a) Daerah Minahasa
b) Daerah Minahasa Utara
c) Daerah Minahasa Selatan
d) Daerah Bolaang Mongondow
e) Daerah Kepulauan Sangihe
f) Daerah Kepulauan Talaud
g) Bandar Manado
h) Bandar Bitung
i) Bandar Tomohon
Bolaang
01 129 531 70 492 2 168 11 276 11 6 0 0 0 213 484
Mongondow
Kepulauan
03 25 489 98 456 1 105 15 3 2 899 6 125 126 100
Sangihe
Kepulauan
04 2 606 78 157 2 370 6 0 1 269 0 25 83 434
Talaud
Minahasa
05 17 727 171 757 5 782 26 36 42 4 1 178 195 553
Selatan
Bolaang
07 Mongondow 62 214 8 385 74 15 2 3 0 0 0 70 693
Utara
Siau
08 Tagulandang 2 027 61 387 343 7 6 2 0 1 28 63 801
Biaro
Minahasa
09 17 854 81 769 812 2 3 2 0 1 0 100 443
Tenggara
Bolaang
10 Mongondow 53 101 3 804 29 59 3 0 5 0 0 57 001
Selatan
Bolaang
11 Mongondow 46 543 15 886 1 208 12 5 0 0 0 0 63 654
Timur
12 Kota Manado 128 483 254 912 20 603 692 2 244 412 87 40 3 008 410 481
Agama Satuan: jiwa
Nama
Khong Tidak Tidak
Kabupaten/Kota Islam Kristen Katolik Hindu Budha Lainnya Jumlah
Hu Chu Terjawab Ditanyakan
Kota
15 90 474 14 959 1 163 431 164 6 0 0 262 107 459
Kotamobagu
Provinsi Sulawesi
701 699 1 444 141 99 980 13 133 3 076 511 1 363 83 6 610 2 270 596
Utara
Keterangan
AgamaKonsep Definisi
Agama merupakan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang harus
dimiliki oleh setiap manusia. Agama dibedakan menjadi Islam, Kristen, Katholik,
Hindu, Budha, Khong Hu Chu, dan Agama Lainnya.KegunaanPenentuan kebijakan
yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama, contoh: kebijakan Kementerian
Agama dalam pembangunan tempat-tempat ibadah.
I. Sistem Kekerabatan
Berikut adalah sistem kekerabatan di masyarakat Karo atau sering
disebutDaliken Sitelu atau Rakut Sitelu. Tulisan ini disadur dari makalah berjudul
“Daliken Si Telu dan Solusi Masalah Sosial Pada Masyarakat Karo : Kajian Sistem
Pengendalian Sosial” oleh Drs. Pertampilan Brahmana, Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
Secara etimologis, daliken Sitelu berarti tungku yang tiga (Daliken = batu
tungku, Si = yang, Telu tiga). Arti ini menunjuk pada kenyataan bahwa untuk
menjalankan kehidupan sehari-hari, masyarakat tidak lepas dari yang namanya
tungku untuk menyalakan api (memasak). Lalu Rakut Siteluberarti ikatan yang tiga.
Artinya bahwa setiap individu Karo tidak lepas dari tiga kekerabatan ini. Namun ada
pula yang mengartikannya sebagaisangkep nggeluh (kelengkapan hidup).
Menurut Drs. Pertampilan Brahmana, konsep ini tidak hanya ada pada
masyarakat Karo, tetapi juga ada dalam masyarakat Toba dan Mandailing dengan
istilah Dalihan Na Tolu juga masyarakat NTT dengan istilah Lika Telo
Unsur Daliken Sitelu ini adalah
Kalimbubu (Hula-hula (Toba), Mora (Mandailing))
Sembuyak/Senina (Dongan sabutuha (Toba), Kahanggi(Mandailing))
Anak Beru (Boru (Toba, Mandailing))
Setiap anggota masyarakat Karo dapat berlaku baik
sebagai kalimbubu,senina/sembuyak, anakberu, tergantung pada situasi dan kondisi
saat itu.
Kota Manado terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, pada posisi geografis
124°40' - 124°50' BT dan 1°30' - 1°40' LU. Iklim di kota ini adalah iklim tropis dengan
suhu rata-rata 24° - 27° C. Curah hujan rata-rata 3.187 mm/tahun dengan iklim
terkering di sekitar bulan Agustus dan terbasah pada bulan Januari. Intensitas
penyinaran matahari rata-rata 53% dan kelembaban nisbi ±84 %.
