Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEANEKARAGAMAN PROVINSI SUMATERA UTARA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Kewiraan
Dosen : JAYANTI APRI EMARAWATI, SH., M.M

Oleh :
Ronny Silalahi (1734290028)

Jurusan Tehnik Sipil


Fakultas Tehnik
Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Keanekaragaman Provinsi Sumatera Utara
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
JAYANTI APRI EMARAWATI, SH., M.M pada bidang studi Kewiraan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Keanekaragaman Provinsi Sumatera Utara bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu JAYANTI APRI EMARAWATI, SH., M.M , selaku
dosen saya di bidang mata kuliah Kewiraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar isi

JUDUL……………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………1.1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………1.2
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………1.3

BAB II PEMBAHASAN

1. Pemerintahan Provinsi SUMUT


2. Adat Istiadat Provinsi SUMUT
2.1. Rumah
2.2. Pakaian
2.3. Kesenian
3. Wisata Alam Dan Wisata Buatan Provinsi SUMUT
4. Kuliner Provinsi SUMUT

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..3.1
3.2 Saran…………………………………………………………………….3.2

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya.Hal itu telihat dari
keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai daricara hidup masyarakat
sukunya, adat istiadat, karya seni dan peninggalan sejarahyang beragam. Kebudayaan
tersebut menjadi modal utama yang dapat dipasarkanmelalui pariwisata yang diakui
memberikan kontribusi dan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat, dalam arti menjadisalah satu penghasil devisa, meningkatkan
pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap
memelihara kepribadian bangsa,nilai-nilai agama serta kelestarian hidup.

Provinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yangkaya akan seni
dan budaya. Kekayaan seni dan budaya yang dimiliki sangat beragam, mulai dari suku, adat
istiadat, kerajinan tangan, karya seni, tari-tarian, peninggalan sejarah serta kekayaan alam,
yang semuanya itu diandalkan sebagai objek wisata oleh Pemerintah Indonesia.

Masyarakat Provinsi Sumatera Utara mayoritas menganut budaya Batak. Batak terdiri dari
beberapa sub-sub suku, yaitu : Suku Alas, Suku Kluet, Suku Karo, Suku Toba, Suku Pakpak,
Suku Dairi, Suku Simalungun, Suku Angkola, Suku Mandailing1. Suku Batak mayoritas di
Sumatera Utara adalah Suku Batak Toba. Suku Batak Toba terbesar berada di Kabupaten
Samosir.

B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang diangkat adalah bagaimana wujud rancangan Pusat Seni dan
Budaya Batak Toba di Samosir–sebagai sarana informasi Batak Toba dan tempat wisata–
yang berlandaskan prinsip arsitektur tradisional batak toba, dan bernuansa modern yang
sesuai dengan nilai zaman, melalui pengolahantata ruang luar dan dalam dengan
pendekatan Arsitektur Post-modern?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan perancangan Pusat seni dan Budaya di Samosir adalah :
Terwujudnya sebuah bangunan Pusat Seni dan Budaya Batak Toba yang mampu
mengekspresikan budaya lokal dengan nuansa modern sehingga pengunjung bisa
mengidentifikasi dan merasakan pengalaman meruang dari perancangan bangunan dengan
pendekatan Post-modern.
Sebagai wadah untuk menyajikan kekayaan seni-budaya Batak Tobasekaligus
sebagai informasi untuk mengenalkan seni-budaya Batak Toba kepada pengunjung.

Bab II
Pembahasan

1. Pemerintahan Provinsi SUMUT


Sejarah Ringkas

Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan


yang bernama Gouvernement van Sumatra dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera,
dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di kota Medan.

Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND), Provinsi
Sumatera kemudian dibagi menjadi tiga sub provinsi yaitu: Sumatera Utara, Sumatera Tengah,
dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga
daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu: Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera
Timur, dan Keresidenan Tapanuli.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun 1948


pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang
masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu:

Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15
April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.

Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintahan di Sumatera.


Dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22/Pem/PDRI pada tanggal 17 Mei 1949,
jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah
Darurat R.I. pada tanggal 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi
Tapanuli/Sumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
No. 5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk
kembali Provinsi Sumatera Utara.

Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada tanggal 7
Desember 1956, dibentuk Daerah Otonom Provinsi Aceh, sehingga wilayah Provinsi Sumatera
Utara sebahagian menjadi wilayah Provinsi Aceh.

