Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEBUDAYAAN

SUMATERA UTARA

OLEH :

DIDA DIANELLA INZANI


ILMU POLITIK 2002A
NIM 2030702115

TAHUN AJARAN SEMESTER GENAP


2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kebudayaan
Sumatera Utara ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya. Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah
kewarganegaraan.

Saya menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi


internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah. Mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik
Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga Makalah Kebudayaan Sumatera Utara ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya

Palembang, 03 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………..1
DAFTAR ISI……………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….3
A. Latar Belakang………………………………………………….3
B. Rumusan Masalah………………………………………………4
C. Tujuan…………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………...5
A. Sejarah Sumatera Utara…………………………………………5
B. Kebudayaan Sumatera Utara……………………………………6
BAB III PENUTUP…………………………………………………7
A. Kesimpulan……………………………………………...………7
B. Saran…………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumatra Utara merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar keempat


di Indonesia, setelah provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Provinsi
Sumatera Utara beribukota Medan, Terletak antara 10 - 40 LU, 980 - 1000 B.T. Batas
wilayahnya sebelah utara provinsi Aceh dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan
dengan provinsi Sumatera Barat dan Riau, sedangkan sebelah Timur di batasi oleh
Selat Sumatera.

Daerahnya terdiri atas pantai dan dataran rendah di sebelah timur dan barat
provinsi ini, dan dataran tinggi yang terdapat di dataran tinggi Karo, Toba dan
Humbang. Gunung-gunungnya antara lain Sibayak, Sinabung, Martimbang, Sorik
Marapi dan lain-lain. Kemudian sungai-sungainya adalah sungai Wampu, Batang
Serangan, Deli, Asahan dan lain-laainnya. Kekayaan alam yang dimiliki Sumatera
Utara adalah minyak bumi, batu bara, belerang, emas dan sebagainya yang merupakan
hasil tambang. Dan kini provinsi ini lebih dikenal lagi dengan bendungan raksasa
Asahan dengan air terjun Sigura-gura yang merupakan proyek besar pembangkit
tenaga listrik. Flora ada bermacam-macam, dari tanaman yang ada di hutan dengan
hasil hutan kayu, damar dan rotan, juga tanaman yang diusahakan oleh penduduk
seperti padi, sayur-sayuran dan tanaman perkebunan lainnya

Penduduk Sumatera Utara menurut golongan etnis terdiri dari penduduk asli
Sumatera Utara, penduduk asli pendatang dan penduduk asing. Yang termasuk
penduduk asli ialah: suku Melayu, Batak Karo, Simalungun, Fak-fak/Dairi, Batak
Toba, Mandailing, Pesisir dan Nias. Golongan pribumi pendatang adalah suku: Jawa,
Sunda, Bali, Ambon, Minahasa, Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau dan lain-lain,
sedangkan penduduk asing adalah orang-orang Arab, India, Cina dan bangsa-bangsa
lain. Penduduk Sumatera Utara sekitar 80% tinggal di desa-desa sebagai petani dan
lainnya tinggal di kota sebagai pedagang, pegawai, tukang dan sebagainya.

Susunan masyarakat di daerah Sumatera Utara adalah berdasarkan


genealogis-teritorial atau suatu keturunan daerah dan wilayah, misalnya suku Batak
Toba, Mandailing dan Nias. Sedangkan di wilayah Sumatera Timur atau Melayu
adalah berdasarkan teritorial. Bila ditinjau dari kekerabatan dari segi garis
keturunannya, maka suku Batak dan Nias adalah patrinileal yaitu garis keturunan
yang dipandang dari garis keturunan Batak, dan suku Melayu adalah parental, yaitu
garis keturunan yang dipandang dari kedua belah pihak, bapak dan ibu. Kelompok
kekerabatan Nias disebut Sangabato yakni keluarga batih dan keluarga luas yang
disebut sangabato sehua. Gabungan dari sangabato sehua dari satu leluhur disebut
mado yang dapat disamakan dengan marga pada suku Batak, yakni klen besar
patrilokal.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam Makalah Kebudayaan Sumatera Utara ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana sejarah terbentuknya Sumatera Utara.
2) Apa saja kebudayaan Sumatera Utara.

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan Makalah Kebudayaan Sumatera Utara ini
adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Sumatera Utara.
2) Untuk mengetahui kebudayaan Sumatera Utara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Sumatera Utara

Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu


pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatra dengan wilayah meliputi
seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di kota
Medan.
Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND),
Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tiga sub provinsi yaitu: Sumatera Utara,
Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan
penggabungan dari tiga daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu:
Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I.) No. 10
Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi
tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi
Sumatera Selatan. Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi
Provinsi Sumatera Utara.
Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintahan di
Sumatera. Dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22/Pem/PDRI pada
tanggal 17 Mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya
dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada tanggal 17 Desember 1949, dibentuk
Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus
1950, ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali Provinsi Sumatera Utara.
Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada
tanggal 7 Desember 1956, dibentuk Daerah Otonom Provinsi Aceh, sehingga wilayah
Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi wilayah Provinsi Aceh. Dengan
diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun 1948 pada
tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatra dibagi menjadi tiga provinsi yang
masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu:
Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Sumatra Tengah, dan Provinsi Sumatra Selatan.
Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatra
Utara
Tonggak Sejarah
1854 Gouvernement van Sumatra, ibukotanya di Medan
1948 Berdiri Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi
Sumatera Selatan
1949 Dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur
1950 Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur digabungkan kembali
sebagai Provinsi Sumatera Utara
1956 Berdiri Provinsi Aceh, dengan wilayahnya sebahagian dari Provinsi Sumatera
Utara
B. Kebudayaan Sumatera Utara

