Anda di halaman 1dari 7

Kerangka Acuan Workshop Lokakarya Forum Konsultasi Publik

Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)


Tahun 2016

A. Latar Belakang
Pemenuhan pelayanan dasar di bidang prasarana pekerjaan umum di kawasan
permukiman adalah tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sesuai
dengan RPJMN 2015-2019 Direktorat Jenderal Cipta Karya berkomitmen untuk
mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, khususnya di perkotaan
dilaksanakan dengan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh. Salah
satu perwujudan dari komitmen tersebut adalah Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)
serta Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2).
Kedua program tersebut dilaksanakan sebagai upaya untuk membangun
platform kolaborasi dalam upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh. Diharapkan dengan terbangunnya kolaborasi maka akan terjadi keterpaduan
antar sektor untuk bersama-sama bergerak mencapai sasaran pembangunan kawasan
permukiman khususnya terwujudnya kota tanpa kumuh pada tahun 2019, dengan
menempatkan Pemerintah Daerah sebagai nakhoda, masyarakat sebagai pelaku
utama pembangunan dan Pemerintah Pusat sebagai pendamping Pemerintah Daerah.
Salah satu pelaksanaan program KOTAKU di Kota/kabupaten diharapkan
pemerintah daerah dapat memfasilitasi penyusunan perencanaan penanganan kumuh
yang terintegrasi (RP2KP-KP). Perencanaan Terintegrasi yang dimaksud adalah (1)
perencanaan di tingkat kabupaten/kota yang mampu mengintegrasikan sumber daya
yang ada di kota/kabupaten agar bisa lebih efektif, tepat sasaran, dan tepat waktu untuk
mencapai target 0 Ha kumuh tahun 2019 dikoordinasikan oleh Pokja PKP; (2)
mengintegrasikan aspirasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dengan
proses partisipatif dan konsultatif secara intensif di lokasi sasaran, (3) mengintegrasikan
rencana penanganan permukiman kumuh dengan misi RPJM Daerah. Bila RPJMD
belum memuat misi penanganan permukiman kumuh tingkat kota/kabupaten maka

Pemerintah Daerah harus melengkapi kekurangan tersebut, (4) perencanaan di tingkat


kabupaten/kota yang menjadi acuan investasi pemerintah daerah, propinsi, maupun
pusat

untuk

mendukung

program

KOTAKU,

serta

(5)

perencanaan

yang

mengintegrasikan penanganan kawasan-kawasan kumuh di kota.


Di samping itu pemerintah sebagai nahkoda pembangunan di daerah masingmasing, memiliki peran yang sangat strategis, karena pemerintah daerah memiliki
perangkat untuk melaksanakan pembangunan juga menjalin kerjasama dengan
pemangku kepentingan lainnya untuk bersama membangun daerahnya. Masyarakat
sebagai pelaku utama, telah memiliki pengalaman yang cukup dalam pengelolaan
program di wilayah masing-masing sehingga menjadi sebuah potensi yang bisa
menggerakan pembangunan di Daerah
Dalam praktiknya program KOTAKU ini, mengetengahkan partisipasi masyarakat
dan kolaborasi yang dilakukan berbagai pihak. Berkaitan denganhal tersebut maka
perlu dilakukan lokakrya forum konsultasi publik yang dilakukan secara bertahap
dimulai dari forum konsultasi publik satu (1), dua (2), tiga (3) dan empat (4)
B. Tujuan:
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah :
1. Forum Konsultasi Publik satu (1)
1) Membangun kesepakatan baseline dan profile kumuh Kota
2) Membangun kesepakatan tentang kegiatan-kegiatan dikawasan prioritas
2. Forum Konsultasi Publik dua (2)
1) Membangun kesepakatan strategi pencegahan dan penangan kumuh tingkat
kelurahan dan kota
2) Melakukan Konsultasi hasil kajian dengan POKJA
3) Melakukan Sinkronisasi kebijakan kota

3. Forum Konsultasi Publik tiga


1) Melakukan konsultasi disain kawasan dan disain kawasan kegiatan
prioritas/DED (forum konsultasi publik
2) Membangun mekanisme kolaborasi dan pemasaran di tingkat Kota
2

3) Sinkronisasi kegiatan investasi skala Kota dan kelurahan


4. Forum Konsultasi Publik empat

1) Membangun kesepakatan memorandum keberlanjutan


2) Membangun kesepakatan penanganan dan pencegahan kumuh
C. Keluaran:
Keluaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah :
1. Forum Konsultasi Publik satu (1)
Membangun kesepakatan baseline dan profile kumuh Kota
Membangun kesepakatan tentang kegiatan-kegiatan dikawasan prioritas
2. Forum Konsultasi Publik dua (2)
Membangun kesepakatan strategi pencegahan dan penangan kumuh

tingkat kelurahan dan kota


Melakukan Konsultasi hasil kajian dengan POKJA
Melakukan Sinkronisasi kebijakan kota

3. Forum Konsultasi Publik tiga

Melakukan konsultasi disain kawasan dan disain kawasan kegiatan


prioritas/DED (forum konsultasi publik

Membangun mekanisme kolaborasi dan pemasaran di tingkat Kota


Sinkronisasi kegiatan investasi skala Kota dan kelurahan

4. Forum Konsultasi Publik empat

Membangun kesepakatan memomrandum keberlanjutan

Membangun kesepakatan penanganan dan pencegahan kumuh

5. Metodologi
Kegiatan ini akan menggunakan metodologi partisipatif, yakni melibatkan seluruh
peserta untuk berpartisipasi dan kontribusi dalam setiap tahapan kegiatan.
6. Alur Kegiatandan Mekanisme diskusi Kelompok (Desk):
Alur kegiatan
3

SESI 1
Orientasi Forum
Konsultasi
- Tujuan
- Output
- Proses

Sesi 2

Diskusi dan
konsultasi

Sesi 3

Rencana Aksi

Mekanisme Diskusi Kelompok


Berikut tahapan Diskusi kelompok ( desk) :

1. Dalam satu kelas terdapat beberapa tenaga pendukung, diantaranya :


a. Fasilitator Kelas terdiri dari satu (1) orang dalam setiap kelas pleno, yang
bertugas memfasiltasi proses diskusi desk dalam satu ruangan yang terdiri
dari beberapa desk.
b. Fasilitator Desk sejumlah dua (2) orang yang memfasilitasi proses diskusi
kelompok (desk).
c. Notulensi terdiri satu (1) orang dalam setiap kelas pleno dan satu (1) orang
dalam setiap kelompok (desk) dan bertugas mencatat proses diskusi
kelompok (desk) serta hasil rekomendasi/kesepakatan diskusi kelompok
(desk).

d. Runner sebanyak 3 orang dalam setiap kelas pleno yang bertugas


memberikan dukungan baik perlengkapan, mengambil hasil diskusi kelompok
(desk) dan merekap hasil diskusi desk.
e. Tim Perumus :
Mengamati dan mencatat isu-isu penting kegiatan lokakarya hari pertama
dan merumuskan isu yang muncul untuk
Mengamati proses diskusi desk, memberikan masukan terhadap fasilitator
kelompok dan memberikan penjelasan kepada peserta diskusi apabila
dibutuhkan dan penjelsan

fasilitator kelompok (desk) kurang dipahami

peserta.
2. Kegiatan diskusi kelompok akan diawali dengan penjelasan umum yang
disampaikan oleh Fasilitator Kelas. Hal yang perlu disampaikan oleh Fasilitator
Kelas adalah penjelasan umum mengenai hal-hal penting dan strategis yang
perlu didiskusikan dan dihasilkan dari diskusi kelompok (materi dan output yang
diharapkan), mekanisme diskusi kelompok, pembagian kelompok dan fasilitator
kelompok;
3. Setiap desk akan dipandu oleh seorang fasilitator kelompok dengan seorang
pendamping sebagai notulensi. Peserta diskusi terdiri dari Bappeda, Dinas
Pekerjaan Umum dan Korkot.
4. Pelaksanaan diskusi desk sebagai berikut :
a. Fasilitator desk memfasilitasi perkenalan diantara peserta, membangun
suasana diskusi agar peserta saling mengenal dan akrab.
b. Fasilitator kelompok (desk) menyampaikan tujuan dari kegiatan diskusi
kelompok (desk)
c. Memfasilitasi proses diskusi sesuai dengan aspek-aspek pembahasan yang
telah ditentukan (lihat instrumen pertanyaan kunci)
d. Setiap hasil diskusi per aspek disepakati maksimal 3 hal yang paling penting
oleh peserta diskusi
5. Pada akhir sessi setiap aspek, notulen kelompok (desk) menyerahkan hasil
kesepakatan kepada runner untuk dicatat dan di kompilasi oleh notulen kelas
6. Kemudian notulensi kelas membuat resume dari hasil notulensi masing-masing
desk
5

7. Di akhir diskusi

fasilitator kelas akan mengajak peserta untuk memilih satu

orang wakil dari peserta untuk bergabung dalam tim perumus dan akan
membacakan pada acara pleno rekomendasi dari penggabungan dari hasil
diskusi.
8. Kesepahaman hasil diskusi desk akan dibacakan oleh wakil kelompok yang telah
disepakati dalam ruang pleno.
7. Peserta Workshop (Forum Konsultasi Publik)
Peserta kegiatan forum konsultasi ini sebanyak tigapuluh (30) orang, terdiri dari unsur
Bappeda, Dinas PU, dan Korkot, BKM, TIPP, Lurah, Camat, Pokja PKP, TAPP,
Konsultan Tim Percepatan, Korkot, TA UP di lokasi Prioritas
8. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik 1 4 ini direncanakan akan dilaksanakan
pada.
Bertempat di
9. Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah ...........
10. Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan kegiatan ini berasal dari .
11. Pelaporan
Laporan kegiatan dibuat oleh pelaksana yang berisi antara lain substansi/materi dan
proses pelaksanaan kegiatan. Laporan kegiatan disampaikan kepada Satker PKPBM
paling lambat 1 bulan setelah pelaksanaan kegiatan.
12. Panitia
Panitia dari kegiatan ini adalah ..........

13. Penutup
Kerangka kegiatan ini adalah sebagai panduan yang digunakan oleh penyelenggara
dalam melaksanakan kegiatan Forum Konsultasi Publik dalam rangka Penanganan dan
Pencegahan Kawasan Kumuh Perkotaan tahun 2016.
....,

Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai