Anda di halaman 1dari 4

KEBUDAYAAN SUKU ACEH

Kebudayaan, suatu istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Istilah yang
berasal dari bahasa sansakerta “buddhayah” yang berarti budi atau akal. Sementara kebudayaan itu
sendiri kurang lebih memiliki makna semua hasil dari karya, rasa, dan cita-cita masyarakat.
Indonesia adalah negeri yang sangat kaya, dengan 17.548 pulau yang membentang membuat
Indonesia memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah ruah baik dari darat maupun dari laut.
Dengan jumlah pulau yang begitu banyak yang dipisahkan dengan lautan yang begitu luas, tidak
heran Indonesia juga kaya akan kebudayaan yang begitu beraneka ragam dari budaya Aceh hingga
budaya Papua.

KEBUDAYAAN SUKU ACEH

Suku Aceh merupakan suku yang memiliki sejarah panjang di masa lalu. Sebutan Suku Aceh
ditujukan kepada penduduk asli Aceh yang berada di wilayah Nangroe Aceh Darussalam, suatu
provinsi yang berada di paling ujung Pulau Sumatera sebelah utara. Mayoritas penduduk Suku Aceh
adalah beragama Islam dan memiliki kekayaan budaya yang beragam.  Kebudayaan-kebudayaan
yang dimiliki sarat dengan nilai-nilai Islam dan adat-istiadat setempat. Suku Aceh memiliki rentetan
sejarah yang sangat panjang. Nenek moyang Suku Aceh berasal dari berbagai wilayah di luar
Indonesia.

Yakni Arab, Melayu, Semenanjung Malaysia, dan India. Tiap-tiap periode tertentu memiliki ciri
khas budaya dari Nenek Moyang yang berbeda. Hal ini terjadi karena wilayah Aceh menjadi salah
satu tempat singgah paling sering dikunjungi bagi para pedagang di seluruh dunia.

Dulu sebelum Islam datang, masyarakat Aceh mayoritas memeluk Agama Hindu. Hal ini dapat
dibuktikan dari beberapa budaya Aceh yang masih memiliki unsur-unsur Hindu dan budaya India.
Namun setelah Agama Islam datang, kebudayaan Aceh mengalami perubahan dan menyesuaikan
dengan kebudyaan Islam.

Sehingga sejak saat itu, mayoritas Suku Aceh beragama Islam. Kebudayaan-kebudayaan Suku 
Aceh masih tetap lestari hingga sekarang. Beberapa kebudayaan Aceh cukup terkenal dan masih
menjadi suatu ikon yang nampak apabila masyarakat di wilayah lain mengenang tentang Aceh.

Ciri khas kebudayaan Aceh tidak bisa dilepaskan dari sejarah, adat istiadat, dan Islam. Berikut
beberapa jenis kebudayaan yang dimiliki oleh Suku Aceh :

KEBUDAYAAN SUKU ACEH

Upacara Adat Perkawinan Aceh

Di antara 10 kebudayaan Aceh ini, masih dilengkapi dengan upacara adat yang biasa
diselenggarakan dengan tujuan dan fungsinya masing-masing. Ada beberapa upacara adat yang
merupakan tradisi masyarakat Aceh seperti upacara perkawinan. Upacara perkawinan di Aceh
diselenggarakan dengan berbagai tahapan, mulai dari tahapan melamar calon pengantin wanita,
tunangan, pesta pelaminan, penjemputan mempelai wanita, hingga penjemputan mempelai pria.

Upacara Peusijuek
Upacara adat yang ada di Aceh bukan hanya upacara yang digelar dalam acara perkawinan saja,
masih ada lagi seperti upacara peusijeuk yang merupakan tradisi memercikkan air yang dicampur
dengan tepung tawar kepada seseorang yang sedang mempunyai hajat tertentu.
Makanan Khas

Makanan adat yang biasa disajikan masyarakat Aceh memiliki corak yang mirip dengan masakan
India. Di antaranya seperti rti canai dan gulai atau kerambi kering. Ada juga makanan yang
berbahan dasar ikan atau yang dikenal dengan nama eungkot paya. Saat Anda berkunjung ke suku
Aceh, Anda dapat menikmati 10 kebudayaan Aceh lainnya termasuk mencicipi makanan adatnya
yang menggoyang lidah.