Rumah adat provinsi Sumatera Utara menjadi ciri khas kecantikan budaya
bangsa kita, terdiri dari berbagai budaya bangsa yang semakin mewarnai keindahan
Nusantara, termasuk kebudayaan di Sumatera Utara. Sumut memiliki rumah adat
yang khas yang dikenal dengan nama Parsakistan dan rumah adat Jabu Bolon. Untuk
rumah adat Parsakistan sendiri merupakan rumah adat Sumatera Utara yang dijadikan
sebagai tempat penyimpanan barang-barang pusaka.

Rumah adat ini terletak di daerah Batak Toba. Selain sebagai penyimpanan
barang-barang pusaka, rumah Jabu Parsakistan juga merupakan tempat untuk
pertemuan dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan adat.
Sedangkan rumah adat Jabu Bolon merupakan rumah yan dijadikan lokasi pertemuan
suatu keluarga besar dimana bentuk dari rumah adat ini berbentuk seperti panggung
dengan ruang bagian atas sebagai tempat tinggal bersama dan tempat tidur yang
didesain lebih tinggi dari posisi dapur.

Mengenai tarian khas sumatera utara memiliki lebih dari dua tarian adat, seperti
Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor, Tari Marsia Lapari, dan Tari Manduda. Tari
Serampang Dua Belas merupakan salah satu tarian adat Sumatera Utara yang paling
terkenal. Tarian ini merupakan tarian melayu yang diiringi dengan irama musik joget.
Dengan sentuhan pukulan-pukulan gendang ala Amerika Latin. Berbeda dengan
Tarian Tor-tor yang merupakan tarian daerah Batak dengan latar belakang falsafah
peradatan yang disajikan dengan suguhan tarian indah yang menarik. Tidak kalah
uniknya dengan Tarian Marsia Lapari. Tarian ini merupakan tarian yang
menggambarkan kegiatan gadis-gadis di Provinsi Sumut yang senantiasa saling
bahu-membahu dalam menggarap sawahnya.

Pakaian Adat Sumatera Utara. Tenunan tradisional Tapanuli ini dikenal dengan
nama kain ulos. Kain ulos ini disediakan dengan berbagai variasi yang unik dan khas,
seperti Ulos Sibolang, Ulos Godang, Sitoluntoho, Mangiring, Ragi Hidup, Ragi
Hotang, dan Sadum. Pada Upacara Adat bagi kaum pria mengenakan tutup kepala
yang dinamakan sabe-sabe dari jenis Ulos Mangiring. Pada bahu juga ditambahi
dengan sampiran Ulos Ragi Hotang dan dengan mengenakan kain sarung. Sedangkan
bagi kaum wanita, mengenakan Ulos Sadum yang disampirkan pada bagian kedua
bahunya dengan cara dililit dengan Ulos Ragi Hotang dan tidak lupa untuk
mengenakan sarung suji.

Ada beragam suku yang bisa di temui saat berada di Sumatera Utara seperti
Suku Melayu, Suku Batak, Suku Nias dan masih banyak lagi. Dari berbagai suku ini
memiliki gaya dan ragam bahasa yang berbeda. Suku Melayu Deli mayoritas
menuturkan Bahasa Indonesia Pesisir Timur seperti wilayah Serdang Bedagai,
Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu
dialek “o” begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam, Kabupaten
Langkat masih menggunakan Bahasa Melayu dialek “e” yang sering juga disebut
Bahasa Maya-maya, Masyarakat Jawa di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa
Jawa sebagai pengantar sehari-hari. Di Medan, orang Tionghoa lazim menuturkan
Bahasa Hokkian selain Bahasa Indonesia.
Di pegunungan, masyarakat Batak menuturkan Bahasa batak yang terbagi atas empat
logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias
oleh suku Nias orang-orang di pesisir barat seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli
Tengah, dan Natal menggunakan bahasa Minangkabau

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam
bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas
beberapa suku, seperti Melayu, Nias, Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun,
Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan (meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan
Mandailing); serta penduduk pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang
membawa budaya serta adat-istiadatnya sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi
yang cukup baik dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya. Semua etnis
memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis
makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing.
Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara.
Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan
antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan
memupuk kebersamaan yang baik.

B. Saran

Dilihat dari suku yang ada disumatra saja sudah menunjukkan betapa majemuk
nya bangsa Indonesia. Tetapi tidak seharusnya perbedaan yang ada menjadi halangan
untuk mewujudkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia.itu seharusnya menjadi suatu
kebanggaan bagi kita sebagai warga Negara Indonesia, dengan tetap mempertahankan
kebudayaan yang sudah ada menjadi cambuk untuk menumbuhkan rasa dan semangat
nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/

http://scholar.unand.ac.id/

http://sumutprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai