Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EVALUASI HASIL CAPAIAN E-GOVERMENT


YANG ADA DI INDONESIA

Nama : Dida Dianella Inzani


Nim : 2030702115
Dosen Pengampu :,Hatta Azzuhri, S.IP, M.Si

PRODI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................1
KATA
PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR
ISI ........................................................................................................…..3

BAB I..................................................................................................…... 4
PENDAHULUAN......................................................................................4
Latar
Belakang.....................................................................................................4
Rumusan Masalah......................................................................................5
Tujuan ........................................................................................................5
Manfaat ..................................................................................................... 5

BAB II .......................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................6
Penggunaan dan pelaksanaan E-Government di Indonesia........................6
Implementasi E-government di Indonesia ............................................….7

BAB III.........................................................................…........................12
PENUTUP ...............................................................................................12
Kesimpulan ..............................................................................................12
Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................13
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Evaluasi hasil capaian e-
government yang di indonesia ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi besar kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya. Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah
kewarganegaraan.

Saya menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet


yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah. Mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang
Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga Makalah Evaluasi hasil capaian e-government yang di
indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya

Palembang, 16 Agustus 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengubah


kehidupan manusia, terutama mengubah hubungan karakteristik antar
hubungan manusia, bisnis, dan mengubah hubungan Antara pemerintah
dan masyarakat. Kebutuhan informasi yang cepat membuat pemerintah
harus mengikuti perkembangan teknologi informasi untuk memberikan
pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, internal pemerintahan, partner
pemerintah, dan entity pemerintahan yang mana bertransformasi menjadi
E-Government, dapat diartikan sebagai perubahan yang dilakukan dalam
hal pelayanan yang menggunakan teknologi informasi pada instansi
pemerintahan.

E-Government didefinisikan sebagai penerapan IT pada pemerintahan


yang bertujuan untuk membuat proses kerja dalam pemerintahan menjadi
lebih sederhana, lebih akurat, responsive dan membentuk pemerintahan
yang transparan. Dengan E-Government memungkinkan masyarakat luas
dapat mengakses semua informasi pemerintah dan layanan melalui
sebuah website yang di kelola oleh bagian pemerintahan.

Di Indonesia sendiri penerapan E-Goverment masih belum optimal atau


belum sesuai harapan yang direncanakan. Hal ini dapat merugikan
pemerintah sendiri dan masyarakat karena selain mengeluarkan biaya
yang besar dan waktu yang cukup lama namun belum dapat memberikan
pelayanan dalam E-Government secara maksimal. Namun dibalik itu
semua pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin memberikan hasil
yang terbaik dalam penerapan E-Goverment yang lebih Efektif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam Makalah Evaluasi hasil capaian e-government yang di
indonesia sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan dan implementasi E – Government di
Indonesia.
2. Apa saja manfaat, hambatan, tingkatan dan strategi dalam
implementasi E-Government.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari Makalah Evaluasi hasil capaian e-government yang di
indonesia ini adalah sebagai berikut.
1. Memahami pentingnya E-Government di Indonesia.
2. Mengetahui manfaat, hambatan, dalam implementasi E-Government di
Indonesia.

D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam Makalah Evaluasi hasil capaian E-
Government yang di indonesia ini antara lain.
1. Dapat mengetahui solusi dari penerapan E-Government.
2. Mengetahui pengimplementasian E-Government yang ada di
indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Penggunaan dan Pelaksanaan E-Government di Indonesia

