Anda di halaman 1dari 52

DAFTAR VISI

Daftar isi ..........................................................................................................................................................


Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………………………. 3
BAB I Pendahuluan ........................................................................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................... 3
1.2. Landasan Hukum ........................................................................................................................... 5
1.3. Maksud dan Tujuan ....................................................................................................................... 6
1.4. Sistematika Penulisan.................................................................................................................... 7
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD .............................................................................................................
2.1. Wewenang, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ............................................................ 8
2.1.1. Tugas dan Fungsi Sekretariat Badan Pengelola Perbatasan....................................................
2.1.2. Tugas dan Fungsi Bidang Pengelolaan Batas Negara ..............................................................
2.1.3. Tugas dan Fungsi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan ........................................................
2.1.4. Tugas dan Fungsi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan ................................................
2.1.5. Tugas dan Fungsi Kelompok Jabatan Fungsional ....................................................................
2.2. Sumberdaya Badan Pengelola Perbatasan..................................................................................26
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD...............................................................................................................29
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Pengelola Perbatasan ....................30
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ....................................................................
3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi ..........................................................31
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih .................32
3.3. Telaahan Rencana Induk (Rinduk) Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) 2011-2014...32
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah ..........................................................................................
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis …………………………………………………………………………………. 39
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ……………………………………… 41
4.1. Visi dan Misi ................................................................................................................................40
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah .......................................................................................41
4.3. Strategi dan Kebijakan.................................................................................................................44
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF ……………………………………………………………………………………………….. 47
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD………...…………….…. 56

BAB VII PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………………………… 57

1
KATA PENGANTAR

Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna membutuhkan Rencana Stategis


(Renstra), yang berfungsi sebagai penjabaran visi dan misi organisasi. Renstra ini
selanjutnya merupakan acuan bagi seluruh komponen di lingkungan Badan Pengelola
Perbatasan Kabupaten Natuna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Renstra Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna disamping memenuhi


amanat peraturan perundang-undangan, lebih utamanya adalah merupakan pedoman
strategis dalam upaya Pengelolaan Batas Wilayah Negara, Pengelolaan potensi
Kawasan dan Infrastruktur Kawasan perbatasan.

Rencana Strategis ini merupakan pedoman bagi seluruh aparatur di lingkungan


Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna dalam upaya mencapai Visi dan
mengemban Misi yang mengarah kepada pencapaian Visi Kabupaten Natuna. Satu
sasaran yang dirumuskan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pengelolaan pulau-
pulau kecil terdepan dan kawasan perbatasan adalah memadainya sarana dan prasarana
penunjang di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terdepan. Oleh karena itu dibutuhkan
partisipasi, sinergitas dan kerja keras dari pihak-pihak yang terkait.

Kami yakin Renstra yang kami sajikan ini memiliki berbagai keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya masukan dari semua pihak,
agar Renstra ini dapat menjadi acuan dan bahan informasi serta bermanfaat bagi
kemajuan dan perkembangan pulau terdepan dan kawasan perbatasan negara di
Kabupaten Natuna

Ranai,
Kepala Badan Pengelola Perbatasan
Kabupaten Natuna

Drs. H.ABDULLAH, M.Si


NIP. 19580909 198903 1 010

2
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai membentang sepanjang 81.900 km.
Ribuan pulau tersebar di perairan Indonesia, berbatasan dengan negara lain seperti Singapura, Malaysia,
Filipina, India, Vietnam, Thailand, Republik Palau, dan Australia. Sebagian perbatasan Indonesia dengan
negara lain terpisahkan oleh laut, hanya tiga diantaranya yang berbatasan langsung di daratan yaitu
dengan negara Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Kawasan perbatasan negara adalah wilayah
kabupaten/kota yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga
dan/atau laut lepas. Kawasan perbatasan terdiri dari kawasan perbatasan darat dan laut, yang tersebar
secara luas dengan tipologi yang beragam, mulai dari pedalaman hingga pulau-pulau kecil terdepan
(terluar).

Berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan perbatasan meliputi
10 kawasan yang secara langsung berbatasan dengan negara tetangga. Kawasan tersebut terdiri dari 3
(tiga) Kawasan Perbatasan Darat dan 7 (tujuh) Kawasan Perbatasan Laut termasuk 92 (sembilan puluh
dua) pulau kecil terdepan (terluar) yang memiliki nilai strategis sebagai lokasi penempatan titik dasar
yang berperan penting dalam penentuan garis batas negara. Dari 7 (tujuh) Kawasan Perbatasan Laut
tersebut, terdapat Kawasan Perbatasan Laut RI dengan Negara Malaysia/Vietnam/Singapura dimana
termasuk 7 pulau kecil terluar di Kabupaten Natuna.

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2008, Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.198,37 km2.
Dengan luas Daratan 2.001,30 km2 dan lautan 262.197,07 km2, Di Kabupaten ini terdapat pulau, dengan
27 pulau (17,53 persen) yang berpenghuni dan sebagian besar pulau (127 buah) tidak berpenghuni. Dua
pulau terbesar diantaranya adalah pulau Bunguran, dan Pulau Serasan. Pulau – pulau yang ada dapat di
kelompokkan dalam 2 Gugusan

a. Gugusan pulau Natuna terdiri dari pulau – pulau di Bunguran, Sedanau, Midai, Pulau Laut, dan Pulau
Tiga.
b. Gugusan Pulau serasan, terdiri dari pulau – pulau di Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil.

3
Dari jumlah pulau tersebut, terdapat 7 buah pulau terluar yang berbatasan langsung dengan
negara lain Pulau-pulau terluar tersebut adalah, Pulau Sebetul, Pulau Sekatung, Pulau Semiun, Pulau
Senoa, Pulau Subi Kecil, Pulau Tokong Boro di, Pulau Kepala.

Secara geografis wilayah Kabupaten Natuna berbatasan dengan:

- Sebelah Utara Berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja

Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan Provinsi


- Sebelah Timur
Kalimantan Barat.

- Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Bintan

- Sebelah Barat Berbatasan Kabupaten Anambas

Dengan letak geografis yang didukung potensi alam yang sangat potensial, Kabupaten Natuna
dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi Republik Indonesia dimasa
depan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 dijelaskan bahwa kawasan perbatasan
merupakan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena
memiliki pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan
keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. PKSN merupakan kawasan perkotaan
yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Pengembangan PKSN
dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kegiatan
masyarakat di kawasan perbatasan, termasuk pelayanan kegiatan lintas batas antar negara. Adapun
kriteria dari PKSN ini adalah: 1) pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga; 2) pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga; 3) pusat perkotaan yang merupakan simpul utama
transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau; 4) pusat perkotaan yang merupakan
pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

Jelas bahwa kawasan perbatasan memiliki peran yang sangat penting hingga penataan ruangnya lebih
diprioritaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), walau begitu hal ini tidak serta
merta menjadikan kawasan perbatasan sebagai kawasan yang lebih maju diantara lainnya. Sebaliknya
kawasan perbatasan di Indonesia memiliki ciri yang berlawanan dari peran pentingnya. Berbagai
permasalahan terjadi di kawasan perbatasan, rendahnya kualitas infrastruktur, rendahnya akses
terhadap informasi, kondisi perekonomian yang tertinggal, serta segala permasalahan lain yang

4
memperlihatkan bahwa kawasan perbatasan Indonesia saat ini masih menjadi halaman belakang yang
seakan terabaikan.

Permasalahan koordinasi lintas sektor seringkali menjadi penghambat dalam upaya pembangunan di
kawasan perbatasan, hal ini terjadi karena belum adanya lembaga yang mempunyai peran
mengkonsolidasikan seluruh sektor terkait hingga akhirnya hadir Badan Nasional Pengelola Perbatasan
sebagai koordinator pengelolaan kawasan perbatasan di tingkat Nasional yang kemudian dibantu oleh
Badan Pengelola Perbatasan di tingkat daerah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2010.

Perencanaan Strategis Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna (untuk selanjutnya disebut BP-
Perbatasan) akan menjadi jawaban atas kebutuhan rencana ditail yang menjadi turunan dari desain
besar pengelolaan batas wilayah negara, upaya-upaya yang lebih konkrit dan sesuai karakteristik
permasalahan wilayah dalam pengelolaan kawasan perbatasan akan muncul secara sistematis dalam
rangkaian program dan tindakan. Visi pengelolaan kawasan perbatasan kemudian diterjemahkan ke
dalam visi pengelolaan kawasan perbatasan di tingkat daerah, begitu pula dengan arahan dan program
yang dilakukan.

1.1. LANDASAN HUKUM


Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis (Renstra) ini adalah sebagai berikut:

Adapun peraturan-peraturan terkait dengan dokumen perencanaan pembangunan yang menjadi


landasan penyusunan Rencana Strategis ini adalah :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


(SPPN);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005 – 2025;
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau – pulau
kecil ( Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4739 );
8. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah;

5
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman, Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
12. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010 – 2014;
14. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan Badan
pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor Tahun tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Natuna; (masih dalam proses pengesahan)
18. Peraturan Daerah kabupaten Natuna Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Natuna;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2011 – 2016.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) ini adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan arah dan panduan bagi pembangunan kawasan perbatasan sehingga dapat
dilaksanakan secara terpadu antar sektor dan antar daerah;

2. Meningkatkan efektivitas penggunaan dan alokasi sumber daya (anggaran, personil);

3. Sebagai instrumen koordinasi, integrasi, sinergi, dan sinkronisasi rencana dari berbagai sektor,
dunia usaha, dan masyarakat dalam mengelola kawasan perbatasan;

4. Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi tingkat keberhasilan pengelolaan perbatasan.

6
SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Strategis disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN
Bab I memuat mengenai latar belakang penyusunan Rencana Strategis (Renstra), landasan
hukum yang mendasari penyusunan dan substansi Renstra, maksud dan tujuan dari
penyusunan Renstra, serta sistematika penulisan.

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD


Bab II memberikan gambaran mengenai pelayanan yang diberikan dan menjadi tugas BP-
Perbatasan. Gambaran pelayanan ini ditinjau dari tugas dan fungsi (tupoksi) BP-Perbatasan
sebagaimana diatur dalam, sumber daya yang dimiliki baik pegawai maupun sarana prasarana,
capaian kinerja sejauh ini, dan tantangan serta peluang yang dihadapi untuk mengembangkan
pelayanan BP-Perbatasan .

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Bab III menguraikan tentang isu-isu strategis yang dihadapi dan harus ditangani BP-
Perbatasan . Isu-isu strategis ini bersumber dari identifikasi permasalahan, mandat yang
diberikan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah melalui visi, misi, dan program-
programnya, serta perencanaan di tingkat nasional dalam bentuk Rencana Induk (Rinduk)
Badan Nasional Pengelola Perbatasan 2011-2014 dan perencanaan di tingkat daerah dalam
bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Bab IV menguraikan tentang perumusan visi dan misi BP-Perbatasan berdasarkan tupoksi dan
isu-isu strategis. Misi lantas dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran jangka menengah (lima
tahun). Masing-masing sasaran kemudian dirumuskan strategi dan kebijakannya. Strategi dan
kebijakan ini menjadi jalur dan rambu-rambu agar upaya pencapaian sasaran menjadi lebih
berhasil.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,


DAN PENDANAAN INDIKATIF
Bab V menguraikan tentang rencana program dan kegiatan untuk mencapai sasaran,
melaksanakan misi, dan mewujudkan visi. Rencana program dan kegiatan dilengkapi dengan
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bab VI menguraikan tentang keterkaitan antara Renstra BP-Perbatasan dan RPJMD
Kabupaten Natuna. Keterkaitan ini ada dalam bentuk indikator kinerja SKPD yang mengacu
(memiliki korelasi) dengan tujuan dan sasaran RPJMD.

