Oleh:
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita. Hingga saat ini penulis masih diberi
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu sayarat
untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Univesitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari makalah ini belum sempurna, oleh karena itu dengan rendah hati
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan tulisan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau bagian utara Sumatera,
Indonesia. Provinsi ini dihuni oleh banyak suku bangsa dari Melayu Tua dan Melayu Muda.
Penduduk asli provinsi ini terdiri dari Suku Melayu, Suku Batak, Suku Nias, dan Suku Aceh.
Daerah pesisir Sumatera Utara, yaitu timur dan barat pada umumnya didiami oleh Suku
Melayu dan Suku Mandailing yang hampir seluruhnya beragama Islam. Sementara di daerah
pegunungan banyak terdapat Suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Selain
itu juga ada Suku Nias di kepulauan sebelah barat. Kaum pendatang yang turut menjadi
penduduk provinsi ini didominasi oleh Suku Jawa. Suku lainnya adalah Suku Tionghoa dan
beberapa minoritas lain.
Propinsi Sumatera Utara memiliki potensi sumber daya alam yang belum banyak
dimanfaatkan. Demikian pula, ada potensi pembangunan yang telah dimanfaatkan, tetapi
belum optimal dikembangkan, antara lain di sektor pertanian, kehutanan, perikanan,
pertambangan, industri, dan pariwisata. Potensi pertanian di wilayah Propinsi Sumatera
Utara tersebar di Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Labuhan Batu, Asahan, dan
Simalungun dengan komoditas antara lain kelapa sawit, kopi, karet, coklat, teh, dan
tembakau. Potensi kehutanan yang dikembangkan, antara lain adalah komoditas kayu
gergajian, kayu lapis,log pinus, dan log rumba, yang terdapat di pegunungan Bukit Barisan
dan wilayah lainnya di Propinsi Sumatera Utara. Dan untuk Potensi Pariwisata, Sumatera
Utara memiliki banyak pariwisata yang terkenal seperti Danan Toba, Pulau Samosir, Gunung
Sibayak, Air Terjun Sipiso Piso, Gunung Sinabung, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Namun, tidak semua pariwisata di Sumatera Utara dikembangkan dan dikelola secara baik.
Contohnya seperti Pemandian Air Soda, yang merupakan salah satu pariwisata yang memiliki
potensi yang begitu besar apabila dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumatera Utara (disingkat Sumut) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di
bagian utara Pulau Sumatera. Provinsi beribukota Medan ini pada zaman pemerintahan
Belanda merupakan pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatra dengan
wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang
berkedudukan di kota Medan.
Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND), Provinsi
Sumatera kemudian dibagi menjadi tiga sub provinsi yaitu: Sumatera Utara, Sumatera
Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan
dari tiga daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu: Keresidenan Aceh,
Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun 1948 pada
tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-
masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: Provinsi Sumatera
Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 April 1948
selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.
Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan
Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22/Pem/PDRI pada tanggal 17 Mei 1949, jabatan
Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I.
pada tanggal 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera
Timur. Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun
1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali
Provinsi Sumatera Utara. Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang
diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956, dibentuk Daerah Otonom Provinsi Aceh,
sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi wilayah Provinsi Aceh.
2.2 Geografis Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur,
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km². Sumatera Utara pada dasarnya dapat
dibagi atas Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan, Pesisir Barat , dan Kepulauan Nias.
Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya
karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah
pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya
dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa kolonial Hindia Belanda,wilayah ini termasuk
residentie Sumatra's Oostkust bersama provinsi riau.
Di wilayah tengah provinsi berjajar Pegunungan bukit barisan.. Di pegunungan ini terdapat
beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk Daerah di sekitar
Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan
hidupnya kepada danau ini.
Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun secara kultur dan
etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.
Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk
(kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka). Kepulauan Nias terdiri dari
pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias
terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di
Gunung Sitoli.
Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala,
Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di
tenggara kepulauan Nias. Pulau-pulau lain di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa,
Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.
Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung
Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor
44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri
dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung
1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan
Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.
Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak
seluas itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan pembalakan liar. Sejauh ini,
sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah
menjadi lahan perkebunan, transmigrasi. Dari luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal
perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.
Provinsi Sumatera Utara telah ditetapkan kawasan andalan yang merupakan bagian dari
kawasan budi daya baik di ruang darat maupun ruang laut yang pengembangannya diarahkan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya.
Di samping kawasan andalan terdapat kawasan strategis provinsi. Kawasan strategis provinsi
merupakan bagian wilayah provinsi yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi baik di bidang ekonomi dan
sosial budaya maupun lingkungan.