E-Gov di Indonesia mulai dilirik sejak tahun 2001 yaitu sejak


munculnya Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tgl. 24 April 2001
tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang
menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi
telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses
demokrasi. Namun dalam perjalanannya inisiatif pemerintah pusat ini
tidak mendapat dukungan serta respon dari segenap pemangku
kepentingan pemerintah yaitu ditandai dengan pemanfaatan teknologi
informasi yang belum maksimal.
Berdasarkan data yang ada, pelaksanaan E-Government di
Indonesia sebagian besar barulah pada tahap publikasi situs oleh
pemerintah atau baru pada tahap pemberian informasi, dalam tahapan
Layne & Lee baru masuk dalam Cataloguing. Data Maret 2002
menunjukkan 369 kantor pemerintahan telah membuka situs mereka.
Akan tetapi 24% dari situs tersebut gagal untuk mempertahankan
kelangsungan waktu operasi karena anggaran yang terbatas. Saat ini
hanya 85 situs yang beroperasi dengan pilihan yang lengkap. (Jakarta
Post, 15 Januari 2003). Indikator lainnya adalah penestrasi internet baru
mencapai 1,9 juta penduduk atau 7,6 persen dari total populasi Indonesia
pada tahun 2001. Pada tahun 2002 dengan 667.000 jumlah pelanggan
internet dan 4.500.000 pengguna komputer dan telepon, persentasi
penggunaan internet di Indonesia sangatlah rendah. (Sumber: Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia/APJII).
Pada tahun 2003, di era Presiden Megawati Soekarno Putri,
Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang lebih fokus terhadap
pelaksanaan E-Gov, melalui Instruksi Presiden yaitu Inpres Nomor 3
tahun 2003. Inpres ini berisi tentang Strategi Pengembangan E-gov yang
juga sudah dilengkapi dengan berbagai Panduan tentang e-gov seperti:
Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah; Panduan
Manajemen Sistem Dokumen Elektronik Pemerintah; Pedoman tentang
Penyelenggaraan Situs Web Pemda; dan lain-lain. Demikian pula
berbagai panduan telah dihasilkan oleh Depkominfo pada tahun 2004
yang pada dasarnya telah menjadi acuan bagi penyelenggaraan e-gov di
pusat dan daerah. Dalam Inpres ini, Presiden dengan tegas
memerintahkan kepada seluruh Menteri, Gubernur, Walikota dan Bupati
untuk membangun E-government dengan berkoordinasi dengan Menteri
Komunikasi & Informasi.
Di lihat dari pelaksanaan aplikasi e-gov setelah keluarnya Inpres
ini maka dapat dikatakan bahwa perkembangan pelaksanaan
implementasi E-Gov masih jauh dari harapan. Data dari Depkominfo
(2005) menunjukkan bahwa hingga akhir tahun 2005 lalu Indonesia baru
memiliki

(a) 564 domain go.id;


(b) 295 website pemerintah pusat dan pemda;
(c) 226 website telah mulai memberikan layanan publik melalui website;
(d) 198 website pemda masih dikelola secara aktif.

dari sisi infrastruktur, layanan telepon tetap masih di bawah 8 juta


satuan sambungan dan jumlah warung telekomunikasi (Wartel) dan
warung Internet (Warnet) yang terus menurun karena tidak sehatnya
persaingan bisnis. Telepon seluler menurut data Depkominfo tersebut
telah mencapai 24 juta ss. Meski kepadatan telepon tetap di beberapa kota
besar bisa mencapai 11%-25%, kepadatan telepon di beberapa wilayah
yang relatif tertinggal baru mencapai 0,2%. Jangkauan pelayanan
telekomunikasi dalam bentuk akses telepon baru mencapai 65% desa dari
total sekitar 67.800 desa yang ada di seluruh tanah air. Jumlah telepon
umum yang tersedia hingga saat ini masih jauh dari target 3% dari total
sambungan seperti ditargetkan dalam penyusunan Program Pembangunan
Jangka Panjang II dahulu.
Sementara itu jumlah pelanggan dan pengguna Internet masih
tergolong rendah jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia.
Hingga akhir 2004 berbagai data yang dikompilasi Asosiasi Penyedia
Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan jumlah pelanggan Internet
masih pada kisaran 1,9 juta, sementara pengguna baru berjumlah 9 juta
orang. Rendahnya penetrasi Internet ini jelas bukan suatu kondisi yang
baik untuk mengurangi lebarnya kesenjangan digital (digital divide) yang
telah disepakati pemerintah Indonesia dalam berbagai pertemuan
Internasional untuk dikurangi.

2. Implementasi E-Government di Indonesia

Di Indonesia, e-government diperkenalkan melalui Instruksi


Presiden nomor 6 tahun 2001 tentang Telematika, yang menyatakan
bahwa pemerintah Indonesia telah menggunakan TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) untuk mendukung good governance.

