Anda di halaman 1dari 5

Budaya Suku aceh dulu dan sekarang

Menurut Koentjaraningrat budaya berasal dari perkataan Sangkrit buddhi yang berarti budi atau
akal. Jadi budaya itu iyalah suatu perilaku yang menghasilkan suatu karya yang menunjukkan
hasil dari pemikiran masyarakat setempat tentang lingkungannya.
Di daerah Aceh mempunyai banyak kebudayaan yang khas yaitu ada beberapa kebudayaan
yang akan kita bahas dulu dan sekarang.
1. Tarian
2. Rumah Aceh
3. Bahasa.
4. Baju adat
5. Senjata tradisional
6. Makanan tradisional
7. Upacara peusijuk
8. Upacara perkawinan
9. Dan berbagai suku

1. Tarian. Seni tari adalah suatu hal yang disusun dengan makna dan rasa di dalamnya, seni
tari mempunyai 2 jenis yaitu seni tari Tradisonal dan seni tari kreasi, seni Tradisional
adalah suatu seni tari yang mempunyai perjalanan sejrah yang berpijak pada tradisi di
daerah setempat. Sedangkan yang seni tari kreasi adalah seni tari yang tidal mempunyai
perjalanan sejarah dan tidak berpijak pada tradisi yang ada. Di aceh seni tarian salah satu
nya sedate. Didalam nya terdapat makna yang sangat tinggi, yaitu tentang kesedihan,
kegembiraan, dan membangkitkan semangat perjuangan masyarakat aceh.
2. Rumoh Aceh. Aceh mempunyai rumah adat yang mencanpur baur antara budaya melayu
dengan budaya islam. Ini adalah salah satu akulturasi dari kedua budaya tersebut. Rumah
adat aceh sekarang sangat sulit di jumpai, kerena sekarang masyarakat Aceh lebih memilih
rumah yang berbeton. Tetapi jika kita ingin melihat bagaimana rumah adat aceh tersebut
ada dua tempat yaitu di museum Aceh dan Rumoh Cut Nyak Dien di Lampisang. Bentuk
dari rumah adat aceh tersebut yaitu berbentuk rumah panggung yang tinggi tiangnya
sekitar 2,50-3 meter, dan bentuknya persegi penjang. Rumah adat aceh memiliki 3 atau 5
ruangan, jika rumah itu memiliki 3 ruangan maka tiangnya rumah nya 16 tiang, jika rumah
nya 5 ruangannya maka rumah itu mempunyai 24 tiang. Rumah adat di aceh berbeda-beda
tergantung dengan kabupatennya, tetapi secara umum mereka mempunyai komponen
utama yang sama yaitu :
1. Seramoe Ukeu (Serambi Depan)
Ruangan ini berfungsi untuk menerima tamu laki-laki, letaknya betepatan di bagian
depan rumah.
2. Seramoe-lioot (serambi Belakang)
Ruangan ini berfungsi sebagai untuk menerima tamu perempuan, yang letaknya di
belakang rumah.
3. Rumoh-Inong (rumah Induk)
Letaknya di bagian antara serambi belakang dan serambi depan.
4. Rumoh-Dapu (Dapur)
Letaknya dibagian belakang berdekatan dengan serambi belakang. Tetapi agak rendah
dibandingkan serambi belakang.
5. Seulasa (Teras)
Seulasa atau teras terletak di bagian paling depan rumahnya.
6. Krong Pade (Lumbung Padi)
Letaknta bervarian ada yang di samping ada yang di belakang, tetapi masih di dalam
perkarangan rumah.
7. Kapaleh (Gerbang)
Kalau gerbang biasanya di miliki oleh orang yang berada dan tokoh masyarakat.
8. Tamee (tiang)
Ini komponen yang sangat penting di dalam rumah adat, dengan kekuatan dari tiang
ini lah yang menjadi tumpuan utama dalam rumah adat.

