Anda di halaman 1dari 4

Kebudayaan di Sulawesi Selatan

Kebudayaan di Sulawesi Utara. Selain kaya akan sumber daya alam Sulawesi Utara
juga kaya akan seni dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Berbagai seni
dan budaya dari berbagai suku yang ada di Provinsi Sulawesi Utara justru menjadikan
daerah nyiur melambai semakin indah dan mempesona. Berbagai pentas seni dan
budaya maupun tradisi dari nenek moyang memberikan warna tersendiri bagi provinsi
yang terkenal akan kecantikan dan ketampanan nyong dan nona Manado.

Secara garis besar penduduk di Sulawesi Utara terdiri atas 3 suku besar yakni suku
minahasa, suku sangihe dan talaud dan suku bolaang mongondow. Ketiga suku/etnis
besar tersebut memiliki sub etnis yang memiliki bahasa dan tradisi yang berbeda-beda.
Tak heran Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa bahasa daerah seperti Toulour,
Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik (dari Suku
Minahasa), Sangie Besar, Siau, Talaud (dari Sangihe dan Talaud) dan Mongondow,
Bolaang, Bintauna, Kaidipang (dari Bolaang Mongondow)

Propinsi yang terkenal akan semboyan torang samua basudara (kita semua
bersaudara) hidup secara rukun dan berdampingan beberapa golongan agama seperti
Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Namun dari keaneka
ragaman tersebut bahasa Indonesia masih menjadi bahasa pemersatu dari berbagai
suku dan golongan.

Berikut ini beberapa Kebudayaan di Sulawesi Utara


Budaya mapalus. Mapalus merupakan sebuah tradisi budaya suku Minahasa dimana
dalam mengerjakan segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama atau gotong
royong. Budaya mapalus mengandung arti yang sangat mendasar. Mapalus juga
dikenal sebagai local Spirit and local wisdom masyarakat di Minahasa
Perayaan tulude. Perayaan tulude atau kunci taong (kunci tahun) dilaksanakan pada
setiap akhir bulan januari dan diisi dengan upacara adat yang bersifat keagamaan
dimana ungkapan puji dan syukur terhadap sang pencipta oleh karena berkat dan
rahmat yang telah diterima pada tahun yang telah berlalu sambil memohon berkat
serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup pada tahun yang baru
Festival figura. Figura merupakan seni dan budaya yang diadopsi dari kesenian yunani
klasik. Seni ini lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan laku atau watak
dari seseorang tokoh yang dikenal atau diciptakan. Figura merupakan kesenian yang
dapat menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh
yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baik buruknya sosok dan watak seorang
manusia. Oleh pemerintah kota Manado festival figura diselenggarakan dalam rangka
pesta kunci taong layaknya perayaan tulude yang dilaksanakan oleh masyarakat
sangihe
Toa Pe Kong atau Cap go meh. Seperti didaerah lainnya, perayaan/upacara ini juga
rutin dilaksanakan di Sulawesi Utara apa terlebih di Kota Manado. Upacara ini
dimeriahkan dengan atraksi dari Ince Pia yakni seorang yang memotong-motong
badan dan mengiris lidah dengan pedang yang tajam serta menusuk pipi dengan jarum
besar yang tajam akan tetapi si Ince Pia tidak terluka ketika
Pengucapan syukur. Pengucapan syukur merupakan tradisi masyarakat Minahasa
yang mengucap syukur atas segala berkat yang telah Tuhan berikan. Biasanya
pengucapan syukur dilaksanakan setelah panen dan dikaitkan dengan acara
keagamaan untuk mensyukuri berkat Tuhan yang dirasakan terlebih panen yang
dinikmati. Acara pengucapan syukur ini dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat
suku Minahasa pada hari Minggu umumnya antara bulan Juni hingga Agustus. Saat
pengucapan syukur hampir setiap keluarga menyediakan makanan untuk para tamu
yang akan datang berkunjung apa terlebih makanan khas seperti nasi jaha dan dodol.
Festival Pinawetengan. Festival yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 7 Juli,
diawali dengan melakukan upacara adat di batu pinawetengan kemudian dilanjutkan
dengan menggelar pertunjukan seni dan budaya Sulawesi Utara di Institut Seni dan
Budaya Sulawesi Utara.