Tonggak Sejarah

1854 Gouvernement van Sumatra, ibukotanya di Medan


1948 Berdiri Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan
1949 Dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur
1950 Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur digabungkan kembali sebagai
Provinsi Sumatera Utara
1956 Berdiri Provinsi Aceh, dengan wilayahnya sebahagian dari Provinsi Sumatera Utara

Milestones

2. Adat Istiadat Provinsi SUMUT


Manortor Dan Margondang
Manortor merupakan melakukan tarian seremonial yang disajikan dengan musik Gondang.
Tortor adalah seni tari Batak Sumut pada zaman dahulu merupakan sarana utama dalam
melakukan ritual keagamaan yang masih bernafaskan mistik (kesurupan), tapi saat ini Manortor
kerap dijumpai pada acara pesta-pesta adat orang Batak dengan membunyikan alat musik
tradisional Gondang Sabangunan (dengan perangkat musik yang lengkap) yang pada zaman
dahulu erat dengan pemujaan kepada Dewa-Dewa atau roh-roh nenek moyang.

Partuturan

Di kehidupan sehari-hari warga suku Batak, Partuturan ialah kunci dari falsafah hidupnya dengan
menanyakan marga dari setiap orang Batak yang ditemuinya. Hal ini dapat digambarkan dengan
ukiran 2 ekor cicak yang saling berhadapan yang menempel di kiri-kanan Rumah Batak.
Kekerabatan ini pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan
darah dan menentukan sikap terhadap orang lain dengan baik.

Umpasa

Ialah merupakan aktivitas kata-kata yang diucapkan seperti menyerupai pantun yang dalam
bahasa Batak mempunyai makna. Sebab begitu penting, maka Umpasa diucapkan untuk
menyampaikan keinginan/harapan dalam setiap acara adat yang dilaksanakan. Apabila Umpasa
yang disebutkan juga menjadi harapan dari para hadirin, maka secara serentak akan mengatakan
“ima tutu” yang artinya “semoga demikian”.

Dalihan Natolu

Arti “Dalihan” ialah sebuah tungku yang terbuat dari batu. Jadi Dalihan Natolu bisa dideskripsikan
sebagai tungku tempat memasak yang diletakkan di atas 3 (tiga) batu. Supaya tungku tersebut
dapat berdiri dengan baik, maka ketiga batu sebagai penopang haruslah berjarak seimbang satu
sama lain dan tingginya juga harus sama. Ini adalah falsafah yang dimaknakan sebagai
kebersamaan yang cukup adil dalam kehidupan masyarakat Batak.

Mangulosi

Kegiatan Mangulosi artinya memberikan ulos sebagai lambang kehangatan dan berkat bagi
mereka yang menerimanya. Ketika Mangulosi ada aturan yang harus dituruti yakni: hanya orang
yang dituakan yang dapat memberikan ulos. Misalnya : orang tua mangulosi anaknya, tetapi
seorang anak tidak bisa mangulosi orangtuanya.

Mangulosi sering kita temukan pada saat-saat pesta antara lain :

 Ketika anak lahir , bayi akan menerima “Ulos Parompa”


 Pada saat anak laki-laki melaksanakan pesta pernikahan, dia akan menerima “Ulos Hela”
dari mertuanya.
 Pada saatnya meninggal dunia, akan menerima “Ulos Saput”.
Mengalahat Horbo

Mangalahat Horbo ialah upacara adat di Sumut bagi orang Batak sebagai pertanda penyucian diri
atau menebus dosa-dosa , sehingga akan didapat kemakmuran dalam kehidupannya. Acara
Mangalahat Horbo ini dilatar belakangi kepercayaan suku Batak kepada Debata Mula Jadi
Nabolon (Sang pencipta alam semesta) yang mampu menghapus dosa dan memberi
kemakmuran dengan mengurbankan seekor kerbau jantan yang diikatkan pada borotan (sebuah
tiang di tengah upacara yang dihias berbagai jenis daun-daun pilihan).

Mangongkal Holi

Adat isiadat Mangongkal Holi terkait dengan kematian bagi suku Batak. Kebiasaan ini merupakan
suatu prosesi upacara yang dilakukan untuk mengumpulkan tulang belulang dari jasad orang tua
yang dimasukkan ke peti yang baru untuk dipindahkan pada suatu tempat yang telah disediakan
oleh pihak keluarga.