7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD
Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna merupakan urusan pemerintah kepala Dinas dalam
pengelolaan kawasan perbatasan, baik perbatasan antar 2(dua) daerah atau lebih yang berada dalam
suatu wilayah yang merupakan kawasan perbatasan dengan negara tetangga.
Tugas dan Fungsi Badan Pengelola Perbatasan
1. Tugas
Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna dalam melaksanakan wewenang mempunyai tugas
menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan
anggaran, mengkoordinasikan pelaksanaan dan melakukan evaluasi dan pengawasan
pembangunan di Kabupaten Natuna terbentuknya pembangunan di daerah perbatasan yang sudah
di tetapkan ( lokasi prioritas) pembangunan.
2. Fungsi
Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna Mempunyai Fungsi :
a. Penyusunan dan penetapan rencana aksi pembangunan batas wilayah negara dan kawasan
perbatasan di Kabupaten Natuna.
b. Pengkoordinasian penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan pengelolaan serta
pemanfaatan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan Kabupaten Natuna.
c. Pengelolaan difasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengawasan batas wilayah negara di
Kabupaten Natuna.
d. Inventarisasi potensi sumber daya dan rekomendasi penetapan zona pembangunan ekonomi ,
sosial, budaya, lingkungan hidup, dan pertahanan serta zona lainnya dikawasan perbatasan
Kabupaten Natuna.
e. Penyusunan program dan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana perlengkapan
infrastruktur pemukiman kawasan perbatasan untuk mengangkat kehidupan perekonomian
masyarakat dipulau terdepan yang sudah berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni.
f. Penyusunan anggaran pembangunan dan pengelolaan batas wilayah negara, kawasan
perbatasan dan kerja sama antar wilayah kawasan perbatasan sesuai dengan skala prioritas
g. Pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
lainnya kawasan perbatasan Kabupaten Natuna, khusus dilokasi prioritas pembangunan yang
telah di tetapkan.

8
Struktur Organisasi Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna terdiri dari :
A. Kepala Badan;
B. Sekretariat;
Sekretariat mempunyai tugas merencanakan oprasional, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan meliputi perencanaan, keuangan, kepegawaian dan evaluasi berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang berlaku.
Uraian Tugas Sekretariat meliputi :
1. Merencanakan langkah – langkah oprasional sekretariat berdasarkan rencana kinerja Badan
Pengelola Perbatasan dan kegiatan agar tersedia perencanaan yang partisifatif dan akomodasi;
2. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas
pelaksanaan tugas;
3. Mengkoordinasi penyusunan rencana program / kegiatan berdasarkan data dari bidang –
bidang dari lingkungan badan agar teredia program kerja yang partisifatif;
4. Melakukan pembinaan kepegawaian sesuai dengan kebutuhan dan prosedur yang berlaku agar
terwujudnya aparatur yang memiliki tanggung jawab dan kompetensi;
5. Mengendalikan pelaksanaan layanan administrasi umum pada semua unsur yang ada agar
tercipta pelayanan administrasi yang cepat, tepat dan lancar;
6. Mengkoordinir penyusunan laporan pengawasan, budaya kerja, LKPJ, LPPD, LAKIP, kinerja
keuangan dan pelaporan kinerja lainnya bahan pertanggung jawaban;
7. Mengevaluasi pelaksanaan tugas kesekretariatan melalui rapat, diskusi dan sesuai hasil yang
telah dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan dan mencari solusi permasahannya;
8. Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang – undangan
yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, Profesional dan bermoral;
9. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang – undangan, kebijakan teknis, pedoman,
dan petunjuk teknis serta bahan – bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;
10. Menghimpun, membuat dan mengevaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Triwulan, Semester
dan Tahunan dilingkungan sekretariat;
11. Menyiapkan bahan – bahan dalam rangka penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
serta program kerja tahunan;
12. Menginventarisasi permasalahan dilingkungan sekretariat serta menyiapkan bahan – bahan
dalam rangka pemecahan masalah;
13. Melakukan koordinasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan;
14. Melakukan tugas lain yang di berikan oleh atasan baik secara tertulis maupun lisan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

9
Sekretariat dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana kerja dilingkungan sekretariat;
2. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang penyusunan rencana kerja,
monitoring dan evaluasi;
3. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang umum dan aparatur;
4. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan keuangan dan aset;
5. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dilingkungan sekretariat;
6. Pengkoordinasian dan fasilitas terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dilingkungan
sekretariat;
7. Penyelarasan dan komplikasi penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi dilingkungan
Badan Pengelola Perbatasan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
8. Memberi dukungan atas penyelenggaraan pemerintah didaerah dibidang pengelolaan kawasan
dan kerjasama;
9. Melaksanakan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang pengelolaan keuangan, aset,
kepegawaian, tata usaha umum, organisasi dan tatalaksana dilingkungan Badan sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku;
10. Memberi saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan berkenaan dengan tugas pokok dan
fungsi dilingkungan Badan;
11. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
dilingkungan Badan;
12. Pelaksanaan tugas lain dibidang kesekretariatan yang diserahkan oleh kepala Badan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Sekretariat terdiri dari :


a. Sub Bagian perencanaan;
Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan kegiatan program
melalui pengumpulan data serta menyusun pelaporan kinerja Badan Pengelola Perbatasan
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar tersedia program, data dan hasil evaluasi
yang memadai dan akurat.
Uraian Tugas Sub bagian Perencanaan meliputi:
1. Menyusun rencana kegiatan program, data dan evaluasi berdasarkan langkah – langkah
oprasional kesekretariatan dalam rangka perumusan rencana dan pembangunan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
2. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat diproses lebih
lanjut;
3. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar bawahan mengerti dan
memahami pekerjaannya;

10
4. Memeriksa, mengkoreksi mengontrol hasil kerja bawahan untuk mengetahui adanya kesalahan
atau kekeliruan serta upaya penyempurnaanya;
5. Menilai kinerja bawahan berdasar kan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
6. Menghinpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan
petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Sub Bagian
Perencanaan secara rutin maupun bekala untuk perngembangan wawasan pengetahuan dan
kemampuan;
7. Memberi saran pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langakh atau tindakan yang perlu
diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan
keputusan;
8. Menginvetarisasi permasalahan-permasalahan sebagai bidang tugas Sub Bagian Perencanaan
secara rutin maupun berkala sebagai bahan pemecahan masalah;
9. Mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Sub Bagian Penyusunan berdasarkan disposisi
atasan agar tersedia konsep naskah dinas yang di butuhkan;
10. Mengontrol pelaksanaan kegiatan, penyiapan bahan penyusunan dan penjabaran program
kerja agar tersusun program dan kegiatan yang akomodatif;
11. Melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisa data sesuai kebutuhan dan prosudur yang
berlaku agar tersedia data base dan stasistik;
12. Melaksanakan tatalaksana program, avaluasi dan pelaporan;
13. Mengadakan evaluasi dan penyediaan terhadap pelaksanaan program dan anggaran;
14. Memberikan layanan informasi yang luas kepada intansi dan pihak terkait dan lainnya untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
15. Melakukan penyusunan laporan pengawasan terkait budaya kerja laporan kinerja bailk
LKIP,LKPI,LPPD, dan laporan Kinerja Badan sebagai bahan pertanggung jawaban dan
masukan bagi atasan;
16. Merekomendasikan data hasil pelaksanaan program dan evaluasi;
17. Melaksanakan koordinasi dengan instasi terkait tentang perencaan kegiatan pembagunan di
daerah perbatasan (lokasi prioritas) yang telah ditetapkan.
18. Melakukan pembinaan disiplin terhadap bawahan/staf sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku agar terciptanya PNS profesional dan bermoral;
19. Membuat laporan kegiatan program, data dan evaluasi serta laporan dan pelaksanaan tugas
kedinasan lainnya sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan sebagai bahan masukan atasan;
20. Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara liasan maupun
tertulis sesuai tugas dan pertanggung jawabanya untuk laporan pelaksanaan tugas.

11
a. Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian;
Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas merencanakan dan melakukan
kegiatan administrasi ketetausahaan dan kegiatan kepegawaian meliputi penyiapan bahan
urusan kepegawaian, pengawasan, budaya kerja, ketatausahaan, perlengkapan dan perjalanan
dinas berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar terciptanya penataan personalia
yang kompeten sesuai perkembangan dan terwujudnya pengelolaan administrasi yang cepat
dan akurat.
Uraian tugas Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian meliputi;
1. Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha dan kepegawaian berdasarkan langkah-
langkah oprasional kesektariatan dan hasil evaluasi untuk menjadi pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
2. Membagi tugas untuk memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan /staf agar tercapai
efektifitas pelaksanaan tugas;
3. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar bawahan mengerti dan
memahami pekerjaan;
4. Memeriksa, mengoreksi dan mengontrol hasil kerja bawahan untuk mengetahui adanya
kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannya;
5. Menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan
dan peningkatan karier;
6. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan
petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Sub Bagian Tata Usaha
dan kepegawaian secara rutin maupun berkala untuk pengembangan wawasan pengetahuan
dan kemampuan;
7. Memberi saran pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu
diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalm pengambilan
keputusan;
8. Mengiventarisasi permasalahan-permasalahan sesuai bidang atau tugas Sub Bagian Tata
Usaha dan kepegawaian secara rutin secara berkala sebagai bahan pemecahan masalah;
9. Mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan kepegawaian
berdasarkan disposisi atasan agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;
10. Mengontrol pengumpulan dan pelaporan data dalam rangka penyusunan DUK, pengusulan
karpeg, Karis/Karsu, Akses, Taspen agar agar tersedia data usulan yang akurat;
11. Menyusun dan mengoreksi bahan usulan kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala pegawai
sesuai priode yang telah ditetapkan agar kenaikan pangkat dan gaji berkala dilakukan tepat
waktu;

12
12. Mempersiapkan administrasi usulan pangkat dalam jabatan struktural, pensiunan, cuti,
penetapan angka kredit pejabat fungsional, dan DP3 agar terciptanya tertib administrasi
kepegawaian;
13. Mengontrol dan merakapitulasi daftar hadir pegawai sesuai data absen harian agar tersedia
bagi pembinaan dan disiplin pegawai;
14. Melakukan penyusunan dan pengusulan diklat pegawai, baik diklat struktural, teknis maupun
fungsional agar pengusulan tepat waktu dan dijadikan data masukan diklat lebih lanjut;
15. Melakukan kegiatan pengolaan naskah dinas yang masuk dan keluar agar terarah dan
terkendali;
16. Melaksanakan dan mengecek kegiatan pengelolaan arsip baik arsip aktif, maupun arsip ststis
agar mudah dan cepat ditemukan apabila dibutuhkan;
17. Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan/staf sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku agar terciptanya PNS yang profesional dan moral;
18. Membuat lapaoran bulanan serta laporan pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan
sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah telah dilakukan agar dipergunakan
sebagai bahan masukan atasan;
19. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan maupun secara lisan atau
tertulis sesuai tugas dan tanggung jawabannya untuk laporan pelaksanaan tugas.

b. Sub Bagian umum:


Sub Bagian Umum mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan pengelolaan rumah tangga
dan perlengkapan.
Uraian Tugas sub Bagian Umum mempunyai meliputi:
1. Merumuskan program kerja dan membuat laporan tahunan;
2. Melaksanakan urusan rumah tangga dinas;
3. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan,perlengkapan dan peralatan kantor serta memelihara
barang – barang inventaris;
4. Melaksanaan pengelolaan daftar barang – barang inventaris;
5. Melaksanakan pemeliharaan gedung kantor, kebersihan dan kendaraan dinas;
6. Melaksanakan penyusunan anggaran, pelayanan administrasi keuangan serta menyusun
laporan keuangan secara rutin dilingkungan Badan Pengelola Perbatasan;
7. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang – undangan, kebijakan teknis, pedoman
dan petunjuk teknis serta bahan – bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;
8. Menghimpun, membuat dan mengevaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Triwulan, Semester
dan Tahunan dilingkungan Sub Bagian Umum;
9. Menyaipkan bahan – bahan dalam rangka penyusunan kebijakan, pedoman, dan petunjuk
teknis serta program kerja tahunan;

13
10. Membagi tugas kepada bawahan dengan secara tertulis atau lisan agar dapat diproses lebih
lanjut;
11. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar bawahan mengerti dan
memahami pekerjaannya;
12. Memeriksa, mengoreksi dan mengontrol hasil kerja bawahan untuk mengetahui adanya
kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannya;
13. Menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
14. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang – undangan, kebijakan teknis, pedoman
dan petunjuk teknis serta bahan – bahan lainnya yang berhubungan dengan Sub Bagian Umum
secara rutin maupun berkala untuk pengembangan wawasan pengetahuan dan kemampuan;
15. Memberi saran pertimbangan kepada atasan tentang langkah – langkah atau tindakan yang
perlu diambil baik secara tertulis maupun lisan secara alternatif pilihan dalam pengambilan
keputusan;
16. Mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Sub Bagian Umum berdasarkan disposisi atasan
agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;
17. Menginventarisasi permasalahan lingkungan Sub Bagian Umum serta menyiapkan bahan –
bahan dalam rangka pemecahan masalah;
18. Melakukakan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah terkait dalam pelaksanaan
tugas Sub Bagian Umum;
19. Mengevaluasi pelaksanaan tugas berdasarkan data, informasi dan laporan yang diterima
sebagai bahan penyempurnaan lebih lanjut;
20. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun secara tertulis sebagai
bahan evaluasi bagi atasan;
21. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris baik secara tertulis maupun lisan sesuai
dengan tugas dengan tanggung jawabnya.