Luas wilayah daratan adalah 15.726 hektar. Manado juga merupakan kota pantai
yang memiliki garis pantai sepanjang 18,7 kilometer. Kota ini juga dikelilingi oleh
perbukitan dan barisan pegunungan. Wilayah daratannya didominasi oleh kawasan
berbukit dengan sebagian dataran rendah di daerah pantai. Interval ketinggian
dataran antara 0-40% dengan puncak tertinggi di gunung Tumpa.
Wilayah perairan Kota Manado meliputi pulau Bunaken, pulau Siladen dan pulau
Manado Tua. Pulau Bunaken dan Siladen memiliki topografi yang bergelombang
dengan puncak setinggi 200 meter. Sedangkan pulau Manado Tua adalah pulau
gunung dengan ketinggian ± 750 meter.
Sementara itu perairan teluk Manado memiliki kedalaman 2-5 meter di pesisir pantai
sampai 2.000 meter pada garis batas pertemuan pesisir dasar lereng benua.
Kedalaman ini menjadi semacam penghalang sehingga sampai saat ini intensitas
kerusakan Taman Nasional Bunaken relatif rendah.
Jarak dari Manado ke Tondano adalah 28 km, ke Bitung 45 km dan ke Amurang 58
km.
Batas Wilayah
Batas wilayah Kota Manado adalah sebagai berikut:
Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) nomor 4 tanggal 27
September 2000 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan di kota Manado
dan PERDA nomor 5 tanggal 27 September 2000 tentang pemekaran kecamatan
dan kelurahan, wilayah kota Manado yang semula terdiri atas 5 kecamatan dengan
68 kelurahan/desa dimekarkan menjadi 9 kecamatan dengan 87 kelurahan. Tabel di
bawah ini adalah daftar kecamatan beserta luas dan jumlah kelurahannya, yaitu:
No
Kecamatan Luas wilayah (hektar) Jumlah kelurahan
.
1. Bunaken 5.212,5 8
2. Malalayang 1.640 9
3. Mapanget 4.913,55 11
4. Sario 144,8 7
5. Singkil 587,13 9
6. Tikala 1.588,4 12
7. Tuminting 700,17 10
8. Wanea 659,95 9
9. Wenang 279,5 12
Budaya dan Gaya Hidup
Musik tradisional dari Kota Manado dan sekitarnya dikenal dengan nama
musik Kolintang. Alat musik Kolintang dibuat dari sejumlah kayu yang berbeda-beda
panjangnya sehingga menghasilkan nada-nada yang berbeda. Biasanya untuk
memainkan sebuah lagu dibutuhkan sejumlah alat musik kolintang untuk
menghasilkan kombinasi suara yang bagus.
Secara umum kehidupan di Kota Manado sama dengan kota-kota besar lainnya
di Indonesia. Pusat kota terdapat di Jalan Sam Ratulangi yang banyak dibangun
pusat-pusat pembelanjaan yang terletak di sepanjang jalur utara-selatan yang juga
dikenal dengan tempat yang memiliki restoran-restoran terkenal di Manado. Akhir-
akhir ini Manado terkenal dengan makin menjamurnya mal-mal dan restoran-
restoran yang dibangun di sepanjang pantai yang memanfaatkan pemandangannya
yang indah di saat menjelangnya matahari terbenam.
Kawanua
Masyarakat Manado juga disebut dengan istilah "warga Kawanua". Walaupun
secara khusus Kawanua diartikan kepada suku Minahasa, tetapi secara umum
penduduk Manado dapat disebut juga sebagai warga Kawanua. Dalam bahasa
daerah Minahasa, "Kawanua" sering diartikan sebagai penduduk negeri atau
"wanua-wanua" yang bersatu atau "Mina-Esa" (Orang Minahasa). Kata "Kawanua"
diyakini berasal dari kata "Wanua". Kata "Wanua" dalam bahasa Melayu Tua (Proto
Melayu), diartikan sebagai wilayah pemukiman. Sementara dalam bahasa
Minahasa, kata "Wanua" diartikan sebagai negeri atau desa.
Pariwisata
Turis sedang mengendarai jetski dengan latar belakang pulau Manado Tua di lepas pantai kota Manado.
Pantai di kota Manado
Transportasi
Udara
Penutup