Secara administrasi, Nusa Tenggara Barat terdiri dari 2 kota dan 8 kabupaten 117 kecamatan dan 1.140 desa/ kelurahan yang terbagi dalam dua pulau yakni : Pulau Lombok (5.435 km2) : Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram. NTB merupakan provinsi kepulauan yang terletak di tenggara Indonesia dengan dua pulau utamanya: Lombok dan Sumbawa. Kedua pulau ini memiliki karakteristik alam, sosial ekonomi dan budaya masyarakat yang berbeda namun saling melengkapi. Menjadi satu modal dasar pembangunan untuk dikembangkan bersama. NTB juga memiliki ratusan pulau-pulau kecil yang menyimpan potensi besar. Menjadi satu pesona tersendiri yang bernilai jual tinggi. Di awal masa kemerdekaan, NTB menjadi bagian dari Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja Bali. Sunda Kecil merupakan provinsi yang di dalamnya bergabung Bali, NTB dan NTT. Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada Desember 1949, NTB menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur. Tidak berlangsung lama, NTB kemudian menjadi provinsi sendiri pada 17 Desember 1958 dengan bergabungnya pemerintahan Pulau Lombok dan Sumbawa berdasarkan UU Nomor 64 Tahun 1958 tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT. Momen inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Provinsi NTB hingga kini. B. Letak geografis Nusa Tenggara Barat terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, memiliki luas wilayah 20.153,15 km2. Terletak antara 115° 46'–119° 5' Bujur Timur dan 8° 10'–9 °g 5' Lintang Selatan. Selong merupakan kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 148 m dari permukaan laut, sementara Raba terendah dengan 13 m dari permukaan laut. Dari tujuh gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi dengan ketinggian 3.775 m, sedangkan Gunung Tambora merupakan gunung tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian 2.851 m C. Myoritas Agama di daerah NTB Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) mencatat, jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 5,41 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5,23 juta jiwa (96,83%) beragama Islam. Sebanyak 130,72 ribu (2,42%) penduduk NTB memeluk agama Hindu. Terdapat pula 16,91 ribu (0,31%) penduduk di provinsi tersebut yang beragama Buddha. Kemudian, 13,55 ribu jiwa (0,25%) penduduk NTB beragama Kristen. Sebanyak 9,93 ribu (0,18%) penduduk NTB beragama Katolik. Sebanyak 40 penduduk NTB tercatat beragama Konghucu. Sementara, penduduk NTB yang menganut aliran kepercayaan sebanyak 58 jiwa. Jadi dapat di simpulkan bawhwa mayoritas masyarakat NTB memeluk agama Islam D. Kebudayaan Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) Dirangkum dari buku Ayo Mengenal Indonesia: Nusa Tenggara oleh Taqiyya Putri NS, sama seperti darah lainnya, NTB juga memiliki suku, bahasa, rumah adat, pakaian, dan tarian daerah yang khas. 1. Suku Di NTB Ada banyak suku yang mendiami NTB seperti suku Sasak, Sumbawa, Bali, dan Jawa. Namun, mayoritas penduduk NTB adalah suku Sasak yang berasal dari Lombok. Sementara, kelompok etnis terbesar di Nusa Tenggara Barat adalah masyarakat Bima dan Sumbawa. 2. Bahasa Daerah NTB Tercatat memiliki beberapa bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat, seperti bahasa daerah Sasak, Mbojo, Bojo dan Bali. Walaupun memiliki bahasa daerah yang beragam, sehari-harinya masyarakat setempat menggunakan bahasa Sasak. 3. Rumah Adat NTB Rumah adat dari Nusa Tenggara Barat yang paling terkenal yakni rumah adat sade berasal dari suku Sasak. Rumah adat ini terletak di desa Rembitan, Lombok Tengah. Sampai sekarang, masyarakat sekitar masih memegang teguh tradisi dan kelestarian rumah adat sade. Suku Sasak percaya bahwa untuk membangun rumah adat terdapat aturan yang harus dipatuhi. Misalnya waktu yang tepat untuk mendirikan rumah adat. Jika aturan tersebut diabaikan, akan ada nasib buruk ketika menempati rumah tersebut. 4. Pakaian Adat NTB Pakaian adat suku Sasak bernama lambung. Pakaian ini dikenakan khusus oleh wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan saat upacara adat mendakin atau nyongkol. Pakaian lambung berwarna hitam dan memiliki bentuk kerah baju “V”. Pakaian ini dihiasi manik-manik pada tepian jahitan dan dilengkapi dengan selendang yang bercorak pada bahu kanan dan kiri. Bawahan pakaian lambung merupakan kain panjang yang dililitkan pada pinggang. Pakaian ini juga dilengkapi aneka ragam aksesori seperti anting berbentuk bulat, gelang tangan dan bunga mawar yang terselip pada sanggulan rambut. 5. Tarian Daerah NTB Tari oncer merupakan salah satu tari daerah suku Sasak. Tarian oncer dimainkan oleh tiga kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 6-8 penari yang bertugas membaca kencang dan dua orang membawa gendang dan satu orang membawa petuk. Hal lainnya yang perlu diketahui yakni bahwa, tari oncer selalu memerankan sosok laki-laki karena tari ini menggambarkan suasana perang. Namun, perannya bisa dilakukan oleh semua gender. Alat musik yang digunakan saat mementaskan tari ini adalah gendang, gong, ceng-ceng, rincik, suling, dan reong.