C. Bidang Pengelolaan dan Infrastruktur Kawasan


Bidang Pengelolaan dan Infrastruktur Kawasan mempunyai tugas merencanakan operasional,
mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan batas Negara infrstruktur kawasan
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar terwujudnya pengeloaan perbatasan dan
infrastruktur kawasan yang baik.
Uraian Tugas Bidang Pengelolaan dan Infrastruktur kawasan meliputi:
1. Merencanakan langkah – langkah oprasional pengelolaan perbatasan dan infrastruktur
kawasan berdasarkan rencana kerja badan dan hasil evaluasi serta sumber data yang ada
untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

14
2. Membagi tugas melalui petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan/kepala sub bidang agar
tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;
3. Menyusun rencana dan pelaporan kegiatan pengelolaan batas Negara dan infrastruktur
kawasan;
4. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan perbatasan
dan infrastruktur;
5. Menyelenggarakan dukungan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan perbatasan dan
infrastruktur;
6. Menyelenggarakan koordinasi antar kabupaten/kota yang berbatasan dengan Negara tetangga;
7. Menyelenggarakan dukungan urusan batas Negara dan Infrastruktur;
8. Menyusun dan merumuskan rencana induk dan rencana aksi pembangunan infrastruktur fisik,
pemetaan ekonomi dan sosial budaya;
9. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pembangunan sarana dan
prasarana pendukung perekonomian, sosial, budaya, lingkungan hidup dan zona lain
dikawasan perbatasan;
10. Melaksanakan koordinasi penyusunan anggaran pembangunan infrastruktur fisik, infrastruktur
pemerintah, serta infrastuktur ekonomi, sosial, budaya dan kesejahteraan masyarakat sesuai
skala prioritas;
11. Melaksanakan koordinasi penyusunan anggaran pembangunan infrastruktur fisik, infrastruktur
pemerintah, serta infrastuktur ekonomi dan kesejahteraan masyarakat;
12. Melakukan koordinasi tugas dengan instansi terkait agar terjalin kerjasama yang baik;
13. Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan dan perundang –
undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang propesional;
14. Membuat laporan oprasional bidang pengelolaan batas negara dan infrastruktur kawasan
perbatasan serta laporan pelaksanaan kedinasan lainnya;
15. Melasksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun
tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

Bidang Pengelolaan dan infrstruktur Kawasan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan


fungsi :
1. Pengkoordinasian penyusunan rencana bidang pengelolaan dan infrastruktur kawasan;
2. Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas Seksi Pelaksanaan dan Seksi Pelaporan
dibidang pengelolaan dan infrastruktur kawasan;
3. Perumusan rencana induk dan rencana aksi pembangunan infrastruktur fisik, pemerataan
ekonomi dan sosial budaya;
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
dibidang pengelolaan dan infrastruktur kawasan;

15
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan.

a. Seksi Pelaksanaan
Seksi Pelaksanaan mempunyai tugas mengumpul, mengolah, dan merumuskan bahan kebijakan
teknis dibidang pengelolaan batas Negara dan infrastruktur kawasan.
1. Menyusun program kerja seksi pelaksana;
2. Mengumpulkan, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis pengelolaan dan
pemanfaatan batas negara untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dikawasan
perbatasan;
3. Menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis skala prioritas pembangunan infrstruktur
kawasan;
4. Menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis pengelolaan dan pembangunan infrstruktur
fisik, ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan pemerintah sesuai dengan skala prioritas
pembangunan;
5. Melaksanakan koordinasi dan fasilitas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di pembangunan
bidang pengelolaan batas negara dan infrastruktur kawasan;
6. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan dibidang pengelolaan batas negara dan
infrastruktur kawasan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
7. Menyusun konsep saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi dibidang pengelolaan batas negara dan infrastruktur kawasan;
8. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat lebih lanjut;
9. Memberi petujuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar bawahan mengerti dan
memahami pekerjaanya;
10. Memeriksa, mengoreksi dan mengontrol hasil kerja bawahan untuk mengetahui adanya
kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaanya;
11. Menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan
dan peningkatan karier;
12. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang – undangan, kebijakan teknis, pedoman
dan petujuk teknis serta bahan – bahan lainnya yang berhubungan dengan Seksi Pelaksana
sebagai pedoman dan landasan kerja;
13. Memberi saran pertimbangan kepada atasan tentang langka-langkah atau tindakan yang perlu
diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan
keputusan;
14. Menginventarisasi permasalahan – permasalahan sesuai bidang tugas Seksi Pelaksanaan
secara rutin maupun berkala sebagai bahan pemecahan masalah;
15. Mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Seksi Pelaksana berdasarkan disposisi atasan
agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;

16
16. Mengevaluasi pelaksanaaan tugas berdasarkan data, informasi dan laporan yang diterima
sebagai bahan penyempurnaan lebih lanjut;
17. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan
evaluasi bagi atasan;
18. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diserahkan oleh pimpinan sesuai bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

b. Seksi Pelaporan
Seksi Pelaporan mempunyai tugas mengadakan monitoring, evaluasi dan pelaporan mengenai
pelaksanaan kebijakan teknis pengelolaan dan pemanfaatan batas Negara wilayah laut, udara, lintas
batas Negara, serta pembangunan infrastruktur.
Uraian Tugas Seksi Pelaporan meliputi:
1. Mengawas terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi staf diseksi pelaksanaan;
2. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
bidang pengelolaan batas Negara dan infrastruktur kawasan;
3. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan SKPD yang
berhubungan di bidang pengelolaan batas Negara dan infrastruktur kawasan;
4. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat diproses lebih
lanjut;
5. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar bawahan mengerti dan
memahami pekerjaannya;
6. Memeriksa, mengeroksi dan mengontrol hasil kerja bawahan dengan membandingkan dengan
petunjuk kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya
penyempurnaan;
7. Menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan
dan peningkatan karier;
8. Memberi saran pertimbangan kepada atasan tentang langka-langkah atau tindakan yang perlu
diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan
keputusan;
9. Menginventarisasi permasalahan – permasalahan sesuai bidang tugas seksi Pelaporan secara
rutin maupun berkala sebagai bahan pemecahan masalah;
10. Mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas seksi pelaporan berdasarkan disposisi atasan
agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;
11. Menilai kinerja para bawahan seksi Pelaporan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk
dipergunakan sebagai bahan dalam peningkatan karier;
12. Menghimpun dan memepelajari peraturan perundang – undangan, kebijakan teknis, pedoman
dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya sebagi pedoman dan landasan kerja;

17
13. Mengevaluasi pelaksanaan tugas berdasarkan data, informasi dan pelaporan yang diterima
sebagai bahan penyempurnaan lebih lanjut;
14. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan
evaluasi bagi atasan;
15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diserahkan oleh pimpinan sesuai bidang bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

D. Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan


Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan perumusan
kebijakan teknis penataan ruang kawasan perbatasan dan pengelolaan potensi kawasan perbatasan
darat dan laut.
Uraian Tugas Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan
1. Menyusun program kerja dibidang pengelolaan potensi wilayah;
2. Menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan potensi kawasan;
3. Melaksanakan inventarisasi potensi kawasan perbatasan darat dan laut sebagai dasar untuk
penataan ruang kawasan perbatasan;
4. Melaksanakan penataan ruang kawasan perbatasan dengan membuat rekomendasi
penempatan zona pemabangunan ekonomi, pertahanan, sosial budaya, lingkungan hidup dan
kawasan lainnya sebagai dasar untuk pengelolaan potensi kawasan perbatasan darat dan laut
di Kabupaten Natuna;
5. Mengkoordinasikan dan fasilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dibidang pengelolaan
potensi kawasan;
6. Memberi dukungan penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pengelolaan potensi
kawasan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
7. Pembinaan dan pengawasan dibidang pengelolaan potensi kawasan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku;
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
dibidang pengelolaan potensi kawasan;
9. Memberi saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi
dibidang pengelolaan potensi kawasan pengelolaan potensi kawasan;
10. Melaksanakan tugas lain dibidang pengelolaan poten kawasan yang diserahkan oleh Kepala
badan.

Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:


1. Penyusunan program kerja dibidang pengelolaan potensi kawasan;
2. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan potensi kawasan;

18
3. Pelaksanaan inventarisasi potensi kawasan perbatasan darat dan laut sebagai dasar untuk
penataan ruang kawasan perbatasan;
4. Pengkoordinasian dan fasilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dibidang pengelolaan
potensi kawasan;
5. Pembinaan dan pengawasan di pengelolaan potensi kawasan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
dibidang pengelolaan potensi kawasan;
7. Pelaksanaan tugas lain dibidang pengelolaan potensi kawasan yang diserahkan oleh Kepala
Badan.

a. Seksi Pelaksana
Seksi Pelaksana mempunyai tugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis
dibidang pengelolaan potensi kawasan.
Uraian Tugas Seksi Pelaksana Meliputi:
1. Menyusun program kerja seksi pelaksanaan;
2. Mengumpulkan, pengolahan dan merumusan bahan kebijakan teknis pengelolaan potensi
kawasan;
3. Melaksanakan inventarisasi potensi kawasan perbatasan darat dan laut sebagai dasar untuk
penataan ruang kawasan perbatasan;
4. Melaksanakan penataan ruang kawasan perbatasan dengan membuat rekomendasi penetapan
zona pengembangan ekonomi, pertahanan, sosial budaya, lingkungan hidup dan kawasan
lainnya sebagai dasar untuk pengelolaan potensi kawasan perbatasan darat dan laut di
Kabupaten Natuna;
5. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dibidang
pengelolaan potensi kawasan;
6. Pembinaan dan pengawasan dibidang pengelolaan potensi kawasan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku;
7. Menyusun konsep saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi dibidang pengelolaan potensi kawasan;
8. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat di proses lebih
lanjut;
9. Memberi petujuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar bawahan mengerti dan
memahami pekerjaanya;
10. Memeriksa, mengoreksi dan mengontrol hasil kerja bawahan untuk mengetahui adanya
kesalahan atau kekeliruan serta upaya penyempurnaanya;

19
11. Menilai kinerja para bawahan di lingkungan Seksi Pelaksana berdasarkan ketentuan yang
berlaku untuk dipergunakan sebagai bahan sebagai bahan dalam peningkatan karier;
12. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang – undangan, kebijakan teknis, pedoman
dan petujuk teknis serta bahan – bahan lainnya yang berhubungan dengan Seksi Pelaksana
sebagai pedoman dan landasan kerja;
13. Memberi saran pertimbangan kepada atasan tentang langka-langkah atau tindakan yang perlu
diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan
keputusan;
14. Menginventarisasi permasalahan – permasalahan sesuai bidang tugas Seksi Pelaksanaan
secara rutin maupun berkala sebagai bahan pemecahan masalah;
15. Mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Seksi Pelaksana berdasarkan disposisi atasan
agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;
16. Mengevaluasi pelaksanaaan tugas berdasarkan data, informasi dan laporan yang diterima
sebagai bahan penyempurnaan lebih lanjut;
17. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan
evaluasi bagi atasan;
18. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diserahkan oleh pimpinan sesuai bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

b. Seksi Pelaporan
Seksi Pelaporan Mempunyai tugas mengadakan monitoring dan evaluasi dan pelaporan mengenai
pelaksanaan kebijakan teknis penataan ruang kawasan dan pengelolaan potensi kawasan
perbatasan laut dan darat.
Uraian Tugas Seksi Pelaporan meliputi:
1. Mengawas terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi staf diseksi pelaksana;
2. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
dibidang pengelolaan potensi kawasan;
3. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan SKPD yang
berhubungan dibidang pengelolaan potensi kawasan;
4. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat diproses lebih
lanjut;
5. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar bawahan
mengerti dan memahami pekerjaannya;
6. Memeriksa, mengoreksi dan mengontrol hasil kerja bawahan dengan membandingkan dengan
petunjuk kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya
penyempurnaanya;

20
7. Menilai kinerja para bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
8. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan
petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;
9. Memberi saran pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu
diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan
keputusan;
10. Menginventarisasi permasalahan – permasalahan sesuai bidang tugas seksi Pelaporan secara
rutin maupun berkala sebagai bahan pemecahan masalah;
11. Mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas seksi pelaporan berdasarkan disposisi atasan
agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;
12. Mengevaluasi pelaksanaan tugas berdasarkan data, informasi dan pelaporan yang diterima
sebagai bahan penyempurnaan lebih lanjut;
13. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan
evaluasi bagi atasan;
14. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diserahkan oleh pimpinan sesuai bidang bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

E. Bidang Kerjasama
Bidang Kerjasama mempunyai tugas merencanakan oprasional, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaporan kerjasama perbatasan daerah yang meliputi kerja sama perbatasan
antar Negara dan perbatasan antar daerah kabupaten/kota, serta fasilitasi penyelesaian
pengendalian batas daerah, terutama batas daerah kabupaten/kota berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang berlaku sehingga tercipta hubungan dan kerjasama yang baik.

