PENDAHULUAN
A. Pengertian Sejarah
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengatakan sejarah adalah
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada maa yang lampau atau peristiwa penting
yang benar-benar terjadi. [1]
Objek peristiwa sejarah terdapat objek peristiwa itu sendiri (what), orang yang melakukannya
(who), waktunya (when), tempatnya (where) dan latar belakangnya (why). Seluruh aspek
tersebut selanjutnya disusun secara sistematis dan menggambarkan hubungan yang erat antara
satu bangian dengan bangian yang lain.
Dan juga dapat dipahami dari ayat 61 surat Al-anfal yang artinya: Dan jika mereka condong
kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya dialah Tuhan yang maha mendengar lagi maha mengetahui.
Kata islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada
Tuhan dalam mencari upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup baik didunia maupun
akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan atas diri sendiri, bukan paksaan
atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak
dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada tuhan.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah islam adalah berbagai peristiwa atau
kejadian yang benar-benar terjadi, yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan
agama islam dalam berbagai aspek. Dalam kaitan ini maka muncullah berbagai istilah yang
sering digunakan untuk sejarah ini, di antaranya Sejarah Islam,[2] Sejarah Peradaban Islam,
[3]Sejarah dan Kebudayaan Islam.[4]
BAB II
PEMBAHASAN
Hanya ada 4 penguasa yang paling menonjol karena dianggap paling berjasa, yaitu Mawiyah I,
Abdul Malik, Walid I, dan Umar II. Muawiyah dianggap menonjol karena merupakan pendiri
Dinasti Bani Umayyah.
Sebab keruntuhan Dinasti Bani Umyyah di Damaskus
1. Sistem pemilihan Khalifah melalui garis keturunan (monarchi heridetis) merupakan
sesuatu yang baru bagi bangsa Arab
2. Ketidak cakapan beberapa Khalifah dalam memimpin dan mengelola pemerintahan
3. Persaingan antara Arab mudariyah dengan Arab Himyariyah.
4. Diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil terhadap kaum Mawali (Muslim non arab).
5. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Bani Umayyah
a. Politik dan Pemerintahan
Untuk memperlancar jalannya pemerintahan, Muawiyah menciptakan sistem pos (diwan Al-
barid). Sistem inilah yang menghubungkan pemerintah pusat dengan pemerintah Provinsi.
Didirikan juga departemen pencatatan (Diwan Al-Khatam) untuk mendokumentasikan semua
urusan pemerintahan.
Urusan mencegah korupsi dan penyelewengan uang Negara, urusan pemerintahan dipisahkan
dari keuangan: Gubernur hanya mengurusi jalanya pemerintahan, sementara untuk memungut
pajak di tingkat provinsi diangkat pejabat khusus. Pejabat itu biasa disebut Sahib al-kharaj, yang
bertanggung jawab langsung keoada khalifah. Departemen yang menangani urusan perpajakan
ini disebut diwan al-kharaj (departemen pajak).
Kebijakan lain pemerintah Bani Umayyah adalah penetapan mata uang sendiri, terbuat dari emas
(dinar) dan perak (dirham).sebelumnya dipakai mata uang romawi dan persia.
a. Militer
Selain angkatan darat, angkatan laut model yang ditiru pada masa itu adalah angkatan laut
byzantium.selain itu ada juga organisasi kepolisian (as syurthah), didalam organisasi tersebut di
bentuk semacam brigade mobil (Nizam al-ahdas) dengan tugas-tugas mirip tentara. Berkat
tentara kuat itulah daulah Bani Umayyah berhasil menaklukan Andalusia (spanyol dan Portugal
sekarang).
b. Sosial
Masyarakat Dinasti bani Umayah terbagi berdasarkan agama: Muslim dan Non Muslim.
c. Seni dan Budaya
Perkembangan seni pda masa ini merupakan tahap awal dari perkembangan seni dan budaya
pada masa sesudahnya, yang meliputi banyak hal mulai dari sastra sampai arsitektur. Dibidang
sastra lahir para penyair hebat, seperti Al-Farazdaq, Qathari bin Al-fuja’ah.pusat perkembangan
sastra ada di Damaskus, Kuffah, Basrah, Mekah, dan Madinah.
Pada masa ini dibangun mesjid dengan arsitektur yang khas.dibangun pula istana sebagai tempat
istirahat Khalifah di padang pasir. Pada masa ini berkembang pula seni ukir dan kaligrafi.
d. Ilmu pengetahuan
Meskipun masih tahapawal, sudah ada perhatian dari penguasa dan keluarganya untuk
memajukan ilmu pengetahuan, Khalid bin Yazid cucu Khalifah Muawiyah, misalnya
memelopori penerjemahan ilmu kimia dan kedokteran. Pada masa Walid bin Abdul Malik
didirikan bimaristan yaitu semacam rumah sakit yang juga sebagai tempat ilmu kedokteran.
Beberapa cabang ilmu pengetahuan meliputi ilmu bahasa, ilmu Qiraah, Hadis, Tafsir, Teologi,
dan Tarikh (sejarah) yang berkembang pada masa ini.
2. Dinasti Bani abbas
Dinasti Bani abbas berkuasa sangatlah lama, lima abad lebih, tepatnya 750-1258 M. tercatat ada
37 orang yang pernah menjadi khalifah Dinasti Bani Abbas.namun hanya senbilan Khalifah
yang benar-benar secara de facto memegang kekuasaan. Sisanya hanya menjadi simbul
kekuasaan saja, sebab yang menjalankan roda pemerintahan kebanyakan orang-orang dari
keturunan bangsa Turki dan Persia. Secara umum Dinasti bani Abbas dapat dibagi menjadi lima
periode:
a. Periode pertama (750-847 M)
Periode pengaruh persia pertama. Dimulai oleh Khalifah Abul Abbas as-Saffah sampai dengan
Khalifah Al-watsiq. Dikenal sebagai abad keemasan islam (the golden age of islam). Yng paling
menonjol adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban islam yang sngat pesat.
b. Periode kedua ( 847-945 M)
Disebut sebagai masa pengaruh Turki pertama karena kekuasaan Khalifah banyak dikendalikan
oleh orang-orang turki.
c. Periode ketiga (945-1075 M)
Merupakan periode ketika kekuasaan Bani Abbas berada dibawah pengaruh Dinasti Bani
Buwaih, disebut juga masa pengaruh persia kedua. Bani Buwaih bahkan memiliki kekuasaan
melebihi kekuasaan Khalifah.
d. Periode keempat (1075-1160 M)
Kekuasaan Dinasti Bani Abas berada di bawah Dinasti Saljuk. Periode ini kadang disebut
pengaruh turki kedua karena bani Saljuk berkebangsaan Turki. Pada periode inilah terjadi
perang Salib.
e. Periode kelima (1160-1258 M)
Dinasti Bani Abbas terbebas dari pengaruh kekuasaan lain, tapi kekuasaannya hanya berda
dikota Bagdad dan sekitarnya.
B. Periode Pertengahan
1.Islam di Mongol
a. Asal-usul
Bangsa mongol berasal dari daerah pegunungan mongoliayang membentang dari asia tengah
sampai siberia utara tibet selatan dan manchuria barat serta turkistan timur. Masa mongol dalam
syarah kebudayaan islam dimulai sejak jatuhnya baghdad pada tahun 1258m ke tangan bangsa
mongol bukan saja mengakhiri khalifah abbasyiah disana bangsa mongol mempunyai watak
yang kasar. Sebelum memeluk agama islam mereka menganut agama (syamanisme) menyembah
bintang-bintang dan sujud kepada matahari. Islam di spanyol umumnya pindah ke utara afrika.
[6]
Tetapi sejak dipimipn oleh Ahmad Teghuder Mahmud Ghazan raja ke tujuh dan raja-raja
selanjutnya adalah memeluk agama islam. Berbeda dengan raja sebelumnya Ghazan mulai
memperhatikan perkembangan peradaban.
b. Perkembangan peradaban
Munculnya ilmu pengetahuan dan sastra
Arsistektur
Ilmu pengetahuan alam seperti antronomi,kimia,mineral, dan lain sebagainya
Membangun biara untuk para darwis
Membangun perguruan tinggi
Membangun perpustakaan,observarium,gedung umum, dan lain sebagainya
c. Faktor-faktor kemunduran
Pindahnya ilmu/ runtuhnya ilmu baru
Penyelewengan ilmu
Kurangnya katibul khanah
2. Islam Turki Usmani
a. asal usul.
Bangsa turki dari kabilah Oqhuz yang mendiami daerah mongol dan daerah utara negeri Cina
dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke turkistan kemudian persia dan irak
meraka masuk islam sekitar abad 9/10 ketika mereka menetap di asia
b. Perkembangan peradaban
1. Bidang kemileteran dan pemerintahan
Para pemimpin kerajaan usmani pada masa-masa pertama adalah orang-orang yang kuat
sehingga dapat melakunkan ekspansi dengan cepat dan luas. Sehingga mencapai masa
keemasan.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan diantaranya
Kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama
dalam Istana Raja-raja
3. Bidang Keagamaan
Agama mempunyaiperan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolongkan
berdasarkan agama. Pada masa Turki Usmani terdapat dua tarekat : Tarekat Bektasi dan tarekat
Maulawi, kedua tarekat itu banyak dianut oleh kalangan militer dan kalangan sipil.
c. Faktor-faktor Kemunduran.
· Kelemahan antara pengusaha
· Pemberontakan tentara Jenissari
· Terjadinya stagnasi lapangan dan teknologi
3. Islam di Safawi Persia
1. Asal-usul
Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan Safawi di Persia baru
berdiri. Kerajaan ini berkembang cepat, daulah ini berasal dari sebuah gerakan tasawuf yang
dipimpin oleh Syekh Shafi’udin. Sedangkan nama Safawiyah diperoleh darinama pendiri Shafi
Al-Din (1252-1334 M) dan nama tersebut dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan
Politik.
2. Perkembangan Peradaban
· Bidang Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan Safawi pada masa Abbas I telah memacu perkembangan
perekonomian (sektor perdagangan dan pertanian)
· Bidang Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa Ilmuwan yang datang atau hadir di majelis Istana, yaitu Baha Al-Syairoji, filosof
dan Muhammad Baqin Ibn Muhammad Damad Filosof ahli Sejarah, teolog dan seorang yang
pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah.
· Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Bangunan Sekolah, rumah sakit, Masjid dan lain sebagainya istana juga dibangun taman-taman
wisata.
Faktor Kemunduran
· Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi.
· Karena pasukan yang dipimpin oleh Abbas I tidak mempunyai kekuatan Perang
· Terjadinya persaingan segitiga antara suku-suku turki, pejabat-pejabat keturunan Persia
dan Qizilbash dalam merebut pengaruh untuk memimpin kerajaan Safawi.
· Sering terjadi konflik Intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga
Istana.
· Konflik berkepanjangan dengan KerajaanUsmani
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya
organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi
masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut
kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari
pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang,
namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an
terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor
pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.