Tujuan tradisi yang sudah turum temurun ini memberikan penghormatan kepada roh orang tua
yang telah tiada. Pemindahan lokasi tulang belulang dimaksud ke tempat yang baru adalah untuk
mendapatkan tempat yang lebih baik dari tempat sebelumnya.

2.1. Rumah Adat

Rumah Adat Bolon

Rumah adat provinsi Sumatera Utara menjadi ciri khas kecantikan budaya bangsa kita, terdiri
dari berbagai budaya bangsa yang semakin mewarnai keindahan Nusantara, termasuk
kebudayaan di Sumatera Utara. Dalam pembahasan 7 dari 10 kebudayaan Sumatra Utara ini,
kita mulai dengan mengenal rumah adat yang ada di Sumut.

Sudahkah Anda mengenal rumah adat di Sumatera Utara ini?. Ya. Sumut memiliki rumah adat
yang khas yang dikenal dengan nama Parsakistan dan rumah adat Jabu Bolon. Untuk rumah
adat Parsakistan sendiri merupakan rumah adat Sumatera Utara yang dijadikan sebagai tempat
penyimpanan barang-barang pusaka.

Rumah adat ini terletak di daerah Batak Toba. Selain sebagai penyimpanan barang-barang
pusaka, rumah Jabu Parsakistan juga merupakan tempat untuk pertemuan dalam membahas
hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan adat. Sedangkan rumah adat Jabu Bolon
merupakan rumah yan dijadikan lokasi pertemuan suatu keluarga besar dimana bentuk dari
rumah adat ini berbentuk seperti panggung dengan ruang bagian atas sebagai tempat tinggal
bersama dan tempat tidur yang didesain lebih tinggi dari posisi dapur.

Nama Rumah Adat Sumatera Utara:

 Bolon.
 Karo.
 Pakpak.
 Mandailing.
 Melayu.
 Nias.
 Angkola.
 Simalungun.

2.2 Pakaian Adat

Pakaian Adat Mandailing


Dalam membicarakan budaya Sumatera Utara ini, selanjutnya yang tidak kalah menariknya
adalah mengenal baju adat Sumatera Utara. Berbicara tentang pakaian adat Sumatera Utara,
Anda akan diperkenalkan dengan baju tenun yang indah dan unik.

Tempat pembuatan kain tenun ini ada di daerah Tapanuli Utara yang merupakan bagian dari
kawasan Sumut. Tenunan tradisional Tapanuli ini dikenal dengan nama kain ulos. Kain ulos ini
disediakan dengan berbagai variasi yang unik dan khas, seperti Ulos Sibolang, Ulos Godang,
Sitoluntoho, Mangiring, Ragi Hidup, Ragi Hotang, dan Sadum.

Pada Upacara Adat bagi kaum pria mengenakan tutup kepala yang dinamakan sabe-sabe dari
jenis Ulos Mangiring. Pada bahu juga ditambahi dengan sampiran Ulos Ragi Hotang dan dengan
mengenakan kain sarung. Sedangkan bagi kaum wanita, mengenakan Ulos Sadum yang
disampirkan pada bagian kedua bahunya dengan cara dililit dengan Ulos Ragi Hotang dan tidak
lupa untuk mengenakan sarung suji.

Macam macam pakaian adat Sumatera Utara:

 Batak Toba.
 Mandailing.
 Nias.
 Simalungun.
 Pakpak.
 Melayu.
 Karo.

2.3 Kesenian
Tarian Adat

Tari Sigale Gale


Berbicara tentang kebudayaan Sumatera Utara, erat hubungannya untuk mengenal nama-nama
tarian adat yang mewarnai kebudayaan Sumatera. Ada lebih dari dua tarian adat yang dapat
Anda jumpai saat berkunjung ke sini.

Seperti Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor, Tari Marsia Lapari, dan Tari Manduda. Tari
Serampang Dua Belas merupakan salah satu tarian adat Sumatera Utara yang paling terkenal.
Tarian ini merupakan tarian melayu yang diiringi dengan irama musik joget. Dengan sentuhan
pukulan-pukulan gendang ala Amerika Latin, Tari ini asyik sekali untuk dinikmati sambil berjoget
ria.