Di Indonesia, e-government diperlukan untuk :


1. Transformasi pemerintahan menuju tata kelola yang demokratis
2. Mendukung kesetimbangan antara pemerintah pusat dan daerah
3. Fasilitasi komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah
4. Transformasi menuju era Masyarakat Informasi.

Menurut Nugroho (2007), Tahapan perkembangan implementasi e-


government di Indonesia dibagi menjadi empat :
1. Web Presence, yaitu memunculkan website daerah di internet. Dalam
tahap ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam
website pemerintah.
2. Interaction,ele yaitu web daerah yang menyediakan fasilitas interaksi
antara masyarakat dan Pemerintah Daerah. Dalam tahap ini, informasi
yang ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan
komunikasi E-mail dalam website pemerintah.
3. Transaction, yaitu web daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi
juga dilengkapi dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari
pemerintah.
4. Transformation, yaitu dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat
secara terintegrasi.
Dasar hukum E-Government di Indonesia ditingkat nasional adalah
Intruksi Presiden (Inpres) No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional PengembanganE-government. Poin penting Inpres
tersebut yaitu menginstruksikan kepada:
(1) Menteri;
(2) Kepala LembagaPemerintah Non Departemen;
(3) PimpinanKesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara;
(4) Panglima Tentara Nasional Indonesia;
(5) Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
(6) Jaksa Agung Republik Indonesia;
(7) Gubernur; dan
(8) Bupati/Walikota

Untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi


dan kewenangan masing masing guna terlaksananya pengembangan e-
government secara nasional dengan berpedoman pada Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-government. Dan Inpres tersebut
antara lain berisikan panduan yang sudah disosialisasikan, seperti :
1. Panduan pembangunan infrastruktur portal pemerintah
2. Panduan manajemen sistem dokumen elektronik
3. Panduan penyusunan rencana induk pengembangan lembaga
4. Panduan penyelenggaraan situs web pemerintah daerah
5. Panduan tentang pendidikan dan pelatihan SDM
Namun faktanya pelaksanaan e-Government di Indonesia sebagian
besar barulah pada tahap publikasi situs oleh pemerintah atau baru pada
tahap pemberian informasi.
Kemajuan teknologi informasi memberikan manfaat yang besar
bagi kesejahteraan masyarakat. Terutama pada era globalisasi sekarang
ini, kemajuan teknologi diperlukan dan dimanfaatkan dalam segala
bidang. Salah satunya adalah pelayanan pemerintah kepada publik.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi
pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan,
pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar
secara cepat dan akurat. Selain itu pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi dalam proses pemerintahan akan meningkatkan efisiensi,
efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan,
yang sering disebut dengan e-government (electronic government) atau
sering disingkat dengan e-gov. Dengan adanya e-government, pelayanan
bisa lebih cepat dan praktis, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang
makin bertambah tiap tahunnya. Namun pada kenyataannya e-gov sering
tidak dapat berjalan dengan lancar, baik di pemerintahan pusat maupun di
beberapa pemerintahan daerah. E-gov sering diidentikan dengan suatu
proyek sehingga bagi beberapa kepala daerah (pemerintah daerah)
berasumsi bahwa untuk mengimplementasikan e-gov pasti membutuhkan
biaya yang besar dan belum tentu dapat bertahan lama karena ada
beberapa daerah yang sudah mengimplementasikan e-gov dengan sistem
proyek, setelah proyek tersebut selesai, e-gov pun selesai (tidak berfungsi
lagi). Dalam mengimplementaiskan e-gov, ada beberapa kendala yang
harus dihadapi. Antara lain:

1. Belum ada komitmen dari kalangan elite politik, dalam hal ini yaitu
kepala daerah (pemerintah daerah) untuk melaksanakan e-gov dalam
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Jadi, meskipun sudah
tersedia dana dan aparat yang kompeten dalam bidang teknologi
informasi, e-gov tidak akan terlaksana.