Uraian Tugas Bidang Kerjasama meliputi:


1. Merencanakan langkah-langkah oprasional bidang kerjasama perbatasan daerah berdasarkan
rencana kerja badan dan hasil evaluasi serta sumber data yang ada untuk digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
2. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas
pelaksanaan tugas;
3. Menyusun rencana dan pelaporan kegiatan kerjasama perbatasan daerah;
4. Melaksanakan tugas pengkoordinasian kegiatan kerja sama perbatasan daerah;
5. Menyelenggarakan urusan kerjasama perbatasan daerah kabupaten/kota;
6. Menyelenggarakan urusan fasilitasi kerjasama penyelesaian perselisihan batas daerah;
7. Melaksanakan dukungan kerjasama perbatasan daerah kabupaten/kota diwilayah propinsi;

21
8. Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku agar tercipta PNS profesional dan bermoral;
9. Melakukan koordinasi tugas dengan instansi dan pihak terkait agar terjalin kerjasama yang baik;
10. Membuat laporan oprasional bidang kerjasama daerah serta laporan pelaksaan tugas
kedinasan lainnya sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan agar dipergunakan sebagai bahan masukan atasan;
11. Pembinaan dan pengawasan dibidang pengelolaan potensi kawasan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
12. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
dibidang kerjasama;
13. Memberi saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi
dibidang kerjasama;
14. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun
tertulis sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Bidang kerjasama dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:


1. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan kerjasama perbatasan daerah;
2. Pelaksanaan tugas pengkoordinasian kegiatan kerjasama perbatasan daerah;
3. Pelaksanaan dukungan kerjasama perbatasan daerah kabupaten/kota diwilayah propinsi;
4. Pengkoordinasian dan fasilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dibidang kerjasama;
5. Pembinaan dan pengawasan dibidang kerjasama sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
dibidang kerjasama;
7. Pelaksanaan tugas lain dibidang kerjasama yang diserahkan oleh kepala badan.

a. Seksi Pelaksana
Seksi Pelaksana mempunyai tugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan
teknis di bidang kerjasama antar daerah dan sub regional.
Uraian tugas Seksi Pelaksanaan meliputi:
1. Menyusun program kerja seksi pelaksana;
2. Mengumpulkan, pengolahan dan perumusan bahan kebijakan teknis dibidang kerjasama antar
daerah dan sub regional;
3. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dibidang
kerjasama;
4. Melaksanakan urusan pemerintah umum dibidang kerjasama antar daerah dan sub regional
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

22
5. Membina dan pengawasan dibidang kerjasama anatar daerah dan sub regional sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Menyusun konsep saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang kerjasama antar daerah dan sub regional;
7. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat di proses lebih
lanjut;
8. Memeriksa pekerjaan bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar bawahan mengerti
dan memahami pekerjaanya;
9. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja untuk mengetahui adanya kesalahan
atau kekeliruan serta upaya penyempurnaannya;
10. Menilai kinerja para bawahan dilingkungan Seksi Pelaksanaan berdasarkan ketentuan yang
berlaku untuk dipergunakan sebagi bahan dalam peningkatan karier;
11. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang – undangan, kebijakan teknis, pedoman
dan petujuk teknis serta bahan – bahan lainnya yang berhubungan dengan Seksi Pelaksana
sebagai pedoman dan landasan kerja;
12. Mengevaluasi pelaksanaan tugas berdasarkan data, informasi dan pelaporan yang diterima
sebagai bahan penyempurnaan lebih lanjut;
13. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan
evaluasi bagi atasan;
14. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diserahkan oleh pimpinan sesuai bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

b. Seksi Pelaporan
Seksi Pelaporan mempunyai tugas mengadan monitoring dan evaluasi dan pelaporan mengnai
pelaksanaan kebijakan teknis dibidang kerjasama anata daerah dan sub regional.
Uraian Tugas Seksi Pelaporan
1. Mengawas terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi staf di seksi Pelaksanaan;
2. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
bidang kerjasama;
3. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan SKPD yang
berhubungan dibidang kerjasama;
4. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara tertulis atau lisan agar dapat diproses lebih
lanjut;
5. Memberi petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara lisan agar bawahan
mengerti dan memahami pekerjaannya;

23
6. Memeriksa pekerjaan bawahan berdasarkan hasil kerja dengan membandingkan dengan
petujnuk kerja untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekeliruan serta upaya
penyempurnaannya;
7. Minilai kinerja para bawahan dilingkungan Seksi Pelaporan berdasarkan ketentuan yang
berlaku untuk dipergunakan sebagai bahan dalam peningkatan karier;
8. Menghimpun dan mempelajari peraturan peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;
9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diserahkan oleh pimpinan sesuai bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

24
KEPALA BADAN
Drs.H.ABDULLAH, M.Si
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19580909 198903 1 010

SEKRETARIS
SURYANTO, A.MP
Pembina (IV/a)
NIP. 19630403 198410 1 008

SUB BAGIAN TATA USAHA & SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIANPERENCANAAN
KEPEGAWAIAN
HAMID HASNAN, S.Pd.M.A
Penata (III/c)
NIP. 19660603 200502 1 003

BIDANG PENGELOLAAN BATAS


NEGARA DAN INFRASTRUKTUR BIDANG PENGELOLAAN POTENSI BIDANG KERJA SAMA
KAWASAN KAWASAN
AGUS BUDIYONO, SP, M.Sc TUKINO, SP HENDRI ANDYSOMA, S.IP
Penata TK.I (III/d) Penata TK.I (III/d) Penata (III/c)
NIP. 19720731 200012 1 001 NIP. 19690920 200012 1 005 NIP. 19690226 200312 1 006

SEKSI PELAKSANA SEKSI PELAKSANA SEKSI PELAKSANA

AHMAD HUZAINI, SE IWAN KURNIAWAN, SP SYAFE’I, S.Sos, M.Si


Penata (III/c) Penata (III/c) Penata (III/c)
NIP. 19750903 200212 1 011 NIP. 19810209 200604 1 010 NIP. 19751114 200003 1 004

SEKSI PELAPORAN
SEKSI PELAPORAN SEKSI PELAPORAN
MONITORING DAN EVALUASI
MONITORING DAN EVALUASI MONITORING DAN EVALUASI
TRI AGUNG PRAWIRA,
ISRUMADI, ST DODI YUIDA, STP
Penata (III/c)
Penata Muda Tk.I (III/b) Penata (III/c)
NIP. 19781201 200312 1 007
NIP. 19661031 199203 1 006 NIP. 19781116 200502 1 005

Gambar II.1

25
2.2 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BADAN PENGELOLA PERBATASAN
Badan Pengelola Perbatasan terdiri dari jabatan 1 kepala Badan (pejabat eselon II.b), 1 sekretaris
(eselon III.a), 3 kepala bidang (eselon III.b), 6 kepala seksi (eselon IV.a), 1 Kepala Subbagian (eselon
IV.a). Personil keseluruhan sejumlah 41 orang, terdiri dari PNS 29 orang dan honorer 12 orang.
Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki 30 orang dan perempuan 12 orang Berdasarkan
golongan ruang terdiri dari : golongan I/b 1 orang, golongan II/a 4 orang, golongan II/b 6 orang,
golongan II/d 1 orang , golongan III/a 6 orang, golongan III/b 1 orang, golongan III/c 7 orang,
golongan III/d 2 orang, golongan IV/a 1 orang, golongan IV/c 1 orang, honorer 12 orang.

Daftar nominatif pegawai berdasarkan golongan ruang dapat dilihat pada table perbandingan
pegawai yaitu tabel II.1, sedangkan daftar nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada tabel perbandingan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pada tabel II.2.

Tabel II.1
DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA HONORER
BERDASARKAN GOLONGAN RUANG DAN JENIS KELAMIN

BIDANG
Pengelola BIDANG
SEKRE- Perbatasan Pengelolaan BIDANG
GOLO- JUMLAH
TARIAT dan Potensi kerjasama TO-
NGAN/
Infrastruktur Kawasan TAL
RUANG
Kawasan

L P L P L P L P L P

I/a - - - - - - - - - - -

I/b 1 - - - - - - - - - 1

I/c - - - - - - - - - - -

I/d - - - - - - - - - - -

II/a 2 - 1 - - - 1 - 4 - 4

II/b 3 1 1 - - 1 - - 5 1 6

II/c - - - - - - - - - - -

II/d - 1 - - - - - - - 1 1

III/a 2 2 1 1 - - - 4 2 6

III/b - - 1 - - - - - 1 - 1

III/c 1 - 1 - 2 - 3 - 7 - 7

26
BIDANG
Pengelola BIDANG
SEKRE- Perbatasan Pengelolaan BIDANG
GOLO- JUMLAH
TARIAT dan Potensi kerjasama TO-
NGAN/
Infrastruktur Kawasan TAL
RUANG
Kawasan

L P L P L P L P L P

III/d - - 1 - 1 - - - 2 - 2

IV/a 1 - - - - - - - 1 - 1

IV/b - - - - - - - - - - -

IV/c 1 - - - - - - - 1 - 1

IV/d - - - - - - - - - - -

IV/e - - - - - - - - - - -

Honorer 2 4 - 1 1 2 1 1 4 8 12

JUMLAH 11 8 5 1 5 3 6 1 28 13 42

TOTAL 19 6 8 7

27
Tabel II.2
DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI
BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

BIDANG
BIDANG
Pengelola
Pengelolaan BIDANG
SEKRETARIAT dan JUMLAH
Potensi kerjasama
PENDIDIKAN Infrastruktur TOTAL
Kawasan
Kawasan

L P L P L P L P L P

SD/MI 1 - - - - - - - 1 - 1

SLTP/MTS - - - - - - - - - - -

SLA/MA 7 6 2 1 2 1 2 1 13 9 21

D1 - - - - - - - - - - -

D2 - - - - - - - - - - -

D3 1 1 - - - 1 - - 1 2 3

S1 2 1 3 - 4 - 3 - 12 1 13

S2 2 - 1 - - - 1 - 4 - 4

JUMLAH 12 8 6 1 6 2 6 1 30 12 42

TOTAL 20 7 8 7 42

2.1 Sarana dan prasarana

Dalam melaksanakan tugas Badan pengelola Perbatasan didukung sarana dan prasarana
sebagaimana berikut :

Tabel II.3
DAFTAR SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN
BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN NATUNA

NOMOR JENIS SARANA DAN PRASARANA JUMLAH

1 Kendaraan roda empat 1 unit

2 Kendaraan roda dua 2 buah

3 Vertical Blem( Gorden) 10 buah

4 Meja 1 Biro 6 Unit

5 ½
Meja Biro 8 Unit

28
NOMOR JENIS SARANA DAN PRASARANA JUMLAH

6 Kursi sandaran sedang 6 Unit

7 Kursi sandaran redah 6 Unit

8 Kursi rapat 20 Unit

9 Komputer PC 2 Unit

10 Pigura / Poto Presiden dan wakil Presiden 2 Set

2.3 KINERJA PELAYANAN BADAN PENGELOLA PERBATASAN


Kinerja pelayanan Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna mengacu pada uraian tugas,
fungsi dan struktur organisasi, pelaksanaan kapasitas pelayanan Badan Pengelola Perbatasan
Kabupaten Natuna dapat dikategorikan pada 2 (dua) peran utama yang saling terkait yaitu
menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan dan mengkoordinasikan pelaksanaan
program kegiatan antar pusat, provinsi dan daerah di Kabupaten Natuna.