Makanan Khas Aceh:

 Manisan pala
 Sanger
 Pisang Sale
 Kembang loyang
 Lepat
 Rujak Aceh Samalanga
 Keumamah
 Kue Bhoi
 Bohromrom
 Meuseukat

Pakaian Adat Aceh


Aceh juga memiliki jenis pakaian adat yang dikenakan pada acara-acara  tertentu. Pakaian adat aceh
dibedakan menjadi 2 jenis, yakni pakaian adat laki-laki dan pakaian adat perempuan. Masing-
masing pakaian adat tersebut memiliki nama dan ciri khas yang berbeda. Pakaian-pakaian adat ini
dipakai pada acara-acara tertentu saja, seperti acara pernikahan, upacara adat, dll. Untuk pakaian
laki-laki, mereka mengenakan  perpaduan pakaian antara baju Meukasah dengan celana Cekak
Musang. Baju Meukasah merupakan pakaian berwarna hitam lengkap dengan pernik-pernik
berwarna kuning keemasan. Sementara Cekak Musang merupakan jenis celana yang longgar dan
panjang yang erat sekali dengan nilai-nilai melayu dan Islam.

Sementara untuk pakaian perempuan, mereka juga mengenakan perpaduan pakaian, yakni baju
Kurung Lengan Panjang dengan celana Cekak Musang. Baju Kurung Lengan Panjang berciri khas
longgar dan tertutup. Sama seperti celana Cekak Musang, baju Kurung Lengan Panjang juga sangat
erat dengan nilai-nilai melayu dan Islam. Baju ini biasa dikombinasikan dengan jilbab atau
kerudung.

Mata pencaharian Suku Aceh

Sebagian besar penduduk suku Aceh hidup dari bercocok tanam. Namun sistem pengairan di
sawah-sawah belum teratur seperti di Jawa, sebagian besar masih bergantung pada air hujan.

Penanaman padi hanya 1 kali dalam setahun dengan pengolahan yang masih sederhana. Disamping
bekerja di sawah, orang Aceh biasa membuka ladang (huma) di tepi-tepi hutan secara berpindah-
pindah, sehingga banyak lahan yang tidak terurus lagi.
Selain bertani, penduduk suku Aceh sangat gemar berdagang, terutama hasil bumi, hasil perkebunan
dan hasil ikan laut. Sejak jaman kuno Suku Aceh telah melakukan perdagangan dengan luar negeri
dan mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda tahun 1607-1636, yang
telah mampu bersaing dengan pedagang Eropa.
Suku Yang Terdapat Di Provinsi Aceh
1. Suku Aceh

Suku ini mendiami ujung utara Sumatra dan menganut agama Islam. Mereka menggunakan bahasa
Aceh yang masih berkerabat dengan bahasa Mon Khmer (wilayah Champa). Bahasa Aceh
merupakan bagian dari bahasa Melayu-Polynesia barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia.
Suku Aceh merupakan suku di Indonesia yang pertama memeluk Islam dan mendirikan kerajaan
Islam. Masyarakat Aceh mayoritas bekerja sebagai petani, pekerja tambang, dan nelayan.

2. Suku Aneuk Jamee

Secara harfiah, istilah Aneuk Jamee berasal dari Bahasa Aceh yang berarti “anak tamu”. Suku ini
tersebar di sepanjang pesisir barat dan selatan Aceh. Bahasa yang digunakan bahasa Aneuk Jamee,
masih merupakan dialek dari bahasa Minangkabau. Namun, Bahasa Aneuk Jamee hanya dituturkan
di kalangan orang-orang tua saja dan saat ini umumnya mereka lebih menggunakan Bahasa Aceh
sebagai bahasa pergaulan sehari-hari.

