DISUSUN OLEH :
KELAS : IV.B
NUSA TENGGARA TIMUR
Nusa Tenggara Timur (disingkat NTT) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang meliputi bagian timur
Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi ini memiliki ibu kota di Kota Kupang dan memiliki 22
kabupaten/kota. Provinsi ini berada di Sunda Kecil. Tahun 2020, penduduk provinsi ini berjumlah
5.325.566 jiwa, dengan kepadatan 111 jiwa/km 2.
Setelah pemekaran, Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian
tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain pulau Flores, pulau Sumba, pulau
Timor, pulau Alor, pulau Lembata, pulau Rote, pulau Sabu, pulau Adonara, pulau Solor, pulau Ende,
pulau Komodo dan pulau Palue.
Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 1.200 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Pulau
Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor (bagian barat)
TARI KEBALAI
4. MAKANAN DAERAH NTT
CATEMAK JAGUNG
Cara membuat catemak jagung ini yaitu jagung, kacang tanah, kacang hijau dan terkadang juga ditambah
dengan labu ataupun sayur-sayuran lainnya. Bahan-bahan tersebut direbus dengan air yang telah
dibumbui dengan garam dan bumbu penyedap.
Ka’pu Pantunnu
Makanan khas NTT ini merupakan tumisan jantung pisang yang menjadi favorit masyarakat
Sumba. Sepintas bentuknya mirip dengan rumpu rampe.
Cara membuatnya yaitu jantung pisang dibakar terlebih dulu kemudian dipotong kecil-kecil dan
dicampur larutan kelapa. Aromanya juga wangi apalagi ditambah daun kemangi.
5. ALAT MUSIK DAERAH NTT
Knobe Khabetas
Knobe khabetas dimainkan dengan cara di gesek dan memiliki bentuk seperti busur panah.
Knobe Khabetas pada umumnya dimainkan pada saat berada dikebun sembari mengwasi
ternak. Namun alat musik ini juga digunakan pada upacara adat Napoitan Li’iana dan upacara
adat lain.
Leko Boko
Leko boko atau seringkali disebut dengan nama “Bijol” adalah alat musik tradisional yang
berasal dari suku Dawan. Alat musik satu ini selalu berpasangan dengan heo dalam pertunjukan.
Leko boko terbuat dari bahan yang terdiri dari :
Labu hutan, yang berfungsi sebagai wadah resonansi.
Kayu, sebagai kerangka dan badan yang digunakan untuk mementangkan dawai atau senar.
Usus kuskus, yang digunakan sebagai bahan pembuatan dawai pada leko boko.
Leko boko memiliki 4 buah senar seperti alat musik heo. Selain digunakan sebagai hiburan
semata, alat musik ini digunakan sebagai pengiring dalam pesta adat
Sasando
Sasando adalah salah satu alat musik tradisional yang cukup terkenal di Indonesia maupun di
mata dunia. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik dengan kedua tangan layaknya harpa.
Sasando terbuat dari bahan bambu sebagai wadah resonansi yang dikelilingi oleh bantalan kayu
untuk menahan senar.
Sasando memiliki dua jenis yang berbeda. Perbedaan itu terletak pada jumlah dawai yang
dimiliki, ada yang berjumlah 58 dan ada yang berjumlah 28.
Thobo
Thobo adalah alat musik yang sederhana. Alat musik ini hanya terbuat dari bambu yang berbuku
dan pada bagian bawah ruas dihilangkan.
Sekilas alat musik ini mirip dengan alat musik yang berasal dari Maluku yaitu bambu hitada.
Thobo seringkali dimainkan sebagai pelengkap pada saat mengiringi musik Foy Doa.
6. SENJATA TRADISIONAL NTT
Surik / Sundu
Surik atau sundu adalah pedang kecil tradisional dari negeri Timor. Meski terlihat sederhana, pedang ini
menyimpan kekuatan sakti. Selasares pernah dengar istilah ‘pedang makan tuan’? Ya, tidak sembarang
orang dapat memiliki dan menggunakan surik. Karena jika sembarang, dapat membawa malapetaka.
Warga Belu di NTT berembuk untuk menentukan siapa yang akan meneruskan sang surik.
Kenube
7. LAGU DAERAH NTT
Lagu Potong Bebek Angsa
Potong bebek angsa, masak di kuali
La la la la la
Lagu Potong Bebek Angsa merupakan salah satu lagu daerah Nusa Tenggara Timur yang sangat terkenal. Lagu ini
diciptakan oleh Pak Kasoer, atau yang memiliki nama asli Soerjono.
Banyak pengertian yang berbeda-beda tentang makna dari lagu ini. Ada yang mengartikanya hanya sekedar lagu
nyanyian riang yang diciptakan untuk anak-anak.
Anak Kambing Saya Lagu Daerah Nusa Tenggara Timur Yang Terkenal
8. SUKU YANG ADA DI NTT
1. Bahasa Abui;
2. Bahasa Adang;
3. Bahasa Alor;
4. Bahasa Anakalang;
5. Bahasa Bajo;
6. Bahasa Bajo Delang;
7. Bahasa Batu;
8. Bahasa Blagar;
9. Bahasa Buna (Bunak);
10. Bahasa Dawan;
11. Bahasa Deing;
12. Bahasa Dulolong;
13. Bahasa Gaura;
14. Bahasa Hamap;
15. Bahasa Helong;
16. Bahasa Hewa;
17. Bahasa Kabola;
18. Bahasa Kaera;
19. Bahasa Kalela (Kawela);
20. Bahasa Kamang;
21. Bahasa Kambera;
22. Bahasa Kambera Pandawai;
23. Bahasa Kedang;
24. Bahasa Kemak;
25. Bahasa Kiraman;
26. Bahasa Klamu;
27. Bahasa Klon;
28. Bahasa Kolama;
29. Bahasa Komodo;
30. Bahasa Kui;
31. Bahasa Kulatera;
32. Bahasa Lababa;
33. Bahasa Lamaholot;
34. Bahasa Lamatuka;
35. Bahasa Lamboya;
36. Bahasa Lewuka;
37. Bahasa Lio;
38. Bahasa Lura;
39. Bahasa Mambora;
40. Bahasa Manggarai;
41. Bahasa Manulea;
42. Bahasa Melayu;
43. Bahasa Nage;
44. Bahasa Namut;
45. Bahasa Ndao;
46. Bahasa Ndora;
47. Bahasa Nedebeng;
48. Bahasa Ngada;
49. Bahasa Omesuri;
50. Bahasa Palu’e;
51. Bahasa Pura;
52. Bahasa Raijua;
53. Bahasa Retta;
54. Bahasa Riung;
55. Bahasa Rongga;
56. Bahasa Rote;
57. Bahasa Sabu;
58. Bahasa Sawila;
59. Bahasa Sikka;
60. Bahasa So’a;
61. Bahasa Sumba Barat;
62. Bahasa Tabundung;
63. Bahasa Teiwa;
64. Bahasa Tetun;
65. Bahasa Tewa;
66. Bahasa Wanukaka (Wanokaka);
67. Bahasa Wersing (Wirasina);
68. Bahasa Wewewa (Wejewa).
TERIMA KASIH