Anda di halaman 1dari 33

Daftar 10 Provinsi di Pulau Sumatera Lengkap Dengan Penjelasan

Daftar 10 Provinsi di Sumatera Update 2016 Lengkap Dengan Geografi, Sejarah, Budaya, Flora, Fanua
dan Kekayaan Alam

Indonesia adalah negara dengan banyak pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke. Saya ingat
ketika dulu waktu SD, jumlah pulau di indonesia kurang lebih ada 17.000 pulau. Itulah mengapa jika
indonesia di juluki sebagai negara maritim. Ada 5 pulau terbesar di indonesia, di antaranya :

1. Pulau papua (dengan luas kurang lebih 786.000 km2, termasuk di dalamnya papua nugini)
2. Pulau kalimantan (dengan luas kurang lebih 743.330 km2)
3. Pulau Sumatera (dengan luas kurang lebih 443.065 km2)
4. Pulau sulawesi (dengan luas wilayah kurang lebih 174.600 km2)
5. Pulau Jawa (dengan luas wilayah kurang lebih 126.700 km2)

Untuk lebih efesien, saya akan membahasa satu persatu dari ke 5 pulau-pulau tersebut. Saya akan
membahas secara lengakp, mulai dari jumlah provinsi, Kebudayaan, Sejarah, Geografi, penduduk,
kekayaan alam, rumah tradisional ata rumah adat, flora dan fauna ata hewan endemik, kekayaan alam
hingga pahlawan daerah. Karena jika saya bahas langsung dalam satu artikel, nanti membuat artikel
menjadi sagat panjang. Oke pasa post kali ini kita akan membahas untuk bagian pulau sumatera.

Daftar 10 Provinsi di Pulau Sumatera Lengkap Dengan Penjelasan

1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Aceh)


Nama : Naggroe Aceh Darussalam
Ibukota : Banda Aceh
Kode BPS : 11
Kode kendaraan : BL
Kode telepon : 0641-0659, 0627, 0629
Luas : 57.365,09 km2
Populasi : Kurang Lebih 4.494.410 jiwa
Pembagian administratif : 18 kabupaten dan 5 kota, 276 kecamatan, 6.424 desa/kelurahan
Semboyan: Pancacita (Bahasa Sanskerta); Bahasa Indonesia: "Lima cita-cita"

Geografi :

Naggroe aceh darussalam atau orang lebih sering menyebutnya dengan aceh adalah sebuah provinsi
yang terletak paling ujung barat dari kepulauan indonesia. Di Ujungnya ada sebuah pulau kecil yang
bernama pulau We. Di pulau itulah terdapat kota sabang yang menjadi titik nol kilometer wilayah
indonesia. Ibu kota naggroe aceh darussalam (aceh) adalah Banda Aceh.

Sejarah Aceh :

Sebelum bernama nanggroe aceh darussalam, provinsi ini bernama Daerah Istimewa Aceh (dari tahun
1959-2001). Provinsi ini memiliki keistimewaan tersendiri di bandingkan dengan daerah lain di
indonesia. Yaitu di berlakukan syariat islam bagi yang beragama islam. Misal belum lama ini perda aceh
memberikan peraturan di larangnya perempuan menggunakan celana jeans ketika berkendara motor
dan ketika di bonceng tidak boleh seperti laki-laki, tapi harus menghadap kiri. Tapi itu seperti di
berlakukan hanya di beberapa tempat. Karena saya juga tidak begitu tahu betul, silahkan cek saja di
google. Hampir semua penduduk aceh beragama islam, penduduk lainnya beragama kristen dan kong
Hu Cu. Apakah kalian tahu maasjid terbesar di aceh ? Masjid Baiturahman adalah masjid terbesar di
aceh dan sekaligus menjadi saksi bisu kedahsyatan Tsunami Aceh pada tahun 2004.

Aceh semua masuk ke wilayah kesultanan kerajaan samudera pasai, yang merupakan kerajaan islam
pertama di nusantara. Pada saat pemerintahan sultan Iskandar muda, wilayah kesultanan ini mencakup
wilayah kedah dan pulau pinang, yang sekarang menjadi bagian dari wilayah malaysia.

Pada tahun 1945, pada saat indonesia baru saja merdeka, Aceh tergabung ke dalam Provinsi sumatera.
Pada tahun 1950 sumatera utara di bentuk dan aceh termasuk di dalamnya. Baru pada tahun 1956, Aceh
di pisahkan dari provinsi sumatera utara dan di tetapkan sebagai provinsi sendiri.