3. Bahasa, Daerah Aceh mempunyai berbagai macam Bahasa yaitu, Bahasa Aceh, Bahasa
Gayo, Bahasa Aneuk Jamee, Bahasa Alas, Semeulu, Tamiang dan Bahasa Kluet. Bahasa
yang biasa orang Aceh pakai yaitu Bahasa aceh itu sendiri sudah menjadi Bahasa sehari-
hari, dari dulu Aceh mempunyai beragam macam suku, sehingga aceh mempunyai
berbagai macam Bahasa yang di pakai, sampai sekarang masyarakat aceh masih memakai
Bahasa sendiri yaitu Bahasa aceh untuk kegiatan sehari-hari. Tetapi ada juga yang masih
memakai Bahasa sukunya tetapi mereka berbicara Bahasa suku nya dengan sesama suku
mereka, akan tetapi jika mereka berbicara kepada suku lain mereka memakai Bahasa
nasional yaitu Bahasa Indonesia, biar lebih mudah di mengerti. Tetapi banyak anak-anak
aceh sekarang yang tidak mengerti Bahasa aceh padahal itu Bahasa daerah dia sendiri,
mungkin itu di karenakan daerah yang di tempati tidak menggunakan Bahasa aceh.
4. Baju Adat Aceh.

5. Senjata Tradisional. Senjata Tradisional aceh yaitu Rencong, makna Reuncong bagi
orang aceh ialah suatu kehormatan dan keagungan. Untuk saat ini rincong atau rencong
disimpan di tempat yang rahasia, ini ialah pusaka budaya aceh tidak bisa di pakai
sembarangan orang.

6. Makanan Tradisional. Yaitu Pliek U, Pliek U adalah suatu makanan yang terbuat dari
kelapa yang di frementasikan, biasanya banyak di buat di masakan khas aceh.
7. Upacara Peusijuk. Adat upacara peusijuk ini bukan upacara adat yang berdiri sendirinya
tetapi upacara adat peusijuk ini bergantungfan dengan acara adat lain contoh nya seperti
upacara perkawinan, yaitu didalam acara upacara perkawinan atau peresmian, ada
upacara peusijuk yang harus di lakukan, itu sudah suatu hal yang harus di lakukan sampai
sekarang, dan ada upacara adat lain yang harus melakukan upacara peusijuk. Adat
peusijuk ini di lakukan untuk memberikan kesejukan atau berharap mendapakan berkah
dan selamat. Ini menjadi kearifan local bagi masyarakat Aceh. Biasanya dilakukan oleh
tokoh-tokoh masyarakat dan agama, atau pihak keluarganya. Dalam Bahasa Indonesia
bisanya di sebut Tepung Tawar.
8. Upacara Perkawinan. Kalau di daerah Aceh barat Daya mereka melakukan tradisi yaitu
Manoe Pucok, biasanya dilakukan di acara perkawinan atau pun khitanan. Manoe pucok
di lakukan baik pengantin laki-laki maupun pengntin perempuan. Manoe pucok tersebut
dilakukan biasnya untuk mengenang jasa orang tua kita yang telah membesarkan kita dari
kecil sampai dewasa, manoe pucok tersebut dilakukan sebelum orang tua melepaskan
anaknya, tujuannya agar anak nya bersih dan suci ketika berumah tangga. Ada beberapa
bahan yang harus di siapkan yaitu kerjinan Nyiu ( Janur) bahan dari Nyiu sebagai berikut:
1. buah biluluk Jantan Dan Betina
2. Kari-kari
3. Pucuk rebung
4. Jari Sipase (jari Lipan)
5. Rajo Baselo (raja Bersilang)
6. lipatan Tikar
7. Air limau
8. perlenkapan peusijuk
9 dulang.

9. Suku. Aceh mempunyai berbagai macam etnik (suku bangsa) tidak lah heran jika aceh
mempunyai berbagai macam Bahasa. Contoh sukunya yaitu : suku Aceh, suku Gayo,
suku Alas, suku Aneuk Jamee, suku tamiang, Kluet, dan suku Seumelu.
Sumber : Darmawati. 2019. Makna keafiran local adat peusijuk masyarakat Aceh kecamatan
sukamakmu Aceh besar. Serambi Kontrukvis, Vol 1
Sri Waryanti. 2013. Makna Rencong bagi Ureung Aceh. Patanjala, Vol. 5. 403-416
Permata sari, dkk. 2017. Makna simbolik pada perlengakapan manoe Pucok di desa Palak
Hulu kecamatan susoh. Vol 2. 69-78
Jum’addi, 2018. Strategi majelis adat Aceh (MAA) dalam melestarikan Budaya Aceh.
Vo.2,No. 2,147-166
Cut Ayu Mauidhah. 2017. “Pesan-pesan komunikasi islam dalam tarian Seudati Aceh”
komunikasi islam. Universitas Islam negeri Sumatera Utara. Medan

Anda mungkin juga menyukai