di Kepulauan Riau yang meliputi agama, budaya, dan
kerukunan

Budaya Kepulauan Riau adalah seluruh kebudayaan dari dalam daerah dan luar daerah
yang telah berkembang lama di tengah masyarakat Kepulauan Riau, Indonesia. Budaya
Kepulauan Riau sangat dipengaruhi oleh kebudayaan suku Melayu dan etnis Tionghoa. Beberapa
suku contohnya Jawa, Bali, Bugis, Batak, dan kebudayaan Eropa juga berpengaruh pada
beberapa bidang kebudayaan. Budaya Kepulauan Riau juga dipengaruhi oleh budaya umat Islam.
Suku Melayu yang berkembang di Kepulauan Riau juga merupakan suku berasas Islam. Selain
agama Islam, budaya Kepulauan Riau juga sudah terpengaruh oleh budaya keagamaan umat
Buddha, Kristen, dan Konghucu.

Di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, tradisi ini masih lestari. Dalam beganjal, masyarakat
kompak bersama-sama mempersiapkan keperluan sebelum pesta perkawinan. Sebagai contoh
membuat bangsal atau pondok tempat memasak, mencari kayu api, mempersiapkan alat pecah
belah. Selain itu, juga menyiapkan bumbu masakan, termasuk menyiapkan daging untuk
dimasak, termasuk memasak nasi dan lauk. Dalam beganjal, masyarakat yang datang membantu
tidak mendapat upah. Pemilik hajatan hanya menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka
yang bekerja. Dalam beganjal, laki laki dan perempuan boleh ikut serta. Semakin ramai
masyarakat yang datang membantu, pemilik hajatan makin senang. Ini pertanda pemilik hajatan
pergaulannya bagus. Banyak warga ramai datang membantu. Sebaliknya, kalau warga enggan
datang, berarti pemilik hajatan selama ini tidak pandai bergaul. Bisa saja selama ia juga jarang ke
tempat hajatan orang lain. Nilai yang bisa diambil dalam tradisi beganjal adalah nilai gotong
royong atau kebersamaan dan toleransi antar umat beragama.

f. Kerawanan perbatasan Kepulauan Riau

Isu dan permasalah pembangunan kependudukan pada wilayah perbatasan di Provinsi


Kepulauan Riau adalah sebagai berikut :

a. Terjadinya kesenjangan pembangunan dengan negara tetangga Kehidupan penduduk


dikawasan perbatasan yang miskin infrastruktur dan tidak memiliki aksesibilitas yang baik, pada
umumnya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi di negara atau provinsi tetangga.
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat, pada umumnya berkiblat ke wilayah negara tetangga atau
provinsi tetangga misalnya penduduk di Kabupaten Natuna dan Anambas orientasi ekonomi
lebih dipengaruhi negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam dan Kamboja, dan dengan provinsi
tetangga ke Kalimantan Barat. Orientasi ekonomi penduduk Kabupaten Lingga ke Provinsi
Jambi. Hal ini disebabkan adanya infrastruktur yang lebih baik atau pengaruh sosial ekonomi
yang lebih kuat dari wilayah tetangga.

b. Sarana dan prasarana masih minim. Ketersediaan prasarana dan sarana, baik sarana dan
prasarana wilayah maupun fasilitas sosial ekonomi masih jauh dari memadai. Jaringan jalan dan
angkutan perhubungan darat maupun laut masih sangat terbatas, yang menyebabkan sulit
berkembangnya kawasan perbatasan, karena tidak memiliki keterkaitan sosial maupun ekonomi
dengan wilayah lain. Kondisi prasarana dan sarana komunikasi seperti pemancar atau transmisi
radio dan televisi serta sarana telepon di kawasan perbatasan umumnya masih relatif minim.
Terbatasnya sarana komunikasi dan informasi menyebabkan masyarakat perbatasan lebih
mengetahui informasi tentang wilayah tetangga.

c. Tingginya angka kemiskinan dan jumlah keluarga pra-sejahtera. Kemiskinan menjadi


permasalahan yang terjadi di setiap kawasan perbatasan baik laut maupun darat. Hal ini dapat
dilihat dari tingginya jumlah keluarga prasejahtera di kawasan perbatasan serta kesenjangan
sosial ekonomi dengan masyarakat di wilayah perbatasan negara tetangga. Hal ini disebabkan
oleh akumulasi berbagai faktor, seperti rendahnya mutu sumberdaya manusia, minimnya
infrastruktur pendukung, rendahnya produktifitas masyarakat dan belum optimalnya
pemanfaatan sumberdaya alam di kawasan perbatasan.

d. Terisolasinya kawasan perbatasan akibat rendahnya aksesibilitas menuju kawasan perbatasan.


Kawasan perbatasan masih mengalami kesulitan aksesibilitas baik darat, laut, maupun udara
menuju pusat-pusat pertumbuhan. Sulitnya aksesibilitas memunculkan kecenderungan
masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat di wilayah tetangga. Minimnya asksebilitas
dari dan keluar kawasan perbatasan wilayah merupakan salah satu faktor yang turut mendorong
orientasi masyarakat yang cenderung berkiblat pada aktivitas sosial ekonominya wilayah
tetangga.

e. Rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia Sebagai dampak dari minimnya sarana dan
prasarana dibidang pendidikan dan kesehatan, kualitas SDM masyarakat di sebagian besar
kawasan perbatasan masih rendah. Masyarakat belum memperoleh pelayanan kesehatan dan
pendidikan sebagaimana mestinya akibat jauhnya jarak dari permukiman dengan fasilitas yang
ada. Optimalisasi potensi sumber daya alam dan pengembangan ekonomi di kawasan perbatasan
akan sulit dilakukan. Rendahnya tingkat pendidikan,keterampilan, serta kesehatan masyarakat
merupakan salah satu faktor utama yang menghambat pengembangan ekonomi kawasan
perbatasan untuk dapat bersaing dengan wilayah negara tetangga.

f. Pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam belum optimal. Potensi sumberdaya alam yang
berada kawasan perbatasan, baik di wilayah darat maupun laut cukup besar, namun sejauh ini
upaya pengelolaannya belum dilakukan secara optimal. Potensi sumberdaya alam yang
memungkinkan dikelola di sepanjang kawasan perbatasan, antara lain sumber daya kehutanan,
pertambangan, perkebunan, pariwisata, dan perikanan. Selain itu, devisa negara yang dapat
digali dari kawasan perbatasan dapat diperoleh dari kegiatan perdagangan antarnegara.

g. Terjadinya eksploitasi pemanfaatan Sumber Daya Alam yang tak terkendali dan berkelanjutan.
Di sebagian besar kawasan perbatasan, upaya pemanfaatan SDAdilakukan secara ilegal dan tak
terkendali, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan hidup.
Berbagai dampak lingkungan seperti polusi asap lintas batas (hedge pollution), banjir, longsor,
tenggelamnya pulau kecil, dan sebagainya pada umumnya disebabkan oleh kegiatan-kegiatan
illegal, seperti penebangan liar di kawasan hutan dan pengerukan pasir di pulaupulau kecil yang
tidak terkendali. Hal ini cukup sulit ditangani, karena keterbatasan pengawasan pemerintah di
kawasan perbatasan dan belum ditegakkannya supremasi hukum secara adil dan tegas.

h. Perhatian pemerintah (pusat maupun daerah) juga “terkesan”masih sangat kurang dan bahkan
seolah - olah terabaikan jika diliht dari kecilnya anggaran pembangunan yang dialokasikan bagi
daerah-daerah terdepan yang letaknya relatif jauh dan susah dijangkau.

g. Kebijakan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Indonesia

1. Bidang Kelautan dan Perikanan. Tujuannya adalah mulai terdatanya potensi kelautan
dan perikanan dan ini dilakukan sejalan dengan pendataan dan pembinaan nelayan tradisional
(tangkap dan budidaya), pembangunan sarana pendukung perikanan, dan mulai mengoptimalkan
pelabuhan perikanan yang terpadu, serta pemetaan dan pengembangan potensi unggulan daerah.

