Anda di halaman 1dari 13

CULTURE

SULAWESI SELATAN
SULAWESI SELATAN
SULAWESI SELATAN

Sulawesi Selatan (disingkat Sulsel) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan


pulau Sulawesi. Pusat pemerintahan atau ibu kota provinsi berada di kota Makassar. Pada tahun 2020,
penduduk Sulawesi Selatan berjumlah 9.073.509 jiwa, dengan kepadatan 194,22 jiwa/km². Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi selatan pada tahun 2020 yakni 71,93 (Urutan ke-12 di Indonesia),
urutan kedua di Sulawesi setelah provinsi Sulawesi Utara, yakni 72,93 (Urutan ke-6 di Indonesia).

Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas
wilayahnya 46.717,48 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, 
Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.
RUMAH tongkonan
RUMAH tongkonan

1. Tongkonan, rumah adat suku Toraja di Sulawesi Selatan ini umumnya paling banyak dikenal orang.
Selain tempat tinggal, Tongkonan sangat penting karena dijadikan sebagai tempat upacara.

Tongkonan berdiri di atas tumpukan kayu dengan ukiran warna merah, hitam, dan kuning. Atapnya
berbentuk seperti perahu telungkup.

Rumah adat berbentuk panggung ini terdiri dari 3 ruangan, yaitu ruang tamu, ruang makan, dan
ruang belakang. Sementara, kolong rumah dijadikan kandang kerbau belang sebagai simbol
kekayaan suku Toraja.

Di depan rumah, dihiasi susunan tanduk-tanduk kerbau, sebagai perlambang bahwa pemiliknya telah
berulang kali mengadakan upacara kematian secara besar-besaran.
Badik Makassar
Badik makassar

Badik di ketahui memiliki  bilah senjata berbentuk pipih dengan bagian badan yang besar dan sangat
tajam. Ujung dari senjata ini dikenal sangat runcing dan cukup mematikan.

Masyarakat Sulawesi sendiri percaya bahwa setiap badik memiliki kekuatan yang dapat memengaruhi
kondisi, situasi, dan proses kehidupan sang pemilik. Masyarakat Sulawesi sendiri diketahui  memiliki 13
jenis badik, yang dibedakan berdasarkan daerah asal pembuatnya.

Beberapa yang biasa kita temukan antara lain; Badik Taeng, Badik Bontoala, Badik Bontonompo, Badik
Cindakko, Badik Campagayya dan masih banyak lagi.
ALAT MUSIK GESOK-GESOK/KESO-KESO
ALAT MUSIK GESOK-GESOK/KESO-KESO

Alat musik ini termasuk pada kategori jenis alat musik yang digesek atau kordofon. Gesok-gesok adalah
alat musik sejenis rebab, tetapi memiliki dua buah dawai atau senar.
Gesok-gesok terbuat dari bahan kayu yang dibentuk menyerupai jantung atau daun keladi, kulit hewan
dan senar atau dawai.
Alat gesek nya pun terbuat dari bahan kayu dan senar yang memiliki bentuk seperti busur panah.
Alat musik ini dimainkan untuk mengiringi syair-syair sinlirik pada zaman dahulu. Namun pada masa kini
gesak-gesok dimainkan dalam lingkung yang lebih kecil seperti dalam satu keluarga dan masyarakat
sekitar.
BAJU ADAT bodo
BAJU ADAT bodo

Baju bodo merupakan baju adat Makassar Bugis. Di Makassar pakaian ini disebut baju bodo sedangkan
di Bugis waju ponco. Menurut bahasa Makassar baju bodo artinya baju pendek.
Pakaian adat ini dibedakan menjadi 2 menurut ukuran panjangnya. Panjang baju sampai pinggang
digunakan oleh penari, gadis muda, dan pengantin. Sedangkan panjang baju sampai bawah betis
digunakan oleh orang dewasa.
Warna terang yang digunakan dalam baju bodo ini menunjukan usia pemakainya, semakin terang warna
artinya pemakai baju masih berusia muda. Namun, saat ini penggunaan baju bodo sesuai warna mulai
pudar.
Masyarakat lebih suka memilih sesuai selera, apalagi banyak munculnya model baju bodo modern.
Pakaian adat ini digunakan bersama sarung tradisional yang disebut lipa dengan motif kotak-kotak. Tak
lupa aksesoris penunjang seperti kalung, hiasan kepala, gelang dan lainnya digunakan untuk menunjang
penampilan.
Tari kipas pakarena
Tari kipas pakarena

Kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang satu ini merupakan satu diantara kesenian paling terkenal di
masyarakat Indonesia. Tari Kipas Pakarena merupakan tarian tradisional dari daerah Goa, Sulawesi
Selatan.
Tarian ini dimainkan di acara-acara yang sifatnya menghibur dan tak jarang juga dilakukan untuk
melengkapi upacara adat.
Dalam pertunjukan, Tari Kipas Pakarena ditampilan dengan jumlah penari sebanyak 5 hingga 7 orang dan
dengan menggunakan busana adat serta diiringi alat musik Gondrong Rinci (perpaduan antara gendrang
dan seruling).
Menurut mitos yang beredar di masyarakat, tarian ini berawal dari perpisahan antara penghuni negeri
khayangan dengan penghuni bumi.
Sebelum berpisah inilah, para penghuni negeri khayangan mengajarkan cara bertahan hidup lewat
gerakan badan dan kaki. Gerakan tersebut lalu digunakan oleh penduduk bumi untuk mengungkapkan
rasa syukurnya.

Anda mungkin juga menyukai