Penduduk & Budaya :

Di Nanggroe Aceh Darussalam terdapat 13 suku asli, yang memiliki bahasa daerah maisng-masing. Suku-
suku tersebut adalah suku Gayo, suku Aceh, suku Tamiang, suku Alas, suku Kluet, suku Singkil, suku
Pakpak, suku Aneuk jemee, suku sigulai, suku lekon, suku Devayan, suku Haloban dan yang terakhir suku
Nias. Walaupun sukunya berbeda-beda, Rumah adat mereka sama, yaitu rumah adat Krong Bade dan
Rumoh Aceh. Begitu pula dengan senjata tradisionalnya, yakni Rencong.

Ada banyak tarian dari aceh, yang paling terkenal adalah tarian seudati, tarian saman, tarian Guel dan
tarian Dudong.

Tarian Sama Asal Aceh


Rumah Adat Krong Bade Asal Aceh
Tsunami Aceh :

Sebagian wilayah aceh pernah di landa bencana yang dahsyat, yakni Gempa dan Tsunami, pada tanggal
26 Desember 2004. Yang menyebabkan beberapa tempat di pesisir musnah. Kini di aceh di dirikan
Museum Tsunami. Tujuannya untuk mengenang kejadian serta berharap agar manusia bisa belajar dari
bencara tersebut.

Masjid Baiturahman (Saksi bisu Tsunami Aceh 2004)

Kekayaan Alam Aceh :

Kekayaan alam yang terdapat di aceh di antaranya : Minyak bumi, Gas alam, Kayu, Emas, kopi, rempah-
rempah dan Ikan.

Pahlawan Aceh:

Penduduk aceh adalah penduduk yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaan negaranya. Di antara
pahlawan dari aceh adalah : Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Laksamana malahayati, Sultan Iskandar
Muda, Tengku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Panglima Polem.

2. Provinsi Sumatera Utara


Nama : Sumatera Utara
Ibukota : Medan
Kode BPS : 12
Kode kendaraan : BB, BK
Kode telepon: 0620-0639, 0601
Luas : 72.981,23 km2
Populasi : Kurang lebih 12.982.204 jiwa
Pembagian administratif : 25 kabupaten dan 8 kota, 402 kecamatan, 5.867 desa/kelurahan
Semboyan: Mar Sipature Hutana Be(Bahasa Batak); Bahasa Indonesia: "berlomba lomba

Geografi :

Sumatera merupakan provinsi yang terletak di ujung utara pulau sumatera. Sebelum di pisahkan, dulu
Aceh termasuk wilayah provinsi ini. Ibu kota sumatera utara adalah Medan. Di bagian tengah wilayah
sumatera utara, terbentang bukti barisan yang melintang hingga sepanjang pulau sumatera. Di bentanga
itulah terdapat dataran tinggi yang di jadikan sebagai tempat tinggal. Danau toba juga terdapat di
kawasan ini. Danau toba merupakan danau terbesar di Indonesia. Di tengah danau tersebut terdapat
pulau yang bernama pulau samosir. Ada sekitar 419 pulau di wilayah sumatera utara. Pulau terluar di
bagian selatan bernama pulau Simuk. Pulau Simuk behadapan langsung dengan samudera indonesia.
Sedangkan pulau berhala berada di selat malaka.
Penduduk dan Agama :

Penduduk yang berdiam di wilayah ini, berasal dari berbagai macam suku, seperti melayu, batak, nias,
mendailing, aceh, jawa dan tionghoa. Suku-suku tersebut menggunakan bahasa daerah yang berbeda.
Sedangkan untuk masalah agama yang di anut adalah, Islam, Kristen, Kong Hu Cu, hindu dan Budha.
Islam di anut oleh suku, minagkabau, jawa, aceh, dan sebagian batak. Agama kristen di anut sebagian
dari batak dan nias. Untuk agama hindu di anut sebagian dari keturunan india. Sedangkan agama budha
dan Kong hu Cu di anut oleh Tionghoa. Ada sebagian kecil yang tidak menganut salah satu agama yang
tadi di sebutkan, yaitu Permalim dan Aninisme,

Flora dan Fauna

Terdapat 2 taman nasional di provinsi ini, yaitu taman nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional
Gunung gadis. Sebagian wilayah taman nasional gunung leuser masuk kedalam wilayah nanggroe aceh
darussalam. Di kedua taman tersebut terdapat sedikitnya 8.500 spesies tumbuhan. Sebagian di
antaranya tergolong langka dan hanya di temukan di daerah tersebut. Misalnya bunga bangkai kerucut
dan tumbuhan pemakan serangga dan hewal kecil, atau kita sering menyebutnya dnegan kantong
semar. Selain tumbuhan, terdapat juga ratusan jenis burung hidup di kawasan taman nasional ini.
Antara lain : Burung merak, burung manyar, kakatua, elang, balam, merbuk dan masih banya lagi.