Berbeda dengan Tarian Tor-tor yang merupakan tarian daerah Batak dengan latar belakang
falsafah peradatan yang disajikan dengan suguhan tarian indah yang menarik. Tidak kalah
uniknya dengan Tarian Marsia Lapari. Tarian ini merupakan tarian yang menggambarkan
kegiatan gadis-gadis di Provinsi Sumut yang senantiasa saling bahu-membahu dalam
menggarap sawahnya.

Tari Tradisional Sumatera Utara:

 Tari Tradisional Khas Melayu- Deli


– Tari Serampang Dua Belas
– Tari Persembahan
 Tari Tradisional Khas Batak
– Tari Tor – tor
– Tari Sigale – gale
– Tari Piso Surit
 Tari Tradisional Nias
– Tari Fataele
– Tari Moyo atau Tari Elang
– Tari Maena

Senjata Tradisional
Senjata Tradisional Piso Gaja Tampak

Untuk mengenal kebudayaan Sumatera Utara ini Anda wajib mengetahui senjata tradisional
yang ada di Sumatera Utara yang dikenal dengan nama Piso Surut. Senjata ini jika dilihat dari
bentuk dan rupanya mirip dengan sebuah pisau belati yang biasa Anda temui.

Senjata tradisonal ini tepatnya menjadi senjata khas daerah Tanah Karo Sumatera Utara. Selain
Piso Surut, ada juga Piso Gajah dompak yang berupa sebilah keris panjang yang unik dan khas.
Piso Gajah Tombak merupakan lambang penting dari pemerintahan Raja Singamaraja. Senjata
tradisional ini hanya boleh digunakan oleh Sang Raja.

Sedangkan senjata tradisional Sumatera Utara yang biasa digunakan oleh masyarakat biasa
dikenal dengan nama hujur. Hujur ini berbentuk seperti sejenis tombak dan ponding sejenis
pedang yang panjang.

Senjata Tradisional Sumatera Utara:

 Piso Gaja Dompak.


 Tongkat Tunggal Panaluan.
 Hujur Siringis.
 Piso Silima Sarung.
 Piso Sitolu Sasarung.
 Piso Karo.
 Piso Gading.
 Piso Sanalenggam.
 Piso Toba.

Suku Bangsa

Suku Batak

Ada beragam suku yang bisa Anda temui saat berada di Sumatera Utara seperti Suku Melayu,
Suku Batak, Suku Nias dan masih banyak lagi. Dari berbagai suku ini memiliki gaya dan ragam
bahasa yang berbeda. Jangan kaget saat Anda mendengar bagaimana mereka berbicara dengan
bahasa dan logat yang pasti terdengar asing di telinga.

Suku Asli Sumatra Utara:

 Suku Angkola.
 Suku Batak.
 Suku Batak Pakpak.
 Suku Mandailing.
 Suku Mandahiling.
 Suku Nias.
 Suku Pesisir.
 Siladang.
 Suku Simalungun.

Lagu Daerah

Selanjutnya, budaya Sumatera Utara yang wajib Anda tahu adalah dari tentang kesenian lagu
daerah. Seperti yang Anda tahu, masing-masing daerah memiliki lagu daerahnya masing-
masing, tidak terkecuali untuk daerah Sumatera Utara. Sumatera Utara memiliki beberapa lagu
daerah yang unik dan indah dengan nada khas dan bahasa yang khas juga.

Sebut saja lagu Butet yang kini banyak dinyanyikan oleh anak-anak di seluruh Nusantara.
Umumnya pengenalan lagu dari masing-masing daerah yang ada di Nusantara dikenalkan sejak
masih ada di bangku sekolah dasar. Hal ini akan rasa cinta terhadap tanah air menjadi semakin
kokoh dan dalam.

Selain lagu Butet tadi, Sumatera Utara juga masih mempunyai lagu-lagu daerah yang lainnya
seperti Pantun Lama dan Sengko-Sengko. Ketiga lagu ini mempunyai nada segi bahasa yang
menarik untuk Anda pelajari agar semakin dekat dengan kebudayaan Nusantara khususnya
yang ada di Sumatera dengan mengenal kebudayaan Sumatera Utara ini.

Lagu Daerah Sumatera Utara:

 Anju Ahu.
 Butet.
 Cikala Le Pongpong.
 Dago Inang Sarge.
 Ketabo.
 Leleng Ma Hupaima.
 Lisoi.
 Madekdek Magambiri.
 Mariam Tomong.
 Nasonang Dohita Nadua.