Sesudah melihat dan berkenalan dengan kebudayaan dari Provinsi Kalimantan Timur, kali ini
kita akan berkenalan dengan kebuadayaan dari Provinsi Sulawesi Utara yang berada di
pulau Sulawesi. Seperti biasa, kita akan melihat bentuk rumah adat, pakaian adat, tari-tarian
budaya, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu daerah. Berikut uraian singkat dari budaya
Sulawesi Utara :

1. Rumah Adat

Salah satu contoh rumah adat Sulawesi Utara dinamakan “Rumah Pewaris”. Rumah ini
dihuni oleh para pemimpin maupun rakyat biasa. Rumah tersebut harus dibuat dari balok atau
papak tanpa sambungan. Kayunya tak boleh bengkok sebagai pelambang ketulusan lahir dan
batin. Atapnya dari daun rumbia dan dikanan kiri rumah terdapat tangga. Rumah pewaris
mempunyai ruang tamu, ruang keluarga, dan kamar kamar.

Kolong rumah tersebut dapat digunakan untuk tempat menyimpan alat alat pertanian maupun
alat alat perikanan.didepan rumahnya, pada bagian kanan dan kiri masing masing terdapat
sebuah tangga untuk memasuki rumah, kita harus menaiki tangga yang sebelah kanan,
sedangkan untuk keluar dari rumah, kita harus menuruni tangga yang sebelah kiri. Seluruh
rumah terbuat dari bahan kayu.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat kaum pria Sulawesi Utara adalah tutup kepala (destar), baju model teluk belanga
dan celana panjang. Sedangkan wanitanya memakai baju kurung dan kain panjang. Selain itu
dibagian dadanya terdapat hiasan yang khas, dan perhiasan lainnya berupa subang serta
gelang. Pakaian ini berdasarkan adat Bolaang Mongondow.
3. Tarian tarian Daerah Sulawesi Utara

a. Tari Maengket, merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang pasangan.
Menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan.
b. Tari Polopalo, adalah tari pergaulan bagi muda mudi daerah Gorontalo.
c. Tapi Panen, tari ini menggambarkan kegembiraan masyarakat Minahasa yang secara
gotong royong melaksanakan panen cengkeh dan kopra. Ditarikan oleh sekelompok wanita,
garapan tai ini didasarkan atas unsur unsur gerak tari tradisi setempat.
d. Tari Cakalele, adalah tari yang melambangkan keprajuritan dan kegagahan.

Tari Maengket
4. Sentaja Tradisional

Keris merupakan senjata tradisional yang biasa dipakai oleh rakyat di Sulawesi Utara.
Bentuknya lurus tanpa berlekuk lekuk. Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah peda
(semacam parang), sabel,tombak, dan perisai.
Pedan dan parang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti untuk bertani atau
menyadap enau. Pedan ini bentuknya pendek dengan ukurun 50cm, terbuat dari besi.
Hulunya terbuat dari kayu yang keras dan ujungnya bercabang dua.
Sabel termasuk jenis peda dengan ukuran lebih panjang, yaitu 1-1,5m. Hulunya juga
bercabang dua dan dipakai untuk perang, perisai sebagai penangkis terbuat dari kayu, diberi
ukiran dengan motif motif binatang atau daun daun.
Keris Sulawesi Utara
5. Suku  : Suku dan marga yang terdapat didaerah Sulawesi Utara adalah : Singir, Talaud,
Minahasa, Bolaang Mongondaw, Bantik, Gorontalo, dan lain lain.

6. Bahasa Daerah : Gorontalo, Mongondow, Sangir, Minahasa, dan lain lain.

7. Lagu Daerah : O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Esa Mokan, Tahapusang, Kara.

Anda mungkin juga menyukai