2. Bidang angkutan antar pulau. Mulai dibangunnya dermaga penyeberangan, sekaligus


menyediakan sarana kapal penyeberangan, dan menyediakan fasilitas embarkasi dan debarkasi
penumpang dan barang yang representatif. Bidang keselamatan pelayaran perlu menyediakan
sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP). Bidang transportasi udara perlu mempertahankan dan
meningkatkan status Bandara International Hang Nadim Batam sebagai pusat distribusi dan
bandara penghubung nasional.

3. Bidang infrastruktur. Dengan membangun dan menyediakan infrastruktur dasar dengan cara
menyediakan sarana dan prasarana pemerintahan dan aparatur untuk memperlancar pelayanan
publik dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

4. Bidang pertanian dan perkebunan Yang menjadi penyangga pemenuhan kebutuhan pangan
dan sumber PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) perlu untuk dikembangkan ke arah produktif dan konservatif.
Dengan dukungan dari pembangunan sarana dan prasarana seperti jaringan irigasi, kios sarana
produksi pertanian (Saprotan) serta lembaga kemasyarakatan bidang pertanian – perkebunan.

5. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kepulauan Riau Ditandai dengan terpenuhinya


kebutuhan dasar masyarakat dan menurunnya angka pengangguran. Ditandai juga dengan
berkurangnya kesenjangan antar daerah termasuk meningkatnya aksesibilitas antardaerah;
meningkatnya pengelolaan pulau terluar, pulau kecil dan pulau perbatasan.

6. Keterlibatan perusahaan migas yang berada di kawasan perbatasan antara lain melalui
partisipasi dalam percepatan peningkatan kesejahteraan melalui divisi pengembangan
masyarakat yang sinergis.

7. Bidang pengembangan perbatasan. Dengan menyusun kerangka koneksitas antar wilayah


dalam rangka pengembangan potensi maritim Kepulauan Riau.
BAB III

KESIMPULAN

Kepulauan Riau. Kabupaten/kota yang menjadi pintu keluar masuk daerah perbatasan.
Jumlah penduduk kabupaten di provinsi Kepulauan Riau. Jalur keluar masuk antar negara
tetangga. Mayoritas bidang mobilitas penduduk kabupaten provinsi Kepulauan Riau.
Riau digunakan oleh wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatra, sementara Kepulauan
Riau memekarkan diri. Kata kepulauan ditambahkan didepan kata Riau karna wilayah
yang sebagian besar lautan atau berbentuk kepulauan. Asal usul nama Riau juga menuai
polemik di antara budayawan Riau dan Kepulauan Riau. Provinsi ini termasuk provinsi
kepulauan di Indonesia. Tahun 2020, penduduk Kepulauan Riau berjumlah 2.064.564
jiwa, dengan kepadatan 252 jiwa/km2, dan 58% penduduknya berada di kota Batam.
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten, dan 2 kota, 52
kecamatan serta 299 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar, dan kecil yang
30% belum bernama, dan berpenduduk. Dengan luas wilayahnya sebesar 8.201,72 km²,
sekitar 96% merupakan lautan, dan hanya sekitar 4% daratan. Dengan sumber
penghasilan penduduk yang berupa Sektor Pertanian, industry,pertambangan dll. Budaya
Kepulauan Riau juga memiliki kebudayaan dari dalam daerah dan luar daerah yang telah
berkembang di tengah masyarakat Kepulauan Riau, Indonesia. Budaya nya sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan suku Melayu dan etnis Tionghoa. Namun di kepulauan ini
juga memiliki kekurangan yaitu seperti terjadinya kesenjangan pembangunan dengan
negara tetangga, Kehidupan penduduk dikawasan perbatasan yang miskin infrastruktur
dan tidak memiliki aksesibilitas yang baik dan masih banyak. Namun penduduk serta
pemerintahan kepulauan Riau tidak hanya berhenti disitu kebijakan Pengelolaan
Kawasan Perbatasan Indonesia baik dalam bidang Kelautan dan Perikanan dan masih
banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://kepri.bps.go.id/

https://www.kepriprov.go.id

https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Riau

https://repository.unri.ac.id/

https://transnasional.ejournal.unri.ac.id/index.php/JTS/article

https://media.neliti.com/media/publications/45239-ID-kebijakan-pengelolaan-kawasan-
perbatasan.pdf

Anda mungkin juga menyukai