3. Suku Alas

Suku ini bermukim di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh yang biasa juga disebut Tanah
Alas. Agama yang dianut adalah agama islam. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Alas. Asal
kata “alas” dalam bahasa Alas berarti “tikar”. Hal ini ada kaitannya dengan keadaan daerah itu yang
membentang datar seperti tikar di sela-sela Bukit Barisan. Daerah Tanah Alas dilalui banyak sungai,
salah satu di antaranya adalah Lawe Alas (Sungai Alas).

4. Suku Batak Pakpak

Suku Pakpak tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara dan Aceh, yakni di Kabupaten
Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan( Sumatera Utara), Kabupaten
Aceh Singkil dan Kota Sabulusalam. Suku bangsa Pakpak kemungkinan besar berasal dari
keturunan tentara kerajaan Chola di India yang menyerang kerajaan Sriwijaya pada abad 11 Masehi
Suku ini terdiri atas 5 subsuku, yang dalam istilah setempat disebut dengan istilah Pakpak Silima
suak yang terdiri dari :

Pakpak Klasen (Kab. Humbang Hasundutan Sumut)


Pakpak Simsim (Kab. Pakpak Bharat-sumut)
Pakpak Boang (Kab. Singkil dan kota Sabulusalam-Aceh)
Pakpak Pegagan (Kab. Dairi-sumut)
Pakpak Keppas (Kab. Dairi sumut)
Suku bangsa Pakpak mendiami bagian Utara, Barat Laut Danau Toba hingga perbatasan Sumatra
Utara dengan provinsi Aceh (selatan).

5. Suku Devayan
Suku Devayan mendiami Pulau Simeulue, juga di kecamatan Teupah Barat, Simeulue Timur,
Simeulue Tengah, Teupah Selatan dan Teluk Dalam.

6. Suku Gayo

Suku Gayo mendiami dataran tinggi Gayo di Aceh. Mayoritas suku ini terdapat di kabupaten Aceh
Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi,
Peunaron dan Simpang Jernih. Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten
Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.

Agama yang dianut Suku Gayo adalah agama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Gayo.

7. Suku Haloban

Suku Haloban terdapat di kabupaten Aceh Singkil, tepatnya di kecamatan Pulau Banyak. Di
kecamatan Pulau Banyak terdapat 7 desa dengan ibukota kecamatan terletak di desa Pulau Balai.

8. Suku Kluet

Suku Kluet mendiami beberapa kecamatan di kabupaten Aceh Selatan, yaitu kecamatan Kluet
Utara, Kluet Selatan, Kluet Tengah, dan Kluet Timur.

9. Suku Lekon

Suku Lekon terdapat di kecamatan Alafan, Simeulue di provinsi Aceh dan terdapat di desa Lafakha
dan dan Langi.

10. Suku Singkil

Suku Singkil terdapat di kabupaten Aceh Singkil daratan dan kota Subulussalam di propinsi Aceh.
Namun, kedudukan suku Singkil sampai saat ini masih diperdebatkan, apakah suku ini termasuk
dalam suku Pakpak suak Boang atau berdiri sebagai satu suku yang tersendiri terpisah dari suku
Pakpak.

11. Suku Sigulai

Suku Sigulai mendiami Pulau Simeulue bagian utara dan terdapat di kecamatan Simeulue Barat,
Alafan dan Salang.

12. Suku Tamiang

Suku Tamiang mendiami kabupaten Aceh Tamiang, termaksud suku melayu dan lebih sering
disebut Melayu Tamiang. Suku ini mempunyai kesamaan dialek dan bahasa dengan masyarakat
Melayu yang tinggal di kabupaten Langkat, Sumatera Utara serta berbeda dengan masyarakat Aceh.
Meski demikian suku ini telah sekian abad menjadi bagian dari Aceh. Kebudayaan suku ini juga
sama dengan masyarakat Melayu pesisir timur Sumatera lainnya.

Anda mungkin juga menyukai