Kekayaan Alam :

Sumatera utara kaya dengan sumber daya alam berupa gas alam dan minayk bumi. Di Kuala tanjung,
Kabupaten asahan terdapat penambangan dan peleburan bijih alumunium, ini adalah satu-satunya di
asia tenggara. Di Kawasan asahan juga terdapat pembangkit listrik tenaga air yang merupakan terbear di
pulau sumatera.

Kesenian dan Rumah Adat :


Tari tor-tor merupakan salah satu tarian khas dari sumatera utara. Jenis tarian lainnya adalah : Morah-
morah, Parakut, Sipajok, Patam-patam sering, Kebangkiung. Sedangkan alat musik tradisional sumatera
utara cukup beragam, di antarnya : Aramba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gondang, Hapetan
dan Sikambang. Suka batak memiliki keahlian membuat tenun khas yang di sebut ulos. Tenun ulos
terbuat dari benang kapas. Kain ini sering di gunakan untuk upacara-upacara adat, msialnya uapacara
perkawinan, Kematian, Mendirikan rumah dan lain sebagainya.
Rumah tradisional di sumatera utara ada bebrapa macam. Suku batak karo memiliki nama rumah
dengan nama Siwaluh jabu, Sianjung-anjung, dan mecu. Untuk suku yang berada di danau toba dan suku
simalungun, rumah adatnya di sebut Bolon. Untuk suku batak mandailing menamai rumah adatnya
dnegan nama Bagas Gadang dan Sopo Godang. Sedangkan masyarakat sibolga menamai rumah adatnya
dengan sebutan pesisir sibolga.
3. Provinsi Sumatera Barat
Nama : Sumatera Barat 

Ibukota : Padang

Kode BPS : 13

Kode kendaraan : BA

Kode telepon : 0751-0759

Luas : 42.297,30 km2

Populasi : Kurang lebih 4.846.909 jiwa

Pembagian administratif: 12 kabupaten dan 7 kota, 175 kecamatan, 1.858 desa/kelurahan

Semboyan: Tuah Sakato (Bahasa Minangkabau); Bahasa Indonesia: "Manfaat kesepahaman"

Geografi :
Sumatera barat terletak di bagian pesisir barat pulau sumatera. Pada masa lalu kawasan ini termasik
wilayah kerjaan Pagaruyung. Lalu berkali-kali berubah status pada zaman penjajahan belanda, jepang,
dan pada saat kemerdekaan. Semula ibukota provinsi ini adalah bukittinggi, kemudian di pindah ke
Padang. Sumatera barat memiliki beberapa danau, seperti : Danau singkarak, Danau mannjau, danau
diatas, di bawah dan di talang. Danau-danau tersebut menjadi beberapa hulu di sungai-sungai besar di
sumatera. Seperti : Siak, Rokan, Indragiri, kampar dan batang hari.
Selain banyak sungai, di sumatera barat banyak terdapat gunung, salah satu gunung tertingginya adalah
gunung Talamau. Gunung-gunung lainnya adalah, gunung merapi, gunung Sago, Singgala, Tandikat,
Talang, Pasaman, Kalabu, Rasan, Mandeh, Rubian, Tambin dan Ambun.

Flora dan Fauna :


Di sumatera barat terbentang hutan tropis yang sangat luas. Berbegai tumbuhan dan hewan langka
terdapat di sana. Misalnya : Rafflesia Arnoldi, yang merupakan bungai terbesar di dunia. Untuk hewan di
dasan terdapat pula hewan yang cukup langka, di antaranya : Harimau sumatera, Siamang, Tapir, Rusa,
Beruang dan lain-lain. Serta berbagai jenis burung dan kupu-kupu.
Di Sumatera barat terdapat 2 taman nasional, yakni : Taman Nasional si berut di pulau berut dan Taman
nasional kerinci seblat, yang membantang hingga ke provinsi jambi, Bengkulu dan Sumatera selatan.
Selain taman nasional, terdapat juga cagar alam, seperti : Rimbo panti, Lebah anai, batang palupuh dan
taman raya bung hatta.

Kekayaan dan Pesona Alam :


Alam sumatera barat kaya dengan batu bara, batu besi, batu galena, timah hitam, seng, mangan, emas,
dan semen. Di wilayah ini juga banyak terdapat banyak pemandangan alam yang indah, seperti : Danau
maninjau, Ngarai sianok dan jalan kelok sembilan.

Penduduk :
Mayoritas penduduk sumatera barat adalah suku Minangkabau. Suku-suku lainnya adalah : Batak,
Mandailing, Mentawai, Tionghoa, Tamil, Nias dan Jawa. Walaupun banya suku-suku, bahasa yang di
gunakan kebanyakan adalah bahasa Minagkabau. Hampir seluruh penduduk sumatera barat adalah
beragama islam. Hanya sebagian kecil yang beragama kristen, Budha, dan Hindu. Pada zaman kerajaan
dulu, banyak pusat pendidikan agama islam, yang di beri nama dengan Surau.