Bahasa Daerah

Untuk mengenal ciri khas budaya Sumatera Utara, tidak lengkap rasanya jika belum tahu nama-
nama bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Sumatera Utara Sendiri. Sumatera Utara
Memiliki bahasa beberapa bahasa yang biasa digunakan dalam berkomunikasi di sana. Seperti
Bahasa Batak, Bahasa Karo, Bahasa Nias, Bahasa Mondaling dan lain-lain.
Sungguh indah bukan 7 dari 10 kebudayaan Sumatera Utara ini?. Bagi Anda yang berencana
untuk berkunjung ke sana, jangan lupa untuk mengunjungi pusat pembuatan baju adatnya yang
ada di daerah Tapanuli supaya kunjungan lebuh puas dengan melihat secara langsung
bagaimana cara pembuatan baju adatnya ini. Tidak lupa persiapkan diri Anda untuk
menyaksikan keindahan tarian khasnya yang menarik dan mempesona.

3. Wisata Alam Dan Wisata Buatan Provinsi SUMUT


Obyek Wisata
Sumatera Utara merupakan sebuah provinsi yang memiliki sejumlah obyek wisata yang unik,
baik wisata alam maupun budaya. Beberapa obyek wisata tersebut telah dikenal luas hingga ke
mancanegara seperti Danau Toba dengan panorama alam yang indah dan Bukit Lawang dengan
orangutan Sumatera yang unik, berbeda dengan orangutan Kalimantan.
Kota Medan sendiri sebagai gerbang ke berbagai tujuan wisata di Sumatera, memiliki sejumlah
obyek wisata kota seperti Istana Maimun dengan Mesjid Raya dan Kolam Raja, Rumah Tjong A
Fie dengan kawasan Kesawan, dan bangunan-bangunan tua peninggalan masa kolonial. Sejak
dulu, Medan dikenal sebagai kota perdagangan di mana berdiri sejumlah kantor pusat
perusahaan perkebunan seperti Tembakau Deli yang terkenal hingga ke mancanegara.
Danau Toba

Danau Toba merupakan sebuah keajaiban alam yang mempesona yang membentang sepanjang
100 km dengan lebar 30 km di atas pegunungan Bukit Barisan. Letaknya yang berada pada
ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh kawasan hutan yang hijau
menjadikan udara di sekitarnya sejuk dan menyegarkan.
Danau Toba yang memiliki luas 1.145 km2 dengan kedalaman 450 meter yang terlihat seperti
lautan, merupakan danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia. Danau ini diperkirakan
terbentuk dari letusan supervolcano Gunung Toba yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu.
Danau yang menjadi salah satu ikon wisata Provinsi Sumatera Utara ini, merupakan sebuah
tujuan wisata yang menarik dan menantang untuk dikunjungi.
Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir pada ketinggian 1.000 dpl, yang luasnya kira-kira
sama dengan Singapura. Di pulau ini juga terdapat berbagai obyek wisata seperti makam yang
terbuat dari batu yang telah berusia sekitar 500 tahun dan desa-desa dengan rumah adat
tradisional serta kebudayaan Batak Toba yang unik dan kuno.
Jarak Medan ke Parapat, sebuah kota wisata di tepi Dana Toba adalah 180 km dengan waktu
tempuh 4 jam.
Bukit Lawang

Bukit Lawang (pintu ke bukit) adalah sebuah desa kecil yang berlokasi di Selatan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL). Desa ini merupakan pintu gerbang masuk ke hutan Sumatera
yang legendaris di mana terdapat Gunung Leuser (3.404 meter). Kawasan TNGL membentang di
pegunungan Bukit Barisan, di sebelah Utara merupakan bagian dari wilayah Provinsi Aceh dan
di sebelah Selatan bagian dari wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Di Bukit Lawang terdapat sebuah pusat rehabilitasi orangutan Sumatera yang berdiri sejak
tahun 1973. Orangutan merupakan daya tarik utama Bukit Lawang di mana bisa disaksikan
primata anggun yang langka ini berayun-ayun di atas pepohonan hutan tropis yang lebat
sebagai habitat aslinya.
Jarak Medan ke Bukit Lawang adalah sekitar 90 km yang dapat ditempuh selama 2 jam.
Tangkahan
Tangkahan identik dengan panorama hutan hujan tropis yang indah dan sering disebut sebagai
surga tersembunyi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Tangkahan yang memiliki luas
sekitar 17.000 ha merupakan kawasan kegiatan konservasi. Gajah digunakan berpatroli untuk
melindungi TNGL, dan pengunjung dapat ikut serta menunggangi gajah menelusuri hutan.
Di lokasi ini, terdapat berbagai jenis flora dan fauna, gua dan air terjun, pemandian air panas,
arung jeram, tempat berkemah, jalur trekking baik dengan berjalan kaki maupun dengan
menunggangi gajah Sumatera. Selain itu, terdapat dua sungai yang membelah TNGL yaitu
Sungai Batang Serangan dan Sungai Buluh yang airnya sangat jernih.
Jarak dari Medan ke Tangkahan sekitar 124 km, dengan waktu tempuh selama 3 jam.
Teluk Dalam