2. Faktor Sumber Daya Manusia


Karena e-gov pada awalnya dilaksanakan dengan sistem proyek dan tidak
adanya transformasi pengetahuan kepada aparat yang berwenang
(bertugas sebagai operator yang mengupdate data), maka setelah proyek
tersebut selesai, aparat tersebut kurang mampu untuk mengoperasikan
programnya sehingga data yang tersedia tidak update lagi. Kemudian
karena kurangnya kesadaran dari beberapa aparat di dinas-dinas setempat,
maka aparat yang bertugas sebagai operator yang mengupdate data harus
turun sendiri ke lapangan untuk mencari data yang diperlukan.
Namun ada salah satu kabupaten di Indonesia yang berhasil
mengimplementasikan e-gov di daerahnya. Terbukti kabupaten tersebut
mendapatkan penghargaan “Best of The Best” E-Government Award
2009 versi Warta Ekonomi, yaitu Kabupaten Jembrana (Provinsi Bali),
keunggulan Jembrana adalah penerapan kartu J-Card (Jembrana Card).
Setiap warga jembrana yang memiliki J-Card dapat datang ke rumah sakit
dan menunjukkan kartunya. Kartu akan ditempelkan ke mesin pembaca
(card reader). Untuk otorisasi, si pasien cukup menempelkan tangannya.
Di layar komputer akan terpampang riwayat medis si pasien dan
pengobatan yang pernah diterimanya. Setelah diobati, si pasien boleh
pulang dan cukup mengucapkan terima kasih.

2.1 Manfaat dan hambatan dalam implementasi E-Government di


Indonesia.

A. Manfaat E-Government.

1. Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat


disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu
dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus
secara fisik datang ke kantor pemerintahan. 
2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan
hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini
menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari kesemua pihak. 
3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar
untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang
sekolahan (jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan
sebagainya) dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang
tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
4. Meningkatkan transparansi kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate
Governance
5. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan
interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk
keperluan aktifitas sehari-hari

B. Hambatan E-Government di Indonesia


Menurut Sosiawan(2011) ada beberapa faktor yang menghambat
berkembangnya E-Government dalam pemerintahan Indonesia, antara
lain:
1. Belum adanya standarisasi yang jelas tentang implementasi e-
government dan sosialisasi tentang bagaimana penyelenggaraan situs
pemerintah daerah yang riil dan ideal. Artinya walapun undang-undang,
peraturan pemerintah dan petunjuk pedoman sudah ada namun masing-
masing pemda masih menerjemahkannya secara sendiri-sendiri karena
persoalan petunjuk teknis dan operasionalnya yang tidak jelas dan
“ngambang’.
2. Belum tersedianya sumber daya manusia ( SDM) yang memadai atau
minim dari segi skill dan manajerial dalam pengelolaan situs pemda
sehinga masih banyak pemkab dan pemkot yang ragu menerapkan e-gov.
3. Penetrasi pasar hardware dan provider layanan jasa teknologi
komunikasi dan informasi belum merata hingga daerah-daerah, sehingga
bukan hanya masalah dalam suprastrukturnya saja tetapi dalam
infrastrukturnya juga masih kurang memadai. Masalah tersebut juga
diperparah dengan masih mahalnya sarana dan prasarana teknologi ICT.
4. Masih belum meratanya Literacy masyarakat berkaitan dengan
pemanfaatan e-gov karena mayoritas penduduk berada pada garis
golongan menengah ke bawah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan E-Government di Indonesia belum mencapai hasil yang
maksimal dalam pengimplementasiannya

B. Saran
Dalam pengimplementasian E-Government sebaiknya lebih
beranimelakukan eksperimen-eksperimen baru agar segala hambatan bisa
diatasidan penerapan E- Government bisa berjalan dengan baik sesuai
dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

 Rahman, Arief. “EVALUASI KESUKSESAN E-GOVERNMENT:


STUDI DI KABUPATEN SLEMAN DAN KABUPATEN
TULUNGAGUNG ” . 17 Agustus 2021
https://media.neliti.com/media/publications/75579-none-315d8ee6.pdf

 Cahyadi, Adi “E-GOVERNMENT: SUATU TINJAUAN KONSEP


DAN PERMASALAHAN” 17 Agusutus 2021
https://media.neliti.com/media/publications/164570-ID-e-
government-suatu-tinjauan-konsep-dan-p.pdf

Anda mungkin juga menyukai