2.3.1 Menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan

Pelayanan sebagai penetap kebijakan yang di tangani oleh Badan Pengelola Perbatasan
Kabuipaten Natuna merupakan unit kerja pembantu dalam merumuskan rencana
pembangunan daerah perbatasan baik yang bersifat jangka panjang (RPJPD) maupun
tahunan (RKPD) untukkemudian di implementasikan kedalam perkiraan anggaran yang
tertuang dalam APBD.

2.3.2 Mengkoordinasikan pelaksanaan program kegiatan antar pusat, propinsi dan daerah

Badan Pengelola Perbatasan kabupaten Natuna dimandatkan cukup kuat peran


koordinasinya terhadap program- program dan kegiatan – kegiatan pengelolaan dan
mendukung pengembangan kawasan perbatasan, forum koordinasi yang dilaksanakan harus
terintegrasi secara bersamaan agar dapat menghasilkan rencana tindak lanjut yang konkrit,
sehingga dapat memberikan dampak terhadap pengelolaan batas Wilayah Negara dan
kawasan Perbatasan.

Sasaran-sasaran tersebut dapat dipandang sebagai mandat yang diberikan kepada Badan Pengelola
Perbatasan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Mengingat BP-Perbatasan baru dibentuk 28
November 2011, maka kinerja pelayanan belum dapat diukur. Hanya saja, jika mandat tersebut
dibandingkan dengan kondisi riil di lapangan, maka terlihat masih lebarnya kesenjangan (gap) antara
harapan dan kenyataan.

Jika kondisi ini dibandingkan dengan mandat yang dibebankan kepada Badan Pengelola Perbatasan,
khususnya di dua mandat yaitu mengembangkan ekonomi lokal di kawasan perbatasan, dan
meningkatkan ketersediaan infrastruktur kawasan perbatasan, maka jelas bahwa mandat ini masih
memerlukan perjalanan panjang untuk mewujudkannya. Ekonomi lokal tidak akan dapat berkembang

29
jika masalah keterisolasian belum terpecahkan, dan ketersediaan infrastruktur belum dapat dikatakan
meningkat jika infastruktur jalan masih dikeluhkan masyarakat.

Untuk itu, penyusunan Renstra Badan Penelola Perbatasan ini menjadi momentum langkah awal
melaksanakan mandat-mandat yang dibebankan dengan sebaik-baiknya menuju kawasan
perbatasan yang aman dan sejahtera sebagai beranda depan negara.

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN


Tantangan-tantangan yang dihadapi Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna dalam
mengembangkan pelayanannya selama lima tahun ke depan adalah:

2.4.1 Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan Daerah Perbatasan di Kabupaten Natuna saat ini
adalah belum terintegrasinya perencanaan dan penganggaran yang mengakibatkan penganggaran
program dan kegiatan belum mengacu kepada dokumen perencanaan, namun dari segi lain terdapat
juga tantangan yang dihadapi oleh masing – masing bidang yaitu ;

a. Minimnya sarana dan prasarana di wilayah Perbatasan seperti sarana dan prasarana
kesehatan, termasuk air bersih dan sanitasi;

a. Minimnya sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan di kawasan perbatasan;

b. Tingginya tingkat kemiskinan dikawasan perbatasan akibat rendahnya kualitas sumber daya
manusia (SDM), sehingga belum optimalnya pemanfaatan sumber daya alam;

c. Masih sering terjadinya praktek pelanggaran wilayah kedaulatan negara dan pelanggaran
hukum dikawasan perbatasan;

d. Lemahnya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KISS) antar sektor dan antar daerah dalam
pengelolaan batas wilayah;

e. Masih kurang termanfaatnya alur transportasi laut karna kurang memadai pelabuhan perikanan
sebagai pemicu dalam meningkatkan kerjasama kegiatan ekonomi lintas batas;

f. Terbatasnya jumlah tanda batas negara dan pemeliharaanya.

2.4.2 Peluang

Peluang yang mungkin dapat di upayakan dan dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan Badan
Paengelola Perbatasan kabupaten Natuna adalah :

a. Peningkatan propesionalisme aparatur Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna dan


melakukan inovasi pelayanan dan Good Governance (transparasi, paertipasi, akuntabilitas)
gunamemberikan pelayanan prima terhadap publik;

b. Terciptanya integritas,sinkronisasi dan sinergi kebijakan program/kegiatan baikantar


daerah,antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah;

c. Tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

30
BAB III
ISU – ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Identifikasi isu-isu strategis berguna untuk menajamkan rumusan misi, tujuan, sasaran, program, dan
indikator kinerja (outcome) yang memang merupakan turunan dari isu strategis. Disebut turunan
karena rumusan misi, tujuan, sasaran, program, dan indikator kinerja outcome tersebut harus
berkorelasi dan menjawab isu strategis yang ada.

Isu-isu strategis bersumber dari permasalahan yang ada berdasarkan lingkup tugas dan fungsi,
kebijakan Kepala Daerah, kebijakan nasional (dalam hal ini adalah Badan Nasional Pengelola
Perbatasan/BNPP), dan dokumen perencanaan daerah (dalam hal ini adalah Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten). Berikut ini uraian selengkapnya.

2.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dengan menggunakan berbagai dokumen perencanaan
dan kajian di tingkat nasional dan provinsi dan Kabupaten, maka didapatkanlah permasalahan-
permasalahan yang dikelompokkan dalam tiga kelompok permasalahan sebagai berikut:

A. Lemahnya kelembagaan pemerintah dalam mengelola kawasan perbatasan

1. Isu kawasan perbatasan belum menjadi agenda pembangunan prioritas yang ditangani secara
komprehensif dan terpadu;

2. Meningkatnya aktivitas-aktivitas ilegal di wilayah perbatasan;

3. Lemahnya penegakan hukum terhadap para pencuri kayu (illegal logger), penyelundup barang,
penjualan manusia (human trafficking), pembajakan dan perompakan, penyelundupan senjata,
maupun pencurian ikan, terutama pada grey area.

B. Pola pembangunan kawasan perbatasan

1. Rendahnya kemampuan pemerintah untuk membangun dan membina daerah perbatasan,


karena pendekatan keamanan lebih menonjol dibanding pendekatan kesejahteraan;

2. Terbatasnya sarana dan prasarana baik pemerintahan, perhubungan, pendidikan, kesehatan,


perekonomian, komunikasi, air bersih dan irigasi, ketenagalistrikan serta pertahanan keamanan;

3. Belum optimalnya pembangunan di wilayah perbatasan oleh pemerintah baik pusat maupun
daerah karena dianggap tidak menghasilkan pendapatan secara langsung;

4. Kondisi pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan relatif terlambat;

5. elum optimalnya upaya pelibatan sektor swasta dan dunia usaha, lembaga non pemerintah, dan
masyarakat lokal dalam pengembangan wilayah perbatasan.

C. Sumberdaya Manusia dan Sumberdaya Alam

31
1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat perbatasan umumnya masih rendah, dikarnakan
kurangnya peralatan – peralatan yang memadai untuk meningkatkan perekonomian mereka,
kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya
alam mereka sehingga menimbulkan banyak pengangguran;

2. Pengembangan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan serta sumber daya alam yang
belum optimal dan berorientasi masa depan.

3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Penyusunan Rencana Strategis SKPD sangat dipengaruhi dan merupakan penjabaran yang lebih
detail dari perencanaan pembanguna daerah kabupaten natuna sehingga sermua langkah – langkah
yang disusun dalam Renstra Badan Pengelola Perbatasan sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Natuna Tahun 2011-2016.
Visi Bupati terpilih tahun 2011-2016 adala :
Menjadi Natuna Sejahtera, Merata dan Simbang
Misi Bupati terpilih tahun 2011-2016 adalah:
1. Meletakkan dasar – dasar pembangunan yang selaras dengan struktur dasar pola dan ruang;
2. Memeratakan pembnagunan Infrastruktur dasar;
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia;
4. Mengembangkan,meningkatkan dan memanfaatkan potensi unggulan sumberdaya alam;
5. Meningkatkan propesionalisme pemerintah.
Telaah terhadap visi,misi dan programkepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah memberikan
gambaran peran serta keterlibatan langsung Badan Pengelola Perbatasan. Hal ini ditunjukan melalui :
a. Pernyataan Misi ke 2 :
Pada misi ini Badan Pengelola Perbatasan berperan dalam memberikan pelayanan
memfasiltasi dan mengkoordinasikan pembangunan infrastruktur fisik khusus kecamatan
LOKPRI dengan Dinas Teknis terkait (Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas perhubungan, Pos dan
Telekomunikasi.
b. Pernyataan Misi ke 5 :
Pada misi ini terlihat peran serta Badan Pengelola Perbatasan dalampelayanan berupa
perencanaan pembangunan dearah khususnya wilayah perbatan yang ada di Kabupaten
Natuna.
Berdasarkan telaah visi, misi dan program Bupati dan wakil Bupati yang telah disusun dalam
dokumen RPJMD Kabupaten Natuna 2011-2016, Badan Pengelola Perbatasan secara langsung
mendukung keberhasilan Bupati dan Wakil Bupati pada misi 1(satu), 2 (dua), dan 5 (lima) yaitu
Meletakkan dasar-dasar pembanguna yang selaras dengan struktur pola ruang, meratakan
pembangunan infrastruktur dasar, dan meningkatkan proprsionalisme pemerintah dengan
indikator sasaran meningkatkan jumlah kawasan cepat tumbuh khususnya kecamatan –
kecamatan LOKPRI.

32
TELAAH RENCANA INDUK (RINDUK) BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN (BNPP)
2011-2014

Rinduk BNPP 2011-2014 difokuskan pada lima prioritas (i) penyelesaian penetapan dan penegasan
batas wilayah negara, (ii) peningkatan upaya pertahanan, keamanan, serta penegakan hukum, (iii)
peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan, (iv) peningkatan pelayanan sosial dasar,
dan (v) penguatan kapasitas kelembagaan dalam pengembangan kawasan perbatasan secara
terintegrasi. Ruang lingkup kawasan perbatasan di Provinsi Kepulauan Riau mencakup lima
Kabupaten/Kota yang meliputi empat kabupaten yaitu Bintan, Karimun, Kepulauan Anambas, dan
Natuna serta satu kota yaitu Batam.

Mengingat satuan administrasi kawasan perbatasan adalah kecamatan, maka terdapat 23 kecamatan
sebagai kawasan perbatasan yang tersebar di lima kabupaten/kota tersebut.

Kawasan perbatasan di Provinsi Kepulauan Riau dan prioritasinya


PRIORITAS WKP (WILAYAH KONSENTRASI
NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN
PENGEMBANGAN)
1 Bintan WKP II Bintan Pesisir
Bintan Utara
Bintan Timur
Tambelan
Teluk Bintan
2 Karimun WKP II Tebing
Kundur
Melar
Moro
3 Kepulauan Anambas WKP II Palmatak
Siantan
Jemaja
4 Kota Batam WKP I Nongsa
Batam
Bulang
Belakang Padang
Sekupang
5 Natuna WKP I Bunguran Barat
Midai
Pulau Laut
Serasan
Bunguran Timur
Subi
WKP menunjukkan prioritasi wilayah. Pada periode 2011-2014, pengelolaan perbatasan akan
difokuskan pada WKP I dan WKP II.

Dari ke-23 kecamatan tersebut, 21 diantaranya merupakan kecamatan strategis dengan kriteria
memiliki pulau-pulau kecil terluar, menjadi bagian PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional),
dan/atau exit-entry point laut. Dua kecamatan yang tidak termasuk kecamatan strategis adalah
kecamatan Sekupang di kota Batam dan kecamatan Subi di kabupaten Natuna.

Visi Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) 2011-2014

33
“Terwujudnya kawasan perbatasan negara yang aman, tertib, maju, dan menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi yang menjamin kesejahteraan rakyat dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.