Teluk Dalam adalah sebuah kota yang berada di ujung Selatan Pulau Nias. Kota ini merupakan
pintu masuk bagi peselancar dunia yang datang pada musim tertentu untuk berselancar. Teluk
Dalam memiliki pantai-pantai yang indah seperti Pantai Lagundri dan Pantai Sorake. Kedua
pantai ini menjadi primadona peselancar dunia karena gulungan ombaknya yang memiliki
ketinggian sempurna setara dengan yang terdapat di Hawaii.
Beberapa desa di sekitar Teluk Dalam masih kental dengan tradisi dan arsitektur Nias yang unik,
seperti Desa Bawomataluo yang berjarak sekitar 15 km dari Teluk Dalam. Desa ini berada di
atas bukit dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Rumah-rumah di desa ini
memiliki arsitektur rumah adat Nias yang dikenal dengan Omo Nifolasara yang sudah berusia
ratusan tahun. Rumah-rumah di desa ini dibangun saling berhadapan sehingga menyisakan
halaman luas yang digunakan sebagai tempat pertunjukan seni tradisi Teluk Dalam seperti
Lompat Batu (Hombo Batu) dan Tari Perang.
Di Teluk Dalam juga terdapat peninggalan Megalitik yang berada di Desa Orahili, Kecamatan
Gomo. Sejumlah batu berukuran besar berada di perbukitan dekat dengan Sungai Gomo.
Menurut sejarah perbukitan dan batu-batu megalitik tersebut merupakan sebuah
perkampungan yang berasal dari Zaman Batu Muda (Neolithicum) sekitar 1000 hingga 1500
Masehi.
Teluk Dalam dapat ditempuh dengan penerbangan dari Medan ke Gunung Sitoli dalam waktu
50 menit.

Air Terjun Sipiso-piso

Air Terjun ini merupakan salah satu objek wisata andalan Propinsi Sumatera Utara. Dan salah
satu air terjun tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 120 meter. Terletak di Desa Tongging,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara
Lokasi air terjun ini berada tidak jauh dari danau terbesar di Indonesia, yaitu Danau Toba. Air
terjun yang berada pada ketinggian 800 meter ini terbentuk dari sungai bawah tanah di plato
Karo yang mengalir melalui sebuah goa disisi kawah danau Toba. Air yang keluar dari goa yang
berukuran tidak begitu besar itu sangat deras apalagi jatuh pada ketinggian 120 meter,
membuat air terjun ini begitu indah. Kata “piso” berarti pisau, karena memang air terjun ini bila
dilihat dari jauh bentuknya seperti pisau, kecil dan panjang.
4. Kuliner Provinsi SUMUT
1. Dekke Na Niura

Masakan berbahan utama ikan mas ini awalnya hanya di masak saat acara adat saja karena
sejarahnya juga na niura ini dulu makanan bagi para raja-raja suku batak, tapi sekarang semua
kalangan sudah bisa menikmatinya. Proses pembuatan masakan ini cukup sederhana yaitu
hanya mengoleskan bumbu dan asam ke atas ikan yang sudah dibersihkan, memang agak aneh
tapi rasanya nikmat dan bikin ketagihan.

2. Arsik
Sekilas terlihat mirip dengan na niura tapi ini berbeda, berbahan utama ikan mas juga dan
ditambah bumbu khas daerah tapanuli. Perbedaan arsik ini dengan na niura terletak pada
proses pembuatannya, setelah ikan dicampur dengan bumbu lain kemudian dimasak dengan
sedikit minyak dan air kemudian ditunggu sampai air mengering dan bumbu meresap baru
kemudian bisa disantap.