(1) untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana
struktur ruang dan rencana pola ruang; (2) sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan
sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah provinsi yang
dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah provinsi dan; (3) sebagai dasar
penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis provinsi. Kawasan strategis provinsi di
Sumatera Utara ditetapkan berdasarkan kepentingan: (1) pertumbuhan ekonomi; (2) sosial
dan budaya; dan (3) fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan Tanjungbalai-Asahan
Situs dan peninggalan bersejarah Kota Cina di Kota Medan dan Kota Rantang di Kabupaten
Deli Serdang
Bangunan bersejarah di Koridor Kota Lama Belawan dan Kota Lama Kesawan di Kota
Medan, dan Bangunan bersejarah budaya Kesultanan Deli di Kota Medan dan Kabupaten
Deli Serdang
Kawasan religi dan situs candi/biara di Kabupaten Padanglawas dan Padanglawas Utara
Kawasan religi dan situs bersejarah Islam di Barus Kabupaten Tapanuli Tengah
Kawasan religi dan situs bersejarah suku Batak di Pusuk Buhit Kabupaten Samosir
Dari sudut kepentingan pertahanan keamanan, yaitu Pulau Berhala di Kabupaten Serdang
Bedagai, Kawasan Perbatasan Laut R.I. dengan Malaysia;
Dari sudut kepentingan lingkungan, yaitu Kawasan Danau Toba dan sekitarnya
Pada tahun 2011 diterbitkan Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Mebidangro) untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan Pasal 123 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Mebidangro berperan sebagai alat operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
dan sebagai alat koordinasi pelaksanaan pembangunan di kawasan Mebidangro.
Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, perlu menetapkan Peraturan Presiden
tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera.
Pemandian air panas itu sudah biasa. Tepatnya di Desa Parbubu I, Kecamatan Tarutung,
Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara mempunyai lokasi wisata yang sangat unik dan
menarik dimana di dunia hanya terdapat 2 lokasi saja. Lokasi wisata tersebut adalah Wisata
Pemandian Air Soda. Anda bisa menikmati sensasi berenang di air bersoda. Pemandian ini
kerap didatangi pengunjung dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri yang penasaran
dengan pemandian ini.
Sensasi mandi di air soda tentu berbeda dengan pemandian pada umumnya. Saat
menyeburkan diri ke dalam airnya, tubuh Anda akan berasa seperti berbusa. Airnya juga tidak
lengket saat tersentuh dengan kulit, terasa sedikit asin dan badan Anda seolah berasa halus
dan ringan. Tapi ingat, cipratan airnya bakal membuat mata sedikit perih. Warna air nyaris
berwarna merah, sehingga masyarakat sekitar menyebut tempat ini dengan nama Aek Rara
Tarutung dimana Aek berarti Air dan Rara adalah Merah.
Dari mata air di dasar kolam, air bersoda mengalir dari celah batu dan menimbulkan
buih-buih. Aroma mirip minuman berkarbonasi terasa menusuk hidung. mandi di air soda
juga berkhasiat untuk kesehatan. Air soda ini dipercaya bisa menyembuhkan gatal-gatal,
rematik, asam urat dan sakit mata. Sejarahnya air soda di sana pertama kali ditemukan oleh
seorang bidan di Tapanuli Utara, Minar Sihite. Saat itu dia sedang mencangkul tanah dan
tanpa sengaja keluar air dari dalam tanah. Begitu dirasa, ternyata air ini berbeda dengan rasa
dan aroma yang mirip dengan soda. Kemudian di tahun 2004, Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Utara meresmikan kolam air soda ini menjadi salah satu objek wisata.
Sebenarnya kejernihan air dalam kolam selalu terjaga karena air soda terus mengalir
dari mata air dan luapannya meluber mengaliri persawahan disekitar lokasi. Tempat Wisata
ini terbilang sudah dikelola dengan baik karena sudah sangat lengkap. Dari area parkir,
tempat berganti baju, toilet sampai dengan tempat makan yang berada di area permandian.
Untuk penginapan dapat ditemukan di Kota Tarutung yang dekat dengan tempat wisata ini.
Mandi di Pemandian Air Soda gratis. Biaya pengelolaan dan operasional ia ambil dari
keuntungan menjual makanan dan menyewa pelampung. Akses ke Tarutung cukup mudah.
Dari Medan, Tarutung bisa dicapai dengan perjalanan darat selama 7-8 jam. Tarutung juga
bisa diakses dengan penerbangan 40 menit dari Medan dan 50 menit dari Batam menuju
Bandara Silangit. Waktu tempuh dari Bandara Silangit menuju Pemandian Air Soda hanya
sekitar 40 menit perjalanan daratan
BAB III
ISI
Pada Provinsi Sumatera Utara, telah ditetapkan kawasan andalan yang merupakan
bagian dari kawasan budi daya baik di ruang darat maupun ruang laut yang pengembangannya
diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di
sekitarnya. Seperti pada perkotaan metropolitan seperti Medan, Binjai, Deli Serdang dan
Karo, merupakan kawasan andalan industri, pariwisata, perkebunan, pertanian, dan
perikanan.