Adapun misi dari pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan adalah sebagai berikut:

1. Mempercepat penyelesaian garis batas antar negara dengan negara tetangga;

2. Mempercepat pengembangan kawasan perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal,


regional, nasional, dan internasional;

3. Meningkatkan penegakan hukum, pertahanan dan keamanan untuk mewujudkan kawasan


perbatasan yang kondusif bagi berbagai kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya;

4. Menata dan membuka keterisolasian dan ketertinggalan kawasan perbatasan dengan


meningkatkan prasarana dan sarana perbatasan;

5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam darat dan laut secara seimbang dan berkelanjutan
bagi kesejahteraan masyarakat, pendapatan daerah, dan pendapatan negara; dan

6. Mengembangkan sistem kerjasama pembangunan antara pemerintah dan pemerintah daerah,


antar daerah, antar negara, dan antar pelaku usaha.

Tujuan dari terbentuknya visi dan misi diatas ialah untuk menjadikan kawasan perbatasan sebagai
wilayah yang berdaya saing, maju, makmur, mandiri, dan sejahtera, dengan mengandalkan
kemampuan dan kekuatan sendiri dalam rangka menjamin keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI.

Tujuan tersebut dapat terwujud apabila dilakukannya beberapa upaya seperti:

1. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia di kawasan perbatasan


2. Berkembangnya ekonomi lokal di kawasan perbatasan
3. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat kawasan perbatasan
4. Tersedianya infrastruktur kawasan perbatasan
5. Terselenggaranya penataan ruang di kawasan perbatasan
6. Berlangsungnya kegiatan investasi dan pemanfaatan potensi sumber daya kawasan perbatasan,
dan
7. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelolaan perbatasan di Pusat dan daerah.

TELAAH RENSTRA BADAN PENGELOLA PERBATASAN PROPINSI KEPULAUAN RIAU

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang.
Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi,
akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka

34
panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang
akan datang.

Isu-isu strategis yang dihadapi BP-Perbatasan Kepulauan Riau hingga lima tahun mendatang adalah:

1. Secara geografis, wilayah perbatasan yang harus dikelola sangat luas dan melingkupi 19
pulau-pulau terluar (dari 20 pulau terluar yang disebut dalam Peraturan Presiden Nomor 78
Tahun 2005 1 pulau yakni Batu Mandi berada diwilayah Provinsi Riau) serta dipisahkan oleh
lautan. Kondisi geografis ini tentunya menjadi tantangan tersendiri.

2. Pengelolaan kawasan perbatasan merupakan urusan lintas sektor baik vertikal maupun
horisontal. Secara vertikal, terdapat aspek-aspek meliputi penyelesaian batas antar negara dan
pengamanan batas negara. Secara horisontal, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di
kawasan perbatasan melibatkan SKPD-SKPD lain seperti Dinas Pekerjaan Umum untuk
pembangunan infrastruktur dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk pengembangan
pariwisata. Tanpa ada koordinasi yang baik, maka pengelolaan perbatasan akan tumpang
tindih dengan arah yang tidak jelas.

3. Perlunya pergeseran orientasi pembangunan kawasan perbatasan menjadi outward looking


(melihat ke luar), artinya membangun kawasan perbatasan untuk menangkap peluang-peluang
yang ada di negara tetangga. Pendekatan keamanan menjadi tidak lengkap tanpa
dilakukannya pendekatan kesejahteraan.

4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), yaitu kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk
mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara, ditetapkan di Batam untuk kawasan
barat dan Ranai untuk kawasan timur (berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional). Sebagai pusat, maka Batam dan Ranai
dapat menghasilkan multiplier effect bagi kawasan-kawasan perbatasan lainnya jika terdapat
keterkaitan yang saling memperkuat. Jika keterkaitannya saling melemahkan, maka yang akan
terjadi selanjutnya bukanlah multiplier effect melainkan backwash effect, yaitu efek berupa
pengurasan sumber daya dari hinterland ke pusat.

5. Kelembagaan BP-Perbatasan Kepri merupakan kelembagaan baru sehingga perlu


mengembangkan infrastruktur kerasnya (sarana dan prasarana perkantoran, peralatan dan
perlengkapan) hingga infrastruktur lunaknya (SDM, tata kerja, koordinasi lintas sektoral dan
lintas hirarki).

6. Memperhatikan dokumen perencanaan di tingkat nasional (Rencana Induk Badan Nasional


Pengelola Perbatasan), dan dokumen perencanaan di tingkat provinsi (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2010-2015), serta bedasarkan permasalahan dan isu
strategis yang dihadapi kawasan perbatasan laut di Provinsi Kepulauan Riau, maka visi Badan
Pengelola Perbatasan Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 adalah:

7. ”Terwujudnya Kawasan Perbatasan laut yang Aman dan Sejahtera sebagai Beranda
Depan Negara di Provinsi Kepulauan Riau”

35
Visi tersebut dapat dicapai melalui upaya-upaya yang terangkum dalam lima misi sebagai
berikut:

1. Menguatkan koordinasi, integrasi, sinergi, dan sinkronisasi antar sektor dan antar daerah
dalam pengelolaan perbatasan.

2. Melaksanakan fasilitasi, inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana wilayah di


kawasan-kawasan perbatasan.

3. Melakukan fasilitasi pengembangan ekonomian kawasan perbatasan yang berorientasi ke


luar (outward looking) dan didukung pusat-pusat pertumbuhan dan sumber daya alam
lokal.

4. Meningkatkan pengawasan pembangunan dan penegakan hukum di kawasan perbatasan.

5. Meningkatkan keberdayaan dan semangat kebangsaan masyarakat di kawasan


perbatasan.

Melihat telaah dari Rencana Induk BNPP dan Renstra BPP propinsi Kepulauan Riau adapun arah
kebijakan dan strategi pembangunan pengelolaan batas wilayah Negara dan kawasan yang mengacu
pada pembangunan daerah perbatasan termasuk di Kabupaten Natuna yang merupakan perbatasan
laut dan pulau – pulau kecil terluar adalah sebagai berikut:

1. Mempercepat upaya pengamanan dan pengembangan sarana dan prasarana keamanan laut,
peningkatan penyediaan fasilitas pengamanan laut, seperti pos penjagaan TNI AL/Marinir
diwilayah – wilayah strategi,kapal patroli, peralatan navigasi (GPS, peta, kompas, radar, dll),alat
dan sistem komunikasi, early warning system, pesawat intai dan lain sebagainya.

2. Mempercepat peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan dan PPKT dengan


memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

a. Peningkatan pengembangan ekonomi berbasis potensi

Pengembangan wilayah perbatasan melalui pemanfaatan sumberdaya lokal seperti


sumberdaya manusia, sosial budaya lokal, dan juga sumberdaya alam.Namun hal ini harus
memperhatikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan,mengingat wilayah perbatasan
sebagian besar merupakan hutan kenservasi dan suakalam yang perlu dilindungi.

b. Pengembangan pusat – pusat pertumbuhan dipulau – pulau kecil terluar berpendududk,


khususnya PKSN dan wilayah sekitarnya.

Model yang memungkinkan untuk dikembangkan ialah model minapolitan. Yang mana
kawasan perbatasan laut dapat terbentuk daricluster aktivitas ekonomi yang berbasis
sumberdaya laut dan pesisir. Untuk mendorong model tersebut terlaksana dengan baik, maka
diperlukan fasilitas pendukung dikawasan perbatasan laut atau pulau – pulau terluar yaitu,
kawasan berikat, kawasan industri, dimana tidak saja diperuntukkan untuk pasar ekspor
tetapi juga pasar lokal, terutama pasar natar pulau di Kabupaten Natuna,kawasan pelabuhan
bebas dimana pada tahap awal perkembangannya dapat berawal dari pelabuhan feeder

36
biasa yang berkembang akibat aktivitas ekonomi hinterlend-nya , kawasan aquakultul dimana
dapat disesuaikan dengan potensi lokal yang ada pada Kabupaten Natuna, kawasan pantai.

c. Peningkatan sarana dan prasarana dipulau – pulau kecil terluar

Untuk mendukung pengembangan kawsan perbatasan khususnya untuk pulau – pulau kecil
terluar, maka perlu untuk meningkatkan sarana dan prasarana untuk memudahkan akses
menuju/dari kawasan tersebut seperti sarana danprasarana perhubungan laut disepanjang
perbatasan laut dan sarana dan prasarana wilayah lainnya, Penyediaan energi listrik , sarana
telekomunikasi, pemukiman di pulau – pulau terpencil, Penanganan pintu – pintu arteri dari
pusat – pusat pertumbuhan yang dikembangkan sebagai kawsan kensevasi (penyu),
kawasan budidaya (ikan,udang) , kawasan wisata baharikarena kondisi alamnya yang sangat
indah, pembangunan dermaga – dermaga kecil dipulau – pulau yang tidak ada penghuninya
yang pada umumnya berupa pulau – pulau berbatu atau pulau karang, sehingga kapal
mudah bersandar, dan pengadaan fasilitas Sistem Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).

3. Mempercepat peningkatan kualitas sumberdaya manusia dikawasan perbatasan laut

a. Peningkatan akses dan pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar bagi masyarakat dipulau-
pulau kecil terluar berpenduduk

Aspek pendidikan dapat ditingkatkan melallui penerataan distribusi guru diperbatasan,


pemberian insentif atau tunjangan khusus bagi guru,penyediaan sarana dan prasaran
sekolah, serta peningkatan kompetensi dan profesionalosme guru. Aspek kesehatan yang
dapat ditingkatkan melalui penmyediaan puskesmas perawatan diperbatasab dan pulau –
pulau kecil terluar berpenduduk,penyediaan rumah sakit bergerak yang memberikan
pelayanan kesehatan rujukan, pemerataan disatribusi tenaga kesehatan, pemberian insentif
khusus bagi tenaga kesehatan, serta pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
(jamkesmas) di perbatasan.

b. Melibatkan perabn serta tokoh adat danmasyarakat dalampembangunan

Peliobatan tokoh adat dan masyarakat wajib dilakukan, agar pembangunan tidak sekedar
agenda pemerintah pusat dan daerah saja, selain itu agar sesuai dengabn nilai, norma,
kebiasaan, serta tata cara yang ada pada masyarakat, sehingga mereka merasa memiliki.
Hal ini pu dalam upaya untuk peningkatan kulalitas SDM masyarakat dalam pembangunan
kawasan perbatasan.

Memperhatikan arah kebijakan dan starategi pengelolaan batas wilayah negara yang diuaraikan
diatas dapat dirumuskan agenda prioritas pengelolaan batas wilayah negara dan pembangunan
kawasan perbatasan laut dan pulau-pulau kecil terluar Kabupaten Natuna, seabagai berikut :

1. Agenda prioritas aspek pertahanan, keamanan, dan hukum, agenda yang dilakukan adalah :

a. Penegakan kedaulatan, hukum, dan keamanan perbatasan laut;

b. Pengembangan dan modernisasi Pos Lintas Batas Laut;

37
2. Agenda priorotas aspek ekonomi kawasan agenda yang dilakukan adalah :

a. Pengembangan usaha produktif masyarakat;


b. Percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan iklim investasi di perbatasan;
c. Penataaan ruang dikawasan perbatasan laut;
d. Optimalisasi dan pemanfaatan sumberdaya alam;
e. Percepatan pengembangan sarana dan prasarana PKSN;
f. Pengembangan ekonomi lintas batas dan kerjasama ekonomi sub regional.
3. Agenda prioritas aspek kelembagaan, agenda yang dilakukan yaitu penguatankapasitas
kelembagaan pengelolaankawasan perbatasan laut.

Dalam rencana struktur tata ruang wilayah Kabupaten Natuna ditetapkan sebagai PKSN (Pusat
Kegiatan Strategis Nasional) salah satunya adalah ranai. Sebagai PKSN,maka disesain agar mampu
mendorong perkembangan wilayah perbnatasan lainnya.

Selain it, rencana \struktur ruang wilayah Kabupaten Natuna juga memperiritaskan pengembangan
pelabuhan, penyediaan dan pengembangan jaringan listrik, dan jaringan prasarana air bersih dipulau
– pulau terdepan dan kawasan perbatasan.

Melihat acuan dari dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWN), terdapat dua kawasan Strategis
Nasional di Provinsi Kepulauan Riau dan salah satunya adalah kawasan perbatasan laut negara, ada
19 pulau kecil terdepan termasuk Kabupaten Natuna didalanya. Sebagai kawasan strategis nasional
maka penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,
dan/lingkungan.

Dalam ha ini RTRW Kabupaten Natuna belum disahkan, terdapat program –program utama yang
diharapkan dipersiapkan dalam RTRW Kabupaten untuk mengelola kawasan perbatasan yaitu :

1. Pengembnagan baru kota ranai sebagai kota Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN);

2. Mengembangkan sarana dan prasarana kawasan pemukiman yang layakhuni dikawasan


perbatasan

3. Peningkatan, Perlindungan dan Pengawasan Kawasan Strategis Nasional Tertentu yang


dilaksanakan di pulau-pulau terdepan di Kabupaten Natuna.

3.4 PENENTUAN ISU STRATEGIS

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telaah dari beberapa dokumen perencanaan lainnya, maka
isu strategis adalah sebagai berikut :

1. Secara geografis, wilayah perbatasan yang harus dikelola sangat luas dan terdapat 7 pulau
terluar (dari 20 pulau terluar yang disebut dalam Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005)
serta dipisahkan oleh lautan. Kondisi geografis ini tentunya menjadi tantangan tersendiri.

2. Pengelolaan kawasan perbatasan merupakan urusan lintas sektor baik vertikal maupun
horisontal. Secara vertikal, terdapat aspek-aspek meliputi penyelesaian batas antar negara dan

38
pengamanan batas negara. Secara horisontal, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di
kawasan perbatasan melibatkan SKPD-SKPD lain seperti Dinas Pekerjaan Umum untuk
pembangunan infrastruktur dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk pengembangan
pariwisata. Tanpa ada koordinasi yang baik, maka pengelolaan perbatasan akan tumpang tindih
dengan arah yang tidak jelas.

3. Perlunya pergeseran orientasi pembangunan kawasan perbatasan menjadi outward looking


(melihat ke luar), artinya membangun kawasan perbatasan untuk menangkap peluang-peluang
yang ada di negara tetangga. Pendekatan keamanan menjadi tidak lengkap tanpa dilakukannya
pendekatan kesejahteraan.

4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), yaitu kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk
mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara, ditetapkan di Ranai untuk kawasan
timur (berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional). Sebagai salah satu pusat pengembangan, Ranai dapat menghasilkan
multiplier effect bagi kawasan-kawasan perbatasan lainnya jika terdapat keterkaitan yang saling
memperkuat. Jika keterkaitannya saling melemahkan, maka yang akan terjadi selanjutnya
bukanlah multiplier effect melainkan backwash effect, yaitu efek berupa pengurasan sumber
daya dari hinterland ke pusat.

5. Kelembagaan BP-Perbatasan Kabupaten Natuna merupakan kelembagaan baru sehingga perlu


mengembangkan infrastruktur kerasnya (sarana dan prasarana perkantoran, peralatan dan
perlengkapan) hingga infrastruktur lunaknya (SDM, tata kerja, koordinasi lintas sektoral dan
lintas hirarki).

6. Natuna termasuk fokus daerah penanganan kabupaten perbatasan dan tertinggal

Kabupaten Natuna termasuk dalam salah satu agenda Pemerintah pusat dan daerah yang
mengarah peningkatan aksesibilitas daerah tertinggal yang berlokasi dijalur barat kepada
lokasikoridor ekonomi dijalur timur. Beberapa pulau di perbatasan terhadap akupasi dari
pihakluar dan perlu mendapatkan perhatian dari sis perhatian dan keamanan serta sosial
ekonomi.

7. Potensi minyak dan Gas Bumi dan pembukaan Blok Natuna D Alpa Untuk eksploitasi minyak
dan gas Bumi

Kabupaten Natuna terkenal dengan ketersediaan cadangan minyak bumi yang cukup melimpah
yang diperkirakan mencapai 14.386.470 barel dan Gas bumi sebanyak 112.356.680 barel. Pada
tahun 1973 ditemukan lapangan Natuna “D” Alpa (struktur AL) yang merupakan cadangan gas
terbesar di Asia Pasifik ladang gas D Alpa terletak 225 km disebalah Utara Pulau Natuna (pada
ZEE), sejak beberapa tahun lalutelah dilakukan kegiatan eksplorasi pada lokasi tersebut dan
dalam waktu dekat akan dilanjutkan dengan eksploitasi, dengan potensi sumberdata alam yang
sangat melimpah ini diharapkan memberikan pengaruh yang besar bagi perekonomian
Kabupaten Natuna khususnya wilayah – wilayah perbatasan.

39
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGI KEBIJAKAN
Visi adalah penting dalam suatu perencanaan pembangunan mengingat visi adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi mempunyai berbagai
fungsi antara lain adalah sebagai arah bagi semua kebijakan pembangunan, sebagai tujuan dan
sasaran akhir yang hendak dicapai oleh kebijakan pembangunan, sebagai acuan dalam penyusunan
program dan anggaran pembangunan, dan sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan
evaluasi terhadap semua kebijakan pembangunan.

2.2. VISI DAN MISI


Memperhatikan dokumen perencanaan di tingkat nasional (Rencana Induk Badan Nasional Pengelola
Perbatasan), dan dokumen perencanaan di tingkat Kabupaten (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah 2011-2016), serta bedasarkan permasalahan dan isu strategis yang dihadapi kawasan
perbatasan laut di Kabupaten natuna, maka visi Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten natuna
2011-2016 adalah:

”Terwujudnya Kawasan Perbatasan laut yang Aman dan Sejahtera sebagai Beranda Depan
Negara di Kabupaten Natuna”

Rumusan visi tersebut mengandung tiga kata-kata kunci yaitu “kawasan perbatasan laut yang aman”,
“kawasan perbatasan laut yang sejahtera”, dan “beranda depan negara”. Maksud dari ketiga kata-
kata kunci adalah sebagai berikut:

1. Kawasan perbatasan laut yang aman diartikan sebagai kawasan perbatasan yang memiliki
delimitasi (penentuan/penetapan batas) dan demarkasi (penegasan batas) yang jelas, aparat
pertahanan dan keamanan yang memadai yang didukung sarana dan prasarana yang layak
dan cukup, serta peran aktif masyarakat untuk turut melakukan pengawasan sehingga
integritas bangsa berikut segala sumber dayanya pun senantiasa terjaga.

2. Kawasan perbatasan laut yang sejahtera diartikan sebagai kawasan perbatasan yang memiliki
sarana dan prasarana wilayah yang maju (diantaranya meliputi pelayanan kesehatan dan
pendidikan, air bersih dan sanitasi, jaringan listrik dan energi, dan jaringan transportasi),
sehingga mendorong berkembangnya aktivitas ekonomi yang berorientasi ke luar (outward
looking) yang dicirikan dengan kerjasama dan kegiatan ekonomi lintas batas, kualitas SDM
yang baik dan tingkat kemiskinan yang rendah.

3. Beranda depan negara merupakan wujud dari reposisi kawasan perbatasan yang sebelumnya
lebih diposisikan sebagai “beranda belakang”. Sebagai beranda depan, segala hal terbaik
tentang negara harus dihadirkan karena beranda depan merupakan citra negara.

40
Visi tersebut dapat dicapai melalui upaya-upaya yang terangkum dalam tiga misi sebagai berikut:

1. Menguatkan koordinasi, integrasi, sinergi, dan sinkronisasi antar sektor dan antar
daerah dalam pengelolaan perbatasan.

Misi ini menjadi misi yang dikedepankan oleh BP-Perbatasan karena tugas dan fungsi BP-
Perbatasan lebih ditekankan pada aspek koordinasi sehingga pengelolaan perbatasan yang
dilakukan oleh multi sektor dan multi daerah ini dapat dilakukan secara terpadu.

2. Melaksanakan fasilitasi Pengembangan Ekonomi, sosial dan budaya serta melakukan


identifikasi, inventarisasi dan penyediaan data sarana dan prasarana wilayah di
kawasan-kawasan perbatasan.

Pembangunan kawasan perbatasan untuk menangkap peluang yang membuat perekonomian


berkembang, termasuk di dalam sarana dan prasarana diantaranya pelayanan kesehatan dan
pendidikan, air bersih dan sanitasi, jaringan listrik dan energi, dan jaringan transportasi. Khusus
mengenai jaringan transportasi, hal yang penting dilakukan adalah membuka keterisolasian
kawasan perbatasan.

3. Meningkatkan kerjasama pembangunan dan penegakan hukum di kawasan perbatasan.

Kerjasama pembangunan dan penegakan hukum ini dilaksanakan untuk memberantas segala
praktek-praktek yang saat ini diindikasikan masih marak terjadi di kawasan perbatasan.
Mengingat luasnya kawasan perbatasan, maka pengawasan perlu melibatkan peran aktif
masyarakat sebagai wujud dari sistem pertahanan rakyat semesta.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH


Secara praktis, tujuan dapat didefinisikan sebagai hal-hal yang harus dilakukan agar misi dapat
terselesaikan (mission accomplished). Tujuan dan sasaran jangka menengah BP-Perbatasan
Kabupaten Natuna 2011-2016 adalah tahap perumusan secara strategi yang menunjuk tingkat
prioritas tertinggi dalamperencanaan pembangunan jangka menengah yang selanjutnya akan
menjadi dasar penyusunan program dan kegiatan di Badan Pengelola Perbatasan.

4.1.1 Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) – 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis
didasarkan pada potensi dan permasalah serta isu utama Badan Pengeloa perbatasan di kabupaten
Natuna.

Adapun tujuan didalam Perencanaan Strategi Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna
adalah :

1. Terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan


wilayah perbatasan antar pusat, provinsi maupun daerah;

2. Terlaksananya fasilitasi pengembangan ekonomi sosial, budaya kawasan perbatasan dan


terinvertarisasinya sarana dan prasarana kawasan perbatasan;

41
3. Meningkatnya kerjasama pembangunan dan penegakan hukum di kawasan perbatasan
sehingga terkendalinya permasalahan – permasalahan yang ada di kawasan perbatasan;

4.1.2 Sasaran

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu suatu yang akan dicapai / dihasilkan oleh
Badan Pengelola perbatasan dalam jangka waktu tahununan, sasaran dalam Rencana Strategis
Badan Pengelola Perbatasan adalah :

1. Meningkatnya kualitas Sumber daya aparatur dan perencanaan program pengembangan


kawasan – kawasan perbatasan;

2. Meningkatnya perokonomian dan infrastruktur penunjang bagi masyarakat dikawasan


perbatasan.

3. Meningkatnya konsistensi antara perencana dan pelaksana.

Keterkaitan Visi,Misi Tujuan Sasaran Badan Pengelola Perbatasan

Kabupaten Natuna 2011-2016

Visi : Terwujudnya Kawasan Perbatasan Laut yang Amat dan Sejahtera Sebagai Beranda
Depan Negara di Kabupaten Natuna

Misi I : Menguatkan koordinasi, Integrasi, sinergi, dan sinkronisasi antar sektor dan antar
daerah dalam pengelolaan perbatasan

Target Kinerja Indikator Sasaran Pada tahun


Tujuan Sasaran Indikator
2012 2013 2014 2015 2016

Terlaksananya Meningkatnya Tersedianya sarana dan 1 1 1 1 1


koordinasi dan kualitas prasarana pendukung
Thn Thn Thn Thn Thn
sinkronisasi Sumberdaya administrasi perkantoran
kebijakan dan aparatur dan
pelaksana perencanaan
program pengembangan
pembangunan kawasan
wilayah perbatasan
perbatasan
antar pusat, Terpeliharanya sarana 1 1 1 1 1
provinsi dan prasarana
Thn Thn Thn Thn Thn
maupun perkantoran
daerah
Meningkatnya mutu
aparatur

Meningkatnya 1 1 1 1 1
pelaksanaan
MOU MOU MOU MOU MOU
pengembangan program
pembangunan wilayah
perbatasan

42
MISI II : Melaksanakan fasilitasi pengembangan ekonomi, sosial dan budaya serta melakukan
identifikasi, inventarisasi dan penyediaan data sarana dan prasarana wilayah
dikawasan-kawasanperbatasan

TARGET KINERJA INDIKATOR


TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Terlaksanya Meningkatnya Tersedianya laporan, 1 lap 1dok 1dok 1dok 1dok


koordinasi dan dokumen maupun data
perokonomian
sinkronisasi mengenai pengelolaan
kebijakan dan dan wilayah perbatasan
pelaksanaan
infrastruktur
program
pembangunan penunjang bagi
wilayah
masyarakat
perbatasan
anatar pusat, dikawasan
propinsi dan
perbatasan.
daerah

Teridentifikasinya - 1pkt 1keg - -


infrastruktur perbatasan
agar berkembangnya
pulau-pulaukecil terluar

MISI III : Meningkatnya kerjasama pembangunan dan penegakan hukum dikawasan


perbatasan

TARGET KINERJA INDIKATOR


TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Meningkatnya Meningkatnya Terlaksananya kerjasama 1 lap 1MOU 1MOU 1MOU 1MOU


kerjasama konsistensi pembangunan di daerah
pembangunan antara perbatasan
dan perencana dan
penegakan pelaksana
hukum di
kawasan
perbatasan
sehingga
terkendalinya
permasalahan

permasalahan
yang ada di
kawasan
perbatasan

43
4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi dan kebijakan menunjukkan bagaimana cara SKPD mencapai tujuan, sasaran jangka
menengah SKPD, dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas
dan fungsi SKPD. Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana SKPD mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Rumusan
strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan
dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Rumusan strategi juga harus
menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana SKPD menciptakan nilai tambah (value added) bagi
stakeholder layanan.

Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD selanjutnya menjadi dasar perumusan kegiatan SKPD
bagi setiap program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi SKPD. Melalui rumusan strategi
yang baik, maka kegiatan dari program-program yang telah ditetapkan dapat ditentukan dengan
semakin tepat.

Berdasarkan permasalahan dan isu strategis kawasan perbatasan, dan memperhatikan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi dan kebijakan jangka menengah BP-Perbatasan
Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraan secara proporsional.


Pendekatan mana yang perlu dikedepankan mutlak membutuhkan pemahaman akan konteks dan
dinamika kawasan. Pada beberapa kawasan tertentu, pendekatan keamanan tetap perlu diberikan
proporsi lebih besar dari pada pendekatan kesejahteraan, hal ini mengingat belum tuntasnya
penentuan batas negara dan kasus-kasus pelanggaran kedaulatan yang pernah terjadi
sebelumnya.

2. Mengintegrasikan pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraan melalui pengembangan


permukiman (human settlement). Adanya masyarakat yang menjadi penduduk dan mendiami suatu
pulau akan membuat pulau tersebut terjaga sehingga keamanan pun meningkat, termasuk untuk
laut di sekitarnya. Satu syarat utama agar pendekatan ini berhasil adalah tersedianya sistem
permukiman dengan infrastruktur dan utilitas (listrik dan air bersih) yang memadai. Tanpa ini,
masyarakat akan enggan mendiami pulau tersebut.

Pendekatan semacam ini dinilai lebih efisien tetapi tetap efektif dalam menjaga kawasan
perbatasan. Akar pertahanan negara adalah adanya masyarakat yang mendiami wilayah negara
(Boediono dalam Rapat Kerja dan Lokakarya Nasional BNPP, 2011).

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengawasan sumber daya.


Luasnya kawasan perbatasan yang harus diawasi menyebabkan kegiatan pengawasan menjadi
sulit dilakukan jika hanya dibebankan pada alat-alat negara semata. Apalagi, masih terdapat
kendala untuk menyediakan infrastruktur penunjang bagi kegiatan pengawasan yang ideal. Oleh
karena itu pelibatan masyarakat menjadi mutlak dibutuhkan

44
Peningkatan partisipasi masyarakat semenjak tahap perencanaan pembangunan harus diiringi
dengan komitmen untuk menindaklanjuti hasil perencanaan tersebut. Meskipun tidak dijamin
bahwa keseluruhannya akan ditindaklanjuti, tetapi komitmen ini penting untuk menjaga semangat
masyarakat berpartisipasi. Mengingat pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
kawasan perbatasan, maka fenomena kelelahan berpartisipasi harus dihindari.

4. Membangun dan mengembangkan kawasan perbatasan dengan melihat ke luar (outward loking)
dan meninggalkan orientasi melihat ke dalam (inward loking). Melalui pergeseran orientasi ini,
maka aktivitas kawasan perbatasan akan berorientasin membuka pasar ke negara tetangga atau
kawasan-kawasan pusat pertumbuhan di dalam negeri. Tanpa pergeseran orientasi ini, maka
pengelolaan kawasan perbatasan hanya berkutat pada upaya-upaya pemenuhan kebutuhan hidup
warga, memperkuat benteng pertahanan negara, atau dengan kata lain masih berada dalam tahap
subsistem sehingga sulit untuk mencapai tingkat kawasan perbatasan yang maju dan sejahtera.

45
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Program SKPD merupakan program prioritas yang terdapat pada RPJMD Kabupaten Natuna 2011-
2016 dan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Program prioritas beserta indikator keluaran
program (outcomes) sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kabupaten selanjutnya dijabarkan ke
dalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-
masing program prioritas ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah. Kegiatan yang
dipilih untuk setiap program prioritas, harus dapat menunjukkan akuntabilitas kinerja sesuai dengan
tugas dan fungsi SKPD. Program dan kegiatan juga harus dapat memecahkan permasalahan
pembangunan daerah sebagaimana tersirat dalam pernyataan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD.

Satu hal yang penting untuk diperhatikan bahwa program hanya dijabarkan ke dalam rencana-
rencana kegiatan prioritas saja. Artinya, Rencana Kerja (Renja) SKPD yang akan disusun dapat
mengembangkan rencana-rencana kegiatan baru di luar rencana kegiatan prioritas di dalam Renstra
ini sepanjang kegiatan prioritas tetap dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar dinamika regional,
nasional, dan global (diantaranya aspek sosial, politik, ekonomi, pertahanan, keamanan) tetap dapat
terakomodir di dalam Renja.

Indikator keluaran program (outcomes) merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah
oleh kelompok sasaran (beneficiaries) yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-
kegiatan dalam satu program. Kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung
dari jenis layanan.

Indikator kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengacu pada tujuan dan
sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah indikator kinerja
yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Natuna . Inilah wujud keterkaitan
antara Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Natuna. Bab ini memastikan bahwa seluruh sasaran Rencana Permbangunan Jangka
Menengah Kabupaten Natuna hendak diwujudkan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang ada sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Indikator kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengacu pada tujuan dan
sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah indikator kinerja
yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Natuna . Inilah wujud keterkaitan
antara Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Natuna. Bab ini memastikan bahwa seluruh sasaran Rencana Permbangunan Jangka

46
Menengah Kabupaten Natuna hendak diwujudkan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang ada sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

47
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Program SKPD merupakan program prioritas yang terdapat pada RPJMD Kabupaten Natuna 2011-
2016 dan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Program prioritas beserta indikator keluaran
program (outcomes) sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kabupaten selanjutnya dijabarkan ke
dalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-
masing program prioritas ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah. Kegiatan yang
dipilih untuk setiap program prioritas, harus dapat menunjukkan akuntabilitas kinerja sesuai dengan
tugas dan fungsi SKPD. Program dan kegiatan juga harus dapat memecahkan permasalahan
pembangunan daerah sebagaimana tersirat dalam pernyataan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD.

Satu hal yang penting untuk diperhatikan bahwa program hanya dijabarkan ke dalam rencana-
rencana kegiatan prioritas saja. Artinya, Rencana Kerja (Renja) SKPD yang akan disusun dapat
mengembangkan rencana-rencana kegiatan baru di luar rencana kegiatan prioritas di dalam Renstra
ini sepanjang kegiatan prioritas tetap dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar dinamika regional,
nasional, dan global (diantaranya aspek sosial, politik, ekonomi, pertahanan, keamanan) tetap dapat
terakomodir di dalam Renja.

Indikator keluaran program (outcomes) merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah
oleh kelompok sasaran (beneficiaries) yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-
kegiatan dalam satu program. Kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung
dari jenis layanan.

Indikator kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengacu pada tujuan dan
sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah indikator kinerja
yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Natuna . Inilah wujud keterkaitan
antara Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Natuna. Bab ini memastikan bahwa seluruh sasaran Rencana Permbangunan Jangka
Menengah Kabupaten Natuna hendak diwujudkan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang ada sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

48
Indikator kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengacu pada tujuan dan
sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah indikator kinerja
yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Natuna . Inilah wujud keterkaitan
antara Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Natuna. Bab ini memastikan bahwa seluruh sasaran Rencana Permbangunan Jangka
Menengah Kabupaten Natuna hendak diwujudkan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang ada sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

49
BAB VI
INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN ASASARAN RPJMD

Indikator kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengacu pada tujuan
dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah indikator
kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Satuan Kerja Perangkat
Daerah dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Natuna . Inilah wujud
keterkaitan antara Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Natuna. Bab ini memastikan bahwa seluruh sasaran Rencana
Permbangunan Jangka Menengah Kabupaten Natuna hendak diwujudkan oleh seluruh Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang ada sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Kondisi
Kinerja
Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Periode Kinerja
NO Indikator Kinerja RPJMD pada akhir
periode
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016

1 dok
1 Koordinasi Kerjasama wilayah
Perbatasan 1 MOU 1 MOU 1 MOU 1 MOU
Laporan 4 MOU
akhir

2 Koordinasi Kerjasama Pembangunan - 1 MOU - - - 1 MOU


Antar Daerah

3 Fasilitasi Kerjasama Dengan Dunia - 1MOU 1 MOU - 2 MOU


Usaha/ Lembaga

4 Koordinasi dalam pemecahan - - - 1 MOU 1 MOU


masalah- masalah Batas Daerah

5 Koordinasi, Fasilitasi dan penunjang


Sinkronisasi Kebijakan dan 1 MOU 1 MOU 1 MOU 1 MOU 4 MOU
pelaksanaan Program Pembangunan
Pemerintah Pusat dan provinsi

6 Penyusunan Rencana Induk 1 dok - - - 1 dok


Pengelolaan Perbatasan Per Lokpri

7 Penyusunan Rencana Aksi 1 dok 1 dok 1 dok 3 dok


Pembangunan Perbatasan Lokpri I, II,
dan III

8 Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Bidang Pengelolaan 1 MOU 1 MOU 1 MOU 1 MOU 4 MOU
Batas Negara dan Infrastruktur
Kawasan Perbatasan

9 Identifikasi dan Inventarisasi 1pkt - - - 1pkt


Infrastruktur Perbatasan Lokpri I dan II

10 Identifikasi dan Inventarisasi - 1pkt - - 1pkt


Infrastruktur Perbatasan Lokpri III
- - 1 dok -
11 Penyusunan Database Rencana Aksi

50
Pembangunan Infrastruktur Daerah
Perbatasan

12 Sosialisasi Tentang Lintas Batas - - - 1keg


Negara

13 Studi Potensi dan prospek


pengembangan Pulau Kecil terluar
Wilayah Perbatasan Pengawasan 1pkt dok - - - - 1pkt dok
Pulau-pulau Kecil Terluar

- 1 pkt 1 pkt 1pkt 3pkt


14 Pemeliharaan Tanda Batas Negara

15 Koordinasi Perencanaan 1 MOU 1 MOU


Pembangunan Potensi Kawasan
Perbatasan

16 Identifikasi dan Invetarisasi Potensi 1pkt - - -


Darat dan Laut Kawasan Perbatasan

17 Sosialisasi Pengembangan Potensi - 1 keg - -


Pulau-pulau Kecil Terluar

18 Penyusunan Rencana Aksi - - 1 dok -


Pengembangan Potensi Pulau-pulau
Kecil Terluar Lokpri I dan II

19 Penyusunan Rencana Aksi - - - 1 dok


Pengembangan Potensi Pulau-pulau
Kecil Terluar Lokpri III

51
BAB VII

PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natunatahun 2011-


2016 ini merupakan dokumen perencanaan yang disusun mengacu pada pada RPJMD Kabupaten
Natuna tahun 2011-2016, yang merupakan rangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang
berdasarkan dan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu sampai 5 (lima)
tahun kedepan.

Rencana Strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan programyang harus
diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Perbatasan.

Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna tahun 2011-
2016 merupakan pedoman dalampenyusunan Rencana Kerja Tahunan, yang juga digunakan
sebagai dasar evaluasi danlaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan.

Akhirnya dengan tersususnnya Renstra Badan Penegelola Perbatasan Kabupaten Natuna


semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan mampu mendorong pencapaian visi Kabupaten
Natuna 2005-2025 : “Menuju Natuna MAS (Makmur, Adil, dan Sejahtera)”.

52

Anda mungkin juga menyukai