Adat Istiadat :
Satuan pemerintahan terkecil di di sumatera barat adalah Nagari (setingkat desa). Yang di pimpin oleh
wali nagari yang di pilih anak nagari Masyarakat), dalam pemilihan langsung dengan jabatan 6 tahun.
Dalam sebuah nagari terdapat lembaga permusyawaratan yang di namai kerapatan adat nagari. Yang
terdiri dari perwakilan alim ulama, Cadiak pandai (Intelektual) dan Niniak Mamk (Kepala suku). Rapat
penting para petinggi nagari di selenggarakan di Balairung Sari Nagari.

salah satu  Rumah adat sumatera barat


Kesenian dan Rumah Adat
Musik minagkabau terdiri dari instrumen musik tradisional, seperti : Saluang, Bansi, Talempong, Rabab,
dan Gandang Tabuib. Tarian Tradisional antara lain : Pasambahan, Piring, Payung Indan, dan Randai.
Rumah adat masyarakat sumatera barat adalah rumah gadang. yaitu rumah panggung yang terbuat dari
kayu dan di atasnya berbentuk melengkung, seperti tanduk kerbau. Bentuk rumah tradisional itu di duga
meniru bentuk kapal nenek moyang mereka yang di gunakan untuk merantau.
Sedangkan rumah adat suku mentawai juga berupa rumah panggung besar dengan tinggi lantai sekitar 1
meter. Rumah tersebut di beri nama Uma. Sebuah Uma bisa di huni sekitar 5 sampai 10 keluarga.

Salah satu tarian khas sumbar (sumatera barat)


4. Provinsi Riau
Nama : Riau

Ibukota : Pekanbaru

Kode BPS : 14

Kode kendaraan : BM

Kode telepon: 0760-0769, 0624

Luas: 94.560 km2 

Populasi : kurang lebih 5.538.367 jiwa

Pembagian administratif: 10 kabupaten dan 2 kota, 151 kecamatan, 1.584 desa/kelurahan

Semboyan: Bumi Bertuah Negeri Beradat

Geografi :
Provinsi ini terletak di antara sumatera utara, sumatera barat dan jambi. Riau behadapan langsung
dengan selat malaka dan laut china selatan, dua perairan yang sangat strategis bagi pelayaran
internasional. Ibu kota provinsi ini adalah pekanbaru.

Penduduk dan Kesenian :


Masyarakat Riau terdiri dari beragam suku. Penduduk asli berasal dari melayu yang juga menjadi
mayoritas di provinsi ini. Mereka menyebar di seluruh wilayah di Riau. Suku pendatang antara lain :
Jawa, Minangkabau, Tionghoa, Batak dan bugis. Berdiam juga suku sunda, banjar seperti : Talang
Mamak, anak rimba dan Melayu Tua.
Riau memiliki beragam kesenian, di antaranya seni musik : Gambus melayu, Kompang, talempong, Gong
tanah Sibunguik dan lain-lain. Sedangkan untuk seni tarinya ada, Serampang dua belas, Joged Lambak,
Zapin, Pembubung, dan makan sirih.

Flora, Fauna dan Kekayaan Alam :


Di Riau terdapat banyak flora dan fauna yang di lindungi. Flora dan fauna tersebut terdapat di Taman
Nasional Bukti Tiga Puluh yang merupakan peralihan antara hutan rawa dan hutan pegunungan.
Ekosistem di taman nasional tersebut unik, berbeda dengan taman nasional lainnya di indonesia.
Beberapa fauna yang dapat di jumpai seperti  : Harimau Sumatera, Beruang Madu, Tapir, Siamang,
Kancil, Burung Rangkong.
Riau termasuk daerah beriklim tropis basah. Jumlah hari juan dan hari terik di daerah ini adalah
berimbang. Oleh karena itu perkebunan Karet, Sawit, Jeruk, Kelapa berkembang dengan Baik, Dulu Riau
memiliki banyak hutan, tapi karena terjadi penebangan liar membuat hutan riau nyaris habis. Makanya
sekarang di riau jika musim terik, siap-siap terjadi kebakaran hutan. Itu di karenakan, dulu yang
hutannya lebat dan banyak, kini tinggal menjadi alas atau hutan gambut atau tumbuhan kecil, sehingga
jika ada orang yang sedang membuka lahan, pasti dia akan membakarnya terlebih dahulu, sehingga
terjadilah kabut asap yang berkepanjangan di Riau.

Rumah Adat dan Kesenian :


Rumah adat Riau ada 5 jenis : Balai saloso jatuh, Rumah adat saloso jatuh kembar, Rumah melayu atap
limas, Rumah melayu lipat kajang, dan Rumah melayu atap Lontik. Senjata tradisional riau adalah
pedang Jenawi. Pedang ini adalah pedang yang dulu di gunakan panglima untuk pertempuran. Senjata
lainnya adalah badik tumbuk lada.
Musik tradisional dari riau adalah pengembangan musik melayu, berupa langgam, Joget, inang, Gazal,
Bangsawan dan gamelan.
Kekayaan Alam dan Kawasan Industri :
Sebagai provinsi kepualauan, sebagian wilayah kepri terdiri dari perairan. Kondisi ini sangat cocok untuk
budidaya perikanan, khususnya ikan kakap. Selain itu wilayah ini juga penghasil perkebunan karet, Kopi
dan cengkih. Kepulauan riau juga memiliki potensi sumber daya mineral yang cukup besar dan
bervariasi. Di wilayah ini terdapat minyak bumi, Timah, Bauksit, Pasir besi. Provinsi ini juga memiliki
cadangan gas alam cair (LNG) yang sangat luas di gugusan kepulauan Anambas.
5. Provinsi Jambi
Nama : Jambi 

Ibukota : Jambi

Kode BPS : 15

Kode kendaraan : BH

Kode telepon : 0740-0748

Luas : kurang lebih 53.509,19 km2

Populasi : 3.092.265 jiwa

Pembagian administratif : 9 kabupaten dan 2 kota, 65 kecamatan, 562 desa/kelurahan

Semboyan : Sepucuk Jambi Sembilan Lurah

Geografi :
Provinsi ini terleta di bagian timur pulau sumatera bagian tengah. Nama ibu kotanya adalah jambi.
Di slaah satu wilayah kabupaten, tepatnya di batanghari, pernah menjadi wilayah kerjaan melayu.
Kerajaan ini pernah jaya dan menjadi cikal bakal bangsa melayu. Yang kini menyebar ke berbagai
kawasan, di antaranya malaysia dan brunei darussalam.

Penduduk dan Budaya :


Penduduk asli ada beberapa suku, di antaranya : Batin, Kerinci, Penghulu, Pindah, Anak dalam (kubu),
dan Bajau. Suku anak dalam di anggap suku paling tua. Sebagian suku anak dalam, tinggal di dalam
hutan dan berpindah -pindah. Selain suku asli ada juga suku pendatang, seperti : suku jawa,
Minangkabau, Banjar, Sunda, Bugis Batak, Tionghoa dan India. Sebagian besar penduduk Jambi adalah
beragama islam. Padahal dahulu jambi adalah salah satu kawasan pengembangan agama budha.

Budaya dan Rumah Tradisional :


Tarian di jambi yang terkenal adalah : Tarian batanghari, kipas perentak, Rangguk, Sekapur sirih, dan
selampit delapan. Sedangkan lagu daerah yang terkenal antara lain : Injit-injit semut, Pinang muda dan
Pak Inang. Jambi memiliki hutan yang luas, serta memiliki banyak kekayaan alam, di antaranya : Minyak
bumi, gas bumi, batu bara dan timah.
Rumah adat jambi adalah kejang lako, yang merupakan tempat tinggal marga bathin. Sebuah suku yang
berasal dari barat bukit barisan. Rumah ini merupakan rumah panggung dengan bentuk persegi panjang.
Dengan memiliki 30 tiang. Atap rumah ini melengkung, sehingga menyerupai bentuk perahu. Sebagian
besar bahannya adalah kayu ulin yang banyak tumbuh di daerah ini. Rumah adat jambi lainnya adalah
rumah Bertiang Blubur, Rumah Tuo Jambi dan Rumah Larik. Semuanya dalah rumah panggung yang
terbuat dari kayu.

Flora dan Fauna :


Di jambi terdapat taman mini dan taman rimba jambi. Taman ini berada di tengah-tengah kota jambi. Di
dalamnya terdapat berbagai koleksi burung, khususnya yang terdapat di kota jambi. Seperti : Rangkok,
Pelikan Laut, Elang, Rajawali, Bangau dan burung unta. Terdapat juga hewan langka seperti beruang
hitam dan gajah.

6. Provinsi Sumatera Selatan


Nama : Sumatera Selatan
Ibukota : Palembang
Kode BPS : 16
Kode kendaraan : BG
Kode telepon : 0711-0714, 0730-1735, 0702
Luas : 85.679,42 km2
Populasi : 7.450.394 jiwa
Pembagian administratif: 15 kabupaten dan 5 kota, 212 kecamatan, 3.081 desa/kelurahan
Semboyan : Bersatu Teguh

Sejarah Sumatera Selatan :


Ibu kota provinsi sumatera selatan adalah Palembang. Kota tersebut adalah kota tua yang sudah
menjadi pusat kegiatan ekonomi sejah kerajaan sriwijaya. Kerajaan tersebut adalah kerjaan maritim
terbesar di nusantara pada abad ke 7.Wilayah kekuasaannya meliputi : Sumatera, Jawa, Kalimantan dan
Sulawesi. Bahkan hingga ke seemenanjung malaysia, Kamboja, dan thailand. Kerajaan sriwijaya Runtuh
pada abad ke 12. Pada abad ke 15, di kota bekas kerajaan sriwijaya, berdiri kesultanan palembang.
Kesultanan tersebut berkuasa hingga datangnya penjajg dari belanda.