Rasa bumbu khasnya yang meresap membuat kita ingin terus menikmati masakan ini.
3. Kue Ombus-Ombus

Ombus-ombus adalah kue khas dari salah satu kota kecil di Sumatera Utara bernama Siborong-
borong, kue ini sering dijumpai saat ada pesta adat sebagai santapan bersama kopi. Kue ini
terbuat dari tepung beras dicampur gula merah kemudian dibungkus pakai daun pisang lalu
dikukus hingga matang, kue ini begitu nikmat apalagi dimakan saat masih hangat membuat rasa
khas kue ini begitu terasa.
4. Bika Ambon

Untuk masakan yang satu ini mungkin sudah tidak asing bagimu karena memang sudah dikenal
di seluruh Indonesia. Bika Ambon memiliki bentuk yang unik sehingga menambah daya tarik
dan penasaran seseorang saat pertama kali melihatnya.

Jika kamu belum pernah menyantap makanan yang satu ini sebaiknya saat kamu berkunjung ke
Sumatera Utara khususnya kota Medan segera membelinya, makanan yang satu ini juga bisa
dijadikan oleh-oleh untuk keluarga.
5. Lappet

Sama seperti Ombus-ombus, Lappet juga merupakan kue tradisional dari Sumatera Utara dan
bahan untuk membuatnya juga mirip yaitu tepung beras, kelapa dan gula merah kemudian di
bungkus pakai daun pisang lalu di kukus hingga matang. Perbedaannya hanya pada bentuk
karena campuran pada saat pembuatan Lappet menggunakan santan kelapa saja.

Lappet juga sangat cocok sebagai camilan saat minum kopi bersama keluarga, selain itu kue ini
juga punya variasi rasa lho.
6. Mie Gomak

Bagi masyarakat Sumatera Utara Mie Gomak mungkin sudah tidak bagi mereka karena mie
tradisional ini banyak dijual di rumah makan di Sumatera Utara. Bahkan sering disebut sebagai
spageti khas Batak Toba.

Proses pembuatan mie yang satu ini cukup sederhana yaitu hanya mencampurkan mie spageti
yang sudah direbus dengan bumbu khas daerah yang membuat rasa mie yang satu ini berbeda.

Sebaiknya kamu coba aja langsung bagaimana rasanya spageti orang batak ini biar gak
penasaran.
7. Dali Ni Horbo

Makanan yang satu ini sangat unik karena menggunakan bahan utama susu kerbau yang
dibekukan. Proses memasaknya hampir sama dengan memasak Arsik yaitu dengan
mencampurkan susu yang sudah dibekukan dengan bumbu khas daerah Sumatera Utara dan
salah satunya yaitu andaliman.

Kalau sekarang kamu sedang bertandang di daerah Sumatera Utara sebaiknya coba deh
makanan unik yang satu ini, dijamin gak rugi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat
istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku, seperti
Melayu, Nias, Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan
(meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing); serta penduduk pendatang seperti
Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya serta adat-istiadatnya sendiri-sendiri. Daerah
ini memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya,
maupun sejarah.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah,
jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing.
Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara. Walaupun
begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam
bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan
yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki
penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif
terhadap daerah Sumatera Utara.
3.2 Saran
Dilihat dari suku yang ada di Sumatra saja sudah menunjukkan betapa majemuk nya
bangsa Indonesia. Tetapi tidak seharusnya kemajemukan atau perbedaan yang ada menjadi
halangan untuk mewujudkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia.itu seharusnya menjadi
suatu kebanggaan bagi kita sebagai warga Negara Indonesia, dengan tetap mempertahankan
kebudayaan yang sudah ada menjadi cambuk untuk menumbuhkan rasa dan semangat
nasionalisme.

DAFTAR PUSTAKA

http://ahmad-bloggue.blogspot.com/2010/04/makalh-kebudayaan-sumatra-utara.html
http://indonesia-liek.blogspot.com/2010/12/budaya-sumatera-utara-seni-kebudayaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara
http://rezadwiramadhan.wordpress.com/2010/10/02/budaya-sumatera-utara/
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13764
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Anda mungkin juga menyukai