Rumah Adat :
Rumah Limas merupakan prototipe rumah tradisional Sumatra Selatan. Selain ditandai dengan atapnya
yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai bertingkat-tingkat yang disebut Bengkilas
dan hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan. Para tamu biasanya diterima
diteras atau lantai kedua. Kebanyakan rumah limas luasnya mencapai 400 sampai 1000 meter persegi
atau lebih, yang didirikan diatas tiang-tiang dari kayu unglen atau ulin yang kuat dan tahan air. Dinding,
pintu dan lantai umumnya terbuat dari kayu tembesu. Sedang untuk rangka digunakan kayu seru. Setiap
rumah, terutama dinding dan pintu diberi ukiran. (wikipedia)

Sungai :
Di Sumatera selatan terdapat sebuah sungai yang bernama Sungi Musi. Panjang sungai ini di perkirakan
750 km. Di atasnya melintas sebuah jembatan yang bernama jembatan Ampera dengan panjang 1.177
meter, dengan lebar 22 meter. Sungai musi berhulu di bukit kelam. Bukti ini berada di kawasan Taman
Nasional Kerinci yang meliuti 4 provinsi, yakni : Sumatera barat, jambi, bengkulu, dan sumatera selatan.

Flora dan Fauna :


Karena maish termasuk kawasan taman nasional kerinci seblat, flora dan fauna yang terdapat di
sumatera selatan sama dengan yang ada di Jambi, Bengkulu dan sumatera barat. Di sini juga terdapat
badak sumatera, gajah sumatera, Macam dahan, harimau loreng, kucing emas, tapi, siamang, ungko dan
masih banyak lagi.
7. Provinsi Lampung
Nama : Lampung 

Ibukota : Bandar Lampung

Kode BPS : 18

Kode kendaraan : BE

Kode telepon : 0721-0729

Luas : 35.376 km2 

Populasi : 7.608.405 jiwa

Pembagian administratif : 13 kabupaten dan 2 kota, 204 kecamatan, 2.361 desa/kelurahan

Semboyan : Sang Bumi Ruwa Jurai (Bahasa Lampung); Bahasa Indonesia: "Rumah Tangga yang Agung"

Geografi : 
Provinsi ini terletak paling ujung selatan di pulau sematera. Provinsi ini menjadi bergang bagi pulau
sumatera. Ibo kotanya adalah Bandar lampung. Provinsi ini berbatasan dengan sumatera selatan,
bengkulu, selat sunda dan laut Jawa. Pulau-pulau dalam wilayah lampung di antaranya ; Pulau sebesi,
Darot, Legundi, Tegal, Sebuku, Ketagian, Pahawang, Krakatau, Putus dan Tabuan.

Sejarah :
Sejak abad ke 16 hinga ke abad ke 19, wilayah lampung di kuasai oleh kesultanan banten. Sebelum
menjadi bagian dari republik indonesia, wilayah ini di kuasai oleh belanda. Belanda mengncar wilayah
lampung, karena wilayah ini merupakan daerah utama penghasil lada hitam.

Penduduk dan Seni Budaya :


Penduduk Lampung terdiri dari berbagai suku, di antaranya : Lampung, jawa, sunda, bali dan minang.
Oleh karenanya bahasa yang di gunakanpun beragam. Mayoritas masyarakat lampung beragama islam.
Sisanya bergama, kristen, hindu, budha, katolik, dan Kong Hu Cu.
Tarian yang terkenal dari lampung adalah tarian Sembah dan Tari Melinting. Tari sembah adalah tarian
untuk menghormati tamu. Sedangkan tarian melinting adalah tarian kerajaan. Alat musik dari lampung
yang terkenal adalah Cetik. Alat musik ini adalah alat musik tabuh yang terbuat dari kayu. Bentuknya
mirip dengan alat musik kolintang dari sulawesi.
Untuk jenis kain, di lampung ada kain yang terkenal yaitu kain Tapis namanya. Yang terbuat dari tenun
kapas, yang di sulam dengan benang perak dan emas. Motifnya adalah motif alam, flora dan fauna. Kain
ini di gunakan di bagian pinggang ke bawah yang berbentuk sarung. Senjata masyarakat lampung adalah
Golok dan Tombak atau menyebutnya Laduk dan Payan.

Rumah Adat Lampung :


Rumah adat lampung adalah Rumah Sesat. Yang merupakan rumah panggung di mana atapnya terbuat
dari ilalang dan ijuk. Rumah ini sangat kokoh dari serangan binatang baus dan guncangan gempa.
Flora dan Fauna :
Di lampung terdapat taman nasional Way Kambas yang memiliki 50 jenis mamalia. Di antaranya adalah,
Gajah Sumatera, Badak Sumatera, Anjing Hutan, Tapir dan Siamang. Selain itu terdapat juga 406 jenis
burung, di antaranya : Bebek Hutan, Bangau Sandang Lawe, Bangai Tong tong, Sempidan Biru, Pecuk
ular dan lain-lain. terdaptat juga jenis reptilia, Amfibia dan Isecta. Di taman nasional ini terdapat
pelatihan gajah dengan luas lahan sekitar 1.000 Hektar. Gajah-gajah sumatera di latih untuk berbagai
keperluan. Lampung sangat terkenal dengan penghasil durian, daerah yang terkenal pengahasil durian di
antaranya, Tanjung Karang Barat dan Bandar Lampung.
8. Provinsi Bengkulu
Nama : Bengkulu

Ibukota : Bengkulu

Kode BPS : 17 

Kode kendaraan : BD

Kode telepon : 0736-0739, 0732

Luas : 19.788,70 km2

Populasi: 1.715.518 jiwa

Pembagian administratif: 9 kabupaten dan 1 kota, 154 kecamatan, 1.505 desa/kelurahan

Geografi :

Kota Bengkulu dengan uas sekitar 19.788,70 km2 terletak di barat pantai pulau sumatera, dengan
panjang pantai sekitar 525 km. Kawasan kota ini membujur sejajar dengan bukit barisan dan
berhadapan langsung dengan samudera hindia.

Sejarah :

Pada awal abad ke-17, daerah Bengkulu berada di bawah pengaruh kerajaan Banten dan penguasa dari
Minangkabau. Kedatangan orang Eropa ke kepulauan Indonesia disebabkan oleh keinginan memperoleh
langsung rempah-rempah dari sumbernya. Di sejumlah negara Eropa didirikan maskapai yang tujuannya
adalah mencari rempah-rempah dan menjualnya di pasar Eropa. Orang Belanda mendirikan VOC atau
Verenigde Oost Indië Compagnie atau "maskapai serikat untuk Hindia Timur". Orang Inggris mendirikan
East India Company atau "maskapai untuk Hindia Timur". Salah satu rempah yang di cari adalah lada.

Penduduk  dan Budaya :

Adat dan istiadat yang cukup akrab dengan masyarakat Bengkulu, di antaranya : Kain Bersurek,
merupakan kain bertuliskan huruf Arab gundul. Kepercayaan masyarakat di Provinsi Bengkulu umumnya
atau sebesar 95% lebih menganut agama Islam. Upacara adat juga banyak dilakukan masyarakat di
Provinsi Bengkulu seperti, sunat rasul, upacara adat perkawinan, upacara mencukur rambut anak yang
baru lahir. Falsafah hidup masyarakat setempat, "Sekundang setungguan Seio Sekato". Bagi masyarakat
Bengkulu pembuatan kebijakan yang menyangkut kepentingan bersama yang sering kita dengar dengan
bahasa pantun yaitu: "Ke bukit Samo Mendaki, Ke lurah Samo Menurun, Yang Berat Samo Dipikul, Yang
Ringan Samo Dijinjing", artinya dalam membangun, pekerjaan seberat apapun jika sama-sama
dikerjakan bersama akan terasa ringan juga. Selain itu, ada pula "Bulek Air Kek Pembukuh, Bulek Kata
Rek Sepakat", artinya bersatu air dengan bambu, bersatunya pendapat dengan musyawarah.
Rumah Adat :

Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat dari provinsi Bengkulu.  Rumah ini memiliki model seperti
rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang penopang. Rumah ini bukanlah rumah tinggal
seperti pada umumnya. Rumah ini biasanya dipakai untuk acara adat masyarakat Bengkulu. Rumah ini
terbagi atas tiga bagian yaitu rumah bagian atas, rumah bagian tengah, dan rumah bagian bawah.
Rumah Bubungan Lima memiliki materi dasar yaitu kayu. Kayu yang dipilih pun bukan kayu
sembarangan melainkan kayu yang kuat dan tahan lama. Kayu yang biasanya digunakan untuk
membangun Rumah Bubungan Lima adalah Kayu Medang Kemuning.

9. Provinsi Bangka Belitung

Nama : Kepulauan Bangka Belitung 

Ibukota : Pangkal Pinang

Kode BPS : 19 

Kode kendaraan : BN

Kode telepon : 0715-0719


Luas : 16.424,14 km2

Populasi : 1.043.456 jiwa

Pembagian administratif: 6 kabupaten dan 1 kota, 135 kecamatan, 1.422 desa/kelurahan

Semboyan : Serumpun Sebalai; Bahasa Indonesia: dari darah yang sama, dari tempat yang sama

Geografi :

Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran tinggi, lembah
dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di
atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk Gunung Maras mencapai 699
meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter
diatas permukaan laut di Pulau Belitung. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing
ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan Mentok dan Bukit Mangkol dengan
ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut di Kecamatan Pangkalan Baru.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah utara dengan Laut Natuna

2. Sebelah timur dengan Selat Karimata

3. Sebelah selatan dengan Laut Jawa

4. Sebelah barat dengan Selat Bangka

Sejarah :

Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah
taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka
Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai "Duke of Island". 20 Mei 1812 kekuasaan Inggris berakhir
setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan
Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember
1816. Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal
sebagai perang Depati Amir (1849-1851).

Rumah Adat dan Budaya :

Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan
di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka.

Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu
Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu,
rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar
pemukiman.

Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka,
serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan
rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.

10.  Kepulauan Riau

Nama : Kepulauan Riau

Ibukota : Tanjung Pinang

Kode BPS : 21 

Kode kendaraan : BP

Kode telepon: 0771-0779

Luas: 8.084,01 km2 

Populasi: 1.274.848 jiwa

Pembagian administratif : 5 kabupaten dan 2 kota, 57 kecamatan, 340 desa/kelurahan

Semboyan: Berpancang Amanah Bersauh Marwah; Bahasa Indonesia: memperjuangkan mandat,


memegang teguh tradisi.
Geografi :

Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Singapura,
Malaysia, dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km² dengan 96 persennya adalah perairan
dengan 1.350 pulau besar, dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di
Tanjungpinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut, dan udara yang strategis, dan
terpadat pada tingkat internasional serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar.

Titik tertinggi di Kepulauan Riau adalah Gunung Daik (1.165 mdpl) yang terdapat di pulau Lingga.

Sejarah :

Masa sejarah di Kepulauan Riau dimulai dengan ditemukannya Prasasti Pasir Panjang di Karimun yang
terdapat semboyan pemujaan melalui tapak kaki Buddha. Hal ini diduga berhubungan dengan Kerajaan
Melayu di Sumatera. Buddha diperkiran masuk melalui pedagang dari Tiongkok dan India.

Masa Islam di Kepulauan Riau berkembang dengan berdirinya Kesultanan Riau-Lingga. Kesultanan ini
berasaskan Melayu Islam dan Islam sendiri dikenal setelah dibawa oleh pedagang dari Gujarat, India,
dan Arab.

Masa Kolonial sangat berpengaruh dalam sejarah Kepulauan Riau. Julukan Hawaii Van Lingga yang
diberikan kepada pulau Penuba, penggunaan uang tersendiri bagi Kepulauan Riau, dan terbentuknya
Karesidenan Riouw menjadi bukti pengaruh kuat para kolonial di Kepulauan Riau.

Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau
terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan provinsi ke-32 (pada saat itu)
di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun,
Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.

Budaya :

Musik Melayu Kepulauan Riau, dan musik yang berkembang oleh masyarakat Kepulauan Riau mencakup
Musik Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung, Musik Joget, Musik Zapin, Musik Silat, Musik
Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik Lang-lang Buana, Musik
Bangsawan, Musik Barongsai, Musik Gamelan yang dulunya berkembang istana Daik Lingga dengan
sebutan Musik Tari Joget Lingga, Musik Randai, Musik Dul Muluk, Musik Tari Inai, Musik Kompang,
Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah, Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual
kerajaan di Riau Lingga, Musik Boria, Musik Kuna kepang, Musik Wayang cecak, Musik Randai, Musik
Angklung, Musik Manora, Musik Keroncong, Musik Dangdut, Musik Pop, Musik Gondang dari Sumatera
Utara, Musik Agogo, dan lainnya.

Rumah Adat :
Di kepulauan Riau ada beberapa jenis rumah adat, di antarnya :

Rumah Belah Bubung (disebut juga Rabung atau Bumbung Melayu)

Rumah Belah Bubung dibagi lagi menjadi beberapa jenis menurut bentuk atapnya, yaitu :

Rumah Lipat Pandan (atapnya curam)

Rumah Lipat Kajang (atapnya agak mendatar)

Rumah Atap Layar (disebut juga Ampar Labu, bagian bawah atap ditambah dengan atap lain)

Rumah Perabung Panjang (perabung atapnya sejajar dengan jalan raya)

Rumah Perabung Melintang (perabung atapnya tidak sejajar dengan jalan).

Anda mungkin juga menyukai